Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG DINA - SOCIAL EXPERIENCE OF SEX

Ini cuma cerita yang update tipis - tipis .. Apakah kalian menyukai karakter Dina dan pak.Parmin


  • Total voters
    1.156
Episode 4

Hari ini aku pun melanjutkan penelitian untuk skripsi ku untuk mewawancarai dan mengamati setiap kegiatan keseharian pak Parmin dan lingkungan sosialnya. Selama wawancara, banyak pertanyaan yang aku tanyakan kepada pak Parmin tentang latar belakang dirinya hingga keluarganya. Ternyata pak Parmin hidup sebatang kara, karena sudah lama berpisah dengan istrinya. Anak – anak pak Parmin pun mengikuti ibunya dikampung dan tidak ada kabar lagi. Jadi setiap harinya pak Parmin hanya hidup sendiri dan memulung barang – barang rongsokan.

Beberapa hari aku mengikuti kegiatan pak Parmin, aku merasa kalau data dan informasi yang diperlukan sudah cukup untuk bahan penelitian ku. Beruntungnya aku, pak Parmin selalu memberikan ku setiap informasi yang diperlukan hingga waktu penelitian ku terasa singkat.

Dina : Terima kasih ya Pak, untuk waktu dan kebaikannya karena sudah membantu Dina menyelesaikan penelitian Dina … (ucap ku kepada pak Parmin)

Parmin : Iyaa mbak, sama – sama.. Bapak juga berterima kasih karena mbak juga baik sama bapak, sering memberikan makanan juga.. (ucap pak Parmin kembali kepada ku)

Dina : Iyaa pak… Doakan Dina biar cepat selesai yaa pak.. hihihihihi (balas ku kembali dengan sedikit senyuman)

Parmin : Iyaa mbak,, bapak doakan mbak biar semua lancar.. (kembali pak Parmin memberikan ku semangat denga ucapannya)

Dina : Ohhh iyaa pak,, Dina sampai lupaa.. ini ada sedikit hadiah dari Dina untuk bapak.. Karena bapak sudah baik, sudah bantuin Dina dan mau direpotkan.. diterima ya pakk.. (ucap ku sambil menyerahkan sebuah amplop cokelat kepada pak Parmin, amplop ini berisikan uang sebagai balasan kebaikan pak Parmin kepada ku. Walaupun nilainya tak seberapa)

Parmin : Waddduhhh mbakkk.. terima kasih yaaa… (ucap pak Parmin saat menerima amplop dari ku)

Dina : Iyaa pakk… Doakan Dina yaaa.. kalau semua lancar dan Dina sudah selesai.. Nanti Dina bakal kasih bapak apapun yang Bapak mau.. hhihihihihihi (ujar ku kembali)

Parmin : Wahhh beneran mbak… (ucap pak Parmin dengan penuh bersemangat)

Dina : Beneran Pakk… Doakan Dina yaaaa…..

Parmin : Aminnn…. Bapak doakan mbak Dina biar semua lancarr….

Setelah mengobrol beberapa saat aku pun berpamitan kepada pak Parmin karena cuaca juga terlihat sangat mendung. Aku takut kalau diperjalanan pulang kehujanan. Bergegas aku merapikan seluruh peralatan ku untuk bersiap pulang.

Dina : Bapak… Dina pamit dulu yaaa… Terima kasih yaaa pakk..

Parmin : Iyaa mbakk.. Sama – sama… hati – hati dijalan yaaa… (ucap pak Parmin kepada ku yang ku balas dengan senyuman. Kemudian aku pun menyalakan sepeda motor ku dan langsung menancap gas karena sudah mulai turun gerimis)

Sesampainya dirumah aku pun bergegas mandi, karena sudah menunjukkan waktu Maghrib. Karena badan ku yang lelah, akhirnya aku memutuskan untuk tidur karena besok aku berencana akan menemui pembimbing skripsi ku untuk membahas data yang sudah terkumpul dan meminta arahan untuk ketahap pembahasan dalam penelitian.

Keesokan harinya, pukul 08.00 aku pun bersiap – siap menuju kampus. Karena hari ini ada jadwal bertemu pembimbing skripsi ku pada pukul 14.00 WIB. Karena masih lama rencananya aku akan ke perpustakaan terlebih dahulu untuk mencari sumber referensi penelitian ku. Disaat aku membuka tas, ternyata ada sebuah buku yang tidak aku jumpai. “Haaaahh kemana buku nyaa… kok gak ada.. ??” gumam ku.. “apa tertinggal dirumah pak Parmin yaa..??” lagi – lagi aku mencoba mengingat. Karena memang semalam aku ada meletakan beberapa buku dimeja pak Parmin. “Huummmppppp….. Aaaahhhh lebih baik aku liat kesana ajalaahhh..” kata ku didalam hati. Kemudian aku pun bersiap – siap, seperti biasa aku hari ini memakai baju kaos lengan panjang berwarna hitam longgar dengan rok berwarna biru gelap serta jilan hitam. Kemudian aku memanaskan motor ku, lalu bergegas menuju rumah pak Parmin.

Ditengah perjalanan, aku pun berhenti untuk membelikan sarapan untuk pak Parmin berupa lontong sayur dan beberapa gorengan. Kemudian melanjutkan perjalanan menuju rumah pak Parmin. Sesampainya didepan rumah pak Parmin, aku lalu memarkirkan motor. Kemudian menuju pintu depan yang sedang terbuka dan memanggil pak Parmin.. “Assalamualaikum pak Parmin.. Pakkk… permisi Pakk.. Assamualakum…” ucap ku beberapa kali memanggil pak Parmin yang tak kunjung keluar. Karena rasa penasaran aku pun masuk kedalam rumah dan melihat kondisi rumah pak Parmin yang hanya terdiri 3 ruang. Ada ruang tengah, kamar tanpa pintu dan dapur, namun pak Parmin tidak aku temukan di ketiga ruang tersebut namun ada suara orang di belakang rumah. Setau ku, kamar mandi pak Parmin berada diluar rumah. Lalu aku kembali keluar dan memakai sepatu ku untuk mengecek ke belakang rumah. Dengan pelan aku berjalan dan mendengar suara seperti desahan yang mulai terdengar dengan jelas.

“aaahhh… Ooohhh…. Nikmattnyaa mbakkk…” suara desahan yang semakin jelas terdengar, hingga saat aku sampai kebelakang terlihat tubuh telanjang pak Parmin yang sedang dipenuhi sabun dengan tangan kanan nya sedang mengocok kemaluannya sambil memejam kan mata. Namun yang membuat ku takut adalah ukuran kemaluan pak Parmin yang begitu besar dan panjang. “aaaahhhh… aahhhhh.. ooughhhh… mbak Dinaaa…” ucap pak Parmin memanggil nama ku. Tentunya aku yang mendengarnya pun menjadi merinding, namun disatu sisi ada gejolak didalam diri ku yang masih ingin melihat pak Parmin yang sedang mengocok penisnya sambil memanggil nama ku.

Aku pun berjalan mundur untuk bersembunyi di sebalik dinding sambil terus mengintip kegiatan pak Parmin yang sedang mengocok kemaluannya. Karena kamar mandi pak Parmin ini tidak memiliki pintu jadi aku bisa melihat dengan jelas bagaimana kemaluannya yang besar dan panjang dalam keadaan penuh sabun sambil dikocok dengan cepat. “Aaaahhh… aahhhh… ooouughhh… Mbaakkk Dinaaa… Susu mu….” Desahan pak Parmin yang menyebut nama ku dan bahkan membayang susu ku. Tentunya mendengar itu membuat gejolak yang semakin besar dalam diri ku, ada rasa gatal yang kembali terasa dibagian vagina ku namun kali ini juga terasa di payudara ku. Aku pun tidak berkedip memandang kegiatan pak Parmin, hingga saatnya tiba “aaahhhh mbaakk Dinaaa… bapaaaakk keeeelluarrrrr” crrotttt…. Cccrrooottt beberapa cairan keluar dari ujung kemaluan pak Parmin. Sungguh adegan yang sangat erotis yang pertama kali aku lihat secara langsung. Setelah tubuh tegang pak Parmin mereda kemudian, pak Parmin melanjutkan mandinya. Aku pun buru – buru kembali ke pintu depan, takut kalau pak Parmin mengetahui ku yang sedang mengintipnya.

Aku pun kembali ke pintu depan dan bersikap biasa seperti tidak terjadi apa – apa, kemudian aku kembali memanggil pak Parmin “Assalamualaikum pak Parmin.. Pakkk… permisi Pakk.. Assamualakum…” ucap ku kembali. Kali ini pak Parmin keluar dari arah dapur dengan menggunakan handuk yang terlilit dipinggulnya untuk menutupi bagian bawah tubuhnya. “eeehhh ada mbak Dinaa…” ucap pak Parmin kepada ku. “Maaff mbaakkk…. Bapak pakai baju dulu” ucap pak Parmin yang kemudian masuk kedalam kamar. “Huuhhhh pakai minta maaf segala, padahal tadi sedang membayang kan ku” batin ku dalam hati. “Iyaa pakk… gak papa kok” jawab ku kemudian.

Lalu pak Parmin pun keluar dari kamar dengan membawa sebuah buku. Kali ini pak Parmin menggunakan kaos partai dan celana panjang kusam miliknya.

Parmin : Maaaf mbaakkk… udah lama mbakk…. (ucap pak Parmin kepada ku)

Dina : Gak kok pak.. Dina baru sampai… (jawab ku pura – pura, padahal aku sedari tadi sudah ada dirumah pak Parmin. Bahkan sudah melihat adegan pak Parmin yang sedang mengocok kemaluannya dengan menyebut nama ku)

Parmin : Mbak datang mau ambil buku ini yaaa… (ucap pak Parmin kembali sambil menyodorkan sebuah buku hitam)

Dina : Iyaaa pak.. Ketinggalan disini rupanya… (balas ku kembali) oohhhh iiyyaaa pakkk… Ini Dina bawakan bapak sarapan… (aku pun menyerahkan bungkusan kepada pak Parmin)

Parmin : Makasih yaaa mbakk, udah ngerepotin… ini mbak bukunya… (kata pak Parmin kembali sambil menyerahkan buku kepada ku)

Dina : Maaf yaa pak.. Dina gak bisa lama – lama, soalnya mau ke kampus..

Parmin : Iyaa mbakkk….

Aku pun kemudian memasukkan buku itu kedalam tas, lalu berpamitan dengan pak Parmin. Diperjalan menuju kampus, aku masih terus mengingat peristiwa yang tadi aku saksikan yang membuat konsentrasi ku sedikit memudar. Aku pun memberhentikan motor ku dan beristigfar, untuk memenangkan pikiran ku sambil melihat HP ku. Ternyata ada notice kalau bimbingan hari ini ditunda esok, akhirnya aku pun memutuskan untuk pulang. Karena aku takut dengan pikiran ku yang membuat ku hilang konsentrasi. Aku pun langsung menancap gas motor untuk menuju rumah dengan cepat.

Sesampainya dirumah, aku pun langsung merebahkan tubuh ku diatas kasur. Masih bisa aku bayangkan dengan jelas bagaimana pak Parmin yang sedang mengocok kemaluannya yang membuat jantungku berdegub begitu kencang. Bayangan pak Parmin membuat nafas ku semakin berat yang terlihat dari gerakan dada ku yang naik turun. Aku pun merasakan hawa panas kini menyentuh kulit ku. “Duuhhhh kenapa aku seperti ini..” ucap ku kembali dengan sedikit rasa kesal. Semakin aku membayangkan, semakin timbul rasa gatal yang tadi sempat hilang dan tubuh ku semakin berkeringat karena merasa panas. Ac kamar pun tidak sanggup meredakan rasa panas yang menerpa tubuh ku. Lagi – lagi rasa gatal semakin lama semakin membuat ku tidak sanggup menahan, ditambah keringat yang begitu banyak mulai membasahi tubuh ku.

Mungkin ini lah yang dikatakan nafsu seperti yang aku baca sebelumnya. Nafsu yang dianggap sebagai setan yang mampu mengalahkan akal sehat manusia. Aku pun pelan – pelan mulai merasa ada cairan hangat mulai mengalir dibelahan vagina ku. “aaahhh … kenapa ku bisa sehorny ini, hanya dengan membayang pak Parmin…”.

Aku yang sudah tidak tahan dengan hawa panas dan rasa gatal pada kemuluan ku pun langsung membukua seluruh pakaian ku, hingga aku akhirnya telanjang bulat untuk pertama kalinya yang tidak dalam kondisi mandi. Lagi – lagi nafsu setan mulai merasuki pikiran ku, hingga tanpa sadar tangan ku pelan – pelan mulai meluncur bebas kebawah permukaan bagian vagina ku yang sudah dari tadi basah. Nafas ku pun semakin gak karuan, aku ingin menuntaskan rasa gatal yang sudah mulai tidak lagi aku bisa aku tahankan. Aku pun duduk didepan cermin sambil menyandarkan tubuh ku di ranjang. Dalam keadaan mengangkang, aku pun memandang tubuh ku dicermin. Kemudian jari ku pun mulai menyentuh belahan vagina ku dan mulai meraba – raba dengan pelan. “Sesekali gak papa kali yaaa… hhhhhmmmmpppppp…. Huhhummpppp…huhhuummppp…” batin ku sambil mulai memainkan belahan vagina ku. Ternyata memang benar yang dikatakan oleh ustad kalau godaan setan memang begitu sangat dahsyat yang mampu mengalahkan akal sehat manusia yang sekalipun penuh iman didalamnya.

Nafas ku pun semakin tidak karuan, aku ingin sekali menuntaskan dan meraih kenikmatan seperti yang ku rasakan sebelumnya. Jari – jari kun pun mulai menemukan titik lemahnya, yang mulai memberikan nikmat yang lebih besar. Vagina ku yang ditumbuhi bulu halus dengan klitoris yang kecil pun mulai ku siksa dengan permainan jemari ku untuk memacu nafsu yang sudah mulai merasuk didalam pikiran ku.

“Aaaahhh kenapa rasanya enak bengett… ooouughhhh nikkmaaaattt yaaa aallaaahhh… aaahhhhh..” ucap ku, rasa nikmat yang kurasakan apa sama dengan rasa nikmat yang tadi dirasakan pak Parmin… “oouughhh…. Uuuggghhh….” Jari jemari ku pun semakin lincah saat bermain di vagina ku, hingga kedutan – kedutan rasa nikmat semakin begitu besar yang ku rasakan.

“Aaaahhhh aku pengenn paaakkk…. Aaahhh… huuummpppp… hummpppp… aku pengen pegang itu paaakkk… aahhh…” desah ku yang semakin menggaruk liang vagina ku yang sangat basah dan licin karena banyaknya cairan yang keluar, Sensasi nikmat dan rasa geli mulai terkirim menuju sel – sel otak ku. Meski ini adalah masturbasi kedua dalam hidup ku, tapi kali ini adalah masturbasi yang sengaja aku lakukan. Karena tanpa ada rasa malu lagi untuk lebih dalam mengulik kenikmatan dari vagina ku. Mungkin sudah saatnya aku mengetahui hal – hal yang lebih jauh dari hidupku. Lagian usia ku pun saat ini sudah cukup legal untuk merasakan hal – hal tabu, bahkan rasa nikmat yang saat ini sedang menjalar didalam tubuh ku.

“aaahhhh paaakk Paarrrminn.. Dina jangan apa apain paaakkk… jaaanggaaannnn paaakkk.. Dinaaa maaaluuuu..” Desah ku sedang membayang kan saat ini pak Parmin lah yang sedang bermain di vagina ku, membuat mata ku sampai merem melek karena setiap usapan jari di klitorisnya. Walaupun aku masih amatir dalam bermasturbasi, namun permainan jari – jemari ku cukup membuat tubuh ku sampai meliuk maju mundur menikmati fantasi kalau saat ini tubuh ku sedang dipermainkan oleh pak Parmin.

“aaahhh… ooouughhh… oooaahhhh… ammmpunnn pakk.. enaaaakkkk… ooouughhhh… enaaaakk…” suara desahan dan racauan mulut ku yang sudah tidak karuan dengan fantasi birahi yang sedang aku nikmati.

“aaahhhh paaakkkk Min… Dinaaa mauuuu pipiiisssss… aaaahhh eeennnnnaaakkk…. Aaaahhhhh…” kenikmatan yang membuat tubuh ku sampai menegang hingggaaa… “aaaahhh… keeellluuarrrrr paaaakkk…..” cccrreeeettttsssss……. cccrreeeettttsssss……. cccrreeeettttsssss……. Cccuuuuuurrrrrrr.. keluar lah cairan seperti air mancurrr dari vagina ku yang membasahi lantai kamar ku. Tubuh tegang ku pun langsung ambruk dilantai dalam keadaan telanjang, akibat orgasme ku lantai kamar pun menjadi basah. Sembari menikmati orgasme ku, tak terasa liur ku pun menetes hingga membasahi pipi ku.

Sisa sisa orgasme yang ku nikmati pun mulai mereda, membuat tubuh ku begitu sangat lemas dan rasa kantuk pun semakin membuat mata ku berat. Kalau saja aku tau bermasturbasi senikmat ini, kenapa tidak dari dulu aku melakukannya. Pantas saja wanita – wanita dalam film porno yang belakangan aku liat begitu menikmati saat cairan keluar dari vaginanya. “aaahhhh…. Aaahhhh…aaaaaahhhh” Nafas berat ku pun mulai merasa ringan. “Apa ngentot juga senikmat bermasturbasi ??” tiba – tiba timbul pertanyaan didalam pikiran ku. Namun karena rasa kantuk yang begitu berat, membuat ku tertidur dengan pertanyaan yang belum aku jawab.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd