Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT BUSCANDO IDENTIDAD, Section : Lucky Sikat

Banyak prediksi....
Ada Yang pasang GA???

Ceritanya Keren Hu....
Bagaimana kelanjutannya?apakah lucky berakhir dengan primata?:pedang:
Hanya TS Yang tahu...:gila:
 
Session 7 :
Secuestrado




Aku baru saja berhenti didepan sebuah rumah mewah dikawasan yang cukup jauh dari rumah Firsa. Kubutuhkan waktu hampir 1 jam untuk mencapai tempat tersebut.

"Cari siapa?"
teguran sekuriti rumah tersebut mengagetkanku. Aku segera turun dari sepeda motor.

"Betul rumahnya bu Inna?"
tanyaku sopan.

"Betul. Sudah ada janji?"
tanya pak sekuriti melakukan aturan protokoler pengamanan,

"Sudah pak."
Jawabku.

"Baiklah, silahkan masukkan motornya. Maaf namanya siapa?"
sekuriti memberikan jalan dengan sedikit melebarkan gerbang.

"Saya Lucky,"
balasku. Sejenak sekuriti berlalu ke pos penjagaan, menelepon seseorang, kemudian manggut-manggut sambil melirik ke arahku.

"Silahkan masuk dan tunggu di ruang tamu!"
aku mengiyakan dan berjalan ke ruang tamu. Beberapa sekuriti lain sempat kusapa.

"Hmmm...bnyk juga yang jaga. Sepertinya ini yang punya rumah adalah pejabat atau orang penting. Waseeekk...Lucky Sikat makin dikenal berbagai kalangan."
Gumamku dalam hati.

"Halo Pak Lucky ya?. Perkenalkan, saya Inna. Sujinnah lengkapnya."
Kujabat tangan wanita tersebut. Umurnya belum terlalu tua. Masih sekitar 30 tahun-an. Yang lucu itu namanya..wkwkwk. Sujinnah aja pakai panggilan keren, Inna.

Wanita ini bisa dibilang cukup cantik dan seksi. Meski ia sudah bersuami, namun ia masih berdandan ala anak muda. Malam itu ia memakai celana jeans ketat dipadu dengan kaos putih bergambar tweety dibagian samping perutnya. Dadanya menonjol padat dibalik kaos yang ia kenakan. Pinggulnya membulat indah terekspos oleh ketatnya jeans. Jujur, aku sebagai pria normal spontan menelan ludah dan rela celanaku menjadi sesak gara-gara si pablo udah membesar aja di antara kempitan pahaku. Mungkin Inna dan suaminya adalah pasangan muda yang baru menikah. Tubuh Inna masih sangat sekal dan jauh dari kata kendor. Buah dadanya mencolok indah. Oooh seandainya diberi kesempatan ber ena-ena, tentu aku ga bakalan bocorin ke Firsa. Swearr haha.


Sujinnah (Inna)



"Suamiku masih di luar negeri, mungkin beberapa hari lagi baru pulang. Jadi mengenai kasusnya akan saya paparkan sendiri,"
ucap Inna ramah. Wajahnya itu lho...ihhh bikin nepsong ajah.

"Ooh baik,"
jawabku sok cool, seperti biasanya.

"Eh bentar. Mau minum apa?. Biar saya siapkan dulu,"
tawar Inna.

"Minum susu kamu aja!!"
bisikku dalam hati. Tapi tentu tidak semurahan itu dong Lucky Sikat.

"Apa aja bu,"
balasku.

"Kok bu sih...umur kita ga beda jauh deh kayaknya. Panggil mbak aja!"
ungkap si seksi Inna dengan genit. Woooh..diluar tugas ngono wes tak caplok sampean mbak!.

"Eh iya mbak Inna.."
ucapku sedikit tergagap, tersilaukan keindahan seorang Inna. Hmm sejenak jadi lupa dengan Firsa deh.

"Ya sudah, tunggu, aku buatin yah!"
itu si Inna, ngomong kayak gitu, sambil jalan ke dalam, eh sambil belai pipi aku. Sudah gitu, pantatnya pas jalan...bujubuneng, buah pantatnya bergoyang ritmik. Ini klien atau alien sih yak??! Ampuuun.

"Eh sori nunggu lama. Ini silahkan diminum. Cuma sari jeruk dingin. Saya tinggal sebentar ganti baju, keringat lengket, ga enak banget,"
lagi dan lagi dia pergi ke dalam menyisakan suguhan goyangan buah pantat yang bikin si pablo ngacoce gilak. Puyeng pala pablo kalau diginiin terus.

Hmmm segarnya es memberikan efek nikmat menghapus dahaga setelah sejenak kerongkongan mendadak kering akibat syahwat yang terkungkung. Mampus nih aku, nanti pulang ga bisa ketemu Firsa, bisa-bisa bool Prima nih yang jadi sasaran.

Kulirik jam di lengan. Hmmm hampir jam 10 malam. Berbagai kejadian sejak pagi tadi sungguh sangat melelahkanku. Ngantuk banget euy. Capek seharian. Ini mahmud (mamah muda heheh) lama banget. Woy...ngantuk sist.

"Aduh sori malah bikin lama. Suami abis telepon,"
waduw..ini si mahmud malah ada-ada saja. Ganti baju kok sekarang pakai daster tipis rada terawang gitu. Maksudnya apaah coba??

"Gapapa bu, eh mbak. Ups sori, bisa numpang ke toilet sebentar?"
aku meminta ijin untuk pergi ke kamar mandi. Pengen pepsi gara-gara kebanyakan es.

"Ooh iya dibelakang, diujung lorong sebelah kanan yah. Silahkan!"
jawab si mbak mahmud.

Tanpa menunggu lama, aku segera berdiri. Tapi begitu aku berdiri, haduh ndasku mumet. Wah kurang makan nih aku. Sebentar aku duduk dan mengambil napas. Kucoba berdiri lagi dan melangkah...lho lampu mati? Kok gelap gini...

Blukk..

Dan aku terjatuh.

Aing pingsan om!!


~~~|_~~~


Aku terbangun saat merasakan penisku hangat dan basah. Kukerjapkan mata beberapa kali untuk beradapasi dengan pencahayaan ruangan. Aku tengah terbaring di sebuah ranjang.

Jangkrik!!. Aku kaget sekaget-kagetnya. Inna terlihat tengah nikmat mengulum penisku dalam keadaan dia telanjang bulat. Kuperiksa tubuhku, ternyata juga sudah tanpa pakaian sama sekali.

"Mbak..mbakk!!"
hanya itu yang bisa terucap dari bibirku. Tenggorokanku benar-benar tercekat.

"Lho sudah sadar. Tadi kamu tiba-tiba pingsan. Jadi aku minta sekuriti angkat tubuhmu ke kasur. Biar bisa segera pulih,"
ucap Inna sejenak menghentikan aktifitasnya.

"Ta..tappi!!"
aku masih terbata. Aku terkejut setengah mati.

"Stt..sudah kita nikmati saja. Anggap saja ini DP sebelum mulai tangani kasus. Jadi, santai saja!!"
Inna menenangkanku dan melanjutkan lagi kulumannya.

Aku yang terlanjur merasakan enak, tak mampu lagi berpikir untuk berhenti. Di meja ada rawon, disuruh makan, sikaaat!!.


Sujinnah (Inna)



"Enakk kulumanmu mbak, jago banget,"
ucapku mulai hanyut dalam lautan syahwat.

"Gantian dong. Boleh??"
kerling mata genit Inna.

"Sini."
Jawabku.

Inna segera berdiri dan mengambil tempat di sebelahku. Bertelekan tangan, ia buka pahanya lebar-lebar. Uhh..vagina yang merekah merah. Tanpa bulu, tanpa noda. Putih kulitnya sangat kontrak dengan belahan merah vaginanya.

"Ooooh...iya disitu,"
erang Inna saat mulutku sudah mendarat di serambi vagina-nya.

Kumainkan lidahku menikmati lelehan cairan pelumas. Manis, asem, asin...rame rasanya.

"Iyahh sayang...hmmm, "
Desah Inna tertahan.

Cepat kuberikan stimulus tambahan. Jariku masuk ke liangnya membantu penyerangan. Kumainkan klitoris dengan lidah. Terkadang berganti dengan gesekan jari di klitoris, sedangkan lidahku meronjok masuk.

"Shhhh...gelii!"
vagina Inna yang masih indah seperti ABG terlihat berkedut-kedut tersentak rangsangan.

"Belum pernah di oral memeknya?"
tanyaku melihat respon Inna yang keranjingan di kulum.

"Gaa..suamiku jarang menyentuhku!"

"Iyaah disitu sayang aaahhh,"

Sujinnah a.k.a Inna menjawab berlanjut meracau nikmat. Wajahnya sudah memerah tertekan aliran darah yang semakin deras mengisi kepala.

"Oooh sshh sayangg aahh,"
Inna meraung tinggi, tiga jariku terbenam dalam vaginanya. Dengan posisi jari menghadap keatas, mengorek dinding atas vaginanya, Inna lepas kendali. Mungkin disitulah letak areanya yang paling sensitif.

"Oooerrh...gilaa..enakk ahh,"
Inna berteriak binal merasakan dinding rongga vaginanya dikorek terus menerus. Akupun sudah terangsang hebat melihat seorang wanita cantik dan seksi menggeliat di depanku.

"Aah sayang auhh..aku keluar sayang, aku keluaaarrr!!"
orgasme datang mendera. Tubuh Inna menggelepar kaku. Pinggulnya terangkat tinggi. Aku segera mundur. Cairan squirt seperti banjir bandang menyembur, membasahi sprei serta pahanya sendiri. Sangat banyak seperti air kencing. Aku bengong, terpesona melihat pertama kalinya ada squirt di depan mata.

"Hahh hahh hahh..masukin kontolmu pliss. Ayook,"
Inna memanggilku. Dengan gagah perkasa aku melangkah. Kutarik paha Inna ke tepian kasur. Dalam posisi aku berdiri kukalungkan kedua kaki Inna di leherku dan kuarahkan si pablo ke vagina Inna.

"Oosshh..geede!!"
itulah desahan pertama Inna saat penisku berhasil menyeruak hingga habis dilumat vaginanya.

"Penuhh banget. Goyang sayang ahhh,"
rengek Inna. Kupompa cepat liang wanita tersebut. Minimnya pengalamanku bercinta membuatku langsung masuk di rpm tinggi saat goyangan pertama. Aku baru mengenal hubungan seks setelah bergumul dengan Firsa. Sebentar saja batangku sudah berkedut di liang Inna. Mampus...baru aja ena-ena masa moncrot ihh.

Plopp..

Kutarik penis dari dalam vagina Inna. Wajah Inna nampak kecewa.

"Air..ada air?? haus banget,"
ucapku. Inna langsung mengerti. Tanpa bersuara ia arahkan jarinya ke sudut ruangan. Disana terdapat satu kulkas mini. Berjalan pelan demi mengulur waktu aku dekati kulkas itu. Aku perlu rehat sejenak untuk meredam peju ini biar tidak jadi keluar. Bisa-bisa, hancur kredibilitas Lucky Sikat jika mendadak pelcrot.

Merasa cukup mengatur napas. Aku segera kembali ke tubuh Inna.

Slepp..

Kembali penisku menghentak masuk. Inna terlonjak kaget,
"Aauhh sssh," kugoyang pelan. Aku masih khawatir jika tiba-tiba berkedut lagi.

"Aaahh kamu lemmbut sekali ahh,"
Ternyata Inna menyukai goyanganku yang slow motion. Hahaha...nahan peju kok dibilang lembut. Dasar tante gatel!!.

Merasa aman, kugoyang lebih cepat,
"Oooohh shiitt...makin enakkk!!"
teriak Inna keenakan.

"Aaahh enakk shiiit..fuck me bebs!!"
kaki Inna menjepit erat tengkukku. Meski berat namun tak mampu mengalahkan rasa nikmat kala meronjok liang kewanitaan Inna.

Kudorong memutar pinggul Inna, ia segera tahu dan segera beringsut menunggingkan tubuh. Mau dengan Firsa atau dengan Inna, this is my favorite position!!...olalaaa beybehh.

Pompaanku dalam posisi doggy segera membuat Inna meraung-raung keenakan. Batangku seperti mentok ketika amblas sepenuh ke dalam relungnya.

Tanganku melakukan tarikan berlawanan dengan dorongan pinggul demi menghasilkan sensasi yang lebih menggelora.

"Uhhmm...fuck fuckk,"
teriak Inna terhalang bantal di wajah.

Goyangan semakin ku percepat. Bunyi-bunyian khas pertemuan dua kulit nampak merdu di telinga. Sesekali terdengar suara rongga udara dalam vagina yang menghampa akibat tekanan penisku, mirip seperti kentut. Namun itu semakin menambah naiknya birahi kami berdua.

"Oouhh shiitt..i'm cumming..i'm cummiiiiing!!!"
srett srett...kurasakan semburan hangat pada batang penisku. Aku tak peduli, terus saja kugenjot tiada henti hingga Inna merintih.

"Ampunn..stopp, sebentar..auuwwh ngiluu..ssshhtoop,"
teriaknya.

Aku tak bergemping dan tetap memaju penisku mengikuti lonjakan libido yang sudah menerpa ubun-ubun.

"Berisiikkk..brengseekk. Tunggu sebentar, aku juga mau sampai sshh,"
geramku merasakan ejakulasi hampir menyemburkan benih.

"Aku keluarrr..."
kutarik penisku dari vagina Inna.

Plopp..

Inna cepat berputar posisi dan mengenyot kepala penisku. Cepat kukocok hingga keluarlah cairan putih kental memenuhi mulut Inna. Sejenak ia tersedak, namun segera ia telan habis cairanku.

Kami lemas dan terkulai berdua di atas kasur. Lambat laun kesadarku kembali hadir.

"Asuuu...!!!"
umpatku dalam hati yang telah menuruti bisikan iblis untuk menggauli wanita yang baru saja kukenal, bahkan dia adalah masih sah istri orang. Betapa bodohnya aku. Rasa sesal menyelimuti jiwaku.

Kutoleh Inna disamping. Ia tersenyum lembut. Uhh..hatiku menjadi luluh. Bukan aku mengkhianati cinta Firsa, namun sosok wanita dewasa seperti Inna memang kuperlukan untuk bermanja-manja. Sejak kecil aku haus kasih sayang wanita dewasa. Nek Lastri lebih memenuhi sisi kebutuhan sebagai bapak, bukan peluk kasih seorang ibu. Sejenak mataku berkaca-kaca menatap sosok cantik khas keibuan di sampingku. Ooh tidak...apakah aku mulai menyayangi wanita ini??.

"Kak Lucky...kak,"
Oh bahkan kini ia memanggilku 'kak', bukan 'pak' lagi.

"Aku ingin sampaikan tujuanku mengundangmu kesini,"
ucap Inna menatapku dalam.

"Iy..iyya gimana mbak??"
balasku dengan suara gemetar.

"Aku tahu dari seorang informan, kamu sedang menangani kasusnya Bimo. Aku hanya meminta, tolong jadilah pengawal pribadiku. Hanya menjaga aku kemanapun aku pergi. Selain imbalan uang, kamu bebas menerima imbalan tubuhku. Tapi tolong kamu fokus jaga aku dan tidak usah membantu Bimo lagi!!"
aku tersentak mendengar permintaan Inna. Keningku mengernyit. Ini sangat sulit kucerna, dan sulit pula kuputuskan.

"Aku harus konsisten mbak, ga bisa pergi begitu saja,"
sanggahku.

"Apaaa??? kamu berani menolak aku setelah kamu meniduri aku?!. Kurang ajar."
Inna tiba-tiba naik pitam, wajahnya memerah marah.

"Aku harus profesional,"
lanjutku bersikeras.

"Ok. Aku beri kamu pilihan sekarang. Menerima permintaanku atau aku akan berteriak bahwa kamu telah memperkosa aku??, biar sekalian sekuriti dan tetangga berdatangan, kamu juga akan berhadapan dengan suamiku!"
Inna menyalak ganas. Jantungku berdetak kencang. Berkali-kali ku kutuk diriku yang sudah hanyut dalam bujuk rayu Inna.

"Ehh tunggu dulu. Itu akan sangat mencoreng namaku mbak. Ehmm...oke, baiklah...aku akan berhenti membantu Bimo, tapi maaf untuk saat ini aku belum bisa menjaga kamu. Pikiranku sedang kacau!!"
baru kali ini seorang Lucky Sikat memohon iba. Betapa tercoreng mukaku. Namun akan lebih tercoreng lagi jika semua orang tahu kejadian ini.

"Nah gitu dong sayaaang. Ga papa jagain aku nya tunda dulu nunggu kamu siap. Yang penting kamu bisa fokus dan tidak terganggu pikiran ke Bimo lagi,"
Inna tersenyum menang. Aku tersenyum kecut.

"Yaudah yuk kita bobo dulu sayang. Kamu aman, suamiku belum akan datang hari ini kok..mwuahh,"
kecupat hangat Inna hinggap di bibirku. Aku masih tertegun, terdiam, dan menyesal.


~~~|_~~~



..please check index for new update
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd