Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Bercinta Beda Kasta

Status
Please reply by conversation.
Eps 17

Aku terbangun oleh suara alarm di kamar rumahku. Intan mengantarku pulang setelah menghabiskan waktu seharian di apartemen sambil membahas ide bisnis bersama. Aku semakin tertarik setelah bertukar pikiran dengan Intan tentang hal-hal yg bisa dilakukan untuk mengembangkan usaha kami. Aku harus segera meminta izin kepada orangtuaku soal modal usaha.

Aku keluar kamar untuk menuju dapur mencari sarapan. Tiba-tiba di balik dinding dapur muncul kedua orang tuaku, Mba Yuni, Pak Pardi dan Pak Ujang. "Surprise! Selamat ulang tahun~" Mereka menyanyikan lagu selamat ulang tahun dan membawakan kue. Ternyata orangtuaku diam-diam sudah kembali dari liburan di eropa.

Kemudian aku memotong kue untuk orang tuaku dan juga memberikan kue untuk Mba Yuni, Pak Pardi dan Pak Ujang. Mereka lalu kembali ke belakang rumah sedangkan aku dan orang tuaku menikmati kue di ruang keluarga.

Orang tuaku memberikan banyak oleh-oleh dari liburan di eropa. Semuanya barang-barang mahal yang membuatku merasa sangat beruntung. Lalu aku terpikir untuk meminta modal usaha sebagai hadiah ulang tahunku. Dengan sedikit gugup aku menyampaikan ideku kepada ayahku.

"Jadi kamu butuh berapa banyak nad?" Tanyanya. "Hmm.. aku dan Intan kemarin sudah memperhitungkan, kita butuh 500jt di awal yah" ucapku. Ayahku mengerutkan dahinya. Sebagai pengusaha dia pasti sedang melakukan kalkulasi di kepalanya. "Nanti malam akan ayah beritahu jawabannya ya" ucapnya dengan nada serius. Aku tau sebenarnya uang sebesar itu bukan masalah besar untuk ayahku. Tapi dia pasti mempertimbangkan apakah aku sudah mampu mengelola uang sebesar itu.

***

Kami sekeluarga makan siang di rumah dengan masakan enak khas Mba Yuni. Aku yakin orang tuaku sudah kangen makanan rumah seperti ini setelah pulang liburan. Di saat kami makan siang, lagi-lagi aku mendapat kejutan ulang tahun. Kali ini Intan datang kembali membawa kue dan balon. Sepertinya Intan sudah janjian dengan orang tuaku tentang surprise ini. Akhirnya kami semua makan siang bersama di ruang makan rumahku. Aku senang sekali bisa berkumpul di hari ulang tahun ini bersama orang-orang yg kusayang.

Setelah makan siang, aku dan Intan bersantai di kamarku. Kita membicarakan bahwa liburan akan berakhir setelah akhir pekan ini. Minggu depan kelas homeschooling ku sudah mulai kembali. "Tapi jangan sedih nad, gw udah nyiapin hadiah ulang tahun loh buat lo" ucap Intan. Aku lalu mendekat kepadanya dan menanyakan apa hadiahku. "Tapi lo harus ikutin permainan gw dulu" pancing Intan. Aku pun berpikir sejenak, tapi aku percaya dengan Intan dan menyetujui permainannya. "Yaudah sana izin sama orang tua lo, kita nginep di rumah gw malem ini"

Tidak lama dari situ aku dan Intan sudah berada di dalam mobil menuju rumahnya. Intan lalu menepi dan menghentikan mobilnya. "Nad, lo liat itu?" Iya menunjuk ke arah perempatan yg tidak jauh dari mobilnya berhenti. Lalu aku memperhatikan area itu. Yang kulihat adalah gedung ruko, pedagang kaki lima dan beberapa becak yg terpakir. "Eh itu kan?" Ucapku. Intan menangguk. Aku melihat Mang Tisna, pemilik penis kasta bawah yang pertama kali aku cicipi.

"Oke sekarang lo turun, terus lo naik becak Mang Tisna ke rumah gw" ucap Intan. Aku masih menunggu Intan melanjutkan kalimatnya, karena tidak mungkin hanya itu perintahnya. "Tapi, gw bukain pintu rumah gw kalo lo isi kondom ini sama pejunya mang Tisna" Intan memberikanku sebuah kondom yg masih terbungkus rapi. Aku tercengang beberapa detik setelah mendengar perintahnya, lalu aku tertawa bersama Intan. "Gila emang otak mesum lo Tan" ucapku.

"Ini hadiah kecil pertama dari gw" dia mengambil satu kotak kado dari bangku belakang. Setelah kubuka berisikan mini dress dari desainer ternama. "Nah sekarang ganti baju deh lo di bangku belakang". Bukan Intan memang kalo ide mesumnya ga maksimal. Aku pun pindah ke jok belakang dan berganti pakaian. Kaca mobil Intan yg gelap berhasil melindungi tubuh telanjangku dari keramaian di jalan ini.

http://www.imagebam.com/image/0304511362136329][/URL]

Lalu setelah berganti pakaian, Intan meminta dompet dan HP ku untuk diserahkan kepadanya dan aku hanya diperbolehkan turun dengan hanya membawa sebuah kondom di tanganku. Aku pun segera turun dari mobil dan berjalan menghampiri Mang Tisna. Mata laki-laki di area tersebut semuanya tertuju padaku. Jujur saja aku jadi merasa bergairah karena "pameran tubuhku" di keramaian ini.

"Mang, mang Tisna" panggilku ketika sudah dekat dengan becaknya. Mang Tisna tampak terkejut dengan kehadiranku. Aku lalu bicara kepadanya untuk diantar ke rumah Intan. Mang Tisna tampak semangat mengantarku ke rumah Intan. "Emm.. tapi Mang, Nadia ga bawa uang, Nadia cuma punya ini" ucapku perlahan dan diam-diam memberikan kondom itu ke Mang Tisna. Awalnya ia terkejut dengan apa yang dipegangnya saat ini, tapi ia mengerti maksudku.

"Tapi Mang, kita harus udah isi itu sebelum sampe rumah Intan" ucapku lagi. Lalu Mang Tisna tampak berpikir dimana ia bisa melakukannya. Lalu ia tampak mendapat ide "Ah, gampang Non, deket komplek Non Intan ada rumah kosong. Kalo malem suka dipake anak jalanan mabok-mabok, tapi siang gini pasti sepi" ucapnya dengan semangat.

Mang Tisna pun segera menaikanku ke becaknya dan menggowes becaknya dengan cepat menuju rumah kosong itu. Tidak lama kami pun tiba di depan rumah kosong ini. Ilalang tinggi menutupi pandangan ke arah rumah dari jalan. Temboknya penuh coretan gravity. Pintu dan jendela semuanya sudah rusak. Banyak botol-botol minuman keras kosong di sekitar pekarangan. Benar kata Mang Tisna, sepertinya ini tempat mabuk pemuda jalanan di malam hari. Mang Tisna lalu masuk duluan ke dalam rumah memastikan tidak ada siapa-siapa. "Aman, kosong non" ucapnya dengan wajah yg tampak gembira.

Aku pun turun dan menghampiri Mang Tisna. Kami masuk ke ruang tamu. Disitu Mang Tisna langsung memelukku dan menggerayangi tubuhku. "Uh, udah kangen Mamang sama memek Non Nadia" ucapnya sambil mencium leherku. "Ahh.. ehmm.. sama Nadia juga kangen kontol Mang Tisna" aku menggodanya sambil menikmati rangsangan yg diterima tubuhku.

Mang Tisna lalu menurunkan celananya dan tampak penis berukuran besar padahal belum ereksi. Aku pun lalu berlutut di depan penis itu. Kuciumi kepala hingga pangkal penis Mang Tisna. Lalu mulailah akh jilati dan hisap penisya hingga semakin lama semakin keras di dalam mulutku.

Beberapa menit Mang Tisna menggenjot mulutku dengan penis besarnya. Air liurku membasahi seluruh batang penis Mang Tisna. "Non, udah ga sabar nih, cepet nungging" Mang Tisna menangkat tubuku dan dipepetkan ke tembok hingga aku membungkuk. Mang Tisna lalu memplorotkan celana dalamku, hingga vagina yg sudah lembab dari tadi tepat di depan wajahnya.

Lidah kasar Mang Tisna lalu mulai menjilati vaginaku. "Aaaaaahh..." aku tidak kuat menahan desahan nikmat ini. Mang Tisna dengan sangat rakus menjilati vaginaku hingga akhirnya aku orgasme. "Mang..ahhh..Nadia sampe.. aaaahh" 'Crrrtt...crrrttt..crttt' cairan cintaku diseruput oleh Mang Tisna yang membuatku semakin menikmati orgasmeku.

Mang Tisna tidak menunggu lama lagi. Ia menancapkan batang penisnya di vaginaku yg sudah sangat basah ini. 'Plak..plak..plak' hentakan penisnya menggema di rumah kosong ini. Aku baru tersadar kalo Mang Tisna belum menggunakan kondomnya. "Mang.. ahhh..ahhh.." aku mencoba mengingatkannya, tapi kalimatku tidak pernah selesai karena Mang Tisna menggenjot tubuhku dengan tempo yang semakin cepat dan aku tidak mau menghentikan kenikmatan ini.

Sekitar 15 menitan aku di setubuhi oleh Mang Tisna, akhirnya ia mencapai klimaksnya. 'Crrtt..crrt..crrtt' Spermanya menyembur dengan banyak di dalam vaginaku. Dalam posisi berdiri seperti ini, spermanya menetes keluar vaginaku. "Mang..tadi lupa pake kondomnnya" barulah aku sempat mengatakan hal ini kepada Mang Tisna setelah ia berhenti memompa vaginaku.

Mang Tisna menepuk jidatnya. "Wah.. Mamang lupa non, udah lupa segalanya pas udah liat memek Non Nadia" ucap Mang Tisna. "Aaaaah! Mang itu ada orang!" Aku teriak panik karena di depan pintu ruangan ini ada pemuda berdiri sambil mengocok penisnya. Entah berapa lama dia berada disitu dan melihat Mang Tisna menyetubuhiku. Rambut pemuda itu mohawk dengan baju dan celana berbahan jeans yg sudah belel. Terlihat dirinya sudah lama tidak mandi. Tampaknya ia seorang anak jalanan yg suka nongkrong disini saat malam hari.

Pemuda itu tidak berkata apapun sehingga Mang Tisna pun menghampiri pemuda itu dan menanyakan tentang dirinya. Tapi pemuda itu tidak bisa menjawab dengan benar. Omongannya melantur dan tidak nyambung. "Wah, ini mah dia masih mabok Non. Ga bener-bener sadar dia" ucap Mang Tisna saat menghampiriku. Pemuda itu dengan pandangan kosong, dan mulut tercengang masih berdiri dekat pintu memandangku sambil mengocok penisnya. "Non, Mamang punya ide, buat isi kondomnya pake peju pemuda itu aja" seperti Intan, ide Mang Tisna soal selangkangan juga cemerlang.

Aku lihat ukuran penisnya yg juga cukup besar. Paling aku berikan handjob sebentar lalu aku bisa memeras spermanya. Akhirnya aku menghampirinya. Aku melepas tangannya yg mengocok penisnya dan menggantikan dengan tanganku. Aku kocok sebentar lalu aku pasangkan kondom di penisnya. Pemabuk ini hanya mendesah-desah menikmati handjobku.

Tiba-tiba Mang Tisna menghampiriku lagi. Penisnya sudah kembali tegang. "Non, kalo pantatnya udah diperawanin belum?" Tanya Mang Tisna. Ketika aku memberi tahu sudah pernah di anal, Mang Tisna tampak kecewa karena bukan penis dia yg pertama. Tiba-tiba si pemabuk memegang kepalaku, sedikit menjambak rambutku untuk mengarahkan kepalaku ke penisnya.

Aku pun mengikuti permintaannya dan mulai memberikan service oral sex untuk pemabuk ini. 'Slrpp..slrppp..glek..glek' pinggul pemabuk itu bergerak maju mundur menekan penisnya hingga dalam di tenggorokanku. Posisi badanku yang membungkuk, seakan mengundang Mang Tisna untuk mengexplore bagian belakangku. Mang Tisna menjilati kembali vagina hingga lubang pantatku. Setelah cukup basah, Mang Tisna perlahan menekankan kepala penisnya di lubang pantatku. Centimeter demi centimeter penisnya masuk seluruhnya di pantatku.

Kini posisi kami sepeti huruh 'H' dimana aku membungkuk diapit dua laki-laki dan masing-masingnya memompa penisnya di mulut dan pantataku. Aku menghisap penis sang pemabuk hingga pipiku kempot. Dan setelah beberapa menit, pemabuk menekan penisnya dan menahan kepalaku agar tidak terlepas, lalu pemabuk itu orgasme. "Howaaaaah" suaranya mendesah nikmat. Aku lepaskan kondom yg telah penuh terisi sperma sang pemabuk. Pemabuk itu lalu bagaikan kehilangan tenaga lalu duduk di lantai bersandar dengan dinding.

Mang Tisna masih menggenjot pantatku. Tapi kemudian tubuhku bergetar tanda mencapai klimaks lagi. "Aaah.. kontol Mang Tisna enaaaakk.. aaaahh" 'Crttt..crrrtt..crrttt' cairan cintaku menetes ke lantai. "Wahh.. sempit banget ini pantatnya non" ucap Mang Tisna ketika penisnya dijepit di dalam pantatku. "Keluarin lagi Mang di dalem.. aahhh.. terusss" pintaku, sambil menggerakan tubuhku maju mundur menekan penis mang tisna lebih dalam.

http://www.imagebam.com/image/b0f7331362136333][/URL]

Lalu Mang Tisna menghentikan pompaannya. Penisnya menancap dengan dalam. 'Crooot..croot..croot' spermanya memenuhi pantatku. Kami berdua sama-sama terdiam mengumpulkan nafas. Kulihat sang pemabuk sudah tertidur kembali dengan bersandar ke dinding. "Tenang aja non, pas dia bangun lagi juga ga akan inget kejadian barusan, paling dia ngira tadi mimpi" ucap Mang Tisna.

"Mang, aku udah dapet nih pejunya, yuk kita langsung ke rumah Intan" ucapku sambil mengikat kondom bersisi sperma pemabuk itu agar tidak tumpah. Aku pun kembali naik ke becak Mang Tisna dan dia menggowes becaknya menuju rumah Intan.

***

"Mang, mau ikut masuk?" Tanyaku ke Mang Tisna ketika becaknya berhenti di depan rumah Intan. "Wah, pengen banget Non, tapi saya udah ada janji nganterin barang-barang toko non" Mang Tisna tampak sedikit kecewa dia tidak bisa melanjutkan petualangannya bersama aku dan Intan.

Mang Tisna pun lalu pergi meninggalkan aku yg sudah berjalan ke arah pintu rumah. Setelah kutekan bel nya tidak lama Intan membukakan pintunya. Tangannya terbuka seakan menagih 'Tiket' masuk. Aku pun memberikan kondom berisi sperma yg menjadi syaratnya, walaupun dia ga tau kalo itu bukan sperma Mang Tisna. "Haha. Selamat Nad, kamu berhasil permainan pertamaku!" Ucap Intan. "Pertama?" Tanyaku dalam hati. Sebelum aku berpikir lebih lanjut Intan menarik tubuhku untuk masuk ke dalam.

"Main dimana tadi jadinya sama Mang Tisna?" Tanyanya dengan tertawa seakan puas mengerjaiku. Lalu aku bilang saja di rumah kosong dekat komplek dia. "Kasian, pasti kotor ya, yawda sana mandi dulu gih, bersih-bersih". Intan lalu menyuruhku untuk membersihkan tubuhku menggunakan kamar mandi yg berada di kamarnya. Dia mengantarku ke kamarnya dan ke kamar mandinya.

Begitu masuk kamar mandi, aku kaget, karena di dalam sudah ada Pak Kusno yg sudah telanjang bulat. "Pak Kusno, makasih tadi udah bersihin rumahnya ya, ini pak yang terakhir, tolong bersihin ya" ucap Intan ke Pak Kusno dan mengedipkan matanya kepadaku agar aku melanjutkan permainannya. Aku hanya menggelengkan kepala tapi tetap menurut permainannya. "Halo Non Nadia, udah lama nih ga main sama bapak. Hehe" ucap Pak Kusno yg menghampiriku.

Intan lalu memberikan kondom ke tanganku. "Isi lagi ya, nanti baru gw bukain pintunya" ucapnya sambil menutup pintu kamar mandi dan menguncinya dari luar. Pak Kusno lalu melucuti pakaianku sambil bibirnya menciumi wajah, leher, hingga dadaku. Ketika ia membuka celana dalamku, ia bisa melihat sisa sperma Mang Tisna. "Waduh, sisa si Tisna berantakan gini" ucap Pak Kusno. Sepertinya Intan sudah bercerita kalo giliran Pak Kusno setelah Mang Tisna.

Pak Kusno lalu mengajakku ke bawah shower. Lalu ia menyalakan air dan mulai membantuku mandi. Ia menyabuni setiap centi ditubuhku. Penis besarnya yg sudah tegang beberapa kali menepuk paha dan pantatku saat ia menyabuni tubuhku.

Segar kembali rasanya tubuhku setelah mandi seperti ini. Aku pun mulai mengocok perlahan penis Pak Kusno. Jari pak Kusno pun menggosok bibir vaginaku. Wajah Pak kusno medekat ke arah wajahku lalu kami berciuman mesra seperti sepasang suami istri.

Vaginaku mulai basah akibat permainan jari Pak Kusno. Aku pun berlutut, penisnya kini tepat di depan wajahku. "Non, jepit di toketnya ya, gemes bapak liat toket non" ucap Pak Kusno yang langsung aku kabulkan. Aku jepit penisnya di dadaku, tapi kepala penis besarnya aku hisap dan jilati dengan mulutku.

"Aaahh.. ahh.. toketnya aja udah enak gini" ucap Pak Kusno yg menggerakan pinggulnya maju mundur. "Pak Jangan lupa harus ditampung di kondom pejunya" ucapku mengingatkan Pak Kusno yg sudah terlihat sangat bernafsu.

Setelah beberapa menit dimanjakan dengan dadaku, Pak Kusno pun melepas penisnya. Lalu ia memasang kondom di penisnya. "Non, nungging disini" perintah Pak Kusno untuk menungging menghadap cermin di wastafel. Perlahan penis Pak Kusno masuk ke dalam vaginaku. "Aaaaaaahh.." entah kenapa walaupun sudah sering menikmati penis besar milik tukang, setiap kali sebuah penis masuk ke vaginaku, sensasi nikmatnya tidak pernah hilang seperti pertama kali.

http://www.imagebam.com/image/077b1c1362136331][/URL]

Aku dan Pak Kusno saling menggerakan tubuh berlawanan. 'Plak plak plak' "Aaahh.. enak memek Nadia pak.. aaaahh" ucapanku yg semakin mempercepat tempo pak Kusno. Desahan-desahan kami menggema di kamar mandi Intan. "Ahh..Nadia mau keluar.. aaahh" ucapku. "Bareng non.. aaaaarghhh" ucap Pak Kusno.

'Crooott..crooot..croot' kami orgasme bersamaan. Pak Kusno tetap membenamkan penisnya beberapa saat di dalam vaginaku ketika orgasme ku membuat penisnya terasa di pijat-pijat. Lalu Pak Kusno pun melepas penisnya dan memberikan kondom berisikan spermanya. Jumlahnya jauh lebih banyak daripada milik si pemabuk tadi.

"Non, gantian bersihin peju bapak" ucap Pak Kusno sambil menyodorkan penisnya. Aku pun duduk di toilet sambil menjilati penis Pak Kusno hingga bersih kembali. Aku mengetuk pintu kamar mandi. Tidak lama Intan membuka kunci pintu kamar mandinya. Tangannya langsung menagih kondom yg sudah terisi, setelah kuberikan barulah Intan membuka pintu kamar mandinya lebar-lebar. Wajahnya juga kaget melihat sperma Pak Kusno yg banyak tertampung dalam kondom itu.

"Nad, lo boleh istrihat dulu setelah 2 permainan ini, bebas aja di rumah gw, anggap rumah sendiri." Ucap Intan. "Kalo mau ganti baju, itu pake aja yang ada di lemari" lanjutnya sambil menunjuk lemari di kamarnya. Ketika aku buka, isinya hanya daleman dan lingerie. "Ga ada baju biasa Tan?" Tanyaku.

"Yee Nad, permainannya belum beres, itu pilihan baju yg bisa lo pake selama permainan ini. Itu masih baru semua kok, itu hadiah gw buat lo juga Nad." Memang kulihat semua masih ada brand tagnya dan dari brand mahal. Intan lanjut menjelaskan sambil membuka seluruh pakaiannya. Pak Kusno sudah rebahan di ranjang Intan menunggu Intan menghampirinya. Aku pun melihat satu persatu pilihan yang ada di lemari Intan. Akhirnya aku memilih menggunakan lingerie yang menerawang. Setelah aku bercermin, tidak ada bedanya dengan telanjang pikirku. Bagian tubuhku sangat terexpose.

Sementara itu di ranjang, Intan sudah naik ke atas ranjangnya dan mulai memberikan oral sex kepada Pak Kusno. Dan Pak Kusno memberikan oral sex ke vagina Intan. Baru saja ditinggal ganti baju sebentar ,mereka sudah di posisi 69. Akhirnya aku keluar kamar Intan menuju dapur untuk mencari cemilan sambil memikirkan siapa lagi yang akan Intan ajak ke permainan ini.

Bersambung...
Terbaik memang suhu @Nitsugi ini
 
*** Deleted ***

Ada pencurian karya saya di karyakarsa.
Sampai waktu yang tidak ditentukan, karya saya saya hapus disini.

Jika berkenan membantu, silakan report:
https://**************/mlongoh/bercinta-beda-kasta-1-275557
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd