Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Bercinta Beda Kasta

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
oh ya suhu @Nitsugi, mungkin boleh dibanyakin detail2 seperti komentar si pejantan ke body si Nadia karena sebagai orang beda kasta tentu jarang liat "barang mewah" seperti Nadia. Lalu boleh ditambah detail foreplay nya seperti mimik susu, 69 & jilmek. hehe. thanks hu
 
Episode 3

Setelah mencoba bercinta dengan laki-laki yang berbeda kasta seperti rekomendasi Intan, aku menyadari bercinta dengan anak-anak sebaya keturunan orang kaya gada apa-apanya. Ketika bercinta dengan para tukang, mereka tidak egois yg mencari kepuasan sendiri, mereka berupaya untuk bisa memuaskanku. Kepuasankulah tujuan mereka, benar-benar berbeda ketika bercinta dengan anak orang kaya yg mengejar klimaksnya sendiri.

Sekarang Intan tidak mau mengenalkan pejantannya lagi kepadaku. Katanya aku harus usaha sendiri. Sial, ternyata masa Free Trial nya sudah habis. Aku masih belum ada keberanian untuk menggoda para tukang seperti yg Intan bilang. Apalagi melakukannya di rumah sendiri. Orang tuaku mungkin tidak ada masalah denganku melakukan sex dengan teman sebaya, tapi apakah mereka terima jika anaknya bersetubuh dengan tukang yg usianya seumuran mereka?

Di rumahku memang ada satpam dan pembantu pria yg suka bantu-bantu di rumah untuk menjadi pejantanku. Tapi aku tidak mau jika terjadi hal-hal yg tidak diinginkan di rumahku sendiri. Aku belum selihai Intan dan belum siap dengan konsekuensi yg belum aku ketahui.

Dua minggu setelah kejadian di rumah Intan. Aku mulai susah fokus. Rasa horniku tidak hilang walaupun sudah bermasturbasi. Aku tau tubuhku hanya mau dipuaskan dengan penis laki-laki, dan lebih tepatnya penis tukang. Setiap aku nyetir di jalan, aku melihat banyak tukang, dari penjual gerobak, tukang gali, tukang proyek, pengamen di sekelilingku yg membuat pikiranku tidak bisa lepas dari rasa penasaran disetubuhi oleh mereka.

Suatu malam aku sangat horni dan butuh penis laki-laki. Kuputuskan mungkin saatnya beranikan diri mencari pejantanku di luar sana. Lalu aku ambil kunci mobilku untuk pergi keluar mencari kesempatanku. Aku mencoba keluar menggunakan tangtop tanpa bra, tapi aku tutupi lagi dengan jaket. Aku mendatangi tempat dimana peluangku paling tinggi mendapatkan penis tukang. Aku arahkan mobilku menuju terminal bus.

Walaupun aku tampil biasa saja tanpa pakaian yg terbuka karena jaketku menutupi tubuhku, namun kehadiranku di terminal malam itu cukup menarik perhatian. Para kernet menanyakan kemana tujuanku yg kujawab hanya ingin menjemput seseorang.

Akhirnya aku duduk di kursi terminal melihat keadaan di sekitar. Aku masih belum tau apa yg akan kulakukan disini. Aku tidak tahu harus mendapatkan apa disini. Aku melihat banyak laki-laki disini yang kuyakin tidak akan menolak tubuhku. Tapi benar kata Intan, kalo tidak aku yang memulai mereka tidak akan datang begitu saja. Mereka hanya sebatas memandangku dari kejauhan. Keadaan terminal mulai cukup sepi karena beberapa bus malam sudah mulai berangkat dan aku masih belum berani untuk menentukan incaranku.

Karena terlalu gugup pada percobaan pertama ini, aku memutuskan untuk pulang saja. Saat baru saja berdiri, aku dihampiri bapak-bapak. "Mba boleh minta bantuannya, uang bapak habis untuk pulang ke kampung." Seorang bapak-bapak sekitar 50 tahunan mencoba meminta tolong kepadaku. Lalu aku mengajaknya bercerita. Namanya Pak Guntur. Ia ke kota ini mencari anaknya. Sudah 3 hari dia berkeliling bermodalkan alamat yang diberikan anaknya 3 tahun lalu tapi tidak ketemu. Uangnya habis dan dia sekarang tidak bisa beli tiket bus.

Akhirnya aku mengantar dia ke loket tiket untuk membelikan tiket bus, ternyata sesampainya di loket, bus terakhir malam itu sudah berangkat. Si bapak harus menunggu bus malam esok harinya. Aku pun tidak tega meninggalkan dia di terminal sendirian.

"Pak Guntur, ikut sama saya aja dulu. Nanti besok saya antar lagi ke terminal." Awalnya pak Guntur menolak, tapi aku sedikit memaksanya untuk ikut denganku. Akhirnya pak Guntur ikut ke parkiran untuk naik mobil denganku. Aku senang berhasil membawa Pak Guntur, sepertinya malam ini keberuntunganku pada percobaan pertama.

"Mah, hari ini Nadia pulang ke apartemen ya" Aku mengabari ibuku kalo aku tidak pulang ke rumah tapi ke apartemen kami di tengah kota dengan alasan terlalu jauh pulang ke rumah dari ketemu teman. Aku coba menggoda Pak Guntur dengan membuka jaketku ketika nyetir. Aku sadar putingku nyeplak di tangtopku dan Pak Guntur pun tau. Ia mungkin mengira aku tidak memperhatikannya dari sudut mataku kalo ia terus memandangi dadaku di perjalanan.



Dari obrolan di jalan aku tau Pak Guntur adalah seorang petani dan peternak di kampungnya. Dia selalu melakukan kerja kasar setiap hari. Aku bisa melihat dari urat-urat di lengannya dan kulitnya yg hitam terbakar matahari. Aku membayangkan staminanya akan kuat jika menyetubuhiku nanti. Vaginaku mulai lembab sebelum sampai ke apartemen.

Di perjalanan ia bercerita 15 tahun lalu ketika bertani dan ternaknya seang sukses-suksesnya ia sampai memiliki 2 istri. Ia bilang istri pertamanya tidak bisa ngimbangin kemauan si bapak dan akhirnya memperbolehkan si bapak nikah dengan gadis muda di kampungnya. "Ya waktu nikah sama istri kedua, istri muda saya seumuran mba-nya sekarang lah kira-kira" cerita si bapak. Tapi aku sudah berfantasi ketika si bapak bilang istri pertamsnya tidak mampu mengimbangin permainannya.

"Pas sedang sukses, saya terlalu ngerasa di atas mba, saya ngerasa bisa dapetin semua, akhirnya saya salah langkah dan ditipu rekan bisnisnya, dan harus lepas hampir semua harta saya mba" Pak Guntur lanjut bercerita. Saat itu istri mudanya pergi meninggalkan dia karena sudah tidak kaya. Istri tua tetap menemani hingga akhirnya meninggal 2 tahun lalu. "Tadinya saya mau ikut anak saya di kota ini, kerja apa saja saya mau lakuin" ucap si Bapak.

"Hmm, kalo gitu besok coba aku temenin cari alamatnya anak bapak ya" Aku mencoba membantunya. Akhirnya kami tiba di apartemenku. Aku masuk dan menunjukkan kamarku. "Kamarnya cuma satu pak, gapapa kan?" Pertanyaanku yg seakan terbalik justru aku yg minta izin kepadanya untuk sekamar.

"Disitu kamar mandinya pak, handuknya nanti aku ambilkan di lemari. Tapi aku gada baju laki-laki, paling adanya sarung aja pak" pak Guntur tidak banyak bicara, sepertinya ia tidak percaya ada wanita muda cantik yang ingin membantunya di kota ini. Tapi dia belum mengetahui apa yg kuinginkan dari dia. Hihi.

Pak Guntur lalu masuk ke kamar mandi. 5 menit di dalam aku tidak mendengar air mengalir. "Pak Guntur bisa nyalain airnya?" Tanyaku. "Ehm, anu mba, bapak ga ngerti ini air pancuranya ga keluar air" Pak Guntur mengaku tidak bisa menyalakan air showernya. Aku membuka pintu kamar mandi yg tidak dikunci olehnya. "Maaf pak, biar Nadia bantu ya" aku masuk ke kamar mandi. Disitu pak Guntur sudah berdiri telanjang bulat dengan penis masih belum tegang tapi sudah terlihat besar. Aku menelah ludahku. Pak Guntur tau apa yang kulihat dan ia tau aku tertarik dengan penis miliknya. Senyum kecil terlihat di wajahnya.

'Currrrr....' air shower berhasil kunyalakan. Alhasil aku yg ada disitu menghindari terkena air dan memundurkan tubuhku menabrak Pak Guntur. Kini penis pak Guntur tepat menyentuh pantatku yg masih tertutup celana. Pak Guntur menangkapku agar tidak jatuh tapi tangannya memeluk dadaku dari belakang. Kami sama-sama terdiam seperti menunggu siapa yg memulai.

Perlahan tanganku ke arah belakang mencoba menggenggam penis pak Guntur. Pak Guntur merubah pelukan menjadi remasan di dadaku. Wajahku kuarahkan kebelakang dan pak Guntur memajukan bibirnya untuk berciuman denganku. "Ehmm..cup..emmhh" hanya suara lenguhan dari kami berdua tanpa kata-kata kami terbawa godaan birahi kami berdua.

Air terus membasahi tubuh kami berdua yang sedang saling raba. Penis Pak Guntur perlahan terus membesar di genggamanku. Aku bisa melihat penis hitam besar berurat yg kontras dengan tangan putih mungilku. Pak Guntur memainkan lidahnya di leherku dan jarinya terus memainkan pentil dadaku mempercepat diriku merasa melayang dimainkan seperti ini.

Pak Guntur lalu mulai menelanjangiku hingga aku dan dirinya telanjang bersama di kamar mandi. Penis besarnya kukocok dengan kedua tanganku. Pak Guntur melenguh keenakan penisnya dimanjakan oleh wanita muda yang cantik. Aku lalu berlutut di depan penisnya dan membuka mulutku. Lidahku bermain-main di kepala penisnya. Pak Guntur menjambak rambutku tidak tahan dengan permainan lidahku di penisnya.

Perlahan penis itu masuk ke mulutku centi demi centi. Aku hampir tersedak oleh penisnya yg panjang. Vaginaku sudah sangat basah membayangkan rasanya penis ini jika manyodok-nyodok ke vaginaku.

Pak Guntur memaju mundurkan pinggulnya, ia sudah tidak segan lagi menyetubuhi mulut wanita muda yang sedang membantunya dari kesusahan. Aku bisa merasakan ujung kepala penisnya di tenggorokanku yg kadang membuatku kesulitan bernafas. Air liurku sudah membasahi seluruh batang penis Pak Guntur.

Pak Guntur lalu menariku berdiri lalu memutar tubuhku agar menungging di depannya. Inilah saat yg kunanti. Pak Guntur mengarahkan penisnya ke vaginaku dan 'bless' penis besarnya masuk ke vaginaku. Aku sedikit mengigit bibir bawahku ketika merasakan penisnya tidak berhenti masuk walaupun sudah berada di ujung rahimku.



"Aaaaaaaaaahh.." aku tidak bisa menahan lenguhan nikmat penis pak Guntur. Perlahan tapi pasti gerakan penis pak Guntur maju mundur menyodok vaginaku. Aku bisa merasakan dinding vaginaku tergesek keluar masuk mengikuti irama kocokan pak Guntur. Hal itu membuatku cepat sampai ke orgasmeku. Creett..creeet..creet.. pinggulku bergetar dan Pak Guntur pasti merasakan cairan cintaku di dalam sana.

"Wah Mba Nadia ga bilang-bilang ke bapak nih kalo udah mau keluar" ucap pak Guntur. Bagaimana mau bilang, otaku tidak berfungsi normal dan mulutku hanya bisa melenguh merasakan nikmat di setiap sodokannya.

Pak Guntur terus melanjutkan doggy stylenya kepadaku hingga 10 menit berikutnya. Pak Guntur pandai memainkan ritme kocokannya hingga lagi-lagi aku sudah sampai di klimaks keduaku. "Enak banget pak...ehm.. Nadia suka.." pujiku terhadap permainan Pak Guntur.

Sebuah situasi yg jarang terjadi melihat wanita muda kaya yang disetubuhi lelaki tua di apartemen miliknya. Dan kini sang wanita seakan menghamba untuk terus disetubuhi sang pria tua tersebut.

Kini pak Guntur duduk di kloset dan aku yang naik ke atas penis tegaknya. Giliran Aku yg mengatur tempoku di atas penisnya. Tapi tetap saja tidak sampe 10 menit aku sudah sampai di orgasme ketigaku. Penis yang luar biasa membuatku sulit berpikir lurus ketika sedang menungganginya.

Tubuhku sudah sangat lemas 3x orgasme dalam 30 menit bersetubuh di kamar mandi. Pak Guntur dengan tenaganya menggendongku hingga dibaringkannya di ranjang apartemenku. Kali ini pak Guntur mengambil posisi misionaris. Kakiku dikangkangkan ke kiri dan kanan. Penis pak Guntur langsung merangsek ke vaginaku dan dipompa dengan kecepatan tinggi. Aku menahan jeritan dengan mulutku takut mengganggu tetangga apartemenku.

"Ppaaaak.. Ahh..pelan-pala...aaanhh.. aahh" aku meminta Pak Guntur untuk menurunkan ritme ya tapi tidak digubris. Akhirnya lagi-lagi aku yang kembali klimaks. Pinggulku mengejang hebat, aku seperti kehilangan setengah kesadaranku diperlakukan seperti ini.

Aku sudah tidak ingat apa lagi yang terjadi malam itu setelah orgasme keempatku. Yang aku ingat aku terbangun tengah malam dengan merasakan sperma mengering di dada dan bibir vaginaku. Kulihat pak Guntur masih telanjang tidur disampingku. Dengan bekas sperma sebanyak ini kuyakin Pak Guntur tidak orgasme sekali menggunakan tubuhku. Aku masih merasa terlalu lelah untuk membersihkan tubuhku lalu aku lanjutkan tidurku.


Pagi hari aku bangun lebih dulu daripada Pak Guntur. Wajahnya tampak damai. Mungkin jarang-jarang dia bisa tidur diranjang seempuk ini. Dan lebih jarang lagi bisa tidur setelah menyetubuhi wanita mudah cantik yg baru ia kenalnya. Aku berjalan menuju kamar mandi, membuka kabinet lalu menelan pil pencegah hamil. Aku tidak sabar bercerita ke Intan tentang kejadian ini. Aku nyalakan air di bathtub dan mengambil handphoneku, aku masuk ke bathtub untuk berendam dan mulai mengetik pesan ke Intan menceritakan hal yang sudah kualami.

"Sampe pingsan? Gila! Penasaran gw sama kontol Pak Guntur. Ajakin gw please.." balas chat dari Intan. Pintu kamar mandi tiba-tiba terbuka. Pak Guntur berada di pintu masih telanjang membuat darahku berdesir melihat penis perkasanya lagi. Pak Guntur lalu menghampiriku yang sedang berendam di bathtub. "Mba Nadia, bapak minta maaf ya udah kurang ajar dengan mba. Harusnya bapak ga melakukan hal itu semalem, padahal niat Mba Nadia bantuin bapak." Ucap pak Guntur dengan nada menyesal.

"Ehh.. emm.. gapapa pak.. Nadia ga nyesel kok udah bantuin bapak. Malah sebenernya bapak juga bantuin Nadia melampiaskan kebutuhan Nadia." Jawabku mencoba tersenyum agar Pak Guntur tidak merasa bersalah. Pak Guntur tampak tidak percaya dengan yang baru saja ia dengar. "Aku ngerti kenapa istri pertama bapak ngebolehin bapak kawin lagi, ternyata emang permainan bapak terlalu kuat sih, sampe saya ga inget sisa malem kemarin" lanjutku malu-malu.

"Sini pak lanjutin yg semalem, Nadia janji ga akan pingsan lagi" aku menarik tangan Pak Guntur untuk masuk ke bathtub. Pagi itu kami kembali bercinta bagai pasangan suami istri yg baru menikah. Kami melakukan di bathub hingga aku orgasme sekali. Lalu kami kembali pindah ke ranjang. Pak Guntur menggenjotku dengan berbagai posisi di ranjang itu. Entah berapa kali aku klimaks hingga terasa sprei ku sangat basah. Lalu terakhir pindah ke sofa yang diakhir dengan pak Guntur menyemprotkan spermanya di mulut dan wajahku.

Setelah itu kami mandi dan merapikan diri masing-masing. Tidak lupa aku merapikan seisi apartemen ini agar orang tuaku tidak curiga dengan yg terjadi malam ini. Aku kemudian meminta alamat anak Pak Guntur. Pak Guntur lalu memberikan secarik kertas. "Percuma mba, saya sudah kesana nanya RT RW gada yang tau. Kayanya anak saya cuma ngontrak sebentar di lokasi itu. Abis itu pindah alamat." Ucap pak Guntur yg sudah tidak berharap banyak. Lalu ketika aku membalik kertas itu, ternyata alamat itu ditulis di sebuah kertas notes sebuah perusahaan.

Kami lalu pergi menuju alamat perusahaan tersebut. Sesampainya disana disambut oleh satpam. Kemudian pak Guntur menanyakan apakah anaknya bekerja di perusahaan tersebut. Dan kebetulan satpam itu kenal nama anak pak Guntur. Lalu ia menyuruh kita menunggu. Tidak lama seorang pemuda datang menghampiri kami. Pak Guntur tidak bisa menutupi kebahagiannya. Ia memeluk anaknya dan meneteskan air mata.

Ternyata anaknya kerja sebagai office boy di kantor ini. Ia malu belum berani ke kampung karena merasa belum sukses. Pak Guntur dan anaknya mengucapkan terima kasih berkali kali kepadaku karena membantu mempertemukan mereka.

Aku lalu pamit dengan meninggalkan sejumlah uang untuk pak Guntur dan memberikan nomer telepon jika membutuhkan bantuan di kota ini.

=======

Bersambung Page 15 atau Hari Sabtu, yg mana duluan.
Mantap.... Lancrotken
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd