Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Cinta kasih semasa kuliah

Status
Please reply by conversation.
Semoga cerita ini tetap berlanjut. Saran ceritanya agak diperlambat hehehehe.. Mhn berkenan menerima saran hu
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Obat Hati



“aaahhhh…. Fffffuuck… terus kak…. Ahhhh… teruuus…”


Plok… plook…. Plook… suara yang keras namun teratur itu mengisi kamar tidur Emma. Tubuhnya terbaring tidak berdaya di atas kasurnya sembari menikmati hantaman kontol Yudha yang seperti tiada ampun merangsek masuk jauh ke dalam liang vagina Emma. Kepalanya serasa melayang, entah sudah berapa kali Emma mengalami orgasme. “ ahhhh…. Ahhhh…. Uuhhhhmnnn…. ” racauannya semakin lama terdengar semakin melemah. Ia kembali orgasme…


“Istirahat dulu ma?” Yudha paham betul kalau Emma sebenarnya sudah berada di luar batasnya. Ia tidak ingin Emma memaksakan diri akibat luapan emosinya terhadap Randi.


“hahhhh…. hahhhh…. Terushhh kak…. Terusss…. Jangan berhenti…” dengan napas tersengal-sengal Emma menjawab meskipun Matanya sudah sayu dan tubuhnya sudah gemetaran akibat orgasme.

“Emma… masihhh.. ku…. Aaaahhhhhhh…..” Belum selesai Emma bicara. Yudha kembali menyodokkan penisnya yang masih berdiri tegak itu Kali ini lebih kencang dengan irama yang lebih cepat. Payudara Emma terlihat memantul2, walaupun miliknya berukuran sedang sekitar 32B, goyangan Yudha memberikan efek getaran yang dahsyat terhadap payudara Emma yang masih terlihat cukup ranum itu. “ahhhhhhhh…. Ahhhhh…. Kak yudh…. Emma keluar kak….” Namun Yudha tidak peduli. Ia merangkul tubuh Emma menjaga sambil tetap menggenjot hingga akhirnya Emma kembali orgasme…. “Aaaaaaahhhhhhhh… Randi anj********ng” kalimat itu keluar menandai puncak emosi dan kekesalan Emma. Ia pun terkulai lemas kembali tidak berdaya.


“ahhhh…. Ahhhhh…. Maaf kak…. Emma udah gak kuat… ahhh ahhh…. Emma emut aja ya…?”


“ya.. gak usah buru2 ma…. Atur napas kamu dulu aja…”


“uuuhhh… ufhhhhh… uuuuhhhh…. Haaahh…. Hah…” lenguhan nafas Emma terus terdengar hingga beberapa menit kemudian.


Yudha yang tahu Emma masih sangat lemas pun menyodorkan penis ke mulut Emma. “slurp… slup… slupp…… “
 
Terakhir diubah:
Tidak Terpikir

Pagi menjelang siang. Yudha terlihat mondar mandir di Gr*me* mencari buku sebagai bahan tutor Matematika nanti di rumah Emma. Semalam ia memang menginap di rumah Emma namun tersadar bahwa ia belum mempersiapkan apa-apa untuk tutornya nanti sehingga ia memutuskan untuk pulang. Sepupu Emma yang bernama Wahyu akan menjadi tutor mereka mulai nanti sore jadi Yudha harus bergegas dan tidak membuang waktu. Saat itu suasana terlihat sangat ramai karena memang sedang ada diskon dan promosi buku. Yudha menargetkan untuk membeli beberapa buku soal SBMPTN yang memang sedang diskon. Padatnya pengunjung saat itu memaksa Yudha untuk berdesak2an hingga akhirnya ia mencapai lokasi buku-buku tersebut ditaruh. Tiba2 Yudha merasakan ada sesuatu yang lembut dan sangat empuk menyentuh punggungnya.


“aahhh… aduhhh… maaf2… saya tadi kedorong” Yudha berbalik dan melihat seorang wanita muda berkaca mata dan berkerudung pink berbicara padanya. Yudha pun hanya membalasnya dengan senyuman. Ketika Yudha mengambil akan mengambil buku yang dibutuhkannya tiba2 sebuah tangan lembut berkulit putih tidak sengaja turut menggenggam tangan Yudha.

“ehh… ahhh… maaf… itu…. Saya….” wanita muda itu kembali berbicara pada Yudha.

“silahkan diambil, saya ambil buku di bawahnya saja” kata Yudha dengan ramah.

“emmm. Iya.. eh… Terima kasih.” Raut wajah wanita itu berubah kemerahan dan ia tergesa-gesa meninggalkan pojok buku itu hanya untuk tersandung oleh kakinya sendiri. Untung saja Yudha sigap dan menahan dada wanita itu dengan lengannya. Kembali terasa betapa empuk dan lembutnya dada wanita itu oleh Yudha. Cukup besar, tapi karena ia menggunakan jilbab yang lebar orang-orang tidak akan ada yang sadar.

“kamu gak apa2 kan?”

“ehhh…. Anu…. Maaf banget… maaf… maaf…” wanita itu pun kabur dan bergegas menghilang di kerumunan.


Setelah mendapatkan barang ya ia butuhkan, Yudha langsung bergegas ke Rumah Emma. Setelah sampai di rumahnya ia mendapati Emma sedang duduk di teras sambil merenung.

“Eh, masuk kak, mau minum apa?”

“apa aja boleh kok ma…”

“apa aja? Susu Emma mau?”

“hahaha…. Ada2 aja kamu ma…”
“tunggu ya, Emma peresin dulu susunya, kak Yudha tunggu di dalem aja sambil nonton TV.”

Seketika, benar saja Emma membawakan segelas susu untuk Yudha.

“hmmm… susu kamu banyak juga.” Sahut Yudha sembari Emma menaruh gelas tersebut di atas meja.

“kak Yud mau minum dari gelas atau langsung dari sumbernya?” Emma mengambil tangan Yudha dan mengarahkannya ke payudaranya. Yudha hanya bisa geleng2 kepala menanggapi perkataan Emma. Emma pun tambah berani, ia membuka sebagian kaosnya hingga payudaranya yang tertutup BH putih terlihat oleh Yudha.
“sebentar lagi bukannya Wahyu mau dateng? Kita jadi tutor kan?”

“gak apa2 dia juga udah sering liat” jawab Emma sambil terus mendekat dan mencium Yudha. Tangan Emma menuntun Yudha untuk terus meremas susunya.

“uhmmm…. Uhh….” Emma semakin terangsang, desah nafasnya semakin tidak teratur.

Yudha yang semakin tersudut berfikir dengan cepat. Ia tidak ingin sepupu Emma datang dan melihat mereka berdua dalam kondisi seperti ini. Ia harus membuat Emma cepat orgasme. Ia langsung menyingkap rok mini Emma dan memelorotkan celana dalamnya hingga liang kenikmatannya yang sudah basah terpampang jelas.

“slurrrrpp…. Slep.. sluuuurppp…” tanpa ampun Yudha mengoral memek Emma yang becek…

“oooooooohhhhhhh…. Kak yuuudh….. ahhhh…..” Emma menjambak dan terus menekan kepala Yudha masuk ke arah vaginanya. “ahhhh…. Ka yudh… ahhh….jilat iitil Emma…. Yang keras kak… ahhh… iya… ahhhh…. Kayak gitu kak… uhhhhh…. Ummm…. Ahhhh…. Kak… acchhh… Emma keluaaaaaar… ahhhhhhhhhhhh….”


“EMMA? KAMU NGAPAIN?” tiba2 seorang wanita datang dari arah ruang tamu. Ia melihat Emma duduk mengangkang di sofa, sementara Yudha bersimpuh di lantai dan masih sibuk berada di memek Emma. Emma pun terperanjat membuat Yudha ikut bangkit dan melihat siapa yang datang.

“WAHYU?” jerit Emma…

“Lho, kamu…?” kata Yudha kebingungan.
 
Rasa Ingin Tahu


“kenalkan saya Nurwahyu Adistianingrum, Emma memang sering memanggil saya Wahyu… ummm.. anu… panggilan kesayangan mungkin. Panggil saya Adisti juga boleh”

Begitulah perkenalan yang canggung dari Adisti kepada Yudha. Meskipun begitu, saat itu bukanlah kali pertamanya Yudha pertemu dengan gadis itu. Wajah itu yang dibalut Jilbab lebar berawarna pink, berkacamata dan berkulit putih terlebih suara yang masih ada diingatan Yudha, Adisiti ialah perempuan yang tidak sengaja ia temui di Gr*m*d*a.


“Saya Yudha, kakak kelas Emma dulu.”

“saya pikir… Emma…. Randi….?” Sahut Adisti pelan.

“Mungkin lebih baik biar Emma yang jelaskan…”

“………..”

“………..”

Suasana pun semakin canggungung di antara mereka berdua..

Adisti: “kamu…….” Yudha: “Maaf tadi….” Sahut Yudha dan Adisti bersamaan.

“ladies first” kata yudha sambil tersenyum.

“kamu… anu… tadi….” Muka Adisti pun memerah..

“Iya tadi..?” Yudha ingin Adisti menyelsaikan kalimatnya.

“Kamu… tadi… gak ngerasa jijik… anu… kayak begitu?”


Belum sempat Yudha menjawab Emma datang dan sesi tutor pun dimulai. Tidak ada perbincangan apapun mengenai apa yang dilihat Adisti tadi hingga tutor selesai.


“Emm… kalian mau seminggu berapa kali tutornya?” Tanya Adisti.

“Tiap hari…?” jawab Yudha.

“eh, tiap hari?” gue mesti les yang lain juga kata Emma.

“Eh, sori2 kalau Adisti bisa kapan aja? Saya ikut jadwal kamu saja.”

“ummm… saya… tiap hari bisa… tapi… tempatnya gimana?”

“di sini aja yu, gak apa2 kok…”

“eh.. i.. iya…”

“kalau gitu saya pamit dulu ya, terima kasih”

“iya kak, hati2 di jalan…” jawab Emma

“hati… hati… ya.” Kata Adisti pelan


Setelah Yudha pergi Adisti mengeluarkan pertanyaan yang sedari tadi ia tahan “Emma, Randi… Gimana?”
 
waduh lupa ceritanya kek gimana, terpaksa bacadari awal deh... lanjutkan hu
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd