Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Dewi Apsari Paninggilan

saya kira ratu yang sekarang cemburu dengan tubuh kakaknya sehingga diracuni dan akhirnya diasingkan
 
PART 2 : “NGGAYUH TRESNANE ARJUNO”
Eps. 11



Ingin rasanya pagi ini berubah jadi malam. Aku segera ingin tahu dari pria pemburu itu. Sebenarnya apa yang terjadi dengannya, dengan ibunya, dan dengan istana ini dengan seluruh hingar bingar isinya.

Hari itu pekerjaan tidak terlalu banyak. Tak terasa malam sudah menghampiri. Tak perlu menunggu para dayang tidur terlelap. Keluar dengan alasan mencari sayur pun sudah mendapat ijin dari prajurit penjaga dengan segala resiko ditanggung sendiri. Tak ada satupun prajurit yang mau masuk hutan dimalam hari.

Tak ada persiapan khusus untuk masuk kedalam goa itu. Hanya mempersiapkan beberapa pertanyaan yang akan kulemparkan ke pria pemburu itu.

Malam yang begitu gelap dihutan itu aku tembus. Hanya suara hewan malam menemani langkahku. Dalam perjalananku tak kutemukan bekas langkah kaki kuda yang aku harapkan. Aku berharap semoga pria itu datang menjenguk ibundanya.

Mulut goa didepan mataku. Penjaga goa yang tampak seram aku lewati. Didalam goa tak terlihat pria itu. Hanya aku dan ibundanya yang terbaring dan tak membuka matanya sama sekali. Keadaan wanita itu sudah membaik. Wanita itu sudah tidak terlihat lusuh dan kurus lagi. Mungkin dia sudah banyak makan walaupun matanya terpejam. Beberapa kali aku memikirkan cara untuk mendapatkan pejuh dari Raja. Namun nampaknya tak akan berhasil karena pantangan raja untuk menggauli dayang nya.

Aku hanya bisa memandangi wanita ini tanpa bisa melakukan hal yang lebih. Semoga Pria itu bisa memperoleh syarat penyembuhan ibundanya.

“Sari…” panggilan seseorang dari ujung goa

Terbangun aku dari lamunan ini dan segera memalingkan wajahku ke mulut goa.

Sosok pria yang akun harapkan hadir akhirnya datang juga.

“Apa kabarmu Sari?” tanya pria itu.

“Baik. Smoga kebaikan juga bersama engkau” jawabku sambil mendoakan.

“aku sudah berusaha mengobati ibundamu ini. Aku punya 1 permintaan untukmu. Kamu boleh anggap ini sebagai balas jasa” sambungku kepada pria pemburu ini.

“apa yang kamu inginkan dari ku Sari?” tanya pria itu.

“Siapa namamu, siapa ibumu dan kenapa kalian disini?” tanyaku kepada Pria itu.

“aku hanya akan menjawab 1 dari pertanyaanmu” jawab pria itu.

“baik. Siapakah namamu?” tanyaku sambil memandangi pria itu dengan serius.

Kami saling pandang dengan serius. “Pandudarma. Panggil saja aku Pandu” jawab pria itu.

“baiklah Pandu. Kini aku bisa memanggilmu dengan sepantasnya” jawabku.

Aku mencoba melepaskan ketegangan ini. Aku sedikit gugup dengan apa yang aku tanyakan tadi. Setelah mendengar jawaban itu, perasaan hati ini lebih lega.

“setelah aku menjawab pertanyaanmu. Aku punya 2 permintaan untukmu sari?” tanya Pandu.

“aku akan menjawab 1 pertanyaan darimu Pandu.” Jawabku.

“baiklah kita impas. Mau kah kamu membantuku untuk menyembuhkan ibundaku Sari?”tanya Pandu.

“Pandu. Apa yang kamu katakan! Aku tak tahu asal usulmu. Jangankan tahu siapa bapakmu, nama ibundamu saja aku tidak kamu beritahu” jawabku.

“Prabawati. Itu nama ibuku” sahut Pandu dengan cepat.

Terkaget aku mendengar jawaban dari Pandu.

“Prabawati? Ratu Prabawati?” tanyaku menegaskan.

“betul Sari. Aku bukan lagi adipati. Sejak aku dikeluarkan dari kerajaan itu, aku sudah buang jauh – jauh jabatan itu” jawab Pandu.

“aku sudah mendengar banyak dari Adipati Sandiwarna tentang ibunda kamu” ucapku.

“apa yang kamu dengar mungkin akan sangat berbeda dengan kenyataan Sari” jawab Pandu dengan senyuman.

“Sari.. kamu adalah satu – satu nya orang dalam istana yang bisa aku percaya. Kamu pasti mau untuk membantuku. Untuk menyembuhkan ibundaku Sari” pinta pandu.

“apa yang bisa aku lakukan Pandu. Membujuk Raja untuk bersenggama dengan ibundamu?” tanyaku.

“aku tidak tahu cara yang tepat untuk itu Sari. Tapi aku harus mendapatkan pejuh dari ayahku, untuk pengobatan ibuku” tegas Pandu.

Sesaat aku berpikir bagaimana cara untuk mendapatkan pejuh itu.

“kau tau Pandu. Raja tidak akan bersetubuh dengan orang yang tidak lagi menjadi Ratu atau permaisuri. Mau tidak mau, Ibundamu harus mendapatkan gelar itu lagi” jawabku

“siapakah orang yang bilang seperti itu Sari?” tanya Pandu.

“tentu Adipati Sandiwarna yang memberitahuku. Dia menceritakan pelanggaran seorang ratu yang sering bersenggama dengan seorang prajurit. Dan sekarang dikutuk oleh dewa” jawabku menceritakan.

“dia berdusta Sari” sahut Pandu tegas.

“semua kelurga besar kerajaan boleh memilih siapapun. Bahkan dari rakyat jelata sekalipun! Tapi… tentunya kamu tidak akan bisa langsung percaya kepadaku.” sambung Pandu.

“aku harus mempercayai siapa yang menjadi naunganku sekarang. Kecuali ada bukti dari apa yang kamu yakini itu Pandu” kataku.

Pandu dengan sabar memasukkan beberapa makanan ke mulut ibundanya. Kasih sayang Pandu berikan kepada ibundanya sangatlah besar. Aku jadi teringat dengan simbok di rumah.

“waktu sudah semakin larut. Aku harus pamit Pandu. Aku harus kembali ke pendopo dayang” kataku sembari menuju mulut goa.

“tunggu Sari!” seru Pandu.

“ada apa pandu” jawabku sambil menghentikan langkahku.

“Sari.. aku teringat tempo hari aku menolakmu. Malam ini gairahku sedang memuncak. Apa kamu siap jika aku menjamahmu?” tanya Pandu.

“aku menolakmu untuk sekarang Pandu. Jika saatnya tiba nanti, kuserahkan semua ini untukmu” jawabku.

“aku sudah sangat membutuhkannya Sari. Aku butuh gadis untuk menyalurkan ini Sari. Aku hanya ingin kamu. Jika kamu menolak, bagaimana seandainya aku akan menjamah selain dirimu?” tantang Pandu.

Ku palingkan wajahku kearah Pandu, “bukankah aku bukan siapa – siapa mu Pandu. Aku tak berhak meminta apapun kepadamu, tapi kamu ingat apa yang kamu lakukan kepadaku dibawah pohon melinjo tempo hari itu Pandu? Kamu harus pertanggungjawabkan itu. Ku tunggu janjimu” jawabku.

“baiklah kalau begitu. Aku akan mengantarmu” jawab Pandu sembari berdiri.

“tidak usah Pandu. Aku terbiasa sendirian” jawabku.

“tidak diragukan lagi. Kamu bukan gadis biasa” pungkas Pandu.

Kulangkahkan kakiku menembus hutan ini untuk kembali ke istana. Namun setelah sampai dipersimpangan., aku mendengar langkah kaki kuda menjauh dari Istana. Aku langsung bersembunyi disemak semak dan mematikan oborku karena takut ketahuan.

Saat dia melintas terlihat itu adalah seorang perempuan dengan tatanan anggun. Dia mengendarai kuda itu dengan kencang, dan berbelok kearah lembah dipinggiar hutan, bukan kearah goa penjara.

“mungkinkah itu Ratu Purbawani? Tapi apa yang dilakukannya tengah malam seperti ini?” ucapku lirih.

Kuteruskan langkahku untuk masuk kedalam pendopo dayang, namun belum sempat membuka pintu, aku kepergok Raja.

“Sari” panggil Raja

“Hama Raja” jawabku sambil menundukkan kepala.

“Darimana saja kamu? Aku lihat kamu dari arah belakang istana?” tanya Raja.

“hamba dari buang air kecil Raja. Mohon ampun jika Raja ridak berkenan” jawabku memelas.

“bukan begitu Sari.. ada yang ingin aku bicarakan denganmu” ucap Raja.

“Baik Raja” jawabku.

Kami berdua segera menuju pendopo istana dan membicarakan sesuatu. Tidak seperti biasanya kalau untuk berbicara dengan raja, sebagai dayang aku harus duduk bersimpuh didepan Raja yang duduk lebih tinggi disinggasananya. Malam ini kami duduk berhadapan dengan tinggi yang sama.

“Sari. Aku sudah melihat gerak gerikmu belakangan ini. Kamu sering pergi ke goa penjara dibelakang istana. Aku tahu kalau kamu sedang menaruh perhatian kepada seorang wanita yang sedang terbaring disana” ucap raja menerangkan.

“iya Raja. Hamba mengakui” ucapku jujur.

“Sari.. kamu tahu? Kesalahanku adalah memenjarakanmu di goa itu. Kala itu aku tidak tahu akan memberikan hukuman apa kepadamu. Karena tekanan Ratu dan yang lain, akhirnya aku menempatkan kamu disana” ucap raja meneruskan.

“Sari.. dayangku yang selalu aku kagumi.. ada yang perlu kamu tahu. Kasih sayangku terhadap Ratu Prabawani sangatlah besar. Memang tidak sepantasnya aku menaruh seorang kakak dari isteriku disana. Namun karena menghindari sesuatu yang lebih besar, mau tak mau aku harus merelakan meninggalkan Ratu Prabawani disana” ucap raja.

“Iya Raja. Mhon ampun raja, apakah hamba boleh menanyakan satu hal. Kenapa ratu Prabawani bisa sakit separah itu Raja. Sebagai dayang yang harus melaksanakan seluruh tugasnya, hamba terpanggil untuk membantu Ratu. Bukan kah itu benar Raja?” tanyaku kepada Raja.

“betul Sari. Apa yang kamu lakukan memang tidak salah. Yang perlu kamu ketahui, penyakit yang di derita oleh Ratu Prabawani disana bukanlah penyakit sembarangan. Sudah banyak tabib sampai resi kemari untuk mencoba menyembuhkannya. Tapi tidak ada satupun yang berhasil” ucap Raja.

“Mohon ampun Raja. Kalau boleh hamba tahu, hamba ingin mengetahui penyebab Ratu Prabawani bisa jatuh sakit” tanyaku pada Raja.

“Ratu Purbawani mengatakan kalau kakaknya terkena bisa ular dihutan belakang istana. Namun bisa yang dikeluarkan ular itu tidak mudah disembuhkan. Bahkan, para dayang yang merawatnya lambat laun, terkena penyakit aneh yang menyebabkan sesuatu kepada mereka. kata tabib, para dayang tertular oleh penyakit Ratu Prabawani.” jawab Raja.

“apakah memek dayang menjadi menghitam Raja?” tanya ku penasaran.

“lebih dari itu Sari, bahkan sampai mati rasa. Ratu Purbawani kebingungan untuk mengatasinya, dan memilih menjauhkannya dari istana kedalam goa itu” Jawab Raja sambil menunjukkan arah goa penjara.

“maka dari itu Sari, jika Ratu memergokimu sedang merawat Ratu Prabawani, kamu akan dimarahi oleh Ratu. Kalau kamu tidak ada alasan kuat untuk ke goa, janganlah kamu kesana. Cukup kamu disekitar istana” Pungkas Raja.

Setelah pembicaraan itu, aku diperintah untuk segera istirahat. Dalam mataku yang terpejam, aku masih kebingungan antara yang diucapkan raja dan keterangan dayang berbeda. Antara Ramuan yang diberikan Ratu atau penyakit yang menular dari tubuh Ratu Prabawani. Yang pasti, aku belum merasakan dampak dari salah satu alasan yang diutarakan. Memekku masih biasa saja, dan seperti tidak ada perubahan.



BERSAMBUNG Eps. 12
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd