Arrgh Mama Gitu deh....
Part 3
POV RIANI
Beberapa hari ku jalani, kesibukan ku sebagai Staff Admin, Sekertaris, Resepsionis, serta merangkap beberapa pekerjaan lain dari beberapa Department. Membuat kestabilan kesehatan ku menjadi kurang stabil, namun dari semua itu. Keberadaan sosok Dodo, benar benar membuat ku bersemangat melalui beberapa tugas kerja sehari hari.
Meski terkadang hanya sekedar saling menyapa, sungguh ku tersanjung dengan caranya memperlakukan ku.
Sengaja ku rahasiakan dari Agnes kalau aku saat ini satu tempat kerja dengan Dodo, Karna selain tak ingin proses pendekatan ini ia ganggu. Tentu aku kalah bersaing dengannya. Entah mengapa, diam diam mendambakan pria tampan berIstri tersebut.
Sampai suatu hari ........
"Ri!!! Kamu sehatkan hari ini??"
"Wajah kamu kq keliatan pucet??" Tanya Dodo, saat pagi bertemu dengan ku diLobby Kantor.
"Sehat kq pak, aku keliatan pucet mungkin Karna ga biasa pake make up...."
"Oh, kirain..... Abis keliatannya hampir tiap hari kecuali libur kamu sibuk banget neng......"
"Hmm, namanya juga kerjaan pak..... Ntar kalau ga selsai saya ga diGaji......" Ucap ku sembari bersenda gurau dengannya.
"O ia Ri, kenalin.... Ini Mayang Istri saya......." Pagi cerah itu mendadak membuat hatiku terasa kelabu, namun dengan senyum manis Mayang yang teduh membuat ku mengembangkan senyum ku keArahnya.
"Mayang......"
"Riani......."
Setelah berkenalan, serta mengobrol berdua. Kami pun mengobrol berdua, tak terasa kami semakin akrab. Walaupun baru sekitar 1 jam lebih Mayang istri Dodo bersama ku, kami berdua larut dalam percakapan dan Senda gurau. Terlebih lagi Mayang masih ingat perilaku ku dan Agnes saat diRestaurant.
Bahkan, tak segan Mayang yang mengeyam pendidikan lebih tinggi dari ku. Membantu beberapa pekerjaan ku dilayar Komputer.
Rupanya Mayang istri Dodo tengah hamil, namun diUsia muda kehamilan Mayang. Ia agak sensitif dan sangat mudah tak nyaman ditempat baru, saat mengobrol dengan ku. Entah mengapa Mayang megungkapkan merasa nyaman, bahkan dengan cekatan ia membantu mengetik serta merapihkan beberapa file laporan dimeja Komputer.
Beberapa kali Dodo suaminya menanyakan Istrinya yang cantik jelita yang asyik bersama dengan ku lewat sambungan Telfon kantor.
Saat itu juga, Mayang mengungkapkan bahwa dirinya merasa nyaman dan menikmati menjadi Resepsionis dadakan bersama ku.
"Duh, Bu Mayang..... Saya pasti betah bersihin Lobby kalau ibu Nongkrong disini sama Neng Riri....." Ucap Cecep salah satu petugas Cleaning Service.
"Kalau bisa tiap hari Bu hehehehe......."
"Duh ceep, bisa aja....."
"Tapi, seru sih emang bareng Riani.... Berasa punya Adik cewek hihihi......"
"Naah gitu dong Bu, selain happy dan ga pusing massa ngidam kita juga kenyang ya neng tiap hari ditraktir ngemil....."
"Ada Pizza Domino, ada Burger, ada KFC..... Sampe Awug juga Ibu Borong....." Ucap Cecep yang sambil bekerja turut menemani ngemil bersama ibu hamil yang tengah ngidam.
"Bener tuh Bu, pokoknya.... Ada mau nyicip cemilan buat Dede bayi, ibu Pesen aja sama saya Bu....."
"SOLEH!!!! OB terbaik sepanjang massa hehehehe......"
"Makasi ya, mang Sholeh..... Kang Cecep, berkat kalian juga saya jadi bisa lebih nyaman, lebih rame....."
"Kalau dirumah apalagi ga ada Mama sama suami, saya suka uring uringan. Kalau kata orang Sunda mah ririwit..... Hihihi......." Ucap Mayang, istri Dodo yang sepertinya belum bisa adaptasi dengan Massa Ngidam.
Tak lama kemudian, hadir pula lah sosok Wanita Cantik Dewasa penuh Kharismatik. Jujur saja, kehadirannya hampir sama dengan kehadiran Ibu ku. Malah bedanya, ia sangat luwes dalam bergaul dan sangat perhatian.
Beberapa Tamu dan Karyawan hampir tak berkedip dengan keberadaan Mayang dan Tante Astrid.
"Mayang sayang, sambil usap usap perut..... Tanya Dede ya, mau jajan apalagi....."
"Mama sekarang disini, bakal izin sama atasan Dodo kalau kamu mau main atau nyaman nongkrong disini....." Ucap Tante Astrid kepada menantunya.
"Ia ma pasti, ada Mama sama Riani..... Mayang jadi betah ma liat suasana lain selain dirumah....." Ucap Mayang kepada sang mertua yang begitu perhatian setelah menyelesaikan aktifitas langsung meluangkan waktu menemaninya.
"Riani, Tante perhatiin kayaknya kamu pucet sayang....." Ucap Tante Astrid, sembari telapak tangan mulusnya meraba kening ku.
"Ah itu anu Tante......." Tanpa menghiraukan ucapan ku, dengan lembut tangannya meraba kening dan Pipi ku.
"Ya Tuhan, bener kamu demam lho....." Ucapnya saat merasakan suhu tubuh ku yang tak biasa.
"Ma, sayang..... Ga apa apakan aku tinggal diAtas diRuangan ku....."
"Atau kita mau makan siang diluar......" Seraya Dodo datang dan memburu tangan Mamanya yang meraba area kening dan wajah ku untuk ia Salami.
"Dodo sayang, coba deh pegang Riani......" Setelah Tante Astrid membiarkan tangannya disalami Dodo, beliau arahkan tangan putranya keWajah ku.
"Astaga neng, benerkan..... Kamu pucet demam....." Ucap Dodo sembari memegang kening dengan telapak tangannya.
Entah mengapa, aku sangat menikmati moment kehangatan keluarga kecil mereka diHadaoan Istri sahnya sendiri. Setelah sekian banyak teman dan kolega ku menjadikan ku adik bungsu, baru kali ini aku merasakan benar benar diperhatikan oleh keluarga tanpa ikatan darah.
Terlebih lagi semua terjadi diKantor tempat ku sehari hari bekerja.....
"Ayang, gimana kalau kamu beliin obat buat Riri sekarang...." Ucap Mayang yang terlihat mengkhawatirkan ku, setelah ia tadi terpengaruh kata kata ku yang tak biasa bermake up.
"Ya udah deh, bentar ya..... Paracetamol cocokkan??" Tanya Dodo yang diam diam aku memujanya.
"Eh, itu.... Ia bisa pak....."
"Oke, sekalian aku beli makanan buat makan siang...... Ayang mau makan apa??" Tanya Dodo kepada Mayang, yang membuat ku iri.
"Apa aja deh Yaang, tapi setengah porsi aja, soalnya dari tadi aku ngemil....."
"Mama....??"
"Maaa......??" Tanya Dodo dengan seksama memicingkan mata, melihat Ibunda tercintanya senyum sendiri melihat layar ponsel.
"Bu......." Ucap ku lirih Karna dekat dengan beliau sambil menyentuh pahanya pelan.
"Eh, ia Riani sayang ada apa......" Seperti kaget dan panik sambil langsung menjauhkan ponselnya saat ku panggil disertai sentuhan lembut.
"Liat apa si ma??"
"Ampe senyum senyum sendiri sambil liatin HP....."
"Ini lho Dodo sayang, ada penawaran sama pesenan Ayam Bakar...."
"Ayam Bakar??" Ucap Dodo sembari menatap semakin tajam kepada Mamanya Tante Astrid seperti marah.
"Eh, oh iya Ayam Bakar...... Tapi ada Tongseng kambing juga kq......" Ucap Tante Astrid terbata, lalu merapatkan ponselnya kepada ku.
Sepertinya Tante Astrid tak ingin Putranya Dodo tau, kalau ada panggilan masuk diponselnya yang ia rapatkan kepada ku. Dari layar ponsel sempat ku lirik sepintas, nama seseorang yang menghubunginya bernama PAIJO diLayar ponselnya.
Sepeninggal Dodo, kembali aku memperhatikan layar Komputer dan sesekali mengobrol dengan Mayang.
Lebih dari itu, saat Mayang pergi keLavatory yang berada diUjung lobby kantor, tiba tiba Tante Astrid kembali meraih ponselnya yang rupanya ia setting mode getar untuk menerima panggilan dan pesan masuk diPonselnya.
"Ish kamu ya Jo .... Nekat banget Sii......." Sembari mengedipkan mata kearah ku dan mengangkat telunjuknya tepat ditengah tengah antara bibirnya seperti memberi aku kode tak bersuara.
Namun tak lama kemudian, kedua mata Tante Astrid membesar sambil segera beranjak menjauh dari meja. Setelah melihat seseorang dari belakang ku, rupanya ia kaget dan takut Mayang sang menantu tau ia menerima telfon dari orang itu.
Terlihat, meski telah menjauh Tante Astrid seperti tegang namun sesekali tertawa tanpa suara saat mengobrol lewat sambungan telfon.
"Ri....." Ucap Mayang lirih setelah duduk dikursi sebelah ku.
"Tadi mamah Nerima telfon dari siapa......??"
"Pelan pelan aja ya Ri, bisik bisik..... Biar mama ga curiga aku nanya sama kamu......" Ucapnya lirih hampir tak terlihat menggerakkan bibirnya.
"Ia kak...." Ucap ku lirih sembari tak menggerakkan bibir ku.
"Tadi Tante Astrid Nerima telfon namanya Jo kak....." Kata ku apa adanya, seketika ku lihat Wajah Cantik putih mulus layaknya Tokoh Anime Hinata menganga membuka bibirnya.
Setelah menghela nafas cukup dalam, kak Mayang tersenyum keArah ku lalu menulis sesuatu diBuku diatas kertas bagian belakang.
"THANK'S YA RIANI...... MAKE SURE IT'S BE OUR SECRET....." aku cukup terkejut membacanya.
Sesaat ku tatap wajah kak Mayang, ia tersenyum manis namun dibalik senyumnya yang manis ada aura mengintimidasi ku agar ini jadi rahasia antara aku dan dia saja.
Lebih aneh lagi, saat usai makan siang bersama dan pulang bersama. Tiba tiba Tante Astrid, mengajak ku pulang bersama dirinya.
Hampir sama dengan Kak Mayang, kali ini Tante Astrid menanyakan kepada ku, apakah kak Mayang menanyakan siapa yang menelponnya tadi dengan cara yang lembut.
Tentu agar mencari aman, aku segera menggelengkan kepala ku. Karna ku pikir terlebih dahulu membuat janji dengan Mayang. Lalu tiba tiba........
"Riani sayang, inget pesen Tante ya......."
"Kamu ini gadis yang lugu, pekerja keras, dan cerdas......"
"Jarang jarang lho ada karyawan masih muda dan cekatan mau mengerjakan banyak pekerjaan kantor seperti kamu nak......"
"Jadi pesan Tante sama kamu, kamu jangan diet ya....."
"Sekali lagi Tante Makasii banget hari ini udah bantu anak Tante Dodo lebih tenang, terlebih lagi Menantu Tante nyaman....."
"Maklum masih massa ngidam....."
"Ia Tante sama sama......" Lalu kemudian kami berpelukan dalam mobil Tante Astrid penuh kehangatan.
"Andai mendiang Ayah Dodo masih ada, hidup Tante pasti ga sepi sekarang nak....."
"Apalagi andai Tante diAnugrahi anak gadis yang lincah dan cekatan seperti kamu....." Ucap Tante Astrid berkaca kaca sambil menatap wajah ku.
Lalu tanpa banyak kata, Tante Astrid mengecup kening ku layaknya aku ini putrinya.
"Cepet pulih ya nak, pokoknya Tante nanti bilang sama Anak Tante Dodo harus bisa Take Care kamu diKantor...... Hihihi....." Ucapnya sembari mengusap air mata diujung pelupuk matanya.
"Makasi ya Tante, kalau gitu, boleh ya Riani manggil Tante Mama sama Kayak kak Dodo dan Mayang......" Ucap ku begitu saja saat sangat nyaman punya seorang Mama setelah Ibu.
"Tentu saja sayang, melihat keakraban kalian Mama yakin Dodo maupun Mayang pastinya setuju dengan ide mama astrid sama mereka hihihi......." Lalu kami pun berpelukan layaknya Mama dan Anak.
Harus ku Akui, meski aku tak jujur kepada Mama Astrid. Sepertinya mereka adalah type orang Tajir yang kesepian dan sulit membaur dengan orang baru.
Setelah aku turun dari mobil, aku seperti biasa makan malam dan minum obat. Guna menjaga pesan mama Astrid kepada ku.
******
Seminggu kemudian, kedekatan ku dengan keluarga Dodo cukup intens. Meski tak rutin datang keKantor atau hanya sekedar menjemput Dodo, bersama Mama Astrid Kak Mayang selalu dekat bahkan membawakan cemilan maupun makanan kesukaan ku.
Tak banyak orang kantor yang Tau, namun disaat jam makan siang mengobrol berdua. Dodo curhat tentang kurangnya ia istirahat Karna bawaan ngidam Mayang yang sering sensitif dan Moody setiap harinya.
Lebih dalam ia bercerita kepada ku, tanpa mama Astrid minta. Bagi Dodo dan keluarganya, kekompakan dan keakraban aku bersama Agnes. Benar benar membuat mereka iri, terlebih saat ini Dodo mulai berambisius mempersiapkan hadiah Special untuk putra pertamanya.
"Ya udah ya neng, aku duluan..... Ada beberapa tender Project luar pulau Jawa yang harus segera ku kerjakan......" Ucap Dodo setelah bercerita dan makan siang curhat kepada ku.
"Ia pak, bentar lagi saya nyusul ini mau nemenin temen dulu yang mau serahin surat pengajuan lemburan......" Kata ku kepadanya diSalah satu warung Mie Ayam Favorite ku.
Tak banyak yang tau kedekatan ku bersama Pak Dodo dan keluarganya, selain merasa cangung. Banyaknya tugas kantor, menuntut ku tetap fokus. Terutama mengurus data karyawan yang lembur ditiap harinya.
Benar benar aku harus teliti agar rekan rekan yang kebanyakan belum ku kenal terlalu baik mendapatkan Haknya.
Tak heran bukan andai mereka sangat baik kepada ku....... Hihihi.........
*******
Waktu Gatrhering perusahaan tiba, moment itu adalah moment bertemunya dewan Direksi maupun Staff Eksekutif menjamu Client serta Vendor vendor proyek mereka.
DiMoment acara besar perusahaan ini, perusahaan menjamu para Boss besar serta pimpinan proyek seluruh negri. Tak heran acara itu diGelar diHotel Mewah diIbu Kota. Tapi, sebuah kejutan datang kepada ku, tak kala yang secara sistem kerja sebenarnya aku lebih fokus kepada karyawan.
"Permisi pak, bapak memanggil saya ......." Ucap ku saat berada diRuangan Pak Malik, Boss besar sekaligus ayah dari pakk Adam.
"Silahkan duduk neng Riani, aduh..... Maaf banget kalau saya ganggu anda dikesibukan rutinitas sehari hari......" Ucap pak Malik Pria paruh baya penuh Wibawa.
"Begini neng Riani......" Sambil menghela nafas panjang, pak Malik menyampaikan kepada ku sebuah kejutan yang tak pernah aku duga akan datang kepadaku.
"Sebenarnya saya cukup terkejut lho ada beberapa masukan saat meeting Excecutive....."
"Lalu beberapa anggota hingga Putra saya meminta anda terlibat dalam panitia Gathering nanti......." Ucap pak Malik dengan penuh Wibawa sampaikan kepada ku.
Dalam hati ku terkejut sampai tak bisa berkata kata, mendengar ajakan dan penilaian positif dari banyak anggota penting perusahaan.
"Eummpptt..... Jujur pak, saya tentu saya tak akan menolak...."
"Terlebih lagi, bapak sebagai pemimpin tertinggi langsung sampaikan kepada saya......"
"Tapi pak......."
"Tapi kenapa....?? Sampaikan kepada saya jangan Malu malu......" Sambil beliau mengangkat alisnya.
"Acara diadakan hari Sabtu, lalu persiapan Panitia dan team Excecutive dimulai sejak Kamis serta hari Jumat."
"Saya khawatir, pembayaran dan data lemburan karyawan terbangkalai pak......"
"Terlebih lagi, weekend ini awal bulan pak......" Ucap ku serius dan sangat hati hati menyampaikan kepada beliau.
"HAHAHAHAHAHA.........." suara tawa lepas pecah dari beliau.
Saat itu aku merasa gemetar, takut ada yang lucu atau ada yang salah saya sampaikan kepada beliau. Tetapi......
"Saya suka ini saya suka kepada kamu nak, katakan kepada saya..... Berapa usia mu sekarang nak Riani......" Tanya Pimpinan perusahan paruh baya dengan lembut kepada ku.
"Usia saya 21 pak..... " Ucap ku kepada beliau.
Lalu beliau melirik secarik kertas laporan yang berada diatas mejanya.
"Benar benar bijak, pekerja keras, dan penuh perhitungan, wajar apabila Afriando, Nathael, hingga putra ku Adam suka dengan dedikasi mu kepada perusahaan ku....."
"Kamu jangan khawatir nak Riani, hari ini akan saya persiapkan Dua Karyawan baru guna berada diPosisi Resepsionis serta Staff admin. "
"Saya harap, waktu yang tersisa mereka bisa mengCover rutinitas mu diRumah kedua saya...... Bagaimana Riani....??" Belum sempat ku menjawab pertanyaan pak Malik Tiba tiba....
"Knock, knock......!!! Dad....!!" Suara lantang Adam sembari membuka pintu menyapa ayahnya.
"Ooh God here youre are neng Riani......" Ucap Adam saat melihat ku bertatap muka dengan ayahnya sekaligus Boss besar perusahaan ini.
"Everything good dad....??" Sambungnya, saat sang ayah kebingungan mengapa ia mencari ku.
"Everything fine my son, meet Riani is bring me to long time ago when frist time i build my Company......"
"Saya sungguh terkesan, anda masih memikirkan karyawan saya...... Padahal anda terpilih mengerjakan sebuah pekerjaan yang paling menyenangkan diPerusahaan ini....." Ucapnya pak Malik sambil menatap mata ku cukup dalam.
"Terima kasih pak......" Ucap ku.
"Ga salahkan yah pilih ku?? Saya harap ia bisa menjadi masa depan perusahaan diGenerasi keDua bersama ku yah ......" Ucap pak Adam kepada ayahnya.
Reaksi pak Malik Boss besar sekaligus Ayah dari pak Adam tersenyum bahagia, sepertinya ia bangga dengan pilihan putranya calon penerus salah satu kerajaan bisnisnya kepada ku. Meskipun jujur saja, aku masih bingung dengan jabatan apa aku nantinya akan ditempatkan andai ada 2 karyawan baru membantu ku.
**
Setelah bertemu Boss besar, rasa percaya diri dan motivasi ku bekerja semakin giat. Apalagi Pak Adam dan Pak Afriando sepakat sebagai salah satu anggota Panita, aku disejajarkan langsung sebagai Excecutive Marketing yang akan Mendampingi, Nyonya Anjani Prameswari diAcara puncak nanti.
Nyonya Anjani sendiri terdaftar sebagai Invenstor besar dalam tender Perkebunan Kopi serta beberapa pembangunan perumahan Cluster diKota Lampung..
Belum lagi ku baca detail beberapa bisnis Vendor, Katring, hingga pengobatan tradisional beliau tekuni.
Jujur saja aku minder andai beliau bergaya elegan seperti Tante Astrid. Namun, setelah membaca Table Special No Pork and Alcohol. Tiba tiba hati ku tenang, belum lagi Dodo meyakinkan Team bahwa aku salah satu Staff yang akan tetap berpakaian Muslimah tanpa harus melepas hijab.
Ide langkah Briliant Team Excecutive yang didukung Pak Adam sebagai Direksi, mencoba memperkenalkan sektor bisnis Comodity negri ini.
Jadi tak ada salahnya beberapa teman termasuk aku ditempatkan sebagai Marketing Comodity yang tak kalah menguntungkan, selain Pertambangan dan tender Project perumahan.
***
Malam itu keringat dingin membasahi telapak tangan ku, entah mengapa aku masih was was dan panik andai nanti bertemu dengan Nyonya Anjani. Belum lagi, aku satu satunya Staff marketing yang berhijab bahkan bisa dibilang paling mungil dan tidak cantik disana.
Selain Doa Ibu dirumah, diLokasi tempat Ballroom mewah Mama Astrid menitipkan Parfum dan sedangkan Kak Mayang menitipkan Busana Muslim yang elegan untuk ku gunakan sesuai tema Acara Gathering perusahaan.
Tapi entah mengapa, semua dukungan mereka belum cukup bagi ku. Apalagi saat aku berdiri berjajar menanti Investor maupun Tamu Vendor bersama Staff Excecutive yang lain..
"Neng, tenang.... Itu yang berhijab Hijau muda Nyonya Anjani..... Aku yakin kamu bisa langsung Akrab sama seperti kamu bersama Mama......" Ucap Dodo, sambil mengarahkan wajahnya kepada Nyonya Anjani Prameswari.
Dalam pandangan mataku, kecantikan, pesona dan wibawa Nyonya Anjani benar benar setara dengan Tante Astrid. Senyumnya merekah indah saat saling menyapa tamu lain beserta Pak Malik.
Lalu kemudian, jantung ku terasa berhenti beberapa detik saat ia dengan lembut menyapa ku yang berdiri bersama Pak Afriando.
"Dodo, ya ampun..... Makin ganteng aja kamu nak....." Sembari menjulurkan tangannya diSalami Dodo.
Hal ini berbanding terbalik tentunya dengan bayangan ku yang dimana semuanya akan Formal ala kebarat baratan.
"Tante apa kabar, gimana kabar Om Bobby? O ia Tant, Albert Mana......" Ucap Pak Afriando yang sepertinya sudah sangat akrab dengan Nyonya Anjani.
"Duuh Dodo, satu satu dong sayang Nanyanya hihihi......" Sembari beliau menepuk nepuk bahu Pak Afriando.
"Ehm..... Ini pasti Riani ya ...... Hihihi......" Aku senyum semanis mungkin saat Nyonya Anjani memperhatikan ku, padahal belum menjawab pertanyaan Dodo.
"Sebuah kehormatan Nyonya Anjani mengenal saya sebagai Pendamping Executive malam ini....." Kepada ku.
"Aduh, neng Riri jangan terlalu formal...." Sembari menyalami ku.
"Panggil Ibu aja nak...." Lalu ia mendekatkan bibirnya keTelinga ku yang sama sama tertutup Hijab dengannya agar bisa membisiki ku.
"Ibu malem ini tertarik dengan Vendor Investasi Pekebunan yang perusahaan mu tawarkan nak....." Lalu ia mengedipkan matanya kepada ku.
"Baik bu, kalau demikian mari saya antar Ibu keMeja jamuan malam ini ....." Kata ku entah saat itu sadar atau tidak menggenggam kedua tangannya layaknya kami sudah akrab dan kenal lama.
Respon Ibu Anjani sendiri saat itu hangat menerima ku mendampinginya, sesaat ku menatap sekitar Pak Afriando mengacungkan jempolnya kepada ku. Lalu Ibu Anjani berbisik kepada Dodo agar Suaminya dan Putrinya nanti menyusul dirinya andai mereka tiba.
Sesaat ku tatap beberapa rekan ku yang terlihat seperti diAcuhkan, bahkan ada yang kesulitan berkomunikasi dengan tamu undangan yang terlihat dan berpakaian seperti Bangsawan.
Tak hanya pak Afriando yang terlihat lega, pak Adam maupun boss besar yang sempat bertegur sapa dengan Ibu Anjani terlihat senang dengan tanda senyumnya kepada ku.
Tak ku kira, hampir seperti membalikkan telapak tangan aku mendapat tanda tangan Kontrak Investasi berasama Ibu Anjani. Padahal, awalnya ku pikir akan sulit mendapat tanda tangan kontrak kerja yang hampir setara dengan 1 unit Rumah Mewah tersebut.
"Udah neng, sekarang temenin Ibu makan malem yuk..... Ibu penasaran sama hidangan Chef malam ini, hihihi......."
Sekejap aku langsung merasakan senyum genit ibu Anjani mirip dengan mama Astrid.
"Mari Bu silahkan......" Ucap ku, sembari menatap sesekali aura kecantikan Wanita Cantik Dewasa.
Dalam hati ku kagum menatap sesekali dan merasakan Aura Kecantikan dan pesona Ibu Anjani, meskipun berbeda sisi kecantikannya dengan mama Astrid yang khas Indo.
Dari lekuk tubuh yang berbalut pakaian tertutup dan berhijab, sangat terasa mata ku maupun beberapa pria sekitar enggan langsung berpaling dari pesona kecantikan Alami Ibu Anjani.
Terlebih, saat kehadiran suaminya yang berwibawa dari pak Boby yang ku pikir hampir seumuran dengan pak Malik serta putri kecilnya. Membuat pandangan ku berubah tentang pernikahan.
Tak terlalu malam sebelum susunan acara hiburan yang berlangsung diMulai, Ibu Anjani berpamitan pulang.
Dengan lembut dan santai beliau sampaikan kurang begitu nyama. Dengan keberadaan minuman BerAlkohol diMeja, tambah lagi entah bercanda atau tidak. Ia sampaikan sambil bercanda bahwa beliau takut bersama suaminya KHILAF.
Tanpa bisa berbuat banyak, aku mengantar beliau dan suaminya sampai lobby ballroom.
Ku acungkan kepada pak Adam, sebagai tanda aku mendapat Kontrak Aggrement perjanjian Perusahaan dari Nyonya Anjani Prameswari. Sangat lega dan bahagia rasanya melihat Pak Adam yang tinggi tegap tampan keArab Araban tersenyum bangga kepada ku.
Tapi tiba tiba.....
"Neng, kalau kamu berkenan nanti temani Pak Afriando ya nak......" Bisik Pak Malik, disusul Anggukan Istrinya yang mendampinginya sebelum masuk ruangan Ballroom menghampiri ku.
Saat itu aku hanya menganga kebibungan, saat pak Malik mengarahkan wajahnya keArah meja Pak Afriando yang akrab diSapa Dodo. Aku langsung menutup mulutku Karna melihat ia bersama Tamu Client luar negri, sedang Asyik berdiskusi sambil banyak menenggak minuman Keras Berlabel Whiskey.
"Bapak tenang saja, saya akan melakukan yang terbaik setelah Pak Afriando mengantar Tamunya Pulang....." Ucap ku yang langsung direspon dengan expresi lega dari Pak Malik dan Istrinya.
"Terima kasih Nak Riani, selebihnya biar Adam yang handle sesuai rencana kita......" Ucap pak Malik lalu bersama Istri melangkah menuju meja mereka.
Ku perhatiakan setiap meja selama beberapa menit, sepertinya suasana Akrab dan hiburan dari atas panggung. Minuman Wine, Whiskey, maupun Vodka yang awalnya ditujukan menghangatkan suasana. Perlahan berubah menjadi memanaskan suasana.
Dengan seksama aku memperhatikan Pak Afriando dari jarak aman yang terlihat berdiskusi seru dalam bahasa Inggris.
Setelah cukup lama mereka berbincang dalam bahasa asing cukup lama ditemani Whiskey, akhirnya Client Pak Afriando atau akrab disapa Dodo menandatangani Kontrak kerja lalu bersalaman.
Tapi lebih dari pada itu, pria bule yang akrab bersama pak Afriando Mengacungkan tangan kearah meja Bar.
Dalam moment tersebut, aku mengambil kesempatan untuk memberi tanda bahwa aku menantinya dimeja tak jauh ia berada. Melihat kode yang ku berikan, diluar dugaan pria itu memanggil sekkuate 3 orang Pagar Ayu berpakaian Sexy agar menemani mereka minum dan menari menikmati aksi panggung dari Band ternama yang kamu undang sebagai pengisi acara.
Setelah usai 2 lagu, akhirnya aku mendekati meja tempat mereka berada.........
"Pak mau pulang sekarang, aku takut bapak Mabuk......" Bisik ku kepada Dodo, setelah meminta Izin kepada seorang gadis cantik yang menemaninya.
"Ide bagus, sebentar aku pamit sama Mister John......" Ucapnya membisik kepada ku, entah mengapa tubuh ku merinding saat ia berbisik kepada ku.
Padahal Telinga ku tertutup Hijab saat itu.....
"John, my Firend..... Sorry.... I need......" Lalu ia berbisik sesuatu kepada mister John yang tak kalah muda dan Tampan dengan Dodo.
Kedua matanya terbuka lebar setelah mendengar yang Dodo ucapkan, lalu ia menganggukkan kepala. Lalu dengan aroma alkohol ia berbicara kepada ku setelah meminta gadis gadisnya sedikit menjauh.
"Riani, am so sorry my dear" sambil ia merapatkan kedua telapak tangannya kearah ku.
"am really sure, Afriando is still good enough Drive car now.... Insyaallah dia baik baik saja......" Ucapnya kepada ku dengan expresi bersalah tanpa menyentuh ku, malah merapatkan tangannya seperti meminta maaf kepada ku.
"It's ok John is fine, maybe i Will Drive until.Hospital for him John......"
"Hahahaha....... Hahahaha......." Mendengar Candaan ku tak ku sangka ia langsung tertawa lepas.
"Youre So Funny Riani, take care ny dear send my hello to Mayang......" Ucapnya sebelum akhirnya mereka berbisik bisik lalu tertawa lepas berdua lalu kami berpamitan pulang.
Pada moment ini lah rasanya aku berada seperti diSurga saat Dodo, meminta aku menggandeng lengannya. Setelah menyerahkan Aggrement Kontrak kerja Bersama John. Dodo berpamitan kepada Panitia, serta pak Adam sambil terus menggandeng ku.
"Yakin lu langsung balik??"
"Ya ia lah, orang Intel istri gua sekarang disini..... Hehehe....."
"Serius hati hati bro, gua jadi takut lu mabok ntar dijalan....." Namun Dodo mengabaikan nasehat pak Adam, lalu menggandeng ku mengajak keluar dari Ballroom Mewah tersebut.
Malam itu tebtu saja tak ada kecurigaan apalagi Gossip, Karna sepintas terlihat justru malam itu aku menjaga Dodo yang diKawatirkan mulai mabuk.
Tapi nyatanya, kami bersenda gurau, sambil berjalan dan berbisik bisik.
"Udah di, tenang aja.... Aku harus pura pura mabok supaya kita bisa pulang Awal....." Ucap Dodo kepada ku lirih dan berjalan sedikit sempoyongan.
"Ish dasar!!!" Ucap ku lirih, melirik dan tersenyum nakal kepadanya.
Namun anehnya, tubuh dan lengan ku malah semakin erat merangkul Tubuh tinggi Dodo dan menikmati Aroma Parfumnya.
"Tapi serius Sii, sebenernya tadi bisikin apa sama John?? Kq dia langsung minta maaf sama aku...." Tanya ku penasaran sembari menikmati rangkulan mesra dibalik gandegan lengan kami.
"Oh itu....."
"Aku bilang sama dia, sepupu adik ku Dateng...... Trus ya Izin balik deh, takut kamu ngadu sama dia..... Hehehehe ......" Sembari Dodo mempererat rangkulannya ketubuh mungil ku yang berhijab.
"Ehm..... Bisa aja Aa mah......." Lalu ku sandarkan kepala ku diBahunya, sambil tersenyum.
Meski tak memalingkan wajah ku kearahnya, aku tau Dodo tersenyum Bangga sambil berjalan bergandengan seperti sepasang Kakak beradik namun terselubung nafsu antara kami berdua.
Lalu kami berjalan mesra berdua hingga menuju basement diparkiran, yang andai sepintas diliat orang kami ini seperti pacaran.
Malam itu sebenarnya kami sudah berada diPosisi aman, malah berada diDalam Lift. Entah mengapa, bersama Dodo aku malah semakin erat melangkul satu sama lain.
Sebagai Insan muslimah yang Jarang bahkan hampir tak pernah Pacaran, tentunya aku nyaman memiliki rasa terselubung meskipun ia berperilaku kepada ku hampir seperti Kakak tanpa hubungan darah.
Angan ku bersama Dodo bisa sampai sejauh ini, akhirnya bisa terpenuhi. Benar benar tak ku sangka aku sangat bersyukur dan Bahagia, walaupun aku tau aku SALAH.
Namun mengingat proses serta perjalanan hidup ku hingga 21 menjelang 22 tahun ini, tak ada salahnya aku menikmati Asmara Sesaat bersama Pria idaman ku. Karna andai diPikir dengan Logika, mana mungkin aku bisa sedekat ini dengan Lelaki yang hampir mendekati Sempurna.
"Neng...." Ucapnya lembut sembari menatap ku.
"Ia a......" Ucap ku lirih, menatap matanya sayu.
"Aa mau ngambil kunci mobil dulu disaku celana boleh....??" Ucapnya lembut, yang seketika akupun langsung melepas rangkulan ku dilengannya.
Rasa malu mulai hinggap dalam hati ku, sambil berdiri tak berkutik disampingnya. Setelah bell alarm Mobil Kijang Innova Reborn terbuka, baru kembali terdengar ajakan Dodo agar aku naik keMobilnya.
Kembali pikiran serta perasaan Insecure ku bangkit, dalam hati ku mulai merasakan perang batin.
Sungguh memalukan rasanya seorang gadis muslimah, yang sejak dini kental dengan ajaran agama. Kini tengah asyik merangkul Lelaki Tampan berIstri. Namun disisi lain, aku kembali teringat akan 'perjanjian konyol' yang ku Amini bersama Agens, yang dimana andai ada kesempatan akubtak boleh melewatkan kesempatan bersama Lelaki setampan dan Sesempurna Dodo.
Tak perduli dia sudah berIstri, toh bagi wanita biasa seperti ku mana mungkin mendapat kesempatan Langka seperti ini.
Tapi rasanya, saat Dodo berucap seperti tadi saat mengambil kunci mobil disaku celananya. Sepertinya itu jawaban secara halus bahwa ia memperlakukan ku seperti adik perempuannya.
Tak lebih.....!!!
'bego.... Bego.... Bego.....!!!'
'riani, kq lu murahan banget Sii, massa iya baru gitu aja udah menye menye sama lelaki yang bukan Mahromnya......'
Dalam hati ku menggerutu memarahi diri ku sendiri, yang sensitif dengan Sikap Dodo kepada ku Malam itu.
Lalu tiba tiba.......
"Neng, kamu kenapa....??" Tanya Dodo lembut sembari memegangi Bahu ku lembut.
"Eh, anu.... Itu a......" Kata ku gelagapan.
"Kamu kenapa si Neng Riani ku.....???" Ucapnya lembut, sembari memegangi kedua pipi ku agar aku mengasah lembut menatap wajahnya.
Tubuh ku terasa lemas melayang layang diatas Angin menembus awan, saat Dodo dengan lembut meminta ku menatap wajahnya......
"Dari tadi lho aku manggil kamu, tapi kamu malah sedih melamun......"
"Ada masalah......??" Ucapnya dengan tenang penuh wibawa menatap wajah ku.
Didalam hati ku yang awalnya bersyukur tiba tiba BerIstigfar agar aku tak terlalu cepat keGRan dulu dalam sutuasi ini.
"Aku lupa a......" Sembari kedua tangan mungil ku, memegang kedua tangan besar dan kekarnya diPipi ku.
"Pakaian selain sama Tas aku masih diKamar Hotel ......" Kata ku lembut penuh perasaan Karna sebenarnya enggan keDua tangan Dodo berpindah dari pipi ku.
"Oo ... Gitu ......" Ucapnya sembari tersenyum, yang membuat ku malu malu menatapnya.
"Kamu hubungi panitia, supaya nanti mereka bawakan saat pulang KeBandung......"
"Kalau kunci kamar, nanti kita titip security aja saat keluar gedung.... Gimana......??" Dengan lembut ia menuturkan kepada ku.
Benar juga, aku ini memang dasar awam stay diHotel, berbeda dengan Dodo yang sudah lama menjadi Excecutive muda. Tentunya ia paham dan tau bagaimana menghemat waktu agar efisien bergerak mobile.
"Tuh, kan melamun lagi....." Ucapnya sembari tersenyum.
"Eh, engga kq a....." Ucap ku sembari tersenyum kearahnya.
"Yuk.....ntar dijalan kita kabarin orang rumah...." Ajaknya sembari kali ini menggenggam tangan ku.
Setelah kami berada diluar gedung, hotel dalam perjalanan memasuki Tol menuju Bandung. Kami bergantian mengabari orang rumah bahwa kami dalam perjalanan pulang malam itu melalui pesan.
Berbeda dengan ku, Dodo menelfon istri dan mengabari Mama Astrid melalui sambungan Video Callnya.
Cukup aneh, saat aku melihat dan mendengarkan saat itu Ia seperti kembali berpura pura mabuk dalam menyetir Mobil. Hal tersebut tentu membuat mama Astrid Khawatir.
Sedangkan Mayang, tak lama setelah mendapat kabar dari Dodo suaminya ia kembali tidur beristirahat.
"A, kenapa tadi akting mabuk lagi sama mama Astrid.....??" Tanya ku kepadanya.
"Hehehe.... Ga tau juga kenapa ya ......." Sambil tersenyum menatap ku.
"Mungkin biar bisa lebih lama sama kamu neng....." Tambahnya yang membuat Jantung ku berdetak tak karuan.
Belum lagi, tangan kirinya lembut menarik seperti agar aku kembali mendekat dan bisa dirangkulnya sambil menyetir dalam kecepatan pelan dilajur kiri.
Dalam situasi tersebut, tentunya aku yang sudah lama tergila gila kepada Dodo tentu menyandarkan kepala ku dilengannya.
Debarr jantung ku terasa lebih cepat dari biasanya, apalagi situasi kini sebenernya kami tak perlu Akting atau berpura pura demi bisa pulang lebih awal.
Antara perasaan nyaman dan Bahagia, tiba tiba terdengar suara Dodo lembut kepada ku .........
"Neng, stel musik dong..... Supaya aku ga tegang sama ngantuk......." Ucapnya sembari menunjuk Radio Tape Digital diHadapan kami.
"Bentar a, aku pilihin lagi Favorite aku ya ......." Ucap ku manja seperti biasa kepada Dodo.
"Jangan lama, supaya bisa meluk kamu lagi neng......" Ucapnya lembut, lalu membuang wajah Karna malu.
Mendengar hal itu, sepertinya jok kursi tempat ku duduk terlontar keluar hingga Langit Ke 9. Diatas sana aku langsung berpegangan pada salah satu Bintang Paling terang dan Enggan kembali KeBumi.
Setelah menyetel lagu salah satu band Favorite ku, dengan lembut kami berpegangan tangan.
Dalam perjalanan Tol menuju Bandung baru melewati Kota Bekasi, dalam diam aku bersandar dan memegang erat Tangannya setelah memperdengarkan Lagu Romatis Yovie And Nuno kepadanya.
Senyum Dodo manis mengembang, seperti ia tak keberatan aku memutar lagu yang sebenarnya Mengutarakan isi hati ku kepadanya.
Namun diluar dugaan, saat perjalanan aku rapat bersandar dan erat memegang tangannya. Tiba tiba kami bersama menyanyikan Bait Lyric Berbahasa Perancis dalam Single Inginku pelan secara bersamaan........
patiennement je t’attendais
(dengan sabar, aku menggapaimu)
mais tu ne compriens rien
(tapi kamu tak mengerti)
je t’aime de dans
(aku mencintaimu begitu dalam)
de temps en temps
(dari waktu ke waktu)
Ku tatap wajah Dodo, Karna aku tak menyangka ia bisa tau sedetail tembang lawas yang sangat romantis tersebut. Laju kendaraan yang semula berada di jalur cepat saat hampir masuk Tol Cipularang, perlahan ia kendalikan diarahkan keKiri, agar bisa melaju kendalikan kembali lebih lambat.
Dalam perjalanan menuju Bandung, dibawah terangnya Bulan Purnama kami saling bertatapan beberapa saat.
Kedua mata kami beradu sangat dalam, yang tak ku kira Single yang mewakili perasaan ku kepada Dodo sudah ia ketahui. Setelah memastikan jalan dilajur kami kosong, entah siapa yang memulai saat indah itu pun terjadi......
"Cuph, muach..... Mmmfft.... Mfft.....emmuach......" Percumbuan pertama antara aku dengannya terjadi.
Entah berapa lama itu terjadi, yang jelas saat Dodo fokus mengendalikan mobilnya menatap jalan didepan. Aku masih tetap menutup mata dan mengarahkan wajah ku kepadanya.
Lebih tepatnya tetap aku diam, menanti ia mengendalikan kendaraan agar kembali bisa ia cumbu Bibir ini.
Setelah menyalip, truk didepan kami dengan laju yang tenang, dilajur kiri kembali Percumbuan mesra kami terjadi....
"Mmmmfffttt.... Elmfftt..... Eumppthhh... Ellmmmfftt ..... Muach......." Suara serta peraduan lumatan kami terjadi, ditemani Single Single romantis diMobilnya.
Entah berapa kali kami memanfaatkan waktu, dijalan tol lajur kiri yang sepi bercumbu. Seolah Percumbuan itu lambang dari bahwa kami sama sama memiliki Hasrat terpendam.
Hingga akhirnya, setelah berkali kali kami bercumbu Sebelum keluar Tol Pasteur Dodo mengarahkan mobilnya keSalah satu Rest Area, dan.........
"Mmmffhhfft..... Eummmffftthhh.... Eullmmmftthh.... Elmmuah.....mmuach ......"
Cumbuan ku kepadanya lebih Intens dan bernafsu kepadanya, saat ia Parkirkan mobil diRest area disudut gelap dekat POM Bensin..
"Ahh..... Aa......." Merintih merasakan nikmat, saat tangan kekar dan bibirnya bersamaan melunat ku.
Ooh, tuhan sepertinya malam ini kesalahan fatal ku, membangkitkan Nafsunya. Tak munafik sangat kunikmati Cumbuan lembut hingga penuh nafsu kini ia berikan kepada ku.
"Aaah.... Aa... Pelaan sayaang ....." Bisik ku lirih
Ketika diJok kursi disampingnya mulai Pasrah menerima Ciumannya diarea kening, pipi, dan dagu. Namun yang membuat ku merintih buka. Cumbuan Dodo dihampir seluruh wajah ku.
Melainkan remasan Tangannya yang ku rasa semakin keras menekan payudara ku.......
"Maaf neng, maaf.... Aa terlalu kasar ya......" Ucapnya dihadapan wajah ku.
"He Emh......" Ucap ku, lalu tersenyum sembari pasrah bersandar diJok.
"Tapi neng, satu hal yang harus neng tau ......" Ucapnya, sembari membelai bibir ku dengan jarinya mesra.
"Apa gitu a.....??" Ucap ku pelan dan berdebar debar, Karna aku yakin jarak kamu sangat dekat dan bisa merasakan nafas kami beradu.
"Aa juga sayang sama neg Riani.... Tapi ......."
Mendengar hal itu Dodo sampaikan, aku sudah benar benar lupa diri. Seolah aku takut mendengar hal selanjutnya yang akan Dodo sampaikan, ku tarik wajahnya agar segera kembali berCumbu dengan ku........
"Mmmffhhfft..... Eummmffftthhh.... Eullmmmftthh.... Elmmuah.....mmuach ......"
"Mmmmfffttt.... Elmfftt..... Eumppthhh... Ellmmmfftt ..... Muach......."
Meskipun awalnya Dodo terkejut dengan agresif aku mencumbunya, tapi rupanya aku benar benar kalah pengalaman.
Dalam Percumbuan kami didalam Mobilnya, Dodo berbalik mengajarkan beberapa teknik berciuman, beradu lidah, sampai paling bernafsu memainkan lidah diRongga mulut kami bergantian.
Sungguh benar benar terasa Indah dan Menggairahkan, pantas saja Agnes langsung tergila gila padahal baru melihat sosok Dodo waktu itu.
Stelan jok kursi yang ku duduki perlahan Dodo stel berbaring, agar kami menikmati Percumbuan yang semakin Intens dan Panas Malam itu.
Tugas ku?
Selain menikmati 'cinta dan Nafsu' yang ia berikan kepada ku secara bersamaan, aku juga memberikan 'gairah' berbentuk lumatan dan juluran lidah yang terkadang pasif hingga paling liar diRongga mulutnya.
Beberapa kali, remasan tangan kekar Dodo menekan payudara ku agar aku yang semakin Agresif bahkan sesekali menjilati pipinya melemah.
Tapi lebih nikmatnya, saat aku mendesah lemah keenakan Dodo malah menekan lidahnya dalam dalam diRongga mulut ku. Sehingga aku menjepit dengan bibir ku lalu diRongga mulutku yang mungil kami beradu lidah dan ludah secara liar sejadi jadinya.
Lembut tangan Dodo mengarahkan tangan kiri ku yang mungil sedari tadi merangkul lehernya, Arahkan keArea selangkangan yang terasa tonjolan Keras malam itu.
Entah aku sudah benar benar bernafsu atau sudah Horny, ku rasakan makan itu meski masih dibalik celana yang Dodo kenakan. Penis yang panjang menyembul dibalik Celananya terasa Hangat ditelapak ku.
Hijab Elegan hadiah dari Mayang Istrinya yang ku kenakan malam itu, benar benar tak bisa menutupi Nafsu Birahi ku yang meledak ledak malam itu.
Ku remas dengan tangan mungil ku Penis yang sempat ku lihat dengan mata telanjang saat tak sengaja bertemu kembali dengannya diLavatory.
"Aaah ....neeng..... Eeeeughh.....mmmucah......"
Mendengar rintihannya tanpa melepas Cumbuannya kepada ku, membuat aku semakin bernafsu bercumbu liar dengannya.
Sampai akhirnya ......
"Neng, masih penasaran?" Tanya Dodo sambil terengah engah setelah penuh nafsu mengajari dan bercumbu liar denganku.
Ku jawab dengan anggukan kepala, senyum merona sambil sama terEngah engah melayani Percumbuan liar dengannya.
"mau pegang Kontol Aa ....??" Lanjutnya, sambil mengeluarkan penisnya dari balik celana yang ia kenakan.
Kembali aku jawab dengan anggukan kepala dan tersenyum malu malu......
"Jawab dong neng, jangan angguk angguk aja......" Ucap Dodo sembari wajahnya merajuk kepada ku.
"Ia Aa Dodo sayang, neng penasaran, neng mau pegang Kontol Aa .... Bahkan diMiss V neng, Aa Kontolin juga neng Ridho......." Ucap ku yang saat itu Nafsu ku sudah diUbun Ubun kepala.
Mendengar hal itu, Peraduan Cumbuan serta merangsang area area sentif tubuh kami kembali berlanjut lebih Liar.
Meskipun tak ada usaha Dodo melucuti pakaian Hijab yang ku kenakan, namun begitu nikmat terasa peraduan rangsangan yang kami berikan serta sama sama berikan secara bergantian.
Hingga puncaknya, malah aku yang mengangkat hijab panjang ku yang sudah terlentang diatas Jok hingga pinggang. Lebih pasrah ku terima, saat tangan Dodo mulai meraba dari paha Hingga area selangkangan kubyabg sudah sangat basah.
Namun, disaat tangannya mulai mencoba masuk celana dalam yang ku kenakan dan ku angkat sedikit pantat ku agar lebih mudah tangannya Masuk keCelana dalam ku yang basah.
Tiba tiba.......
"TUUUUUUT........ TIUUUUUUT........ TUUUUUUT...... TUUUUT" Secepat kilat Aku mendorongnya.
Suara nada dering panggilan ponsel Dodo, membuat kami berdua langsung sadar dan segera merapihkan diri.
"Haloo.... Ia...." Ucap Dodo sambil merapihkan penisnya agar masuk kedalam celana yang ia kenakan.
"Dodo sayaaang anak mama..... Kamu udah sampe mana naaak...... Udah larut malem ini lho..... Mama khawatir Dodo sayang ...." Suara Mama Astrid terdengar jelas dari ponselnya.
"Aku ini diRest area ma, gara gara kebanyakan minum Sama John jadi lebih baik Dodo buang sebagian biar ga terlalu pusing ....." Ucap Dodo sambil tersenyum kearah ku, lalu mencium bibir ku tanpa suara.
Benar benar terkejut aku dengan kenakalan Dodo saat itu, namun disisi yang lain aku sangat bangga bisa bermesraan dengannya.
"Oooh, emang itu udah sampai mana sayaaang???"
"Rest Area, Deket kq dari Pasteur ma......" Ucap Dodo kepada mamanya.
"Gitu yaa...... Ya udah, cepet pulang ya Dodo sayaang..... Mama juga dari tadi lho sebenernya Hubungi Riani tapi kq ga nyambung nyambung......." DUAR!!!!! Dada ku terasa meledak mendengar yang Beliau ucapkan.
Wajah ku memucat, saat ku nyalakan lampu layar utama ada Puluhan Chat masuk dan Belasan Telfon tak terjawab dari Mama Astrid. Hal itu segera ku perlihatkan kepada Dodo, sambil memperlihatkan layar ponsel ku kepadanya.
"Oooh, itu Karna Riani bobo ma sepanjang jalan.... Ini juga baru bangun denger percakapan kita......." Ucap Dodo terbata kepada mamanya, membuat aku menutup mulut agar tawa ku tak terdengar mama Astrid.
"Oooh, gitu ya sayang....."
"Ya udah, cepet pulang..... Tapi hati hati dijalan ya Dodo sayaang, kalau pusing ntar disembuhin dirumah aja......"
"Mama takut Mayang Bangun, terus Nanyain kamu sayang...... Ntar kalau dia ngambek gimana......." Ucap Mama Astrid kepada Dodo lewat sambungan Telfon yang bisa ku dengar cukup jelas.
"Ia ma, abis nganter Neng Riani sampe rumahnya Dodo gass Poll sampe rumah...... Doain lancar ya ma......"
"Amiin, AWAS JANGAN NAKAL Ya Dodo sayaaang...... Langsung pulang ......."
"Ia ma ia..... Cerewet banget......"
"Love You Dodo sayang .......
"Love you too ma......"
"Tuuuuuutt......." Sambungan telfon pun Dodo tutup, lalu aku tertawa sambil melihat kearahnya.
"Tuuh dengerkan....!!! JANGAN NAKAL YA DIJALAN....." Ucap ku menggoda Dodo meniru ucapan. mama Astrid.
"Padahal Aku dinakalin sama Dodo maa....." Ucap ku meneriaki ponsel yang Dodo letakkan tengah dashboard mobilnya.
"Wuuu dasar rese....." Ucap Dodo sembari mencubit manja pipi ku lembut
"Tapi suka kaan......" Setelah menyalakan mesin mobil, Dodo mendekatkan wajahnya kepada ku.
Tanpa ku jawab, aku tau yang ia inginkan, apalagi dengan jarak wajah sedekat itu.
"Euummmpptt... Emmmpppthh.... Elmmmuach....." Setelah melumat dan mencumbu bibirnya penuh nafsu, ku jawab pertanyaan Dodo kepada ku.
"Aku suka, bahkan sukaaa banget sama Percumbuan kita tadi Dodo sayaang ....." Ucap ku apa adanya, setelah berciuman ganas sebelum meninggalkan rest Area.
Senyum manis Dodo mengembang, lalu aku bersandar diBahunya saat mobil dengan tenang keluar dari rest Area. Meski dalam kecepatan tinggi, aku tertidur dalam sandarannya.
Dengan cumbuannya dikening ku, Dodo membangunkan dari Tidur indah ku dihari yang Special dan bersejarah.
Saat ku buka mata membalas kecupannya dan melihat sekitar, rupanya aku bercumbu didepan luar pagar rumah ku sendiri....!!!!
Gila!!!! Gimana kalau ada yang liat ...... Jerit ku dalam hati.
"Kenapa neng? Kaget ya.....??" Ucap Dodo sembari tersenyum nakal keoada ku.
"Ia ish, kirain bukan depan rumah.... Gimana kalau ada yang liat....." Ucap ku sembari menyungutkan bibir ku Karna ngambek.
"Ih, orang neng tadi yang bales nyosor Aa, kan aku hanya kecup kening buat bangunin neng....." Ucap Dodo membela diri.
"Ish, dasar nakal.... Bilangin teh Mayang lho....." Ucap ku menakutinya sambil mendekatkan wajah kepadanya.
Tapi diluar dugaan......
"Emmmpphh... Eummph.... Mmuach ..." Dodo malah melumat bibir ku dengan sadar didepan rumah ku sendiri.
"Aku janji, aku nakalnya sama neng Riani aja kq..... Bolehkan Riani sayang ......" Ucapnya setelah nekat mencium bibirku cukup liar didalam Mobilnya yang terparkir didepan rumah ku.
"Ia a, kalau gitu neng pulang dulu ya..... Aa Dodo kabarin aku kalau udah sampe Rumah ......." Ucap ku Pasrah, yang sebenarnya dalam hati ku ingin tetap bersamanya.
"Ia sayang, istirahat ya....." Ia cumbu kening ku lalu dengan berat hati aku keluar mobilnya.
Setelah melepas mobil Dodo berlalu pergi, ku buka pintu rumah yang ternyata orang rumah sudah tidur dikamar masing masing. Setibanya dikamar dan menyalakan lampu, aku tersadar dengan hal hal gila menyenangkan terjadi bersama Lelaki Idaman ku yang sudah beristri.
Tidur nyenyak aku diRanjang kesayangan ku setelah mandi dengan air hangat dan bersalin pakaian maupun Daleman, yang basah kuyup dengan cairan Vagina yang rembes hingga celana dalam ku.
Sejuta perasaan indah ku bawa malam itu, dengan nyenyak aku istirahat melalui beberapa kejadian "Bersejarah" dalam fase perjalanan Hidup ku.
BERSAMBUNG.