Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT As Elegant As Aurora [TAMAT]

Status
Please reply by conversation.
Part 10

Senar terakhir ini akhirnya sudah tepat bernada E. Lampu di layar tuner yang terpasang di headstock gitar merahku itu kini padam. Aku memasang kabel jack yang sudah terhubung dengan ampli ke gitar ini. Mataku menyusur pandang kearah meja-meja di café ini, hampir semua meja telah terisi. Kulihat Hary dan beberapa teman jurusanku ada disana. Diantara mereka, aku bisa melihat Cindy tersenyum hangat padaku di satu meja. Aku selalu suka saat rambutnya dikucir. Ponytail. Dia lalu memberiku dua jempol, aku tahu itu artinya memberi semangat. Ah, senyumanmu itu saja sudah cukup, sayang. Ehehehe.

Beberapa hari yang lalu aku mendapat tawaran mengisi sebagai performer di sebuah café baru yang berada tak jauh dari kontrakanku. Yah, kesempatan tidak datang dua kali kan? Dengan mantap aku mengiyakan tawaran dari temanku itu.

Lagu demi lagu aku bawakan. Lega rasanya para pengunjung café ini juga turut bernyanyi di beberapa lagu. 2 jam berlalu, aku sampai pada lagu terakhir. Sang aurora kembali tersenyum bahagia saat aku berkata akan menyanyikan lagu yang telah aku tulis, As Elegant As Aurora. Hangatnya senyum itu sampai di panggung ini. Dengan berbalut hangatnya senyumannya, lagu ini mulai aku nyanyikan.

***​

Tulisan ‘Open’ kini berganti dengan ‘Closed’. Pelanggan café satu per satu mulai meninggalkan tempat ini setelah selesai membayar di kasir, termasuk teman-temanku yang pamit duluan. Pegawai-pegawai café mulai bersih-bersih, bersiap untuk menutup tempat ini dan beristirahat untuk esok hari. Beberapa laki-laki mulai membereskan piring dan gelas kotor yang masih ada di meja, si kasir mulai menghitung keuntungan hari ini.

Begitupun kami berdua. Setelah menghabiskan pesanan kami, meja ini kami tinggalkan. Cindy lebih dahulu menuju sepeda motorku sedangkan aku masih berbincang dengan Tama, orang yang menawariku mengisi di café ini.

Thanks ya Dim. Terbaik emang lu.”

“Halah, biasa aja, Tam. Hehe.”

“Minggu depan lagi ya. Sekalian bayarannya.”

“Oh, siap!”

“Sip sip. Dah tuh buru, cewek lu udah nungguin.”

“Hahaha. Yaudah deh, duluan ya Tam.”

“Ati-ati lu.”

Kedua tangan kami saling berjabat. Tama menepuk-nepuk bahuku sebelum aku membalik badan dan berjalan menuju pintu keluar. Dari dinding kaca itu, aku bisa melihat Cindy yang sudah duduk di jok belakang motorku sambil memainkan smartphonenya.

BUG...

Karena tidak fokus kedepan, aku menabrak seseorang. Lebih tepatnya, seorang gadis. Untung bahu kami hanya bersenggolan. Baju yang dikenakannya menandakan dia adalah salah satu pegawai café ini. Sepertinya dia baru saja selesai mengelap meja di dekat pintu ini, dan dia sama tidak fokusnya denganku.

“Eh, mbak, maaf...”

Aku menoleh kearah gadis berambut panjang itu.

“Enggak apa-apa mas, hehe...” Dia tersenyum kemudian berlalu.

Ya Tuhan...

Walau hanya sekilas. Senyum itu sangat indah. Ada tahi lalat di sebelah kanan bawah bibir tipisnya yang menggoda. Parasnya ayu, khas Jawa Tengah.

“Woe, udah punya Cindy juga!”

Aku menggeleng cepat lalu bergegas keluar.

***​

“Gimana Nan? Lu mau berapa anak?”

“Tiga cukup sih.”

“Dikit amat? Yakin nih enggak mau nambah?”

Eitss... bentar, jangan mikir yang aneh-aneh dulu ya. Sekarang gue baru ada di salah satu ruangan meeting di salah satu tempat makan . Barengan sama temen-temen gue di organisasi jurusan. Malam ini ada rapat buat plotting mahasiswa baru yang udah daftar buat masuk organisasi jurusan. Gue jelasin dikit dulu kali ya? jadi di organisasi jurusan ini ada lima departemen, tiap-tiap departemen dipimpin sama satu orang yang dinamain Kepala Departemen. Kebetulan gue jadi Kepala Departemen yang fokusnya ke arah sosial dan kemasyarakatan. Ya, harusnya lu udah tau gue siapa sih, hehe.

“Bentar-bentar, kita ada berapa anak sih yang daftar?” tanya gue ke Leon, ketua organisasi jurusan ini.

“Nih nih udah selesai aku tulis. Ada 30 anak.” Jelas Devi, si sekretaris sekaligus bendahara.

Nama tiga anak yang memang udah gue perhatiin potensinya langsung gue tarik ke departemen gue. Begitu juga dengan kepala-kepala departemen yang lain mulai narik-narikin nama-nama yang udah mereka incar.

Pada akhirnya, ada tiga nama anak yang masih belum dapet departemen. Kata si Tia, Kepala Departemen yang ngurus seleksi dan wawancara masuk organisasi ini, mereka kurang capable sama departemen yang mereka pilih.

“Nan, si Cindy Hapsari ini cocok nih buat departemen lu,” Kata Dion, Kepala Departemen minat dan bakat. “Gue yang wawancarain sama ngawasin kelompoknya. Dari wawancara sih gue rasa emang dia suka sama kegiatan-kegiatan sosial gitu. Pas di kelompok pun dia aktif kok, kerjanya juga oke.” Lanjutnya.

“Kenapa enggak lu terima di departemen lu? Dia kan milih disana.”

“Udah pas nih departemen gue. Udah keisi semua. Mereka lebih capable daripada dia. Gimana? Terima enggak?”

Gue terdiam sejenak. Mikirin struktur dan porsi buat di departemen nantinya. Hmm... gue pikir, enggak apa-apa juga sih. Gue juga udah tau dia dikit semenjak dia daftar LKMPD.

“Oke deh, gue ambil Cindy.”

Rapat pun dilanjutkan. Hampir 2 jam kami membahas berbagai hal terkait persiapan organisasi jurusan ini kedepannya. Gue iseng ngecek smartphone, pop up dari beberapa chat LINE muncul di layarnya. Gue scroll dan baca cepat isi pesan-pesan dari grup LINE itu. Gue berhenti di satu pesan, dari Dimas.

“Gue main nih ntar, dateng ya ke Pong Café jam 8. Hehe, gue tunggu.”

Gue tersenyum tipis. Gue lupa kalau Dimas tampil hari ini. Ah, rapat juga belom selesai, udah jam sepuluh juga. Pesan balasan gue kirim cepat.

“Goodluck.”

***​

Aku meletakkan softcase berisi gitar itu di kamar. Cindy masih membereskan barang-barangnya yang ada di meja depan. Beberapa jam sebelum ke café tadi, dia datang kesini memintaku agar membantunya untuk mengerjakan tugas kuliah. Ya, dengan senang hati aku bantu. Apasih yang enggak buat sayangku? Hehe.

“Udah beres semua?”

“Udah.”

Totebag warna putih dengan gambar Hello Kitty di tengahnya itu ia jinjing. Aku berjalan mendahuluinya.

“Emm... Kak...”

“Iya?” Aku membalik badan.

Dia mendekat. Menatapku dalam lalu memejamkan matanya. Nafas hangatnya semakin bisa kurasakan di wajahku. Bibir tipisnya dan bibirku saling melumat satu sama lain.

“Yakin enggak mau aku temenin sampai kos?” tanyaku setelah melepas ciuman itu.

“Enggak usah. Kakak istirahat aja... pasti capek kan seharian ini, hehe...”

“Hati-hati ya...”

Aku mengusap ubun-ubunnya. Rambutnya jadi agak berantakan.

“Duuhh... jadi berantakan kan.”

Dia langsung merapikan rambutnya yang berantakan itu.

“Ehehe, maaf...” Aku terkekeh melihat tingkahnya itu.

Cup...

Satu kecupan hangat di dahinya jadi salam perpisahan untuk hari ini. Senyuman manisnya itu ia berikan padaku sebelum dia menaiki sepeda motor matic yang ia pinjam dari teman kosnya itu.

“Ngabarin ya kalau udah sampai.”

Dia mengangguk.

Aku melambaikan tangan padanya saat ia menarik gasnya. Setelah memastikan punggung itu mulai menjauh dan menghilang dari pandangan, gerbang ini aku kunci lalu aku masuk ke kontrakan untuk beristirahat.

Aku merebahkan tubuhku, menghela nafas panjang. Hari yang cukup melelahkan. Smartphone yang masih dicharge itu aku raih. Fotoku dan Cindy saat wawancara LKMPD waktu itu menjadi wallpaper disana. Aku tersenyum, aku tidak menyangka pada akhirnya karena wawancara itu kami bisa bertemu. Hingga sekarang kami pacaran, sudah ada berbagai kejadian yang kami lalui.

Dia benar-benar menjadi Aurora untukku. Cindy membuatku bersyukur bisa mendapatkan perempuan baik seperti dia. Aku merasa sudah menjadi laki-laki paling beruntung di dunia ini.

Drrtt Drrtt

Sebuah pesan masuk. Dari Cindy.

“Aku udah sampe kosan. Hehe, good night.”

Aku tersenyum. Lega rasanya dia sudah sampai.

“Syukur deh. Good night, jangan lupa berdoa ya. Aurora.” Aku meletakkan smartphone itu ke tempat semula. Kedua mata ini perlahan terpejam.

Setelah ini, aku yakin. Pasti, akan lebih banyak lagi hal yang akan kami lalui. Ini hanya sebuah awal, untuk sebuah kisah yang baru...


The End
 
Wah, udah tamat
Tapi kayaknya bakal ada season 2 nya ini, hehehe
Selamat atas tamatnya dan ditunggu season 2 nya (kalo ada):jempol::jempol:
 
Wah, udah tamat
Tapi kayaknya bakal ada season 2 nya ini, hehehe
Selamat atas tamatnya dan ditunggu season 2 nya (kalo ada):jempol::jempol:

Wa terimakasih suhuu. :ampun: Hehe, ditunggu juga kelanjutan" Finding Oshi nya. Hehe, untuk Season 2 bakal ada kok
 
Wa terimakasih suhuu. Hehe, ditunggu juga kelanjutan" Finding Oshi nya. Hehe, untuk Season 2 bakal ada kok

Tunggu aja, hu
Harus segera di update sih, sebelum Shani diapa-apain di thread sebelah
Kalo gitu season 2 nya ditunggu

Dan,.... di update selanjutnya, 'saingannya' Shani bakal muncul
#SpoilerColongan
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd