Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Dewi Apsari Paninggilan

PART 2 : “NGGAYUH TRESNANE ARJUNO”
Eps. 10



“dia adalah …”ucap adipati.

“siapa Adipati?” jawabku penasaran.

“kamu belum seluruhnya mengenal istana ini Sari. Kembalilah ke pendopomu dan beristirahatlah” perintah Adipati Sandiwarna.

“baik Adipati Sandiwarna. Laksanakan” jawabku dan bergegas aku kembali ke pendopo.

Di pendopo seluruh dayang terlelap tidur, hanya tersisa aku dan simbok yang sampai sekarang belum juga kembali.

“semoga memek simbok sudah sembuh dan normal supaya bisa bersenang – senang” ucapku dalam hati.

---SKIP---

Terbangunlah aku dan segera berlari tergopoh – gopoh menuju ke dapur. Aku takut terlambat karena bangun kesiangan. Ternyata matahari sudah meninggi diatas sana. Artinya aku sudah sangat sangat terlambat.

Kulihat simbok bersenandung sambil memasak, kemudian melihatku yang kebingungan.

“ada apa Sari. Kamu tidurnya lelap sekali. Aku tak tega membangunkanmu” ucap simbok.

“aku bisa kena hukuman kalau kesiangan begini mbok. Tega sekali simbok gak membangunkan aku. Aku juga malu kepada dayang lain yang sudah bangun” ucapku

“kamu tenang saja. Semua sudah disiapkan dayang lain. Memang aku larang mereka untuk membangunkan mu” ucap simbok.

“ya mbok. Terimakasih. Mungkin aku capek sampe terlelap tidurnya. Ooh iya… simbok tadi kelihatan berbeda dengan hari – hari sebelumnya. Senyum – senyum sendiri tadi” tanyaku.

Sambil memgang kedua tanganku simbok berterima kasih kepadaku.

“Nak Sari.. simbok mau berterimakasih kepadamu. Berkat batu dari mu, memek simbok sudah bisa merasakan itu lagi” ucap simbok seraya tersenyum bahagia.

“yang bener mbok?”tanyaku penasaran.

“bener Sari. Tadi malam sewaktu memekku dimasuki kontol prajurit itu, aku seperti perawan lagi. Maksud simbok, simbok bisa merasakan segalanya saat bersenggama. Rasanya enak sekali. Rasa yang aku rindukan sejak lama. Kami berdua sampai terlarut dalam permainan dan tak ingin segera menyudahi nya” terang simbok.

“waaaah…pasti mainnya enak banget ya mbok?”ucapku ikut bergembira.

“pastilah Sari.. prajurit itu juga mengatakan kalau dia ingin lagi, dia hanya akan memintanya bersamaku” pungkas simbok.

“Sari penasaran mbok. Tapi aku sudah terlanjur berjanji, memek ini hanya untuk pria pemburu itu” jawabku.

“sabar ya Nak. Suatu saat nanti semoga keinginanmu terwujud” doa simbok.

Waktu bekerjapun dimulai. Aku ditugaskan untuk siaga saat jamuan makan bersama tamu para penjajah dari Eropa itu. Rambut mereka putih, postur tinggi dan gagah. Saat makan entah apa yang mereka perbincangkan karena aku tidak tahu bahasa mereka. Hanyalah raja dan para petinggi kerajaan yang memahami. Sampai suatu saat Raja memanggilku.

“Sari.. masuklah kedalam pendopo disana. Dah tunggulah. Lakukanlah apa yang dia minta”perintah raja.

“baik Raja. Hamba laksanakan” jawabku seraya menunduk.

Aku bergegas keluar dan bertanya ke simbok.

“mbok aku disuruh masuk kesana” ucapku.

“berarti kamu terpilih Nak Sari. Mungkin ada yang ingin menjamahmu” ucap simbok

“tapi mbok. Aku sudah berjanji dengan pria pemburu itu”jawabku bingung.

“nak Sari.. jika kamu tulus mengabdi, maka lakukan apa yang dikatakan raja. Tapi jika kamu bersikeras tetap dengan janjimu, maka pikirkan sesuatu sehingga dia tidak memaksamu” pungkas simbok.

Sembari berjalan menuju pendopo itu aku pusing memikirkan bagaiman cara supaya aku tetap bisa menolak ajakan senggama orang – orang itu. Sampai aku masuk pendopo aku tak punya jawaban yang tepat atas masalahku.

Aku duduk disebelah para dayang lain yang juga telah terpilih. Kami ada berempat. Kami saling mengobrol. Dan dari obrolan itu, bagi dayang – dayang ini tentu sangatlah senang bisa terpilih. Mereka akan diberi hadiah yang besar yang bisa dikirim ke rumah mereka. Perasaan itu sungguh terbalik denganku. Aku sudah terlanjur berjanji dengan pria pemburu itu. Aku harapkan dia hadir sekarang juga didepanku. Supaya aku bisa menuntaskan janjiku disini, ditempat ini juga.

Namun sayang itu Cuma keinginaku yang tak terjawab. Detik demi detik aku lalui. Menunggu mereka yang memilihku. Akhirnya saat yang ditunggu tiba..

Suara segerombolan orang menuju kearah pendopo ini. Mereka berjalan sempoyongan karena menenggak arak dan terlihat mabuk. Setelah masuk dan melihat kami ada beberapa pria yang saling mendorong satu sama lain karena menuju kearahku. Bahkan beberapa berkelahi. Namun yang paling kuat dialah yang berhasil menggandeng tanganku dan menyeretku dipojokan ruangan ini.

“Belu..tolong aku.. hanya kamu yang bisa menolongku. Kamu tahu belu, aku hanya ingin sama pria pemburu itu” ucapku dalam hati.

“tenangkan hati mu. Tenangkan jiwa mu Sari. Akupun tak rela melihatmu bersenggama dengan pria bangsat seperti mereka! Turuti apa yang mereka perintahkan, selanjutnya serahkan sisanya padaku” ucap Belu sambil bergerak – gerak didalam perut ku.

Mereka mulai telanjang dan terlihat kontol mereka mulai tegak melihat para dayang dan segera melucuti pakaian mereka.

Kulihat para dayang dengan suka rela diperlakukan seperti itu. Ada yang langsung mengocok kontol, ada pula yang langsung melahap kontol dan mengulumnya maju mundur. Seakan mereka juga bernapsu dengan kontol yang besar – besar milik orang Eropa ini. Sedangkan pria yang menggeretku berpidato dan membangkitkan semangat teman – temannya. Kami semua dalam satu ruang tanpa sekat. Dan kami bisa melihat satu sama lain. Makin lama pria yang masuk semakin banyak. Mungkin kami berempat akan melayani nafsu sekian puluh orang hari ini.

Kini mulailah pria ini melucuti pakaiannya. Tubuhnya kekar dan berotot dan kontolnya besar mulai bangkit dan terlihat sangat perkasa. Dia membopongku dan masuk ruangan kecil. Hanya ada aku dan pria ini dalam ruangan itu.

Aku diperintahkan untuk membuka semua pakaian yang aku kenakan. Sesuai arahan Belu, aku buka semua kemben yang aku pakai. Susu besarku, perut langsingku, dan memek berjembut tipis ini mulai dilihat pria itu dengan melotot dan mulut menganga.

Seketika dia langsung mendekatiku dan memandang dari dekat tubuhku. Mulutnya meracau entah apa yang dia bicarakan. Tangannya mulai mengocok kontolnya yang sudah berdiri dan keras. Sekilas aku terlarut dengan pria ini. Ingin rasanya aku dijamah layaknya perempuan yang haus kenikmatan. Namun aku teringat dengan pria pemburu itu.

Pria ini mulai merebahkan tbuhnya dilantai dan mengarahkan aku untuk berdiri diatasnya dan memerintahkan aku untuk menancapkan memekku ke kontolnya yang sudah menjulang.

Dia terus menarik pinggulku kebawah sedangkan aku berusaha untuk menghindarinya.

“plooooookk .. ploooook” pahaku di tamparnya berkali – kali hingga memerah.

Sepertinya aku tidak akan kuat jika melawan, berat hati ini untuk menghianati pria pemburu itu. Tapi apa daya, pengabdian ini menuntutku untuk melakukan ini.

Akhirnya perlahan aku mulai menurunkan tubuhku hingga lubang memekku berada tepat diatas kontolnya yang besar.

Aku berusaha memberikan isyarat tangan ke pria itu kalau memekku belum siap menerima tusukan kontol itu. Namun tangan dia tetap menarik dan memaksa agar cepat segera dimasukkan.

Tak berdaya aku dibuatnya. Akhirnya akupun terpaksa harus melakukannya. Kontol yang sudah tegang sedangkan memek ini belum siap menerima hujaman rudal itu.

Kuturunkan pinggulku dan memekku sudah menyentuh ujung kepala kontolnya. Tiba – tiba kontol yang tegak dan keras itu seketika lunglai dan lemas.

Pria tersebut panik tak tahu apa yang terjadi. Dia mencoba mengocok kembali kontolnya, namun tetap saja lemas tidak bisa berdiri seperti tadi.

“jadi begitu ya Belu.. “ucapku dalam hati.

“baiklah.. aku kerjain sekalian pria ini supaya kapok!” cetusku lirih.

Aku masih menyaksikan pria berusaha mengocok kontolnya dengan susah payah. Beragam cara dia lakukan. Aku hanya berdiri diatasnya.

Aku mulai emainkan memekku dan menggoyangkan pinggulku. Susuku ku remas – remas dengan tanganku yang lain dan kupasang raut wajah penuh nafsu. Kulemparkan rayuan ini kepadanya bermaksud untuk mengejeknya. Pria ini makin panik dan dengan rasa frustasinya karena kontol dia tidak juga tegak, dia berlari dan keluar dari kamar ini tergopoh – gopoh.

Suara teriakan, erangan dan desahan dayang yang sedang memuaskan nafsu di ruang sebelah masih sangat ramai. Mereka benar – benar menikmati pesta itu.

Hari sudah jelang malam. Tak tahu berapa lamanya aku menanti disini. Suara ramai sudah tak terdengar lagi. Diruangan pesta itu, kini hanya tersisan teman dayang yang kesemuanya tergeletak tak bertenaga. Nafas mereka ngos ngosan sambil telanjang bulat. Tubuh yang dipenuhi pejuh dan memek yang penuh lendir meleleh.

Namun mereka dengan senyum bahagia menghitung koin koin dari para lelaki itu.

“Sari.. kamu gak mau kyk gini?” tanya temanku

“mau sih mau. Cm aku dari dulu gak pernah tahu menahu soal begituan, jadi aku gak terlalu tertarik” jawabku.

“tapi, bukannya memek kalian sudah tersegel?” sambungku.

“memang iya. Warna memek memang hitam, tapi gak akan bisa dipakai oleh orang – orang yang berasal dari istana. Kalau dengan orang lain, kami tetap bisa merasakan” ucap teman lain.

“Sari..suatu saat nanti kamu harus mencoba” ujar mereka seraya menunjukkan hadiah yang mereka dapatkan dari para pria tadi.

Suasana kesenangan mereka masih berlanjut di ruang dayang. Mereka membagi – bagikan hadiah kepada dayang lain dan begitu pula kepadaku. Banyak hadiah yang diberikan, baik dari tamu maupun dari Raja. Kata simbok, hari – hari seperti ini sangat dinantikan oleh dayang, tetapi ini kali pertama buatku.

Kini malam telah larut. Simbok dan dayang lainnya sudah terlelap. Tidur mereka sangat pulas karena tenaga terkuras seharian. Aku yang masih belum bisa tidur, mencoba mencari angin segar diluar sana.

Sepintas aku melihat kearah hutan yang terdapat goa penjara didalam sana. Ingin rasanya aku menengok keadaan wanita itu. Sejak pengobatan yang dilakukan Belu itu, wanita itu belum pernah membuka matanya walaupun tubuhnya sudah dibersihkan dari racun.

Niat aku urungkan, karena gerimis turun dan kilat mulai bermunculan. Malam yang dingin membuat suasana semakin sepi juga pendopo dayang terasa sangat membosankan.

“Sari..” suara panggilan Adipati yang mengagetkan.

“ i..iya adipati.” Jawabku sembari terkaget. Aku bangkit dari dudukku dan segera menghadap Adipati.

“kenapa kamu belum tidur Sari?” tanya Adipati.

“apa kamu tidak merasa capek setelah seharian kamu melayani para tamu?” sambung Adipati.

“ee.. tidak adipati. Hamba belum merasakan capek” jawabku jujur.

“ooh begitu. Terus.. berapa hadiah yang kamu dapatkan Sari? Kulihat para dayang lain memperoleh banyak. Seharusnya kamu demikian.”tanya Adipati sambil melihat ranjang dayang yang penuh hadiah bertebaran.

“tidak Adipati. Hamba tidak ikut pesta itu. Maksud hamba, hamba memang ikut tapi tidak dapat apapun dari tamuku” jawabku polos.

“apa kamu tidak meminta Sari?” tanya Adipati heran.

“tidak Adipati. Tamu hamba tidak berselera dengan tubuhku” jawabku sembari memalingkan wajahku kearah tubuhku.

“mungkin dia buta. Mana ada pria yang tidak berselera denganmu!”jawab Adipati terheran.

“tidak tahu Adipati. Itu yang terjadi tadi” jawabku.

“hamba mohon maaf Adipati. Ada yang ingin hamba tanyakan kepada Adipati” pintaku.

“bicaralah Sari” pinta Adipati sembari kami duduk dibangku pendopo dayang.

“Hamba.. ah tidak. Kami para dayang pernah meminum ramuan dari Ibu Ratu Purbawani. Kemudian sebagian dari kamu mengalami sesuatu yang membuat siapapun dalam kerajaan ini tidak bisa berhubungan badan dengan para dayang. Apakah ini memang sudah semestinya terjadi dengan kami?” tanyaku penasaran.

“Baiklah.. akan saya jawab Sari. Ini hanya untukmu” jawab Adipati sambil menghela nafas.

“Sari… ini bermula ketika seorang Ratu sebelum Ibundaku Prabawani menggantikannya, beliau melakukan sebuah kesalahan. Dia berhubungan dengan salah satu pemimpin prajurit disini. Berkali – kali hingga suatu ketika, Ratu menerima kutukan dari dewa hingga sekarang dia tidak dapat menjabat lagi”

“siapa itu Adipati?” tanyaku penasaran.

Adipati Sandiwarna tersenyum tipis, “Maaf Sari.. Saya tidak berhak dan tidak akan mengatakan itu siapa. Pokoknya terimalah apa yang sudah digariskan kepada kamu dan kalian. Ini yang terbaik. Supaya tidak ada lagi hubungan terlarang antara Raja atau Ratu dengan para bawahannya” jawab Adipati menjelaskan.

Panjang dan lebar Adipati Sandiwarna berbincang denganku malam itu. Aku sudah tahu inti dari permasalahan ini. Ratu Purbawani sengaja melakukan ini supaya Sang Raja dan Anaknya Adipati Sandiwarna tidak melakukan hubungan badan dengan para bawahannya, selain permaisuri. Itu adalah pantangannya. Dan siapa Ratu yang telah kena hukuman dari dewa kemungkinan besar adalah Wanita yang ada didalam Goa itu. Ibunda dari seorang pria pengembara misterius yang aku idam – idamkan.

Setelah perbincangan tadi dengan Adipati Sandiwarna, hatiku menjadi gelisah. Belu yang aku tanya juga diam tanpa sepatah kata apapun. Aku tidak bisa tidur sampai pagi degan berbagai pertanyaan di kepala ini.

“aku harus menemui Pria itu nanti malam!” …



BERSAMBUNG Eps. 11
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd