Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Carpe Diem : The Next

...terus terang, stok episod ane yang belum diedit tinggal dikit, habis itu masih stuck...

bagemana hiniiiihhhh....... :tidak: :tidak:
 
Waduh...... Moga2 cepet dapat inspirasi baru gan.... Biar ceritanya semakin bagus dan menarik......
Ditunggu gan pisangkuning......

Keep Semprot

:)
 
EPISODE 3​

Kurasa sekitar tengah hari, ketika kuterbangun. Debby ikut terbangun ketika aku menggeliat.
Kupandangi wajah cantiknya, "aaahhhh....apa sih,,,,malu niiiihhh...."kata debby sambil mendoron kepalaku ke arah yang lain.
"hihi....i love you debb..."kataku
"love you too...."debby memelukku kembali.

..."aann...ini...."
.....aduh...terlambat.....
Debby tak sengaja menyenggol batang kejantananku.
Diusapnya batang itu pelan pelan dengan jemarinya.
"...ann....." katanya memandangku.
Aku menatapnya, menunggu kalimat lanjutannya. Menunggu undangan untuk mengulang kejadian tadi. Menunggu ....
Debby duduk, ditariknya selimut ke samping. Terbukalah tubuhku. Celana boxerku jelas tak mampu menutupi tegangnya kejantananku.
Kaki putih itu melangkah, diatas pahaku cewek cantik itu duduk kembali. Tonjolan di selangkanganku persis di depannya.

Debby tersenyum lagi, sambil pelan pelan menarik baju tidurnya dari bawah. Tangan itu diangkat keatas, melolosi daster tipis itu dari tubuh mungilnya. Mungil? Tidak juga, dada itu cukup besar kok. Segera kuketahui setelah tangan debby menarik lepas kuncian di punggungnya.
....ctik.......jrengg......terpampanglah dua bukit indah, dengan puting pink yang menggoda.
Kedua tangan debby segera menutupinya, dengan kerlingan mata menggoda.

Tanganku tak sadar memegang telapak tangan yang menutupinya, ingin kubuka, kunikmati pemandangan indah itu. Debby menunduk, mencium bibirku lembut.
...aann....i wanna give you my everything....
Penisku terasa mengeras dalam himpitan badan debby.

Debby kembali duduk tegak di pahaku. Bukit ranum itu jelas terlihat di depan mataku.
"cantik debb.....kau cantik...."
Debby menarik tshirt ku ke atas, mencoba melepasnya. Tangan debby bergerak ke atas kepalaku menarik tshirt, hingga bukit ranum itu menggantung persis di mukaku.

Kuraih puting kirinya yang menggoda, kujilat perlahan. Debby mendesis, menahan posisi itu. Kukulum dengan lembut, Debby semakin menekan ke bawah.
Desisnya berubah menjadi erangan...
...sshhhhh...aahhhhhhssss.......aannn....gelii....ssshhhhhh.....

Kembali debby menarik badannya duduk tegak. Bibirku masih mengulum puting pink itu, hingga.....cplok....terlepas dari mulutku dibarengi dengan desahannya.
.....aaahhhsss...nakaall........

Tangan debi menyusuri perutku, lalu menarik karet boxer dan celana dalamku ke bawah...srek...jreeng........menjulanglah batang kejantananku...
Debby tersenyum, sambil sedikit menggumam..."iiihhh...gede juga yah....."

Dielusnya perlahan batang itu naik turun. Masih kaku memang, tapi lebih dari cukup untuk membuat juniorku tegak sempurna. Debby mendekatkan pangkal pahanya yang masih tertutup celana dalam merah ke batangku.
Digeseknya perlahan dari bawah keatas. Kain halus itu lembab, tak lama bahkan terlihat basah. Belahan bukit mugil di selangkangannya tercetak jelas dari bayangan kain itu.
Debby kembali mendesah, goyangannya masih kaku.

Tampak semakin susah untuk mencari posisi, debby berdiri diatasku, lalu kain terakhir itupun segera terlepas. Aku juga menyempurnakan posisiku dengan melepas perangkat celanaku yang tertinggal di kaki.

Debby menurunkan pingulnya, memainkan ujung batang penisku ke ujung atas bibir kewanitaanya. Gesekan ke klitorisnya itu cukup lama dilakukan, segera debby kembali mengejang.
Badannya kembali melemas ambruk ke sampingku. Akupun perlu menata nafas, hampir saja jebol juga pertahananku. Geli di ujung penisku pertama kalinya bertemu dengan kulit wanita dewasa cukup mendesak.

.....aaannn...saayaangg....ssshhhh....aku mau andi masuk...aku mau andi jadi bagianku..."katanya perlahan.

Aku tau maksudnya, segera aku duduk. Kubuka pahanya ke samping. Terlihat bibir kewanitaan itu masih rapat, seakan memang tak ada celah disitu. Tapi, batangku merasa disitulah sumber kenikmatannya.
Kumajukan pinggulku, perlahan.
Kugesekkan kembali ke klitorisnya, debby dengan segera menggeliat dan mendesah.

...aaaahhhhssss.....aannn....masukin ya...pelan pelan saja....aku belum pernah...

kutempelkan ujung penisku kira kira beberapa senti dibawah klitorisnya, coba kutekan.
...heesshhhhh.....meleset...
Debby tampak mengernyit.
"sakit debb?" tanyaku
debby menggeleng, tangan kanannya memegang penisku, mengarahkan posisi.
Ujung penisku sedikit membelah bukit polos itu. Debby kembali mengernyit.

"debb...?."aku bertanya
....ssshhhh...terus ann...masuki aku.....katanya menjawab pandanganku
kudorong lagi perlahan, sempit sekali. Sedikit terbersit di pikiranku, jangan jangan salah..
Tapi debby tetap menarik badanku.
Benar benar sempit. Penisku serasa dijepit meski tak sampai sakit.

Aku mendekatkan wajahku, kucium debby untuk memberinya perasaan nyaman. Dan dalam satu dorongan keras, batang itu kulesakkan ke dalam.
Mata debby membelalak, mulutnya membuka, lalu mengernyit...mata itupun segera mentikkan air.

"ssshhh...soorry sayang....sorry debb...sakit yaa....?"bisikku pelan.
debby memaksakan diri tersenyum.
Kudiamkan penisku di dalam liang itu tanpa gerakan selama beberapa waktu.

lalu...ssshhhhh.......ssshhhh......asnnnnnnnn...ssshhhhh.....
debby mulai mendesah, terasa remasan pelan di dalam kewanitaannya.
kutarik pinggulku ke belakang, lalu ke depan lagi...pelan pelan sekali.

...aoooooouuussshhhh..........debby masih sedikit mengernyit, menahan rasa sakit, tapi lambat laun berganti menjadi desahan kenikmatam.

.....ahh...ah...ah...ah...ah...ahhhsss....ahh....ahsss.....

debby mendesah dengan keras ketika aku sedikit demi sedikit menggerakkan pinggulku maju mundur.
...aahhss...deebbb..,enakk sekalii....ssshhhh...
akupun tak kuasa ikut mengerang.

...deebb....kayaknya,...sshhh...hampir...sshhhh......gimana ini....
kataku ketika rasa geli semakin memuncak.

debby memelukku dari bawah, dengan tangan memegang pinggulku membantu memberikan goyangan.
...aaahhhsss....aahhhhhss...........debby menggelinjang lagi.

aku tak tahan lagi, betul betul sempit rasanya...kutekan penisku dalam dalam, hingga paling tidak ada delapan kali semprotan keras keluar dari ujung penisku di dalam kewanitaanya.

....mmmmmmhhhhhh...kucium bubir debby dalam.
aku pun segera ambrug di atas tubuh debby.
Kugulingkan badanku kesamping, terlihat di sepanjang batangku berwarna merah, darah debby.

Debby memandangku. "ann....im yours...."katanya pelan.
"sakit debb?"tanyaku.
"dikit ann...”jawabnya
Kucium kening lalu turun ke pipi dilanjut ke bibirnya.

Aku menggeliat sebentar, lalu segera berjalan ke kamar mandi.

Lapar...!

Kulirik jam tanganku, sekitar pukul 1 siang. Debby dan aku nongkrong di warung sate dekat villa.

Hampir sejam kemudian kita sudah kembali lagi duduk bercengkerama di taman villa, sambil memandang hamparan lembah yg mengarah ke kota.

"debb..."
"emang...dulu...ngg...sama...ngg...riki, belum pernah?.."tanyaku hati hati. Ricky adalah mantannya, mereka jalan sekitar 3 bulan sampai akhirnya mereka putus.

Debby cuma manyun, lalu memandangku tersenyum menjawab, "nggg...riki pernah minta an...tp aku bilang ini buat andik...makanya kita putus"

"loh...debb...beneran bilang gitu?" tanyaku bingung.

...kluthuk...ranting pohon kecil dipukulkan ke kepalaku

"gak laaah...gile lu...!"

debby balas bertanya, "kalo kamu ann...?"
aku terdiam sebentar, lalu menjawab.
"hmm...sherry di kampusnya lima kali, lalu siska di kosnya ngg...tujuh apa delapan kali ya?...trus bu reni dosen centil itu, tiga kali di studio...trus ngg.***k kenal namanya, nemu di moll, nggg...enam ada kali..."

Debby kaget lalu menutup mulutnya yg menganga dg dua telapak tangan.."beneran ann??...

...bletak...kupukul kepalanya dg ranting yg sama.

"gak laaaah...gile lu..."


Siang semakin ke barat. Sinar kuning cerah matahari berganti dengan kabut putih tipis yang mulai turun. Aku packing pakaianku. Rencana sore ini kita turun. Tapi tak kulihat debby packing sama sekali.

Waktu menunjukkan pukul tiga lebih seperempat. Kulihat debby berdiri di teras belakang, memandang jauh. Kupeluk cewek mungil itu dari belakang. Kusibakkan rambut panjangnya yang menutupi telinga.
"ssshhhh......"debby mendesis ketika kucium telinganya.

Tshirt bergambar siluet che guevara milikku dipakainya. Pundak putih itu terlihat mengintip dari sisi kiri. Ciumanku mengarah ke sana. Tangan debby melingkar kebelakang, mencari kehangatan pelukanku.

Celana pendek hitam masih dipakai, namun tshirtku yang kebesaran membuatnya tenggelam, hanya menampakkan betis bersih miliknya.
Tanganku masih memeluknya dari belakang. Ciumanku mulai bergerak lagi dari bahunya menuju leher.
"aaahhhssssss.....annnnn........ssshhhh.......jadi basah niiihh...."rengeknya manja.
"mau pulang gak debb.....tar keburu kabutnya tebel..."kataku masih menciumi bahunya kembali.
"sshhhhhh....***k ah,..,aku mau sama andi terus....."debby menengok, lalu menciumku lembut.

....pletok pletok pletok.........breeessssshhhhh........... hujan sekonyong konyong turun dengan deras.

“waaahhh....”kutinggalkan debby sendiri di teras, vespa skuter warisan ayahku masih di luar. Tergopoh gopoh kudorong motorku naik ke teras. Waduh...kalau sampai mogok bisa berabe nih.
Setelah kuyakin tak kena tumpahan langsung air hujan, aku kembali masuk.

Debby duduk di sofa tengah, dengan kaki diangkat di meja.

“...eeeeehhhh.....”kataku menggoda.
Tangannya melambai ke arahku, menyuruhku duduk di sebelahnya.

Cantik...seksi....nakal....

Aku duduk di sofa seberang. Senyum debby berubah menjadi nakal. Tangannya memegang lutut yang naik di atas meja, lalu pelan pelan membukanya.
Gerakan yang pelan..

Terlihat bayangan celana pendek hitam di balik tshirt abu abu.
Kaki debby semakin mengangkang, tanpa membuka celana, tangan debby berpindah dari lutut naik ke perut. Kepalanya mendogak ke atas, membuat rambuh indahnya jatuh ke belakang.
Jemari itu masih menari di perutnya, tangan kiri sedikit naik menuju bukit yang tampak dibusungkan, sementara tangan kanannya turun menuju pangkal paha.
Mungkin debby melihat mataku melotot ..yang jelas junior di selangkangan mulai bereaksi.

Tak mau berhenti di situ, tangan kiri dan kanan mulai menyelusup ke dalam tshirt itu, sehingga swdikit tertarik naik memperlihatkan kulit perut dan pusarnya yang putih.

Kembali, tangan kiri naik meremas bukit dada itu dari balik tshirt, sementara tangan kanannya memcoba merogoh ke dalam celana hitam pendek itu.

Aku segera beringsut, namun debby memberikan tanda dengan jarinya supaya aku tetap diam. Debby berdiri, lalu perlahan tangannya turun memegang ujung tshirt itu. Ditariknya ke atas pelan pelan, ditambah dengan goyangan pinggul.

....wwwoooooowww...aku menggumam

Kaus itu sudah diatas kepalanya, tersembul dada debby yang menggoda. Puting pink itu mencuat, mungkin dingin....mungkin terangsang.
....sreg.......Kain itu dilemparnya ke arahku.
Segera kusingkirkan supaya tidak menghalangi pandanganku.

Bak model atau penari, debby menggoyangkan pinggulnya. Bukit ranum itu ikut bergoyang. Ingin rasanya kuhentikan goyangan puting itu dengan lidah dan gigiku.
Sedetik kemudian, debby berbalik, memberiku punggungnya yang mulus. Wajahnya menengok ke arahku, dengan pandangan mata yang menggoda. Namun tiada kata terucap dari bibir seksi itu.

Perlahan kedua tangannya turun ke pinggang, menyentuh ujung atas celana pendek hitam itu.

....woooww.....aku lagi lagi bergumam sambil tak pernah berhenti menelan ludah...

Kembali goyangan pingul itu jelas menggodaku. Tangan mungil debby perlahan lahan menurunkan celana itu ke bawah. Semakin lama semakin menungging.

....plop.....lepaslah celana itu turun dari pangkal kenikmatan debby. Pantatnya yang menunging tampak bulat menggoda. Mulus....

Aku mulai memajukan badanku. Kupegang kedua bongkah pantat itu, masih diiringi goyangan pinggul seksi debby.
Kudekatkan kepalaku, kucium satu persatu bulatan pantat itu.
Debby berbalik, lalu mengangkat kepalaku.

.....mmmmmmmmmhhhhh.......aannnn.....mmmmmhhhh....im yours.....mmmmhhh....
Debby mencium bibirku pelan, kubalas dengan ganas.

Kukulum bibirnya dalam, lama...sampai terengah engah menarik nafas. Turun ke leher...keliling...
....ashhhhhhh.....sssssshhgh......... debby mendesah.
kupegang kedua tangannya, kutarik ke belakang punggung. ciumanku semakin turun, menuju bukit kembar. Punggungnya maju, berusaha membusungkan dadanya, mengharapkan desiran desiran kenikmatan dari bibirku.

ciumanku berhenti di tengah tengah lembah dua bukit nikmat itu, debby berusaha menggoyangkan badan, putingnya gatal.
Ciumanku berubah menjadi jilatan...kulingkari jilatanku pada batas puting pink merona itu. Kukelilingi beberapa kali. Debby semakin mendesah, tanggannya berontak, bahunya bergetar, bergoyang menginginkan puncak bukit itu kujamah.

Hingga dalam satu gerakan, haapp....kukulum habis puting itu.

....aaashhhhhhhhh....ssshhhhhhhhhhhhh...youre killing mee....aaashhhhh....debby mendesah semakin liar.

Tangan debby kulepaskan dari genggamanku di punggungnya. Segera kepalaku ditekannya mendesak dada ranum itu. Lidahku memilin milin puting itu berganian dengan cepat, diambut dengam getaran getaran kaget dari badannya.

....oh...oiuuuuuusshhhh...aaaahhhsss......

Punggungnya semakin melengkung. Hampir saja jatuh. Kusangga dengan lengan kananku, kuturunkan dia hingga setengah terbaring di sofa hitam itu.
Aku berjongkok di didepannya. Persis didepanku sekarang, sebuah bukit mungil yang tadi pagi kurenggut kesuciannya.

Kutiup sekeliling nya, debby menggerinjal. Tangannya terlalu lemas untuk begerak. Kuangkat paha debby sedikit naik, hingga jelas terlihat celah kecil vagina pink itu.

Kujilat perlahan dari atas..turun ke bawah.

....ooouuuuhhhhsss....aannn...diapaiiiinn....eehhhsssss...........aahahhhhsssssss.......
Badan debby terlonjak lonjak seperti kesetrum. Geli dan lemas, sensasi rangsangan bibirku membuat matanya membeliak.

Kujilat lagi, pelan mengorek ngorek celah sempit itu. Bau khas wanita terasa, basah. Kumasukkan lidahku semakin ke dalam, pungung debby makin melengkung ke atas. Tangannya memegang kepalaku. Goyangan pinggul yang tadi begitu aktif, sekarang tak kagi mampu dilakukan, hanya tergolek pasrah.

Kudorong jari telunjukku masuk perlahan, menggantikan lidahku yang sedikit capek. Kucium dan kukulum area ujung bibir vagina cewek oriental itu. Jariku semakin lama semakin aktif.

...Eehhhss...aand....aasshhh...aaannndd.....aaannn.....jannggaaaannn......jangan berhentii...sshshhhhh...
Jariku menyenggol gumpalan gumpalan jaringan saraf di dalam vagina itu.

Tiba tiba,...,..aaaaaaaauuuuuussshhhhh......ooouuusshhhhhh........sret sret sreeettt.......

Aku kaget...debby menyemprotkan cairan bening dari dalam vaginanya. Matanya membalik, punggungnya melengkung naik, kejang kejang, dan perutnya tampak bergetar getar.

Meski tak sampai bergelas gelas, namun cairan itu cukup banyak hingga membasahi sofa kulit itu. Tanganku masih di dalam, aku masih menciumi klitorisnya. Debby masih berkejang kejang. Aku tak tahu apa yang harus kulakukan.

....sshhh..a.aannnnn....keluaarriiinnn....ssshhhhh.....lemeeessshhhhhh...sssshhhhhh........
Takut kalau menyakiti, kuikuti perintahnya. Debby tampak masih tergolek di sofa itu. Kudekati wajahnya. Kucium perlahan.

...aaann.....hhhhhhh...peluk akuuuhhhhh....hhhhhh.....
Debby mengerang. aku sama sekali tak tahu apa yang terjadi. Kukira squirting itu cuma bisa dilakukan para aktris porno terlatih. Debby? cewekku? wanitaku?

Debby masih mengerang dan mendesah di pelukanku, hingga beberapa saat.

"sshhhhhh....diapain sih tadi....hhhhrrhhhhhssshhh...masih kerasa annn...sshhhhh...."kata debby masih bergetar...'aku pipis yaah.....ssshhh...enak sekali rasanya annm...hhhhhhhhh......"

ssssttt....mmmmhhhhh...kucium lembut bibirnya.
Gantian dibalas dengan ciuman yang dalam darinya. Bibir bawahku ditarik tarik dengan giginya.

"debb....kamu seksi sekali...."kataku jujur.
...sreg...sreggg......segera tshirt orangeku dilepasnya dengan cepat.
Telanjang, debby menduduki perutku. Staminanya sudah kembali. Terpampang jelas buah dada miliknya di depan mataku.

Tanpa berkata apa apa, debby segera turun, melorot dari perutku ke lantai. Bersamaan dengan itu, tangannya meraih celana pendekku untuk ikut turun.
...sreeg...jreenggg.....
Gerakan cepat itu membuatku kaget, namun tangan debby segera mendorong dadaku kembali rebahan di sofa.
Penisku mencuat menjulang. Tegang.

"hmmm...ini toh yang tadi masukin akuh...."kata debby gemas sambil mengerling nakal.
"hmmmm......"debby memegang batangku keatas, menyelidiki dan mengamati alat kejantananku.
"inih yang namanyah kontol....hmmmmm......."

"deeebbbb....."desahku ketika tiba tiba bibir seksi itu membuka dan mengulum bola bolaku di bawah.
Mata sipit debby memandangku dari bawah, masih dengan mulut mengulum bolaku.
....cpok......bolaku terbebas dari mulut indah itu.
"aannn...kalo main sendiri diapain? gini?"katanya sambil mengocok batangku tiba tiba.

....eeehhhhssss....pelan pelaaannn.....protesku
"ouuu...jadi gimana dong.....hap...."segera ujung helm lelakiku dikulumnya.
"hegingi annng ?"katanya sambil memandangku lucu.

ooouuushshhhhhh.......desisku

....sslllerrpppp....sslllrrppppp.....halok hegingih hengak gak?....(kalo begini enak gak?) debby memasukkan batangku semakin dalam.

...ssshhhttt,....ahhhsss,.,.....tak bisa kutahan desahku, meski baru pertama, permainan bibir debby termasuk hebat.

Lidah mungil itu menjilat bagian bawah batangku, sementara kepalanya semakin turun.
....ouuusshhhhh....deep throat?....uuushhhh....debby memang liar.

Segera kutarik kepalanya, agar aku tak selesai di dalam mulut seksi itu.

Debby segera berdiri, aku juga ikut beringsut, namun lagi lagi tangannya menahan dadaku supaya tetap diam.
Dikocoknya batangku pelan, sambil pelan pelan kakinya melangkah, mengangkangi pahaku.

.....eehhhhsssss...........
Debby mulai ikut mendesah, ketika ujung penisku menyentuh klitorisnya.
Pinggulnya mulai diturunkan, seraya mengarahkan ujung batangku ke bibir vagina mulus itu.
....aaaouuuuuuhssshhhhhhh..........
Debby mendesah, membuang nafas panjang ketika helm laki lakiku memasuki mahkota kenikmatan itu.
...ssshhhhhh.....semakin diturunkan lagi.
........aaashhhhhhj...sss....hhh......semakin turun lagi....
....aaashhhhhhsssssseppppppp.....hhhhhhh......sampai mentok ke dalam.

Debby mendiamkan gerakan pinggul itu, begitu menurutnya batangku sudah mentok di dalam. Namun, pangkal batangku masih terlihat sekitar dua lebar jari yang belum masuk.

Beberapa saat kemudian, debby mulai menggoyang naik turun. Tanganku dipegangnya, lalu diarahkan ke dua gunung kembarnya. Kuremas remas, agak kencang. Gerakan sebby semakin naik turun, aku mulai mendorong pingulku naik.

Punggung debby sedikit melenkung, tanganku yang dipegangnya di dada kemudian menjadi tumpuan badannya. Rojokan penisku semakin keras ke atas. Bahkan sampai mentok.

..cpok...cpok...cpok....suara pinggul kami bersentuhan keras.
Debby mendelik...mengerang keras....
....uuuaaaaaassshhhhaaaaaaarrggggh.....sshshhhhh.........
Terasa ada dorongan dari dalam vaginanya, lalu diangkatlah pingulnya, hingga penisku terlepas. Bersamaan dengan itu, mengucurlah dengan deras cairan kenikmatan si mungil cantik itu.
Matanya terpejam, mengernyit menahan kenikmatan.
Kakinya bergetar, hingga hampir terjatuh.
Kupegang pinggang ramping itu, kutarik hingga berbaring di sofa bersamaku.
Kuangkat kaki kirinya naik ke atas, badannya kumiringkan ke kanan.

...slepp.......
Kutusukkan kembali penisku ke dalam vaginanya, kali ini aku yakin debby tak akan kesakitan.
Kupompa dengan cepat dan dalam.
Mata debby membeliak, mulutnya megap megap..
Tak lama aku meraa puncakkku akan datang.

Kuputar debby hingga menghadapku. Kucium bibirnya yang sedikit menganga.
...aaaahhhhhhsss,....deeebbbb.......ssshhhh....
Tusukanku menjadi semakin kuat ke dalam, berbarengan dengan menyemburnya cairan ku di dalam vaginanya.

..ouuushhhhh....terusssshhh........aaannn......
jangan berhentiiihhh......fuck mee....
teriaknya.
Belum sampai semprotanku berhenti, debby sudah ikut mengejang dengan hebat.

...Aohhh,,,,aahhh,,,,assshhhhhshssaaaaahhhhhhhh.....wwaaaassshhhhhjjj..........
Punggungku dipeluknya erat sekali, kukunya tajam tertanam di kulitku.
Bola mata hitamnya tinggal terlihat separuh.
...what a great lover you are ann...ssssshhhhhh...desisnya sambil membuang nafas.

Kita menginap lagi di sana. Meski awalnya susah minta ijin ke mama debby. Tapi, karena bersamaku, mama debby akhirnya mengijinkan, pun sama dengan papanya.

Malam itu, debby tidur di pelukanku. Status kami sebagai sepasang kekasih membuat malam itu menjadi indah sekali. Dari ngobrol soal kampus, cerita soal kelurga hingga cita cita ke depan. Tak melulu bercinta, ya bercinta...bukan sekedar seks, kita benar benar meluapkan segala perasaan kami.


Dua tahun berlalu, semester berganti, hingga saatnya menuju ke tugas akhir.

Tersebutlah seorang dosen muda, genit, seksi, cantik sih sebenernya. Renata Wulandari, dipanggil bu reni. Lulusan universitas tetangga. Hanya tiga tahun di atasku, aku pun termasuk telat memasuki tahapan tugas akhir. Telat hampir dua tahun. Debby? Dia sudah lulus, cum laude, sekarang direkrut oleh satu bank swasta besar.
Keterlambatanku menyelesaikan kuliah bukan karena bodoh, namun karena ada beberapa waktu aku disibukkan dengan side jobku bersama teman teman di band. Juga beberapa pekerjaan yang kuterima. Siapa yang paling sering merengut ketika lagi lagi kutunda tugas akhirku? ....orang tua debby...mungkin dalam angan angan mereka, aku segera lulus lantas menikahi putrinya. Hmm...

Kembali ke bu Reni. Dosen yang masih single. Sering di kampus dia memakai rok panjang, namun lipatan kainnya sedemikian hingga pahanya terbuka bebas dari mata para mahasiswa. Tanktop tertutup blazer yang tak pernah dikancingkan. Malah cenderung mengumbar isinya. Bu reni mengajar mata kuliah dasar utk mahasiswa semester awal, tentu saja aku sudah melaluinya lima tahun lalu. Cantik sebenernya, tapi kegenitan itu yang bagiku merusak kecantikan alaminya.

Tugas akhirku ! Aku dibimbing oleh beberapa dosen lama yang sudah kukenal dengan baik. Materiku sudah matang, kata tanda tangan beliau di kertas laporanku. Hanya tinggal mengurus administrasi tugas akhir, dan menghubungi dosen penguji untuk seminar akhirku.

Aku tak tahu bagaimana proses itu. Yang jelas, dosen pembimbingku mengajukan beberapa nama dosen penguji yang dianggap layak untuk menjadi "musuh" dalam seminarku nanti. Namun pada akhirnya, fakultaslah yang menentukan siapa nama nama pengujiku.

Hari itu, keputusan nama dosen penguji sudah ditempel di papan pengumuman.

Andhika Setya Nugraha NIM 883100xxx, dosen penguji : ir. Bambang S, ir. Isnanta, ir. Budi K, dan Renata Wulandari, st. Tanggal seminar 23 Oktober 20xx.

Beberapa nama yang tercantum sudah kutahu back groundnya. Ir Bambang dosen muda juga. Dia dulu kakak kelas bu reni. Tak hanya sekampus, dari desas desus, sepertinya Pak bambang ini memang menaruh hati padanya. Sementara bu reni cuek cuek saja. Konon, pak bambang pulalah yang mengusulkan untuk menerima bu reni menjadi dosen di kampus ini.

Tanggal seminar..! Masih ada waktu kurang lebih 1,5 bulan. Cukuplah untuk melakukan revisi gambar desain maupun mempersiapkan presentasinya. Studio di lantai 5 gedung ini menjadi rumahku. Praktis hampir tiap hari aku menghabiskan waktuku disana.

Debby? Setelah jam kerja, biasanya cewek tionghoa itu mampir ke sana, lalu makan malam bareng. Kadang aku pulang dulu setelah itu, atau dilanjut kencan berikutnya, lalu sekitar jam 10 malam, kembali ke studio.

Bu reni... Meski terkesan genit, sebenarnya baik. Itu kutahu setelah sering ngobrol bareng. Aku tak lagi memanggilnya bu, cukup reni saja kata beliau. Namun, setelah beberapa kali terlihat menghabiskan waktu di studio bersamaku, pandangan Pak Bambang menjadi aneh padaku. Beberapa kali aku berpapasan dengannya di hall, tampak dia membuang muka.

Aku tak begitu peduli. Hingga, tiba tiba keluar surat pembatalan tugas akhirku.
Yap. Surat dari fakultas itu mengatakan kalau seminarku akan di cancel, bahkan tugas akhirku dibatalkan, karena ada beberapa persyaratan yang ternyata ditolak secara administrasi.

Aku kelimpungan, jelas...!! Tinggal waktu dua minggu, materi sudah selesai semua.
Segala upaya dosen pembimbing pun kandas di tangan dekan fakultas. Kucoba menyelidiki ke bagian tata usaha dan administrasi.
Usut punya usut, ternyata beberapa nilai mata kuliahku yang sekarang dipimpin pak bambang, semua di hilangkan. Padahal, kutempuh mata kuliah itu sebelum Pak bambang jadi dosen di situ.

Aku marah.! Kulabrak pak bambang dengan didampingi bu reni. Menurut hematku, aku harus punya saksi, dan kebetulan saat itu, bu reni lah yang paling bisa diajak kompromi.
Jawaban jawaban normatif keluar dari mulutnya ketika kutanyakan sebab nilaiku menghilang. Alasan absen lah, alasan tugas lah. Jujur, aku memang sudah tak ingat berapa kali aku membolos mata kuliah itu.
“ya sudah dik andi, saya kasih waktu dua semester lagi, untuk mengulang mata kuliah saya, setelah itu boleh ujian akhir lagi.”

...prak....brug.....satu pukulan keras melayang di wajah nyinyir pak bambang disusul dengan ambrugnya tubuh tambun itu. Aku emosi..!

Hari berikutnya, aku dipanggil sidang etika oleh beberapa dosen senior, kepala jurusan dan dekan dengan menghadirkan pak bambang. Aku terpojok. Dan satu satunya jalan adalah aku meminta maaf ke pak bambang, dan mengikuti saran saran beliau. Atau mundur, dipecat dari kemahasiswaan.

Aku memilih untuk mundur..! Dengan kata kata makian kasar kepada pak bambang, aku membanting pintu ruang sidang itu. Bahkan bu reni yang turut hadir di sana hanya mampu menangis sesenggukan.

Hari hari berikutnya, aku selalu emosi. Hanya debby lah tempat ku mengadu.

Hingga suatu malam, kira kira sekitar sebulan sudah berlalu. Dengan menaiki skuterku, aku menuju rumah keluarga debby.
“debby dan papa mamanya baru keluar mas, cuma ada cik sisil di dalam. Masuk saja...”kata pembantunya.
Aku yang tak punya tujuan lain, menuruti anjuran mbok tini pembantu rumah tangga keluarga itu.

Kumasuki ruang tamu rumah besar itu, langsung menuju ruang keluarga. Tak kulihat sesiapapun di sana. Aku duduk di ruang keluarga itu.
Tiba tiba, seorang keluar seorang cewek dari kamar mandi persis di depanku.

...aaaahhh......pekiknya sambil tangannya naik turun berusaha menutupi tubuh telanjangnya. Aku kaget mendengarnya. Secepat mungkin aku memalingkan muka.

“andiii..***k bilang bilang sih...”kata cecile ketus
“yaa....tadi disuruh masuk kok..” jawabku sambil memalingkan muka.
Cecile bergegas masuk ke kamarnya.

Beberapa menit kemudian, cecile sudah duduk di depan tv bersamaku.
“ann...kamu serius yah sama cicikku...?”
“eh..yaa....sambil jalan lah sil...namanya juga pacaran...”kataku.

“hmmm.....”cecile nampak berpikir.
Kulirik cecile cuma memakai babydoll putih sedikit transparan.

Beberapa menit setelahnya, membuatku panas dingin. Bagaimana tidak, cecile terlihat mengangkat kakinya ke meja, dan dengan sengaja menarik pakainnya ke atas, pelan pelan. Posisi dia yang persis di sebelahku membuat juniorku mau tak mau sedikit berontak.

“siiilll.....awas looo......aku ni pacar kakakmuuu....”kataku

Cecile cuma diam saja, bahkan celana dalam putihnya sudah mengintip.
Tiba tiba cewek putih itu berdiri. Dan ....sreg.......tas....... baby doll itu jatuh ke lantai.

“sisiiill....”aku pura pura memalingkan wajah. Namun sempat kulihat buah dadanya yang tak lagi tertutup apa apa.
Sedikit lebih besar dari Debby.
Putingnya pink.
Cecile meliuk liukkan badannya, bagai sedang menari mengikuti musik dari tv.

“aduuuhh....siiill....pleaasee......”kataku sambil menutup mataku. Aku tak mau mengkhianati debby.
“ssttt...***k usah muna ann....”cecile mendesah sambil tangannya melepas telapak tanganku.
“aduuuhhh.......sisiiilll...”celana dalam cecile sudah lepas. Telanjang bulat !
Cecile berdiri menungging dengan kepala mengarah ke wajahku, sementara tangannya mulai menggerayangi pangkal pahaku.

.....cekrik....sreekkk......”aanndiiii......AAANNNDIIIIIIII.........”
Terdengar pintu terbuka dan suara debby yang kaget berteriak.

Aku menengok dengan cepat. Pintu itu ada di belakangku. Cecile juga salah tingkah, diambilnya baby doll di lantai lantas berlari ke kamar.
Debby membelalak memandangku. Aku diam saja, lantas tanpa satu patah katapun, aku keluar dari rumah itu.

Puluhan miscall dari debby maupun cecile ke hpku tak kupedulikan. Hingga dua minggu kemudian, kita berdua putus. Aku merasa tak enak, merasa dijebak, atau apalah. Yang jelas, saat itu aku labil.

Hingga beberapa bulan kemudian, aku baru berani menghubungi kembali debby. Dan kembalilah hubungan pertemanan kita.
--end of flashback--​

Dan sekarang, wanita yang dulu turut andil merusak hubunganku dengan kakaknya, tergolek lemas di sofa rumahku. Aku masih melihat nafasnya yang teratur. Kuambil selimut dari kamar, lalu kututupi tubuh cecile.

TO BE CONTINUED​
 
beberapa hari ga nengokin semprot, eh.. udah 2 kali update mas piskun. ditunggu kelanjutannya:beer:
 
hehe...tengkyu masbro semua....
kritik dan sarannya ya...
 
yaaa...namanya cerita bersambung kagak bisa asal hajae dong gan...mesti ada ceritanya yang bisa disambungkan...#ngelesbinbloon
 
saya ga bawa kripik kun :ngupil:

Saya bawa wese, supaya ente nongkrong terus diwese dan ide lancar mengalir terus :p

yaaahhh...jadi dua dong pus...

care to join me? asal lu ngadepnya sono pus...jangan dimari...ntar liat bokong ane, ente terangsang, bahaya....
 
Bimabet
Wah dah di update cerita nya..... Keren gan...... Mantap....
Ditunggu yak kelanjutan ceritanya........

Keep Semprot

:)
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd