Dewi mendesah dan mengerang, tangannya mencengkram erat rambut suaminya, wajahnya menengadah ke atas.
Kerap kali jilatan nakal lidah Udin menyapu kelentit Dewi yang sudah mengeras dilanda birahi.
Dan akhirnya.....
Tubuh Dewi kejang kejang, mulutnya meracau, dan menyemburlan air kencing memenuhi mulut Udin.
Beberapa saat kemudian dengan nafas yang masih terengah engah, Dewi beringsut untuk melepaskan ikatan tangan suaminya.
Udin lalu bangun Dan menuangkan air kencing di mulutnya ke gelas bekas kopi yang tadi terguling.
Dewi merangkak mendekati suaminya. Diraihnya gelas tersebut, lalu disodorkan ke mulut suaminya.
Tanpa ada kata yang terucap, Udin langsung meminumnya.
Dewi tersenyum bahagia dan mengecup bibir suaminya.
Dewi yang masih telanjang bulat digoreng dadakan limaratusan, rupanya ingin segera melanjutkan permainan.
Dengan posisi nungging tangannya menepuk nepuk pantanya sendiri.
Entah sudah hafal dengan kode istrinya atau hanya sekedar inisiatif, Udin segera merangkak mendekati istrinya, diciumi pantat istrinya.
Dewi membuka bongkahan pantat dengan kedua tangannya.
Lagi lagi Udin dengan cekatan dan Trengginas menelusupkan hidungnya diantara bongkahan pantat yang menganga. Udin mengendus endus sambil menjilat dengan lahap.
Dewi kembali ke mode getar. Tubuhnya berguncang dengan nafas yang tersengal-sengal.
Saat lidah Udin meliuk liuk di lobang pantatnya, Dewi langsung berubah dari mode getar ke mode dering. Mulutnya meracau dengan sumpah serapah serta makian kasar.
" buruan anjing!!!. masukin" ( perintah Dewi dengan tegas)
Tanpa berani interupsi ataupun mengajukan banding, Udin langsung menghujamkan kontol hitam berurat yang bentuknya seperti rem becak.
Sangat mudah kontol Udin menerobos masuk memek Dewi yang sudah longgar.
"Woi.. stop. Siapa yang nyuruh masukin ke memek?" Ujar Dewi dengan intonasi ala chef Juna.
"Lah emang masukin kemana?" ( tanya Udin dengan wajah memelas)
"Nih kesini" ( jawab Dewi sambil menunjuk lobang imut yang selalu cemberut alias anus)
Udin segera mencabut kontolnya dari memek longgar istri tercinta.
Berbekal sedikit cairan vagina yang menempel di kontol. Udin berupaya untuk memasukan kontolnya ke bool sang istri.
Setelah berusaha dengan sungguh-sungguh akhirnya Udin berhasil membenamkan rem becak ke bool Dewi.
Udin mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur. Tangan Udin meremas remas pantat Dewi.
Udin merasakan kenikmatan sampai di ubun ubun.
Biasanya dia menikmati memek Dewi yang longgar, namun sekarang menikmati anal sex sungguh luar biasa. Sempit seperti perawan dan cengkeraman yang pakem seperti Brembo.
Dewi menikmati anal sambil mainin itil.
Dewi merasakan kenikmatan ganda campuran.
Sodokan kasar dilobang pantat dan gesekan lembut pada klitoris menciptakan sensasi yang sangat nikmat.
Setelah keduanya mengarungi samudra kenikmatan yang cukup lama.
Akhirnya mereka mencapai puncak keindahan hidup.
Dewi dan Udin mendesah sangat keras.
lalu keduanya memuntahkan Lahar hangat disertai kedutan disetiap ruas tubuh.
Tubuh mereka menggelepar dilambungkan kenikmatan yang tidak bisa diwakili oleh aksara dan kosakata.
Lalu keduanya tertidur sambil berpelukan tanpa sehelai benangpun.
Sebelum menjadi istrinya Udin .Dewi adalah gadis kampung berusia 18 tahun yang datang ke ibukota untuk membantu pamannya jualan warteg.
Kalau ada pesanan makanan dan kopi dari kuli bangunan di lokasi proyek. Dewi lah yang mengantarkan.
Disitulah dia bertemu dengan Udin dan kawan kawannya.
Di lokasi proyek itulah cerita tentang Dewi yang berkubang lendir dimulai.
Ditempat itulah part 3 akan dimulai.