Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Arrgh... Mama Gitu Deh!!!

Arrrgh.... Mama Gitu Deh!!!!





REUNION PART 2





POV Riani





Menyandang Gelar Lulusan Mahasiswi Terbaik, tentunya sebuah Anugrah dan Amanah yang harus ku emban setelah menyandang gelar S1 dari salah satu Perguruan Tinggi Swasta diKota Bandung.

Meskipun awalnya aku sangat kecewa dengan keputusan Ayah saat tak mengizinkan ku, melanjutkan jenjang pendidikan diSalah Satu Universitas Favorit yang menempa Mahasiswa dan Mahasiswinya sebagai Pengajar. Saat memulai pendidikan dan merasakan suasana Kampus Swasta, justru membuat ku memiliki sebuah Dunia ke 2 diluar rumah.

Lingkungan rumah, berhasil mendidik ku menjadi Gadis Muslimah yang taat akan ajaran ajaran Agama. Jadi tak heran, setelah Lulus SMK 3 diBandung. Sikap dan Pendirian ku sebagai Gadis Muslimah biasa berhijab sejak Dini, bisa cepat adaptasi dengan Pergaulan ku diKampus.

Semua berawal dari berkurangnya perhatian Ayah dan Ibu ku saat mulai tumbuh balita adik ku Yang ke 4 dan ke 5. Belum lagi kakak pertama ku menikah, serta kakak lelaki ku sibuk diluaran walaupun jam mata kuliahnya Usai.

O ia, nama ku Riani Andara Sari, Putri ke 3 dari pasangan Kontraktor bergelar Haji serta Ibu yang sangat lembut dan sayang kepada anak anaknya.

Meskipun paras ku tak Cantik Rupawan dan Tinggi ku tak seperti Wanita Ideal (hanya sekitar 155 cm), tapi aku cukup terkejut saat dimirip miripkan atau persis dengan Riley Reid, semula kemiripan itu diberikan Musuh Geng ku saat diSekolah SMK ketika mulai kelas 3.

Sikap ceria, lembut, pendengar yang baik, serta sedikit manja. Membuat Inner Beauty (kecantikan dari dalam), yang adalah Kharakter ku sehari hari terasa sangat kuat bagi rekan rekan maupun sahabat dekat Ku. Tak heran ada beberapa rekan sekolah ku, yang Iri dan salah paham andai Pacar mereka yang satu sekolah maupun berbeda sekolah. Cukup dekat bahkan sering Curhat kepada ku ......

Kelebihan ku lainnya yang membawa dampak positif Karna sehari hari tertutup Hijab adalah, putih mulus alami kulit ku yang dari ujung kepala hingga kaki.

Selama ini aku cuek dengan kelebihan tubuh remaja ku yang ranum dan mulai tumbuh membesar (terutama Payudara dan Pinggul). Satu hal yang ku tau saat itu, anugrah kelebihan ku lebih banyak diwariskan oleh Ibu.

Hingga suatu hari, Saat iseng mengikuti Futsal diUniversitas bersama Mahasiswi lainnya, beberapa rekan Pria terpana bahkan beberapa dari mereka tak berkedip saat rambut ku biarkan terUrai.

Tak hanya sampai disitu, kaos Oblong cukup ketat maupun celana olahraga pendek diatas lutut. Benar benar membuat ku jadibslaah satu pusat perhatian para pria, sungguh tak ku duga respon mereka seperti melihat sosok lain yang hampir tak mereka kenali.

Banyak dari mereka Kagum dengan sosok ku yang "innocence" terlebih lagi "Polos" dari status pacaran, apalagi BerFoya Foya, sex bebas dan Narkoba.


"Gila lu Neng (Sapaan teman dekat yang rata rata menganggapku adik bungsu)......"

"Mulus banget putihnya, kayak nci nci Chinese ....." Puji Akbar, saat aku usai berolah raga futsal.


Akbar maupun beberapa rekan rekan mahasiswa ku, baru kali ini melihat ku tak berhijab.



"Menarik, seMenarik Riley Reid aktris Fav yang dapet penghargaan it...... AAAUU!!!!" Jerit Bagja, dimana saat ia belum usai berbicara diInjak kakinya cukup kuat oleh Ridwan.

"Emang Riley itu siapa Ja.....???" tanya Sisy polos

"Ah..... Engga.... Udah jangan terlalu didengerin, Bagja kalau ngomong suka asal dan ga disaring......!!!" Ucap Ridwan, sambil sesekali memelototi Bagja.


Dari beberapa rekan Pria, sosok Akbar, Bagja, dan Ridwan memang cukup dekat dengan ku. Genggaman ku cukup kuat pada handuk, jantung ku berdebar tak kalah hebat seperti saat mengejar bola dilapangan saat mendengar celetukan yang keluar dari bibir Bagja.


"Apa mereka tau dari teman SMK ku??"

"Atau, semirip itu kah aku dengan sosok Riley??" Pikir ku cepat dalam hati, sembari pura pura memasang expresi wajah biasa saja sambil mencoba tersenyum.


Tapi tak lama kemudian, dari jarak tak begitu rapat dan dekat duduknya suara seorang pria seumuran ku berkata.....


"Neng.... Maaf ya......"

"Cuma mirip aja.... Bukan berarti Prilaku kalian sama..... Maafin a Bagja ya......" Ucapnya sambil menatap ku penuh perasaan bersalah.

"Eh, oh..... Anu.... Itu... Ia kq A..... Ga apa apa......" Ucap ku terkejut, namun anehnya entah mengapa aku yang merunduk malah menatap Paha Bagja yang begitu kokoh dan berisi saat merundukan kepala ku.

"Lagian Riri ga tau lho a..... Riley itu siapa ....." Ucap ku, pura pura bodoh.


Padahal, diam diam saat aku membayangkan Riley bersama pemeran Prianya beraksi bisa membuat basah Area Miss V Ku.


"Syukur atuh neng ga marah, aku main dulu ya......" Ucap Bagja, aku tersenyum manis berusaha menyamarkan keKaguman ku pada Pahanya yang kokoh Karna rutin berolah raga.



Kepergian Bagja setelah meminta maaf, membuktikan Teman teman Pria ku Peduli Bahkan Melindungi ku, sedangkan beberapa rekan rekan wanita ku memuji, bercanda, dan kagum dengan penampilan ku tanpa hijab (apalagi mengenakan celana pendek olahraga 5 cm diatas lutut).

Hingga Agnes, salah satu "Bunga Kampus" memberi ku nasehat aku harus hati hati melepas Hasrat ku suatu saat nanti. Agnes beranggapan, tebalnya rambut ku yang ujungnya ikal. Sudah dapat ia pastikan, bahwa nafsu Syahwat ku sangat tinggi apabila dirangsang seorang pria yang tepat.

Sosok sahabat ku Agnes ini adalah Mentor, sekaligus penjaga ku dari hal hal kenakalan. Simbiosis mutualisme antara aku dengannya terjalin sudah melebihi kakak perempuan ku sendiri.

Apabila aku mulai menyibukkan diri diKampus Karna kurang perhatian, Agnes yang rutin "berpura pura" menginap dirumah ku adalah sosok korban dari Broken Home.

Sosok Agnes memang tergolong mahasiswi yang sudah tergolong sudah tenggelam menikmati dalam pergaulan bebas dan kenakalan remaja bersama pacar maupun Selingkuhannya.

Berwajah Cantik, Tinggi, dan Enerjik, tak heran banyak Pria sampai Dosen yang berlomba lomba mendekatinya.

Lalu Mengapa kami bisa berteman baik??

Itu semua Karna selain aku rutin membantu Tugas Kuliah, cukup sering aku membantunya berbohong kepada orang tua dan kakaknya. Semua ku lakukan agar Agnes bisa keluar malam Party hingga bahkan staycation dengan pacar atau selingkuhannya.

Meskipun Agnes demikian, kepada ku ia sudah seperti sosok Kakak perempuan. Jadi tak heran andai ia bersama Kekasihnya menjaga ku, terlebih lagi andai saat ada Mahasiswa Senior maupun Junior mendekati ku.

Beruntung rasanya, saat itu sebenarnya Agnes maupun Bagja tak menyadari sebenarnya Miss V ku berkedut saat menatap dengan jelas Syahwat Pria (paha Bagja hampir selangkangan yang terbuka) tanpa sengaja dari jarak dekat.

Untuk menghindari hal hal yang tak diInginkan, segera aku bilas dan mengenakan pakaian Hijab yang selalu menjadi Andalan ku terhindar dari Menggoda Mahasiswa Pria.


"Plak!!!" Setelah suara tamparan renyah, kedua mata ku menatap Vania yang terkekeh melihat reaksi Agnes.

"Iii anjir, rese banget sih Van....!!!"

"Alah, Ness.... Pura pura loe.... Padahal loe senengkan gua giniin......"

"Plak.....!!!!"


Kedua kalinya Vania yang tak kalah Renyah suara tamparan tangan mulus Vania cantiknya dari Agnes, menampar Bongkahan Pantat Agnes yang saat itu Ia hanya mengenakan Handuk.

"Bener bener lu Van, sini loe.....!!!" Dengan Rona wajah memerah, hanya berbalut handuk diKamar Salin wanita Agnes mulai mengejar Vania.

"Aaawww....!!! Riri..... Tolongin gue .... Aaaawww ..... Hahahaha........" Jerit Vania, sembari berlindung dibalik tubuh ku yang mungil.


Sambil tertawa dan bercanda, entah mengapa terasa ada getaran yang tak biasa saat Vania yang masih mengenakan pakaian olahraga futsal, serta Agnes yang hampir telanjang dibalut Handuk.

Tanpa sengaja aku maupun mereka yang bergerak lincah diantara aku yang menjadi penghalang, ada sensasi seperti sentuhan rangsangan.

Hingga akhirnya Vani mendorong tubuh ku hingga ditangkap Agnes, Vani segera berlari menuju salah satu bilik kamar mandi.

Lagi lagi salah satu tangan Agnes, entah ia sengaja atau tidak menekan lembut salah satu payudara ku agar aku berdiri tegak.

Akupun merasakan kenyalnya Payudara Agnes, serta pinggulnya saat didorong Vani dan jatuh dalam dekapan Agnes sambil tertawa.

Sampai akhirnya, Agnes yang hampir saja Handuknya melorot terlepas. Berhasil menahan pintu bilik kamar mandi, yang Vani tempati dan tak tertutup rapat.

Riang gembira, para mahasiswi didalam kamar ganti semakin histeris saat Vani yang kalah tenaga. Tak mampu menahan Agnes untuk masuk guna menangkap Vani......

Namun tiba tiba......


"SRrrrrrt......."

"Vaniiii.......!!!!!" Jerit Agnes, yang tak menyangka kali ini menjadi korban kejailan Vania.


Betapa tidak, Vani yang memang terkenal jail saat itu menarik Handuk Agnes saat ia kehilangan Akal saat menempati satu bilik berdua.

Atas kejailan Vanni, aku dan beberapa rekan yang sedari tadi menonton tertawa lepas. Sembari melihat lekuk tubuh Agnes yang mulus tanpa cacat.

"Huahahahaha..... Hahahahhaa......." Sembari tertawa sebisa mungkin berjalan agar rekan rekan wanita lainnya tak melihat lekuk tubuh Agnes.

Dan


"BRAKK!!!" Cukup kasar Agnes segera menutup pintu kamar bilik kamar mandi.


Tiba tiba......

Suara tawa ku perlahan menghilang, berbeda dengan rekan rekan ku yang terus tertawa. Entah mengapa dalam hati ku bergetar cukup hebat, entah iri atau ingin aku bergabung dengan keseruan Agnes dan Vanni didalam bilik kamar mandi tersebut.


"Rasain nih.....!!! Berani lu ya, ngerjain gue ......" Terdengar dari tempat ku berdiri, Agnes sepertinya menyiram Vanni dengan keran Air Shower.

"Ampun Ness ampun..... Hahahaha......."

"Hajar Ness....!!! Jangan kasih ampun, kalau perlu buat basah juga yang lainnya...... Hahahaha ......." Ucap Lussy, menyemangati Agnes.

"Aaah.... Gila lu nes, basah sampe Daleman gue ni..... Ampuun......" Terdengar kembali ucapan Vanni, dari dalam bilik yang membuat Vagina ku berkedut.

"Huuh, dasar lu...."

"Makanya jangan jailin gue....." Ucap Agnes mulai pelan suaranya, namun aku bisa dengar jelas Karna aku berdiri paling dekat dengan bilik pintu kamar mandi.

"Dah tanggung, kita mandi bareng aja sekalian......" Terdengar lirih saat itu suara Agnes dari dalam bilik.


Seketika aku berpaling kebelakang melihat beberapa rekan yang sempat melihat dan tau kekonyolan Vanni dan Agnes, disana ada Lussy, Annisa, Verra, Septi, serta Nurul.

Rupanya, berbeda dengan ku mereka seperti cuek entah tidak mendengar ucapan Agnes yang terakhir ia ucapkan lirih tadi.


"Kalau mereka ntar ribut lagi, rekam ya RI..... Hihihi....." Ucap Septi, saat melihat ku duduk tak jauh dari bilik Agnes dan Vannia berada.

"Bener tu RI, kita mah udah nyerah.... Serahin mereka Ama lu aja ya.....cowok gua dah nunggu diluar RI...." Ucap Vera lalu keluar tempat salin lebih dulu.

"Oii..... Verr!!!! Casan ponsel Jagan dibawa, gua pinjem dulu!!!" Jerit Anges dari dalam.

"Ish, pelan dong nes.... Pasin gerakannya....." Lirih sepersekian detik suara Vanni terdengar, membuat jantung ku berdetak hebat.

"Gue titip Riri ya nes....!!!"

"Jangan lama lama lesbiannya, ntar ada yang ngintip lho...... Hihihihi......" Sambil menyerahkan charge ponsel kepada ku Vera berteriak keraha ruangan yang mereka tempati berdua.

"Apaa si ver iri aja tau kita akur ..... Aaah ....." Vanni berkata dari dalam, namun diAkhiri suara desahan.


Seketika darah ditubuh ku terasa naik keatas kepala, apalagi mendengar peringatan Vera yang sepertinya tak bercanda tadi. Tapi anehnya, Verra ngeloyor pergi setelah meminta ku menjaga mereka. Tentunya aku paham tugas ku, Karna ditempat kamar ganti ini ada banyak celah ventilasi yang bisa saja jadi tempat mahasiswa pria mengintip mereka mandi dalam satu bilik kamar mandi.

Setelah Annisa dan Nurul berpamitan kepada ku, tak sampai satu menit kemudian. Tentu kali ini aku lebih membuka lebar lebar telinga ku dari tempat ku duduk dikursi panjang. Letak kursi tempat ku berada, hanya beberapa langkah dari bilik pintu kamar mandi tempat Vania dan Agnes berada.

Hanya guyuran shower tanpa henti dan samar suara gesekan yang ku pikir telapak tangan dan kulit tubuh. Selain itu, suara keran air deras paling terdengar jelas setelah shower yang mereka gunakan.

Apa yang mereka lakukan???

Karna merasa jenuh ku menunggu, setelah kira kira lewat satu menit Nissa dan Nurul meninggalkan ku menunggu mereka. Akhirnya ku beranikan diri mengetuk bilik pintu kamar mandi yang mereka gunakan.


"Tok, tok, tok......"

"Eeehgh.... Eeh aah iyaaah sapa......." Agnes menjawab dengan intonasi suara yang aneh.

"Bentar liat aja dulu....." Lirih suara Agnes terdengar berbisik, meskipun aku telinga tertutup berhijab aku masih bisa ku dengar.

"Eh, say ...... Bentar ya tanggung ....." Ucap Agnes, setelah membuka hanya cukup wajahnya saja.

"Masih lama ya?? Kalau gitu aku nunggu luar aja ya....." Ucap ku sembari menahan perasaan tak karuan.

"Please bentar lagi say, tanggung ni....." Ucap Agnes sembari menahan desah, ku lirik kedalam ia jelas menggerakkan pinggulnya naik turun.

"Riri sayang?? Ga apa kan...." Bujuknya dengan tatapan sayu kearah ku.

"Aku takut say ada yang cowok ngintip kita ...... Sshh aah......"

"Ya udah cepetan, aku keluar bentar aja mau beli minum aus......" Ujar ku, Karna pikiran ku campur aduk antara penasaran dan tak percaya.

"Oke.... Ma aci ya sayang ......."

"BRAK!!!!" Pintu bilik langsung terbanting rapat dan langsung terdengar Slot kunci terpasang.


Hampir saat bersamaan suara slot kunci terpasang, terdengar suara yang membuat ku lemas dan merangsang......


"Ellmmhhh.... Muach......" Samar hampir tak terdengar, bersamaan dengan Pintu ditutup terbanting dan slot kunci terpasang.


Ketimbang bingung, curiga, dan cemburu dengan apa yang teman baik ku lakukan didalam bilik bersama Vanni. Aku berjalan keluar ruangan ganti, dan segera melangkah menuju kantin yang tak jauh dari pintu kamar ganti.


"Neng Riri, Vanni masih diDalem.....??" Tanya William, sosok gempal sembari menghampiri ku saat baru keluar ruangan salin.

"Eh, Hay Will...."

"Ia dia sama Agnes masih diDalem ....." Ucap ku, yang seketika beberapa perasaan campur aduk dalam hati ku.

"Oh, gitu ya..... Oke deh aku nunggu sini aja......" Ucap Will, segera kembali kekursinya.


Tapi.....


"Kamu mau kemana RI???" Tanya Will, rupanya menatap ku melangkah menjauh darinya.

"Aku mau beli air mineral Will....." Sembari ku arahkan mata menyapu pandangan, Pastikan tak ada yang beridiri sisi dinding apalagi mengintip ruang salin wanita.

"Sekalian deh neng Riri, aku juga mau beli rokok......" Ajak Will.


Setelah hanya sekitar 2 menit, aku ditemani Will keKantin dan kembali kedalam kamar ganti. Entah mengapa isi kepala ku terasa ingin meledak dengan beberapa perasan, terutama rasa penasaran apa yang Agnes dan Vanni lakukan didalam salah satu bilik kamar mandi yang tertutup rapat.

Terheran heran aku setelah membuka pintu kamar ganti, masih tetap sama suara keran air mengisi ember dan shower tetap menyala. Andai orang baru masuk, tentunya tak akan sadar ada 2 remaja cantik berisi didalam bilik kamar mandi bilas yang tertutup rapat.

Ku amati jam ponsel ku, sudah hampir mau 10 menit mereka mandi berduaan didalam sana.......

Berjalan ku mengendap ngendap, sembari membuka Indra pendengaran ku dengan seksama. Namun kali ini semua hening........

Antara Logika dan Jiwa Kesetiakawanan ku bertarung didalam Hati, setelah menimang dan berfikir cukup dalam. Akhirnya ku beranikan diri mengetuk pintu bilik kamar mandi tempat mereka berdua berada.

"Tok, tok, tok....."

"dugg.... Drugg..... Srrrt....." Terdengar samar suara aneh yang tak tau apa terjadi didalam.

"Vaan, Neees...."

"Masih lama ga......?? DiDepan ada William nunggin....." Ucap ku selembut mungkin agar mereka tak curiga aku sempat menguping dari balik pintu.


Beberapa detik, samar terdengar mereka saling berbisik lalu suara slot kunci terdengar.


"Ri sayang..... Bentar ya .....ssh... Nanggung banget....."

"Please, bentar lagi sayang......" Ucap Vanni, yang membuat jantung ku kali ini lagi lagi berdetak hebat tak karuan.

"I, iya Van....." Ucap ku lirih Karna pintu terbuka hanya sebatas wajah Vanni, sembari menahan darah kembali terasa naik keKelapa ku.


Betapa tidak, selain bertukar posisi dengan Agnes, kali ini gerakan Pinggul Vanni terlihat sepintas lebih intens Naik turun ketimbang Agnes yang terlihat tadi samar.


"BRAKK!!!! CLEK CLEK......" Pintu segera Vanni tutup dan kunci.


Segera aku duduk dan kembali ku minum air mineral yang ditraktir William, dalam hati ku berfikir. Mengapa posisi mereka berubah?? Andai tadi Agnes dekat pintu, kini mengapa Vanni yang buka pintu.....

Memory ingatan ku langsung membayangkan posisi mereka didalam bilik saat ini, berdua sama sama bertelanjang bulat.

Dari segi tubuh, Agnes yang berkulit sawo matang memiliki tubuh proposional berduaan hampir 15 menit bersama Vannia yang ranum putih mulus ala Chinese.

Tinggi mereka rata rata 160 cm, dari situ aku mulai menerka nerka mereka kini entah apa mungkin yang verra ucapkan benar.

Andai memang benar, mereka bisexual, kenapa ga ngajak aku.....???


"Astagfirullah RI..... Apa yang kamu pikirkann....." Jerit ku dalam hati.


Beberapa puluh detik, setelah ku Istigfar menenangkan diri, tiba tiba.......


"Emmmh......Aaah.....Hhhmmmhh......Iyyyhhh......aaah.."

"Mmmuach .....muach......." Meski samar, namun cukup jelas terdengar.


Bersahutan suara desahan mereka bersahutan, dibalik suara air dan air keran mengisi ember. Lalu kemudian bergantian suara suara samar yang belakangan ku tau suara Percumbuan terjadi didalam sana.

Tak lama, pintu bilik kamar mandi terbuka. Dari tempat ku duduk, Vanni berjalan melewati ku dengan mengenakan pakaian basah tanpa bra.

Awalnya ia tersenyum dan berbisik kepada Agnes, namun saat melihat aku yang sedari tadi menunggu mereka. Expresi wajah cantik orientalnya mendadak kaget, segera ia berjalan cepat mengambil handuk lalu masuk bilik kamar mandi yang kosong.

Begitu juga dengan Agnes, namun bedanya ia berjalan tenang menghampiri ku tanpa malu (Karna terbiasa dikamar ku) mengenakan handuk lalu memeluk ku dari samping.

"Beb, maaf ya sayang ...."

"Tadi itu bener bener ngalir apa adanya...." Ucap Agnes lirih berbisik kepada ku, sambil berusaha menatap ku.


Tubuh indah berkulit sawo matang dan mulusnya hanya berbalut Handuk, bersandar ditubuh mungil ku yang berbalut hijab.

"Ya udah cepetan pake baju, ntar Will sama yang lain curiga ......" Ucap ku dengan intonasi suara ketus kepadanya.

"Cuph...... Makasi ya Riri sayang ......" Ucapnya, mencumbu pipi ku lalu lekas ia berpakaian.


Cumbuan Riri diPipi ku, membuat rasa kesal, marah, dan Horny ku mereda. Dalam hati ku merasa iri dengan kenakalan mereka, namun sisi lain Agnes memang benar benar melindungi ku dari semua bentuk kenakalan remaja.

Setelah berkali kali ia tak melibatkan ku dengan aktifitas Party, sepertinya kali ini Agnes sulit menutupi dan menahan nafsunya setelah dikerjai Vannia.

Setelah mereka berdua berpakaian rapih, Vanni terlebih dahulu keluar tempat salin menemui William yang sepertinya Willian tak tau Kekasihnya Taj mengenakan Bra Karna basah.

Entah merasa bersalah atau merasa hutang Budi, Vannia langsung mengajak ku bersama Agnes sore menjelang malam itu makan malam diRestaurant All You Cant Eat diKota ini.

Tak heran Vanni bisa memanfaatkan Will yang tajir, untuk mentraktir kami semua.

Karna selain kami sama sama kenal, Agnes juga terlibat perjodohan Vaniia gadis cantik Oriental bersama William alumni mahasiswa yang cemburuan tapi sepertinya polos dalam urusan wanita.

William yang akrab disapa Will, Tentu tak curiga kenakalan pacarnya bersama salah satu Mahasiswi Agnes tercantik diKampus kami beberapa menit yang lalu.

Ia pikir, wajar Kekasihnya yang putih mulus bak pualam. Cukup lama menghabiskan waktu dengan Agnes, Mahasiswi Cantik sensual yang banyak jadi rebutan pria.

Sedangkan aku sendiri, seperti biasa tergolong Mahasiswi kutu buku dan kurang menarik andai diPacari. Namun mereka lebih sayang dan melindungi ku layaknya Adik bungsu atau Akrab disapa Neng Riri.

Anges menjelaskan singkat kepada ku, tentang apa yang terjadi antara dirinya dan Vannia. Hanyalah aksi penasaran dan Khilaf semata, Karna kebaikan ku dan Titipan Ibu ku selama ini. Agnes tak mau aku menyeret ku kedalam lingkaran Kenakalannya.

Belum lagi sering sekali ia ku bantu dalam berbagai macam hal tugas Mata kuliah, kecuali ujian.

Bagi Agnes, aku lebih dari adik perempuannya. Ibu ku juga membaca sikap kami yang sangat Akrab, tak heran ia selalu menjaga ku dari hal hal negatif yang sudah ia pernah lakukan sejak Massa SMA bersama pacar maupun teman dekatnya.

Tak heran, semassa hampir 4 tahun. SeIngat ku hanya sekali itu kejadian Janggal namun membuat ku merangsang dan Nekat selama kuliah.

Selebihnya, aku bermasturbasi sendiri dikamar saat tengah malam sembari menyaksikan video seseorang yang hampir mirip dengan ku. Ia lah Riley Reid.





PERAYAAN SETELAH DITERIMA BEKERJA





"Arah jam 2 ri..... Coba lirik deh ......." Bisik Agnes kepada ku, saat kami tengah Asyik menikmati makan siang.

"Keren ya, kayak bintang Film Hollywood......" Ucap ku, menilai pria keren yang ia lirik.

"Type gue banget RI....." Ucap Agnes manja, dengan espresi wajah manja.

"Anjir, ga apa lah dah punya istri juga ....... Kalau gua udah liat jempol kakinya, fix deh gue mau jadi selingkuhan dia rii......" Lanjut Agnes berbisik, yang ku kira ia sudah tak memperhatikan cowok yang tadi kulihat.

"Lah, kenapa jadi keJempol kakinya sih Say??" Tanya ku sambil mengerutkan kedua alis ku.

"Ni ya Riri sayang, gue kasih tau......"

"Kalau lu mau tau size Mr.P lelaki gede apa engga, elu bisa liat dari jempol kakinya bestie......" Ucap Agnes, saat kami berada diRestaurant Fast Food ala Jepang.

"Gitu ya....."

"Kalau lu ntar jadi selingkuhan dia, terus siWahyu lu kemanain.....??"

"Ya jangan sampe tau la sayang......."

"Kalau seumpamanya ketauan......??" Kata ku, mulai serius kepadanya.

"Kalau ketauan, ya gua ajak threesome aja biar damai......" Ucap Agnes berbisik, sambil tersenyum lebar kearah ku.

Sahabat ku ini memang sudah tak malu dan Cangung ungkap Fantasy liarnya kepada ku, walaupun nada bicara bercanda, tapi wanita secantik Agnes memang memiliki hasrat sex yang tinggi.

Semua itu ditunjang kecantikan dan bentuk tubuh yang aduhai, berbeda dengan ku yang mungil dan lebih mirip anak remaja masuk Sekolah Menengah Atas.

Meskipun itu terdengar candaan, namun dalam pikiran ku. Terkadang candaan maupun perkataan liar yang keluar dari bibirnya pasti akan dia wujudkan andai ada kesempatan.

Seperti saat merayu Dosen dan Profesor penguji, salah satu rekan pria ku membocorkan Rahasia Agnes rela melakukan Threesome demi kelulusan dia, sekaligus gelar Mahasiswi Terbaik diberikan kepada ku.


"Gila lu Ness, tapi.... Tapi ini yaa......"

"Kalau ketauan sama Istrinya nih, trus lu disebut pelakor ntar gimana......." Ucap ku berusaha menakutinya.

"Kalau itu sih......." Sembari Agnes, pindah duduknya disamping kursi ku.

"Berarti kamu yang bocorin........" Ucapnya sembari mulai menggelitiki perut ku.


Berdua kami bersenda gurau sambil duduk dimeja Restaurant, saat kami berdua tengah seru bercanda ku mencoba menghindari kedua tangannya. TIba tiba.....


"Hallo dek, permisi........" Sapa Wanita Cantik mendekati sempurna.


Andai aku gambarkan, wanita dihadapan kami secantik mirip Pevi** Pierc* , Tinggi menjulang, namun body dan pinggulnya ku lihat sempurna.


"Ia kak, ada apa ya ......." Ucap Agnes menimpali.

"Maaf ganggu dek, boleh saya pakai satu kursinya??" Tanya wanita penuh kharisma itu dengan lemah lembut.

"Oh ia silahkan kak, lagian kami cuma berdua kq" segera ku jawab, Karna dimeja kapasitas 4 orang itu kami hanya berdua.

"Makasi ya dek, maaf ganggu waktunya....." Ucapnya dengan senyum merekah penuh pesona.


Tapi kemudian.......


"Ma, biar Dodo yang bawain ma...... Mama duduk dikursi aku aja sama Mayang ........" Ucap pria tampan dan Gagah yang tadi Agnes Lirik.

"Makasi ya mbak, maaf ganggu......" Ucapnya penuh pesona dan berwibawa.

"Ia sama sama kak Dodo, selamat menikmati hidangannya bersama keluarga......" Ucap Agnes, sepertinya saat itu tak bisa menahan lagi berkenalan dengan Dodo.


Namun sayang, saat itu kak Dodo dan Ibunya Astrid hanya melempar senyum manis. Berdua kami sesekali melirik sambil berbisik keharmonisan keluarga mereka, dalam hati ku lagi lagi hanya bisa iri atas anugrah tuhan yang diberikan kepada mereka.


"Udah mamahnya Cantik, ramah, anaknya ganteng lagi......" Bisik Agnes kepada ku.

"Udahlah say, udah ada Istrinya...... Lagian lu ada Wahyu juga, ga kalah keren kq sama cowok itu....." Ucap ku menasehati Agnes.

"Ia juga si......."

"Tapi Ri...... Janji lho ini diantara kita......" Ucap Agnes kepada ku.

"Jani apaan??" Kata ku penasaran.

"Siapa pun diantara kita ketemu cowok siDodo lagi, janji jangan sampe dilepasin lagi Ri......"

"Ya ampun Ness, gila kali lu ya..... Dia dah punya istri....." Ucap ku menggerutu sambil berbisik.

"Tapi janji dulu......" Ucap Agnes sembari mengacungkan jari kelingkingnya kearah ku.


Rasanya Agnes saat itu memang bercanda sambil berdoa, sebagai sahabat baik ku tentu ia tau akan sikap ku yang sering Insecure.

Sebagai sahabat yang sering berbagi beberapa hal, termasuk hal hal gila dan nekat. Sepertinya ia kali ini berharap hal bertemu dengan Dodo akan terulang kembali.


"Ia deh gue janji......." Kata ku mengalah kepada janji aneh yang kami buat.

"Tapi........" Setelah melepas kelingking tanda perjanjian kami berdua.

"Kamu juga janji say......" Ucap ku lirih sembari mecoel ice cream diujung telunjuk ku.

"Ntar ntar kalau mimpi jangan kebangetan......" Kata ku sambil mentorehkan Ice Cream diUjung hidung mancung Agnes lalu beranjak pergi setengah berlari sebelum ia mengangkap ku.

"RIRI.......!!!! AWAS YA......!!!" Jerit Agnes kearah ku, yang saat itu aku sudah berhasil menjauh darinya.


Jerit manja Agnes tentunya mengundang perhatian pengunjung lainnya, mereka tentunya tau candaan dan keAkraban kami sudah lebih dari Saudara kandung.

Beberapa tamu pria menatap Agnes penuh pesona sejak kamu datang, hingga beberapa waiter yang sedari tadi memperhatikan Agnes sejak awal kedatangan kami sigap berjalan mendekati sambil membawakan Tissu kepada Agnes.

Sempat ku lihat Dodo, Istrinya dan Mamanya tersenyum kearah ku. Karna malu, aku menunggu Agnes dipintu restaurant. Sampai akhirnya, kami berdua berpisah setelah berdua merayakan diterimanya kami diTempat kerja Kantor kami yang berbeda tempat setelah kelulusan.





AWAL PERKENALAN





Cukup sulit rupanya saat memasuki dunia Kerja, selain aku harus menghandle Admin serta posisi Resepsionis sekaligus. DiKantor sekaligus Marketing Perusahaan Kontraktor dan Pengembang, terkadang bersama Staff HRD aku mencatat dan mendata daftar kehadiran maupun lembur karyawan hampir SeIndonesia.

Semua pekerjaan tambahan itu, ku lakukan agar dapat menerima bayaran sesuai UMR dan Lembur kota ini. Selain jalan kerja keras ku sebagai Karyawan, status Admin sekaligus HRD ini membuat ku cepat dikenal serta dipandang baik oleh Karyawan Produksi (secara aku yang bertanggung jawab mengurus biyaya lembur mereka) maupun Staff Inti diLuar Kota.

Hanya dalam 5 hari berkerja itu juga, cukup cepat aku harus bisa beradaptasi. Termasuk fisik ku yang harus siap naik turun keRuangan Direksi dan Staff Eksekutif perusahaan.

Andai bisa diBilang, aku salah satu Sekertaris yang berada diMeja depan Perusahaan.

Lagi lagi mungkin faktor kurang Tinggi, Cantik dan menariknya diri ku, menjadi alasan kemampuan ku sebagai Sekertaris Direksi masih perlu diUji cukup berat.

Hingga sekitar 2 bulan kemudian, entah Takdir atau Kebetulan sebuah janji ku bersama Agnes terwujud saat itu.


"Selamat pagi pak...... Ada yang bisa dibantu......" Ucap ku sembari menatap Kagum Seorang pria Tampan dihadapan Meja resepsionis ku.

"O ia, pagi mba..... Nama saya Afriando, saya Staff Eksekutif yang ada janji dengan Pak *******" mendengar suaranya, aku rasa pria ini Dodo yang beberapa waktu lalu Agnes Kagumi.


Entah mengapa, seolah terbawa kembali kePercakaoan dan perjanjian konyol bersama Agnes. Sepertinya ini kesempatan yang tak boleh ku lewatkan lagi bisa dekat dengan pria yang memiliki Aura Kharisma yang kuat.

Tapi tiba tiba........


"Hallo.... Mbak......" Ucapnya sembari melambaikan telapak tangannya.

"Eh, ooo.... Itu, maaf maaf pak..... Silahkan duduk dulu, saya hubungi sebentar pak Adam pak......." Ucap ku Terbata, sembari ia mulai melirik ku lebih teliti.

"Mba, toilet yang Deket disini dimana ya??"

"DiUjung pak silahkan....." Ucap ku sembari menempelkan telinga ku diGagang telfon.


Saat ditengah campur aduk perasaan ku, antara senang, bahagia, dan grogi bertemu kembali dengan Pak Afriando. Tiba tiba aku dikejutkan dengan suara berat Putra Boss besar ku Pak Adam disambungan Telfon.


"Ia riin......" Sapanya Akrab khas pria dewasa.

"Pagi menjelang siang pak, maaf menggangu..... DiResepsionis ada Staff Eksekutif Pak Afriando menunggu pak......." Ucap ku kepada beliau.

"Huahahahaha....... Akhirnya dia bergabung juga........"

"Lekas antar dia masuk keRuangan saya Rin, jangan sampe dia kabur lagi......"

"Baik P...... TUUUUT....!!!" Belum sempat ku selesaikan kalimat ku, pak Adam langsung menutup telfonnya.


Perasaan bahagia, senang, dan ceria mendadak bercampur panik saat ku dengar jelas Pak Adam tak ingin Pak Afriando "KABUR" Dari kantor ini.

Kulihat dengan seksama sikap polos dan ceroboh ku kembali mengambil langkah terlalu nekat, semua itu bukan tanpa alasan. Karna pintu Toilet, ku lihat tertutup rapat dan khawatir dengan ucapan pak Adam bahwa Pak Afriando "kabur" dari perusahaan.

Setelah ku berjalan cukup cepat, tanpa mengetuk pintu aku segera membuka pintu Toilet yang awalnya ku pikir Pak Afriando tak berada didalam.

Tapi.......

Dugaan ku ternyata salah.....


"BRAKK!!!" Setelah pintu terbuka lebar.


Kedua mata ku disajikan sebuah pemandangan yang belum pernah kusaksikan sebagai Gadis Muslimah berhijab secara langsung. Kedua mata ku membeku dan terhipnotis terpana menyaksikan Batang Penis putih panjang mengacung keras dihadapan Urinoir.

Karna putih mulusnya, Urat urat halus batang penis yang tak bisa terhalang dinding Urinoir tersebut bisa ku lihat jelas. Kepala penisnya Merah merekah bagai kepala jamur berwarna merah Jambu.

Cukup lama Tak ku pedulikan expresi wajah Dodo saat itu, Karna aku kagum dengan pemandangan yang baru sekali seumur hidup ku saksikan dengan mata telanjang.

Setelah cukup puas melihat batang penis, tanpa harus melihat jempol kaki Dodo sesuai nasehat Agens. Entah dari mana sisi otak kanan ku mengirimkan pesan, sesuai perjanjian aku tak boleh melepaskan Dodo.


"Maaf pak, saya terlalu lancang......" Ucap ku lirih bergetar, namun tak menutup pintu dan tetap memperhatikan Dodo merapihkan penisnya kedalam celana yang ia kenakan.

"Pak Adam tadi bilang kepada saya......" Sembari menatap matanya dalam dalam.

"Kalau saya tak boleh membiarkan Pak Dodo Kabur lagi......." Ucap ku dengan detak jantung terasa hendak meledak didada ini.

"Hehehe..... SiAdam Ada ada aja......" Ucapnya, yang tak kalah bergetar dengan ku.

"Saya cuci tangan dulu mbak, udah ini saya pasti sama mba nemuin pak Adam....."


Setelah mendengar ucapannya, aku Tutup Pintu Toilet atau istilah kerennya Lavatory tersebut. Dalam hati ku berkecamuk perasaan ku sebagai Muslimah serta perasaan ku yang merasa dipermudah dan semakin yakin bisa pacaran dengan Dodo.

Bisa kalian bayangkan, diUsia menjelang 21. Sebagai Sarjana Muda, bisa dibilang aku terbelakang dalam urusan percintaan.

Meski tak setiap malam aku bermasturbasi, dalam urusan kiss dan bermesraan pun aku sangat minim.

Semua itu bukan Karna faktor aku tak cantik dan laku, namun semua itu Karna aku terbiasa Istiqomah dan dilindungi sosok Agnes sahabat baik ku semasa kuliah.

Tak heran akhirnya Perjanjian dan ucapan Agnes saat berada diRestaurat Fast Food Jepang tempo hari ku jadikan Acuan.


"Permisi mbak..... Saya siap....." Ucapnya mengagetkan ku dari lamunan dan bayangan ku berbincang bersama sahabat baik ku Agnes.

"Oh... Ia, eeh anu pak ia mari silahkan ikuti saya......" Ucap ku grogi, tegang campur malu melihat senyum manis Dodo saat itu.

"Maaf mbak, boleh saya bertanya......" Ucapnya dengan kalimat santai, saat hendak melalui ruangan kantor.

"Oh ia Do.... Silahkan...."

"Eh, maksud saya pak Dodo......" Ucap ku malu malu sambil membalikkan badan agar bisa melihat wajahnya yang tampan dan Kharismatik.

"Jarang lho, ada orang memanggil saya dengan Nama Dodo....."

"Kecuali rekan Sekolah saya dulu....."

"Kalau boleh tau, mbak tau saya dipanggil Dodo dimananya.....??" Tanya ia penuh penasaran sambil dari ruangan utama kantor menaiki lift.

"Ooh, itu... Anu pak..... Saya pernah dengar Ibu bapak menyebut nama bapak saat diRestaurant....." Ucap ku grogi setengah mati, berharap ia ingat moment itu tapi tak tau percakapan ku dengan Agnes.

"Oh....." Sembari ia melihat kearah langit langit lift.

"Mbak yang ini mbak Riri ya, yang bulan lalu ngerjain Kakaknya..... Hehehe......"


Lewat kaca aku bisa melihat senyum ku dan betapa memerahnya wajah ku menahan malu, tak terbayang andai ia tau percakapan "gila" ku bersama Riri saat itu.


"Andai pak Afriando tak berkenan, saya bersedia panggil bapak dengan sebutan Pak Afriando......" Ucap ku lirih sekaligus bahagia melihat senyumnya mengembang.

"Oh, ga apa apa kq saya suka...."

"Asal jangan ditambahin kalimat lain..... Supaya saya berasa diRumah saat berbisnis ditempat ini...... Hehehe....."

"TING!!!"


Pintu lift terbuka, tandanya aku berjalan kembali sedikit didepannya menuju ruangan Staff Direksi. Sesuai dugaan ku, semua mata para sekertaris masing masing direksi tersenyum manis kearah Dodo.

Berusaha sedikit ku percepat langkah ku, agar segera sampai mengantar beliau menuju ruangan Pak Adam.


"Tok, Tok, Tok......" Setelah ku ketuk pintu 3 kali, sempat ku lihat kembali senyum manis Dodo merekah kearah ku.

"Masuk neng, silahkan....."


Mendengar suara itu Dodo langsung mengerutkan alis menatap ku, tapi tiba tiba suara renyah dan akrab langsung terdengar dari dalam pemilik salah satu ruangan penting diKantor ini.


"Gila lu, sekian lama bisnis sama kita baru sekarang lundateng keKantor......" Ucap Pak Adam langsung berpelukan dengannya setelah bersalaman.

"Mari pak, saya kembali kemeja kerja......" Ucap ku, berharap pertemuan ku dengannya berkesan.


Dan rupanya.....


"Oh ia neng Riri.... Atau......"

"Riani, akrab dipanggil neng Riri..... Hehehe ...." Potong pak Adam memperkenalkan ku kepadanya.

"Ooh, ia ia, neng Riani makasi ya..... Kalau bukan dia pasti aku tadi kabur lagi dam......." Ucap Dodo, yang membuat ku merasa melonjak kegirangan dalam hati.


Sebisa mungkin ku sembunyikan perasaan ku yang Bahagia dan Malu malu, sambil segera menutup pintu ruangan pak Adam.


"Ri.... Siapa tuh......??" Tanya Ekayanti salah satu Sekertaris senior.

"Ia nih, kenalin dong..... Kayaknya akrab banget sama kamu neng......." Tambah Wanda yang terkenal sebagai sekertaris penakluk diKantor ini.

"Pak Afriando kak, ntar juga tiap hari ketemu..... Beliau, Staff Eksekutif diKantor ini......" Ucap ku, sembari mulai merasa panik andai harus bersaing dengan Wanda.

"Emmh, gitu ya....."

"Saya pamit dulu, masih ada kerjaan yang harus saya selsaiin dibawah....."



Sesampainya dilantai Resepsionis tempat ku biasa bekerja, ku lihat sosok Tamu yang tak kalah Cantik dengan Wanda. Potongan rambutnya sebahu, pakaiannya serta pernak pernik yang ia gunakan Branded.

Tak heran andai salah satu Komadan keamanan, tak lepas lepas senyumnya memandangi Wanita tersebut sembari mengobrol hingga aku kembali keMeja. Meskipun ia terlihat sibuk sambil memainkan Ponselnya, sesekali ia tersenyum saat berbicara dengan teman bicaranya sambil menanti ku kembali kemeja.


"Neng, ada tamu.... Katanya mau ketemu pak Adam......" Ucap keamanan yang menemaninya selama aku meninggalkan meja Resepsionis.

"Makasi ya pak......" Ucap ku sembari tersenyum, lalu melangkah kearahnya yang duduk sambil memainkan ponselnya.

"Permisi mba, selamat datang......" Sapa ku kepada wanita Cantik dihadapan ku tengah duduk disofa tunggu.


Andai ku bandingkan, kecantikannya setara dengan Agnes sahabat ku. Kelebihan lainnya, kulit tubuhnya lebih putih bersinar ditambah tampilannya seperti wanita dewasa yang mengikuti Fashion saat ini.


"O ia mba makasi, aku kesini mau ketemu Dodo dan Adam....."

"Aku coba hubungi mereka, tapi kq susah banget ya lewat ponsel......"

"Padahal baru tadi pagi tadi aku sarapan bareng sama Dodo....." DUARR!!!! mendengar hal yang ia ucapkan membuat lutut ku terasa lemas.


SeIngat ku sosok wanita dihadapan ku ini bukanlah Istri dari Dodo, seketika aku berfikir ia mungkin adalah selingkuhan Dodo. Atau jangan jangan, masih kerabat dekatnya ya..... Pikir ku dalam hati, dengan wanita cantik dihadapan ku ini.


"Kalau begitu, biar saya bantu mba menghubungi Pak Dodo dan Pak Adam......" Ucap ku segera, saat kedua matanya menatap ku cukup tajam setelah ia terlihat kesal dengan tak ada respon dari ponselnya menghubungi mereka berdua.

"Makasi ya mba........" Ucapnya, saat aku melangkah kembali kemeja Resepsionis, dan akan menghubungi meja kerja Pak Adam.

"Kalau boleh tau, siapa namanya Mbak.......??" Tanya ku saat mengangkat gagang telfon akan menelfon Ruangan Pak Adam.

"Sampaikan saja mba, NIKEN...... Niken Sudah sampai diLobby kantor....." Ucapnya lembut dan anggun.


Seketika aroma wangi Parfum, serta Aura yang sulit ku jelaskan terasa kepada ku. Membuat ku segera menekan tombol telfon ruangan Pak Adam yang tengah bertemu dengan Dodo diLantai Atas.






BERSAMBUNG.
 
Terakhir diubah:
Arrgh Mama Gitu deh....





Part 3




POV RIANI







Beberapa hari ku jalani, kesibukan ku sebagai Staff Admin, Sekertaris, Resepsionis, serta merangkap beberapa pekerjaan lain dari beberapa Department. Membuat kestabilan kesehatan ku menjadi kurang stabil, namun dari semua itu. Keberadaan sosok Dodo, benar benar membuat ku bersemangat melalui beberapa tugas kerja sehari hari.

Meski terkadang hanya sekedar saling menyapa, sungguh ku tersanjung dengan caranya memperlakukan ku.

Sengaja ku rahasiakan dari Agnes kalau aku saat ini satu tempat kerja dengan Dodo, Karna selain tak ingin proses pendekatan ini ia ganggu. Tentu aku kalah bersaing dengannya. Entah mengapa, diam diam mendambakan pria tampan berIstri tersebut.

Sampai suatu hari ........


"Ri!!! Kamu sehatkan hari ini??"

"Wajah kamu kq keliatan pucet??" Tanya Dodo, saat pagi bertemu dengan ku diLobby Kantor.

"Sehat kq pak, aku keliatan pucet mungkin Karna ga biasa pake make up...."

"Oh, kirain..... Abis keliatannya hampir tiap hari kecuali libur kamu sibuk banget neng......"

"Hmm, namanya juga kerjaan pak..... Ntar kalau ga selsai saya ga diGaji......" Ucap ku sembari bersenda gurau dengannya.

"O ia Ri, kenalin.... Ini Mayang Istri saya......." Pagi cerah itu mendadak membuat hatiku terasa kelabu, namun dengan senyum manis Mayang yang teduh membuat ku mengembangkan senyum ku keArahnya.

"Mayang......"

"Riani......."



Setelah berkenalan, serta mengobrol berdua. Kami pun mengobrol berdua, tak terasa kami semakin akrab. Walaupun baru sekitar 1 jam lebih Mayang istri Dodo bersama ku, kami berdua larut dalam percakapan dan Senda gurau. Terlebih lagi Mayang masih ingat perilaku ku dan Agnes saat diRestaurant.

Bahkan, tak segan Mayang yang mengeyam pendidikan lebih tinggi dari ku. Membantu beberapa pekerjaan ku dilayar Komputer.

Rupanya Mayang istri Dodo tengah hamil, namun diUsia muda kehamilan Mayang. Ia agak sensitif dan sangat mudah tak nyaman ditempat baru, saat mengobrol dengan ku. Entah mengapa Mayang megungkapkan merasa nyaman, bahkan dengan cekatan ia membantu mengetik serta merapihkan beberapa file laporan dimeja Komputer.

Beberapa kali Dodo suaminya menanyakan Istrinya yang cantik jelita yang asyik bersama dengan ku lewat sambungan Telfon kantor.

Saat itu juga, Mayang mengungkapkan bahwa dirinya merasa nyaman dan menikmati menjadi Resepsionis dadakan bersama ku.


"Duh, Bu Mayang..... Saya pasti betah bersihin Lobby kalau ibu Nongkrong disini sama Neng Riri....." Ucap Cecep salah satu petugas Cleaning Service.

"Kalau bisa tiap hari Bu hehehehe......."

"Duh ceep, bisa aja....."

"Tapi, seru sih emang bareng Riani.... Berasa punya Adik cewek hihihi......"

"Naah gitu dong Bu, selain happy dan ga pusing massa ngidam kita juga kenyang ya neng tiap hari ditraktir ngemil....."

"Ada Pizza Domino, ada Burger, ada KFC..... Sampe Awug juga Ibu Borong....." Ucap Cecep yang sambil bekerja turut menemani ngemil bersama ibu hamil yang tengah ngidam.

"Bener tuh Bu, pokoknya.... Ada mau nyicip cemilan buat Dede bayi, ibu Pesen aja sama saya Bu....."

"SOLEH!!!! OB terbaik sepanjang massa hehehehe......"

"Makasi ya, mang Sholeh..... Kang Cecep, berkat kalian juga saya jadi bisa lebih nyaman, lebih rame....."

"Kalau dirumah apalagi ga ada Mama sama suami, saya suka uring uringan. Kalau kata orang Sunda mah ririwit..... Hihihi......." Ucap Mayang, istri Dodo yang sepertinya belum bisa adaptasi dengan Massa Ngidam.



Tak lama kemudian, hadir pula lah sosok Wanita Cantik Dewasa penuh Kharismatik. Jujur saja, kehadirannya hampir sama dengan kehadiran Ibu ku. Malah bedanya, ia sangat luwes dalam bergaul dan sangat perhatian.

Beberapa Tamu dan Karyawan hampir tak berkedip dengan keberadaan Mayang dan Tante Astrid.


"Mayang sayang, sambil usap usap perut..... Tanya Dede ya, mau jajan apalagi....."

"Mama sekarang disini, bakal izin sama atasan Dodo kalau kamu mau main atau nyaman nongkrong disini....." Ucap Tante Astrid kepada menantunya.

"Ia ma pasti, ada Mama sama Riani..... Mayang jadi betah ma liat suasana lain selain dirumah....." Ucap Mayang kepada sang mertua yang begitu perhatian setelah menyelesaikan aktifitas langsung meluangkan waktu menemaninya.

"Riani, Tante perhatiin kayaknya kamu pucet sayang....." Ucap Tante Astrid, sembari telapak tangan mulusnya meraba kening ku.

"Ah itu anu Tante......." Tanpa menghiraukan ucapan ku, dengan lembut tangannya meraba kening dan Pipi ku.

"Ya Tuhan, bener kamu demam lho....." Ucapnya saat merasakan suhu tubuh ku yang tak biasa.

"Ma, sayang..... Ga apa apakan aku tinggal diAtas diRuangan ku....."

"Atau kita mau makan siang diluar......" Seraya Dodo datang dan memburu tangan Mamanya yang meraba area kening dan wajah ku untuk ia Salami.

"Dodo sayang, coba deh pegang Riani......" Setelah Tante Astrid membiarkan tangannya disalami Dodo, beliau arahkan tangan putranya keWajah ku.

"Astaga neng, benerkan..... Kamu pucet demam....." Ucap Dodo sembari memegang kening dengan telapak tangannya.


Entah mengapa, aku sangat menikmati moment kehangatan keluarga kecil mereka diHadaoan Istri sahnya sendiri. Setelah sekian banyak teman dan kolega ku menjadikan ku adik bungsu, baru kali ini aku merasakan benar benar diperhatikan oleh keluarga tanpa ikatan darah.

Terlebih lagi semua terjadi diKantor tempat ku sehari hari bekerja.....


"Ayang, gimana kalau kamu beliin obat buat Riri sekarang...." Ucap Mayang yang terlihat mengkhawatirkan ku, setelah ia tadi terpengaruh kata kata ku yang tak biasa bermake up.

"Ya udah deh, bentar ya..... Paracetamol cocokkan??" Tanya Dodo yang diam diam aku memujanya.

"Eh, itu.... Ia bisa pak....."

"Oke, sekalian aku beli makanan buat makan siang...... Ayang mau makan apa??" Tanya Dodo kepada Mayang, yang membuat ku iri.

"Apa aja deh Yaang, tapi setengah porsi aja, soalnya dari tadi aku ngemil....."

"Mama....??"

"Maaa......??" Tanya Dodo dengan seksama memicingkan mata, melihat Ibunda tercintanya senyum sendiri melihat layar ponsel.

"Bu......." Ucap ku lirih Karna dekat dengan beliau sambil menyentuh pahanya pelan.

"Eh, ia Riani sayang ada apa......" Seperti kaget dan panik sambil langsung menjauhkan ponselnya saat ku panggil disertai sentuhan lembut.

"Liat apa si ma??"

"Ampe senyum senyum sendiri sambil liatin HP....."

"Ini lho Dodo sayang, ada penawaran sama pesenan Ayam Bakar...."

"Ayam Bakar??" Ucap Dodo sembari menatap semakin tajam kepada Mamanya Tante Astrid seperti marah.

"Eh, oh iya Ayam Bakar...... Tapi ada Tongseng kambing juga kq......" Ucap Tante Astrid terbata, lalu merapatkan ponselnya kepada ku.


Sepertinya Tante Astrid tak ingin Putranya Dodo tau, kalau ada panggilan masuk diponselnya yang ia rapatkan kepada ku. Dari layar ponsel sempat ku lirik sepintas, nama seseorang yang menghubunginya bernama PAIJO diLayar ponselnya.

Sepeninggal Dodo, kembali aku memperhatikan layar Komputer dan sesekali mengobrol dengan Mayang.

Lebih dari itu, saat Mayang pergi keLavatory yang berada diUjung lobby kantor, tiba tiba Tante Astrid kembali meraih ponselnya yang rupanya ia setting mode getar untuk menerima panggilan dan pesan masuk diPonselnya.


"Ish kamu ya Jo .... Nekat banget Sii......." Sembari mengedipkan mata kearah ku dan mengangkat telunjuknya tepat ditengah tengah antara bibirnya seperti memberi aku kode tak bersuara.


Namun tak lama kemudian, kedua mata Tante Astrid membesar sambil segera beranjak menjauh dari meja. Setelah melihat seseorang dari belakang ku, rupanya ia kaget dan takut Mayang sang menantu tau ia menerima telfon dari orang itu.

Terlihat, meski telah menjauh Tante Astrid seperti tegang namun sesekali tertawa tanpa suara saat mengobrol lewat sambungan telfon.


"Ri....." Ucap Mayang lirih setelah duduk dikursi sebelah ku.

"Tadi mamah Nerima telfon dari siapa......??"

"Pelan pelan aja ya Ri, bisik bisik..... Biar mama ga curiga aku nanya sama kamu......" Ucapnya lirih hampir tak terlihat menggerakkan bibirnya.

"Ia kak...." Ucap ku lirih sembari tak menggerakkan bibir ku.

"Tadi Tante Astrid Nerima telfon namanya Jo kak....." Kata ku apa adanya, seketika ku lihat Wajah Cantik putih mulus layaknya Tokoh Anime Hinata menganga membuka bibirnya.


Setelah menghela nafas cukup dalam, kak Mayang tersenyum keArah ku lalu menulis sesuatu diBuku diatas kertas bagian belakang.


"THANK'S YA RIANI...... MAKE SURE IT'S BE OUR SECRET....." aku cukup terkejut membacanya.


Sesaat ku tatap wajah kak Mayang, ia tersenyum manis namun dibalik senyumnya yang manis ada aura mengintimidasi ku agar ini jadi rahasia antara aku dan dia saja.


Lebih aneh lagi, saat usai makan siang bersama dan pulang bersama. Tiba tiba Tante Astrid, mengajak ku pulang bersama dirinya.

Hampir sama dengan Kak Mayang, kali ini Tante Astrid menanyakan kepada ku, apakah kak Mayang menanyakan siapa yang menelponnya tadi dengan cara yang lembut.

Tentu agar mencari aman, aku segera menggelengkan kepala ku. Karna ku pikir terlebih dahulu membuat janji dengan Mayang. Lalu tiba tiba........


"Riani sayang, inget pesen Tante ya......."

"Kamu ini gadis yang lugu, pekerja keras, dan cerdas......"

"Jarang jarang lho ada karyawan masih muda dan cekatan mau mengerjakan banyak pekerjaan kantor seperti kamu nak......"

"Jadi pesan Tante sama kamu, kamu jangan diet ya....."

"Sekali lagi Tante Makasii banget hari ini udah bantu anak Tante Dodo lebih tenang, terlebih lagi Menantu Tante nyaman....."

"Maklum masih massa ngidam....."

"Ia Tante sama sama......" Lalu kemudian kami berpelukan dalam mobil Tante Astrid penuh kehangatan.

"Andai mendiang Ayah Dodo masih ada, hidup Tante pasti ga sepi sekarang nak....."

"Apalagi andai Tante diAnugrahi anak gadis yang lincah dan cekatan seperti kamu....." Ucap Tante Astrid berkaca kaca sambil menatap wajah ku.


Lalu tanpa banyak kata, Tante Astrid mengecup kening ku layaknya aku ini putrinya.


"Cepet pulih ya nak, pokoknya Tante nanti bilang sama Anak Tante Dodo harus bisa Take Care kamu diKantor...... Hihihi....." Ucapnya sembari mengusap air mata diujung pelupuk matanya.

"Makasi ya Tante, kalau gitu, boleh ya Riani manggil Tante Mama sama Kayak kak Dodo dan Mayang......" Ucap ku begitu saja saat sangat nyaman punya seorang Mama setelah Ibu.

"Tentu saja sayang, melihat keakraban kalian Mama yakin Dodo maupun Mayang pastinya setuju dengan ide mama astrid sama mereka hihihi......." Lalu kami pun berpelukan layaknya Mama dan Anak.


Harus ku Akui, meski aku tak jujur kepada Mama Astrid. Sepertinya mereka adalah type orang Tajir yang kesepian dan sulit membaur dengan orang baru.

Setelah aku turun dari mobil, aku seperti biasa makan malam dan minum obat. Guna menjaga pesan mama Astrid kepada ku.





******





Seminggu kemudian, kedekatan ku dengan keluarga Dodo cukup intens. Meski tak rutin datang keKantor atau hanya sekedar menjemput Dodo, bersama Mama Astrid Kak Mayang selalu dekat bahkan membawakan cemilan maupun makanan kesukaan ku.

Tak banyak orang kantor yang Tau, namun disaat jam makan siang mengobrol berdua. Dodo curhat tentang kurangnya ia istirahat Karna bawaan ngidam Mayang yang sering sensitif dan Moody setiap harinya.

Lebih dalam ia bercerita kepada ku, tanpa mama Astrid minta. Bagi Dodo dan keluarganya, kekompakan dan keakraban aku bersama Agnes. Benar benar membuat mereka iri, terlebih saat ini Dodo mulai berambisius mempersiapkan hadiah Special untuk putra pertamanya.


"Ya udah ya neng, aku duluan..... Ada beberapa tender Project luar pulau Jawa yang harus segera ku kerjakan......" Ucap Dodo setelah bercerita dan makan siang curhat kepada ku.

"Ia pak, bentar lagi saya nyusul ini mau nemenin temen dulu yang mau serahin surat pengajuan lemburan......" Kata ku kepadanya diSalah satu warung Mie Ayam Favorite ku.


Tak banyak yang tau kedekatan ku bersama Pak Dodo dan keluarganya, selain merasa cangung. Banyaknya tugas kantor, menuntut ku tetap fokus. Terutama mengurus data karyawan yang lembur ditiap harinya.

Benar benar aku harus teliti agar rekan rekan yang kebanyakan belum ku kenal terlalu baik mendapatkan Haknya.

Tak heran bukan andai mereka sangat baik kepada ku....... Hihihi.........





*******



Waktu Gatrhering perusahaan tiba, moment itu adalah moment bertemunya dewan Direksi maupun Staff Eksekutif menjamu Client serta Vendor vendor proyek mereka.

DiMoment acara besar perusahaan ini, perusahaan menjamu para Boss besar serta pimpinan proyek seluruh negri. Tak heran acara itu diGelar diHotel Mewah diIbu Kota. Tapi, sebuah kejutan datang kepada ku, tak kala yang secara sistem kerja sebenarnya aku lebih fokus kepada karyawan.


"Permisi pak, bapak memanggil saya ......." Ucap ku saat berada diRuangan Pak Malik, Boss besar sekaligus ayah dari pakk Adam.

"Silahkan duduk neng Riani, aduh..... Maaf banget kalau saya ganggu anda dikesibukan rutinitas sehari hari......" Ucap pak Malik Pria paruh baya penuh Wibawa.

"Begini neng Riani......" Sambil menghela nafas panjang, pak Malik menyampaikan kepada ku sebuah kejutan yang tak pernah aku duga akan datang kepadaku.

"Sebenarnya saya cukup terkejut lho ada beberapa masukan saat meeting Excecutive....."

"Lalu beberapa anggota hingga Putra saya meminta anda terlibat dalam panitia Gathering nanti......." Ucap pak Malik dengan penuh Wibawa sampaikan kepada ku.


Dalam hati ku terkejut sampai tak bisa berkata kata, mendengar ajakan dan penilaian positif dari banyak anggota penting perusahaan.


"Eummpptt..... Jujur pak, saya tentu saya tak akan menolak...."

"Terlebih lagi, bapak sebagai pemimpin tertinggi langsung sampaikan kepada saya......"

"Tapi pak......."

"Tapi kenapa....?? Sampaikan kepada saya jangan Malu malu......" Sambil beliau mengangkat alisnya.

"Acara diadakan hari Sabtu, lalu persiapan Panitia dan team Excecutive dimulai sejak Kamis serta hari Jumat."

"Saya khawatir, pembayaran dan data lemburan karyawan terbangkalai pak......"

"Terlebih lagi, weekend ini awal bulan pak......" Ucap ku serius dan sangat hati hati menyampaikan kepada beliau.

"HAHAHAHAHAHA.........." suara tawa lepas pecah dari beliau.


Saat itu aku merasa gemetar, takut ada yang lucu atau ada yang salah saya sampaikan kepada beliau. Tetapi......


"Saya suka ini saya suka kepada kamu nak, katakan kepada saya..... Berapa usia mu sekarang nak Riani......" Tanya Pimpinan perusahan paruh baya dengan lembut kepada ku.

"Usia saya 21 pak..... " Ucap ku kepada beliau.


Lalu beliau melirik secarik kertas laporan yang berada diatas mejanya.


"Benar benar bijak, pekerja keras, dan penuh perhitungan, wajar apabila Afriando, Nathael, hingga putra ku Adam suka dengan dedikasi mu kepada perusahaan ku....."

"Kamu jangan khawatir nak Riani, hari ini akan saya persiapkan Dua Karyawan baru guna berada diPosisi Resepsionis serta Staff admin. "

"Saya harap, waktu yang tersisa mereka bisa mengCover rutinitas mu diRumah kedua saya...... Bagaimana Riani....??" Belum sempat ku menjawab pertanyaan pak Malik Tiba tiba....


"Knock, knock......!!! Dad....!!" Suara lantang Adam sembari membuka pintu menyapa ayahnya.

"Ooh God here youre are neng Riani......" Ucap Adam saat melihat ku bertatap muka dengan ayahnya sekaligus Boss besar perusahaan ini.

"Everything good dad....??" Sambungnya, saat sang ayah kebingungan mengapa ia mencari ku.

"Everything fine my son, meet Riani is bring me to long time ago when frist time i build my Company......"

"Saya sungguh terkesan, anda masih memikirkan karyawan saya...... Padahal anda terpilih mengerjakan sebuah pekerjaan yang paling menyenangkan diPerusahaan ini....." Ucapnya pak Malik sambil menatap mata ku cukup dalam.

"Terima kasih pak......" Ucap ku.

"Ga salahkan yah pilih ku?? Saya harap ia bisa menjadi masa depan perusahaan diGenerasi keDua bersama ku yah ......" Ucap pak Adam kepada ayahnya.


Reaksi pak Malik Boss besar sekaligus Ayah dari pak Adam tersenyum bahagia, sepertinya ia bangga dengan pilihan putranya calon penerus salah satu kerajaan bisnisnya kepada ku. Meskipun jujur saja, aku masih bingung dengan jabatan apa aku nantinya akan ditempatkan andai ada 2 karyawan baru membantu ku.


**


Setelah bertemu Boss besar, rasa percaya diri dan motivasi ku bekerja semakin giat. Apalagi Pak Adam dan Pak Afriando sepakat sebagai salah satu anggota Panita, aku disejajarkan langsung sebagai Excecutive Marketing yang akan Mendampingi, Nyonya Anjani Prameswari diAcara puncak nanti.

Nyonya Anjani sendiri terdaftar sebagai Invenstor besar dalam tender Perkebunan Kopi serta beberapa pembangunan perumahan Cluster diKota Lampung..

Belum lagi ku baca detail beberapa bisnis Vendor, Katring, hingga pengobatan tradisional beliau tekuni.

Jujur saja aku minder andai beliau bergaya elegan seperti Tante Astrid. Namun, setelah membaca Table Special No Pork and Alcohol. Tiba tiba hati ku tenang, belum lagi Dodo meyakinkan Team bahwa aku salah satu Staff yang akan tetap berpakaian Muslimah tanpa harus melepas hijab.

Ide langkah Briliant Team Excecutive yang didukung Pak Adam sebagai Direksi, mencoba memperkenalkan sektor bisnis Comodity negri ini.

Jadi tak ada salahnya beberapa teman termasuk aku ditempatkan sebagai Marketing Comodity yang tak kalah menguntungkan, selain Pertambangan dan tender Project perumahan.





***





Malam itu keringat dingin membasahi telapak tangan ku, entah mengapa aku masih was was dan panik andai nanti bertemu dengan Nyonya Anjani. Belum lagi, aku satu satunya Staff marketing yang berhijab bahkan bisa dibilang paling mungil dan tidak cantik disana.

Selain Doa Ibu dirumah, diLokasi tempat Ballroom mewah Mama Astrid menitipkan Parfum dan sedangkan Kak Mayang menitipkan Busana Muslim yang elegan untuk ku gunakan sesuai tema Acara Gathering perusahaan.

Tapi entah mengapa, semua dukungan mereka belum cukup bagi ku. Apalagi saat aku berdiri berjajar menanti Investor maupun Tamu Vendor bersama Staff Excecutive yang lain..


"Neng, tenang.... Itu yang berhijab Hijau muda Nyonya Anjani..... Aku yakin kamu bisa langsung Akrab sama seperti kamu bersama Mama......" Ucap Dodo, sambil mengarahkan wajahnya kepada Nyonya Anjani Prameswari.


Dalam pandangan mataku, kecantikan, pesona dan wibawa Nyonya Anjani benar benar setara dengan Tante Astrid. Senyumnya merekah indah saat saling menyapa tamu lain beserta Pak Malik.

Lalu kemudian, jantung ku terasa berhenti beberapa detik saat ia dengan lembut menyapa ku yang berdiri bersama Pak Afriando.


"Dodo, ya ampun..... Makin ganteng aja kamu nak....." Sembari menjulurkan tangannya diSalami Dodo.


Hal ini berbanding terbalik tentunya dengan bayangan ku yang dimana semuanya akan Formal ala kebarat baratan.


"Tante apa kabar, gimana kabar Om Bobby? O ia Tant, Albert Mana......" Ucap Pak Afriando yang sepertinya sudah sangat akrab dengan Nyonya Anjani.

"Duuh Dodo, satu satu dong sayang Nanyanya hihihi......" Sembari beliau menepuk nepuk bahu Pak Afriando.

"Ehm..... Ini pasti Riani ya ...... Hihihi......" Aku senyum semanis mungkin saat Nyonya Anjani memperhatikan ku, padahal belum menjawab pertanyaan Dodo.

"Sebuah kehormatan Nyonya Anjani mengenal saya sebagai Pendamping Executive malam ini....." Kepada ku.

"Aduh, neng Riri jangan terlalu formal...." Sembari menyalami ku.

"Panggil Ibu aja nak...." Lalu ia mendekatkan bibirnya keTelinga ku yang sama sama tertutup Hijab dengannya agar bisa membisiki ku.

"Ibu malem ini tertarik dengan Vendor Investasi Pekebunan yang perusahaan mu tawarkan nak....." Lalu ia mengedipkan matanya kepada ku.

"Baik bu, kalau demikian mari saya antar Ibu keMeja jamuan malam ini ....." Kata ku entah saat itu sadar atau tidak menggenggam kedua tangannya layaknya kami sudah akrab dan kenal lama.


Respon Ibu Anjani sendiri saat itu hangat menerima ku mendampinginya, sesaat ku menatap sekitar Pak Afriando mengacungkan jempolnya kepada ku. Lalu Ibu Anjani berbisik kepada Dodo agar Suaminya dan Putrinya nanti menyusul dirinya andai mereka tiba.


Sesaat ku tatap beberapa rekan ku yang terlihat seperti diAcuhkan, bahkan ada yang kesulitan berkomunikasi dengan tamu undangan yang terlihat dan berpakaian seperti Bangsawan.

Tak hanya pak Afriando yang terlihat lega, pak Adam maupun boss besar yang sempat bertegur sapa dengan Ibu Anjani terlihat senang dengan tanda senyumnya kepada ku.

Tak ku kira, hampir seperti membalikkan telapak tangan aku mendapat tanda tangan Kontrak Investasi berasama Ibu Anjani. Padahal, awalnya ku pikir akan sulit mendapat tanda tangan kontrak kerja yang hampir setara dengan 1 unit Rumah Mewah tersebut.


"Udah neng, sekarang temenin Ibu makan malem yuk..... Ibu penasaran sama hidangan Chef malam ini, hihihi......."


Sekejap aku langsung merasakan senyum genit ibu Anjani mirip dengan mama Astrid.


"Mari Bu silahkan......" Ucap ku, sembari menatap sesekali aura kecantikan Wanita Cantik Dewasa.


Dalam hati ku kagum menatap sesekali dan merasakan Aura Kecantikan dan pesona Ibu Anjani, meskipun berbeda sisi kecantikannya dengan mama Astrid yang khas Indo.

Dari lekuk tubuh yang berbalut pakaian tertutup dan berhijab, sangat terasa mata ku maupun beberapa pria sekitar enggan langsung berpaling dari pesona kecantikan Alami Ibu Anjani.

Terlebih, saat kehadiran suaminya yang berwibawa dari pak Boby yang ku pikir hampir seumuran dengan pak Malik serta putri kecilnya. Membuat pandangan ku berubah tentang pernikahan.

Tak terlalu malam sebelum susunan acara hiburan yang berlangsung diMulai, Ibu Anjani berpamitan pulang.

Dengan lembut dan santai beliau sampaikan kurang begitu nyama. Dengan keberadaan minuman BerAlkohol diMeja, tambah lagi entah bercanda atau tidak. Ia sampaikan sambil bercanda bahwa beliau takut bersama suaminya KHILAF.

Tanpa bisa berbuat banyak, aku mengantar beliau dan suaminya sampai lobby ballroom.

Ku acungkan kepada pak Adam, sebagai tanda aku mendapat Kontrak Aggrement perjanjian Perusahaan dari Nyonya Anjani Prameswari. Sangat lega dan bahagia rasanya melihat Pak Adam yang tinggi tegap tampan keArab Araban tersenyum bangga kepada ku.

Tapi tiba tiba.....



"Neng, kalau kamu berkenan nanti temani Pak Afriando ya nak......" Bisik Pak Malik, disusul Anggukan Istrinya yang mendampinginya sebelum masuk ruangan Ballroom menghampiri ku.


Saat itu aku hanya menganga kebibungan, saat pak Malik mengarahkan wajahnya keArah meja Pak Afriando yang akrab diSapa Dodo. Aku langsung menutup mulutku Karna melihat ia bersama Tamu Client luar negri, sedang Asyik berdiskusi sambil banyak menenggak minuman Keras Berlabel Whiskey.


"Bapak tenang saja, saya akan melakukan yang terbaik setelah Pak Afriando mengantar Tamunya Pulang....." Ucap ku yang langsung direspon dengan expresi lega dari Pak Malik dan Istrinya.

"Terima kasih Nak Riani, selebihnya biar Adam yang handle sesuai rencana kita......" Ucap pak Malik lalu bersama Istri melangkah menuju meja mereka.


Ku perhatiakan setiap meja selama beberapa menit, sepertinya suasana Akrab dan hiburan dari atas panggung. Minuman Wine, Whiskey, maupun Vodka yang awalnya ditujukan menghangatkan suasana. Perlahan berubah menjadi memanaskan suasana.

Dengan seksama aku memperhatikan Pak Afriando dari jarak aman yang terlihat berdiskusi seru dalam bahasa Inggris.

Setelah cukup lama mereka berbincang dalam bahasa asing cukup lama ditemani Whiskey, akhirnya Client Pak Afriando atau akrab disapa Dodo menandatangani Kontrak kerja lalu bersalaman.

Tapi lebih dari pada itu, pria bule yang akrab bersama pak Afriando Mengacungkan tangan kearah meja Bar.

Dalam moment tersebut, aku mengambil kesempatan untuk memberi tanda bahwa aku menantinya dimeja tak jauh ia berada. Melihat kode yang ku berikan, diluar dugaan pria itu memanggil sekkuate 3 orang Pagar Ayu berpakaian Sexy agar menemani mereka minum dan menari menikmati aksi panggung dari Band ternama yang kamu undang sebagai pengisi acara.

Setelah usai 2 lagu, akhirnya aku mendekati meja tempat mereka berada.........


"Pak mau pulang sekarang, aku takut bapak Mabuk......" Bisik ku kepada Dodo, setelah meminta Izin kepada seorang gadis cantik yang menemaninya.

"Ide bagus, sebentar aku pamit sama Mister John......" Ucapnya membisik kepada ku, entah mengapa tubuh ku merinding saat ia berbisik kepada ku.


Padahal Telinga ku tertutup Hijab saat itu.....


"John, my Firend..... Sorry.... I need......" Lalu ia berbisik sesuatu kepada mister John yang tak kalah muda dan Tampan dengan Dodo.


Kedua matanya terbuka lebar setelah mendengar yang Dodo ucapkan, lalu ia menganggukkan kepala. Lalu dengan aroma alkohol ia berbicara kepada ku setelah meminta gadis gadisnya sedikit menjauh.


"Riani, am so sorry my dear" sambil ia merapatkan kedua telapak tangannya kearah ku.

"am really sure, Afriando is still good enough Drive car now.... Insyaallah dia baik baik saja......" Ucapnya kepada ku dengan expresi bersalah tanpa menyentuh ku, malah merapatkan tangannya seperti meminta maaf kepada ku.

"It's ok John is fine, maybe i Will Drive until.Hospital for him John......"

"Hahahaha....... Hahahaha......." Mendengar Candaan ku tak ku sangka ia langsung tertawa lepas.

"Youre So Funny Riani, take care ny dear send my hello to Mayang......" Ucapnya sebelum akhirnya mereka berbisik bisik lalu tertawa lepas berdua lalu kami berpamitan pulang.


Pada moment ini lah rasanya aku berada seperti diSurga saat Dodo, meminta aku menggandeng lengannya. Setelah menyerahkan Aggrement Kontrak kerja Bersama John. Dodo berpamitan kepada Panitia, serta pak Adam sambil terus menggandeng ku.


"Yakin lu langsung balik??"

"Ya ia lah, orang Intel istri gua sekarang disini..... Hehehe....."

"Serius hati hati bro, gua jadi takut lu mabok ntar dijalan....." Namun Dodo mengabaikan nasehat pak Adam, lalu menggandeng ku mengajak keluar dari Ballroom Mewah tersebut.


Malam itu tebtu saja tak ada kecurigaan apalagi Gossip, Karna sepintas terlihat justru malam itu aku menjaga Dodo yang diKawatirkan mulai mabuk.

Tapi nyatanya, kami bersenda gurau, sambil berjalan dan berbisik bisik.


"Udah di, tenang aja.... Aku harus pura pura mabok supaya kita bisa pulang Awal....." Ucap Dodo kepada ku lirih dan berjalan sedikit sempoyongan.

"Ish dasar!!!" Ucap ku lirih, melirik dan tersenyum nakal kepadanya.


Namun anehnya, tubuh dan lengan ku malah semakin erat merangkul Tubuh tinggi Dodo dan menikmati Aroma Parfumnya.

"Tapi serius Sii, sebenernya tadi bisikin apa sama John?? Kq dia langsung minta maaf sama aku...." Tanya ku penasaran sembari menikmati rangkulan mesra dibalik gandegan lengan kami.

"Oh itu....."

"Aku bilang sama dia, sepupu adik ku Dateng...... Trus ya Izin balik deh, takut kamu ngadu sama dia..... Hehehehe ......" Sembari Dodo mempererat rangkulannya ketubuh mungil ku yang berhijab.

"Ehm..... Bisa aja Aa mah......." Lalu ku sandarkan kepala ku diBahunya, sambil tersenyum.


Meski tak memalingkan wajah ku kearahnya, aku tau Dodo tersenyum Bangga sambil berjalan bergandengan seperti sepasang Kakak beradik namun terselubung nafsu antara kami berdua.

Lalu kami berjalan mesra berdua hingga menuju basement diparkiran, yang andai sepintas diliat orang kami ini seperti pacaran.


Malam itu sebenarnya kami sudah berada diPosisi aman, malah berada diDalam Lift. Entah mengapa, bersama Dodo aku malah semakin erat melangkul satu sama lain.

Sebagai Insan muslimah yang Jarang bahkan hampir tak pernah Pacaran, tentunya aku nyaman memiliki rasa terselubung meskipun ia berperilaku kepada ku hampir seperti Kakak tanpa hubungan darah.

Angan ku bersama Dodo bisa sampai sejauh ini, akhirnya bisa terpenuhi. Benar benar tak ku sangka aku sangat bersyukur dan Bahagia, walaupun aku tau aku SALAH.

Namun mengingat proses serta perjalanan hidup ku hingga 21 menjelang 22 tahun ini, tak ada salahnya aku menikmati Asmara Sesaat bersama Pria idaman ku. Karna andai diPikir dengan Logika, mana mungkin aku bisa sedekat ini dengan Lelaki yang hampir mendekati Sempurna.


"Neng...." Ucapnya lembut sembari menatap ku.

"Ia a......" Ucap ku lirih, menatap matanya sayu.

"Aa mau ngambil kunci mobil dulu disaku celana boleh....??" Ucapnya lembut, yang seketika akupun langsung melepas rangkulan ku dilengannya.


Rasa malu mulai hinggap dalam hati ku, sambil berdiri tak berkutik disampingnya. Setelah bell alarm Mobil Kijang Innova Reborn terbuka, baru kembali terdengar ajakan Dodo agar aku naik keMobilnya.

Kembali pikiran serta perasaan Insecure ku bangkit, dalam hati ku mulai merasakan perang batin.

Sungguh memalukan rasanya seorang gadis muslimah, yang sejak dini kental dengan ajaran agama. Kini tengah asyik merangkul Lelaki Tampan berIstri. Namun disisi lain, aku kembali teringat akan 'perjanjian konyol' yang ku Amini bersama Agens, yang dimana andai ada kesempatan akubtak boleh melewatkan kesempatan bersama Lelaki setampan dan Sesempurna Dodo.

Tak perduli dia sudah berIstri, toh bagi wanita biasa seperti ku mana mungkin mendapat kesempatan Langka seperti ini.

Tapi rasanya, saat Dodo berucap seperti tadi saat mengambil kunci mobil disaku celananya. Sepertinya itu jawaban secara halus bahwa ia memperlakukan ku seperti adik perempuannya.

Tak lebih.....!!!


'bego.... Bego.... Bego.....!!!'

'riani, kq lu murahan banget Sii, massa iya baru gitu aja udah menye menye sama lelaki yang bukan Mahromnya......'
Dalam hati ku menggerutu memarahi diri ku sendiri, yang sensitif dengan Sikap Dodo kepada ku Malam itu.



Lalu tiba tiba.......


"Neng, kamu kenapa....??" Tanya Dodo lembut sembari memegangi Bahu ku lembut.

"Eh, anu.... Itu a......" Kata ku gelagapan.

"Kamu kenapa si Neng Riani ku.....???" Ucapnya lembut, sembari memegangi kedua pipi ku agar aku mengasah lembut menatap wajahnya.


Tubuh ku terasa lemas melayang layang diatas Angin menembus awan, saat Dodo dengan lembut meminta ku menatap wajahnya......


"Dari tadi lho aku manggil kamu, tapi kamu malah sedih melamun......"

"Ada masalah......??" Ucapnya dengan tenang penuh wibawa menatap wajah ku.



Didalam hati ku yang awalnya bersyukur tiba tiba BerIstigfar agar aku tak terlalu cepat keGRan dulu dalam sutuasi ini.


"Aku lupa a......" Sembari kedua tangan mungil ku, memegang kedua tangan besar dan kekarnya diPipi ku.

"Pakaian selain sama Tas aku masih diKamar Hotel ......" Kata ku lembut penuh perasaan Karna sebenarnya enggan keDua tangan Dodo berpindah dari pipi ku.

"Oo ... Gitu ......" Ucapnya sembari tersenyum, yang membuat ku malu malu menatapnya.

"Kamu hubungi panitia, supaya nanti mereka bawakan saat pulang KeBandung......"

"Kalau kunci kamar, nanti kita titip security aja saat keluar gedung.... Gimana......??" Dengan lembut ia menuturkan kepada ku.


Benar juga, aku ini memang dasar awam stay diHotel, berbeda dengan Dodo yang sudah lama menjadi Excecutive muda. Tentunya ia paham dan tau bagaimana menghemat waktu agar efisien bergerak mobile.


"Tuh, kan melamun lagi....." Ucapnya sembari tersenyum.

"Eh, engga kq a....." Ucap ku sembari tersenyum kearahnya.

"Yuk.....ntar dijalan kita kabarin orang rumah...." Ajaknya sembari kali ini menggenggam tangan ku.


Setelah kami berada diluar gedung, hotel dalam perjalanan memasuki Tol menuju Bandung. Kami bergantian mengabari orang rumah bahwa kami dalam perjalanan pulang malam itu melalui pesan.

Berbeda dengan ku, Dodo menelfon istri dan mengabari Mama Astrid melalui sambungan Video Callnya.

Cukup aneh, saat aku melihat dan mendengarkan saat itu Ia seperti kembali berpura pura mabuk dalam menyetir Mobil. Hal tersebut tentu membuat mama Astrid Khawatir.

Sedangkan Mayang, tak lama setelah mendapat kabar dari Dodo suaminya ia kembali tidur beristirahat.


"A, kenapa tadi akting mabuk lagi sama mama Astrid.....??" Tanya ku kepadanya.

"Hehehe.... Ga tau juga kenapa ya ......." Sambil tersenyum menatap ku.

"Mungkin biar bisa lebih lama sama kamu neng....." Tambahnya yang membuat Jantung ku berdetak tak karuan.


Belum lagi, tangan kirinya lembut menarik seperti agar aku kembali mendekat dan bisa dirangkulnya sambil menyetir dalam kecepatan pelan dilajur kiri.

Dalam situasi tersebut, tentunya aku yang sudah lama tergila gila kepada Dodo tentu menyandarkan kepala ku dilengannya.

Debarr jantung ku terasa lebih cepat dari biasanya, apalagi situasi kini sebenernya kami tak perlu Akting atau berpura pura demi bisa pulang lebih awal.

Antara perasaan nyaman dan Bahagia, tiba tiba terdengar suara Dodo lembut kepada ku .........


"Neng, stel musik dong..... Supaya aku ga tegang sama ngantuk......." Ucapnya sembari menunjuk Radio Tape Digital diHadapan kami.

"Bentar a, aku pilihin lagi Favorite aku ya ......." Ucap ku manja seperti biasa kepada Dodo.

"Jangan lama, supaya bisa meluk kamu lagi neng......" Ucapnya lembut, lalu membuang wajah Karna malu.


Mendengar hal itu, sepertinya jok kursi tempat ku duduk terlontar keluar hingga Langit Ke 9. Diatas sana aku langsung berpegangan pada salah satu Bintang Paling terang dan Enggan kembali KeBumi.

Setelah menyetel lagu salah satu band Favorite ku, dengan lembut kami berpegangan tangan.

Dalam perjalanan Tol menuju Bandung baru melewati Kota Bekasi, dalam diam aku bersandar dan memegang erat Tangannya setelah memperdengarkan Lagu Romatis Yovie And Nuno kepadanya.

Senyum Dodo manis mengembang, seperti ia tak keberatan aku memutar lagu yang sebenarnya Mengutarakan isi hati ku kepadanya.

Namun diluar dugaan, saat perjalanan aku rapat bersandar dan erat memegang tangannya. Tiba tiba kami bersama menyanyikan Bait Lyric Berbahasa Perancis dalam Single Inginku pelan secara bersamaan........





patiennement je t’attendais
(dengan sabar, aku menggapaimu)
mais tu ne compriens rien
(tapi kamu tak mengerti)
je t’aime de dans
(aku mencintaimu begitu dalam)
de temps en temps
(dari waktu ke waktu)





Ku tatap wajah Dodo, Karna aku tak menyangka ia bisa tau sedetail tembang lawas yang sangat romantis tersebut. Laju kendaraan yang semula berada di jalur cepat saat hampir masuk Tol Cipularang, perlahan ia kendalikan diarahkan keKiri, agar bisa melaju kendalikan kembali lebih lambat.

Dalam perjalanan menuju Bandung, dibawah terangnya Bulan Purnama kami saling bertatapan beberapa saat.

Kedua mata kami beradu sangat dalam, yang tak ku kira Single yang mewakili perasaan ku kepada Dodo sudah ia ketahui. Setelah memastikan jalan dilajur kami kosong, entah siapa yang memulai saat indah itu pun terjadi......


"Cuph, muach..... Mmmfft.... Mfft.....emmuach......" Percumbuan pertama antara aku dengannya terjadi.


Entah berapa lama itu terjadi, yang jelas saat Dodo fokus mengendalikan mobilnya menatap jalan didepan. Aku masih tetap menutup mata dan mengarahkan wajah ku kepadanya.

Lebih tepatnya tetap aku diam, menanti ia mengendalikan kendaraan agar kembali bisa ia cumbu Bibir ini.

Setelah menyalip, truk didepan kami dengan laju yang tenang, dilajur kiri kembali Percumbuan mesra kami terjadi....


"Mmmmfffttt.... Elmfftt..... Eumppthhh... Ellmmmfftt ..... Muach......." Suara serta peraduan lumatan kami terjadi, ditemani Single Single romantis diMobilnya.


Entah berapa kali kami memanfaatkan waktu, dijalan tol lajur kiri yang sepi bercumbu. Seolah Percumbuan itu lambang dari bahwa kami sama sama memiliki Hasrat terpendam.

Hingga akhirnya, setelah berkali kali kami bercumbu Sebelum keluar Tol Pasteur Dodo mengarahkan mobilnya keSalah satu Rest Area, dan.........


"Mmmffhhfft..... Eummmffftthhh.... Eullmmmftthh.... Elmmuah.....mmuach ......"


Cumbuan ku kepadanya lebih Intens dan bernafsu kepadanya, saat ia Parkirkan mobil diRest area disudut gelap dekat POM Bensin..


"Ahh..... Aa......." Merintih merasakan nikmat, saat tangan kekar dan bibirnya bersamaan melunat ku.


Ooh, tuhan sepertinya malam ini kesalahan fatal ku, membangkitkan Nafsunya. Tak munafik sangat kunikmati Cumbuan lembut hingga penuh nafsu kini ia berikan kepada ku.


"Aaah.... Aa... Pelaan sayaang ....." Bisik ku lirih


Ketika diJok kursi disampingnya mulai Pasrah menerima Ciumannya diarea kening, pipi, dan dagu. Namun yang membuat ku merintih buka. Cumbuan Dodo dihampir seluruh wajah ku.

Melainkan remasan Tangannya yang ku rasa semakin keras menekan payudara ku.......


"Maaf neng, maaf.... Aa terlalu kasar ya......" Ucapnya dihadapan wajah ku.

"He Emh......" Ucap ku, lalu tersenyum sembari pasrah bersandar diJok.

"Tapi neng, satu hal yang harus neng tau ......" Ucapnya, sembari membelai bibir ku dengan jarinya mesra.

"Apa gitu a.....??" Ucap ku pelan dan berdebar debar, Karna aku yakin jarak kamu sangat dekat dan bisa merasakan nafas kami beradu.

"Aa juga sayang sama neg Riani.... Tapi ......."


Mendengar hal itu Dodo sampaikan, aku sudah benar benar lupa diri. Seolah aku takut mendengar hal selanjutnya yang akan Dodo sampaikan, ku tarik wajahnya agar segera kembali berCumbu dengan ku........


"Mmmffhhfft..... Eummmffftthhh.... Eullmmmftthh.... Elmmuah.....mmuach ......"


"Mmmmfffttt.... Elmfftt..... Eumppthhh... Ellmmmfftt ..... Muach......."


Meskipun awalnya Dodo terkejut dengan agresif aku mencumbunya, tapi rupanya aku benar benar kalah pengalaman.

Dalam Percumbuan kami didalam Mobilnya, Dodo berbalik mengajarkan beberapa teknik berciuman, beradu lidah, sampai paling bernafsu memainkan lidah diRongga mulut kami bergantian.

Sungguh benar benar terasa Indah dan Menggairahkan, pantas saja Agnes langsung tergila gila padahal baru melihat sosok Dodo waktu itu.

Stelan jok kursi yang ku duduki perlahan Dodo stel berbaring, agar kami menikmati Percumbuan yang semakin Intens dan Panas Malam itu.

Tugas ku?

Selain menikmati 'cinta dan Nafsu' yang ia berikan kepada ku secara bersamaan, aku juga memberikan 'gairah' berbentuk lumatan dan juluran lidah yang terkadang pasif hingga paling liar diRongga mulutnya.

Beberapa kali, remasan tangan kekar Dodo menekan payudara ku agar aku yang semakin Agresif bahkan sesekali menjilati pipinya melemah.

Tapi lebih nikmatnya, saat aku mendesah lemah keenakan Dodo malah menekan lidahnya dalam dalam diRongga mulut ku. Sehingga aku menjepit dengan bibir ku lalu diRongga mulutku yang mungil kami beradu lidah dan ludah secara liar sejadi jadinya.

Lembut tangan Dodo mengarahkan tangan kiri ku yang mungil sedari tadi merangkul lehernya, Arahkan keArea selangkangan yang terasa tonjolan Keras malam itu.

Entah aku sudah benar benar bernafsu atau sudah Horny, ku rasakan makan itu meski masih dibalik celana yang Dodo kenakan. Penis yang panjang menyembul dibalik Celananya terasa Hangat ditelapak ku.

Hijab Elegan hadiah dari Mayang Istrinya yang ku kenakan malam itu, benar benar tak bisa menutupi Nafsu Birahi ku yang meledak ledak malam itu.

Ku remas dengan tangan mungil ku Penis yang sempat ku lihat dengan mata telanjang saat tak sengaja bertemu kembali dengannya diLavatory.


"Aaah ....neeng..... Eeeeughh.....mmmucah......"


Mendengar rintihannya tanpa melepas Cumbuannya kepada ku, membuat aku semakin bernafsu bercumbu liar dengannya.

Sampai akhirnya ......


"Neng, masih penasaran?" Tanya Dodo sambil terengah engah setelah penuh nafsu mengajari dan bercumbu liar denganku.


Ku jawab dengan anggukan kepala, senyum merona sambil sama terEngah engah melayani Percumbuan liar dengannya.


"mau pegang Kontol Aa ....??" Lanjutnya, sambil mengeluarkan penisnya dari balik celana yang ia kenakan.


Kembali aku jawab dengan anggukan kepala dan tersenyum malu malu......


"Jawab dong neng, jangan angguk angguk aja......" Ucap Dodo sembari wajahnya merajuk kepada ku.

"Ia Aa Dodo sayang, neng penasaran, neng mau pegang Kontol Aa .... Bahkan diMiss V neng, Aa Kontolin juga neng Ridho......." Ucap ku yang saat itu Nafsu ku sudah diUbun Ubun kepala.


Mendengar hal itu, Peraduan Cumbuan serta merangsang area area sentif tubuh kami kembali berlanjut lebih Liar.

Meskipun tak ada usaha Dodo melucuti pakaian Hijab yang ku kenakan, namun begitu nikmat terasa peraduan rangsangan yang kami berikan serta sama sama berikan secara bergantian.

Hingga puncaknya, malah aku yang mengangkat hijab panjang ku yang sudah terlentang diatas Jok hingga pinggang. Lebih pasrah ku terima, saat tangan Dodo mulai meraba dari paha Hingga area selangkangan kubyabg sudah sangat basah.

Namun, disaat tangannya mulai mencoba masuk celana dalam yang ku kenakan dan ku angkat sedikit pantat ku agar lebih mudah tangannya Masuk keCelana dalam ku yang basah.

Tiba tiba.......


"TUUUUUUT........ TIUUUUUUT........ TUUUUUUT...... TUUUUT" Secepat kilat Aku mendorongnya.


Suara nada dering panggilan ponsel Dodo, membuat kami berdua langsung sadar dan segera merapihkan diri.


"Haloo.... Ia...." Ucap Dodo sambil merapihkan penisnya agar masuk kedalam celana yang ia kenakan.

"Dodo sayaaang anak mama..... Kamu udah sampe mana naaak...... Udah larut malem ini lho..... Mama khawatir Dodo sayang ...." Suara Mama Astrid terdengar jelas dari ponselnya.

"Aku ini diRest area ma, gara gara kebanyakan minum Sama John jadi lebih baik Dodo buang sebagian biar ga terlalu pusing ....." Ucap Dodo sambil tersenyum kearah ku, lalu mencium bibir ku tanpa suara.


Benar benar terkejut aku dengan kenakalan Dodo saat itu, namun disisi yang lain aku sangat bangga bisa bermesraan dengannya.


"Oooh, emang itu udah sampai mana sayaaang???"

"Rest Area, Deket kq dari Pasteur ma......" Ucap Dodo kepada mamanya.

"Gitu yaa...... Ya udah, cepet pulang ya Dodo sayaang..... Mama juga dari tadi lho sebenernya Hubungi Riani tapi kq ga nyambung nyambung......." DUAR!!!!! Dada ku terasa meledak mendengar yang Beliau ucapkan.


Wajah ku memucat, saat ku nyalakan lampu layar utama ada Puluhan Chat masuk dan Belasan Telfon tak terjawab dari Mama Astrid. Hal itu segera ku perlihatkan kepada Dodo, sambil memperlihatkan layar ponsel ku kepadanya.


"Oooh, itu Karna Riani bobo ma sepanjang jalan.... Ini juga baru bangun denger percakapan kita......." Ucap Dodo terbata kepada mamanya, membuat aku menutup mulut agar tawa ku tak terdengar mama Astrid.

"Oooh, gitu ya sayang....."

"Ya udah, cepet pulang..... Tapi hati hati dijalan ya Dodo sayaang, kalau pusing ntar disembuhin dirumah aja......"

"Mama takut Mayang Bangun, terus Nanyain kamu sayang...... Ntar kalau dia ngambek gimana......." Ucap Mama Astrid kepada Dodo lewat sambungan Telfon yang bisa ku dengar cukup jelas.

"Ia ma, abis nganter Neng Riani sampe rumahnya Dodo gass Poll sampe rumah...... Doain lancar ya ma......"

"Amiin, AWAS JANGAN NAKAL Ya Dodo sayaaang...... Langsung pulang ......."

"Ia ma ia..... Cerewet banget......"

"Love You Dodo sayang .......

"Love you too ma......"

"Tuuuuuutt......." Sambungan telfon pun Dodo tutup, lalu aku tertawa sambil melihat kearahnya.

"Tuuh dengerkan....!!! JANGAN NAKAL YA DIJALAN....." Ucap ku menggoda Dodo meniru ucapan. mama Astrid.

"Padahal Aku dinakalin sama Dodo maa....." Ucap ku meneriaki ponsel yang Dodo letakkan tengah dashboard mobilnya.

"Wuuu dasar rese....." Ucap Dodo sembari mencubit manja pipi ku lembut

"Tapi suka kaan......" Setelah menyalakan mesin mobil, Dodo mendekatkan wajahnya kepada ku.


Tanpa ku jawab, aku tau yang ia inginkan, apalagi dengan jarak wajah sedekat itu.


"Euummmpptt... Emmmpppthh.... Elmmmuach....." Setelah melumat dan mencumbu bibirnya penuh nafsu, ku jawab pertanyaan Dodo kepada ku.

"Aku suka, bahkan sukaaa banget sama Percumbuan kita tadi Dodo sayaang ....." Ucap ku apa adanya, setelah berciuman ganas sebelum meninggalkan rest Area.


Senyum manis Dodo mengembang, lalu aku bersandar diBahunya saat mobil dengan tenang keluar dari rest Area. Meski dalam kecepatan tinggi, aku tertidur dalam sandarannya.

Dengan cumbuannya dikening ku, Dodo membangunkan dari Tidur indah ku dihari yang Special dan bersejarah.

Saat ku buka mata membalas kecupannya dan melihat sekitar, rupanya aku bercumbu didepan luar pagar rumah ku sendiri....!!!!

Gila!!!! Gimana kalau ada yang liat ...... Jerit ku dalam hati.


"Kenapa neng? Kaget ya.....??" Ucap Dodo sembari tersenyum nakal keoada ku.

"Ia ish, kirain bukan depan rumah.... Gimana kalau ada yang liat....." Ucap ku sembari menyungutkan bibir ku Karna ngambek.

"Ih, orang neng tadi yang bales nyosor Aa, kan aku hanya kecup kening buat bangunin neng....." Ucap Dodo membela diri.

"Ish, dasar nakal.... Bilangin teh Mayang lho....." Ucap ku menakutinya sambil mendekatkan wajah kepadanya.


Tapi diluar dugaan......


"Emmmpphh... Eummph.... Mmuach ..." Dodo malah melumat bibir ku dengan sadar didepan rumah ku sendiri.

"Aku janji, aku nakalnya sama neng Riani aja kq..... Bolehkan Riani sayang ......" Ucapnya setelah nekat mencium bibirku cukup liar didalam Mobilnya yang terparkir didepan rumah ku.

"Ia a, kalau gitu neng pulang dulu ya..... Aa Dodo kabarin aku kalau udah sampe Rumah ......." Ucap ku Pasrah, yang sebenarnya dalam hati ku ingin tetap bersamanya.

"Ia sayang, istirahat ya....." Ia cumbu kening ku lalu dengan berat hati aku keluar mobilnya.


Setelah melepas mobil Dodo berlalu pergi, ku buka pintu rumah yang ternyata orang rumah sudah tidur dikamar masing masing. Setibanya dikamar dan menyalakan lampu, aku tersadar dengan hal hal gila menyenangkan terjadi bersama Lelaki Idaman ku yang sudah beristri.

Tidur nyenyak aku diRanjang kesayangan ku setelah mandi dengan air hangat dan bersalin pakaian maupun Daleman, yang basah kuyup dengan cairan Vagina yang rembes hingga celana dalam ku.

Sejuta perasaan indah ku bawa malam itu, dengan nyenyak aku istirahat melalui beberapa kejadian "Bersejarah" dalam fase perjalanan Hidup ku.





BERSAMBUNG.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd