Tidak Terpikir
Pagi menjelang siang. Yudha terlihat mondar mandir di Gr*me* mencari buku sebagai bahan tutor Matematika nanti di rumah Emma. Semalam ia memang menginap di rumah Emma namun tersadar bahwa ia belum mempersiapkan apa-apa untuk tutornya nanti sehingga ia memutuskan untuk pulang. Sepupu Emma yang bernama Wahyu akan menjadi tutor mereka mulai nanti sore jadi Yudha harus bergegas dan tidak membuang waktu. Saat itu suasana terlihat sangat ramai karena memang sedang ada diskon dan promosi buku. Yudha menargetkan untuk membeli beberapa buku soal SBMPTN yang memang sedang diskon. Padatnya pengunjung saat itu memaksa Yudha untuk berdesak2an hingga akhirnya ia mencapai lokasi buku-buku tersebut ditaruh. Tiba2 Yudha merasakan ada sesuatu yang lembut dan sangat empuk menyentuh punggungnya.
“aahhh… aduhhh… maaf2… saya tadi kedorong” Yudha berbalik dan melihat seorang wanita muda berkaca mata dan berkerudung pink berbicara padanya. Yudha pun hanya membalasnya dengan senyuman. Ketika Yudha mengambil akan mengambil buku yang dibutuhkannya tiba2 sebuah tangan lembut berkulit putih tidak sengaja turut menggenggam tangan Yudha.
“ehh… ahhh… maaf… itu…. Saya….” wanita muda itu kembali berbicara pada Yudha.
“silahkan diambil, saya ambil buku di bawahnya saja” kata Yudha dengan ramah.
“emmm. Iya.. eh… Terima kasih.” Raut wajah wanita itu berubah kemerahan dan ia tergesa-gesa meninggalkan pojok buku itu hanya untuk tersandung oleh kakinya sendiri. Untung saja Yudha sigap dan menahan dada wanita itu dengan lengannya. Kembali terasa betapa empuk dan lembutnya dada wanita itu oleh Yudha. Cukup besar, tapi karena ia menggunakan jilbab yang lebar orang-orang tidak akan ada yang sadar.
“kamu gak apa2 kan?”
“ehhh…. Anu…. Maaf banget… maaf… maaf…” wanita itu pun kabur dan bergegas menghilang di kerumunan.
Setelah mendapatkan barang ya ia butuhkan, Yudha langsung bergegas ke Rumah Emma. Setelah sampai di rumahnya ia mendapati Emma sedang duduk di teras sambil merenung.
“Eh, masuk kak, mau minum apa?”
“apa aja boleh kok ma…”
“apa aja? Susu Emma mau?”
“hahaha…. Ada2 aja kamu ma…”
“tunggu ya, Emma peresin dulu susunya, kak Yudha tunggu di dalem aja sambil nonton TV.”
Seketika, benar saja Emma membawakan segelas susu untuk Yudha.
“hmmm… susu kamu banyak juga.” Sahut Yudha sembari Emma menaruh gelas tersebut di atas meja.
“kak Yud mau minum dari gelas atau langsung dari sumbernya?” Emma mengambil tangan Yudha dan mengarahkannya ke payudaranya. Yudha hanya bisa geleng2 kepala menanggapi perkataan Emma. Emma pun tambah berani, ia membuka sebagian kaosnya hingga payudaranya yang tertutup BH putih terlihat oleh Yudha.
“sebentar lagi bukannya Wahyu mau dateng? Kita jadi tutor kan?”
“gak apa2 dia juga udah sering liat” jawab Emma sambil terus mendekat dan mencium Yudha. Tangan Emma menuntun Yudha untuk terus meremas susunya.
“uhmmm…. Uhh….” Emma semakin terangsang, desah nafasnya semakin tidak teratur.
Yudha yang semakin tersudut berfikir dengan cepat. Ia tidak ingin sepupu Emma datang dan melihat mereka berdua dalam kondisi seperti ini. Ia harus membuat Emma cepat orgasme. Ia langsung menyingkap rok mini Emma dan memelorotkan celana dalamnya hingga liang kenikmatannya yang sudah basah terpampang jelas.
“slurrrrpp…. Slep.. sluuuurppp…” tanpa ampun Yudha mengoral memek Emma yang becek…
“oooooooohhhhhhh…. Kak yuuudh….. ahhhh…..” Emma menjambak dan terus menekan kepala Yudha masuk ke arah vaginanya. “ahhhh…. Ka yudh… ahhh….jilat iitil Emma…. Yang keras kak… ahhh… iya… ahhhh…. Kayak gitu kak… uhhhhh…. Ummm…. Ahhhh…. Kak… acchhh… Emma keluaaaaaar… ahhhhhhhhhhhh….”
“EMMA? KAMU NGAPAIN?” tiba2 seorang wanita datang dari arah ruang tamu. Ia melihat Emma duduk mengangkang di sofa, sementara Yudha bersimpuh di lantai dan masih sibuk berada di memek Emma. Emma pun terperanjat membuat Yudha ikut bangkit dan melihat siapa yang datang.
“WAHYU?” jerit Emma…
“Lho, kamu…?” kata Yudha kebingungan.