Part 2
Setelah kejadian itu pak Sano sudah mulai sering datng ketempat kami dengan berbgai banyak alsan, suamiku paun ikut senang karna selain dia bisa membantu suamiku, pmbawanya pun membuat bengkel makin ramai, anehnya pak Sano hanya mengajak aku berbecira disaat sumiku keluar mncari barang atau ketikah pergi beribadah kebetulan suamiku adalah laki-laki yang taat, anehnya lagi aku mlah senang jika dia melakukan itu karna setiap dia mnajak aku berbicara aku merasa terhibur dari caranya yang selalu membuat lelucon, aku yang dulunya risih jika dia sering datng sekarng malah menghrapkn dia sering datang, karna kesibukan suamiku ketika siang dan kalo malam cepat tidur membuat rumah tanggaku terasa hampa tetapi aku memakluminya karna diliaht dari pekerjaannya memng membuat terasa letih sehingga ingin cepat-cepat tidur, dalam berhubungan badan pun yang dulunya begitu sering sekarng jadi jarang, untung-untung jika dalam seminggu kami melakukannya sekali, itupun jika kami melakukannya tdak ada pemansa-pemansan seperti dulu yang begitu romantis, aku gak tau memang laki-laki seperti itu ya? hanya diawlnya saja yang mengebu-gebu ketika suda sering melakukannya timbul rasa bosan,itulah yang aku lihat dari tingkah suamiku selam kami disin, padahal aku termasuk wanita yang memiliki tingkat nafsu yang tinggi akibat dari cara suamiku mengajarkan aku tentang hubungan sex saat awal kami menikah.
Disaat perbincangan itu ketika suamiku pergi solat ashar langganan pun suda tidak ada aku menanyakan ke pak Sano kenapa tidak meminta pekerjaan saja kepada suamiku,
Aku : pak kenpa tidak meminta aja kesuamiku agar bapak kerja aja disini?
Pak Sano : aku sebenarnya Masi terikat pekerjaan di bengkel lain buk, maknya aku sering kesini agar aku dipecat di tempatku yang sekarng.
Aku : kok malah ingin di pecat pak.
Pak Sano : agar aku bisa kerja disini.
Aku : bapak uda memliki kerjaan kenpa Masi mau kerja disini?
Pak Sano : awalnya saya tidak ingin berhenti kerja di tempatku karna aku suda lama kerja disana gajinyapun lumayan tetapi saat pertemuan kita yang pertama aku bagaikan melihat bidadari yang berada di bumi.
Begitulah cara pak Sano jika bebicara denganku selalu dibumbui dengan gombalan dan lelucon hingga kadang aku dibuatnya salah tingkah kadang juga membuat aku tetpingkal-pingkal tertawa sebelumnya aku tidak pernah akrab dengan seorng laki-laki tetpai setelah pak sanong datng dalam kehidupan kami aku merasa bgitu mudah untuk cepat akrab dengan sesorng, mungkin itulah yang dikatakan orang-orang diluar sana " Laki-laki humoris akan mengalahkan sitampan dan sikaya' apalagi suamiku jarang sekali untuk memujika seingatku dia memujiku disaat kami melakukan malam pertama padahal pujian itu sangat disukai wanita termasuk aku tetapi pujian itu keanapa datang dari laki-laki asing yang jauh dari kata tampan, aku sangat terharu saat dia mngatakn ingin bekerja disini gara-gara melihat aku yang sepeti bidadari wajahku langsung merona merah dipuji sepeti itu, anehnya lagi setiap perbincangan dengan pak Sano aku selalu merahasiakannya ke suamiku, lagian sumikupun tidak pernah bertnya, meliaht cara aku merespon pembincaraan pak Sano akhirnya dia membulatkan untuk berhenti bekrja di tempatnya dian menwarkn diri ke suamiku agar bisa bekerja dsini.
Saat sumiku pulang dari solat ashar pak Sano lngsung berbicar kesuamiku.
Firman : eehh pak Sano belum pulang ( dengan tatpn yang agak ane karna meliaht kami yang sedang berbicara sambil tertawa,spngethuan suamiku aku adalah wanita yang tertup)
Pak Sano : belum pak, gini pak ap boleh aku kerja disini?
Firaman : loh knepa ingin kerja dsini,aku kira bapa kerja di bengkel itu( salah satu bengkel yang besar di kotaku) sayang Lo pak bakat seperti itu cuman kerja di bengkel kecil sepeti ini.
Pak Sano: disna suda banyak montir jadi kita saling menghrap jika ada pelnggan datng kadng teman-teman kurang sportif yang mudah dia ambil yg susah aku yang ambil dissaat gajian malah bayarnya sama semua aku kadng jengkel pak, klo disini saya liat sprtinya bengkel baru aku juga liat bapak sangat ahli dalam segala mesin jadi mau namba-namba ilmu lagi pak tentang mesin.
Firman : yaudah kalo gitu serius ya mau kerja disini jangan kalo uda bosan mau kluar lagi, tapi disini saya belum bisa nentuin gaji, bawa mau di bayar berapa karna klo diliat-liat skil bapak lumayan juga,
Pak Sano : masalah gaji tersera bapak aja yang penting ada buat aku untuk makan, rokok, dan pembeli bensin,( sambil melihat ke arahku dengan tatpn tajamnya)
Firman : bapak belum berkeluarga?
Pak Sano : suda pak tapi istriku suda mninggal aku mempunyai satu anak yang ada di kampung tapi dia suda berkeluarga,
Firman : maaf pak aku gak tau, yaudah kalo memng bapak mau kerja n digaji seadnya bapak suda bisa mualai masuk besok gak perlu lagi mau di tes-tes karna saya suda tau bapak hebat dalam msalh mesin,
Pak Sano : maksai banyak pak atas kesempatanya saya akan berusaha membuat bengkel bapak mnjadi maju dan akan membuat semua pelnggan mnjadi puas ( lagi-lagi sambil melirik aku.
Begitulah selintas pembicaraan suamiku dengan pak Sano, terasa ada sesuatu yang dia sembunyikan didalm hatinya sehingga dia rela keluar dari tempat kerja yang bagus dan ingin bekrja di bengkel kecil seperti ini, suamiku pun tidak menaruh rasa curiga sedikitpun karna peringai pak Sano yang sopan dan suka bercanda, bahkan suamiku pun di gombalnya.
Malam harinya ketika aku dan suamiku suda bersiap- siap untuk tidur aku mnanyakn tentang pak Sano ke suamiku.
Aku : seriu pak ingingin mempekerjakan pak Sano diakn orang asing beri dikenal bebrapa Minggu, aneh juga knpa aku mnanyakn itu kesuamiku padahal aku sndri yang mnyuru pak Sano untuk kerja disini,
Firman : gak apa-apa mah aku liat pak Sano itu orngnya baik dan yang lebih bagusnya lagi dia kuat keahlnya lumayan dan yang lebih bagusnya lagi dia mau dibayar berapapun, aku heran dengan pak Sano ke bisa bgitu ya,
Aku : baguslah pah klo begitu mungkin dia memng orang baik karna dia melihat bengkel kita Masi baru,
Aku sedikit tersnjung atas apa yang dilakukan pak Sano dia rela bekerja disini dan digaji seadanya hanya untuk bisa melihat aku setiap hari, diam-diam aku tersenyum sendiri di samping suamiku yang suda tertidur, tetapi pikiran ku Masi hanya sebatas pengagum sja, pak Sano mengumiku dan aku ramah ke padanya, seahingga keramahnku yang kuburikan padanya malah menjadi buah simalakama yang mnimpa diriku,
Bersambung