Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Cerita Aneh

Pacotan 2022

Aku menggeliatkan tubuh sejenak. Ternyata perjalanan dari Ciawi ke terminal bubulak lumayan panjang. Bukan jaraknya, tapi kemacetannya di subuh temaram ini.
Disebelahku seorang gadis muda berjilbab dengan pakaian anak muda milenial sedang asyik dengan gadgetnya. Raut wajahnya tampak kesal dan marah. Aku ngga berani nanya. Takut kena cakar...
" Ya sudah mulai detik ini kita putus. Dan kamu ngga perlu nyari aku lagi. Percuma !!" ucapnya dalam tangis dan marah.
Seorang penumpang wanita menatap wajah gadis itu dengan heran lalu ia menatapku.
" Mm.. M.. Masalahnya bukan sama saya... Bukan... Heheheh..." ucapku panik melihat 2 emak emak menatapku dengan wajah bar bar.
" Mmm.. Mbak... Mbak.. Ini tissue... Coba.. Euh.. Tarik nafas... Lalu keluarkan... Kita coba tiga kali.. Yo.. Satuu.. Inhale..." ucapku mencoba menenangkannya. Ia menatapku takjub dengan tatapan tajam yang merayu. Dan ia menarik nafasnya.
Lantas... Gadis itu menerima tissue dariku sambil menatap masygul... Aku ngga tahu apa yang ada di fikirannya. Tapi... Yaaa... Gitu...

Kami melintasi Asrama Yonif 315, markas pasukan setan yang disegani lawan. Bus Tayo ini meluncur lancar dan stabil.
" Makasih ya a. Maaf tadi sampe bikin emak emak menatap aa seperti itu.." ucapnya sengau sisa tangisnya.
" Ehehehe... Ngga apa apa da.. Ngga apa apa.." jawabku cengengesan.
" Saya Tri Ambarwati." ucapnya
" Teddy.. Teddy Nurzaman.." jawabku menyambut tangannya
" Mbak mau kemana ?" tanyaku
" Pacitan.." jawabnya.
" Weladalah...!! Kita sama ya... Saya mau ke Pacitan juga." ucapku
" Bubulak habis... Yang mau ke agen AKAP silahkan jalan kaki dan belok kiri. Nanti disana berjajar bus pilihannya. Kalo belum ketemu berarti kalian belum jodoh..." ucap petugas trans pakuan. Sesaat aku ingin menonjok dadanya karena sebal... Tapii.. Dahlah...
Kami berdua turun..
" Mbak... Mbak bawa yang kecil aja.. Ini saya yang bawa..." ucapku menawarkan jasa
" Ah.. Nanti merepotkan.," ucapnya
" Saya hanya bawa backpack aja kok. Jadi lenggang kangkung..." jawabku sambil membawa kopernya yang lumayan besar
" Makasih ya A.." ucapnya mulai agak riang.
Kami berjalan beriringan. Ia memegang jaketku seperti yang takut ketinggalan. Padahal positif thinking aja, dia takut kopernya kubawa kabur.
Akhirnya kami tiba di agen Agramas. Kebetulan petugas yang jaga adalah mas Bram, ditemani Nia, adik kandung merangkap asistennya
" Diyh.. Lu jalan lagi Ted ?" tanya mas Bram.
" Hehehe.. Iya mas. Ke Capitan.. Eunghh... Pacitan " jawabku masih gugup karena Tri memeluk lenganku, beberapa kali lenganku menyentuh buah dadanya yang kenyal. Dan membuat si Beno bangkit dari tidurnya.
" Ehem.. Ehem.. Digandeng cewek.. Ehm.." ledek mas Bram
Nia tertawa mendengar mas Bram. Dan bibirnya monyong monyong meledekku
Tri tersipu malu. Aku tahu dalam sedihnya, ia membutuhkan pelarian untuk lepas dari jeratan kesedihan itu. Dan ia sedikit menemukan jalannya saat bersamaku.
" Mas Pacitan 2. " ucapku
" Siap... Eummmh..... Aaah.." jawab mas Bram
" Diyh... malah kaya pemain bokep." protesku
" Sabar napa..." sahut mas Bram
" Hahahaha.. Kalian kenapa sih ?" bisik Tri sambil tertawa
" Ngga tau tuh dia mah kalo bangun kepagian suka kaya gitu..." jawabku
" Ooo.. Ahahaha.." tawa Tri kembali terdengar.
" Ted. Nih... Kalian dapet Super Big Top.." jawab mas Bram.
" Dua ya mas, berdampingan. " pinta Tri
" Ahsiaap... Seatnya 4A dan 4B berangkat ½ jaman lagi. Bruntung banget bujang lapuk niiiih..." jawab mas Bram ditambah gerutu kocaknya
Tawa Tri masih terdengar. Ia mulai reda.
" Berapa mas ?" tanyaku
" Buat elu sebagai loyal costumer dapet harga 745 ribu Ted." jawab mas Bram. Aku mengangguk, karena setahuku harga super big top 435 ribu/orang. Berarti discountnya cukup bagus. Saat aku akan membayar semuanya, Tri berkata
" Bagi dua aja.." ucapnya
" Biarin lah. Ngga apa apa.." jawabku menyerahkan uang 750 ribu kepada Nia.
" A Teddy kalo mau sarapan masih ada waktu 43 menit. Nanti Nia WA kalo busnya siap." ucap Nia. Aku mengangguk dan melangkah keluar.
" Sarapan dulu yu.. Masih cukup kok waktunya." ajakku
Tri bergegas membawa barangnya...
" Mau diapain ? Mau dibawa ?" tanyaku bingung. Tri menjawab dengan anggukan dan menatapku heran.
" Ngga usah. Simpen aja disini. Pertama disini aman. Kedua biar nanti langsung di pack ke bagasi. Bawa mah yang berharga aja.. Hati dan harapanmu misalkan.." saranku
" Ooo.. Iya ya.. Hahaha... Harapanku udah mushnah a.." jawab Tri sambil tertawa.
Setelah ia merasa yakin bahwa barang barang yang dibutuhkannya selama perjalanan sudah disiapkan dan dipisahkan. Ia melangkah bersamaku menuju sebuah kedai mungil nan resik. Kedai itu menjual Doclang. Makanan khas Bogor, berisi ketupat dan beberapa bahan lainnya disiram saus kacang kental.
Kami berdua menikmati sarapan dengan lahap.
" Nambah ya ?" tanyaku
" Ngga ah a.." ucapnya mulai manja
" Eh... Biar kuat menghadapi pahitnya kenyataan hidup.." ucapku asal sambil menyeruput kopi.
" Ihh..." jawabnya sambil memukul lenganku manja. Lalu ia menyeruput kopiku.
Aku menoleh dan menatapnya. Tri memang cantik. Hidungnya mungil dan mancung, wajahnya tirus bagaikan daun sirih, bibirmya merekah delima dengan gigi putih rapi bagai untaian mutiara, alis mata hitam tebal natural dengan bola mata yang indah dihiasi kacamata kekinian ditambah bulu mata lentik alami bukan tambalan. Tubuhnya sekira 165 cm, langsing dengan kulit mulus tanpa cela.
" Gadis secantik dia dibuang gitu aja sama laki laki...?? Okay Fix laki laki itu ******..." tebakku
Tri balik menatapku lalu ia tersipu malu. Pipinya merona merah dan senyumnya malu malu tersungging.
" I'm addicted to.." suara notif WA mengagetkanku. Aku membuka WA ku dan membacanya
" A Teddy, bis nya siap. " ucapnya
" Okay... OTW TKP " jawabku lalu aku membayar makan dan minum kami.
" Yuk..." ajakku
Tri mengikuti langkahku sambil menggenggam jemariku. Jujur aku kaget dan ngga nyangka. Tapi kubiarkan ia melakukannya. Biarlah sementara ini ia merasa kulindungi sampai ia tiba dirumahnya.

" Yaaah... Manusia ginian lagi..." ucap mas Teguh Driver yang akan membawa kami dengan wajah sebal.
" Wees angeeel... Angel..." jawab Dodi co Driver nya. Sementara Wisnu kondektur bus tertawa mendengar hujatan mereka kepadaku. Mereka kukenal sangat baik. Karena memang aku langganan bus ini.
" Cek lagi keperluannya biar ngga panik.." saranku. Tri menurut dan mengambil pakaian cadangan juga pakaian dalamnya.
" udah a.." ucapnya.
Satu persatu penumpang bus yang sama dengan kami berdatangan dan menaiki bus.
Saat kami naik, kudapati seat kami ditempati sepasang pemuda dengan dandanan norak. Dan perilaku kampungan pula.
" Maaf mas, Seat ini punya kami..." ucapku berusaha sopan
" Eh gua udah duluan duduk disini... Enak aja !" ucap si wanita sengit.
" Tapi ditiket tertera ini no seat kami." ucapku merendah
" Aah.. Sana sana.. Cari seat yang lain.!" jawab lelakinya
" Piye mas Ted ?" tanya Wisnu
" Seatnya wis.." ucapku
" Sik...." ucap Wisnu
" Ooh.. Mas... Maaf ya.. Boleh liat tiketnya ?" tanya Wisnu, kedua orang itu menyerahkan tiketnya.
" Nah... Seatnya mas dan mbak ada disini... Yuk ikut saya.." ajak Wisnu
" Ngga ah saya mau disini !” ucap si wanita keukeuh
Aku menggaruk kepala dan memutuskan mengalah. Tapi perdebatan Wisnu dengan mereka makin sengit.
" Halaah.. Kaya orang kaya aja lu ! Ngga mau ngalah... Sebanyak apa sih duit lu !?" ucap si lelaki sombong
" Maaf. Calon suami saya tidak terbiasa memamerkan kekayaanya. Tapi yang jelas ia bisa membiayai kehidupan saya dan Insya Allah anak kami nanti. Maaf banget... " ucap Tri dengan tersenyum
" Haah.. Tai !! Makan tuh cinta!!" ucap si perempuan.
" Duduk ditempat kalian !! Bikin lambat aja ! Kalo ngga bisa mematuhi aturan di bis ini kamu lebih baik turun !!" bentak seorang pria berseragam loreng sambil menarik keduanya ke seatnya. Setelah mereka duduk..
" Masih ngoceh... Saya lakban mulut kalian !!" ancamnya
Keduanya terdiam dengan wajah pucat ketakutan. Pria itu menghampiri kami..
" Mas, mbak... Silahkan..." capnya sopan
" Makasih Om... Makasih..." jawabku.
Setelah Wisnu memindahkan bawaan kedua orang itu, kami duduk di seat kami.
" aku di pojok ya a.." pintanya
" Boleeh..." jawabku
Lalu ia menempati tempatnya. Dan menyimpan tas perlengkapan kecil ke bagian bawah seat kami. Tiba tiba HPnya berbunyi...
" Hallo... Saya udah jalan... Dan saya mohon jangan ganggu saya lagi... Cukup sudah kamu mengkhianati saya. Dan jangan pernah ada lagi kamu dalam kehidupan saya. Lebih dari 3 kali kamu khianatin aku dengan membawa pelacur kerumah kontrakanku... Itu sudah sangat menyakitkan " ucap Tri
" Tri, aku janji ini petualanganku yang terakhir. Aku bersumpah Tri..." ucap seorang lelaki diseberang sana
" Kesabaran ngga ada batasnya. Tapi kamu yang menciptakan batas kesabaranku. Sekali lagi selamat tinggal, aku pergi bersama seorang yang mampu dan mau memahami keadaanku." ucap Tri ketus dan menutup hp nya. Sejenak ia mengutak atik hp miliknya lalu ia tersenyum.

Bis berjalan perlahan meninggalkan terminal bubulak. Tri masih diam dalam marahnya. Hangat mentari pagi membelai wajah cantiknya dan sejuknya AC bus dinginkan otaknya. Tapi tidak dengan otakku. Jemariku yang ia genggam membuat fikiranku berwisata kealam khayal nan indah. Dimana aku dan Tri berjalan berdua menatap mentari terbit di ufuk timur.
" A... Sedang ngelamunin apa ?" tanya Tri
" Oh... Eh.. Ituu.. Sedang ngelamunin kenapa Ardi Idrus harus pindah ke Bali United sama Ramdhani. Kan sayang bakat luarbiasa..." jawabku asal beledag.
" Hahahaha... Ngelamunin soal bola. Bapakku juga gitu... Laki laki sama aja yah..?" ucapnya
" Ah ngga ah... Males aku disamain sama Bopak Castello ?? Ngga mau ah !" protesku
" Hahahaha.... " tawa Tri makin keras. Ia merasa lepas dengan tekanan yang dihadapi akibat pengkhianatan pacarnya.
Menjelang memasuki jalan tol Tri makin berani menggenggam jemariku, bahkan sesekali memeluk lenganku. Jujur aku sempat berharap lenganku menyentuh buah dadanya lagi yang terlihat sekal dan kenyal dibalik kaus putih ketat lengan panjang yang dipakainya. Sementara cara duduknya membuat rok plisketnya menyungkupi bagian tengah selangkangannya yang menggunduk indah.
Entah kenapa aku malah ngga rela kalo pemandangan indah ini dinikmati orang lain. Kuambil selimut dan kututupi bagian pinggang kebawah agar tak menjadi santapan mata orang.
" Hmm.. " ucapnya dengan senyuman sambil membelai pipiku.
" Biar ngga diliatin orang.." jawabku
Tri masih tersenyum melihat apa yang kulakukan.
" Aku punya ini da..." ucapku sambil mengeluarkan Mochi.
" Mauu.." ucap Tri manja. Kubuka kemasan Mochi lampion dan ku sodorkan padanya.
Bukannya mengambil kue itu, ia malah menatapku....
" Eumhh.. Eh iyah iyah..." ucapku gugup. Kuambil mochi dari wadahnya dan kusuapi ia dengan hati hati agar tepungnya tidak mengotori selimut.
" Hmmh... Enak a. Ini Mochi kan ?" tanyanya
" Iya... Yang original inii.." jawabku
Tri yang sedang kecewa menikmati perlakuanku. Ia tampak terhibur dengan candaanku dan obrolan kami makin mencair.

Bus yang kami tumpangi mulai tersendat di tol Cikampek. Seperti biasa, arus orang kerja dan berbagai kesibukan membuat padat jalan tol yang kami lalui.
" Aku kenal Ghulam 1 tahun lalu. Awal perkenalanku karena profesiku sebagai SPG di sebuah event automotif. Sikapnya benar benar bikin aku melayang A. Romantisnya ngga ada dua. Aku menerima dia sebagai pacar karena aku kepalang mabuk akibat sikapnya. Dan kami menjalani hubungan sebagai pacar. Jujur keperawananku diambil Ghulam. Karena aku yang mabuk kepayang..." ungkapnya lalu menarik nafas.
Kupeluk bahunya dan kubiarkan ia bersandar didadaku agar beban yang ia rasakan makin ringan.
" Ya awalnya kami kissing. Makin lama kami terbawa suasana.. Ghulam mulai membuka pakaianku.. Dan ia mulai menciumi buah dadaku.. Aku menikmatinya karena kurasakan sesuatu yang... Nikmat.. Sampai akhirnya aku sudah telanjang bulat dan Ghulam mulai membelai... Mmppff.." mulut Tri kututup karena khawatir ada yang mendengar obrolan kami.
" Ceritanya nanti aja kapan kapan.. Ngga enak didenger orang. Biarlah aku juga paham kok masalah itu..." bisikku sambil celingukan panik.
" Hmmm.. Iya... Nanti aku terusin..." ucapnya sambil mempermainkan bibirku. Tri semakin manja kepadaku, ia mengajakku bermain teka teki yang kujawab dengan random tapi tepat.
Sesekali tawanya lepas berderai, merdu merayu suaranya. Membuat beberapa penumpang kadang terpancing tawa kami.
Lelah ngobrol dan bermain ia mulai meletakkan kepalanya dipahaku. Perjalanan yang kutempuh akan memakan waktu 15 jam dalam kondisi normal. Dan bisa melar lagi bila ada kemacetan.
Tri meletakkan tanganku di perutnya sementara posisi tidurnya miring. Ini membuat lenganku sesekali menyenggol buah dadanya. Aku hanya bisa memejamkan mata membayangkan bentuk buah dadanya. Tiba tiba kurasakan Tri mengarahkan telapak tanganku ke buah dadanya. Sesekali ia menekankan tangannya ke buah dadanya. Secara naluri aku mengikuti keinginannya meremas remas buah dadanya. Tubuh indahnya tertutup selimut. Membuatnya leluasa menyusupkan tanganku kebalik bajunya. Kupermainkan puting mungil di puncak buah dadanya dengan lembut. Sementara jemarinya juga mulai iseng menggelitik kontolku dari luar celanaku. Kontolku makin tegang. Dan membuat posisinya ngga enak.
Tanganku semakin berani merayapi tubuh indahnya. Pantat bulat pepal miliknya menjadi sasaran remasanku berikutnya. Sesekali kuselusuri belahan pantatnya perlahan. Dan kuusap dengan lembut menggunakan ujung jariku.
" Hmmhh..." desahnya perlahan. Nafasnya kian tak teratur. Ia bangkit dan duduk, sementara tanganku diarahkan untuk menggosok memeknya. Kuikuti permintaan yang tak diucapkannya. Tanganku kian nakal bermain di balik rok plisketnya. Ia meringkuk sambil memeluk lenganku. Nafasnya kian memburu...
" Hhhmm.. Hhhh..." bisiknya halus. Tanganku dikempit ketat oleh pahanya. Nafasnya naik turun dengan cepat. Agak lama kemudian nafasnya mulai teratur dan lenganku tetap dipeluknya. Ia lelap tertidur dipelukanku saat aku terlelap.
" Batang... Batang... Dipersiapkan untuk istirahat di RM Medali Mas." ucap Wisnu
" Hey... Bangun yu... Istirahat makan..." ucapku
" Hrrrhhhmmmh.." Tri menggeliat enak. Lalu ia menatapku dan mencium pipiku. Aku kaget dan kurasahan rona hangat dipipiku.
" Hihihi.. Polos amat a " ucap Tri. Aku hanya menjawab dengan cengiran.
Sesampai di rest area RM Medali Mas. Kami semua turun dan diarahkan ke area khusus penumpang Super Big Top.
Saat antri, kedua pasangan rese itu menatap wajahku. Kubalas dengan senyuman dan anggukan sopan.
" Hah.. Burik !" ucap si wanita ketus.
" Maaf... Siapa yang burik mbak.?." tanya Tri sopan
" Itu suami lu...!" jawab si Cowok
" Wajar kulit saya hitam dan burik...
Pertarunganku dibawah mentari terik....
Bukan dibalik meja cantik...
Yang penuh diwarnai intrik licik..." jawabku
" Wooow... Uuuhuuuuuu....!!" sorak penumpang lain yang mendengar ucapanku.
" Wajar kulit suamiku hitam...
Karena dia bukan anak malam.
Yang muncul kala surya tenggelam
Dan pulang disaat pagi gantikan malam." sambung Tri.
" Wedaaan... Pasangan ajiib.... " sorak pria yang tadi meleraiku
" Jawab dong boss... Diem aja.. Kena mental yaaa ? Haahaha..." sahut seorang pemuda.
" Gua kira keras taunya kertas... Gua kira cerdas... Taunya ampas... Hahahaha...." sambung temannya
Aku ngga berkomentar lagi dan langsung mengajak Tri menempati meja sesuai no urut seat.
Saat makan kemesraan yang diperlihatkan Tri semakin menjadi. Aku hanya berfikir ini sisa tadi aja. Atau memang ingin bikin panas pasangan norak itu. Aku ikuti arus yang dibuat Tri agar serasi.
Selesai makan Tri merengek ingin kekamar mandi. Aku mengikuti maunya sekalian ingin menikmati sebatang rokok.
" Yang... Bajuku ganti aja ya..?" tanya Tri saat berjalan menuju Toilet.
" Emang bajunya kenapa ?" tanyaku agak kaget dengan panggilannya kepadaku.
" Celana dalamnya basah. Kausnya ketat agak susah yang..." bisiknya
Aku mengangguk.
" Roknya ngga usah.." ucapku
Tri mengangguk setuju...
" Hayu..." ajaknya
" Hlah.. Ini toilet cewek. Nanti aku dicakar emak emak lho.." ucapku sambil bercanda
" Eh iya..." ucapnya sambil tersenyum. Ia melangkah masuk ke Toilet dan aku memutuskan membuang air kecil sambil merapikan posisi si Beno yang tadi acak acakan.
Selesai aktivitasku ternyata Tri belum keluar. Aku menunggunya sambil menghabiskan rokokku.
" Udah yang.." ucapnya. Ia menyerahkan baju yang tadi ia pakai. Kini ia menakai kemeja santai warna broken white. Aku memeriksa baju yang ia berikan kepadaku. BH ukuran 34 cup B, dan celana dalam ukuran 29 serta kaus ketat lengan panjang. Aku memutuskan melipatnya di bis saja.
" Pengumuman, kepada penumpang bis Agramas Super Big Top BM-016 tujuan Bogor - Pacitan diharap mempersiapkan diri untuk melanjutkan perjalanan dalam 10 menit. Terimaksih " ucap Announcer
" Yang bekel kopi.. " pinta Tri kepadaku. Aku bergegas membeli kopi seduh dan membawanya ke dalam bis. Saat membeli kopi beberapa pasang mata menatapku heran. Tapi aku ngga peduli. Selesai membeli kopi aku melangkah menuju Tri yang sedang menungguku di dekat Bus.
Sesampai di seat kami kusompan kopi di cup holder. Lalu kulipat baju Tri dan menyimpannya ditasnya.
" Sini bentar.." panggil Tri. Aku mendekatinya dan ia berbisik padaku.
" Kamu kupanggil yang ngga apa apa kan ? Aku bener bener ngerasa nyaman dan ngerasa kamu harus jadi suamiku.." ucapnya
" Aku sih ngga masalah. Selama ini aku memang nyari seseorang untuk jadi pawang hatiku. Dan aku ngerasa kamu adalah wanita yang kucari..." jawabku serius.
Wajah Tri berbinar binar bahagia. Ia memelukku dan mencium pipiku.
" Weits... Hlah malah manas manasin aku tho mas Teddy.." ucap Dodi.
" Eh Petarung aspal... Panas boss ? Make AC lah..." jawabku santai. Kami tertawa dengan candaan kami. Dodi pun berlalu menuju seat driver menggantikan mas Teguh.
" Yang kamu tau ngga pas beli kopi orang orang ngeliatin kamu..." tanya Tri
" Iya ya.. Kenapa ya beb..." jawabku sambil memanggilnya dengan panggilan sayang yang baru.
" Kamu nungguin kopi sambil bawain baju aku. Diatasnya pakaian dalemku nyembul keluar.. Hahahaa..." jawabnya lalu ngakak
" Ooh.. Hwadduh..." ucapku sambil nyengir.
Satu persatu penumpang masuk dan Wisnu mengabsen sebagai SOP agar penumpang tidak ada yang tertinggal.
Kuhirup kopi Ketubruk Gadjah yang tadi kupesan.
" Mau.." pintanya. Kuberikan kopi kepadanya. Dan kusiapkan tissue untuk menjaga bila kopi menetes.
" Hmmmh.... Enak.." ucapnya
" Kopi di Pacitan mah yang enak di daerah Sudimoro. Kopi masyarakat. Enak banget." ucapku
Ia menatapku...
" Kok aku ngga tahu sih yang..?" tanyanya
" Ya nanti aku ajak hunting.." janjiku.
Ia kembali memelukku dengan manja. Sepanjang perjalanan ia memang menikmati suasana. Terutama saat ia bercanda mesra denganku.
Akhirnya mata kami kembali melemah. Awalnya ia ingin kembali merasakan kenakalan tanganku.
" Ssshhh.. Baju salinnya kan abis..." ucapku mengingatkan.
" Mmmm... " rajuknya manja. Kupeluk tubuhnya dan ia balas memeluk tubuhku hingga akhirnya ia lelap dalam tidurnya.
Waktu menunjukkan pukul 18:42. Tak terasa kami telah tiba di Wonogiri. Dan kebetulan bus kami langsung menuju Pacitan. Hingga tak merepotkan memindahkan barang.
" Hmmh... Sampe mana yang ?" tanyanya sambil meregangkan tubuh.
" Wonogiri beb..." jawabku sambil melepaskan jaketku. Dan memakaikannya ke Tri.
" Aaa... Jaketku dikopeeer..." rengeknya manja sekali sambil memeluk leherku.
" Pake aja dulu punya aku yang. Daripada kedinginan." ucapku.
Perjalanan masih menempuh 3 jam lagi. Tri masih bermanja kepadaku. Aku memahaminya karena ia baru saja patah hati dan terluka.
Akhirnya kami tiba di terminal Pacitan. Kuturunkan semua bawaan kami dan kususun sedemikian rupa dibantu oleh Wisnu dan mas Teguh.
" Bang.." panggil Bandul. Ia memang kuminta menjemputku di Pacitan.
" Lik... Hahaha.. On time ya..." ucapku
Lik Bandul mengangkat barang bawaan kami ke mobil. Dan menyusunnya.
Lalu ia mempersilahkan kami masuk.
" Mbak di Loroknya daerah mana ?" tanya Bandul
" Di seberang Gondrong konstruksi..." jawab Tri.
" Oo ya Cedak.. " jawab Bandul
" Yang... Nginep.." rengeknya
" Kan aku..." ucapku terputus oleh Bandul
" Libur masih 2 hari bang, ombaknya 5 meter, angin 4 knot, sama arus bawah 15 m/ detik.." ucap Bandul
" Tuh kan.... Hayo.." ucap Tri
" Iya atuh iya..." jawabku mengalah
Bandul menyanggupi menjemputku 2 hari lagi.
Akhirnya kami tiba di rumah keluarga Tri. Aku diperkenalkan sebagai pacar barunya. Dan ia menceritakan bagaimana polah Ghulam terhadap dirinya.
" Pokoknya kalo Ghulam nakok karo bapak po ibu.. Jawab ae. Aku udah punya gantinya dia yang sepadan dan pantas buat aku.." ucap Tri
" Ya sudah.. Sing penting kamu nda berkhianat. Dan nak Teddy mau menerimamu apa adanya yo wis Alhamdulillah..." ucap pak Dikun ayah Tri
" Ya kalo Teddy sih prinsipnya, Teddy akan terus belajar dan menerima serta mencintai kekurangan Tri. Tanpa memaksa Tri melakukan hal yang sama pak.." jawabku sambil menunduk
" Iya.. Iya... Iya... Hlah nak Teddy sendiri disini sampai kapan ?" tanya pak Dikun
" Lusa juga Teddy udah ke Sudimoro pak.." jawabku
" Bukaan... Maksute dinesnya sampe kapan disini ?" ulang pak Dikun
" Ooh.. Selama 1 bulan pak. Sampe tongkangnya keangkat.." ucapku. Tri yang mendengar kekonyolan jawabanku tertawa dan memukul lenganku
" Oo.. Berarti kan cedak ndhuk. Nah malem libur nak Teddy kesini aja.. Ben ora kesel.." ucap bu Har ibu Tri
" Baik pak bu.." jawabku
" Yang.. Mandi dulu ya... Tasnya mana ?" tanya Tri.
" Ini... " jawabku. Diambilnya tasku dan ia mengeluarkan baju untuk tidur dan pakaian dalamku. Lalu sehelai handuk diserahkan kepadaku untuk kupakai
Selesai mandi kurasakan segar sekali badanku. Aku melangkah keluar dari kamar mandi menuju ruang tengah.
" Nak.. Kene.. Mangan sik yo.. Bapak sama ibu belum sempat makan sepulang dari Pidakan tadi." ucap pak Dikun
Aku yang memang lapar lagi segera mengambil tempat disebelah pak Dikun. Lalu Tri dan adiknya.
" Bang. Kata temenku sing nyambut gawe ning tambak. Di tongkang ada ikan kuwe ya bang ?" tanya Aldo
" Ada Do.. Ada.. Yang siripnya kuning..." jawabku
" Katanya itu penunggu sana ya bang ?" tanyanya lagi
" Kalo kata temen abang sih iya. Soalnya setiap nyelam dia selalu muncul dan muterin yang sedang kerja. Tapi ngga ganggu.. Lagian besarnya hanya sebesar kipas ini.." jawabku
" Hlah ono sing cerito gedene sak gedhe tiker iki lho bang.. Pokoke gueddhi.." ucap Aldo
Kujawab dengan tawa. Dan kuyakinkan bahwa itu Hoax.
Selesai makan aku menyempatkan merokok sebatang bersama pak Dikun diteras
" Yang mau kopi ngga ?" tanyabTri
" Teh anget tawar aja beb. Ntar malah susah tidur. Punten ya beb.." jawabku. Tri mengangguk sambil tersenyum manis.
Aku sedikit bercerita soal pekerjaanku. Dan pak Dikun menyimak dengan khidmat.
" Berarti nak Teddy iki kepala team tho.. Hlah weruh karo Bandul asale piye ?" respon pak Dikun gembira
Kuceritakan persahabatanku dengan Bandul. Suka duka yang kami lalui dan banyak hal lagi.
Obrolan berakhir karena hari kian malam. Kurasakan penat di badanku.
" Yang kamarnya disini..." ucap Tri. Lalu ia berdiri. Rambut hitamnya terurai indah. Lalu ia menggandengku ke kamar yang kuduga sudah lumayan lama kosong. Karena ada hawa lembab disana.
" Mmwh... Mmmmwh..." Tri mengecup bibirku. Sementara aku hanya terpana.
" Ntar malem..." ucapnya sambil tersenyum dan dengan tatapan mata penuh arti.
Aku membalas senyumannya dengan senyuman manisku.
" Aldo.. Hayuh wae dholan bengi.. Arep dadi opo kowe le ??" omel bapaknya
" Bilangin ke si abang ae pak.." ucap ibunya
" Bang.. Tuh adiknya.." ucap pak Dikun
Aku bangun kembali..
" Do... Sini..." panggilku. Aldo menatapku agak takut.
" I.. Iya bang..." jawab Aldo kicep
" Mau kemana ?" tanyaku santai.
" Main sama temen temen bang.." jawabnya
" Besok masih bisa kan ? Kamu harus istirahat.. Besok sekolah.. Udah dikerjain tugas sekolahnya ?" tanyaku
" Eumhh.. Belum bang..." jawabnya.
Tiba tiba.. Pluk... Buku pelajaran jatuh dari balik bajunya
" Itu apa.?" tanyaku
" Buku PR bang. Mau dikerjain dirumah Ali bareng sama Dian dan Resti." jawabnya sambil menunduk
" Ooh... Ya sudah. Jam 10 sudah dirumah... Atau kalo mau nginep kasih kabar !" ucapku
" Siap bang..." ucapnya gembira
" Besok pagi PR nya abang cek !" tambahku
" Siaaap...!!" teriaknya semangat
Pak Dikun tersenyum melihat caraku memperlakukan Aldo.
Lalu aku kembali masuk kamar sambil tersenyum.
Aku membuka HP ku dan kulihat Tri mengirimkan WA kepadaku.
Beberapa diantaranya fotonya memakai pakaian lengkap. Yang terakhir ia mengirimkan 2 fotonya. 1 fotonya hanya memakai pakaian dalam dan satunya memakai daster Baby doll lumayan tipis tanpa dalaman.
Aku meneguk ludah menatapnya. Jujur, aku laki laki dan menatap tubuh seorang gadis.
" Hmm.. Flirting..." ucapku
" Hahaha..." jawabnya ditambah emot tertawa.
Aku menjawab dengan emot puyeng.
" Suka ngga yang ?" tanyanya
" Kalo aku ngga suka pasti aku belok... hehehe " jawabku lagi
Ia mengirimkan fotonya lagi hanya memakai celana dalam tipis.
" Beb... Beno bangun ih..." protesku
" Beno..??" jawabnya
" Iya... Titiku.. Hehehe.." jawabku
" Hahahahaha..." jawabnya.
WA kami makin panas. Dan aku mengirimkan foto kontolku kepada Tri
" Gedddhiii.. Aku suka aku suka titit suamiku..." jawabnya.
Beberapa menit kemudian.
" Iya.. Mbak bilangin... Hah ? Yo mbak ndak tahu abang udah tidur apa belum.." suara Tri terdengar. Lalu ada suara orang melangkah ke kamarku.
" Yang... Aldo " ucap Tri
" Hallo... " ucapku
" Bang... Aldo mau nginep dirumah Ali. Bar subuh Aldo pulang..." ucap Aldo
" Kok dadakan..? Video Call..!" perintahku
Lalu mode komunikasi beralih ke video.
" Ini bang.. PR nya wakeh.. Aldo ngga sanggup kalo sendiri. Jadi Aldo nginep dirumah Ali bang. " ucap Aldo
" Iyya bang... Ini banyak PR nya" ucap seorang teman wanita Aldo
" Okay. Aldo boleh nginep, tapi kalo ngga sesuai dengan izinnya, atau Aldo geser kemana aja tanpa bilang, abang marah besar !" ucapku mengultimatum
" Siap Bang..." jawab Aldo sambil sibuk mencari sesuatu. Dan Video Call ku akhiri.
" Hmm.. Aldo lebih manut sama kamu daripada aku yang.." ucap Tri
" Hmm.. Aku ngga tau beb.. " jawabku jujur
" Iiyh.. Biasanya dia mbantah... Terus tukaran.." ucapnya sambil tiduran didadaku.
Lalu ia bercerita tentang Aldo. Kesehariannya dan juga kebadungannya. Aku menyimpulkan bahwa Aldo mau nurut padaku karena ia mencari figur kakak lelaki.
" Iyo... Iyo.. Aku metu saiki..." ucap pak Dikun
" Mbak.. Mbak.. " panggil pak Dikun
" Nggih pak.." jawab Tri
" Bapak mau kerumah paklik mu Dharman. Dia udah repot. Sakitnya parah. Sepertinya bapak dan ibu nginep." ucap pak Dikun
" Oh.. Nggih pak.. Apa aku ta melu ae pak." jawab Tri
" Nda usah dulu. Tunggu kabar bapak. Baang.. Abang..." panggil pak Dikun
" Iya pak.. " jawabku
Lalu pak Dikun menjelaskan permasalahan. Dan ia menitipkan Tri dan Aldo kepadaku.
" Baik pak. Kalo ada apa apa bapak segera kabari abang ya.." ucapku
" Yo.. " jawab bapak
Beberapa menit kemudian bapak berlalu mengendarai Innova hitamnya. Sementara di rumah Pajero sport stand by. Lalu kami mengunci pagar dan pintu rumah.
" Hmm... Yang... Mmmwh...." Tri langsung memelukku dan melumat habis bibirku tanpa ampun. Kuladeni nafsu Tri yang meluap dengan kelembutan dan kesabaran. Tri mendorongku lembut agar aku rebah dikasur.
Aku merebahkan diri seperti keinginan Tri. Sementara ia perlahan melepaskan pakaiannya satu persatu hingga tersisa pakaian dalamnya saja.
Perlahan Tri memelukku yang sedang rebah dan melumat bibirku.
" Mmmwh... Beb.. Kamu sexy banget dengan pakaian dalem ini..." bisikku sambil membelai tubuhnya.
" Hmmmwh.. Yang... Aku penasaran pengen liat si Beno.." ucapnya sambil berusaha melucuti pakaianku.
Satu persatu pakaianku lepas dari tubuhku. Hingga hanya tersisa celana dalam yang menggembung karena Beno bangun dari tidurnya.
" Hmmmhh... Hihihi.." tawanya nakal menggoda sambil membelai kontolku dari luar celana dalamku.
Aku membelai pundaknya danx merayap ke lehernya. Kutarik kepalanyqa mendekat dan kulumat bibirnya. Tri membalas dengan lebih panas dan bergairah. Lidahkuq mencba menerobos bibornya dan disambut dengan belitan lidahnya. Tanganku kembali merayap mencari buah dadanya.
Kuremas lembut dan kubelai mesra buah dada Tri yang membusung menggodaku. Tangan kananku mencoba melepas kaitan BH nya. Agak sulit juga karena aku keburu nafsu. Trie membantuku dengan melepas BH nya. Saat BH terlepas kulihat buah dada kenyal berhias puting warna coklat. Sedikit kudorong tubuh Tri agar ia bangkit. Sesaat setelah ia bangkit terpampanglah pemandangan indah memukau.
Sepasang buah dada yang masih sekal dan kenyal mulus menggodaku. Kucium perlahan belahan diantara buah dada itu.
" Hmmh... Kamu suka ngga yang ?" tanya Tri
" Aku suka banget..." jawabku sambil meremas lembut buah dada itu.
" Hmmh..." desahnya kala bibirku mulai melumat putingnya. Perlahan dan lembut puting itu kuhisap dengan perasaan sayang. Sementara jemari tangan kananku asyik memilin puting yang satunya. Perlahan hisapanku mulai agak liar. Kekuatan hisapanku meningkat seiring nafsu yang melonjak. Pilinan dan remasanku tetap kulakukan dengan lembut penuh perasaan.
" Aaah.. Yaang... Hmmh.. Aku ngga tahan kalo teteku kamu mainin yang..." ucapnya sambil mendesah
Kurebahkan tubuhnya diatas kasur dan perlahan bibirku menyusuri tubuhnya. Sejenak aku berhenti di perutnya yang udah mukai ngga rata. Dan kulanjutkan ke bawah menuju selangkangannya.
Perlahan kulepas celana dalamnya yang ternoda basah oleh cairan cinta yang meleleh dari memeknya. Aku tertegun melihat keindahan memeknya. Belum hitam.. Tapi tidak pink lagi.. Jembutnya tertata rapi dan tidak gondrong. Aku menyukai memek yang tidak gondrong karena kesannya rapi menggoda.
Kudekati memeknya...
" Mau diapain yang...?" desahnya
Aku hanya tersenyum sambil mengecup bibir memek yang tembem itu.
" Hmmmhhh... Yaaanghh.. Aku belum pernaah.." rintihnya
" Sekarang waktunya mencoba beb." ucapku
Kulanjutkan kecupanku di memek Tri. Makin lama kecupan berubah jadi lumatan diselingi jilatan.
" Houuhh.. Yaaanghhhmmmm" desahnya. Sementara pantatnya naik turun mengikuti ritme jilatanku.
Kubuka memeknya yang menawan dan kucari itilnya. Saat kutemukan itilnya kulumat lembut penuh perasaan.
" Hhmmmhhh... Sayaaaangghhh... Aaahhh... Aa..." racaunya menikmati apa yang kulakukan. Beberapa menit kemudian..
" Yaaanghh.. Masukin.. Masukiin..." desaknya sambil melepas celana dalamku
Kuikuti maunya dan Tri mendorong tubuhku agar menelentang. Aku hanya pasrah dan mengikuti maunya.
" Hmmh.. Ini Beno itu ya... Hihihi.. Kekar.. " ucapnya sambil tertawa centil dan meremmas lembut kontolku.
Sejenak dilumatnya kontolku dan membuat kontolku menjadi kian keras. Puas melumat kontolku, ia mengangkang diatas kontolkundan mengarahkannya ke memeknya. Setelah pas, ia menurunkan pantatnya perlahan..
" Aaaa... Uuhuhuhuhu..." ucapnya mendesah nikmat sambil tertawa kecil. Gerakannya masih perlahan dengan ritme lambat. Bibir kami bertaut dan tanganku terus merangsang buah dadanya. Kugenjot pinggulku dengan intensitas ringan
" Uuu... Sesak memek aku yannghh.. Ouhh..." desahnya menikmati gesekan dinding memeknya dengan batang kontolku.
Kupacu gerakan pinggulku hingga gesekan kelamin kami makin intens..
" Haah.. Yaaanghh.... Yaaanghh... Aaaaaaaahhh... " desahnya menikmati gempuran kontolku. Aku makin menikmati pula persetubuhan ini. Kupeluk tubuh indah itu dan kurebahkan dikasur.
Aku mulai mendominasi semuanya. Remasanblembut jemariku kupadu dengan lumatan bibirku di bibirnya yang indah, sementara pinggulku menggenjot kontolku keluar masuk memeknya
" Mmmwhmm.. Hyaanghh.. Hmmmh... Mmwh... " suaranya terdengar diantara panasnya ciuman kami. Desahan itu makin lama makin sering dan berubah menjadi racauan pelan
" Shayaaanghhh... Shayaaanghh.. Hyaaaanggghh... Aaaaaaaa.... Aaaaaah..." racaunya. Lalu tubuhnya mengejang memelukku ketat.
Aku yang merasakan akan segera mencapai puncak orgasmeku memacu pinggulku lebih cepat.
" Aaaah.. Beebbhhhhh..." desahku saat air maniku menyemprot didalam memeknya yang kurasakan masih sempit dan legit.
Segera kulumat bibirnya dan kukecup keningnya
serta kubisikkan...
" I LOVE YOU..."
" Aaah.. I Love You Too... I Love You more than ever yaaanghh..." desahnya diantarabderu nafasnya yang masih memburu.
Aku akan melepas kontolku dari memeknya...
" Aaaa.. Jangaaan... Jangan duluuu.." rengeknya pelan.
Kuturuti maunya sambil kubangkitkanbtubuhnya agar ia duduk dipangkuanku.
" Hkkk... Aaah.. Makin dalem yaanghh.." desahnya sambil menatap mataku.
Kubalas tatapannya sambil sesekali melumat bibirnya.
" Hhh... Hhh... " suara desah nafasnya terdengar lembut kala ia memeluk leherku.
" Aku belum pernah merasakan orgasme yang. Sama dia aku hanya obyek aja. Untungnya 1 tahun berpacaran hanya 6 kali aku bersetubuh dengan Ghulam.." ucap Tri sambil ngos ngosan.
" Beb. Jangan sebut nama dia lagi ya. Sekarang kamu idah sama aku. Dan jujur aku cemburu..." ucapku jujur apa adanya. Tri tertawa dan memelukku erat sekali. Sambil menciumi leher dan pipiku.
Entah kenapa. Makin kesini aku makin mencintainya. Dan aku siap menjadi lelaki dambaannya. Dalam keadaan apapun.
Kelelahan diperjalanan ditambah lelah bersetubuh membuat kami mudah terlelap. Tak sadar kami terlelap sambil kelamin kami masih bertaut. Hingga waktu subuh tiba. Aku terbangun dan melepaskan kontolku karena ingin pipis.
" Hgghhhmmmmhhh..." desahnya
Aku memakai pakaianku dan berjalan ke kamar mandi. Kubuang air seniku dikloset. Cukup banyak dan membuatku lega.
Selesai pipis kuputuskan untuk mandi. Segarmya air menerpa tubuhku. Tiba tiba kurasakan ada tangan lembut membelai dadakundan memelukku darirq belakang. Akuo menoleh.. Ternyata Tri..
" Kenapa ngga ngajak..??" tanyanya manja
" Kirain masih tidur beb. Makanya ngga aku ajak." jawabku
Ia menyiramkan air di tubuhnya. Setelah ia merasa cukup kuambil sabun dan mulai menyabuni tubuhnya.
" Semalam aku crot didalem yang. Kalo nanti sampe jadi kamu jaga ya. 2 atau 3 bulan lagi akup akan nikahin kamu..." ucapku tegas sambil menyabuni tubuh langsingnya.
" Aku make IUD yang. Tapi aku bahagia banget denger ucapan kamu..." sahutnya sambil memelukku dan tersenyum.
Setelah kejadian semalam aku memutuskan menikahibTri karena aku merasa ia memang yang kucari. Beberapa wanita yang kukenal banyak yang cantik. Tapi tidak seperti Tri. Aura gadis Jawa Timur yang ayu menambah pesona kecantikan alami yang ia miliki. Dari beberapa memek yang pernah kunikmatiw, bahkan ada dua yang perawan, tak bisa menandingi legitnya memek Tri. Tapi ada hal besar di dalam dirinya yang membuatku terpasung. Sikapnya serta akhlak yang luhung kepada suami yang membuatku luluh mencintainya.
Selesai mandi kujalankan ibadah sesuai keyakinanku. Kali ini berjamaah dengan Tri. Selesai shalat dan wirid, kudengar ketukan di pintu.
" Assalaaamur'alaikuum... Baang..." panggil Aldo
Kubuka pintu dan kulihat peci masih terpasan dikepalanya walauun gayanya mirip peci Arbain pelawak lawas. Bergegas ia menyerahkan PR nya untuk kuperiksa dan ia langsung mandi. Selesai mandi kutemukan beberapa kekeliruan di PR nya. Kami merapikan PR Aldo hingga selesai, lalu kami sarapan bersama.
" Mbak.. Bapake Ndhi mbak ?" tanya Aldo
" Ke Rumah Lik Dharman. Sakit parah." jawab Tri.
" Hmm.. " ucap Aldo
Sejenak aku menangkap penyebab kekecewaan Aldo.
" Makan dulu aja. Jangan rubah fokus do " ucapku.
" Iya bang.." ucapnya. Lalu ia melanjutkan makannya dengan lahap. Saat ia akan berangkat sekolah kuberi uang saku 100 ribu, Aldo kaget menerimanya. Bahkan sepulng sekolah ia masih menata apa yang akan ia beli. Kebanyakan yang dibeli adalah buku penunjang pelajarannya selain kuota internet. Dan ini membuatku bangga.
Dua hari kemudian aku mulai bekerja. Selama disana aku rutin mengunjungi Tri dan memadu birahi di rumahnya.
Berselang 2 bulan, kembali aku datang ke Pacitan untuk meminang Tri Ambarwati sesuai janjiku. Dan Alhamdulillah semua berjalan lancar. Walaupun saat akad nikah Ghulam sempat mengacau dan akhirnya jadi bulan bulanan tangan kekar pemuda setempat.

Akhirnya kami hidup bahagia dampai akhir hayat kelak
 
Baru
" Assalaamu'alaikum... Ir... hehehe..." ucapku sambil cengengesan.
" Wa'alaikum salaam... Tunggu bentar ya Jo...." ucap Irma Sekretaris HRD yang body nya waddaaaw... Dan selalu jadi sarana pelepasan hasrat pak Situmea, manager HRD, yang udah tua bangka.
Oya namaku Jojo Priyawandi. Aku Staff Gudang Produk di perusahaan AMDK yang baru berdiri. Statusku Jomblo. Dan saat ini aku masih males nyari pasangan. Mending bayar aja dulu lah biar aman. Ngga keiket sama macem macem.
" Jo... Sini...." panggil Irma yang bertubuh indah menawan.
" Iya Ir..." jawabku sambil duduk di depan Irma.
" Ini Jo... Dari beberapa bulan lalu kami amatin lemburan kamu gede sekali. Dan setelah dilakukan penelitian memang secara realita kamu yang masuk lembur, ini karena pekerjaannya kamu yang kerjakan. Sementara teman kamu yang seharusnya lembur malah pulang dan titip absen, Jadi pimpinan memutuskan jam lembur mereka dihapuskan dan jam lembur real kamu Jo dibayarkan. Tapi... Kalo semua lemburan dimasukkan kamu dimasukkan kedalam payroll, akan jadi kecemburuan dengan teman teman yang lain. Makanya kebijakan pimpinan yang diteruskan ke Pak Situmea, lemburan kamu 60% dibayar cash diakhir bulan. Dan kondisi ini pelan pelan akan di normalkan dengan penggeseran mereka yang malas ke bagian yang minim lemburan." papar Irma.
" Hmm... Kalo saya mah ikut aja keputusan pimpinan, tapi saya juga minta kalo ada akibat yang terjadi saya ngga mau dibawa bawa teh..." jawabku
" Itu sudah diperhitungkan. Selama kamu ngga ngomong, kamu aman..." pungkas Irma.
" Siap..!" jawabku tegas
" Nah ini Rp 3.750 ribu, 60% lemburan kamu, sisanya di payroll tercantum. Tanda tangan disini.." ucap Irma sambil menyerahkan kuitansi penerimaan.
Aku girang bukan kepalang, kutanda tangani kuitansi dan kuhitung jumlah uang yang kuterima.
" Pas Ir.. Eh Ir... Buat beli bakso..." ucapku memberikan 250 ribu kepada teh Irma sambil celingukan khawatir ada CCTV.
" Eh... Makasih Jo.." ucap Irma sambil menyembunyikan uang pemberianku.
" Sama sama Ir. Saya pulang dulu ya.." ucapku semangat dijawab anggukan Irma yang memang cantik dan menawan.
Sepanjang jalan aku berkhayal kapan aku bisa merasakan memek Irma... Biarin bekas si Situmea ge, da ngga akan jadi longgar ini memek teh Irmanya juga.
Aku menuju parkiran dan kudapati Yamaha Scorpio Z andalanku basah kehujanan. Segera jok dan tangki bahan bakarnya kukeringkan. Supaya perjalananku aman dan lancar.
Setelah kupanaskan sebentar, aku melaju menuju gerbang utama. Dan kulihat kerumunan pegawai hanya sedikit. Artinya para pegawai 80% sudah pulang.
Setelah melapor ke pos, kulanjutkan perjalananku menuju warung sate kambing Haji Asnaen langgananku. Ngga butuh waktu lama untuk mencapai warung sate itu...
" Assalaamu'alaikum.. Ji.." panggilku kepada H Asnaen yang sedang membakar sate.
" Eh Jo... Sepuluh atau lima belas ?" tanya Haji
" Sepuluh aja Ji.... Sopnya ya.. Otak kalo ada..." pesanku
" Sipp.." jawab Haji
Tiba tiba HP ku berdenting menandakan ada pesan masuk. Kubuka WA ku... Ternyata dari Irma.
" Waaah.. Ngisi bahan bakar nih... Hahaha..." candanya
" Wadduh... Segitunya... Hehehe.. Lapar ini mah.. " jawabku santai
" Lapar perut atau bawah perut hihihi.." goda Irma.
" Tau ah... Hahahaha..." jawabku sambil tertawa
" Jo.. Nih siap..." ucap Haji
" Hmm.. Sedap bneeer..." ucapku sambil memandang sate kambing dan sopnya. Aku mulai meracik sop dengan menambahkan bumbu kacang, kecap dan sambal. Kucicipi sedikit.. Hmm.. Enaaak...
Tiba tiba HP ku kembali berdenting... Ada 2 notif yang masuk..
" Yo semangat makannya biar panas daging kambing membakar hasrat.." ucap Irma lagi
" Hahaha... Iya da makan kayu bakar hahaha.." jawabku
" Yang.. Aku lagi merah..." pesan Yenny cewek BO langgananku
" Oh.. Yaudah ngga apa apa.." jawabku kecewa. Lalu beberapa percakapan antara aku dan Yenny terjadi. Intinya aku mengerti kondisinya dan ia berterimakasih aku paham keadaannya.
Selesai makan, aku lanjut pulang dulu kerumah. Seperti biasa, saat gajian, ibuku kuberi untuk belanja dapur. Dan adik adikku kuberi tambahan jajan. Sumringah wajah mereka menjadi sumber semangat bagiku untuk terus berjuang demi mereka selain untuk kebutuhanku dan selangkanganku. Lalu aku mandi dan menggosok gigi. Segarr....
Selesai mandi aku mengoprek HP, kubuka aplikasi Michat. Kulihat foto foto perempuan menawarkan diri, baik secara Vulgar maupun implisit.
Tatapanku terpaku pada foto seorang gadis belia. Usianya paling baru 19 atau 20 tahun. Di akunnya ia menggunakan nama Amel. Aku penasaran dan kucoba menghubunginya.
" Hai.. Sore.." sapaku busuk
" Sore ka ?" jawabnya
" Mm.. Ada slot malam ini ?" tanyaku
" Sekarang juga ada ka.. 650 2 jam. " jawabnya.
" Kalo LT ?" tanyaku
" 3 Juta ka.. 50% trf sisanya dikamar " jawabnya.
" Okay dp 50% ya.. Aku dari rumah jam 5 ketemuan jam 7an ya. No rek dong.." pintaku bersemangat
" OK ka... " jawab Amel lalu mengirimkan no rekeningnya kepadaku. Dan kuttansfer 1,5 juta melalu m banking ku. Bukti transfer kukirimkan kepada Amel.
" Sip ka... Hotel Sejalan ya ka.. Nanti no nya aku kirimin." ucapnya
Aku bergegas berganti pakaian dengan pakaian yang bersih. Tak lupa ku semprotkan minyak wangi ketubuhku. Aku menghitung uangku sebagai pelunasan untuk Amel. Sisanya untuk makan dan ongkosku lalu kusimpan terpisah dijaketku. Entah enapa aku malas makai motor sore ini. Dan motor kusimpan rapi digarasi.
" Kemana Jo ?" tanya ibuku
" Lerumah teman mak.. Ada acara..." jawabku.
" Hati hati.. Jangan berbuat macam macam ya..." pintanya
Aku tersenyum sambil mengangguk.
Kuambil jaketku dan kupakai sepatuku. Aku berjalan sambil menikmati rokok mild kesukaanku. Sesekali kujawab sapaan sahabat sekampungku. Juga canda mereka.
Sesampai dijalan raya kucegat angkot menuju kota. Dan didalamnya banyak Epa ( Eteh eteh Pabrik ) yang baru pulang kerja. Beberapa diantaranya kenal denganku dan menyapaku. Kujawab sapaan mereka dan berlanjut dengan obrolan ringan.
Akhirnya aku tiba di kota dan kutuju hotel yang dijanjikan. Ternyata Amel juga baru datang dan belum booking kamar.
" Kita barengan aja yu.." ajak Amel.
Awalnya aku menduga Amel akan bersikap brangasan dan low attitude. Ternyata ia gadias yang lembut.

Setelah check in...
" Mel.. Kita makan dulu yu..." ajakku
" Ayo.. Aku belum makan dari rumah soalnya." jawab Amel
Lalu kami berdua melangkah ke luar hotel dan menuju sebuah tenda kakilima. Sesampai disana kami memesan makanan yang kami inginkan. Lahap sekali Amel menyantap makanan pesanannya. Kutawari ia untuk tambah ia menolak.
" Kenapa ngga nambah ?" tanyaku
" Kamu seneng ya kalo aku gendut ?" tanyanya sambil manyun
" Hahahaha... Ya mau gendut atau ngga kan sama aja.. Tetap Amelku... Hehehe... " jawabku kalem
" Ya ngga lah... Ntar kamu larak lirik sama yang lain.." ucapnya agak posesive. Ini malah memancing tawaku. Kupeluk bahunya sambil kutenangkan...
Ia mulai reda setelah kutenangkan... Dan sikap manjanya mulai muncul walaupun ngga berlebihan. Ini yang membuatku makin kepincut. Obrolan kami mengalir begitu saja tanpa skenario. Sesekali mataku menatap buah dadanya yang kadang mengintip dibalik kemejanya.

Jam 21:12 kami kembali ke kamar hotel Melati 4 tempat kami menginap.
" Aaah... " ucapku sambil merebahkan tubuh. Sementara Amel berada di kamar mandi. Selesai dari kamar mandi ia menemuiku. Ia hanya memakai celana dalam tanpa pakaian lainnya.
Aku meneguk ludah menatap tubuhnya yang mulus halus.
Amel duduk disamping tubuhku. Tangannya membelai pipiku lembut dengan tatapan menggoda. Senyumannya begitu cantik menawan mata.
" Bajunya buka yang.." bisiknya mendesah mesra
Aku mengikuti permintaannya. Ia menyosakan celana dalamku menutupi kontolku yang makin tegang.
" Hmmm... Sepertinya gagah punya kamu yang..." bisiknya mulai nakal.
" Hmm.. Kamu suka ?" tanyaku
" Hmmh.. Pastinya..." jawab Amel.
Perlahan wajah kami makin mendekat. Dan bibir kami mulai bertaut dalam ciuman singkat. Tangannya mulai merengkuh leherku dan ciuman kami mulai panas.
Tanganku perlahan membelai tubuhnya yang mulus tanpa cela.
" Hmmmwwhmm... " desahnya kala ciuman kami mulai panas. Tanganku merayap membelai pantatnya yang bulat dan kencang.
Kulepas ciumannya dan kurebahkan tubuhnya keatas kasur. Tatap mata kami beradu mesra. Sorot matanya seolah memintaku berbuat lebih jauh lagi.. Perlahan kuselusuri belakang telinganya yang membuatnya makin mendesah.
" Ouhhmm joo.." desahnya mesra.
Kuteruskan penjelajahan bibirku menuju lehernya yang jenjang dihiasi anak rambut.
" Aahhmmmmhh.. Joo.." desahnya menerima nikmat rangsanganku
Tanganku meremas buah dadanya dan sesekali mempermainkan puting buah dadanya yang kian tegang. Bibir dan lidahku akhirnya singgah di buah dada kencang milik Amel.
Kukecup perlahan gundukan buah dada mulus bagai pualam yang terpampang di depanku. Sesekali ku kecup panas tanpa harus meninggalkan bekas. Hingga akhirmya bibirku berkutat di puting buah dadanya yang berwarna coklat. Sekilas kurasakan pahit di mulutku. Tapi aku ngga peduli. Kulanjutkan penjajahanku dibuahdada mengkal milik Amel.
" Hmmmhh... Jooo... Enak bhangeeth..." desahmya sambil sesekali dadanya terangkat menahan nikmat yang kuberikan.
Tanganku membelai lembut memeknya yang masih dibungkus celana dalamnya.
Desahan Amel kian parau karena rangsangan yang kuberikan. Sekujur tubuhnya tak bisa diam walaupun hanya sekedar gerakan lembut.
Aku mulai merasa melayang. Sensasi sex yang kualami kali ini begitu dahsyat.. Aku masih asyik mengeksplor buah dada Amel sambil membelai memeknya yang tembem.
" Hmmh... Jooo.. " desahnya kala kulepas celana dalamnya. Memek tembemnya terhidang dihadapanku. Aku mulai membelai memeknya hingga cairan bening yang merembes keluar dari makin banyak. Sesekali kuciumi memek tembem itu. Keharuman natural memek berpadu dengan wangi sabun khusus menciptakan aroma tersendiri.
Setelah beberapa menit kucumbu memeknya, aku bangkit dan melepaskan celana dalamku.
Tapi kurasakan kepalaku makin berat dan tubuhku susah kukendalikan. Akhirnya aku ambruk disisi Amel.
" Jo.. Jo.. Jojooo.." panggil Amel perlahan.
Aku jelas tak berreaksi dengan panggilannya. Tiba tiba wajah Amel berubah. Seringai licik mengembang diwajahnya yang cantik.
" Derry.. Masuk Der. Target udah tumbang." ucap Amel.di telepon.
2 menit kemudian seorang pria mengetuk pintu. Amel mengintip lalu membukakan pintu itu.
" Mmmhwwhmm... Der.. Gua sange..." desah Amel.
" Sssh... Ntar aja kalo dah beres di camp. Gua bikin lu jerit jerit keenakan hehehe.." ucap Derry.
Lalu ia memeriksa pakaianku. Uang yang ada di baju dan jaketku dilibasnya hingga habis.
" Haaah... Hanya ada 2 juta mel.. Keree..." ucap Derry.
" Hmmmh.. Lumayanlah... Daripada lu manyun.." jawab Amel yang telah selesai memakai kembali pakaiannya.
" HP J2 Prime.. Najisss... Sepatu.. Aaah.. Ngga ada yang bisa diambil lagi.." ucap Derry
" Ya udah.. Cabut !! Kita ngentot... Puyeng gua sange banget.. Si bangsat itu jago banget bikin gua high.." gerutu Amel.
Tak lama keduanya berlalu setelah mengambil yang milikku.
Jam 3 pagi aku terbangun dengan kepala berat dan tubuh telanjang. Aku mencoba duduk dan berhasil walaupun kepalaku serasa berputar. Aku kaget saat kusadari Amel sudah pergi.
Kuperiksa jaketku... Zonk !!! Semua uangku habis... Kuambil celanaku dan kuperiksa. Hasilnya... Sama...
Akhirnya kuputuskan untuk mandi dulu agar kesegaranku kembali. Setelah air dingin menerpaku, perlahan kesadaranku pulih. Kucoba mengingat urutan kejadian...
" Bajingan.. Gua kena bius...!!" gerutuku. Aku berfikir keras soal itu. Kupertimbangkan melapor ke Polisi. Tapii... Akan jadi aib yang terbongkar.
Akhirnya kuputuskan pulang kerumah dan tidur. Menikmati sisa hari liburku.
Sesampai dirumah aku merebahkan diri dikamar. Merenungi harta bendaku yang hilang. Aku hanya berharap ATM dan KTP bisa kembali. Kucoba menelepon HP Infinix milikku..
Terdengar ringtone yamg sangat kukenal....
Termyata HP Infinix ku masih ada dan lupa kubawa. Lalu aku bangkit dan melihat ke meja... Dompetku masih ada bersebelahan dengan HP ku !!
Aku nyaris bersorak girang tapi kutahan. Dalam hatiku aku bersyukur bahwa uang yang hilang tidak terlalau besar walaupun tetap berharga untukku.
Setelah itu aku memutuskan tidur. Karena kepalaku sakit sekali.
Jam 11:25 sebuah notif telepon masuk. Ternyata Irma meneleponku.
" Ya Ir..." jawabku memanggil namanya
" Masih tidur ?? Semalam sama siapa ??" tanyanya agak tajam.
Kujawab sejujurnya. Bahkan hingga musibah yang menimpaku..
" Kaan.. Heeeuuh... Udah coba jangan open BO. Kamu pikir aku ngga menarik Jo ?" tanya Irma
" Eummh... Jelas menarik Ir.." jawabku agak gagap.
Lalu ia bercerita tentang ketertarikannya kepadaku. Juga masalahnya dengan si tua Situmea yang mulai terendus istrinya. Aku mendengarkan dengan seksama.
" Ir... Kalo aku hanya jadi pelarian atau tameng aja, aku ngga mau Ir. Aku ngga tahu apa apa kan...." jawabku
" Jo.. Jangan salah paham... Aku suka kamu dari sebelum aku meladeni si tua bangka itu. Jujur aku bisa morot duitnya. Dan aku bisa perjuangkan kamu biar bisa dapet hak lebih sesuai kinerja kamu. Bukan apa apa. Jujur aku cinta sama kamu sejak pertama ketemu. Kamu seperti yang dingin kepadaku. Dan cuek... Bahlan kamu ngha paham kalo aku jadiin si Tua itu pelampiasan dan ATM ku..." ucap Irma
" Apa kamu bakalan melakukan hal yang sama kepadaku ?" tanyaku
" Ya ngga Jo.. Aku masih sangat cinta kamu." ucap Irma meyakinkanku.
" Hmmm... Okay aku percaya kamu. Mulai percaya. Dan aku harap kamu bosa bikin aku yakin. Kaena aku juga akan berusaha menjadi diriku yang lebih baik untuk kamu.." jawabku
" Makasih Jo... Makasih.. Jo.. Boleh ngga aku ketemu kamu dirumahku ? Aku sedang kangen kamu..." pinta Irma
Aku menyanggupinya dan bersiap berangkat.
" Kemana lagi nak ?" tanya Emak
" Nemuin calon mantu emak.." jawabku
" Oh.. Eh.. Haaaah..!?!?!? Beneran ???" tanya Emak sumringah
Aku mengangguk sambil melangkah ke kamar mandi.
Semenjak itu kami resmi pacaran. Perlahan si tua bangka yang 2 bulan lagi pensiun dilepaskan Irma. Jujur saat melakukan persetubuhan pertama kali dengan Irma, aku merasakan memek Irma begitu peret. Saat kutanya ternyata Si Tua itu ngga berdaya. Karena baru saja nempel, ia sudah keluar. Hingga seringkali Irma kecewa. Dan bersamaku Ia bia merasakan orgasme sebenarnya. Aku juga berhenti total open BO. Yenny berulangkali menghubungiku, bahkan mengajakku check in free tapi kuabaikan dengan alasan aku sedang lembur.


Demikian kisah apesku. Semoga uhus uhus ngga terkena masalah ini.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd