Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kira-kira apa ya pekerjaan sehari-harinya Risma

  • Ibu Rumah Tangga

    Votes: 38 37,3%
  • Guru

    Votes: 57 55,9%
  • Pegawai kantoran

    Votes: 19 18,6%
  • Risma

    Votes: 0 0,0%
  • Bu Nuri

    Votes: 0 0,0%
  • Bu Usy

    Votes: 0 0,0%

  • Total voters
    102
  • Poll closed .
Lanjut lagi mumpung gak terlalu sibuk

Melihat sang istri dan Bu Usy bergumul panas dengan tiga orang tetangganya, Nugi suami Risma merasa begitu cemburu sekaligus bernafsu. Namun walaupun begitu ia masih teringat akan rencananya dengan Doni sahabatnya. Nugi bergegas menyelinap pergi dari rumahnya lewat pintu belakang dan segera menghubungi Doni.

Sementara itu dikediaman Pak RT, rupanya Doni yang selalu menjadi fantasi dan incaran para ibu-ibu dikampung tersebut telah berhasil merayu Bu RT. Ketampanannya memang selalu menjadi perbincangan para wanita dikampung tersebut, terlebih ketika cerita-cerita tentang kegagahannya dalam bercinta dari sebagian perempuan yang berhasil ia taklukan semakin menambah rasa penasaran para ibu-ibu untuk bisa merasakan kejantanannya, tak terkecuali dengan Bu RT. Wanita berusia empat puluh lima tahun itu kini tengah mendesah-desah penuh kenikmatan tatkala dirinya menikmati wajah tampan Doni tengah rakus menjilati lubang memeknya.
Sapuan lidah Doni yang basah bercampur dengan cairan yang keluar dari memeknya benar-benar membuat wanita paruh baya itu melayang dilanda badai birahi yang dahsyat hingga tak mampu menahan erangannya.

"Ooohhh...iyah sayang ahhhh... nikmat ahhh...!". Erang Bu RT yang tak sungkan memanggil Doni dengan kata sayang.

Kini rasa nikmat itu kian bertambah ketika dengan lancar dua jari Doni keluar masuk di lubang basah Bu RT. Dengan bibir yang menyedot biji klitoris Bu RT yang kian menonjol, Doni benar-benar menunjukan keahliannya dalam menaklukan para wanita.
Tubuh semok khas dari ibu-ibu itu bergetar hebat, matanya mendelik, kepalanya menengadah, teriakannya pun menggema ketika badai orgasme yang dahsyat itu menggulungnya.

"Aaaahhh sayaaaang... ibu kellllua...arrr...aghhhh...!". Teriak Bu RT merasakan memeknya berkedut beberapa kali dan memuncratkan cairan kenikmatannya seperti air kencing yang membasahi wajah Doni.

Tanpa memberi waktu untuk beristirahat, Doni segera merangsek keatas. Dengan rakus ia melumat bibir Bu RT yang kini terlihat kepayahan meladeni keganasan Doni mencumbunya. Ia benar-benar kagum terhadap laki-laki tampan ini yang begitu liar dan bernafsu mencumbu dirinya.
Dirasakannya pula tonjolan keras dibalik celana Doni yang menyundul-nyundul lubang memeknya, membuat wanita itu tak kuasa untuk tidak merabanya.

"Mmmhhh...mmmhhh... sayang...mmmhhh... ibu mau liat kontol kamu... mmmhhh... buka dulu celana...mmmh... nyah...mmmhhh...!". Ucap Bu RT terpatah-patah karena bibirnya terus menerus diserang oleh lumatan Doni.

Karena birahi yang begitu tinggi ditambah oleh perlakuan Doni yang tidak mendengarkan permintaannya, Bu RT menjadi begitu gemas. Dengan sekuat tenaga ia membalikan tubuh Doni yang menindihnya.
Kini posisi Bu RT berada diatas tubuh Doni. Dengan tergesa-gesa ia menarik kaos yang dipakai Doni dan melucutinya. Terlihatlah dada bidang dan perut rata milik Doni. Matanya begitu berbinar menyaksikan tubuh anak muda ini. Birahinya kian meninggi, hingga ia langsung mengenduskan hidungnya dileher Doni yang hanya bisa menggumam geli bercampur birahi.
Beberapa detik kemudian, terlihat Bu RT yang kini tengah menjilati kedua puting di dada bidang milik Doni secara bergantian.
Jilatannya lalu turun ke arah pusar, dan kini terlihat wanita itu tengah berlutut dihadapan laki-laki itu, sambil tangannya dengan tak sabar membuka celana Doni dan menurunkannya berikut dengan celana dalamnya sekaligus.
Bu RT benar-benar takjub melihat batang kejantanan Doni yang menjulang berurat dan begitu keras dihadapannya. Ia lalu menggegam batang keras itu dan mengelus-eluskan wajahnya, mengendusnya, mencium aromanya sambil memejamkan mata.

"Mmmhhh... sayang, pantesan banyak yang ngincer kamu... Kontolnya nafsuin banget...mmmhhh...!". Gumam Bu RT yang kini mulai menjilati batang kontol Doni dari pangkal ke ujungnya, meninggalkan bekas air liur yang semakin membuat kontol Doni terlihat mengkilap.

Mendengar perkataan Bu RT, Doni pun tersenyum dan mengelus lembut kepala wanita paruh baya itu yang masih mengenakan jilbabnya.
Ia pun sudah tak tahan dan segera menjejalkan kontolnya kedalam mulut Bu RT yang tentu saja dengan senang hati menerima perlakuan Doni.

"Iyah... gitu dong cantik...ahhh...kulum nih kontol...ahhh...pastinya lebih enak dari kontol tua Pak RT...ahhh...!". Doni mulai melecehkan wanita itu dengan kata-kata kotornya.

Namun bukannya marah karena dilecehkan, Bu RT malah tersenyum senang dan menunjukan kebinalannya dengan menjilati ujung kepala kontol Doni dengan mata yang beradu pandang dengan si empunya kontol.
Perlakuan seperti itu tentu saja membuat Doni begitu kaget bercampur senang. Ia seakan tak percaya melihat kebinalan Bu RT yang dalam kesehariannya begitu alim, anggun dan penuh wibawa bisa sebinal ini dihadapannya. Doni mengira wanita ini akan pasif dalam bercinta, apalagi melihat kelakuan Pak RT yang mata keranjang dan suka menggoda wanita-wanita dikampungnya yang ia kira sebagai pelampiasan karena tidak mendapat kepuasan dari istrinya.

Puas mengulum kontol, kini Bu RT mulai melucuti pakaiannya hingga ia telanjang bulat dihadapan Doni.
Pemandangan indah dari tubuh putih mulus khas wanita paruh baya dengan bongkahan pantat yang membulat dan payudara besar yang menggantung serta perut yang mulai terdapat lipatan menjadi pesona tersendiri dalam membangkitkan birahi.
Beruntung Bu RT memang wanita yang pintar merawat tubuhnya sehingga ia tak terlihat gemuk di usianya yang sudah menginjak empat puluh lima tahun. Kulitnya pun masih terlihat kencang walau ada sedikit keriput di wajah cantiknya.

"Don... mau dikamar atau disini aja ngewe ibunya...?". Tanya Bu RT terhadap Doni yang kini tengah duduk di sofa dengan membuka kakinya dan tangan yang sedang mengocok pelan batang kontolnya.

"Disini kayaknya lebih enak Bu... biar suara ibu bisa kedengaran sama tetangga...terus mereka dateng deh ikutan ngewe bareng kita...hehe...!". Doni menjawab pertanyaan itu sambil tangannya meraih tangan Bu RT dan menariknya agar ia menaiki tubuhnya.

Dengan senyum yang begitu menggoda, Bu RT menuruti apa yang Doni inginkan. Ia mulai memposisikan tubuhnya dipangkuan Doni. Tangan kirinya meraih batang kontol Doni dan mulai menjejalkannya kedalam memek miliknya yang sudah licin dan basah.
Tanpa ada hambatan, pelan-pelan kontol Doni mulai menghilang ditelan memek Bu RT dengan diiringi desahan nikmat keduanya.
Beberapa detik mereka terdiam setelah kontol itu tertelan seluruhnya. Setelah itu Bu RT mulai membuka matanya dan kembali tersenyum terhadap lawan mainnya. Pinggulnya mulai bergoyang pelan, desahannya mulai terdengar samar-samar.

"Ahhh... don...ahhh sayang...ini nikmat banget ahhh...!". Desah Bu RT pelan sambil terus menggoyangkan pinggulnya yang semok.

Semakin lama goyangan pinggul Bu RT mulai semakin kencang, bahkan kali ini goyangan itu dipadukan dengan hentakan yang membuat suasana yang tadi terasa sunyi menjadi ramai. Suara kulit yang berbenturan begitu nyaring terdengar diruang tamu rumah itu, apalagi kini Bu RT yang mulai mengerang dan sedikit berteriak penuh kenikmatan membuat suasana semakin berisik.

"Ohhh...arghhhh...enak...ahhh iyah...enak...uuuhhh...!". Suara Bu RT semakin berisik dengan pinggul yang melompat-lompat diatas pangkuan Doni, hingga ia tak menyadari jika seseorang kini sudah masuk kedalam rumahnya dan menyaksikan pergumulannya.

Bu RT hampir mendapatkan orgasmenya ketika ada seseorang yang menjambak rambutnya dan menjejalkan kontol kedalam mulutnya. Awalnya ia kaget dan hampir menghentikan hentakan pinggulnya, namun Doni segera mencengkram pinggul Bu RT dan mengocokan kontolnya ke memek wanita itu dari bawah.
Kenikmatan itu akhirnya kembali menggelapkan pikiran Bu RT, pelan-pelan ia pun kembali menghentakan pinggulnya sendiri. Bahkan kini tangannya menggapai kontol yang tengah berada didalam mulutnya dan dengan sukarela melumatinya.

"Ahhh...nikmat kan bu ngewe sambil ngulum kontol ahhh...?". Doni mulai melecehkan lagi Bu RT yang memang terlihat menikmati keadaannya saat ini, dimana pinggulnya terus menghentak-hentak dipangkuan Doni dan mulutnya dengan lahap menikmati kontol yang tersaji.

Mendengar ucapan Doni, Bu RT bukannya merasa tersinggung ia malah semakin mendekati
badai orgasmenya. Apalagi ia mengetahui jika yang menjejalkan kontol kedalam mulutnya adalah Nugi istri dari Risma tetangganya yang merupakan teman sebaya dari Doni.
Dalam hatinya ia begitu senang jika tubuhnya masih bisa menggoda para laki-laki dengan usia jauh lebih muda darinya. Sekali menggoyang dua kontol ia dapatkan, pikirnya.

"Arrrrrhhhh... keluarrrrr...auhhhh...arhhhh...!". Kali ini Bu RT melepaskan kontol yang berada dimulutnya dan menjerit sejadinya menyambut orgasme paling dahsyat yang baru kali ini ia rasakan sepanjang hidupnya.

Tubuhnya bergetar, matanya mendelik menyisakan putihnya, kepalanya menengadah, tulang-tulangnya terasa seperti dilolosi.
Sementara selangkangan dan paha Doni dibanjiri cairan yang begitu licin dan lengket yang keluar dari memek wanita cantik itu.

Nafas Bu RT begitu terengah-engah seperti sudah melakukan olah raga yang berat. Keringatnya membanjir disekujur tubuhnya. Kali ini Doni begitu perhatian dengan membiarkannya menikmati orgasmenya yang dahsyat dan memberikannya waktu istirahat sejenak.
Bu RT baru membuka matanya ketika merasakan benda tumpul bergerak di lubang pantatnya. Ia menoleh dan tersenyum mengetahui Nugi tengah berusaha menjebol lubang kesukaan suaminya.

"Ahhh iyah...teken pak Nugi... ohhh...!". Desahan Bu RT menyemangati Nugi yang sedikit demi sedikit mulai menenggelamkan kontolnya di lubang dubur wanita itu.

Beberapa detik kemudian terlihat Bu RT tengah mengerang menikmati hantaman kontol dikedua lubang kenikmatannya. Semakin lama semakin ganas dan liar gerakan ketiganya. Kata-kata kotor dan cabul pun tak sungkan untuk mereka ucapkan. Kesan wanita alim seakan hilang dalam diri Bu RT ketika sedang memacu birahi. Dirinya dengan terang-terangan mengakui kebinalannya.
Hasratnya semakin tak terbendung ketika mendengar celotehan Nugi yang mengatakan jika Pak RT saat ini sedang menikmati jepitan memek istrinya.
Rasa iri yang membangkitkan birahi timbul dihati Bu RT yang membuatnya semakin menikmati digumuli dua pejantan muda. Hingga gelombang orgasme kembali menghampirinya. Membuat tubuhnya kembali bergetar hebat, memeknya berkedut.

"Oooohhhh yeaaahhh...sayang ibu bucat lagihhhh...arrrghhh...nikmat...!". Bu RT mengungkapkan apa yang ia rasakan saat itu.

Doni dan Nugi pun dalam waktu yang hampir bersamaan ikut memuntahkan cairan kejantanannya dilubang memek dan dubur Bu RT. Ketiganya terengah dengan tubuh yang begitu banyak mengeluarkan peluh.

"Hmmm... Sayang-sayangnya ibu... cabut yah kontolnya, cepet pake baju...kita ikutan acaranya si bapak di rumah Bu Risma yah...!". Celoteh Bu RT kepada dua pejantannya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd