Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA ANAK SMA MENIKAHI BU DOSEN

Status
Please reply by conversation.
Bagian Lima Belas


Dikunjungi CICI (lanjutan)




“Mbok dirapiin dikit kamarmu, Nyet”

“Gak sempet Cik”

“Huuu sibuk terusss.. Dasar mesum”

Cici menggeliatkan badannya.

“Capek. Kamu ada bantal bersih gak?”

Ardi merapikan bantal, menepuk-nepuknya.

Cici menyerobot bantal itu dan menaruhnya nempel di dinding. Dengan santai dia menyandarkan kepalanya di bantal itu.

Ardi ikutan bersandar di sampingnya tanpa bantal.

“Tadi gimana sekolah Cik?”

“Pake nanyaa. Ya sekolah biasalah. Duduk, dengerin, ngantuk, ngobrol, makan. Apalagi ya?”

“Ya siapa tau ada test”

“Gak ada, biasa aja”

“Syukurlah”



Ardi melirik Cici di sebelahnya. Gadis manis agak sipit itu menggemaskan. Mukanya lucu, cantik. Innosens. Tapi dia teman akrabku, pikir Ardi. Dada mungilnya tersembul indah di balik seragam SMAnya. Roknya agak tersingkap karena duduknya yang mengangkat kedua dengkul. Duduk santainya justru membuat Ardi tak bisa konsentrasi. Duuuh Cici..



“Rasanya gimana sih?”, kata Cici sambil mengerlingkan matanya.

“Apaan?”

“Ngentot sama mamiku”

“Astaga Cik. Mulutmu tuh. Cewek masak gitu”, Ardi melotot kaget.

“Kalau cewek mulutnya gak boleh ngomong gitu, ya? Terus kalau cowok bebas ngelakuinnya, gitu maksudmu?”

“Ya gak gitu siih..”

“Enak di kamunya dong”

“Yaa… khan khilaf Cik..”

“Khilaf? Udah berapa kali sih?”

“Tiga kali”

“Gitu ya namanya khilaf, bisa sampek tiga kali”

“Nggg..” mulut Ardi tak bisa berkata-kata.



“Heran ya, mamiku kok mau sama kamu?” kata Cici sambil ngelirik Ardi. Ardi nyengir.

“Itumu pasti gede ya? Katanya cowok kurus ada yang kontolnya gede” kata Cici sambil nunjuk survei selangkangan Ardi.

“Astagaaah.. Apaan sih Cik?” tanpa sadar Ardi menutup selangkangannya dengan tangannya.

“Penasaran. Coba lihat”

“Apa sih Cik. Gak usah”

“Heii. Denger ya! Aku tuh gak mau kayak mamiku. Main sana main sini. Aku cuma mau kasih buat suamiku kelak. Sekarang aku cuma mau lihat!”, kata Cici ketus sambil beralih duduk agak maju di samping Ardi. Cici tidak lagi bersandar, tapi mirip anak kecil yang nuntut merebut mainan.



“Tapi buat apa Cik?”

“E.ee.ee.. Sama mamiku kamu berani ML. Cepetan, mau lihat. Mana?”

Cici maksa. Tangannya dengan berani menerobos ke selangkangan Ardi yang cuma tertutup celana futsal dan cd buluknya. Daaaaaa… Hap! Tangan itu mendarat tepat di gundukan Ardi yang mulai menggeliat. Dasar di luar juga gerimis, dan di sisinya Cici yang imut dan menggemaskan. Kontol Ardi ya cepatlah bereaksi.



“Emang gede. Ini dah ngaceng?”, tangan Cici menggenggam kontol Ardi yang masih dibalik celana. Ardi diam, tangannya kaku di samping tubuhnya. Dia tidak tahu harus bersikap gimana.

“Yaa, agak sih”, kata Ardi gemetar. Cici mengelus kontol itu.

“Coba dibuka” perintah Cici. Ardi masih diam. Cici makin nekat. Ditariknya celana berkolor itu. Daaaan, tersembullah batang Ardi yang mulai menegang keras. Mata Cici melebar, mulutnya melongo.

“Pantess sih. Ini gede Di…..” kata Cici seperti lihat mainan yang menarik.

“Kamu emang pernah lihat yang lain?”

“Enak aja.. Pernahlah. Emang aku anak kecil?”

“Punya siapa Cik?”

“Punya Iwanlah. Pacarku, tapi punyamu emang jauh lebih gede”

Ardi menatap muka cantik Cici yang sedang tekun mengamati kontolnya.

Cici lalu mengelus kontol Ardi.



“Lucu.. Ini tambah gede” tangannya mengelus kepala kontol Ardi. Tak sengaja, kontol Ardi menggeliat, bergerak sendiri. Cici tertawa. Dielusnya lagi bagian jahitan sunat Ardi, kontol itu kembali menggeliat. Cici tertawa lagi. Seperti anak kecil mendapat mainan baru. Lalu Cici memaksa melorotkan celana Ardi. Dengan ragu-ragu Ardi mengangkat pantatnya dan menurunkan celana itu. Maka terbuakalah sudah tubuh Ardi bagian bawah. Cici melempar asal celana itu ke pojok kamar.

Lalu sambil melirik menggoda, tangan Cici mulai menggenggam kontool Ardi dengan telapak tangan mungilnya. Dia mencoba dengan dua tangan.

“Panjang lagi. Dua tanganku masih sisa panjangnya” kata Cici sambil menggenggam kencang dan tersenyum.

“Ciiii…” gemetar suara Ardi. Kontolnya mulai tegang maksimal.

“Wowww.. Nyet. Pantesan mamiku suka kamu Di” kata Cici sambil mulai mengurut itu kontol. Urutan tangan halus Cici membuat Ardi makin gelagepaan.



Ardi makin tak terkontrol. Tangannya mulai berani memegang tangan Cici yang sedang memegang kontolnya.



“Duuuh Ciiiiik..”

Cici tetap aja mengurut kontol itu.

“Mmmmm…”

“Apaa?” kata Cici sambil melihat mata Ardi menggoda.

“Khan jadi pengen Ciik..”

“Hihih.. pengen apaa?”

“Pengen dikeluarin..”

“Apanya?”

“Pejuhnya Cik.. Ini jadi tegang gini, gimana hayoo?”

“Maumu ML sama aku ya?”

“Waahh… “

“Mau?”

Ardi bingung.
“Emang kamu mau?” goda Cici sambil tetap menggenggam kontol itu dengan lembut.

Ardi mengangguk. Cici tersenyum licik.

Lalu Cici menjentik kontol Ardi dengan jarinya. Tuinggg… Ardi kaget.

“Enak ajaaa!! No way!! Aku masih perawan ting ting yaaa” kata Cici ketus.

“Lhaaa…” Ardi merasa agak ngilu. Kontolnya tetap menggeliat walau agak sakit.

Cici lalu duduk di depan Ardi. Matanya menatap aneh Ardi. Ardi balas menatap dengan wajah bingung dan konak.

“Sana cuci dulu batangmu. Aku sepong aja deh” perintah Cici kemudian.

Ardi masih diam.

“Sanaaa! Malah bengong. Mau gak??”

“Eh.. mau apa Cik?”

“Kusepong. Cepetan, sebelum aku berubah pikiran..”

Cepat-cepat Ardi berdiri mencari celananya.

“Lho mau ke mana?”

“Kamar mandi. Kamar mandiku di luar Cik”, kata Ardi dengan muka ******.

“Hahaha. Ya sono cepet. Kutungguin” kata Cici sambil membetulkan beha di balik seragamnya.



Bergegas Ardi keluar kamar. Untung kos-kosan masih sepi. Di kamar mandi Ardi menggosok kontolnya yang masih agak menegang dengan sabun biore milik Jono. Lalu dibilasnya dengan bersih. Duuh, ini rejeki dari mana, pikirnya. Dia bakalan disepong mulut mungil teman dekatnya, yang juga idola di kelasnya, Cici. Cewek cantik yang gak pernah dibayangkannya bakal menyedot kontolnya. Gila gila gila. Ardi masih belum percaya apa yang bakal dihadapinya di kamar kosnya yang berantakan.



(Bersambung)
 
Dikit dikit abdet....dikit dikit abdet..
Kenapa abdetnya sedikit?????
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd