Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Cerita Aneh

Suara dengkuran Molly, Kucing Ras berbulu putih, terdengar lembut. Liana meregangkan tubuhnya setelah ia bangun dari tidur nyenyak.
" Hmm... Molly... Tidurnya luarbiasa..." ucap Liana sambil tersenyum. Ia bangkit lalu melangkah menuju meja dan mengambil segelas air bening. Liana lahap meminumnya..
" Hmmh... Segerr..." ucapnya. Ia kembali melangkah ke kasurnya. Tubuh indah yang berbalut kaus tidur dan celana dalam ketat mencetak lekuk liku tubuhnya yang bagaikan ukiran sempurna mahakarya sang kuasa.
Tiba tiba Molly meregangkan tubuhnya lalu kembali terlelap.
" Uuuu.. Hahaha... Masih diterusin..." ucap Liana sambil mengganggu kucingnya lalu ia kembali menelentangkan tubuhnya. Memeknya tercetak jelas dibalik celana dalam ketat yang ia pakai. Buah dada yang sekal dan padat membusung indah. Senyuman terulas diwajahnya saat ia membayangkan sesuatu.
" Tok... Tok.. Tok.." terdengar suara ketukan dipintu.
" Iya... " jawab Liana sambil meraih celana piyama dan jaketnya. Lalu melangkah menuju pintu dan membukanya.
" Ohh.. Bibi.." ucapnya sambil memeluk bi Isah.
" Non Dokter.. Pagi ini sarapan roti dulu ya... Nanti kalau mau berangkat bibi siapkan bekal. " ucap bi Isah Pengasuhnya sejak SMP.
" Bi.. Aku mau nasi kebuli buat nanti malem.." pinta Liana manja sambil menyuapkan potongan roti.
" Boleh.. Berarti untuk bekal bawa sayuran rebus aja atau salad ya non.." ucap bi Isah. Liana menjawab dengan anggukan ditambah senyuman cantik. Tak butuh waktu lama untuk menghabiskan seporsi roti dan susu low fat rasa coklat. Liana bangkit menuju kamar mandi.
Dikamar mandi dibukanya kran air panas dan dingin. Ia ingin berendam sejenak. Melepaskan rasa penat agar saat kekantor nanti ia cukup segar.

Oh.. Iya... dr. Liana Eka Wijaya Sp. B. Ort. adalah seorang dokter spesialis Bedah orthopaedi di sebuah rumah sakit. tinggi badannya 166 cm dan berat proporsional membuat tubuh indahnya sedap dipandang mata. Kecantikan alami dengan pulasan make up tipis membuat wajahnya tampak makin ayu natural. Kala tersenyum kecantikannya makin membias indah dan beberapa kali membuat pengemudi ojol menabrak trotoar karena pesona yang memancar dari kecantikan dr. Liana. Saat ini fikirannya sedang terganggu oleh sesosok pria yang ia temui saat melakukan operasi beberapa bulan lalu. Ia pasien patah tukang bahu yang harus menjalani reposisi pemasangan pen akibat terkena benturan lagi. Sikap dan perilakunya begitu sempurna dimata Liana. Sehingga beberapa kali ia menyengaja mampir untuk makan siang ditempat milik Fairuz Indrawan. Nama pria itu sambil menatap wajahnya hingga puas.
" Ya Allah.... Fairuuzz... Kenapa kamu ngeganggu aku terus siih.. Hihihi.. Tapi sumpah aku kangen kamuuuu.." ucap Liana sambil berendam di bath tube.
" Hhhh.. Fairuz..." desahnya sambil menerawang. Tangannya sesekali membelai tubuhnya untuk membersihkan kulit mati yang melekat. Dan sesekali ia mempermainkan buah dada dan memeknya.
" Emmh..." desah Liana..

4 km dari rumah Liana...
" OK kak... Eomuk, tahu tuna, bakso tuna sama sosis ayam.. Kuahnya mau yang mana kak ?" tanya Fairuz kepada seorang gadis cantik mahasiswi kebidanan.
" Hmm.. Yang enak yang mana bang ?" tanya gadis itu
" Kalo mau pedas saya saranin Samyang atau rica rica, kalo pengen yang sedang saus padang atau tomyum enak banget, kalo ngga mau pedas make kuah bolognaise aja..." jawab Fairuz santai apa adanya.
" Pengen yang sedang..." jawab si gadis itu dengan mata berbinar kala menatap Fairuz.
" Siap..." jawab Fairuz sambil mengemas pesanan gadis itu. Tak lama pesanannya selesai.
" Kalo mau agak sedikit pedas tambahin bubuk cabai aja ya.. Udah dimasukkin..." ucap Fairuz
" Abang kapan masuk ke hati aku..?" tanya si gadis menggoda. Fairuz kaget dan mendadak tersenyum.
" Ehem...! Ehem... Hahaha..." suara Vicky terdengar menggoda Fairuz. Wajah Fairuz memerah malu bercampur campur. Ia tak menjawab hanya menyerahkan pesanan si gadis. Sementara jarinya memberi isyarat ' jangan gitu.. Saya malu.."
" Mbak.. Giliran aku ya..." ucap seorang siswi SMU.
" Oh iya silahkan.." ucap si gadis yang ternyata bernama Rahma. Mahasiswi kebidanan semester 3.
" Bang... Kata mama pesen tahu tuna 200, bakso ikan 200 sama odeng 100." ucap Tiwi.
" Buat kapan wi ?" tanya Fairuz
" Nanti pulang sekolah mau diambil sama mama.." ucap Tiwi.
" Okay... Bayarnya nanti aja pas ambil. Abang siapin dulu yang dari rumah. Biar fresh." jawab Fairuz.
" Okay.. Tiwi masuk dulu ya.." pamit Tiwi
" Iya... Hati hati dijalan..." ucap Fairuz tak selesai karena tiba tiba terdengar suara benturan tulang kepala dengan logam dan Tiwi terjungkal karena menabrak tiang rambu lalu lintas.
" D'ooh.. " ucap Fairuz khawatir lalu ia bergegas menghampiri Tiwi.
" Kamu tuh Wiii.. Wii..." ucap Fairuz.
" Aaa. Abang ngga boleh marah..." rengeknya manja. Sementara Erni temannya sibuk terbahak melihat kejadian itu.
" Iya ngga marah.. Kuat kan ?" tanya Fairuz
" Kuat.. !" jawab Tiwi pasti lalu ia melangkah kembali menuju sekolahnya. Fairuz menatap Tiwi yang sudah seperti adiknya sendiri sambil menggelengkan kepalanya. Lalu ia melangkah kembali melayani permintaan pelanggan yang masih antri. Ia melepas rubber glove nya karena khawatir kotor setelah menyentuh benda benda diluar tokonya lalu menggantinya dengan yang baru.
Kembali ia tenggelam dalam kesibukannya melayani pembeli. Hingga akhirnya semua terlayani. Dan ia bisa sedikit mengambil nafas. Ia mengambil hpnya dan mengirim sebaris pesan untuk dr. Liana.

Sementara itu Liana yang sudah selesai berdandan mendengar denting notif hp miliknya. Ia bergegas membuka WA dan memilah mana yang ia akan baca.
" Ih.. Manusia jijik... " omel Liana saat Ia membaca WA dari Priyo. Pria Fucekboi yang gencar mendekatinya.
Lalu direktur rumah sakit yang mengingatkan soal seminar. Lalu Fairuz. Buru buru ia membuka pesan dari Fairuz dan membacanya.
" Pagi bu dokter. Tatap.pagi ini dengan optimis karena perjalanan kita masih panjang.. Yo bisa yo..! Semangat ! Semangat...!" teks penyemangat dari Fairuz sederhana. Tapi berarti besar bagi Liana.
" Aaa.... Makasih Aa.." ucap Liana manja bercampur gembira. Tanpa sadar apa yang dilakukannya diperhatikan mamanya. Bu Nita dari luar kamarnya sambil tersenyum melihat polah anak gadis semata wayangnya. Lalu ia melangkah kebawah menemui suaminya.
Beberapa menit kemudian Liana menyusul turun dan menemui kedua orangtuanya.
" Papah... Mamah... " sapanya riang. Papah dan mamahnya tersenyum melihat anak satu satunya ceria seperti mendapatkan sesuatu yang sangat luarbiasa.
" Anak gadis mama sedang Falling in love sepertinya " ucap Pak Idham papa Liana.
" Aa nya kirim pesen sepertinya pa.." goda bu Intan.
" Aaaa.. Papah sama mamah jangan ngeledek.." rengek manja Liana kepada kedua orangtuanya.
" Pah mah.. Lian berangkat ya. Hari ini jadwal operasi sampe jam 4 sore. " ucap Liana.
" Iya.. Hati hati.. Salam dari papah dan mamah buat Aa mu.." ucap papa Liana sambil tersenyum penuh wibawa.
" Hmm.. Insya Allah pa.. " jawab Liana dengan pipi merona merah karena malu dan bahagia. Lalu ia mencium pipi papa dan mamanya sebelum melangkah ke mobilnya.

Di toko milik Fairuz..
" Ky.. Mang Iyus pulang dulu ngambil pesanan ya.." ucap Fairuz
" Eh mang. Kalo bisa jangan sesuai pesanan jumlahnya. Stock disini udah mau habis. " ucap Vicky. Lalu keduanya terlibat diskusi soal jumlah barang yang harus dibawa untuk mengisi stock toko mereka. Dan tak lama Fairuz berangkat menggunakan motor roda 3 merk Kaisar andalannya.
2 jam kemudian Fairuz sudah kembali ke toko membawa cool box berisi barang jualannya.
" Jajang.. Les gow..." ajak Fairuz kepada Jajang. Lalu mereka menurunkan barang bawaan. Selesai menurunkan bawaan Fairuz terlihat menyeringai menahan sakit menyengat di bahunya. Vicky memperhatikan dan menyemangati pamannya.
" Jang. Siapin buat bu Wenti mamahnya Tiwi. Nih ordernya..." ucap Fairuz.
Jajang segera menjalankan perintah Fairuz. Sambil sesekali terjadi kekeliruan dalam menghitung diiringi komenan kocak Vicky maupun Asep.

Jam 11:10....
Fairuz sedang menghitung stock barang. Ia mencocokkan dengan data penjualan dan pengeluaran yang ia miliki. Tiba tiba sepasang tangan menutup matanya...
" Hmm... Tebak..." ucap sebuah suara.
" Bentar... Bentar.. Hmm.. Pasti dokter spesialis bedah dari RSUD " ucap Fairuz sambil sedikit menggoda
" Aaa... Kok tau sih..." rengek Liana
" Yaa. Karena kamu udah membedah hatiku..." jawab Fairuz gombal dengan wajah lempeng.
" Iii... Ngegombal.. Hihihi... Bisaan juga si boss nih..." ucap Liana manja.
" Gimana hari ini ?" tanya Fairuz dengan tatapan yang teduh.
" Yaa.. Alhamdulillah lancar.." jawab Liana sambil matanya menatap dalam dalam kepada Fairuz.
" Semoga Allah memudahkan jalan dan memberi kelancaran di setiap langkahmu bu dokter." ucap Fairuz
" Aamiin..." jawab Jajang, Vicky dan Asep sambil menengadahkan tangannya.
" Hmm.. Waktunya makan siang... Kamu makan dulu ya..." ucap Fairuz.
" Bareng..." ucap Liana meminta kepada Fairuz.
" Hmm.. Boleh... " ucap Fairuz sambil melihat jam tangannya. Lalu ia berdiri dan memeriksa kesiapan menu jualannya agar saat jam istirahat nanti ngga keteter.
Lalu keduanya menikmati salad yang dibawa Liana sambil sesekali Vicky nimbrung mencicipi salad. Obrolan mengenai omzet juga sedikit mewarnai. Ucapan syukur meluncur tak henti dari bibir Liana
" Addeuuhh... Dua sejoli..." ledek kang Hendi kakak ipar Fairuz.
" Eh kang..." ucap Fairuz sambil mencium tangan kang Hendi dan teh Dewi kakak Fairuz.
" Lian.. Hari ini rame ngga ?" tanya teh Dewi.
" Alhamdulillah teh. Pesanan juga makin bagus..." jawab Liana yang memang selalu diberi info soal penjualan oleh Fairuz.
Tak lama kemudian para pelanggan mulai berdatangan. Termasuk si recet Tiwi dan Erni.
" A... Minum dulu nih..." ucap Liana saat Fairuz bangkit untuk memberi pelayanan. Fairuz meneguk minuman yang disodorkan Liana.
" Jualan sambil pacaran..." ucap Rahma ketus.
Fairuz tertegun, sementara Tiwi dan Erni menatap gadis calon bidan itu dengan tatapan aneh dan bingung.
" Abang... Aku dulu..." ucap Tiwi
" Aku dulu abang..." rengek Erni
" Hlooh.. Kok rebutan.." ucap Liana yang masuk kedalam toko
" Ini Tiwi teh nyerobot kaya bis Hiba Putra.." omel Erni.
" Alumni Terminal Sudirman..." komen Vicky kalem sambil menyiapkan sate tahu tuna pesanan pelanggan. Tawa mereka pecah mendengar komenan santai Vicky.
" Sini Tiwi sama teteh. Mau yang mana ?" tanya Liana. Sementara aku melayani Erni
" Mau yang samyang teh dokter..." ucap Tiwi memanggil Liana dengan panggilan sayangnya.
Giliran Rahma memesan. Ia memilih bakso seafood kuah rica rica. Wajahnya jutek dan ucapannya begitu ketus. Fairuz ngga ambil pusing, karena ia memposisikan dirinya sebagain pelayan yang sedang melayani pelanggan. Konsekuensinya adalah perlakuan pelanggan akan berbeda beda setiap orang. Sementara Jajang yang menggantikan Liana sibuk melayani kawannya Rahma. Dan Liana berada dimeja kasir. Pelanggan yang datang Alhamdulillah makin banyak hingga mereka sempat khawatir akan kehabisan stock sebelum pelanggan terfasilitasi. Fairuz dan Liana mulai menghitung omzet siang ini. Yang ternyata naik 16% dari hari sebelumnya. Belum termasuk pesanan layan antar yang operasionalnya ditangani Asep.
" Ky, mang Yus balik lagi ke rumah ya. Stock nihil eung.." ucapku.
" Ngga ah.. Jajang aja. Tadi juga kesakitan..." omel Vicky
" Kesakitan ??" tanya Liana kaget
" Iya pas abis ngegotong cool box " ucap Vicky.
Liana menatap wajah Fairuz tajam.
" Iya.. Itu tadi.. Kan.. Satu... Duh si Vicky make laporan.." ucap Fairuz
" Tangan kiri kamu ngga boleh ngangkat beban terlalu berat selama 2 tahun. Ini baru berapa bulan udah ngangkat ngangkat..." omel Liana
" Kenapa ?" tanya kang Hendi kalem
Liana menceritakan apa yang terjadi dengan nada kesal.
" Aikamu Iyus.. Nurut atuh.. Da kalo sakit mah kamu yang ngerasain.." ucap teh Dewi.
" Iya." jawab Fairuz lemah. Lalu Liana memberikan sebuah pelukan.
" Aku ngga mau kamu kesakitan..." ucapnya lirih.
" Dengerin Yus.." ucap kang Hendi
" Iya yang iya.." jawab Fairuz.
Lalu Jajang berangkat menuju rumah Fairuz untuk mengambil stock. Setengah jam kemudian Liana pamit kembali ke rumah sakit untuk melakukan operasi.
" A.. Aku kerumah sakit ya. Operasi 1 pasien lagi." ucap Liana.
" Iya... Kalo udah mau pulang WA aja. Aku jemput. " jawab Fairuz lembut.
" Iya a.." jawab Liana. Lalu ia mencium tangan Fairuz. Dan berlalu mengendarai BMW seri terbaru miliknya.
" Iya sih aku ngga sekaya dia. Tapi aku juga bisa ngasih perasaan dan perhatian kaya dia. Siapa sih dia ?" tanya Rahma ketus dengan wajah jutek.
" Dia dr. Liana Eka Wijaya Sp. B. Orth Spesialis bedah orthopaedi di RSUD kota ini. Dan dia bakal jadi istri Om Iyus paman saya mbak." jawab Vicky lempeng. Sementara Fairuz ngga ambil peduli dengan sikap Rahma. Dimatanya Rahma hanya anak kecil yang baper dan mencari atensinya secara khusus. Tapi Fairuz yang pernah dikecewakan oleh gadis seusia Rahma mengabaikan sikap Rahma itu dan memilih mencari calon istri, bukan pacar. Mendengar hal itu air mata Rahma menetes. Lalu ia pergi menuju angkot yang ngetem tak jauh dari toko milik Fairuz.

Sore harinya..
" Yaaang... Udah lama ?" tanya Liana.
" Baru aja.." jawab Fairuz sambil menyiapkan helm. Rahma menghampiri Fairuz dan mencium tangannya. Priyo melihat kejadian itu dan menatap panas kepada Fairuz.
" Liana !! Sama siapa kamu ?" tanya Priyo
" Oh.. Ini calon suamiku... Kenapa yo ?" tanya Liana
" Sama tukang seblak ?? Hah ! Dimana harga diri kamu ??" ucap Priyo menghina Fairuz.
Fairuz pun hampir terpancing untuk melabrak Priyo. Tapi genggaman jemari Liana menahannya.
" Yo... Kalo kamu menilai Calon suami saya dari usahanya dan menganggap hina. Kamu salah besar. Kamu dan aku sama... Calon suamiku seorang petarung yang memiliki prinsip dan kemampuan. Karya dia ngga dibatasi telunjuk orang. Maaf level kamu dibawah calon suami saya. Makanya aku ngga mau milih kamu..." ucap Liana.
Tiba tiba sebuah suara penuh wibawa terdengar...
" Putri saya benar. Setinggi apapun jabatan anda dikantor, anda tetaplah budak birokrat... Dan.. Sekecil apapun usaha yang dimiliki Fairuz. Dia adalah pimpinannya. Dan saya salut untuk itu." suara papa Liana berwibawa sekali. Ia berhenti karena saat kebetulan lewat ia melihat ada keriuhan yang melibatkan putrinya.
" Fairuz... Liana kalian mau diam disini sampai sore ?" canda papa Liana.
" Bentar pa.. A.. Helmnya..." ucap Liana merengek. Fairuz memakaikan helm untuk Liana. Sesaat ia merasa ada yang kurang.
" Pake ini ya.." ucap Fairuz sambil memakaikan jaket kepada Liana. Liana menurut diikuti tatapan mata Priyo yang diwarnai bara dendam.
Tak lama kemudian Honda CBR 250 RR bermotif Garuda x Samurai meluncur membawa sepasang insan yang sedang merajut asa dan cinta.
Sesampai di toko ternyata pak Idham dan bu Nita sudah menunggu disana setelah membuntuti keduanya.
" Ooo... Ini toko kamu ?" tanya bu Nita
" Oh.. eumh.. Iya bu..." jawab Fairuz gugup.
" Hebat... Hebat..." jawab pak Idham.
" Mang Iyus... punten mang... Stock barang hanya tinggal yang ada disini. Palingan cuma buat 1 minggu kalo yang pesen extra nya mamah Wenti doang." ucap Vicky
" Ini siapa ?" tanya bu Nita
" Ini keponakan saya bu.." jawab Fairuz tak tuntas
" Ibu ??" protes pak Idham
" Oh.. Eh.. Iya mah... Euh.." jawab Fairuz gagap.
" Ya sudah Ky. Mang Iyus belanja besok malam sabtu.." ucap Fairuz masih gugup.
" Assalaamu'alaikum..." suara kang Hendi terdengar. Serempak jawaban salam terdengar.
" Oooh.. Ada tamu..." sapa teh Dewi
" Iya teh.... Teh ini papah dan mamah Liana. Tadi siang sebelum operasi papah mama bilang pengen tau usaha aa. Liana setuju dan sengaja diam diam biar liat apa adanya aja." ucap Liana
" Pah.. Mah.. Ini kang Hendi dan teh Dewi kakak Fairuz no 2." ucap Fairuz menyambung. Lalu...
" Euh ai kamu.." protes Fairuz makin gugup
" Hahahaha... Iyus... Itu muka.." ucap kang Hendi. Pak dan bu Idham yang melihat ikut tertawa.
" Yaa. Melihat kenyataan ini kami bersyukur. Dan merasa bahagia. Selama ini Liana sulit menentukan pilihannya. Sekalinya milih ada kesalahannya. Sampe saya pernah kesel banget." ucap pak Idham
" Ya.. Kalo kami pada dasarnya ngga mau memaksakan. Tapi kalo dua duanya yakin ya.. Silahkan.. Selama bisa bertanggung jawab." ucap kang Hendi.
Lalu mereka terlibat obrolan akrab dan hangat. Sementara Fairuz dan Liana sesekali bolak balik melayani pembeli.
" Yus.. Kamu ke Palabuan kapan ?" tanya kang Hendi
" Besok kang. Biasa..." jawab Fairuz.
" Ikut..." ucap Liana
" Aku berangkat jam 3 malem... Ngejar lelang subuh... Make pick up lagi.." ucap Fairuz
" Ngga mau tau ikut pokonya..." ucap Liana
" Aku bawa Jajang sama Asep.." ucap Fairuz lagi
" Yaaaang...." rajuk Liana
" Ikut we ikut... Suka maen kalo sendirian mah..." kang Hendi memanas manasi
" Wiyyh..." protes Fairuz
" Udah Yus ajak..." kata teh Dewi
" Iya a.. Aa nginep dimamah aja. Eh... Papah sama mamah manggil aa ya.." ucap bu Nita
" Iya mah.. " jawab Fairuz menyerah.
" Makasih yang..." ucap Liana
" Tapi besok tetap fokus kerja terus sore istirahat.. Ngga nawar." ucap Fairuz tegas
Pak dan bu Idham tampak terkesan. Obrolan akrab masih berlangsumg Hingga akhirnya mereka pamit pulang. Sementara Liana pulang setelah toko tutup jam 8 malam diantar Fairuz.

Besoknya semua berjalan sesuai dengan kebiasaan. Pagi hari Fairuz menjemput Liana kerumahnya. Lalu ia ke toko untuk berjualan. Sedikit huru hara karena chaos antrian pelanggan terjadipagi ini. Godaan gadis gadis yang ditanggapi senyuman berwibawa dari Fairuz dan sikap baper beberapa wanita mewarnai suasana. Ditambah kekecewaan mereka saat mengetahui Fairuz sedang dekat dengan dr. Liana Eka Wijaya. Sp. B. Orth.
Siang harinya Fairuz mengantarkan Tuna ribs grill ke kantor Liana dan menyempatkan menemani makan sejenak sebelum ia kembali ke toko.
Sore hari ia menjemput Lianaa dan mengantarkan ke rumahnya.
" Yang... Mau ikut ke toko..." rengek Liana.
" Kemaren aa bilang apa ?" tanya Fairuz lembut
" Aa..." rengek Liana
" Kamu udah bilang Iya kan pas saat aku bilang kamu harus istirahat sore ini yang..." ucap Fairuz
Liana terdiam.
" Kalo aku ngijinin kamu ikut. Aku ngga konsisten. Dan itu sama aja aku ngajarin kamu melanggar komitmen." jawab Fairuz memberi pemahaman.
Liana makin terdiam. Dalam hatinya ia membenarkan ucapan Fairuz. Dan makin besar pula kekagumannya kepada Fairuz.
" Hanya sampe jam 8 yang... 3 jam.. Semalaman kamu sama aku sampe besok malah." ucap Fairuz.
" Iya yang... Aku istirahat. Tapi jam 8:30 tepat kamu udah disini..." ucap Liana merajuk.
" Iya.. " jawab Fairuz tegas. Lalu ia pamit kembali ke toko.
Sementara pak dan bu Idham yang mendengarkan ucapan Fairuz berkomentar
" Hmm.. Fairuz bisa tegas dan ngemong sama anak kita. Ngga salah kali ini dia memilih.." ucap pak Idham
" Iya.. Mamah lega melepaskan Liana sama Fairuz..." jawab bu Nita
" Yaaa.. Adik adik sepupu Liana akan mendapatkan panutan. Sepertinya akan gitu mah.." ucap pak Idham yang diamini bu Nita.

Tepat jam 8:30 malam Fairuz tiba di rumah pak Idham yang disambut Liana dengan pelukan kangen seolah habis berpisah jauh untuk waktu yang lama.
" Hmm.. Kangeen..." ucap Liana
" Kaya yang ditinggal ke Kongo aja bu Fairuz.." canda Fairuz
" Hehehe..." Liana tertawa riang
Fairuz menghampiri pak dan bu Idham.
Setelah mengucap salam Fairuz mencium tangan keduanya dengan takzim. Selayaknya anak kepada orangtua. Reflek pak Idham mengusap kepala Fairuz dan sebait do'a meluncur dari bibirnya. Begitu pula dengan bu Nita.
Mereka merasa perilaku Fairuz berbeda dengan beberapa pria yang pernah mencoba mendekati Liana. Terutama Priyo yang sombong.
Tak lama 2 sepupu Liana tiba. Hilda dan Merry yang berselisih hanya 1 tahun usianya dari Liana menginap dirumah pak Idham.
" Hilda, Merry... Kenalin ini calon suami teteh..." ucap Liana bangga
" Aa yang jualan di jl. Juanda ya ?" tanya Hilda penasaran
" Iya.." jawab Fairuz
" Aaaaa... Teteh maaah.... Tadinya Hilda pengen main kesana. Kata temen Hilda orangnya misterius." ucap Hilda
" Keduluaaan.... Aaa.." protes Merry kecewa.
Tawa menggema diruangan keluarga. Kedua gadis itu ikut larut dalam suasana. Sambil menghabiskan waktu mereka mengobrol santai diruang keluarga. Berbagai obrolan dari yang ringan hingga berat terlontar. Sampai suatu saat...
" Ya udah nikah juga teteh akan tetap nyari nafkah." ucap Liana menanggapi komentar Hilda.
" Ngga boleh.. " jawab Fairuz
" Kok ngga boleh yang ?" tanya Liana heran
" Iya a ?" tanya pak Idham ikut heran
" Kalo udah nikah sama saya nanti. Liana ngga boleh nyari nafkah. Karena nyari nafkah itu tugas dan tanggung jawab lelaki, juga pride nya para pria normal. Tapi kalo niatnya mengamalkan ilmu yang didapat di selama kuliah sampe jadi dokter spesialis. Aa akan dukung habis habisan..." jawab Fairuz
" Dan juga karena Allah menciptakan Liana dari tulang rusuk aa, bukan tulang punggung yang harus meanggung beban, bukan dari tulang kaki yang selalu diinjak, atau dari tulang kepala yang kadang pongah. Tapi dari tulang rusuk yang wajib dilindungi dan dijaga. Itu alasan aa mah..." sambung Fairuz
" Ya Allah... Sekali ngomong dalem banget. Kenapa atuh aa lebih banyak diam..." ucap pak Idham sambil mengusap kepala Fairuz.
Fairuz hanya tersenyum. Sementara..
" Aa... Aku jadi yang kedua ya..." ucap Hilda
" Aku ketiga juga ikhlas a..." canda Merry
Fairuz menanggapinya dengan tawa ringan. Karena ia paham kedua gadis itu hanya bercanda.
Sementara Liana memeluk lengan Fairuz seolah mengatakan kepada semua orang
" Ini suami aku, jangan pernah ada yang deketin..!!" .

Hari makin larut, dan semua sudah diserang rasa kantuk. Satu persatu akhirnya masuk kamar untuk terlelap begitu pula dengan Pak dan bu Idham.
Sementara Liana masuk kamarnya, Fairuz masih bertahan di ruang kerja Liana. Ia memeriksa hasil penjualan hari ini. Juga merencanakan belanja kebutuhan produksi.
" Yang.." panggil Liana
" Iya..." jawab Fairuz lalu bergegas menghampiri ke kamar Liana
" Temenin... Ngga bisa bobo..." ucap Liana manja.
" Hmm.. Sebentar ya. Nge print daftar belanjaan dulu..." bujuk Fairuz.
Liana mengangguk. Lalu Fairuz melanjutkan pekerjaannya sejenak sebelum pindah ke kamar Liana.
Tak lama kemudian Fairuz sudah duduk bersila dilantai sambil mengerjakan sisa pekerjaannya.
Tangan Liana mempermainkan rambut Fairuz. Dan Fairuz membiarkannya dengan harapan Liana tertidur.
30 menit kemudian ia menyelesaikan pekerjaannya dan meregangkan tubuhnya. Lalu ia melakukan brain setting agar tubuhnya bisa bangun jam 02:15. Saat ia hampir terlelap. Sebuah belaian di pipinya membuatnya terjaga.
" Haus..." ucap Liana.
Sigap Fairuz vangkit mengambil segelas air segar. Lalu meminumkannya kepada Liana. Liana yang duduk memakai piyama tanpa BH menatap Fairuz. Fairuz balas menatap Liana dengan penuh rasa sayang.
Lalu ia memeluk tubuh Liana agar Liana bisa merasakan perlindungan yang ia tawarkan. Liana membalasnya dan tak lama kemudian keduanya saling tatap. Banyak kata yang tak terucap tapi mereka saling pahami. Hati berbicara sampaikan rasa dan hasrat. Hingga akhirnya bibir keduanya saling bertaut dan lumayan mesra terjadi. Dengus nafas Liana terdengar oleh Fairuz. Makin lama ciuman mereka makin menggelora. Kancing piyama Liana sudah terbuka sebagian dan memperlihatkan kulit putih mulus milik Liana. Buah dada mulus indah sekal menyembul. Puting imut berwarna coklat muda mengintip nakal. Liana meraih tangan Fairuz dan membawanya menuju buah dadanya. Fairuz mengikuti nalurinya dan mulai meremas lembut buah dada Liana. Telapak tangannya merasakan betapa halus kulit buah dada Liana. Desah nafas Liana kian memburu. Ia merebahkan tubuhnya dan membiarkan Fairuz menatap tubuhnya. Celana dalamnya mencetak memeknya yang tembem. Garis basah tercetak disana. Liana memang sudah digulung oleh nafsu dan hasratnya. Piyamanya telah ia lepaskan semua kancingnya. Naluri Fairuz menuntunnya menuju buah dada sekal itu. Hingga akhirnya bibirnya mulai melumat puting mungil berwarna coklat muda.
" Ssshhmm... Yaaanghh.. " desah Liana sambil memeluk erat kepala Fairuz menikmati lumatan dan hisapan yang dilakukan Fairuz di puting buah dadanya. Tangan kanan Fairuz ikut melakukan serangan lembut yang menghanyutkan. Remasan dan puntiran lembut mendsrat dibuah dada sebelah kiri Liana.
Liana merasakan nafsunya makin meningkat. Pahanya terbuka dan memperlihatkan cetakan memek tembem dibalik celana dalam berbahan satin halus.
Makin lama jemari Fairuz merayap turun. Perut Liana tak lepas dari belaian lembut jemari Fairuz. Hingga akhirmya jari jari itu mulai membelai paha Liana. Dan sesekali membelai permukaan memek Liana.
" Hmmh.. Shyaanghh..." desahnya makin hebat. Fairuz melepas celana dalam Liana. Reflek Liana membantu dengan cara mengangkat pantatnya. Hingga Fairuz mudah melepaskan celana dalamnya.
Fairuz terpana saat melihat memek Liana yang dihiasi bulu halus agak kemerahan. Paha Liana kian merenggang dan memperlihatkan memek tembem berwarna pink. Perlahan Fairuz membelai memek itu dengan lembut
" Aa.. Aaah... Lagih aaa..." desah Liana
Fairuz meneruskan belaiannya di memek Liana. Hingga rasa penasarannya muncul. Lalu ia menempatkan kepalanya diantara kedua paha mulus Liana.
" Haaa... Aahmm... Aa.. Memek Liana diapain yanghh..." desah Liana saat merasakan jilatan lembut di bibir memeknya yang berwarna pink.
Fairuz tak menjawab. Ia terus melumat lembut bibir memek Liana. Lalu ia mencari daging mungil yang terselip diantara bibir memek Liana
Akhirnya ia menemukan sasaran yang ia cari. Itil mungil milik Liana ia lumat lembut..
" Aahhh... Aaa... Auhhhh...." desis Liana tertahan. Fairuz tak menjawab. Ia melanjutkan serangan lidahnya di itil Liana. Kenikmatan dahsyat dirasakan Liana. Pantatnya terangkat merespon gerakan lidah Fairuz. Makin lama.gerakan pantat Liana makin liar. Remasan jemari Fairuz di buah dadanya menambah nikmat dan membuatnya kian melayang. Tiba tiba tubuh Liana mengejang dan bergetar seperti diihantam sesuatu
" Aaaaa... Aaaah... Hkkkhhh.... Hhh... Hhhh... Hhhh.. Aaah..." desahnya lirih.
Nafasnya memburu seperti habis mengejar sesuatu yang dahsyat. Keringat di dahinya terihat samar. Matanya terpejam menikmati sensasi yang belum pernah ia rasakan.
" Yanggh... Hh..hh..hh..." bisiknya
Fairuz mengecup keningnya. Laku ia mengambil handuk kecil untuk melap keringat di dahi Liana. Selesai melap keringat didahi Liana ia melap memek Liana agar lendir yang ada bersih. Tak lupa ia memakaikan kembali.pakaian Liana.
" Yang.. Kamu ngga..." ucapan Liana terputus
" Aku hanya mau yang satu itu kalo kita udah ijab qobul. Aku mau kita pacaran sebenarnya saat sudah menikah." jawab Fairuz tegas.
Liana menatap wajah Fairuz lekat. Ia tak percaya. Pria dihadapannya ngga semesum yang ia bayangkan. Dari beberapa pria yang ia kenal, kebanyakan ingin melakukan hubungan sex dengannya padahal baru kenal beberapa minggu. Sementara lelaki ini malah memberikan kepuasan untuk dirinya tapi ia tidak melakukan penetrasi agar kesuciannya tetap terjaga.
" Sekarang kamu tidur yang. Nanti dijalan juga kamu tidur aja. Sampe sana aku bangunin." ucap Fairuz.
Liana mengangguk. Lalu ia memejamkan mata sementara Fairuz meneruskan pekerjaannya.

Jam 2:30 Fairuz bangkit lalu mandi dan mengganti pakaiannya. Lalu ia membangunkan calon istrimya.
" Sayang.. Bangun.. Siap siap yu..." ajak Fairuz sambil melumat bibir Liana.
Liana bangun sambil tersenyum. Ia meminta dibangunkan dan di gandeng ke kamar mandi. Setelah itu Fairuz mempersiapkan kebutuhan lainnya termasuk sarapan.
" A.. Udah siap ?" tanya papah
" Udah pah. Ini juga Aa sedang siapin sarapan buat mamah sama papah juga adik adik..." jawab Fairuz.
Papah mendekati kitchen dan mencicipi makanan buatan Fairuz.
" A.. Hilda ikut..." pinta Hilda
" Boleeh.. Tapi Aa make pick up de.." ucap Fairuz
" Make Innova aja yang... " ucap Liana
" Kan belanja Ikan.." ucap Fairuz
" Pick up tetap bawa. Innova juga jalan yang maksud aku..." jawab Liana
" Ya sudah ayo..." jawab Fairuz mengalah.
Hilda bersorak diikuti Merry.
" Pada siap siap terus sarapan. Bentar lagi Asep sama Jajang datang." ucap Fairuz.
Hilda dan Merry bersiap agar tidak ketinggalan. Selesai sarapan Jajang dan Asep datang. Dan akhirnya mereka berangkat diantarkan senyuman bahagia pak dan bu Idham.
Diperjalanan Liana tidak tidur walaupun Fairuz menyuruhnya. Ia asyik menatap wajah Fairuz. Sesekali ia tersenyum melihat ekspresi Fairuz. Atau membelai pipi Fairuz mesra.
" Kamu ngga tidur ya yang ?" tanya Liana
" Ngga yang..." jawab Fairuz
" Emang ngga ngantuk ??" tanya Liana
" Ngga..." jawab Fairuz singkat. Fokusnya tertuju pada jalanan didepannya.
" Ya Allah.... Yang... " ucap Liana
" Ih Aa.. Jangan maksain diri kaya gitu a.." protes Merry
" Yaaa... Beres kerjaan pasti istirahat kok.." janji Fairuz
Lalu ketiga gadis itu terdiam. 2 jam kemudian mereka sampai di Palabuan Ratu. Mereka menjalankan shalat subuh sebelum ke pelelangan. Setelah shalat segelas kopi masih bisa dinikmati dengan santai oleh Fairuz. Walaupun sesekali Liana menyeruput kopinya.

Akhirnya waktu pelelangan tiba. Mereka menuju ke lokasi pelelangan dan memilih ikan yang berkualitas. Setumpuk ikan Cakalang berhasil dibeli Fairuz. Dengan harga dibawah asumsi maksimal Fairuz. Lalu ia mengikuti lelang seekor yellow fin tuna dan memenangkan dengan harga yang menarik pula.
Selesai sudah acara lelang. Jajang dan Asep mengawasi pekerja yang membersihkan isi perut ikan tuna dan cakalang. Juga tenggiri. Jam 10 pagi semua selesai dan Fairuz mengajak mereka makan seafood di rumah makan langganannya.
" Harganya euh... Hebat..." ucap Jajang
" Maksudnya Jang ?" tanya Liana
" Murah... Masih adaan lah... Gede malah.." ucap Asep menjelaskan
" Ooh... Untungnya gede ya..." ucap Liana sambil menerima udang yang sudah dikupas oleh Fairuz diikuti tatapan iri dari Hilda dan Merry.
" Kalo Tuna nya mang ?" tanya Hilda
" Naaa... Apalagi itu. Kena banget.. Ngga salah ngajak bu dokter sama teteh teteh... Bawa hoki..." ucap Jajang gembira. Mereka tertawa memdengar ucapan Jajang.
Selesai makan mereka beranjak pulang. Hilda kembali ke rumahnya, begitu pula Merry. Sementara Liana tetap ikut bersama Fairuz ke rumah.
Sesampai dirumah Fairuz, Liana disuruh mandi dan ganti baju lalu istirahat. Tapi Liana menolak. Ia memilih menemani Fairuz mengerjakan filleting Cakalang juga cutting ikan tuna.
" Nah ini bagian Kama Toro. Atau lower belly. Bagian ini banyak lemaknya. Gurih untuk barbeque. Kalo ini O Toro, lemaknya ngga terlalu banyak. Tapi tetap enak buat barbeque. Juga buat Sushi sama Sashimi." papar Fairuz
" Kalo ini yang ?" tanya Liana
" Kalo itu Back Loin. Buat Sashimi, sushi sama buat campuran lainnya. Harganya ngga setinggi Kama Toro dan O Toro. Tapi tetap digemari." jawab Fairuz.
Lalu ia memotong motong dan menimbang daging ikan Tuna. Ia mencocokan dengan catatan pesanan yang ia terima dari Vicky, Asep maupun Jajang.
" Bi Ida... Itu daging cakalang biasa nya bi.. Dikerok.. Kulitmya jangan dibuang. Kita buat kulit ikan crispy. Taro aja di freezer. Mang usup. Siap ya mang.." ucap Fairuz memberi komando setelah ia selesai mempersiapkan bumbu rahasia isian tahu tuna, pangsit Tuna dan bakso ikan.
" Yang.. Tulang sama kepala ikannya gimana ?" tanya Liana
" Kepala dibuat kaldu. Tulang cakalang dibuat kaldu juga. Tulang ikan tuna mah dibuat Tuna Ribs , kecuali bagian tengahnya. Buat kaldu juga." jawab Fairuz. Liana mengangguk paham. Lalu ia mengikuti langkah Fairuz. Sesampai dirumah Fairuz menghadiahkan kecupan hangat di dahi Liana. Liana memejamkan mata menikmati perlakuan Fairuz.
" Sekarang kamu mandi dulu biar segar " ucap Fairuz.
" Mang Yus.. Tuna ribs 4 pack, back loin 2kg sama daging rahang 2. " ucap Lazuardi alias Ardi keponakan Fairuz dari kakak no 3.
" Okay. Ribs banyak. Back.Loin masih ada 2kg, rahang maaah... Habis..." jawab Fairuz
" Bentar.. " ucap Ardi sambil menelepon seseorang.
" Rahang kapan ada.lagi..?" tanya Ardi
" Besok.. Malam ini mau belanja lagi. Emang buat kapan ?" tanya Fairuz
" Buat selasa." jawab Ardi
" OK. Malam ini jalan lagi..." jawab Fairuz
" Kenapa yang ?" tanya Liana yang baru selesai mandi dan salin.
" Eeh... Tante dokter..." sapa Ardi sambil mencium tangan Liana
" Ardi..." sapa Liana
" Tuna habis bis.. Bis... Hehehe.." jawab Fairuz.
" Hmm.. Belanja lagi ?" tanya Liana
Fairuz mengangguk.
" Aseek... Ikuut..." ucap Liana dan Ardi bareng
" Iya.. Kamu tidur dulu sekarang. Aku masih mau ngurus uang ke teh Dewi." ucap Fairuz
" Kamu pinjem ke teh Dewi ? Kenapa ngga pake uang aku yang ? Kan ngga akan jadi masalah toh ?" cecar Liana
" Tante... Uang mang Yus dititip di wa Dew. Makanya mang Yus mah aman soal keuangan..." jawab Ardi
" Ooh.. Eh.. Tapi kali ini pake uang aku ya yang..." pinta Liana
" Jumlahnya bisa puluhan juta yang.." cegah Fairuz
" Biarin " jawab Liana
Fairuz menjelaskan berbagai alasan. Tapi tetap Liana menolak dan memaksa Fairuz memakai uangnya. Hingga akhirnya Fairuz mengalah.

Jam 4 sore Liana pulang dulu kerumah orangtuanya. Lalu menceritakan rencana malam ini.
" A.. Istirahat a.. Ih mamah mah takut kamu sakit..." ucap bu Nita
" Iya a. Kesehatan itu mahal. Jaga selagi ada. " sambung pak Idham
" Iya pah.. Mah..." jawab Fairuz sambil tersenyum.
Selesai mengambil keperluannya Liana pamit.
" Euhhmm.. Maaf tapi sebelumnya.. Untuk belanja sekarang Aa perlu berapa. Biar papah transfer." ucap pak Idham
" Pah. Ampun beribu ampun. Aa belum bisa nerima bantuan papah dan mamah karena Fairuz masih nyimpen untuk keperluan seperti ini. Kalopun Fairuz butuh akan Fairuz upayakan sampe mentok dulu pah.. Mah.." jawab Fairuz
" Aneh kamu mah.. Di tawarin bantuan malah nolak... Hahahaha.. Bagus.. Bagus.. Tapi kalo memang butuh papah orang pertama yang akan bantuin Aa.." ucap pak Idham.
" Insya Allah pah mah.. Sekarang Fairuz pamit dulu ke toko. Liana mau diajak nginep dirumah teh Dewi. Biar malem ni bisa berangkat tepat waktu. Assalamu'alaikum." ucap Fairuz
Jawaban salam terdengar mengiringi kepergian keduanya.

Sesampai di toko ternyata Fairuz menerima banyak pesanan daging tuna. Juga produk lainnya. Hingga ia memutuskan memproduksi 2 kali lipat jumlah rencana awal. Hal ini perlu karena buffer stock akan menipis dalam waktu 4 hari.
" Beneran... Bu dokter mah mawa hoki..." ucap Asep memuji
" Bisa aja mang Asep..." jawab Liana malu. Ia ikut melayani pembeli yang datang membeli bakso ikan maupun tahu tuna dan lainnya. Sementara untuk masakan bakso seafood, sate tuna maupun sup Wontoon dilayani oleh Vicky dan Jajang.
" Jang berangkat lagi siap ?" tanya Fairuz
" Ke laut a ? Siaap..." ucap Jajang
" Malem ini Vicky ikut atuh mang..." pinta Vicky
" Boleeh.." jawab Liana. Asep setuju ia besok jaga di toko. Apalagi keperluan masakan sudah disiapkan. Ia tinggal mencampur saja.
Waktu berjalan terasa cepat. Dagangan Fairuz habis sebelum waktunya. Dan mereka bisa pulang lebih cepat dan beristirahat.
Sesampai di rumah teh Dewi mereka menemukan ternyata teh Dewi dan Kang Hendi berangkat ke Majalengka. Mereka harus memanen mangga disana. Fairuz memutuskan Liana menginap dirumahnya. Ia cukup yakin karena Vicky dan Jajang juga Yusup ikut menginap disana.
Lalu aktivitas berlangsung wajar. Liana tertidur nyenyak dikamar Fairuz. Dan Fairuz tidur di bawah beralaskan bed cover.

Beberapa bulan kemudian...
Setelah melewati beberapa peristiwa. Termasuk hingga harus menghantam Priyo yang makin kurang ajar. Hingga berbuntut pemecatan Priyo. Juga kelakuan Rahma yang aneh hingga Fairuz memberikan teguran keras kepadanya. Hubungan kedua insan makin mesra dan hangat. Usaha Fairuz juga makin berkembang. Pesanan demi pesanan berdatangan. Tapi tidak mengurangi kehangatan hubungan mereka berdua. Dan kehangatan serta kemesraan itu berlanjut terus berlanjut.
Suasana malam minggu ini terasa ramai. Fairuz terlihat santai dan seperti biasa melayani pembeli dengan ramah dan gaya khasnya. Dan sesekali ada gadis yang baper lalu kecewa setelah mengetahui Fairuz sudah memiliki calon istri. Liana membantu Fairuz yang terlihat makin sibuk melayani pelanggan.
Hingga akhirmya semua pelanggan terlayani dan pelanggan baru yang datang ditangani oleh Jajang, Vicky atau Asep.
Saat duduk berdua di kursi depan toko. Tiba tiba Fairuz berlutut...
" dr. Liana Eka Wijaya. Malam ini aku Fairuz Indrawan meminangmu untuk menjadi istriku. Aku ingin membawamu bersama dalam susah dan senang, sedih dan bahagia, sehat dan sakit. Aku ingin membawamu memenuhi ⅓ ibadahku..." ucap Fairuz bergetar. Tangannya memegang sebuah cincin bermata berlian.
Liana tercekat dan menatap takjub kepada Fairuz. Bagaimana mungkin ia melamarku didepan orang banyak sepetti ini ?? Ucap Liana dengan perasan bercampur campur... Bahagia... Haru.. Kagum dan berjuta rasa lainnya berbaur menjadi satu.
" Yang... I.. Ini serius yang ??" tanya Liana ngga tau harus mengucapkan apa
" Aku serius karena aku dan kamu sudah sama sama dewasa. " jawab Fairuz
" Terima mbak... Terima... Terima.." suara pelanggan memberikan dukungan
" Aku mau yang... Aku terima ajakan kamu..." ucap Liana sambil menangis bahagia.
Lalu Vicky menyanyikan sebuah lagu romantis diiringi petikan gitar seorang pengamen. Suaranya membawa siapapun yamg mendengar terbuai ke alam romantisme dua insan yang mencinta.
Fairuz memeluk Liana dan memberikan kecupan hangat di keningnya.
" Om Yus.. Aku juga lamar dong..." goda Ucy gebetan Vicky. Fairuz hanya tertawa menanggapinya.
Suasana makin hangat saat seorang pengamen sahabat Jajang menyumbangkan suara merdunya menghibur semua yang hadir. Ia bernyanyi hingga toko tutup.

2 minggu kemudian...
Fairuz dan Liana duduk dihadapan kedua orangtua Liana. Suasana serius sangat terasa.
" Liana Eka Wijaya. Kini saatnya papah dan mamah menyampaikan apa yang selama ini kami simpan." ucap pak Idham dengan nada berat.
" Liana ketahuilah. Selama ini kami merawatmu hingga kamu menjadi seorang dokter dan menemukan calon imam yang kan membawamu. Dan selama ini papah mamah menyimpan rahasia besar dalam hidupmu. Liana.. Sebenarnya kamu.. Hhh.. Kamu bukan anak kandung kami..." ucap pak Idham
" Papah..!!!" suara Liana tercekat.
" Maafkan kami nak. Saat itu ada bencana alam di Gegerbitung. Entah kenapa kami begitu antusias pergi kesana mengunjungi korban dan memberikan bantuan. Hingga akhirnya seorang dokter Puskesmas memberitahu kami. Bahwa ada bayi yang ditemukan selamat. Sementara keluarganya tewas terkubur tanah longsor. Bahkan jasad ayah ibunya tak ditemukan hingga hari ini. Kami menjenguk bayi itu. Mamah kamu yang mengalami penyakit hingga akhirnya tak bisa memiliki keturunan ingin mengadopsi bayi itu. Dan papah pun merasa bahwa bayi ini adalah titipan Allah. Dan ternyata semua itu benar. Setelah papah bawa bayi itu dan kami beri nama Liana Eka Wijaya, Usaha papah, kehidupan rumah tangga dan yang terbesar adalah pola ibadah papah dan mamah kian sempurna. Semua kebahagiaan sudah kami raih, tinggal menanti waktunya kamu menikah dan memberikan cucu untuk kami Liana.. Fairuz...Tapi sayangnya berdasarkan hukum agama, papah dan mamah tidak bisa mewariskan apapun untuk kamu..." ucap pak Idham
" Pah... Mah... Apapun itu, Liana merasa papah dan mamah adalah orangtua Liana... Biarkan tetap seperti itu pah..." pinta Liana diantara tangisannya
" Papah ngga akan membuang kamu nak.. Kamu tetap anak papah dan mamah..." ucap pak Idham sambil menitikkan airmata.
" Pah.. Mah.. Aa minta izin bicara... Kasih sayang papah dan mamah kepada Liana adalah hal yang luarbiasa bagi kehidupan Liana. Bukti kuat... Liana bisa menjadi sesukses sekarang.. Dan Aa juga berharap kasih sayang yang papah mamah berikan tidak sirna karena kewajiban membuka rahasia ini. Masalah warisan. Aa menilai papah dan mamah sudah memberikannya dari awal. Warisan itu adalah ILMU.. Liana bisa memberikan dharma baktinya kepada orang banyak dengan ilmu yang ia dapatkan, dan Insya Allah ilmu itu yang akan mengantarkan papah dan mamah ke surganya Allah..." ucap Fairuz
" Ya Allah A.. Kenapa papah percaya sama Aa.. Ini buktinya... Aa bisa menjadi kepala keluarga disini. Papah sebagai anak tertua dikeluarga besar kita sudah pasti memiliki pengganti yang pas.." ucap pak Idham. Lalu ia memeluk Liana dan Fairuz. Begitu pula bu Nita.

Beberapa minggu kemudian. Liana yang baru pulang kerja menemui orangtuanya.
" Paah. .. Mah... " ucapnya sambil memeluk kedua orangtuanya. Liana tetaplah Liana. Tidak berubah. Dan ia bisa menerima kenyataan takdirnya. Lalu ia sibuk bercerita soal rencana cutinya. Juga persiapan pernikahannya. Saat sedang asyik bercerita Fairuz tiba di rumah pak Idham.
" Sayaang.. " sambut Liana riang
" Assalaamu'alaikum... Pah.. Mah..." ucap Fairus mencium tangan lalu memeluk pak dan bu Idham
Obrolan berlanjut soal persiapan pernikahan mereka.
" Oiya. A. Liana.. Beberapa hari yang lalu papah dan mamah berkonsultasi dengan ulama ulama kondang dikota ini. Soal harta ternyata papah bisa memberikan kepada Liana dalam bentuk hibah. Dan papah juga mamah langsung mengurus semuanya ke pengacara dan notaris papah. Usaha dan harta semua akan jadi atas nama Liana dan Aa." ucap pak Idham
" Eumh.. Pah... Kalo boleh Aa tanya. Berapa yang papah hibahkan ke kami ?" tanya Fairuz
" Semua.. " jawab pak Idham
" Hmm... Begini aja pah. Sesuai ketentuan harta itu ngga boleh dihibahkan semua. Maksimal ½ bagian. Nah kita cari sanak keluarga uang sedang kesulitan dan kita bantu. Gimana pah ? Ini hanya usulan aa aja pah." ucap Fairuz
" Boleh aja. Tapi itu dilaksanakan setelah papah dan mamah ngga ada. Biar jadi bekal papah dan mamah disana." ucap Papah sambil tersenyum.
" Ya kalo gitu keputusan papah. Aa akan memegang amanat papah. Dan harta yang papah amanatkan akan aa simpan dulu." jawab Fairuz diplomatis
" A.. Mamah mah tenang da Liana dapetin aa. Makin kesini makin kelihatan karakter asli aa. Kedewasaan aa juga bekal utama buat membimbing anak mamah.." ucap bu Nita
" Semua itu kehendak Allah mah.. Bukan dari aa.." jawab Fairuz malu.
" Iya mah. Jarang ngomong... Sekalinya keluar omongan dlalem banget.. Kalo sampe adik adik sepupunya ngga nurut kebangetan we." ucap pak Idham. Wajah Fairuz makin merona merah karena malu.
Dan obrolan mereka berlanjut ke persiapan pernikahan mereka.
Akhirnya saat yang ditunggupun tiba. Semua mempersiapkan pernikahan Fairuz dan Liana. Tak terkecuali sahabat sahabat keduanya.
Saat ijab qobul pun tiba. Fairuz awalnya terlihat gugup. Tapi kematangan emosional yang dimilikinya membuatnya mampu menguasai dirinya. Hingga ijab qobul berjalan lancar. Semua saksi menyatakan sah di ijab qobul pertama. Acara berlanjut dengan resepsi. Acara berlangsung meriah. Dengan rona kebahagiaan. Hingga semua urutan acara berakhir.

Malamnya...
" Alhamdulillah.. Kita syah juga jadi suami istri ya yang." ucap Liana sambil membersihkan wajahnya dari sisa bedak dan riasan lainnya.
" Iya. Alhamdulillah. Mulai sejak dinyatakan syah saat ijab qobul. Sampe akhir hayat kita ya bu..." ucap Fairuz dengan panghilan sayang yang baru IBU.,
" Mm... Ibu... Aku manggil abi ya..." ucap Liana.
" Jangan Abi... Ayah aja." ucap Fairuz.
" Iya atuh . ." ucap Liana.
" Lapar eh bu... Makan dulu yu..." ajak Fairuz kepada Liana.
" Hayu yah..." ucap Liana. Lalu keduanya keluar dari kamar dan menikmati makan malam.
canda tawa kedua keluarga terdengar ceria. Dan malam itu berakhir dengan kelelahan yang dirasakan oleh semua anggota keluarga. Mereka tidur dimana mereka mau. Bahkan kang Hendi dan teh Dewi pun menginap dirumah pak Idham.

Besoknya...
" Hmmh... Ayaah.. Mmmwah..." ucap Liana sambil mengecup pipi suaminya
Sebuah pelukan mesra diberikan Fairuz sebagai balasannya.
" Mandi yu yah.." ajak Liana. Fairuz mengangguk.
Sambil mandi mereka terlibat obrolan.
" Kenapa tadi malem ayah ngga minta ke ibu yah.. " tanya Liana sambil memeluk suaminya manja
" Kan kita masih capek. Acara seharian. Ngga adil kalo ayah masih minta juga. Lagian malah nantinya ibu atau ayah ngga bisa nikmatin." ucap Fairuz
Liana makin erat memeluk suaminya san melumat lembut bibirnya. Fairuz membalas dengan mesra. Tangannya ikut memainkan peranan. Membelai mesra tubuh Liana yang kini menjadi istrinya.
" Hmmh... Udah yu.. Kita subuh dulu..." ajak Fairuz. Liana mengangguk sambil tersenyum.
Tak lama keduanya berjamaah menjalankan ibadah shalat subuh. Subuh berjamaah perdana sebagai suami istri. Kegiatan hari ini mereka isi dengan membuka kado juga menikmati hari tanpa kegiatan formal apapun.
Hari beranjak siang dan menuju malam. Hingga akhirnya waktu istirahat tiba. Kedua insan kembali menikmati waktu berdua.
" Ayaah.. Hmmm...." ucap Liana menggoda suaminya. Ia memakai pakaian tidur lumayan minim. Hanya memakai tanktop dan celana dalam ketat yang menonjolkan keindahan tubuhnya.
Fairuz menghampiri istrinya dan memeluknya dengan mesra. Liana memeluk leher suaminya dengan mesra. Wajah mereka saling berpandangan dalam jarak yang sangat dekat. Sesekali bibir Fairuz mengecup bibir Liana. Makin lama ciuman mereka makin mesra. Dan ciuman mereka berubah jadi lumatan penuh gairah.
Fairuz membawa istrinya menuju ranjang pengantin. Perlahan direbahkan tubuh Liana sambil bibir mereka saling lumat.
Jemari Fairuz merayapi tubuh Liana. Dan singgah di buah dada sekal Liana. Sambil saling lumat, jemari Fairuz memilin lembut puting buah dada Liana.
" Hmmmh... Mmwh..." desah Liana. Fairuz membuka pakaian milik Liana. Ia memandang tubuh indah Liana. Kali ini ia ingin melaksanakan kewajibannya sebagai suami dan menikmatinya. Begitu pula Liana. Ia mengambil posisi duduk berhadapan dipangkuan suaminya
" Ayah..." desah Liana saat bibir Fairuz melumat puting buah dadanya yang menegang karena dipermainkan jemari Fairuz.
Lidah Fairuz menari diputing berwarna kecoklatan. Liana teringat saat pertama kali buah dadanya dilumat oleh Fairuz. Dan kenangan itu membuat nafsunya makin membara.
" Hmmh... Enak yah..." desahnya manja sambil membelai pipi suaminya. Matanya memejam menikmati belaian lidah Fairuz di puting buah dadanya. Tangan Fairuz merayap membelai paha Liana. Bulu bulu halus di tubuh Liana meremang. Merespons belaian lembut jemari Fairuz.
" Hmmmh... Ayaah.. Gelii..." rintih Liana.
Jari Fairuz terus merambah merayapi tubuh Liana. Ia menyasar permukaan celana dalam yang mencetak bibir kemaluan Liana. Gerakan lembut jemari Fairuz membuat pinggul Liana bergoyang perlahan mengikuti rangsangan yanh diberikan.
Perlahan dan.pasti bibir Fairuz menusuri prut hingga akhirnya tiba diprhentian utama. Belahan memek Liana yang tak lagi tertutup celana dalam menerima kecupan lembut dari Fairuz.
" Hmmmh... Yaaah...." desah kenikmatan terdengar dari bibir Liana. Kecupan Fairuz berubah menjadi lumatan mesra. Bibir memek Liana semakin berkilat basah oleh ludah Fairuz dan cairan cinta Liana. Lidah Fairuz mulai aktif. Sesekali di coleknya itil mungil yang menegang di sela bibir memek Liana.
" Houhhh... Ayaah... Mau sekarang..." rintih Liana manja menikmati rangsangan yang diberikan suaminya.
Fairuz melepaskan lumatannya. Ia melepaskan pakaiannya hingga bugil. Kontolnya yang tegang diraih oleh Liana. Dan remasan lembut membuat kontol itu semakin tegang.
" Ayah... Ini jadi milik ibu ya yah..." bisik Liana
" Iya bu... Ibu udah siap ?" tanya Faoruz sambil meremas buah dada Liana
Liana mengangguk lalu ia memposisikan tubuhnya senyaman mungkin.
Paha mulus nan bagus terbuka lebar. Memek perawan yang masih terjaga menanti kedatangan kontol perjaka nan gagah.
Fairuz mengarahkan kontolnya yang tegang maksimal ke arah memek Liana. Liana membantu mengarahkan kontol Fairuz agar pas dilubangnya.
" Tekan yah.." pinta Liana
Perlahan Fairuz menekan kontolnya. Beberapa kali meleset dan tautan kelamin mereka lepas. Liana berinisiatif mengambil posisi diatas Fairuz. Diremasnya kontol Fairuz hingga tegang. Lalu ia arahkan kontol yang makin tegang itu ke bibir memeknya. Liana menurunkan pantatnya perlahan. Fairuz merasakan ada sesuatu tang menghalangi masuknya kontol miliknya ke memek Liana. Hingga akhirnya....
" Brettt..."
" Aaahh... Ayaah... Perih yaah.." rintih Liana lirih. Wajahnya mengernyit menahan sakit di memeknya.
Fairuz mendiamkan kontolnya di memek Liana. Ia memeluk tubuh istrinya dan menciuminya.
" Hssh... Jangan tegang bu..." bisik Fairuz. Isak Liana masih terdengar beberapa saat. Hingga akhirmya ia mulai menggoyangkan pantatnya perlahan.
" Hhh... Yaah... Enak..." desahnya
" Masih sakit...?" tanya Fairuz diantara desahan kenikmatannya
" Dikitthh... Aaah. Ayah goyangin yah..." bisik Liana yang mulai merasakan kenikmatan bersetubuh. Fairuz mulai menggerakkan pantatnya dengan menusukkan kontolnya dengan irama sedang, sementara Liana menyambut gerakan Fairus dengan pasif. ia menikmati hunjaman demi hunjaman kontol Fairuz dengan mulut menganga.
Fairuz membalikkan posisi, kini ia berada diatas tubuh istrinya. Pantatnya memompa naik turun dengan tempo sedang. Hingga...
" Hoooh... Bhuuu... Hhhh.." desah Fairuz
" Hyaaah.. Terusin yaahhh... Aaaah..." sambut Liana
" Bhuu... Ayah shampeeee.... Hhhhh..." erang Fairuz tertahan saat kontolnya menyemburkan air mani kedalam memek Liana. Sementara Liana tak bisa menjawab karena ia sedang berada di alam antara saat orgasme menerpanya. Matanya mendelik menyisakan warna putihnya saja. Tubuh indah Liana memeluk erat tubuh suaminya seolah enggan ditinggalkan.
" Hhhh... Hhhh... Hhh... Yaah..." bisik Liana.
" Mmmwh... I Love You bu.. " bisik Fairuz sambil mengecup dahi Liana.
Keduanya tergeletak lemas setelah menikmati malam pertama persetubuhan mereka. Indah dan hangat mereka rasakan, dan momen ini engga mereka lepas begitu saja. Liana yang masih bugil memeluk erat tubuh suaminya. Nafas mereka mulai teratur hingga akhirmya mereka terlelap dalam buaian mimpi sambil berpelukan.
Esoknya kedua pasangan baru itu terbangun.
" Mandi dulu terus shalat subuh yu.." ajak Fairuz.
Liana mengangguk.. Ia melihat ada bercak darah di sprei dan pahanya...
" Ayaah.. Pedih..." rintih Liana..
" Kok darah ????" tanya Fairuz kaget
" Iya... Kan selaputnya sobek... Ini juga darahnya kecampur air mani ayah " ucap Liana.
Wajah Fairuz penuh kekhawatiran. Sambil mandi ia membersihkan sisa persetubuhannya tadi malam yang melekat di paha dan memek Liana.
" Hmmm.. Sayang... Jangan khawatir. Dari literatur yang ibu baca rasa akit ini akan terasa beberapa jam... Selanjutnya.... Hmmmm... Hihihi...." goda Liana
" Mmmwah.... Bu... Makasih udah menyerahkan segalanya untuk ayah... Dan ayah juga udah melepaskan keperjakaan ayah untuk ibu.." ucap Fairuz
" Ibu juga bahagia bisa memberikan yang paling berharga untuk lelaki yang ibu dambakan..." ucap Liana sambil memeluk Fairuz.
Tatapan keduanya makin lekat dan bibir mereka berpagut mesra. Hingga akhirmya mereka menuntaskan acara mandi dan melaksanakan shalat subuh berjamaah.
Selesai shalat subuh, keduanya keluar dari kamar dan memutuskan berjalan jalan. Mereka mengunggangi Garuda, motor sport milik Fairuz.

Kisah kasih mereka amatlah romantis dan hangat. Pacaran setelah menikah dan sikap kedewasaan masing masing menjadi faktor utama kebahagiaan yang mereka peroleh.
Demikianlah kisah kasih dokter Liana dan Fairuz. Semoga terhibur....
 
Kisahnya
Siang itu Aditya tampak riang, senyumnya selalu tersungging di bibirnya.
" Kecoak kutub ngapee lagi... Lagu lagunya lu sedang bahagia...?" tanya Isman sahabat Adit putra betawi asli.
" Biasa man, namanya juga suasana hati. Kadang bahagia kadang sedih... Hehehe.." jawab Adit
" Ya bagus dah... Kaga sari sarinya elu senyum mulu kaya orang sedang dapet kabar dari demenannye.. Tiati... Jangan sampe elu patah hati.. Ntar gua pagi nyang repot.." ucap Isman sambil mencomot kue kelepon dari piring Adit.
Adit hanya tertawa melihat polah sahabatnya.

Isman benar.. Ia sedang bahagia karena Sari, gadis idamannya memberi respon. Sari adalah sespri dari pak Kamil boss mereka.
Aditya memiliki wajah yang khas seorang lelaki. Garis wajah tegas dengan dagu kokoh. Sesekali merona kebiruan saat ia selesai mencukur jenggotnya. Matanya agak kelabu dengan alis tebal. Kulitnya ngga terlalu coklat bahkan cenderung agak kuning. Tinggi badan 184 cm berbanding dengan bobot 70 kg, dengan bentuk tubuh atletis dihiasi otot yang tak terlalu menggumpal. Posturnya membuat wanita disekitarnya kerap menatap Aditya dengan senyuman penuh makna.
Sementara Sari adalah gadis Sumda dengan tinggi badan 167 cm berat 50 kg. Bentuk tubuhnya indah yang jadi body goal para wanita. Buah dada proporsional sekal menantang. Bibirnya tipis manis dengan wajah tirus bagai daun sirih dihiasi kacamata terkini yang modis dan berkesan mewah walaupun harganya nggak mahal. Kulit putih dihiasi bulu halus membuat siapapun terpesona memandangnya.
Sari melangkah menuju meja kerja Adit.
" Dit. Kata pak Kamil kamu revisi gambar lunas tongkang ini ya." ucap Sari lembut
Aditya menatap wajah Sari dengan tatapan yang teduh penuh arti.
" Aaaa.. Diit.. Jangan kaya gitu ngeliatinnya...." bisik Sari manja
" Emang aku ngeliatinnya kaya gimana ?" tanya Aditya heran
" Ituu.. Bikin kangen... Hihihihi" bisik Sari lagi
Aditya hanya tersenyum mendengar ucapan bidadari idamannya.
" Kalo pulang kasih tau aku ya Dit..." ucap Sari dengan tatapan mata berharap
Aditya mengangguk mantap. Lalu Sari melangkah kembali ke ruangannya.
" Yess... R7 gua ada tambahan penumpang.." ucap Adit perlahan dan Ia kembali tenggelam dalam pekerjaannya.

Tak terasa sore pun tiba. Adit berhasil menyelesaikan draft lunas tongkang untuk PT. Trans Power sebelum deadline. Saat ia melaporkan kepada pak Kamil dan ia mendapatkan respons positif yang membuat semangatnya makin terbakar. Tapi pak Kamil mengingatkan agar ia membagi waktu untuk pribadinya., Termasuk untuk Sari. Aditya tersenyum malu saat pak Kamil menggodanya. Tapi itulah pak Kamil. Pimpinan yang mengayomi staffnya.

Saat membenahi meja dan memeriksa ulang gambar...
" Adit.. Wah udah siap pulang nih..." ucap Niken.
" Eh bu Niken.. Hehehe.. Iya bu... Deadline beres.. Jadi ngga lembur.. Hahaha..." jawab Aditya santai.
Niken menatap Aditya dengan tatapan nakal menggoda. Ia memang menaruh hasrat pada Aditya.
Niken seorang wanita yang cantik. Ia menjadi simpanan seorang boss kapal dan bekerja di PT. Draco Shipyard hanya untuk menutupi statusnya. Kehidupan seksnya agak mengecewakan dirinya, karena ia hanya memdapatkan jatah 2 kali seminggu. Sementara ia wanita penggila seks dan seringkali berganti pasangan diluar sepengetahuan sang cukong.
Aditya beberapa kali memergoki Niken keluar dari hotel bersama brondong yang ia bawa. Dan ini membuatnya makin hati hati dalam menghadapi Niken.
" Dit... Beres..?" tanya Sari
" Eh bu Niken..." sambung Sari menyapa Niken.
" Hay.. Udah pada mau pulang nih ?" tanya Niken berbasa basi.
" Iya bu.. Kerjaan udah selesai. Yaa.. Sekalian weekend... Hehehe..." jawab Aditya.
Sebersit kekecewaan tergurat dimata Niken. Tapi Adit ngga ambil pusing dengan hal itu.
" Yuk..." ajak Aditya
Sari mengikuti langkah Aditya menuju area parkir dibuntuti tatapan mata Niken. Sambil membenahi mejanya Niken melamun membayangkan seandainya Aditya bersamanya dan memeluk dirinya. Tapi rupanya wanita Chindo itu kalah bersaing dengan Sari putri Pasundan.
Diperjalanan Niken masih membayangkan pelukan Aditya. Ia menghayalkan jemari tangan Aditya merayapi buah dadanya dan mempermainkan putingnya hingga tegang. Sementara bibir mereka berpagut erat saling lumat. Memek Niken juga menjadi sasaran jemari Aditya yang makin liar. Hingga carian cintanya merembes keluar membasahi celana dalamnya.
" Ahh.. Aditya.. Kamu gangguin aku aja ih..." desahnya dengan nafas memburu karena nafsu birahi.

Di jalur lain Sari memeluk tubuh Aditya yang sedang mengendarai motornya. Aditya cukup sadar untuk tidak menggeber motornya dengan ugal ugalan. Ia ngga ingin bidadari dambaannya mengalami hal yang tidak diinginkan. Juga Aditya ingin menikmati kebersamaan mereka agak lebih lama. Tak lama kemudian motor yang dikendarai Aditya berbelok menuju sebuah rumah makan. Bukan rumah makan mewah tetapi menu makanannya cukup memanjakan lidah. Terutama seafoodnya.
" Kita makan dulu ya ?" ucap Aditya sambil membantu melepaskan helm yang dipakai Sari. Saat helm terlepas Sari tersenyum bahagia mendapatkan perlakuan Aditya kepada dirinya.
" Kosan aku kan udah dekat sayang..." ucap Sari manja
" Yaa.. Biar pulang udah ngga usah nyari makan lagi. Tinggal istirahat sambil mimpiin aku.." canda Aditya sambil menggandeng Sari masuk ke rumah makan tersebut. Sari menyambut ajakan Aditya dengan senyuman sumringah. Hatinya berbunga bunga dipenuhi kebahagiaan. Sesampainya di meja, Aditya memesan makanan favoritnya dan mempersilahkan Sari memilih makanan yang ingin dinikmatinya.
Obrolan ringan terjalin mesra, diselingi canda dan tawa. Makin lama Sari makin manja dan berani melakukan body contact yang menunjukkan hasrat hati. Sesekali ia mencubit pipi Aditya dengan gemas diikuti derai tawanya. Sementara Aditya tersipu karena baru pertama kali ia menerima perlakuan seperti ini dari seorang gadis, apalagi gadis ini adalah gadis idamannya.

Sementara itu Niken telah tiba dirumahnya. Sebuah rumah yang tergolong mewah dengan perlengkapan yang lux mengisi rumah itu.
Ia.melangkah memasuki kamarnya dan melemparkan tas kerjanya ke kasur. Lalu ia menjatuhkan diri kekasur masih sambil mengkkhayalkan rabaan dan sentuhan Aditya di tubuhnya. Tak terasa khayalan itu membuat birahinya menggelegak dan membuat memeknya basah oleh lendir birahinya.
" Ssshmmm..." desah Niken saat ia membelai memeknya dari balik celana dalamnya. Rok spannya sudah tersingkap keperutnya. Perlahan ia membelai memek yang berulangkali dimasuki kontol brondong berbagai ukuran.
Tangannya mulai masuk kebalik celana dalamnya dan mempermainkan bibir memeknya.
" Ssshhh... Mmmhm.. " desahnya tertahan. Jemarinya mulai menusuk nusuk kedalam memeknya dan mempermainkan klitorisnya. Belaian jemari Niken berubah menjadi kocokan yang merangsang memeknya. Sementara tangan yang satunya meremas buah dada yang besar tapi agak kendor.
" Hhhaaaaa... Aaaah.... Hmmmh.... Hhh.. Hhh..." desah nafas Niken memburu kala orgasmenya tiba. Sentakan singkat badai orgasme itu tak mampu memuaskan hasrat seks nya yang menggelora. Tak lama Niken bangkit dan melucuti semua pakaiannya. Lalu ia melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Aditya dan Sari telah selesai menikmati makan malam mereka. Kini keduanya dalam perjalanan menuju Kosan Sari yang yernyata hanya berjarak 3 menit dengan menggunakan motor.
Sesampainya di kosan Sari...
" Hmmmh... Ini kamar aku sayang..." ucap Sari.
" Hmmm.. Bersih dan sangat bagus. " puji Aditya.
" Besok kamu kesini kan sayang ?" tanya Sari sambil memeluk Aditya manja.
Sari memang sudah tak bisa lagi menyimpan rasa bahagianya saat tadi Aditya menyatakan rasa cintanya dan akan mempersunting dirinya.
" Iya.. Besok aku kesini yang.. Kamu ngga keberatan kan aku panggil yang ?" tanya Aditya
" Aku bahagia kamu panggil yang.. Jangan pulang dulu ya sayang... Aku mau mandi dulu..." ucap Sari.
Aditya agak gugup menanggapi permintaan Sari. Tapi ia mengalah dan meluluskan permintaan kekasihnya. Ia lalu duduk di sofa kecil di dekat ranjang.
Sementara sari menyimpan tas kerjanya dan mulai melepaskan kancing kemejanya. Tubuh indah itu masih terhalang oleh tank top dan rok span sepaha hingga tak membuat Sari jadi bugil.
" Sayang tolong bukain sletingnya..." pinta Sari
Aditya agak terperangah, tapi lalu ia meluluskan permintaan Sari. Setelah kancing dan Sleting rok itu terbuka, Aditya sempat melihat kulit mulus dibalik rok itu. Celana dalam kuning gading membungkus pantat bulat milik kekasihnya.
" Hmmm.. Otaknya travelling jauh yaaa..? Hihihi... Mmmwh..." ucap Sari menggoda sambil mencium bibir Aditya. Aditya membalas ciuman itu sekilas.
" Ya udah mandi dulu yang.. Tadi kan kamu abis naik motor. " ucap Aditya berusaha menahan dirinya agar tak lantas tergoda melakukan hal hal yang diinginkan.
Sari melepaskan pakaiannya sambil flirting kepada Aditya. Sementara Aditya hanya tersenyum. Sari melakukan flirting karena hingga saat ini belum ada seorang lelakipun yang menyentuh tubuhnya. Karena ia memang menjaga dan berusaha protek agar lelaki yang menyentuh tubuhnya adalah suaminya. Dan Aditya memenuhi kriteria idamannya walaupun ngga 100%. Tak lama terdengar gemericik air dari shower. Sepertinya Sari menikmati sesi mandinya.
" Sayaaang.. Punten ih aku lupa bawa handuk... Handuknya itu di hanger sebelah lemari..." ucap Sari manja.
" Bujug buseet. Ada yang mandi ngga bawa Handuk ya..." ucap Aditya dalam hati. Ia bangkit dan mengambilkan handuk untuk Sari.
Saat ia menyerahkan handuk kepada Sari, ia melihat sekujur tubuh Sari dalam keadaan bugil tanpa sehelai benangpun. Tangannya mendadak gemetar saat ia menyerahkan handuk kepada Sari.
" Kamu kenapa sayang..?" tanya Sari heran
" Euh.. Ngga.. Itu.. Hfffhh..." jawab Aditya gagap ngga keruan. Lalu ia melangkah lagi menuju sofa sambil mengatur nafasnya.
" Hmm.. Hihihi... Calon suamiku polos sekali.." goda Sari saat keluar dari kamar mandi sambil hanya memakai handuk. Aditya nyengir mendengar ucapan Sari.
Wajahnya memerah karena malu....
" Hmm.. Sayang..." ucap Sari sambil memeluk Aditya. Aditya membalas perlakuan Sari dan mengecup keningnya.
" Dikeringin dulu ya rambutnya..." Bujuk Aditya. Sari.menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Lalu ia berdiri dan mengambil pakaian dalam, hotpant dan tanktop untuk menutupi tubuhnya. Sari merasa nyaman denga respon Aditya. Ia bukan lelaki sangean yang langsung ngaceng saat dikasih angin.
" Sayang..." ucap Sari sambil menyerahkan hair dryer dan sikat rambut. Aditya memakai handuk untuk menyerap sisa air di rambut Sari, lalu mencolokkan hair dryer dan mulai mengeringkan rambut Sari. Saat ia menyeka rambut Sari terdengar lenguhan dan desahan dari kamar tetangga. Seperti suara aktivitas dua insan berbeda jenis yang sedang memacu birahi mereka. Aditya agak jengah..
" Kosan disini memang bebas sayang. Tapi diantara penghuni disini, hanya 4 orang yang masih perawan.. Aku, Tyas, Syenni sama Hanum. Yang lainnya ada yang jadi simpanan, ada yang open BO. Ada juga yang lesbi..." ucap Sari.
" Ooh.. Aku kok malah jadi was was ya yang " jawab Aditya sambil mulai mengeringkan rambut Sari.
" Ya selama kita bisa tegas dan berani, biasanya ngga ada yang mau macem macem sayang. Hanum tuh yang galak mah. Dia.pernah sampe bikin laki laki hidung belang KO ditendang sama dia.." ucap Sari bercerita. Aditya mengangguk.
" Ya.. Pokoknya aku hanya bisa janjiin kalo aku akan jaga kepercayaan yang kamu titipin ke aku." ucap Aditya penuh makna. Sari menoleh dan menatap Aditya lekat.
" Aku juga akan jaga semuanya demi kamu sayang.." ucapnya sambil tersenyum bahagia. Aditya melanjutkan mengeringkan rambut Sari.
" Bu Niken kok ngeliat kamu gitu banget sih sayang ?" tanya Sari
" Gitu gimana yang ?" tanya Aditya
" Iya.. Kaya yang horny gitu.." jawab Sari
" Hmm.. Emang iya ? Sumpah aku ngga ngeuh dan ngga memperhatikan yang..." jawab Aditya santai masih sambil menyisiri rambut Sari.
" Iiih.. Liat deh kalo dia sedang ngeliatin kamu. Aku juga perempuan ya sayang. Dan kadang aku juga diluar sadar pernah ngeliatin kamu dengan hasrat.. Jadi aku tau apa yang ada dipikiran dia.." jawab Sari
" Ooh.. Tapi sumpah aku ngga peduli. Toh dia kan punya pasangan ya kalo ngga salah.." ucap Aditya
" Iya.. Kan dia simpanan cukong kapal." ucap Sari
" Hmm... Biarinlah.. Itu hidup dia.. Kita urus aja hidup kita sebaik mungkin.." ucap Aditya menutup pembicaraan soal Niken. Sementara rambut Sari sudah selesai dikeringkan.
" Hmm.. Tadi kamu bilang kamu pernah menatap aku dengan hasrat.. Hasrat apaan hayoo.." goda Aditya
" Aaaa.. Sayaaang.. Iiih...." rengek Sari manja. Ia memeluk kekasihnya erat.
" Hasrat apa yang...?" tanya Aditya sambil mendekap erat tubuh kekasihnya
" Hmm.. Hasrat ituu... Aaa... Sayaang... Maluu.." jawab Sari masih manja.
" Iya.. Hasrat apa... Hmm..? Mmwah.." tanya Aditya sambil mengecup bahu Sari.
" Hasrat ingin dipeluk mesra, diciumin dan dijamah.." jawab Sari malu malu. Aditya tertawa kecil. Lalu ia mempererat dekapan sayangnya kepada Sari
" Hmm... Sekarang kamu aku peluk mesra..." ucap Aditya. Sari membalas dekapan Aditya dengan pelukan erat yang manja.
" Sekarang udah jam 9. Aku pulang dulu ya..." ucap Aditya
" Aaa.. Jangan duluu.. Sayaang..." rengek Sari
" Besok pagi aku kesini yang.. " janji Aditya
" Bener ya.." ucap Sari. Aditya mengangguk sambil mengecup kening Sari.
" Sayang.. Makasih buat semua kepercayaaan dan cinta kamu ke aku ya.. Aku pasti nungguin kamu untuk meminangku..." bisik Sari.
" Aku akan buktikan yang..." jawab Aditya
Sari kembali memeluk Aditya dan menciumi pria itu dengan mesra.
" Yang.. Aku harus pulang dulu.." bisik Aditya
Ada secercah kekecewaan, tetapi Sari bisa mengatasinya. Karena sang pujaan hatinya pulang kerumahnya supaya besok bisa kembali datang menemani dirinya menghabiskan akhir pekan bersama.
Tatapan mata Sari mengiringi kepergian Aditya. Lalu ia merebahkan tubuhnya dikasur. Berjuta khayalan indah bersemi difikirannya. Hingga akhirnya ia terbuai dalam rasa kantuknya dan membawanya terlelap mengusir penat.

Esok harinya Aditya memenuhi janjinya. Jam 6:30 ia telah berada dikosan Sari dan membangunkannya juga memberinya sebuah kecupan indah dikening sang gadis.
" Kita jalan yu.." ajak Aditya. Sari mengangguk lalu ia melepas pakaiannya untuk mandi. Aditya merapikan bekas tidur kekasihnya juga membereskan pakaian kotor bekas pakai yang berserakan. Tak lupa ia menyiapkan handuk di depan pintu kamar mandi agar Sari tak kelimpungan.
" Hloh.. Kok kamar aku..?? Aaaa... Sayaaang.. Maafin aku belum beberes..." ucap Sari sambil memeluk Aditya
" Yasudah.. Toh ini juga udah lumayan rapi walaupun belum beres semua." jawab Aditya
" Iya.. Makasih ya sayang.. Aku make baju mana ?" ucap Sari
" Make baju casual aja.." Jawab Aditya
" Ooh.. Okay... Aku make legging ini aja deh.." ucap Sari sambil mengambil sebuah legging. Setelah ia memakai pakaiannya ia menghampiri Aditya.
" Hmm... Kausnya ganti kemeja yang agak panjang yang... Itunya nyeplak.." ucap Aditya
" Mananya yang nyeplak ?" tanya Sari
" Bagian itu.." jawab Aditya Grogi
" Mananya sayaaang...?" tanya Sari manja menggoda kekasihnya. Ia mendekati Aditya sambil mengikat rambutnya. Gerakan itu membuat kausnya otomatis terangkat dan memperlihatkan belahan memek yang tertutup legging.
" Saayaang.. Mananya yang nyeplaaak... Tunjukiin..." rengek Sari masih manja
" Eummh... Ini.. Bagian ini..." ucap Aditya menunjuk ke arah memek Sari yang saat ini berada beberapa puluh cm dihadapannya.
" Hm.. Hihihi... Iya atuh iyaa.. " jawab Sari. Lalu ia mengambil kemeja yang agak panjang dan memakainya. Aditya menarik nafas lega setelah melihat kekasihnya menuruti ucapannya dan menutupi pangkal pahanya.
Keduanya lalu keluar dari kamar dan berangkat mengendarai motor milik Aditya. Sepanjang jalan pelukan Sari erat mendekap tubuh Aditya. Sesekali keisengan Sari membuat Aditya terkejut dan terbahak. Hari sabtu yang cerah itu meeka habiskan hingga sore hari hanya berdua saja.

Sementara itu di tempat berbeda...
" Hhhh... Reynold.... Ouhh... Iya sayang.. Genjot teruss.... Aaah.... Terus Rey... Aaaaa..." racau Niken saat kontol Reynold, brondong semester 3 yang jadi pasangannya siang ini, mengaduk aduk memeknya.
" Hmmmh... Tanteee... Aku mauhh shaampeee...." ucap Reynold
" Didalem.. Aaaah... Ouuh... Didaleeeemm... Reynooold... Aaah... Shhhhmmmm... " ucap Niken setengah berteriak karena dirsaat bersamaan ia.meraih orgasmenya. Tak lama kemudian tubuh Reynold seperti menegang lalu..
" Haa... Aaaah... Tanteee.... Aaaah..." racau Reynold kala kontolnya menyemburkan air mani kedalam memek Niken
Keduanya berpelukan erat dengan nafas tersengal.
" Rey.... Kamu luarbiasa... Hmmh.. Aku puas sayang...." ucap Niken
" Memek tante peret... Legit banget..." puji Reynold.
" Titit kamu besar.... Sesek dan enak banget memek akunya." ucap Niken manja.
Keduanya masih mengatur nafas sambil menikmati sisa kenikmatan orgasme.
" Tante minta aku eject didalem apa ngga takut hamil tan ?" tanya Reynold sambil membelai memek Niken.
" Aku sengaja pengen hamil. Suamiku juga. Tapi dia udah umur 64 tahun. Jadi aku ngga yakin dia bisa." jawab Niken
" Hmm... Kalo gitu aku tawarin jasa ngehamilin. Kalo gagal bisa diulang. Garansi seumur hidup..." canda Reynold sambil menusukkan jarinya ke memek Niken.
" Shh... Reey... Jari kamu nakal ya.. Hmmmh... Boleh juga ide kamu.. Aah... Atasnya Rey.. Sssh... Tapi kamuh jamin yaah.. Hhh,." desah Niken menikmati kenakalan Reynold. Tangannya mulai merayap membelai kontol Reynold yang melemas setelah ejakulasi tadi.
" Pasti tante.. Tante suka ukuran kontol aku ngga ?" tanya Reynold
" Hmmhhh. Jujur ajah tadinya aku shempat pesimis... Aufffhhmmm.. Itilnya gesek lagi Rey..." ucap Niken
" Pesimis kenapa tan ?" tanya Reynold sambil terus menggelitik lubang memek Niken. Sesekali ia mengusap itil memerah milik Niken yang membuat Niken agak kelimpungan menahan deraan nikmat.
" Takutnya ukurannya ngga sesuai harapan. Tapi kenyataannya.. Hmmmh... Nagaa... Hihihihi..." ucap Niken sambil meremas lembut kontol Reynold yang mulai bangun.
Reynold membalikkan tubuhnya menghadap Niken. Ia memandangi buah dada Niken yang besar tapi boyor. Putingnya berwarna coklat tua karena terlalu sering dihisap oleh lelaki. Sementara ukuran buah dada dan kulit mulusnya membantu memperbaiki kekurangan fisik buah dada milik Niken.
Jemari Reynold mulai membelai puting yang kembali menegang kala tubuh Niken menerima rangsangan dari Reynold. Reynol mendekati wajah Niken dan mulai mencium bibir Niken. Ciuman itu makin mengganas dan menjadi lumatan panas penuh syahwat birahi. Tangan Reynold terus mempermainkan memek Niken yang kembali becek..
" Hmmmh... Mmmwh... Mmmmhmm" sura desahan Niken terdengar erotis. Reynold melepaskan ciuman itu diikuti tatapan mata Niken yang masih berharap. Tapi Reynold memindahkan area operasi bibirnya ke buah dada Niken. Salah satu titik sensitif Niken adalah puting dan areola nya. Reynold mendekati puting itu dan mulai menciumi perlahan.
" Ssshhh.. Aaaaaaahhh... Reeey... Enak Reey..." desah Niken. Reynold tak menjawab. Bibirnya masih sibuk melumat dan menghisap puting buah dada Niken. Sementara tangan kanannya bergerak liar mempermainkan memek Niken.
" Rey.. Kamu bikin aku gila sayang... Ahhh... Aku mau lagi sekarang Rey... Sekarang sayanghh...." racau Niken memohon kepada Reynold agar dirinya disetubuhi.
Reynold menuruti keinginan Niken dan mengarahkan kepala kontolnya ke memek Niken. Perlahan Reynold menekan pinggulnya membuat kepala kontolnya membenam mili demi mili kedalam memek Niken.
" Aaah... Ouhh.. Reynoold.... Kontol kamu keras Rey.. Keras banget..." racau Niken tak tertahan. Sementara Reynold menggenjot pinggulnya sambil mulutnya buas melumat buah dada Niken.

Ditempat lain...
Sari dan Aditya baru saja tiba di kosan Sari.
" Huuffhhh. Ternyata asik juga ya riding make motor. Nanti aku mau lagi ya sayang.." ucap Sari
Aditya mengangguk sambil menyimpan buah dan makanan kedalam kulkas. Sari menatap perlakuan Aditya sambil tersenyum. Lalu ia bangkit dan memeluk Aditya dari belakang. Ia berada dibelakang Aditya sambil mengambil posisi seperti sedang digendong.
" Hmm.. Yang.. Ngga mau mandi dulu ?" tanya Aditya.
" Mau... Tapi gendong ke kamar mandinya..." ucap Sari
" Wadduh... Ya sudah hayu..." jawab Aditya lalu ia bangkit masih sambil menggendong Sari dipunggungnya.
" Hihihi... Sayang... Sekalian bareng aja yu mandinya.." ajak Sari.
" Hmm.. Ngga ah aku takut khilaf..." jawab Aditya.
" Hahahaha... Mmmmwh..." tawa Sari riang lalu menghadiahi ciuman kepada sang Arjuna setelah ia diturunkan dikamar mandi. Tak lupa ia siapkan handuk dan pakaian untuk Sari.
Senandung riang terdengar dari mulut Aditya. Ia telah selesai menata makanan di kulkas. Kini ia mengeluarkan bungkusan berisi pakaian yang tadi mereka beli. Bukan pakaian mahal. Karena hanya kaus clothing dan beberapa celana saja.
" Sayang kamu mandi dulu gih..." ucap Sari.
Aditya mengangguk dan masuk ke kamar mandi. Tak lama terdengar suara shower mengguyur tubuh. Tak butuh waktu lama bagi Aditya untuk menyelesaikan mandi. Tiba tiba pintu kamar mandi terbuka.
" Ee..eeh..." Aditya terkejut. Reflek Aditya menutup kontolnya.
" Buka sayang..." pinta Sari
" Wadduh... Yang.." ucap Aditya gugup.
" Kamu kan udah liat aku.. Giliran aku..." pinta Sari
Aditya akhirnya mengalah dan membiarkan Sari melihat tubuh telanjangnya.
" Hmmm.. You're so hot...!!" ucap Sari sambil memberikan handuk kepada Aditya. Ia menyempatkan membelai dada bidang berotot nilik Aditya. Aditya tersipu dengan perilaku Sari. Tapi ia menikmatinya. Dan ia berjanji untuk tetap berusaha menjaga kesucian Sari hingga menikah nanti.
Selesai mandi dan salin Sari bermanja dipangkuan Aditya. Pelukannya erat dan hangat. Sementara lumatan bibirnya begitu membara. Terkadang Aditya harus mengingatkan Sari agar tidak sampai kebablasan.
Malam menjelang dan Aditya pamit pulang. Dan ia berjanji esok.pagi akan membawa Sari ke CFD untuk sekedar berolahraga.

Sementara itu Niken menggeletak lemas setelah memeknya berulangkali diterobos kontol perkasa milik Reynold. Memeknya masih terasa sesak. Sementara Reynold telah pulang sambil membawa sejumlah uang hasil pelayanan seksual yang ia berikan kepada Niken. Seharusnya Niken merasa puas dengan multi orgasme yang ia peroleh dua kali bersama Reynold. Tapi ia masih tetap berfantasi bersetubuh dengan Aditya. Dan itu membuatnya belum merasa puas sepenuhnya.

Esoknya Aditya sudah berada di kosan Sari. Ia memakai training dan kaus santai.
" Sayang. Training ini aja ya ?" tanya Sari sambil menunjukkan training warna biru Navy. Tubuh bagian atasnya hanya dibungkus BH warna ungu.
" I.. Iyah. Iyah..." jawab Aditya. Sari tersenyum melihat perilaku pujaannya. Lalu ia memeluk Aditya sambil matanya menatap ke arah Aditya.
" Hmm... Disini aja ya sayang... Ngga usah kemana mana..." ucap Sari sambil memeluk Aditya erat. Kali ini Aditya membalas pelukan Sari dan membelai punggung gadis itu.
" Hmmh... Sayang... Mmmwh.." ucap Sari sambil mencium bibir Aditya
Ciuman itu dibalas hangat oleh Aditya. Sementara tangannya bergerak perlahan membelai tubuh Sari.
" Sayang... Bukain..." ucap Sari
Aditya membuka BH yang membungkus buah dada Sari. Aditya menahan nafasnya sejenak melihat buah dada mulus sekal yang menantangnya.
Aditya kembali melumat bibir kekasihnya yang dibalas oleh Sari dengan nafsu yang meluap.
Lidah keduanya saling terobos dan menggelitik bagian dalam mulut pasangannya. Nafas keduanya agak tersengal karena aktifitas ciuman dan gairah yang membakar hasrat keduanya.
Sari meraih tangan Aditya dan membimbingnya ke arah buah dadanya. Aditya tanggap dan mengikuti kringinan Sari. Setelah tangannya menyentuh buah dada kencang mulus teturus itu, Aditya mulai meremas lembut buah dada itu sambil bibirnya melumat bibir tipis milik Sari.
" Mmmwhhhmm... Hmmm.. Mmmwh..." suara Sari saat menikmati remasan jemari Aditya di buah dadanya.
Aditya perlahan memilin puting buah dada Sari yang berwarna coklat muda. Sambil menikmati permainan tangan Aditya, Sari melepas trainingnya dan menyisakan celana dalam model Thong yang memperlihatkan gundukan indah memek Sari.
Aditya menelan ludah melihat pemandangan itu. Matanya lekat memandang wajah kekasihnya. Sari membalas dengan senyuman dan belaian mesra di wajah Aditya.
Tangan Sari mulai melepas pakaian Aditya dan memperlihatkan tubuh tegap atletis yang ia kagumi.
Selesai melepas baju Aditya, tangan Sari merayap turun dan masuk ke dalam training Aditya. Ia agak terperangah saat jemari lentiknya menyentuh kepala kontol Aditya yang menyembul dari batas celana dalamnya.
" Hmm.. Kepalanya kerass..." ucap Sari. Ia mulai membelai lembut kepala kontol milik Aditya.
" Hmmh..." desah Aditya sambil terus melumat bibir Sari.
Aditya melepas lumatannya dibibir Sari dan berpindah. Ia mulai mencium buah dada Sari. Perlahan ia ciumi buah dada yang masih kencang itu dan mulai melumat lembut putingnya.
" Aaah.. Sayaaangghh..." desah Sari menikmati gerakan lidah Aditya mengganggu puting buah dadanya.
Aditya menggeser posisinya dan merebahkan tubuh Sari yang hanya terbalut celana dalam tipis warna ungu. Memeknya yang tembem menonjol indah berhias belahan imut menggoda. Bercak basah menghiasi permukaan celana dalam itu.
Aditya kembali melumat buah dada Sari sambil diimbangi remasan mesra tangannya dan berlangsung lumayan lama.
" Ah sayaaangh... Enak banget..." rintih Sari. Lumatan Aditya berhenti dan bibirnya mulai menjelajah kebawah. Perut rata Sari yang berhias kulit putih mulus menjadi persinggahan berikutnya. Lidahnya ikut beraksi dan menggelitik pusar Sari
" Aaaa... Sayaaangh..." desah Sari manja. Tangan Aditya merayap ke arah selangkangan Sari dan hinggap dibayas gundukkan indah memek Sari. Jemarinya menggelitik lembut memek Sari
" Hhhh... Hmmmh.. Ouuh..." desah Sari merasakan kenikmatan yang kian membelenggu tubuhnya.
Bibir Aditya berhenti beraksi untuk sesaat. Ia sibuk melepaskan celana dalam milik Sari. Setelah itu Sari giliran melepaskan training dan celana dalam Aditya. Kontol Aditya sudah menegang keras dan menonjolkan urat dan otot perkasanya.
" Hmmmh... " desah Sari sambil meremas lembut kontol kekasihnya. Aditya kembali merebahkan tubuh Sari dikasur tanpa ranjang itu. Perut rata Sari kembali jadi sasaran jilatan lidah Aditya. Perlahan dan pasti jilatan dan rabaan itu merayap menuju memek indah berhias bulu bulu terrawat rapi.
" Sssh... Aaaah.. Sayaaang... Kamu nakal... Aku suka sayaangh..." racau Sari saat bibir Aditya mencium bibir memek Sari.
" Oooh... Sayaaangh... Enak shayanghh... Sahyaaanghh...." desah Sari menikmati jilatan lembut lidah Aditya di memeknya.
Jemari Aditya membuka bibir memek Dari dan menemukan bibir kecil berwarna pink dengan sebuah dagong menonjol tegang berwarna pink. Naluri Aditya memerintahkan agar ia mulai mnjilati daging itu.
" Aaah.. Sayaaangh.. Enak banget itil akuuuhhh..." desah Sari menikmati apa yang dilakukan Aditya di memeknya. Aditya makin terbakar nafsu. Ia kini melumat dan menghisap itil milik Sari
" Aaaaahmmm.. Sayaaangghh..." rintih Sari lirih. Makin lama Sari tak tahan. Memeknya kian basah oleh lendir birahi yang keluar akibat rangsangan yang dilakukan ileh kekasihnya.
Tiba tiba Sari menarik kepala Aditya dan melumat bibirnya sambil menggulingkan tibih Aditya. Kini ia berada diatas tubuh Aditya. Ia melepaskan lumatan di bibir Aditya dan mulai menciumi dada Aditya. Sesekali puting susu Aditya menjadi sasaran lumatan mulutnya.
" Hmmhh.." Aditya mendesah menikmati lumatan bibir Sari.
Sari merayap turun dan menemukan kontol Aditya yang mengacung tegang perkasa. Ia mulai menciumi kepala kontol itu.
" Oufffhhh... Yaaang..." desah Aditya. Kini sari mencoba mengulum kontol milik Aditya. Tapi karena belum pernah melakukannya membuatnya malah tersedak dan batuk. Lalu ia kbali melumati kepala kontol milik Aditya.
Sari tampak tak sabar. Lalu ia mengambil posisi diatas tubuh Aditya dan mengarahkan kontol Aditya ke memeknya.
" Hhhh... Hmmmh..." desah Sari saat ia menggesekkkan kepala kontol Aditya ke memeknya. Aditya menikmati perlakuan Sari, dan sari pun menempatkan kontol Aditya tepat dilubang memeknya dan mulai menekan.
" Brettt... Aaaaah.... Ouhh.." rintih Sari saat ia menekan pinggulnya dan menyebabkan kontol Aditya menembus selaput daranya. Aditya kaget bukan kepalang. Ia tak.menduga kalo kekasihnya memasukkan kontolnya ke memeknya.
Aditya memeluk tubuh Sari erat sambil melumat bibir Sari penuh gairah.
" Hmmh... Sauanghh... Kontol khamuhh kerasssh..." desah Sari saat ia mulai menggerakkan pinggulnya perlahan.
" Yaang.... Hhhhffhh... Enak yaangh.." desah Aditya.
Kendali persetubuhan perawan dan jejaka itu sepenuhnya berada pada Sari. Perlahan tapi pasti, ia mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur mengikuti nalurinya.
" Ouhh.. Shayangghh.. Enak shayangghh..." desah Sari saat ia menggerakkan pinggulnya sambil menerima lumatan di puting buah dadanya.
" Hmmmh... Shayaaang... Shuamikuuh..." rintih Sari saat Aditya mulai menggoyangkan pinggulnya naik turun mengocok memek Sari.
Lumatan bibir Aditya makin ketat sementara goyangan pinggul Sari makin liar dan gencar
" Houuh... Adit sayaaanghh.. Enak shayang... Kontol/kamuh enaakkhh.. Aaaah... " desahnya sambil menggerakkan pinggulnya maju mundur. Makin lama gerakannya makin cepat dan...
" Shayaaang... Aaah enakh bangeeeth... Akuh mau pipissh..." rintih Sari sambil menggoyangkan pinggulnya.
Tak lama kemudian tubuh Sari.menegang sesaat sambil matanya mendelik. Bagian dalam memeknya berkedut
" Haaaa.... Aaaah... Hyaaaanghh..." erang Sari.
Sementatlra Aditya menggoyangkan pinggulnya dan merasakan sesuatu mendesak di kontolnya. Nafas Aditya kian memburu hingga tiba tiba ia.merasakan desakan itu makin kuat dan....
" Dit... Dit... Lu jadi ngga jemput Sari.. Jam.4:30 nih..." ucap Isman membangunkan Aditya
Aditya terkehut dan memandang Isman sesaat lalu mengangguk. Lalu ia duduk sesaat. Ia mencoba menginngat mimpi yang ia alami tadi. Tak lama Aditya bangkit untuk mandi dan shalat subuh.

Selesai shalat dan berpakaian.ia melumcur menemui kekasihnya. Sesampai di kosan kekasihnya Aditya menatap Sari dengan mata berbinar lalu ia memeluk dan menciumi Sari. Sejurus kemudian.
" Yu kita jalan...." ajak Aditya.. Dan mereka pun melaju diatas aspal....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd