Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

denisputera real story vol. 2 : Beautiful Mistakes

Status
Please reply by conversation.

denisputera

Suka Semprot
Daftar
26 Feb 2014
Post
2
Like diterima
3
Bimabet
Oke, jadi cerita ini adalah sambungan dari https://v1.semprot.com/threads/1112922?-denisputera-real-story-vol-1-PILOT?highlight=denis
Yang belom baca cerita saya sebelumnya, boleh baca dulu.
Yang males baca saya perkenalin diri lagi, nama saya Denis Putera, teman-teman saya biasa manggil saya dp dan dalam cerita saya ada yang menggunakan nama asli dan ada yang samaran.

Di cerita saya sebelumnya saya menceritakan tentang pengalaman saya saat kelas 2 smp, saat itu saya sedang berpacaran dengan Amanda. Jadi selama saya pacaran dengan Amanda, kami mempunyai ritual rutin yang hampir setiap pulang sekolah kami lakukan yaitu kissing. Kami biasa mencari tempat sepi untuk berciuman.

Pada suatu hari saat istirahat, Amanda menarik tangan saya dan berlari kecil menuju daerah belakang sekolah kami. Disitu adalah tempat parkir mobil-mobil jemputan (Hanya mobilnya, supir-supirnya berkumpul di tempat lain. Saya tidak menyadari bahwa tempat itu sangat sepi pada jam istirahat.

"Kiss me." bisik Amanda di telinga saya agak mendesah.

Saya memegang pinggangnya dan menciumnya dengan lembut. Tangan Amanda melingkari leher saya. Lama-kelamaan ciuman kami berdua menjadi liar dan spontan tangan saya sudah menggerayangi kedua payudaranya. Kami berdua tidak bisa mengendalikan diri kami sampai bel tanda masuk kelas pun berbunyi. Saya menarik kepala saya dan dia merapikan bajunya. Tanda kecewa terlihat di wajahnya karena kami harus kembali masuk ke kelas. Lokasi itu pun akhirnya menjadi tempat favorit kami untuk berciuman.

Seperti biasanya, kami melakukan ritual berciuman kami seperti biasanya. Tetapi saya tidak menyadari saat itu ada 2 adik kelas perempuan saya yang mengintip perbuatan saya dan Amanda. Mereka berdua adalah Marlin dan Fiona, mereka juga adalah teman sekelas Amanda. Marlin anak yang rajin di kelasnya, dia juga orang yang supel. Fiona anak orang kaya, agak tomboy tetapi suaranya manis. Secara keseluruhan mereka berdua adalah perempuan yang cantik, tetapi sayang tidak punya pacar. Saya awalnya tidak tau bahwa mereka melihat kami sampai suatu hari saat saya berjalan ke rumah usai pulang latihan basket, Marlin dan Fiona mendatangi saya dan memperlihatkan foto saya dan Amanda sedang berciuman di tempat favorit kami.

"Mar.. Fi.. tolong hapus lah, gue janji bakal ngabulin permintaan kalian." Saya memohon mereka dengan sedikit membungkuk.
"Hapus gaa yaa." kata Fiona menggoda saya sambil memegang HPnya.
"Kita boleh minta apa aja? Kakak bakal ngabulin?" tanya Marlin bersemangat.
"Iyaaa apa aja." Jawab saya sangat cepat.

Saya merebut HP yang ada di tangan Fiona dan segera menghapus semua foto-foto saya dan Amanda.

"Oke de, janji yaa. Kalo bohong awas yaa! kami sebarin, kan foto-fotonya ada di HPku juga." ucap Marlin.
"Hahh?" ucap saya. Saya tidak menyangka, mereka sangat niat sampai mengcopy foto-foto saya dan Amanda ke HP mereka masing-masing.
"Iya kak, gampang kok, kita cuma mau kakak ngelakuin apa yang kita suruh aja." kata Fiona.
"Iya dan kita janji gak akan kasih tau siapa-siapa termasuk Amanda." kata Marlin.
"Oke-oke." jawab saya sambil menganggukan kepala.

Hari itu, kami berjalan pulang bersama-sama. Kebetulan rumah kami searah. Di perjalanan, saya benar-benar tak habis pikir dengan mereka. Saya tak menyangka mereka merencanakan untuk menjebak saya selama ini. Tetapi saya tak terlalu menghiraukannya, yang penting Amanda, orang yang saya cintai, tidak terkena masalah karena ulah kami.

3 hari kemudian, Marlin bbm saya. Dia ingin saya mengajarkan mereka (Marlin dan Fiona) pelajaran Fisika dan mereka juga akan membayar uang transport saya. Kebetulan saya sangat pintar fisika. Pikirku, ini sama sekali tak jadi masalah. Setiap minggu minimal sekali kami janjian di Mal, rumah Marlin, atau rumah Fiona untuk belajar. Saya bilang ke Amanda kalau Marlin dan Fiona ngeles dengan saya. Akhirnya saya juga mengenal mamanya Marlin dan mamanya Fiona karena sering belajar di rumah mereka.

Suatu hari, kami janjian untuk belajar di rumah Fiona. Rumah itu cukup besar dan sangat nyaman. Saya merasa janggal karena ruang tamu itu lebih sepi dari biasanya.

"Fi.. mama kamu sama orang rumah yang lain kemana?" tanyaku.
"Mama lagi pergi ke luar kota kak sama temen-temennya, papa kerja kayak biasa, kak Floren kuliah." jawabnya menjelaskan.
"Nah kak, pas banget kan, hari ini kita mau di ajarin yang lain, bosen fisika mulu." ucap Marlin.
"Hah? Bosen? Jadi mau diajarin apa?" tanyaku.
"Ajarin semua yang kakak ajarin ke Amanda, lebih dari itu juga boleh." jawab Fiona dengan sangat cepat.

Saya terkejut mendengarnya. Tetapi belum sempat saya berkata lebih lanjut, Fiona menerjang saya dan mencium saya. Awalnya saya menolak dan mencoba menghindar tetapi Marlin memegang kedua tangan saya.

"Udah kak, turutin permintaan kami dong sesuai janji. Kalau bukan kakak yang ngajarin kita, siapa lagi." bisik Marlin di telingaku.

Lama-kelamaan, saya pun tak dapat menahannya. Ciuman saya dan Fiona menjadi sangat liar sampai Marlin menyenggol Fiona tanda gantian. Fiona pun berdiri dan Marlin menduduki tubuh saya. Marlin langsung mencium bibir saya dengan sangat liar. Mereka berdua saat itu sangat berbeda dengan mereka yang ada di sekolah. Marlin mengarahkan kedua tangan saya ke payudaranya. Ciuman kami sangat liar sampai bibir saya terasa sangat basah. Marlin mulai membuka pakaian saya dan kemudian berdiri. Posisi saya sudah telanjang bulat dan terbaring di sofa lebar dan empuk. Fiona yang tidak saya perhatikan sejenak ternyata juga sudah telanjang bulat. Fiona menindih saya dan mengarahkan payudaranya yang besar ke wajah saya. Saya mulai menghisap dan memainkan kedua payudara Fiona dengan lidah saya.

"Aaaaihhh.. aaaahh..." desah Fiona berulang-ulang.
"Terusss kaaakk... Enaakkk... Enaakkkk banget." ucap Fiona.

Saya pun terus menghisap dan memainkan putingnya. Desahan dan teriakannya memenuhi seluruh rumah. Terasa di badan saya, vaginanya yang ditutupi rambut-rambut tipis itu basah. Tak lama penisku yang tegang juga terasa basah. Ternyata Marlin sedang asik menghisap penis saya. Marlin yang juga sudah telanjang bulat, kadang memainkan penis saya di payudaranya. Fiona yang sudah tidak tahan merebut penis saya dari Marlin dan mengarahkan ke vaginanya. Saya tidak tau darimana mereka belajar semua itu. Perlahan terbunyi "Jleb" dengan rintihan Fiona sedikit kesakitan. Posisi saya dan Fiona saat itu adalah Woman on Top. Fiona terus berusaha mengeluarmasukkan penis saya ke vaginanya. Sedangkan Marlin menduduki wajah saya, memegang kepala saya, dan menyuruh saya menjilat vaginanya.

"Aaahh... aaaa.. isshh... aashh." rintihan Fiona terus berulang-ulang tanpa henti.
"Aaah... kakkk.. teruuss.. aahhhhh... ahhhhhh..." desahan Marlin tak mau kalah.

Rumah itu benar-benar berisik karena mereka berdua saat itu. Fiona mulai menaikkan temponya dan menggenjot lebih cepat sedangkan Marlin sudah sangat basah vaginanya. Darah perawan Fiona mulai keluar diikuti desahannya yang sangat keras.

"Aaaaaaaaaaaaaaaaahhhhh.. Aaaaaaaaaahhhhhhh.. Ahhhhhhhhhh... Akku maauuu keluuar kakkkk." kata Fiona terburu-buru dengan wajah keenakan.

Tak lama penis saya terasa sangat hangat dan basah kemudian Fiona duduk beberapa saat sebelum dia tiduran. Saya baru menyadari banyaknya darah perawan Fiona yang keluar. Untungnya tidak terlalu kelihatan karena sofa tempat kami ML warna hitam. Saya pun tidak mau mengecewakan Marlin. Saya mengambil posisi berdiri dan saya suruh Marlin yang vaginanya sudah basah dari tadi untuk nungging. Tanpa basa-basi menancapkan penis saya ke vaginanya pelan-pelan.

"Aaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh..." teriaknya sangat keras.

Saya perlahan-lahan memasukkan dan mengeluarkan penis saya sampai Marlin terbiasa.

"Aaahhh ahhh... aahhhhh ishh" desahan Marlin berulang-ulang.

Saya menggenjot Marlin makin keras dan makin cepat diikuti desahannya yang makin keras dan tak henti.

"Aaaahhhhh kakkk Enakkkk.... terruusss kakkkkk lebihhh dalemmm dong... Aaahhhh... Ahhhhhh... Ahhh...." ucapnya menantang saya.

Saya terus menusuk penis saya lebih dalam ke vaginanya. Terlihat di cermin wajahnya yang sangat menikmati permainan kami.

"Aaaaaaahhh kaaakkkk Marlinnn mauu keluarr." ucap Marlin.
"Aaahhh kakakk jugaaaa mauu keluuaaar nihh." ucap saya spontan.

Kemudian terasa kenikmatan yang sangat luar bisa, penis saya masih berada di dalam vaginanya. Saat itu terasa sangat hangat. Saaya tidak memikirkan apa yang terjadi pada Marlin saat itu. Yang pasti kami berdua sangat senang melakukannya. Kami bertiga tiduran di sofa itu. Sebenarnya ada sedikit perasaan bersalah dalam diri saya kepada Amanda. Tetapi saya melakukan ini juga untuk kebaikannya, dan saya juga menikmatinya.

Usai permainan yang sangat hebat itu, kami bertiga mandi bersama. Kemudian kami nonton TV sampai kak Floren datang. Setelah dia datang, saya dan Marlin pulang bersama karena rumah kami searah. Marlin menggandeng saya sepanjang perjalanan sambil tersenyum. Kami berdua benar-benar tidak memikirkan apa yang akan terjadi. Apakah Marlin hamil? Apa saya harus bertanggung jawab? pertanyaan itu tidak saya pikirkan saat itu.

***TO BE CONTINUED***
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd