Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Delusi Di Dalam Delusi (TAMAT)

Chapter 7


Aduh pak Abdul, eh eh ma maaf pak.

Pak maafin ibu pak, ibu terlihat bersimpuh.

Udah, udah, gapapa. Ayah begitu tenang tanpa rasa cemburu. Jangan disini, takut ketauan warga. Masuk ke rumah.

Ibu dan pak RT kebingungan. Mak maksudnya pak?

Udah masuk aja, disini gak aman.

Ibu dan pak RT masuk ke dalam rumah, mengikuti ayahku dari belakang. Ayah membuka kamar tamu yang lumayan luas, disini aja kalo mau lanjut.

Bapak yakin? Kok bapak gak cemburu sih atau marah gitu ke ibu? Ibuku cemberut.

Cemburu sih, tapi ayah juga melakukan yang serupa dengan ibu. Jadi ayah gak berhak kan menghakimi ibu.

Maksudnya? Ayah selingkuh? Sama siapa? Ibuku seperti mau marah.

Mau lanjut apa gak?

Kok pertanyaan ibu gak dijawab sih pak.

Udah itu kasian Pak RT, udah nahan sange. Ayahku tertawa.

Aduh maaf Mas, jadi ayah ngebolehin nih ibu selingkuh?

Masih tanya, yauda ayah tinggal ya. Ayah ada urusan.

Aku mengendap-endap, takut ketauan ayah karena menguntit.

Loh pintu kamar kok terbuka. Aku masuk ke dalam kamar ternyata Fira gak ada di dalam kamar. Aku cari ke seluruh ruangan gak ada. Aku dengar suara cekikikan di ruang tamu, ternyata istriku sedang berduaan dengan Toni. Mereka menonton JAV, genre cuckold gangbang, rape.

Sayang gak ada akhwat yang kayak aku ya ton, padahal banyak kan ton yang fetish akhwat kayak aku? Istriku antusias.

Ya kan itu di jepang mbak, ada sih bokep US tapi ya gak seru soalnya bukan akhwat asli kayak mbak. Toni memangku istriku, memeluk istriku dari belakang. Aku lihat Toni mencium istriku yang memakai cadar hitam. Tangannya masuk ke dalam hijab lebarnya, ntah aku gak tau apakah Toni meremas dada Fira atau menggesek-gesek memek istriku.

Ahhh, ton, ahhhh. Fira mendesah.

Fira berdiri lalu memelorotkan celana dalamnya. Celana dalam berwarna merah muda. Setelah itu Fira kembali duduk dipangkuan Toni dengan berhadap-hadapan. Tangannya dikalungkan ke leher Toni.

Muah, bibir yang masih tertutup cadar mencium bibir Toni.

Sebentar mbak, Fira pun berdiri dari pangkuan Toni. Resleting celana jeans Toni dibuka oleh Toni, ternyata adekku Toni gak memakai celana dalam.

Fira membungkuk, fira mengocok penis toni menggunakan tangannya sampai kemaluan Toni berdiri tegang. Lebih besar dari punyaku. Setelah cukup tegang, Fira membungkuk lalu memasukkan penis toni ke dalam mulutnya. Toni memegang cadar Safira. Maju mundur, maju mundur.

Udah mbak, udah. Takut keluar nanti.

Yauda, siap ya. Huh, punya kamu jadi pengunjung ketiga setelah ayah. Fira tertawa bangga.

Ahhh, slep, slep, ceplok, ceplok, ceplok. Fira duduk di pangkuan Toni sambil berciuman. Tangan Fira memeluk tubuh Toni. Sedangkan Toni memegang kepala Fira kiri dan kanan.

Muah, Elm, Elm , Fira ditelentangkan. Kini mereka dalam posisi missionari. Ceplok, ceplok, ceplok.

Ahh, enak ton. Toni meremas payudara Fira dalam posisi outfit lengkap.

Buka aja ton, kalo kamu pengen liat payudara mbak.

Ah ah, gak mbak. Toni suka ngentot mbak kayak gini.

Aku mengintip di pojokan tembok, Toni dan Fira gak tau kalo aku daritadi mengawasi mereka. Libidoku naik, aku pelorotkan celana pendek, celana dalamku juga. Kukocok penisku sambil melihat persetubuhan istriku yang aku cintai dengan adek kandungku sendiri.

Bersambung...
 
Chapter 8


Ah, ah, dek, binal banget kamu dek. Dasar kamu sholehot ya, lonte. Ah, kakak suka, kakak suka kamu dientot keluargaku. Ahhhh.

Gak begitu lama, aku sudah mencapai puncak. Ahhhh, spermaku muncrat sampai ke tembok. Karena teriakanku keras, Toni dan Fira menoleh.

Loh kak? Fira shock.

Mas? Aduh ketauan mbak.

Aku pun mendekati mereka, udah gapapa. Lanjut aja.

Eh kakak udah keluar? Melihat penisku udah lemas kembali.

Huh payah, Toni aja belum keluar tuh kak.

Seperti ditampar pipiku, ada perasaan rendah diri saat Fira bicara seperti itu.

Aduh, bukan maksud adek ngerendahin kakak. Toni menghentikan penetrasi ke Fira. Dan Fira merapikan kembali outfitnya.

Maafin adek ya, Fira memelukku. Adek cinta banget sama mas. Tapi, tapi nafsu Fira yang tertahan lama karena tuntutan norma agama seperti jebol kak. Fira pengen dimanjain banyak cowok. Dipuji, bahkan Fira ingin lebih dari itu.

Lalu Fira memegang tanganku, ditaruhnya tanganku ke dadanya. Remas kak, remas.

Ahhh, Toni sini. Remas payudara mbak yang sebelah.

Fira duduk di bawah, di atas karpet merah ruang keluarga.

Ah, ahhhh, cium aku kak. Rengek istriku.

Aku sibakkan cadarnya, aku cium, kulum dan hisap bibirnya.

Lepas aja kak cadar Fira,

Aku lepas cadarnya, aku taruh ke sembarang tempat.

Kita ciuman begitu panas. Toni menyingkir, agak menjauh. Dia sudah melepas celana jeansnya. Mengocok penisnya yang besar, bengkok. Mengacung-acung ingin masuk ke dalam sarang bidadariku, Safira.

Safira melepas hijab lebarnya, rambut sepundaknya menampakkan kecantikan Safira yang alami. Lehernya yang putih, menambah gairahku.

Tanganku pun ikut membantu menelanjangi Safira. Dimulai dari resleting gamis hitamnya yang kubuka. Perlahan, gamis itu melorot ke bawah saat aku bantu gamis yang menyangkut turun sampai pundak, perut, setengah badan Fira kini hampir telanjang bulat. Kulepas sekalian bh Fira, payudara bulat sempurna mulai terlihat. Putingnya berwarna coklat tua, dengan aerola melebar melingkari puting yang besar bertengger di atas payudara yang bulat mengkal.

Safira pun berdiri, melepas gamisnya. Dibuang ke sembarang tempat. Celana dalamnya pun menyusul terlepas, menampakkan vagina Safira berwarna coklat kemerahan. Kontras dengan kulitnya yang kuning langsat.

Sekarang Safira sudah telanjang bulat dengan sempurna.

Toni mendekat merebut Fira dalam pelukanku. Mereka berciuman.

Emm, Emm, ton, ton, ihh kamu. Kan mbak lagi sama kak Dedi.

Toni gak kuat mbak, mbak sexy banget. Cantik banget mbak. Kuping, leher Fira gak luput dari ciuman, jilatan Toni.

Mas, aku pinjam istrinya dulu ya.

Aku gak menjawab, sekarang giliran aku yang mengocok penisku sendiri.

Kami bertiga sudah telanjang bulat. Toni sudah ancang-ancang menggenjot istriku lagi dalam posisi missionari.

Mbak siap?

Fira mengangguk. Ahhhhh, sesek ton, punyamu besarrr.

Tanpa sadar ada tiga orang yang mengawasi kami, ibu dan pak RT melihat persetubuhan Fira dan Toni dengan tatapan melongo.

Bersambung...
 
Chapter 9



Mulustrasi Safira tanpa cadar


Ah kok gak bilang-bilang ton, ayah mendekat. Gantian ton.

Kini ayah yang mendapat giliran menggenjot Safira.

Ah, ah, ayaaah. Toni belum keluar, kasian.

Iya, ntar gantian deh. Ayah juga pengen nyobain kamu lagi kan Fir.

Ayah menyibakkan rambut Fira yang menutupi wajahnya.

Kamu cantik Fir, kamu cantik. Ah, ah, ah, enak banget.

Ayok gantian ton, giliran Toni yang menggenjot Fira. Dalam tempo yang cepat.

Fira orgasme berkali, bahkan sampai squirting.

Aahhhhhb aku keluar, crot, crot, crot. Cairan cintanya menyembur seperti kran bocor.

Ahhhhh, tubuh Safira melengkung, dibarengi dengan squirting. Safira terlihat lemas gak berdaya. Nafasnya ngos-ngosan.

Pak RT ikut gabung menggilir Fira tapi ayah marah.

Loh loh, enak aja. Kamu kan udah dapet istriku. Sana ngentot aja sama istriku. Atau aku larang istriku selingkuh dengan kamu.

Pak RT nurut, lalu Pak RT dengan ibu berciuman panas. Tapi aku gak begitu mempedulikan. Ntah sejak kapan, Pak RT sudah menggenjot ibuku. Mata pak RT terpejam. Ah ah ahhhh, aku keluar jamilah.

Aku juga mas, tunggu, tunggu. Srooottt srooottt.

Mereka berdua lemas, lunglai terbaring di atas karpet.

Fira digilir mati-matian oleh ayah dan Toni. Tetapi belum ada tanda-tanda keduanya mencapai puncak.

Ah ah, muah, muah, ayah mencium Safira dengan buas. Tangannya ditelentangkan, tanpa rasa jijik ayah menjilat ketek Safira dengan bulu-bulu halus di keteknya.

Srup srup, lalu Safira berada di atas tubuh ayah. Telungkup dalam kondisi lemas. Tangan ayah menggesek-gesek anus istriku. Anus Fira berkedut-kedut.

Toni tau maksudnya, Toni berdiri mengacungkan pusakanya ke anus istriku.

Jangan ton, jangan ton. Aduh itu kotor ton.

Ahhh, sakitttt, penis toni melesak ke dalam anus istriku.

Tahan mbak, tahan mbak. Nanti bakal enak.

Ah ah iyah, Iyah. Mulai enak mulai enak. Ahhhh kok enak gini sih. Yang kenceng, yang kenceng.

Ayahku dan Toni menggenjot Fira bersamaan. Kecepak kecepok kecepak kecepok.

Ahhhh aku keluar, ayah melepas penisnya dari vagina istriku. Toni juga. Memberi kebebasan untuk Safira merasakan orgasmenya yang ntah udah keberapa.

Ahhhh aku keluar, sroooottt sroootttt. Muncratan air kenikmatan Fira seperti air terjun. Membasahi hampir seluruh karpet di seluruh ruangan.

Pak RT aku liat menyentuh cipratan cairan Fira lalu menjilatnya. Enak, gurih.

Aku lihat penis pak RT yang gak begitu besar mengacung. Dia elus-elus, tanpa mengocoknya.

Aku keluar, ayah ejakulasi yang pertama kali. Disusul Toni. Ayah dan Toni gak mengeluarkan di dalam. Batinku, terima kasih.

Aku papah istriku ke kamar mandi, katanya vagina dan anusnya perih. Terlihat labia istriku keluar. Tapi tetap aja, vagina istriku masih terlihat cantik di mataku.

Kakak keluar dulu ya, aku mau mandi.

Iya dek, aku menunggu diluar kamar mandi.

Bersambung...
 
Terakhir diubah:
Chapter 10


Setelah selesai mandi, aku gendong Safira ke kamar. Dia memakai gamis putih, mirip seperti gaun tidur. Dengan rambut pendek se pundak. Cantik banget batinku.

Fira tidur ya kak, capek.

Iya dek, aku pun keluar kamar.

Ayah dan Pak RT menggilir ibuku di ruang keluarga.

Astaga, Toni juga ikut menggenjot ibuku.

Tapi aku gak ada nafsu sedikit pun dengan ibu. Aku hanya melihat sekilas lalu masuk ke kamar. Tidur pulas memeluk istriku Fira.

Seperti biasa kita sekeluarga sholat jama'ah bersama. Aku, istriku sudah bangun dan siap-siap membasuh tubuh kami dengan bersuci.

Pagi itu gak terjadi apa-apa, setelah sholat berjama'ah seperti hari-hari normal sebelumnya. Hanya saja aku gak melihat istriku. Dimana ya Fira, kok gak ada batinku.

Kami sekeluarga mencari Safira, tetapi Safira menghilang tanpa jejak. Bahkan kami sempat lapor polisi, tetapi masih belum ada kabar.

Dua hari kemudian ada paketan datang. Aku pikir ada yang pesan barang di olshop, tetapi gak ada yang pesan. Setelah aku buka isinya, isinya flashdisk.

Flashdisk apa ini, aku bicara dalam hati. Setelah aku liat memakai laptopku, ternyata file video.

Aku buka, ada adegan Fira memakai outfit lengkap. Dengan anggun Fira berjalan ke dalam sebuah ruangan yang luas.

Em apa ini, aku gak tau ruangan apa itu. Aku lanjut putar videonya.

Dek Fira, pak RT duduk bersimpuh dalam ruangan itu. Sama seperti ruangan keluarga kami. Tetapi lebih luas.

Apa mau bapak? Fira menjawab dengan jutek.

Jangan jutek-jutek gitu lah, dek Fira tau kan. Skandal kalian bisa bapak laporkan, apalagi bapak punya videonya. Bapak gak pengen macem-macem, tapi dek Fira harus nurut sama bapak.

Muka Fira menunduk, jadi apa yang bapak inginkan dari saya?

Lalu pak RT mendekat ke Safira, berbisik-bisik ke Safira. Dan videonya pun mati.

Ah siyal, apa yang terjadi pikirku.

Sehari kemudian Fira pulang dengan muka ceria.

Kami sangat senang saat Fira pulang. Fira cerita semuanya. Ada syarat bagaimana agar video itu gak disebarkan pak RT. Fira harus berhubungan intim dengan ayah saja, penetrasi dan keluar di dalam. Setelah itu Fira harus steril. Tapi anehnya kenapa Fira gak sedih, padahal dia harus steril.

Dan bukan itu saja syaratnya, setelah steril Fira dilarang berhubungan intim dengan semua anggota keluarga disini. Bahkan dengan orang lain selain dari keluarga disini. Dengan tempo yang cukup lama, 1 bulan.

Hah? Satu bulan.

Tiap hari, aku liat istriku Safira hanya bisa menyalurkan hasratnya menggunakan dildo. Tetapi yang menjadi keganjilan bukan itu. Karena aktivitas sebelumnya antara Fira dengan ayahku dengan keluar di dalam, aku liat Fira bolak-balik ke kamar mandi. Ya istriku positif hamil dan itu bukan anakku, anak ayahku.

Dari masa kehamilannya, Fira terlihat begitu cantik. Kita hanya mengocok melihat Safira. Meski Safira masih menggunakan outfit lengkap. Setelah satu bulan, adek-adekku gak ada yang berani menyentuh Fira. Ayah pun demikian. Mereka jadi perhatian dengan Safira. Membelikan makanan dan memberi hadiah apa pun yang membuat Safira tersenyum bahagia.

Fira sangat senang, dia merasa mendapat perhatian dari lima laki-laki di dalam keluargaku. Hanya Adi saja, yang belum pernah menyentuh istriku. Tetapi seluruh keluargaku baik, perhatian dengan Safira. Begitu juga Adi.

Kini, adek-adekku satu persatu bertambah usianya. Begitu juga kandungan istriku.

Bersambung...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd