Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Cinta atau Nafsu? (Paman dan Keponakan)

Babymila

Semprot Baru
Daftar
21 Feb 2021
Post
28
Like diterima
343
Bimabet
Genre : Incest, Paman x Keponakan, Big Boobs, Innocent, Love or Lust, Selingkuh

PART1 Adimas's POV (Awal Mula Pintu Neraka Terbuka)

Namaku Adimas, umurku sekarang 36 tahun, Aku bekerja di satu perusahaan multinasional dengan posisi jabatan yang cukup membanggakanku, karena itu semua merupakan jerih payahku selama ini hidup sebagai yatim piatu sejak bayi di kota besar, berusaha selalu memberikan yang terbaik agar dapat memperbaiki nasibku, namun yang utama, aku ingin membalas budi kepada kakakku dan suaminya yang mau merawatku sejak sepeninggal nenek dan kakek.

Tubuhku cukup proporsional, meskipun kini sudah menjadi 'Dad's Bod' karena aku jarang memiliki waktu ke gym lagi, karena tinggiku cukup diatas rata-rata jadi menurut teman-teman wanita di kantorku, badanku ini lah yang disukai para wanita, 'enak dipeluk katanya', hahaha. Tapi yang sungguh aku banggakan adalah penisku yang besar dan tahan lama, menurut testimoni tunanganku, penisku itu "bisa menyodok miliknya sampai ujung dan juga tebal, urat2nya dapat menggesek2 lubang kewanitaannya dengan sangat nikmat" katanya.. itu sekitar 1 tahun yang lalu.

Yes, aku memang belum menikah, baru bertunangan karena tunanganku melanjutkan S3 di negara lain, sehingga kami LDR.

________________

Cerita ini bermula pada liburan keluarga 3 bulan lalu. Aku sengaja mengajak keluarga kakakku liburan, yang terdiri dari Kakak perempuanku, Suaminya, sibungsu Kezio dan Keponakan yang paling aku sayang, Mila.

Mila baru berumur 19 tahun, sekarang dia sedang berkuliah di perguruan tinggi di jurusan kedokteran, Aku merawatnya dari kecil, sungguh sulit dipercaya kini Mila, bayi kecil yang putih, lucu dan imut itu sudah tumbuh menjadi seorang gadis yang sangat sangat cantik, aku beri gambaran sedikit : Kulitnya putih sekali, bersih, pipinya chubby, matanya bulat, bibirnya indah, dan yang sangat 'menonjol' dari Mila adalah... ya, payudaranya yang sangat besar untuk ukuran anak berumur 19 tahun. Payudara itu sudah tumbuh sejak Mila masih SD, saat SMP Mila sudah menggunakan BH ukuran 36, sekarang... aku yakin tangan laki-laki dewasa pun tidak dapat menutupi bongkah daging kenyal itu dengan dua tangan.

Foto lama tubuh Mila saat masih SMP : https://ibb.co/2KQ4kDQ

Damage dari keseksiannya memang sangat meresahkan, jujur aku tidak pernah berfikiran buruk terhadap Mila, namun semenjak dia SMA, Aku yang masih normal ini tentu tidak tahan melihat Mila yang sangat manja kepadaku menggandeng tanganku dengan payudaranya yang besar. Sejak saat itu aku putuskan untuk menyewa apartemen sendiri.

__________________

Satu malam kami lewati dengan menyenangkan, barbeque, bernyanyi dan bermain games. Namun pada malam kedua, sesuatu terjadi...

Malam itu sudah pukul 10.30, kakakku dan suaminya memang biasa tidur cepat, sehingga keadaan villa sudah sangat sepi, Aku berencana untuk berendam air hangat sebelum tidur, karena villa ini dialiri air panas alami dari gunung. Aku segera menyiapkan handuk dan berjalan ke ruang berendam.

Pintu ruangan tertutup setengah, tidak terkunci sepenuhnya, hampir saja aku langsung buka pintu itu sebelum Aku terkesiap melihat Mila sedang membuka seluruh bajunya sehingga terpampang didepan mataku tubuh yang sintal, montok, putih bersih dengan dua buah dada yang bulat, besar dan pastinya lembut itu... penisku mengeras seketika, apalagi saat Mila mulai membuka celana dalamnya, ya Tuhan, indah sekali tubuh keponakanku ini? bagaimana bisa?, vaginanya gundul pada lipatan tembem itu, diatasnya ada bayang halus pubic hair pendek. Mila mencepol rambut panjangnya, memperlihatkan ketiaknya yang putih mulus. Aku tidak dapat bergerak melihat Mila, darahku seolah mengalir ke penisku hingga dia benar benar ingin memberontak. Aku berusaha mengatur nafas.

Mila berjalan mendekati kolam, lalu dia berendam dipojok kolam. Kini aku tidak dapat melihat tubuhnya dengan jelas, dia membelakangi pintu. Tentu aku sangat bingung. Namun ntah setan apa yang merasuki, Aku membuka pintu kolam dengan perlahan, lalu menguncinya dari dalam.

Aku masuk dengan perlahan, meski tentunya Mila akan menyadari ada seseorang yang masuk, Aku berusaha tidak melihatnya, Aku langsung mengalihkan pandangan ke loker handuk, membuka pakaian, dan hanya menyisakan celana boxerku saja.

Saat aku berbalik badan, Mila memandangiku dengan wajah yang sulit aku jelaskan, dia hanya terpaku untuk beberapa detik sampai akhirnya dia sadar dan memejamkan mata, sambil berusaha menyembunyikan payudaranya, yang tentunya sia sia.

Pov : https://ibb.co/tbL6qwx

Kupandangi lagi tubuh Mila, masih merasa takjub dengan indahnya dua melon putih jumbo itu, jantungku berdegup sangat kencang, hasratku mulai meronta untuk sangat ingin menyentuh dan meremas payudara Mila. Aku pura-pura terkejut.

"Mila? Aduh Mila, Om Dimas ga liat ada Mila, tadi pintunya ga dikunci" Kataku setengah berbohong.
"E..eh, iya Om, maaf... Mila lupa kunci pintu."

Suasana hening sesaat, Mila terlihat bingung untuk naik dari kolam dan pergi atau diam saja, karena tubuhnya kini benar-benar telanjang didepan Omnya.
Akhirnya pun Mila berdiri, sambil berusaha menutupi payudara dan vaginanya, sambil berdiri dia berkata "Maaf Om Dimas, Mila udahan kok", Mila kini berdiri disampingku, mencoba membuka loker tempatnya menyimpan kimono.

Dengan spontan aku berkata sambil menahan tangan Mila, "Mila, gapapa, bareng aja, ini kan emang kolam bersama..." Tak sadar aku menatap payudara Mila "Mila pakai bra aja kalau malu sama Om". Mila terkesiap, wajahnya merah entah karena air panas atau menahan malu, "Tapi.. Mila gabawa bra kesini Om", Mila memalingkan wajahnya, mencoba memakai kimononya.

Entah dorongan apa yang membuatku kemudian menahan tangannya lagi, semakin mendekat ke Mila hingga kami kini berada dipojok dinding disamping loker Mila, "Mila... Gapapa, gausah malu kalau gitu, ini kan Om Dimas, bukan orang lain. Om kangen sama Mila, temenin Om berendem ya?"

Gotcha. Mila terlihat gugup melihat mataku, tangannya kini tidak lagi menutupi payudara dan vaginanya. Sebelum Mila bergerak, aku tarik tangannya dengan lembut ke dalam kolam.

Kami berdua diam sesaat, pikiranku berkecamuk, ada sedikit kasihan melihat Mila keponakanku yang sangat polos terlihat kebingungan, namun nafsuku sudah tidak bisa dibendung. "Mila, bisa bantu sabunin punggung Om?", Aku menyerahkan sabun dan spons badan ke Mila, meski ragu-ragu, Mila mencoba menggosok punggungku dengan lembut. Aku berusaha mencairkan suasanya, bertanya2 mengenai kuliahnya dan teman-temannya, Mila mulai rileks untuk berbicara denganku. "Udah nih Om", aku membalikkan badan, kini jarak kami sangat dekat. Puting payudaranya hanya berjarak beberapa cm dari dadaku.

Mila menatap mataku, kemudian menunduk malu. Aku mengambil sabun ditangannya, "Sini Mila, gantian Om sabunin Mila ya.."
Perlahan tapi pasti, aku mengusap pundak Mila dengan sabun, kemudian ke leher, kemudian ke atas dada, tangan, lalu.. perlahan aku tuangkan sabun di atas payudaranya, Mila tidak bereaksi, hanya menunduk, tidak berani melihatku. Tidak berfikir panjang entah apapun akibatnya, tanganku mulai mengelus payudaranya..

Itu adalah payudara terindah yang pernah kulihat, dan kupegang, sangat lembut, kenyal, namun padat berisi. Kini aku tidak dapat mundur lagi.
Aku elus bagian putingnya yang berwarna pink kecoklatan, nafas Mila mulai berat, aku mulai meremas payudara itu dengan lembut. Mila memejamkan matanya, bibirnya terbuka sedikit, aku rasa ini kali pertamanya mendapat sentuhan dari laki-laki.

Sambil masih aku remas-remas payudara Mila, aku mencium bibirnya. Bibir indah, pink, lembut itu sangat nikmat, aku tidak bisa menolaknya.
Kumainkan lidahku didalam mulut Mila, dia sama sekali tidak melawan, bahkan Mila mulai membalas ciumanku dengan perlahan.

Ciuman itu sangat hangat, dalam, dan nikmat, seperti sepasang kekasih yang jatuh cinta, aku dan Mila berciuman dipojok kolam, hingga ciuman hangat itu menjadi mulai liar dan panas. Aku menyedot lidah Mila dan memainkan lidahnya, Mila benar-benar sudah terbawa alurku, bahkan dia mulai tidak dapat menahan desahan. Aku memainkan putingnya, "Mmmh... ah... mmhh", matanya masih terpejam, aku menciumi lehernya, dan seperti disengat listrik Mila mendesah keenakan "Aah... Om Dimas.. Ahh Om", aku sudah mendapatkan kelemahannya.

Kubasuh payudara Mila dengan air, kujilati lehernya, kemudian turun ke dadanya, Aku sudah tidak tahan untuk mencicipi payudaranya yang kenyal. Kubenamkan wajahku di payudara besar itu, Aaah... rasanya sungguh luar biasa, kumainkan putingnya dengan lidahku, kukenyot payudaranya, kujilati, sambil kuremas pasangannya.

Ilustrasi : https://ibb.co/5YtTChc

Mila menggenggam rambutku, "Om Dimas...", aku berhenti, mengatur nafas, aku melihat Mila dengan wajah yang sangat seksi, matanya sayu, bibirnya terbuka, dia hanya menatapku.

"Mila.. malam ini aja" Aku membisikkan telinganya, kemudian aku jilati telinganya, tanganku mencoba meraba vaginanya. didalam air, vagina itu sudah berlendir.

Aku angkat mila ke atas kolam, akupun naik. Di atas kayu dipinggir kolam, diterangi cahaya bulan yang indah, aku melihat tubuh Mila terbaring dengan sangat indah dan menggairahkan. Aku sudah tidak melihatnya sebagai keponakanku lagi. Payudara yang besar dan bulat, vagina yang tembem, wajahnya yang cantik menatapku dengan ekspresi yang tidak dapat kubaca.

Aku usap vagina itu, dan Mila mendesah "Ah..", kucoba buka lipatan tembem itu.. dan aku melihat vagina pink perawan yang masih rapat mengeluarkan cairan, cairan transparan. Aku coba jilat cairan itu dan Mila mendesah semakin kencang "Ahh.. Om..", cairan Mila.. nikmat sekali, aku sudah hilang akal, kujilati vagina Mila yang terus mengeluarkan caira, kusedot klitorisnya sambil kumainkan jariku perlahan didalamnya. Mila menaikan pantatnya, seolah ingin aku jilat lebih dalam. "Ooouh... Om.. Dimas.."

Aku berhenti, penisku sudah tegak, keras seperti tongkat, aku lepaskan boxerku. Mila terperangah melihat penisku yang besar. Mila, dengan tatapannya saja nafsuku semakin membara, payudaranya yang kenyal bergoyang-goyang saat aku mengusap vaginanya.

Tidak ada lagi norma yang kupedulikan, malam ini Mila sudah aku tidak lihat sebagai keponakan kecilku. Perlahan aku menggesekkan kepala penisku dengan bibir vaginanya. Mila terus mendesah, aku dan Mila sudah melayang-layang dilangit nafsu, perlahan aku maju mundurkan kepala penisku, karena sudah sangat licin, kepala penisku masuk, darah keperawanan mengalir dari vagina Mila, wajahnya terlihat menahan sakit. Aku usap rambutnya, aku elus kepala Mila dan menenangkannya, sambil perlahan aku masukkan kepala penisku keluar masuk vagina Mila. Saat ritme sudah lebih cepat, sambil kujilati puting dan remas payudara Mila, kuhentakkan mantap satukali penisku masuk, "Aaahhh.." Mila mengeryit, namun perlahan aku gerakkan penisku, maju mundur, wajah Mila sudah tidak menggambarkan sakit namun nikmat yang tak terbendung.

Ilustrasi : https://ibb.co/N7T93yR

"Aaah...oouh... ahh.." Desahan-desahan indah Mila semakin menaikkan nafsuku, kugenjot Mila pelan-pelan menikmati setiap remasan vaginanya pada penisku. Sungguh nikmat sekali. Penisku terasa dipijit-piijt. Sambil aku menetek pada payudara Mila yang nikmat, pergumulan ini sungguh memberikan sensasi melayang. Dan aku merasa tidak ingin berhenti.

Aku cabut sebentar penisku dan membimbing Mila untuk rukuk sambil berpegangan pada sisi kolam. Kupandangi sesaat pemandangan itu, Payudara besarnya menggantung, pantatnya yang mulus sintal dan vaginanya yang tembem diantara pantat itu. Tak menunggu lama aku tanamkan penisku kedalam vaginanya, lalu kupompa Mila dari belakang sambil meremas pantatnya. Nikmat sekali sensasi ini, aku benar-benar sudah tidak dapat berfikir.

Ilustrasi : https://ibb.co/k9KSCZB

Kupercepat genjotanku, kenikmatan sudah semakin memuncak diujung pangkal penisku, dengan sodokkan menghentak aku semprotkan spermaku kedalam tubuh Mila. "Ahhh.." desahan kami saling bersautan, Mila melenguh panjang, dia juga mencapai orgasmenya, sangat nikmat, rasanya ingin tidur dipelukan Mila, sungguh sudah hilang akal kamu Adimas.. namun memang saat itu, keindahan dan keseksian tubuh Mila telah menghipnotisku.

Kami berhadapan, kutatap mata Mila sambil mengatur nafasku, tiba-tiba tanpa disangka-sangka, Mila mencium bibirku. Lembut dan manis sekali... lama dia tahan dibibirku kemudian dia beranjak, menggunakan kimononya dan meninggalkanku di ruangan itu.


Note from Author : cerita ini diinspirasikan oleh JAV yang Saya tidak tahu judulnya dan tidak paham bahasanya. Sehingga Saya interpretasikan sendiri menjadi cerita baru.

Next Part Available - Mila's Pov https://v1.semprot.com/threads/cinta-atau-nafsu-paman-dan-keponakan.1400543/post-1904857045
 
Terakhir diubah:
Part II (Adimas Cinta Pertamaku - Metamorfosa Mila)
Genre : Young & Old, Rape, Big Oppai
Timeline : Flashback

Mila's Pov

Adimas namanya, laki-laki pertama yang membuatku deg-degan dan nyaman berada didekatnya, saat masih SMP aku kerap bertanya-tanya dalam hati, 'apa aku naksir Om Dimas?'

Namun saat Aku berumur 17 tahun, Om Dimas berencana pindah ke apartemennya sendiri. Aku benar-benar merasa kehilangan sosok yang aku idolakan sejak aku kecil. Om Dimas yang selalu semangat meskipun tidak punya orang tua, yang selalu melindungi jika aku jatuh dari sepeda, yang selalu menjagaku dari laki-laki brengsek yang suka menggodaku atau hampir melecehkanku...sejak aku menutup diri dari teman laki-laki. Hanya Om Dimas sosok laki-laki yang selalu disisiku. Aku sadar bahwa aku jatuh cinta pada Om Dimas.

Saat Om Dimas tunangan, Aku bahkan tidak mau datang ke acara tersebut dan memilih berdiam di kamar kostku dengan alasan ada tugas kuliah pada musim liburan, sungguh alasan yang buruk. Aku hanya bisa memendam perasaan ini, ntah kapan aku bisa mengikhlaskan kondisiku yang akan selalu dekat dengan Om Dimas namun tidak bisa benar-benar bersama.

_____________________________

Tanpa sulit aku sadari, aku memang memiliki tubuh yang seksi. Payudara dan bokongku cukup besar...dengan ukuran cup bra J, tinggi badan 165 dan kulit putih, banyak laki-laki brengsek yang sering menggodaku bahkan sempat beberapa kali hampir melecehkanku.

karena banyaknya pengalaman buruk dengan laki-laki, aku belum pernah mencoba pacaran. Namun, aku pernah merasakan pengalaman sensual yang tidak pernah bisa aku lupakan.

Saat itu, aku sedang melarikan diri dari acara tunangan Om Dimas dan berdiam di kamar kost dekat kampusku. Pagi itu aku sedang mencuci baju di ruang cuci, karena sedang musim liburan kostan sangat sepi, hanya ada Aku, Ibu Kost dan Bapak Kost.
Karena lantai yang licin, Aku terpeleset di lantai dan menumpahkan air bersih dari ember yang kuambil untuk membilas. Dasterku basah dan membuat payudara serta celana dalamku menjeplak. Aku berusaha bergerak namun kakiku sakit sekali, sepertinya ada otot kakiku yang tegang.

Tiba-tiba Bapak Kostku datang entah dari arah mana, membantuku ke ruang tamu, laki-laki berumur 45 tahun itu mendudukkanku di sofa, matanya liar menjelajahi paha, selangkangan dan payudaraku yang basah.

"Mila, kaki kamu terkilir, mau Bapak ambilkan minyak urut?" Katanya tanpa memalingkan pandangannya dari tubuhku.

"Nggak usah Pak..makasih" Aku masih sibuk menahan sakit, keringatku bercucuran, bagus sekali pikirku, semakin membasahi dadaku yang sudah basah kuyup. Aku dalam masalah.

"Bapak ambilkan ibuprofen yah Mila, itu ada di kotak P3K"

Aku hanya diam menahan sakit, Bapak kost kemudian mengambil pain killer di kotak P3K dan segelas air.

Karena aku mahasiswi kedokteran, aku sungguh tau obat yang kuminum itu memang ibuprofen, namun Aku tidak sadar ada sesuatu di air tersebut.

Badanku terasa panas, nyeri di kakiku rasanya semakin sakit, Bapak kost kemudian mencoba memijit kakiku dan menaikkannya ke atas sofa tanpa aba-aba. Dan, pijitannya memang lumayan meredakan sakitnya, namun...Aku merasakan sensasi yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya, sedikit sentuhan Bapak kost di betisku...dan mulai naik ke atas pahaku, vaginaku terasa sangat geli, namun enak... payudaraku.. rasanya aku ingin meremas-remas payudaraku sendiri.

"Aahh..." tanpa sadar aku mendesah. Kaget dengan apa yang baru aku lakukan sendiri, aku tersadar bahwa ini pasti pengaruh obat perangsang. Sial. Tubuhku seperti tidak dapat aku kendalikan, campuran efek obat perangsang serta sakit di kakiku, dan pijitan-pijitan lembut Bapak kost membuat aku seperti terpaku.

"Mila, kamu kalau basah begini bisa masuk angin loh.." Suara Bapak kost memecah hening

"Bapak... jangan macam-macam atau Saya teriak yah Pak..euh.."

"Mila.. udah kamu diam aja, nikmatin, Ibu lagi pergi dan disini cuma ada kita berdua, mending kamu diam kalau tidak mau Saya lakukan hal yang lebih buruk lagi" Bapak kost mengancamku sambil meremas pahaku.

Aku terdiam mendengarnya, rasa takut, benci dan hasrat yang menggebu-gebu untuk tubuhku digerayangi ini sungguh membuatku gila.

Bapak kost menaikkan dasterku ke atas pinggangku, dan seperti orang yang baru mendapat doorprize, dia tertawa dan langsung menciumi selangkanganku, aku tidak ingin mengakuinya...namun yang kurasakan benar benar nikmat. Aku ingin... aku bahkan rasanya ingin menyodorkan vaginaku kedalam mulutnya.

"Gimana Mila, enak tho?" Jarinya mengelus lipatan vaginaku. Kemudian tangan satunya menaikkan dasterku hingga payudaraku terpampang didepan wajahnya Bapak tua sialan itu.

"WOW! melon muonthok besar indah sekali tetekmu Mila, pasti sudah sering diremas-remas cowokmu kan!"

Bapak itu, yang aku kira berwibawa, mengeluarkan kata-kata hinaan yang anehnya, seperti membuat aku semakin bernafsu..

"Aaahh...Ba..Pak.. jangan Pak..Aaahh.."

Tidak mendengarkanku, Bapak kost terus meremas-remas dan mengocok-ngocok payudaraku seperti mainan, dengan gerakan yang cepat ia tanggalkan BHku yang basah. Kini payudaraku benar-benar polos didepannya.

"Edan Mila, Mmmmhh... Bapak netek ya sama Mila, Mmmh, gimana? enak kan Bapak sedot?"

"Aaah...mmmh...hh" Aku tidak dapat menahan rasanya, pentil payudaraku rasanya sangat sensitif dan aku membutuhkan rangsangan yang sangat kuat.

Tiba-tiba Bapak kost menghentikan aksinya pada payudara dan vaginaku.

"Yakin mau udahan? Hah? Mila...Enak gak? jawab atau Saya tidak lanjutkan. Jawab Mila" Tanya Bapak kost sambil berusaha menciumi leher dan telingaku.

Aku yang sudah tidak tahan pun mengatakan hal yang tidak pernah aku sangka akan aku ucapkan "Enak Pak... ayo lanjutkan Pak, Mila ga tahan... sedot tete Saya lagi, masukan jari Bapak ke vagina Saya!"

Beberapa menit berlalu, namun serasa sangat panjang, itu merupakan pagi yang tidak pernah aku bayangkan... kenikmatan yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.

Bapak kost langsung menerkam payudaraku, menjilati, menyedot, dan meremasnya. "Lebih kenceng sedotnya Pak...Aahh..", serta jarinya yang menggesek-gesek klitorisku, rasanya aku melayang dan tidak perduli bagaimana nasibku saat itu.

"Oouahh.." Aku pun mencapai klimaks pertamaku dalam hidup. Kenikmatan yang sangat sangat enak.. yang tidak kusangka ternyata senikmat ini.

Bapak kost mengeluarkan penisnya dan menaruhnya pada himpitan payudaraku, dia menggencet penisnya yang pendek namun gendut itu didalam payudaraku. "Aaah..oouh... Saya mau keluar Mila.."

Tanpa aba-aba cairan sperma dari penisnya membanjiri payudaraku.

Seperti belum cukup, Bapak kost lalu sudah hampir memasukkan penisnya kedalam vaginaku, namun aku yang sudah lebih sadar pun mengelak dan mencoba menghindar.

Ditengah paksaan itu tiba-tiba suara klakson mobil Ibu kost berbunyi dari luar pagar, Bapak kost terkejut dan memandangiku sesaat dengan wajah masih bernapsu, namun lalu bergegas merapihkan celananya.

Aku pun bersusah payah mencoba berjalan ke kamarku. Sesampainya dikamar aku segera mengunci pintu dan merapihkan barang-barangku.

Aku bingung karena didalam hatiku, aku sangat marah dan sedih, namun aku tidak bisa menangis. Tanganku gemetar, aku coba memegang vaginaku yang terselamatkan. Aku dapati vaginaku masih basah...dan saat aku mengelusnya, aku masih merasa getaran yang sangat nikmat menjalar keseluruh tubuhku.

Aku menarik nafas dan menggapai handphoneku, mencoba menelfon nomor Ibuku, tidak diangkat. Lalu, kucoba menelfon Om Adimas.

"Halo? Ada apa Mila?"

Saat mendengar suara itu, tangisku langsung pecah. Om Dimas bertanya dan terdengar panik, Aku memintanya menjemputku pulang. Aku segera pindah dari kost itu. Namun aku tidak pernah cerita kepada siapapun pengalamanku ini.

Pengalaman yang masih menggangguku hingga sekarang. yang masih membuatku pada malam-malam tertentu, membayangkan tangan kekar yang meremas payudaraku, lidah yang bermain di putingku, dan penis yang hampir menusukku.

Next part coming soon = Mila's and Adimas's POV (Meski Aku Tau ini Kesalahan)
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd