Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Dina - Maafkan Aku Jika Mulai Menikmatinya

Apakah cerita ini bisa membuat pembacanya terangsang ??

  • Ya

    Votes: 297 96,1%
  • Tidak

    Votes: 12 3,9%

  • Total voters
    309
EPISODE 11 : KENIKMATAN YANG AKAN HILANG



Hari – hari pun berganti, warung yang selama menjadi tempat ku menghabiskan waktu mulai sepi pengunjung, tentunya karena banyaknya persaingan pastinya. Akhirnya setelah memikirkan dengan matang serta mendapatkan izin dari mas Wawan, aku pun memutuskan untuk menutup warung ku saja. Karena selama ini mas Wawan juga sudah bilang, kalau dia masih sanggup untuk membiayai seluruh biaya rumah tangga dan tabungan masa depan.

Kini aku lebih banyak menghabiskan waktu dengan berjualan online dan menjadi konten kreator yang menceritakan kegiatan ku sehari – hari dengan mengutamakan konten tentang berbagai masakan karena aku juga memiliki hobby memasak. Yah diawal – awal berjualan online dan menjadi konten kreator memang susah, menjadi reseler terbaik dan membuat video yang bagus menjadi kendala utama. Apalagi aku hanya melakukannya sendirian, jadi bisa terbayang bagaimana aku harus bekerja. Tentunya mas Wawan mendukung ku, jadi dengan dorongan mas Wawan aku pun selalu bersemangat untuk melakukan setiap pekerjaan ku.

Tentunya hubungan ku dengan pak Yanto masih seperti biasa, dimana pak Yanto selalu menggoda ku, berkata mesum kepada ku dengan kalimat – kalimat kasarnya. Yang dulunya aku hanya berani menyebut penis dan vagina, namun ajaran sesat pak Yanto membuat ku semakin lancar menyebut kontol dan memek bahkan bercinta pun kini sudah aku ganti jadi kata ngentot.

Dina : Huuuhhhhhh dasar pak Yanto, kan bapak Imam Masjid … kok ngajarin makmum nya yang aneh – anehh.. (balasan ku dalam chatingan ku dengan pak Yanto, belakangan ini pak Yanto memang dipercaya menjadi Imam disaat Imam utama tidak bisa hadir. Karena pak Yanto cukup bagus dalam menjadi Imam dari suaranya, bahkan bacaan Sholatnya pun lancar dan banyak menghafal ayat dalam sholat. Sehingga hal ini yang menjadi salah satu kepercayaan masyarakat, namun tetap saja pak Yanto memiliki sifat mesum tentunya saat bersama ku)

Yanto : Hehehehe,, yaahh kalau makmum nya kayak kamu Nuk, Imam mana yang gak tahan.. (balasnya lagi)

Tentunya ajaran pak Yanto kepada ku hanya berani ku praktekkan dengan nya, aku tidak berani kalau dengan mas Wawan. Karena mas Wawan hanya mengetahui kalau aku adalah wanita baik – baik. Namun yang mas Wawan tidak tau kalau aku memiliki nafsu besar yang selalu ingin dipuaskan, apalagi semenjak berkenalan dengan pak Yanto dan saat pertama kali pak Yanto memancing nafsu hingga akhirnya menyetubuhi ku dimalam pergantian tahun yang sampai saat ini belum bisa hilang dari ingatan ku. Bersama pak Yanto, aku akhirnya bisa merasakan nafsu birahi ku terpuaskan dan mendapat kenikmatan hingga beberapa kali Orgasme sampai kelelahan.

Dalam chatingan kami, pak Yanto selalu merayu ku untuk menikmati tubuh ku kembali ya tentu saja aku selalu menolaknya. Aku tidak ingin terlalu jauh memiliki hubungan dengan pak Yanto, aku takut kalau bila nanti aku yang menjadi ketagihan dengan kejantanannya. Namun aku juga tidak bisa lepas dari bayang – bayang pak Yanto yang selalu menjadi imajinasi ku bermasturbasi. Walaupun belakangan, mas Wawan lebih mampu bertahan lama saat bercinta dengan ku. Tapi memang, rasanya berbeda disaat penis mas Wawan di vagina ku dengan penis pak Yanto yang di vagina ku.

Tahun yang baru pun memberikan kami kehidupan yang baru, kini mas Wawan mendapatkan promosi yang lebih baik diperusahaannya. Karena kerja keras, loyalitas dan keuletannya dalam bekerja, perusahaan pun menempatkan mas Wawan menjadi seorang manajer di perusahaannya. Tentunya dengan posisinya saat ini, mas Wawan mendapatkan gaji yang lebih tinggi dari sebelumnya. Walaupun secara ekonomi, kami tidak merasa kekurangan. Karena selain pendapatan mas Wawan dari perusahaan, kami juga memiliki pendapatan lainnya dari hasil kebun yang setiap 2 minggu sekali di transfer oleh orang yang bekerja mengelola kebun kami.

Mungkin secara pendapatan, mas Wawan mampu memenuhi setiap keinginan ku. Tapi tidak secara waktu. Karena saat ini mas Wawan lebih banyak mendapatkan tugas diluar kota. Sebagai seorang istri yang baik, aku selalu mendukung apapun yang dikerjakan mas Wawan. Toh sampai saat ini tidak ada kecurigaan ku dengan mas Wawan, karena ku tahu mas Wawan adalah orang yang sangat religius dan rajin ibadah. Berbeda dengan ku, yang tanpa sepengetahuan mas Wawan sudah memiliki hubungan dengan pak Yanto. Bahkan hubungan ku dengan pak Yanto sudah sangat jauh dan melewati batas. Selain mas Wawan, pak Yanto adalah laki – laki kedua yang berhasil menikmati vagina ku.

Waktupun berlalu dengan cepat, hingga tak terasa sudah bulan kedua di tahun yang baru. Hari – hari ku yang disibukkan dengan bisnis online ku juga semakin berkembang, namun sampai saat ini masih bisa aku kendalikan sendiri. Begitu juga dengan Tiktok dan Instagram ku, yang semakin banyak followersnya karena konten memasak ku yang menginspirasi yang membuat ku semakin bersemangat membuat konten baru selain memasak dan kegiatan ku sehari – hari.

Tentunya banyak sekali komen – komen dari video aktivitas ku sehari, selain pada kolom komentar ada juga Direct Message (DM) yang masuk. Mulai dari hal positif ada juga kea rah yang negatif. Tentunya aku lebih tertarik dengan DM yang berisikan hal – hal negatif seperti ada yang mengirimkan ku foto kelaminnya terutama followers laki – laki, ada juga yang mengomentari bentuk tubuh ku “gila juga ni Binor, susu sama pantat nya bulet.. bikin kontol gua ngaceng” begitulah beberapa komentar tubuhku. Bahkan ada juga yang menanyakan “Hay say… berapa tarifnya semalam” haaaahh… maksudnya mereka menganggap aku cewek bokingan. Tentunya semakin bertambahnya followers media sosial ku, semakin banyak pula komentar – komentar negatif yang masuk didalam DM Ig ku. Tentunya sampai sekarang aku hanya membaca nya saja tanpa sedikitpun aku balas.

“Maafin Mamah ya Pah, Mamah masih berbohong sama Papah.. Mamah gak mau Papah kecewa” batin hati ku terasa sangat sakit ketika harus kembali membohongi mas Wawan. Padahal mas Wawan merupakan sosok laki – laki yang sangat bertanggung jawab dan selalu berusaha membahagiakan ku dengan semua kemampuan yang dimilikinya. “Kenapa Dina, kenapa aku sekarang malah terbayang lelaki lain yang telah memberikan ku kepuasan..” gumamku dalam hati, sambil ku pandangi mas Wawan yang sedang berganti pakaian untuk segera tidur.

Keesokan harinya, setelah selesai makan malam dan berbincang, panggilan Sholat pun berkumandang. Seperti biasa, mas Wawan selalu meluangkan waktu untuk berjamaah di Masjid yang kebetulan dekat dengan rumah kami. Sedangkan aku, membereskan meja dan sholat dirumah. Selesai melaksanakan kewajiban ku, aku memutuskan untuk menunggu mas Wawan didalam kamar dengan duduk dipinggir ranjang. Ku raih Handphone ku di meja dan ada pesan masuk dari pak Yanto. “Assalamualakum Nuk” kulihat isi pesan dari pak Yanto yang rupanya sudah masuk dari tadi. Mungkin karena sedari tadi aku sibuk mempacking pesanan sehingga WA dari pak Yanto pun terbaikan.

Dina : Waalaikumsalam, Iya ada apa pak ?? (pesan balasan ku, namun cukup lama pak Yanto membalas pesan ku. Mungkin sedang berberes pikir ku kembali)

Sambil menunggu suami ku, aku pun melihat kembali Instagram ku. Ternyata sudah banyak pesan yang masuk. Yah aku juga bercerita tentang komen – komen nakal pada akun media sosial ku kepada mas Wawan, selagi aku tidak menanggapi mas Wawan pun tidak mempemasalahkan aku menjadi konten kreator. Menurutnya, selagi aku nyaman mas Wawan tetap mendukung ku. Namun sampai saat ini, aku tidak pernah merespon setiap komentar nakal dan mesum yang dikirimkan ke akun Instagram ku.

Aku juga mengecek WA aku, namun pesan yang ku kirimkan ke pak Yanto masih belum bertanda biru. Kemudian aku kembali meletakkan HP ku dan berbaring merebahkan tubuhku sampai mas Wawan pulang. Badan ku cukup terasa pegal karena banyaknya pesanan yang harus aku siapkan untuk dikirim. Sambil menatap langit – langit kamar kembali ku ingat kejadian saat pak Yanto menyetubuhi ku, masih terasa cumbuan kasarnya yang membuat ku pasrah dan merelakan kelamin kami akhirnya menyatu selayaknya pasangan suami istri. Ku lihat kebawa paha ku yang putih mulus, terbayang bagaimana pak Yanto berada diantara kedua paha ku sedang mengobok – ngobok vagina ku dengan penis besarnya.

“Hmmmmmppp…. Cukup” ucap ku menggelengkan kepala dan ku arahkan tubuh ku kesamping sambil memeluk guling. Aku pun beranjak dari ranjang ku, menuju dapur untuk mengambil minum sambil mengecek mas Wawan dan tak lupa aku juga membawa HP ku yang tadinya aku letakkan di ranjang. “Kok mas Wawan lama kali yaahh” batin ku didalam hati sambil memejamkan mata untuk menghilangkan pikiran tentang persetubuhan dengan pak Yanto. Sejujurnya aku masih menginginkan pak Yanto kembali menyetubuhi ku, tapi aku sangat takut kalau nanti mas Wawan mengetahuinya. Semenjak kehadiran pak Yanto, nafsu didalam diriku sulit untuk dikontrol. Walaupun begitu aku tidak menepis kehadiran pak Yanto. “Ting” terdengar HP ku berbunyi yang aku letakkan di meja makan, rupanya ada pesan masuk yang ku lihat pesan dari pak Yanto.

Yanto : Lagi apa Nuk ?? (balas pak Yanto didalam pesannya)

Dina : Lagi minum pak, mau lanjut ke kamar… Bapak lagi apa ? (balas ku kembali, sehari – hari pak Yanto lah yang menemani ku bercerita. Seperti biasa, banyak hal yang kami ceritakan dan juga terkadang pak Yanto menggoda ku dengan mengirimkan foto – foto dirinya yang terkadang dalam keadaan telanjang untuk merayu ku)

Yanto : Habis beberes Nuk, ini mau lanjut ke kamar…. Hhihih bapak gendong mau gak ?? hehehehhe (balas pak Yanto kembali)

Dina : Memangnya, bapak mau gendong Dina kemana ?? (balas ku kembali sambil senyum – senyum sendiri)

Yanto : Bapak gendong angkat ke ranjang hhihihi… (balas pak Yanto, sekarang antara aku dan pak Yanto mungkin secara komunikasi sudah tidak ada batasan lagi. Berbagai kalimat mesum pun dengan terang – terangan di ucapkan pak Yanto kepada ku).

Dina : Hhhuuuuu… enak aja mau gendong keranjang… Dina kan istri orang pak, gak boleh main gendong – gendong aja hahahahha (balasku kembali dengan menambahkan emot mengejek di ujung kalimatnya)

Yanto : Heheheh kalau suaminya gak tau, kan gak apa – apa toh Nuk… hehehehe… (balas pak Yanto kembali)

Dina : Kalau suami ku tau gimana pak ?? (balas ku kembali)

Yanto : Hehehe rahasia kita dong Nuk, jangan sampai Wawan tau… (balas pak Yanto kembali)

Dina : Gak aahh pak, Dina takut kalau mas Wawan sampai tau.. hihihi.. (balas ku kembali menanggapi ajakan pak Yanto)

Yanto : Tenang aja Nuk, bapak bisa jaga rahasia kok,,, hehehhehe kapan kita ngentot lagi Nuk.. (balas pak Yanto tanpa basa basi, yang terus merayu ku untuk bisa bersetubuh lagi)

Dina : Huusss bapak ini, gak ada.. gak ada lagi… kemaren karena Dina khilaff.. hummpppp… (balas ku sedikit ketus)

Yanto : Ayok lah Nuk,,, hehehhehe (kembali balasan pak Yanto yang terus merayu ku)

Dina : Sekarang… Sini kalau berani datang kerumah … hihihi.. (balas ku dengan sedikit menantang pak Yanto, dengan senyum – senyum karena menggoda pak Yanto).

Yanto : Waduh jangan sekarang dong, kan ada mas Wawan dirumah.. (balas pak Yanto kembali)

Dina : Hhhuuuuuu.. makanya.. beraninya rayu istri orang doang. Ditantangin malah gak ada mentalnya hihihihi…. (balas ku tertawa membaca WA dari pak Yanto)

“Cklekk” tiba – tiba pintu kamar terbuka, terlihat wajah mas Wawan pun masuk dengan senyumnya.

Suami : Hayooo lagi chatingan sama siapa Mah, kok sampai senyum sendiri ?? (tanya mas Wawan yang tiba – tiba datang dan langsung memperhatikan ku)

Dina : Ini Pah, orang mesen baju.. ribet amat.. jadi lucu aja meladeni permintaannya.. (ucap ku berbohong kepada mas Wawan, padahal aku lagi chatingan dengan pak Yanto. Tentunya riwayat pesan pak Yanto selalu aku simpan baik – baik, karena takut aja kalau tiba – tiba mas Wawan mengecek HP ku)

Yanto : Ya udah Nuk, bapak datang kerumah yaa.. (ucap pak Yanto dalam pesannya)

Dina : Jangan pak…. Ada suami Dina pak… (balas ku kembali, dengan ciut karena ternyata tantangan ku diiyakan oleh pak Yanto, namun pesan yang kukurimkan tidak dibalas oleh pak Yanto)

Tentunya hal ini semakin membuat jantung ku berdegub kencang yang awalnya aku hanya iseng menantang yang ternyata diiyakan oleh pak Yanto, apa jadinya kalau nanti suami ku tau tentang hubungan ku dengan pak Yanto. Walaupun saat ini suami ku sudah tertidur pulas, suami ku memang bukan orang yang suka tidur sampai larut malam. Karena kebiasaannya selalu tidur dibawah jam 09.00 malam. Karena hal ini lah kami sering bercinta biasanya setelah ba’da isya.

Aku mulai merasa khawatir dan takut dengan apa yang akan terjadi kalau pak Yanto benar – benar akan datang, ku lirik jam yang ada didinding kamar ku yang sudah menunjukkan pukul 10.00 dan aku juga melihat mas Wawan yang sudah tertidur dengan nyeyaknya. Pak Yanto pun belum juga membalas pesan terakhir yang aku kirimkan. Aku pun mulai beranjak menuju cermin dan melihat kondisi pakaianku malam ini yang hanya menggunakan kaos longgar dan rok kembang selutut. Aku pun terus memandang lekuk tubuh ku “Apa benar yang dikatakan pak Yanto kalau tubuh ku ini sangat menggairahkan bagi yang memandangnya” gumam ku didalam hati.

Kenekatan pak Yanto yang ingin datang kerumah ku saat sedang ada suami ku tentunya membuat ku sangat khawatir. Apabila mas Wawan tau, kalau pak Yanto akan datang bisa – bisa membuat rumah tangga ku akan hancur. Pikiran ku menjadi kalut dan berharap tidak akan terjadi apa – apa. Namun beberapa menit kemudian “Tiiinggsss” bunyi ponsel ku menandakan sebuah pesan masuk, saat ku lihat itu adalah pesan dari pak Yanto.

Yanto : Nuk, bapak di pintu belakang (isi pesannya, yang membuat ku langsung beranjak menuju dapur dengan hati – hati agar tidak membangunkan mas Wawan yang sudah tertidur pulas)

Padahal saat ini, suami ku sedang ada dirumah. Tetapi ntah kenapa, tubuh ku juga menginginkan kembali kenikmatan yang pernah diberikan pak Yanto waktu itu. Lagi pula, aku seminggu belakangan aku belum mendapatkan kepuasan dalam bercinta dengan suami ku. Selain itu aku juga sudah bertekad kalau aku ingin mendapatkan kenikmatan walau itu berada didalam dosa.

Dina : Kenapa bapak senekat ini pak, didalam ada suami Dina (Ucap ku saat membuka pintu dan melihat pak Yanto sudah berdiri di depannya dengan wajah yang penuh nafsu)

Yanto : Bapak sudah tidak tahan Nuk… hehehe (ucap pak Yanto dengan menunjukkan senyuman nakal diwajahnya)

Dina : Cepatan masuk pak,, ngapain sih bapak ini lah.. Pakai beneran kesini.. (umpat ku dengan wajah cemberut menatap pak Yanto yang malah cengengesan).

Pak Yanto pun dengan segera masuk, aku pun sambil melihat keadaan sekitar sekitar apakah aman atau tidak. Setelah merasa aman, aku pun segera menutup pintu belakang rumah ku. Melihat kondisi ku yang hanya menggunakan daster pendek selutut tanpa lengan membuatnya tersenyum dengan penuh nafsu menatap ku.

Yanto : Hehehe, ternyata kamu udah siap bapak entot ya Nuk, pakaian mu sungguh menggoda iman bapak loh… sangat menggoda.. (ucap pak Yanto yang melihat penampilan ku)

Dina : Aaawwwww… paaakk, jangan… Mmmppphh.. (aku memekik terkejut dan langsung menutup mulut ku, karena kenekatan pak Yanto yang tiba – tiba langsung meremas pantat ku)

Yanto : Ugghhh montok sekali pantat mu Nuk, bikin bapak jadi nafsu.. hehehehehe.. (ucap pak Yanto sambil meremas bongkahan pantat ku)

Setelah membalas perkataan ku, pak Yanto pun langsung menarik tangan ku menuju meja makan. Kemudian dengan ganasnya tanpa sepenggal kata pak Yanto pun langsung melahap bibir ku. Ciuman pak Yanto membuat ku semakin bergairah, hingga tanpa sadar aku pun juga membalas ciumannya. Selainnya mencumbu ku dengan ciumannya, tangan pak Yanto juga semakin aktif yang tadinya meremas pantat ku kini sudah berpindah meremas payudara ku dari luar daster yang aku kenakan. Aku bisa merasakan tangan kasanya di kulit payudara ku yang sudah tidak ditutupi oleh BH. Sedangkan dibagian bawah sana, aku juga merasakan tonjolan yang sedang menyentak – menyentak memek ku.

Dina : Mmmphhh.. Aaagghhh… jangan Pakk… (aku kembali memekik pelan, karena ulah pak Yanto yang meremas – remas payudara ku dan juga memelukku dengan erat).

Yanto : Kamu menggairahkan sekali Nuk, susu mu kenyal sekali dan juga begitu cantikk. Sungguh membuat bapak semakin nafsu.. (komentar pak Yanto, saat payudara ku telah dibekap oleh tangganya dan ditambah lagi derus nafasnya ditelinga ku yang membuat bulu kuduk ku merinding)

Dina : Jangan pak,, ini sudah kelewatan.. Dina gak mau pak.. Dina gak mau kejadian kemarin terulang lagi.. (ungkap ku dengan nada serius, walaupun didalam hati dan pikiran ku sedang terjadi gejolak dimana jiwa ku menolak namun raga ku malah menginginkannya)

Yanto : Tapi sekarang beda lagi Nuk, setelah kejadian itu sampai sekarang bapak sulit untuk mengendalikan nafsu bapak, tolong berikan bapak kesempatan sekali lagi menikmati tubuh kamu Nuk. (Ucap pak Yanto yang seolah – olah mulai merasuk pikiran ku untuk menggoyahkan iman ku).

Dina : Paakkk, Mmmpphhh… Jangaaannn ppaakkkkk.. (melas ku kembali kepada pak Yanto semakin kuat mendekap dan meremas payudara ku untuk memancing nafsu ku yang pelan – pelan mulai meningkat)

Yanto : Bapak masih terbayang bagaimana empotan memek ku Nuk, yang buat kontol bapak kedat – kedut didalammnyaa… Slluurrppsss.. slluurrppss.. (bunyi jilatan dan hisapan mulut pak Yanto saat melahap habis bibir ku dengan ciumannya).

Kemudian tangan pak Yanto pun mulai meraba – raba memek ku yang sudah mulai becek, sambil melorotkan celananya sehingga kini termpampang dengan jelas kontol besar milik pak Yanto yang membuat ku sampai merem melek saat pertama kali disetubuhinya. Kontol berukuran besar itu lah yang membuat ku akhirnya menyerah dalam kenikmatan. Karena pak Yanto sudah mengetahui kalau kini memek ku sudah becek, lalu tubuh ku dibalikkan pak Yanto hingga posisi ku sekarang membelakanginya dengan meja makan sebagai tumpuan.

Dina : Udaahhh iigghhhh paakkk… Aaarrrrrrgghh…. Aaaahhh… (desah ku karena tangan pak mulai mengobok – ngobok liang memek ku dengan jarinya...)

Yanto : Hehehehe udah becek yaa Nuk memeknyaa…

Dina : Mmmpphhhh….. Mmmmpphhh…. (suara desahan yang keluar dari mulutku yang tertahan, sekujur tubuh ku pun menjadi merinding dengan ulah jari pak Yanto di liang memek ku)

Tubuhku menjadi gemetaran dan merasakan ngilu pada belahan memeku, rasanya nya sungguh nikmat.. “Uuggghhhh paaakkk… Aaahhhh, terusss.. paakkk… (desah ku yang menginginkan permainan jari jemari pak Yanto yang membuat badan ku menggeliat gelisah karena rasa nikmat yang sekarang mulai menjulur ke tubuh ku, selain itu remasan tangan pak Yanto pada payudara ku menambah sensasi nikmat yang membuat pikiran ku melayang).

Permaian jari pak Yanto di liang memek ku ditambah dengan remasan pada payudara ku membuat ku semakin lepas kontrol, kini desahan dan rengekkan ku semakin terdengar seiiring dengan kenikmatan yang ku rasakan pada memek ku. “Eeeehhhhgghhh…. Paaakk.. Mmmmpphhh, aaaahhh.. terusss paaak,, eeennnaakkkk… oouughhh…” desahan yang keluar dari mulut ku karena semakin tidak kuat menahan rasa nikmat yang tidak bisa aku ucapkan dengan kata – kata.

Pak Yanto tidak memperdulikan ocehan ku, malah terus saja mempermainkan liang memek ku. Karena mendapat rangsangan yang luar biasa membuat ku sampai harus merem melek untuk merasakan kenikmatan yang membuat badan ku menjadi lemas. Aku hanya bisa memejamkan mata ku, karena aku sangat malu kalau sekarang aku sangat menikmati jari pak Yanto pada memek ku. “Aaaahhhh, aaammmppunnn paakk” ucap ku lagi.

Kemudian pak Yanto mengangkat bagian bawah daster ku dan menurunkan celana dalam yang ku gunakan, hingga kini dia bisa melihat bongkahan pantat dan memek ku dari belakang, karena saat ini aku juga dalam keadaan berdiri. Pak Yanto pun mendorong tubuh ku sedikit hingga dalam posisi sedikit menunduk dan mengangkat sedikit bagian pantat ku untuk membuka jalan penisnya bisa merasakan hangatnya vagina ku kembali. Kini aku kembali merasakan penis pak Yanto yang sedang digesek – gesekkannya di belahan vagina ku yang telah becek.

Dina : Aaaahhmmmmppppppp.. (aku mencoba menahan desahan yang keluar dengan menutup mulut menggunakan telapak tangan ku)

Yanto : Bapak masukin ya Nuk kontolnya.. (ucap pak Yanto yang mulai pelan – pelan menggesek kontolnya di memek ku untuk membasahi kepala kontolnya dengan cairan yang keluar dari memek ku sebelum mulai mendorong kepala kontolnyanya masuk kedalam memek ku)

“”’aaahhhhh peelllaaannn.. paakkk,, ooouughhhh besarrr bangeet… aaaahhh… aahhhhh.. sakkittt paakk… mmmppphhhhh” desahan dan racauan ku saat kontol besar pak Yanto mulai melakukan penetrasi masuk kedalam memek ku. Walaupun ini bukan yang pertama kali, tapi tetap saja kontol besar pak Yanto begitu sangat penuh hingga membuat memek ku sedikit merasakan sakit”.

Dina : hmmmpppppp… aahhhhhh… (desahan ku, yang sedikit tertahan karena takut kalau nanti suami ku bisa terbangun)

Yanto : Ayookk Nuk,, biar kenikmatan ini cepat sampai.. (ucap pak Yanto ditelinga ku sambil mulai memaju mundurkan pinggulnya.)

Dina :Aaaarrrrgghhh… aaahhh… ooouggghhh.. paaaak… haakk.. haaakkk.. (omel ku kepada pak Yanto yang sedang memaju mundurkan pinggulnya, bisa kurasakan kontol besar pak Yanto kini keluar masuk di liang memek ku yang memberikan rasa sesak namun begitu sangat nikmat).. Oooughhh… aaaahhhhhhh.. Mmmphhhh.. (desahan kenikmatan yang keluar dari mulut ku, namun sebisa mungkin aku tahan untuk tidak menimbulkan kecurigaan suami ku yang sedang tertidur didalam kamar).

Pak Yanto pun sudah tidak memperdulikan desahan yang keluar dari mulut ku dan terus saja menyodok – nyodok memek ku dengan kontolnya, tentunya perbuatan pak Yanto membuat badan ku menjadi menggeliat dan terus merengek menahan rasa yang begitu nikmat akibat dari permainan kontol pak Yanto didalam memek ku.

Yanto : Gimana Nukk… eeennaaakk kaann. Aahhh.. aahhhh.. (ucap pak Yanto kepada ku disela – sela gempuran kontolnya diliang memek ku)

Dina : Mmmppphh… mmmppphhh… (aku hanya bisa menahan desahan tanpa bisa menjawab ucapan pak Yanto, jujur saja aku benar – benar menikmati kontol pak Yanto yang sedang keluar masuk diliang memek ku)

“Paaahh,, liat kontol pak Yanto di memek Mamah !!! enaaakk bangeett Paahh… Kenapa Papah tidak seperti pak Yanto” gumam ku didalam hati yang sedang menikmati genjotan pak Yanto yang semakin membuat rasa nikmat menyerang tubuh ku).

Yanto : Aaahhhrrggghhh… wwwooowwww.. aaahrggg.. nikmat sekali memek mu Nuk… hahahah empotannya luar biasa… (desahan dan racauan suara pak Yanto yang sedang menikmati liang memek ku)

“Mmmppphh… Aaaarrgghh.. mmmppphhh… Nikmatin ya Nuk” ucap pak Yanto yang dibarengi dengan desahan dari kami berdua. Aku pun mengikuti apa yang dikatakan pak Yanto dengan merilekskan tubuh dan pikiran ku untuk menikmati genjotan kontol pak Yanto.

Dina : Paaakkk,, Mmmpppmm eennnnkkk…. (gumam ku yang tidak jelas, karena saking nikmatnya permaianan pak Yanto yang mampu menguasai tubuh ku saat ini)

Yanto : Aaahhh… aaahh.. ooughh.. hangat dan basah sekali memek mu Nuk… (balas pak Yanto yang kini mulai mendekap tubuh ku dari belakang sambil menghentak kan pinggulnya untuk menyetubuhi ku malam)

Aku pun mulai menikmati permainan pak Yanto “mmmppphhh… mmmpphhh…” desahan yang ku tahan agar tidak didengar oleh suami ku. Aku bisa merasakan bagaimana kontol pak Yanto yang saat ini terbenam diliang memek ku sudah mentok karena masuknya seluruh batang kontol iti didalam lubang kenikmatan ku.

Dina :HHegghhhh… ppaakkk.. aahh.. ooughhh.. terusssss… eennaak paakk…. (desah ku saat pak Yanto membenamkan seluruh kontolnya didalam memek ku)

Yanto : Akhirrnyyaa, baapaakkk bisaa menikmati lagi memek mu Nuk… aahhh.. aahhh… ssluuurrppsss… sslrrruupppss.. (ucap pak Yanto yang diiringi dengan mengecup bibir ku, aku yang sudah terbawa nafsu pun membalas kecupan pak Yanto hingga kami pun kembali berciuman)

Kurasakan basah diseluruh tubuh ku, selain hawa yang begitu panas juga karena persetubuhan kami pun semakain memanas. Nafsu dan birahi pun kini sudah menguasai kami, dengan semakin basah dan jatuhnya keringat yang mulai membasahi rambut ku. Kami pun berciuman dengan masranya menikmati permainan yang belum tau kapa akan berakhir, rasa takut akan katahuan dengan suami ku pun kini dikalahkan dengan nafsu yang semakin berkobar. Saat pak Yanto melepaskan ciumannya, aku pun tersenyum melihatnya hingga tanpa ada rasa ragu aku pun melumat bibir hitamnya dengan penuh nafsu.

Ckckckk… Cckkckkck.. Ckckckc…bunyi peraduan antara paha pak Yanto dengan pantat ku saat kelamin kami sedang beradu.

Yanto : Bapakk merasa beruntung malam ini Nuk,, bisa menikmati memek yang sangat luar biasa milik mu… (ucap pak Yanto yang melepaskan ciumannya sambil menatapku dengan kegirangan)

Dina : Aaahhh… Aaarggghhh… ooughhh.. Mmmphhh… (hanya desahan dan lenguhan yang keluar dari mulut ku)

Aku tak tau lagi bagaimana cara menggambarkan rasa nikmat pada memek ku yang membuat ku tidak bisa berhenti untuk medesah, ingin rasanya aku melepaskan desahan yang tertahan ini untuk mengungkapan kalau permainan pak Yanto begitu nikmat. Kontol besar dan panjang pak Yanto itu kini bisa keluar masuk didalam liang memek ku yang terus menggaruk liang ku didalam sana. Semakin cepat genjotan pak Yanto semakin besar rasa nikmat yang ku rasakan hingga aku tidak bisa mengendalikan tubuh ku dengan kenikmatan ini. Pak Yanto yang melihat reaksi ku pun mulai mempercepat genjotannya hingga membuat ku meracau tidak jelas “ooughhh… aaahhh.. oouugghhh.. araaagghhh… paaakkk…. Niiikkmaaatt.. teerrrr…” rasa nikmat yang kurasakan pun berdampak dengan ucapan ku yang tidak jelas.

Aku merasa sangat malu sekali, karena kecepatan genjotan kontol pak Yanti membuat ku akan sampai pada puncaknya…

Yanto : Kenaapaaa Nukk…. Mau bilang apaaa… (Ucap pak Yanto kepada ku)

Pllaakkk… plaakkkss.. Ckckckc.. Pplaaakkk… bunyi saat pak Yanto menggenjot memek ku… “Mmmpppphhh.. Ooouhhhggg… MMpppphhh….” Hanya desahan yang bisa terus keluar karena dorongan kenikmatan. “Plaakk.. Pplaakkk…” bunyi benturan antara paha ku dan pangkal kemaluan pak Yanto yang menandakan kalau setiap sodokan pak Yanto mampu mendorong kontolnya masuk kedalam liang memek ku sampai mentok.

Dina : Aaaahhh… Aaaaahhhh… Oooouughh… paaakk..Dinaaa.. mauu… cepeetiinnn genjotannnyaa… (ucap ku yang sudah tidak lagi bisa aku kontrol karena aku merasa kalau saat ini puncak kenikmatan sudah mulai aku rasakan, dimana ada rasa yang ingin meledak didalam tubuh ku)

Aku mendesah cukup panjang, hingga tanggan ku pun menggenggam pinggiran meja dengan kuat saking nikmatnya genjotan pak Yanto. “Wwwoooowwww. Memek mu menjepit Nuk.. aaahhh.. nikmaattnnyaaa…” Komentar pak Yanto yang bisa meraskan jepitan memek ku pada kontolnya yang semakin membuat pak Yanto mempercepat genjotan nya hingga aku merasakan kalau aku akan meledaakk…

Dina : Aaahhhh… paaakkk… aaaaaahhhh ceppaaaaatttt paaakk….

Racauan yang keluar dari dalam mulut ku dan hal ini pun diiyakan oleh pak Yanto yang mempercepat genjotannnyaa hinggaaa… Crreeetttsss… Cccrreeetttsss… cairan cinta yang keluar dari memek ku dan diikuti dengan tercabutnya kontol pak Yanto. “Pllooooppsss” bunyi keluarnya kontol pak Yanto dari liang memek ku yang diikuti dengan keluarnya cairan seperti pipis yang membasahi paha ku. “Sungguh luar biasa memek mu Nuk” puji pak Yanto atas nikmatnya memek ku, sedangkan aku hanya bisa memejamkan mata menikmati sisa – sisa orgasme ku yang begitu sangat nikmat.

Tubuh ku ambruk namun tetap diatas meja makan, badan ku mengejang menikmati orgasme ku mala mini “Kenapa Paahh,, kenapa bukan Papah yang membantu Mamah mencapai kenikmatan ?? kenapa harus orang lain” batin ku dalam hati. Dari belakang, pak Yanto pun mulai berjongkok, aku bisa merasakan pak Yanto memegangi kedua paha ku dari belakang dan melebarkan.

Yanto : Luar biasa memek mu Nuk, indah sekali.. dengan bulu tipisnya.. (ucap pak Yanto saat memandangi memek ku yang basah karena banyaknya cairan cinta yang kuluar sampai membasahi paha dan lantai dapur ku.)

Tanpa rasa jijik, pak Yanto pun dengan segera mejilati liang kemaluan ku yang basah. “Slllurrrpspss.. lickckkck… cckkckk…” suara jilatan lidah pada memek ku yang memberikan sensai nikmat hingga membuat tubuh ku kembali terangsang dengan permainan lidah pak Yanto. Sungguh hebat bapak satu ini, dengan usia yang tua masih mampu memberikan ku rasa nikmat sampai membuat tubuhku mengejang.

Dina : Aaahhh.. OOuughhhh… (kembali desahan yang keluar dari mulut ku yang tidak bisa lagi aku tahan, saat pak Yanto terus menjilati memek ku dengan nafsunya.)

Pak Yanto tidak hanya menjilati belahan memek ku saja, tetapi tangannya juga aktif meremas bongkahan pantat ku. Hal itu semaki membuatku mendesah kenikmatan. Terus mendapat rangsangan dari pak Yanto, kini aku bisa merasakan memek ku kembali basah dan sedikit berkedut.

Dina : Paakkk… aaahhhh.. Dina sudah tidak kuaat, masukin lagi pakk .. (pinta ku kepada pak Yanto)

Pak Yanto yang mengerti pun langsung kembali bangkit dan mulai menggesekkan kembali kontolnya di memek ku, tubuh ku pun didorongnya untuk lebih condong kedepan serta melebarkan paha ku untuk membuka jalan kontolnya yang ingin kembali masuk didalam memek ku. Karena sudah basah dan lincin, kontol besar pak Yanto pun dengan mudah masuk kedalam memek ku “Bllessss”.

Cukup lama pak Yanto mendiamkan kontolnya didalam memek ku, sambil mulutnya terus beraksi menciumi leher ku dari belakang.

Yanto : Lebih rileks yaa Nuk… (ucap pak Yanto kepada ku)

Pplaakkk… Pllaakkk.. kembali bunyi yang keluar saat pak Yanto mulai memaju mundurkan pinggulnya kembali. Tangannya pak Yanto pun mencengkram pinggulku dengan kuat yang diikuti dengan semaikin cepat tempo genjotan pak Yanto. Aku yang sudah tidak fokuspun hanya menikmati permainan pak Yanto kembali. Genjotan pak Yanto pun mulai terasa sangat cepat, hingga setiap hentakannya bisa menimbulkan sensasi nikmat yang luar biasa.

Yanto : Aaahhh… aahhhh… Nuk,, bapak mau keluar… aaahhhh… oouughh…. (Ucap pak Yanto yang mulai kembali menambah tenaga genjotannya)

Dina : Mmmmppphhhh…. Mmmphh.. (aku hanya bisa mendesah dan tidak menjawab perkataan pak Yanto)

Genjotan pak Yanto pun semakin cepat hingga pada akhirnya “Cccrrrottsss…. Crrrott… Crrooottt….” Semprotan spermas pak Yanto didalam memek ku, aku bisa merasakan banyak dan hangatnya cairan sperma pak Yanto didalam memek ku. Hal ini membuat ku juga sampai pada puncak kenikmatan ku yang kedua kalinya.. “Dinaa jugaa pakk…. Aaaahhh… Aaaahhh….” Aku bergumam seiring dengan sampainya puncak kenikmatan baik pak Yanto dan yang ku rasakan.

Cukup lama pak Yanto masih membiarkan kontolnya didalam memek ku, tubuh ku dihimpitnya dari belakang hingga jatuh dimeja. Sungguh persetubuhan yang sangat nikmat yang membuat ku puas dengan genjotan kontol pak Yanto yang begitu sangat hebat karena membuat ku sampai mengejang kenikmatan. “Plloopppsss” kembali pak Yanto mencabut kontolnya dari liat memek ku, yang memberikan sensai ngilu dari sisa persetubuhan malam ini. Pak Yanto pun masih tetap memeluk ku dari belakang, aku bisa merasakan keringat dan basahnya badan pak Yanto saat mendekap tubuh ku. Disela – sela pelukannya pak Yanto pun berbisik ditelinga ku.

Yanto : Oh iyaa Nuk, ada yang mau bapak sampaikan sama kamu… (ucap pak Yanto kepada ku sembari tetap menahan pinggul ku untuk memastikan semua cairan spermasnya udah habis menyemb. Mungkin malam ini, terakhir kalinya bapak bisa menikmati memek mu Nuk, karena besok bapak harus pulang ke kampung, anak bapak minta bapak untuk pulang dan tinggal bersamanya di desa... (bisik pak Yanto ditelinga ku.. Tentunya ucapan pak Yanto membuat ku sangat terkejut, hingga tidak ku sadar air mata pun jatuh).

Dina : hmmmpppppp… Mmmpphhh… Aaahhhhh… (aku hanya bisa menahan desahan, karena pak Yanto masih sesekali menghentakkan pinggulnya untuk mendorong kontolnya lebih dalam agar spermanya bisa masuk ke rahim ku, hinggaa ppplloooppssss…. Bunyi keluarnya kontol pak Yanto dari liang memek ku.)

Yanto : Mungkin malam ini, terakhir kalinya bapak bisa menikmati memek mu Nuk, karena besok bapak harus pulang ke kampung, anak bapak minta bapak untuk pulang dan tinggal bersamanya di desa... (bisik pak Yanto ditelinga ku.. Tentunya ucapan pak Yanto membuat ku sangat terkejut, hingga tidak ku sadar air mata pun jatuh)

“Kenapa aku malah bersedih, seharusnya perginya pak Yanto dapat membuat kehidupan keluarga ku menjadi lebih tenang dan tidak ada lagi yang akan mengganggu pikiran ku. Tapi kenapa hati ku menjadi tidak rela” batin ku yang membuat seluruh tubuh ku menjadi lemas setelah mendengar ucapan pak Yanto yang besok akan segera pergi. Aku sudah tak lagi menghiraukan kalau didalam masih ada suami ku yang sedang tertidur pulas.

Dina : Kenapa pakk,, kenapa setelah Dina bisa menikmati kenikmatan dari bapak, bapak malah ninggalin Dina… (Jawab ku dengan tangisan yang berusaha aku tahan dengan menutup mulut untuk menahan suara tangisan ku, sambil berbalik badan aku pun langsung memeluk pak Yanto dan melingkarkan tangan ku di kepalanya. Aku pun menangis dipelukannya, rasanya begitu sangat sakit dan aku tidak sanggup kalau harus kehilangan pak Yanto dalam hidup ku.)

Yanto : Jangan nangis dong Nuk, kan kamu masih bisa mendapatkan kepuasan dari kontol – kontol lain Nuk, masih banyak kok kontol yang sama dengan punya bapak bahkan ada yang lebih dari punya bapak. Cobain aja sana, bebas kan diri mu Nuk.. biarkan memek kamu menikmati kontol lelaki lain yang bisa memuaskan nafsu mu sayang hehehe.. (goda pak Yanto disela tangisan ku)

Dina : Tapi pakk… hiikkss.. hiikksss.. (aku berusaha menghentikan tangisan ku, dan menatap mata pak Yanto dan kembali kami pun berciuman dengan keadaan kami setenga telanjang. Selama ini pak Yanto belum pernah melihat ku telanjang seutuhnya.)

“Hummppp.. Mmmpphhhh… Slluurrppsss.. Mmmpphhh...” suara desahan yang kuluar dari mulut kami, karena sedang berciuman dan saling melumat bibir. Kemudian pak Yanto pun menghentikan ciumannya.

Yanto : Hehehe jangan nangis lagi dong Nuk, kalau nanti bapak datang kembali.. Bapak harap kamu bisa lebih binal dan lebih dari ini yaa sayang… (bisikan pak Yanto ditelinga ku yang pada malam itu merubah pemikiran ku tentang nafsu dan kepuasan serta kenikmatan didalam hidup ku)

Dina : Huummpp….. Huummpp….. (aku hanya menganggukan kepala ku menjawab ucapan dari pak Yanto)

Terdengar suara dari dalam kamar “Maaaahhh… mama dimana…” suara mas Wawan memanggi ku. “Mamah di dapur pah minum” jawab ku sambil merapikan pakaian ku. Tak terdengar lagi suara mas Wawan, pasti dia kembali tertidur.

Yanto : Bapak pulang dulu yaa Nuk,, semoga kamu menjadi lebih binal untuk memuaskan diri mu.. hihih (sambil meremas payudara ku)

Dina : Aaahhh.. paakkk… (ucap ku lirih)

Pak Yanto pun meninggalkan rumah ku dengan senyum karena sudah berhasil menikmati tubuh ku yang menjadi impiannya sebanyak 2 kali, sedangkan aku hanya bisa menatap kepergian pak Yanto keluar dari rumah ku.

“Apa aku bisa mendapatkan kenikmatan dan kepuasan seperti yang diberikan pak Yanto ? apa benar ada kontol lain yang lebih nikmat ?? apa aku haru menjadi wanita yang binal untuk memuaskan nafsu ku ???” Aaaaaaaaaaahhh… teriak ku didalam hati, apa yang terjadi dengan mu Dina ?? Kenapa kamu malah ingin mengikuti perkataan pak Yanto. Sadar Dina … Sadar…. Begitulah suara dan gejolak antara hati dan pikiran ku setelah ditinggal pak Yanto. “MUNGKINKAH AKU AKAN BERUBAH DAN MENGIKUTI SARAN SESUAI PERKATAAN PAK YANTO”

Ending dari Season ini...

Admin ragu apakah cerita ini akan berlanjut atau sampai disini.. Semua tergantung pembaca, apakah cerita ini layak dilanjutkan atau ending sampai disini
 
Makasih updatenya Hu @muklikding
Gak rela sih klo hrs ending :(
Tapi apa mau dikata. Klo ada pertemuan musti ada perpisahan. Spt petuah dan petatah petitih para Suhu di forum tercinta ini, cerita yang baik adalah cerita yang tamat dan mulai lagi dengan kisah baru :beer:
Mantap Hu
Monggo dilanjut
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd