Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Bercinta Beda Kasta

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Episode 11

Pagi itu aku sedang sarapan. Di meja makan sudah ada Lina dan Pak Bahar yang juga sarapan denganku.

"Non, hari ini akan dimulai renovasi di villa ini ya. Mungkin dimulai dari bagian dinding ruangan yg sudah mulai lapuk di makan rayap" Pak Bahar memberitahu kepadaku. "Nanti yg ngerjain si Dodi adiknya Lina. Kebetulan di kampung sini dia suka bantu-bantu bangun rumah." Lanjut pak Bahar.

Aku pun tersedak makananku saat mendengar Dodi yg mengerjakannya. Lina mengambilkan ku minum. "Pelan-pelan non makannya" ucap Lina sambil menyerahkan gelas berisi air putih. "Oh ya non, bapak mau izin 2 hari ini ke kampung istri pertama bapak ya. Kebetulan kalo habis pesta panen tradisinya kumpul bersama keluarga. Tapi Lina akan tetep di Vila ini kok untuk temenin Non Nadia" pak Bahar izin kepadaku yg aku iyakan. "Kalo ada perlu apa-apa kabarin aja non, cuma sejam paling dari kampung bapak kesini" lanjut pak Bahar.

Setelah sarapan aku kembali ke kamar. Di kamar aku chatting dengan Intan untuk menanya kabarnya. "Tumben lo nanya kabar gw, pasti ini lo yg sebenernya mau gw tanya kan? Abis ngapain lo?" Intan tau tujuanku ke dia adalah untuk pamer. Lalu aku menceritakan semuanya dari mulai saat di warung remang sampai saat di gangbang pak Didik ditengah kebun.

"Gila lu ya cepet banget belajarnya. Udah berani di gangbang sendiri lagi. Emang ada bakat lo" Intan terlihat bangga ajarannya kepadaku telah berhasil.

Aku kemudian mendengar suara motor masuk area pekarangan villa ini. Aku intip dari jendela dan kulihat Dodi datang. Tapi ia tidak sendiri. Ia membawa 2 orang temannya untuk membantunya mengerjakan rumah ini. Ketiganya tampak seumuran. Dodi melihatku yg sedang melihatnya dari jendela kamarku. Ketika mata kami saling bertemu aku bisa melihat senyuman penuh arti di wajah Dodi. Entah kenapa birahiku jadi terpancing.

Lalu aku bisa mendengar sayup-sayup pak Bahar memberikan arahan tentang apa saja yg harus mereka selesaikan. Tidak lama setelah itu aku mendengar suara motor pak Bahar pergi dari Villa ini. Sepertinya ia sudah pergi ke kampung istri tuanya.

Aku tidak keluar kamarku sama sekali. Tapi aku bisa mendengar Dodi dan temannya sudah mulai mengerjakan penggantian dinding-dinding kayu yg dimakan rayap. Suara palu dan gergaji mengisi seluruh villa ini membuatku sulit untuk bersantai. Akhirnya aku memutuskan untuk berkeliling kebun. "Mau ditemenin Non?" Tanya Lina kepadaku. "Ga usah Lin gapapa aku udah cukup apal kok dari jalur yg kemarin nonton acara sampai pulangnya lewatin sungai kemarin kan" ucapku meyakinkan Lina kalo aku sudah menghafal area perkebunan ini.

Saat aku hendak keluar Villa aku bisa melihat Dodi dan teman-temannya yg sedang membawa kayu saling bisik-bisik. Aku tahu mereka pasti membicarakanku. "Pergi dulu Dod" ucapku sambil melambaikan tangan ke Dodi. "Eh.. iya non. Hati-hati" Dodi seperti kaget ketika aku sapa.

http://www.imagebam.com/image/3f46611348115393][/URL]

Aku berkeliling kebun ini dan situasinya berbanding terbalik dengan kondisi kemarin yg ramai karena pesta panen. Aku sudah berjalan 15 menit dan tidak melihat orang satupun. Sepertinya mereka semua berkumpul bersama keluarga dan pulang kampung seperti kata pak Bahar. Hari makin siang dan cuaca makin terik. Aku lalu berjalan kembali ke arah pulang melalui sungai yg kemarin aku mampir bersama Lina.

Di dekat sungai banyak pohon besar sehingga suasannya menjadi sangat adem. Aku duduk di bawah suatu pohon sambil memandangi aliran sungai. Suasana sejuk dan tidak ada orang yg lewat membuatku menjadi mengantuk. Untuk menghilangkan kantukku, aku terpikir untuk berenang di sungai ini lagi seperti kemarin. Aku lihat kiri kanan dan benar-benar aku belum pernah papasan dengan siapapu sejak keluar Vila. Aku nekat saja bertelanjang dipinggir sungai dan mulai memasukan tubuhku ke dalam sungai.

'Byur!' Ahh segarnya air dari pegunungan seperti ini. Masih jernih dan dingin. Pengalaman seperti ini pasti tidak banyak dirasakan oleh orang kota. Padahal ini sangat enak sekali untuk relaksasi. Hanya ada suara gemericik air dan daun-daun pohon yg tertiup angin.

Lalu tiba-tiba aku seperti merasa ada yg memperhatikan aku. Aku coba arahkan pandanganku kesana tapi tidak ada siapa-siapa. Lalu aku merasa pandangan itu pindah ke balik batu, aku ikuti kesana dan lagi-lagi tidak kulihat siapapun. Aku jadi parno sendiri. Lalu aku memutuskan untuk kembali ke Vila. Aku ambil pakaianku dan mulai berjalan ke arah Vila.

30 menit berjalan kaki aku heran kenapa belum sampai. Padahal kemarin Lina menyusulku dari sugai tidak selama ini. Lalu ketika aku berbelok, aku malah bertemu sungai tempat aku berendam tadi. Sial, aku sepertinya salah jalan dan tersasar dan malah kembali ke tempat awal. Aku pun kembali mengulang perjalananku kali ini lebih teliti. Dan tidak lama aku kembali dibuat heran karena kembali lagi ke pinggir sungai yang sama tadi. Saat itu aku mulai panik. Aku coba berlari ke arah villa. Dan tiba-tiba posisi aku kembali di pinggir sungai yg sama.

Aku tidak tahu apa yg terjadi. Kenapa aku selalu kembali ke tempat yg sama. Pohon, bebatuan dan sungai yg persis ketika aku tadi berendam di sungai. Aku mulai ketakutan.

"Nadia" tiba-tiba aku dikejutkan dengan seseorang memanggil namaku dari arah belakang. Tiba-tiba ada seorang kakek-kakek entah darimana muncul dibelakangku. "Eh.. kakek siapa? Tau nama saya darimana?" Keberadaannya bukan menenangkanku tapi justru semakin membuatku takut.

"Aku Mbah Semar, aku yg menjaga perkebunan ini. Tadi kamu melakukan yg seharusnya tidak kamu lakukan di sungai" ucap Mbah Semar. Aku jadi ingat kemarin Lina melarangku ketika hendang mandi bertelanjang di sungai ini dan memberikan aku kain. Mungkin maksudnya itu. "Makhluk penjaga sungai ini telah melihat tubuh kamu dan dia tertarik dengan kamu, makanya kamu tidak bisa keluar dan dibuat berputar-putar untuk kembali ke sungai ini" lanjut Mbah Semar. Akhirnya aku mengerti kenapa itu terjadi.

Aku pun meminta tolong Mbah Semar untuk bisa mengembalikan aku ke Villa. "Sayangnya kita tidak bisa kembali sebelum makhluk itu mendapatkan apa yang ia mau" ucap Mbah Semar. Akupun bertanya apa yang diinginkan makhluk itu dan Mbah Semar mengatakan makhluk itu telah melihat tubuh polosku dan ingin menyetubuhiku.

"Apa mbah? Aku harus bersetubuh dengan makhluk ghaib?" Aku terkejut mendengar hal itu. "Tidak perlu Nadia, makhluk itu akan menggunakan badan Mbah untuk menuntaskan keperluannya" lanjut Mbah Semar. Aku pun sudah pasrah karena daritadi sudah mencoba pulang ke Villa dan selalu berakhir ke tempat yg sama, aku hanya ingin ini segera selesai. "Baik mbah" aku pun menuruti perkataannya.

"Ayo kita kesana" Lalu Mbah Semar menunjuk sebuah rumah kayu. Aku pun kaget melihat bangunan itu padahal aku yakin dari kemarin hingga tadi tidak ada bangunan apapun di dekat sungai ini. Rumah terbuat dari kayu dan terlihat sudah tua. Aroma bunga-bunga tercium sejak aku masuk ke dalamnya.

Aku dan Mbah Semar kini berdiri di tengah ruangan yg kosong. Tiba-tiba mbah Semar terdiam. Nafasnya menggebu. Tangannya mengepal. Aku sebenernya takut dengan apa yg kulihat. Lalu tidak lama Mbah Semar kembali tenang seperti sebelumnya. Apakah ia sudah "dimasuki" oleh makhluk penunggu sungai itu?

Lalu ia perlahan mendekatiku. Tanpa bicara lagi Mbah Semar langsung menciumiku. Tangannya bergeriliya meraba dada pantatku. "Ahh..ehhm" aku hanya mendesah menerima rangsangan Mbah Semar. Tanganya dengan lihai mulai menelanjangiku. Kini aku bertelanjang di hadapan kakek-kakek di sebuah rumah kayu tua. Entah kenapa situasi ini membuatku jadi bergairah.

Masih dalam keadaan berdiri kini dadaku di remas dan dijilati oleh Mbah Semar. Aku bisa merasakan pentil dadaku mengeras saat lidah dan tangan Pak Semar bergantian memainkan putingku. Aku yg sudah semakin horny pun menggerakan tanganku ke arah selangkangan Mbah Semar. Aku cukup terkejut dengan perawakan Mbah Semar yg sudah tua dan bungkuk ini tapi aku tau yg kugenggam saat ini ukurannya besar sekali.

Aku pun mengocok penisnya yg masih tertutup kain. Tangan mbah Semar lalu menekan tubuhku untuk aku berlutut dihadapannya. Lalu setelah aku berlutut Mbah Semar mengeluarkan penisnya. Entah kenapa penisnya bukan bau keringat tapi seperti bau dupa dan bunga-bunga kuburan. Biarpun begitu dari ukurannya aku tau miliknya akan bisa memberikan kepuasan kepadaku.

Tanpa diperintah aku mulai menjilati kepala penisnya. Tangan kananku ikut mengurut batangnya. 'Slrpp..sllrpp' suara jilatan lidahku mengisi seluruh ruangan ini. Tidak ada bagian penisnya yg luput dari lidahku, penisnya benar-benar licin berlumur ludahku.

Lalu tubuhku dibuatnya berdiri kembali lalu ia memutar tubuhku. Mbah Semar lalu mengarahkan penisnya ke liang vaginaku. 'Bles' aku bisa merasakan penisnya menembus vaginaku. Mba Semar lalu menarik kedua tanganku kebelakang. Dengan posisi berdiri ini Mbah Semar mulai memompa penisnya di vaginaku.

'Plak..plak..plak' suara kulit paha kami saling bertubrukan setiap pompaan penis Mba Semar. "Ahh.. mbah... pelan mbah.." aku meminta Mbah Semar sedikit menurunkan temponya agar aku bisa terbiasa dengan ukurannya. Tapi Mbah Semar tidak memperdulikannya. Dan benar saja tidak sampai 5 menit aku mencapai orgasmeku. "Ahh.. Nadia sampe mbah.." tubuhku bergetar menikmati klimaksku.

Mbah Semar lalu membalikan tubuhku. Lalu ia mengangkatku dan menggendong tubuhku. Disini aku yakin ini pasti bukan Mbah Semar melainkan makhluk itu menggunakan tubuh Mbah Semar. Karena tidak mungkin tubuh yg renta itu mampu menggendongku seperti ini.

Kini tanganku memeluk lehernya, kakiku melingkar hingga ke punggungnya. Penis Mbah Semar menekan masuk ke dalam vaginaku. Lalu ia kembali memompa vaginaku dalam keadaan menggendongku. "Aaahh..aaaah" kursakan penisnya hingga ujung rahimku.

Dalam posisi ini aku bisa melihat walaupun tubuh Mbah Semar aktif menyetubuhiku. Pandangannya kosong seakan ia tidak ada disini. Tapi gairah sexku mengalahkan ketakutanku saat ini. Aku hanya ingin terus dipuaskan oleh penis besar ini.

"Mbah.. Nadia sampe lagi.. aaahh" aku kembali mencapai orgasmesku. Entah kenapa aku tidak merasa kelelahan sama sekali seperti biasanya. Bahkan aku tidak berkeringat padahal ruangan ini tidak berAC dan aku dan Mbah Semar bersetubuh dengan hebatnya.

http://www.imagebam.com/image/56a7151348115391][/URL]

Persetubuhan ini terus berlangsung entah berapa lama. Aku disetubuhi dengan berbagai posisi oleh Mbah Semar dan entah berapa kali pula aku orgasme. Dan tiap orgasme hanya membuatku ingin lagi dan lagi.


'Plak plak plak' kali ini posisiku sedang menunging di lantai kayu dan Mbah Semar menyetubuhiku dengan doggy style. Lalu aku mendengar Mbah Semar mengejan. Tanganya meremas pantatku. Penisnya ia tusuk dalam-dalam. 'Crooott..crooot.croot' Mbah Semar klimaks dan spermanya benar-benar banyak membanjiri vaginaku hingga banyak yg menetes ke pahaku. Bahkan ketika ia melepas penisnya masih ada sisa semburan spermanya dipunggungku. Barulah setelah itu aku bisa merasakan lelah yg amat sangat hingga membuat aku tertidur.

******

'Cip... cip...cip' aku mendengar suara burung. 'Pluk' sebuah ranting kecil jatuh di atas kepalaku. Aku membuka mataku dan aku melihat sekeliling. Ternyata aku kini sedang bersender di pohon di sebelah sungai. Tidak kulihat ada Mbah Semar disekelilingku. Tidak ada rumah kayu tua di dekat sini.

Apakah persetubuhan tadi nyata? Atau itu hanya mimpiku saat aku tidak sengaja tertidur di bawah pohon pinggir sungai ini?

Kulihat jam tanganku pun ternyata aku tertidur paling lama 30 menit. Padahal jika diingat-ingat kejadian dengan Mbah Semar dan saat aku mencoba pulang ke Vila, seharusnya saat ini sudah sangat sore dan matahari akan tenggelam.

Aku yg kebingungan pun ingin segera pulang ke Vila meninggalkan tempat ini. Dan benar saja, tidak sampai 15 menit aku sudah sampai di Villa ku kembali. Jadi seharusnya aku tidak akan nyasar seperti di kejadian tadi.

Saat aku masuk ke dalam Vila aku mendengar Dodi dan Lina sedang bicara.
"Gapapa teh, Dodi bisa jagain Non Nadia kok. Teteh temuin aja si Aa. Mumpung pak Bahar lagi istri pertamanya dan si Aa lagi pulang berlayar" ucap Dodi meyakinkan Lina. Dari obrolan itu aku bisa memahami bahwa Lina ada hubungan dengan laki-laki lain selain pak Bahar.

Aku pun membuat sedikit suara gaduh agar Lina dan Dodi tau aku telah kembali. "Non Nadia udah pulang? Sebentar non Lina bikinin minum" ucap Lina langsung kembali ke dapur. "Kemana aja Non?" Tanya Dodi. Kujawab hanya berkeliling kebun. "Untung ga kehujanan lagi ya" lanjut Dodi dengan senyum penuh arti. Lalu ia berjalan untuk meninggalkanku menuju ke tempat temannya yg sedang bekerja mengganti dinding di ruangan sebelah. Tapi sebelum Dodi keluar ruangan ini dia sempat meremas dadaku dengan tangan kananya. Aku hanya terkejut dengan perlakuan Dodi, aku tidak bisa membalasnya, karena tidak lama Lina kembali membawakan air minum dingin.

"Non, Lina mau izin nemenin orang tua saya, perlu dibantu untuk kegiatan sehari-hari. Dodi gabisa nemenin karena kerjaan disini. Dan Dodi jadi bisa selesain kerjaannya lebih cepet kalo ga perlu bolak-balik" Lina izin kepadaku dan aku tahu saat nguping obrolanya dengan Dodi kalo Lina bukan pergi kerumah orang tuanya tapi bertemu seseorang yg dipanggilnya Aa ini.

Aku pura-pura tidak tahu dan mengizinkannya. "Nanti Lina pulang setelah masakin makan malem ya non." Ucap Lina sebelum aku kembali ke kamarku di lantai atas.

Di kamar saat aku kembali sendiri, aku kembali berpikir yg terjadi dengan Mbah Semar apakah benar atau hanya mimpi. Aku masih belum yakin sepenuhnya karena aku masih bisa merasakan rasanya penis Mbah Semar di vaginaku dan hangatnya semburan spermanya di tubuhku. Aku tau kalo itu mimpi pasti rasanya tidak akan senyata ini.

Aku lalu menelanjangi tubuhku di depan kaca kamarku untuk melihat apakah ada bekas-bekas di tubuhku yg menunjukan bukti kalo itu benar terjadi. Tapi hasilnya nihil.

Aku pun cerita kisahku itu ke Intan. "Nad, lo kalo ngentot sama laki-laki beda kasta gapapa tanya gw, tapi gw ga ngerti kalo sama yg beda alam. Hahaha" respon Intan ketika aku tanya pendapatnya soal pengalamanku itu.

========

Bersambung Page 58

Wah siap siap disikat sama dodi cs inimah
 
Updatenya gokil di luar ekspektasi.
kirain bakal main sama warga desa yg lain ato Dodi.
Ternyata main sama Mbah Semar Gaib Mode On. Tapi itu jg masih blm jelas beneran main apa Nadia mimpi basah aja. hahaha. :D
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd