Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kabur​


Pagi menjelang. Kakek bersama 4 pekerja wanita di rumah memasuki kamar nenek untuk melakukan proses pembersihan. Mereka menutup rapat pintu kamar. Sementara gue duduk di luar menunggu bersama beberapa orang tua. Raut wajah mereka tegang.

Baru mereka masuk, nenek sudah mulai membuat keributan. "Lepaskan! Lepaskan!" perintah nenek. "DONIIIII!!!!! Tolong nenek DONIIIII!" Dia memanggil-manggil nama gue dengan melengking.
Tak lama gue mulai mendengar kakek dan yang lainnya melafalkan doa-doa.

Nenek berteriak-teriak tak jelas, menyusul cacian, "Panas! Panas! Panaaas!!!!! Stop! Jangan baca, jangan baca! Panas!!! PANAS, TOLOL!".

Bunyi per ranjang berderik-derik santer terdengar dari dalam. "Pegangin tangannya! Pegangin kakinya," teriak mereka silih berganti.

"Hihihihihihihi!" nenek tertawa cekikikan.

Krek! Krek! terdengar suara kain robek beriringan dengan suara teriakan wanita, "Kyaaaaa!"

"Tahan! Tahan dia!" perintah kakek.

Kreeeeekk! lagi-lagi terdengar kain sobek dan suara panik, "KYaaaaaaa!"

Pintu kamar tiba-tiba terbuka dan seorang wanita lari keluar dengan pakaian compang-camping. Ia pergi dengan wajah merah sambil berusaha menutupi tubuhnya dengan kain tersisa..

Gue melihat ke dalam, tiga orang berusaha mengunci tangan dan kaki nenek di atas kasur dengan susah payah.

"Donii!!!! Bantu nenek, cu!" pinta nenek, "Doni! Tolong!"

Kakek melihat gue. Buru-buru ia menutup pintunya kembali.

Terdengar suara per ranjang mengamuk, "Ngek! Ngek! Ngek!"

"Lepasin!!!!!" teriak nenek, "Doni!!! Tolong!!!!"

"Ngek! Ngek! Ngek!"

"Plak!" terdengar suara orang tertampar, entah siapa.

"Kyaa! Sakit! Jangan jambak rambut saya, Nya, kyaaaa!" teriak melengking suara wanita.

"Lepaskan, Aziza, lepaskan!"perintah suara kakek

"Brak!" suara orang menabrak perabotan, tembok bergetar, barang berjatuhan, dan pecah.

"Jubrak!" Pintu kamar lagi-lagi terbuka. Gue kaget nenek berdiri di depan pintu. Rambut dan pakaiannya awut-awutan. Matanya melirik kiri dan kanan, mentatap kami, melotot. Pundaknya naik-turun. Lalu ia lari begitu saja, kabur menghilang.

"Aziza!" teriak kakek memanggil nenek.

Empat orang yang tersisa di dalam kamar itu tampak kelelahan dan putus asa.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd