Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Am I Wrong

Kira-kira bakal berakhir kayak mana?


  • Total voters
    215
  • Poll closed .
Bimabet
PART 18
POV Ricky

"Makasih, Ricky. Kamu memang cowokku yang paling baik."

"Sama-sama dong, Beb. Kan aku dah janji buat mencintaimu dengan tulus."

"Maafin aku ya kalau aku belum bisa membalas segala kebaikanmu."

"Bebebku Maria, kamu itu dah banyak memberiku kebahagiaan tahu. Dengan kamu duduk di sampingku tiap hari aja udah bikin aku bahagia kok."

"Aku khawatir itu gak bakal terjadi lagi, Rick," kata Maria dengan nada yang bergetar.

"Kenapa?" tanyaku yang tak mengerti dengan perkataannya.

"Ah gak, lupakan. Oh ya, aku udahin dulu ya. Aku harus nemanin mamaku lagi, bye Ricky sayang."

"Oh ya, bye!"

Aku pun menutup sesi video call-ku dengan kekasihku Maria. Dari keterangannya, kondisi ibu dari Maria sudah berangsur membaik namun tetap perlu perawatan intensif. Aku turut bersyukur akan hal itu karena itu berarti doaku setiap malam dijamah oleh Tuhan yang maha pemurah.

Tapi ada satu hal yang membuatku bertanya-tanya. Kenapa Maria seolah menutupi sesuatu? Ada apa dengan dirinya? Apa yang hendak ia katakan sebenarnya? Pikiranku menjadi berputar-putar, takut kalau Maria menyimpan sesuatu yang tak ingin kuketahui.

Aku mulai berbaring di ranjangku ini. Dingin dari penyejuk ruangan tak membuatku menjadi rileks pula. Aku menatapi langit-langit kamarku yang hanya bernuansa putih polos. Tapi dibalik polosnya dinding tersebut, aku dapat membayangkan kesedihan Maria yang sedang ikut memperjuangkan kesembuhan ibundanya.

Mataku menutup dan membuka. Aku mencoba untuk menenangkan pikiranku. Tapi hal itu sulit kulakukan. Bayangan kesedihan Maria terus terlintas di pikiranku. Maka satu-satunya cara untuk menetralisir semua ini adalah… tidur siang.

~~~~~​

POV Kimi

"Jangan bilang itu gara-gara lu pernah bobok seranjang sama adik lu sendiri?"

JLEB! Perkataan Henny seolah menusuk dalam sanubariku. Untuk hal yang sensitif ini, aku tentu tak ingin memberi tahu siapapun, sekalipun dia adalah orang yang bisa kupercaya. Karena rahasia ini terlalu gelap untuk diceritakan ke orang lain.

"Ya pernah lah. Pas kecil masak kakak adik gak pernah tidur bareng?" jawabku dengan argumen yang kubuat-buat.

"Bukan itu maksud gue. Maksudnya pas dia dah tinggal serumah dengan lu sekarang." DUGH! Sialan si Henny. Pakai nanya kayak gini lagi.

"Ya gak lah, Hen. Sehina itukah aku sampai nyerahkan tubuhku ke adik kandungku sendiri?" Kurasakan mataku mulai berkaca-kaca, karena aku masih tak menyangka kalau sahabatku akan menuduhku seperti ini, walaupun itu adalah hal yang sebenarnya terjadi.

"I'm sorry, Kim. Gue gak bermaksud menuduh lu yang enggak-enggak," ujarnya dengan perasaan yang menyesal dan wajah yang menunduk.

"Gak kok, lu sahabat gue. Tapi jujur gue sakit hati pas lu nanya gitu." Mataku mulai mengucurkan air mata. Aku tak mampu lagi menahan sakitnya hatiku. Melihat hal itu, Henny langsung memeluk diriku.

"Kim, gue gak bermaksud nyakitin hati lu. Please maafin gue." Ia berusaha menenangkan diriku dan aku masih menangis di dalam pelukannya.

"Hiks… gue gak nyangka lu bakal nuduh gue sejahat ini."

"Maaf, Kim. Awalnya gue cuma pengen bercanda sama lu."

Ia menghapus air mataku yang mengalir. Perlahan tapi pasti, tangisanku mulai berhenti. Maka aku meminum sirup dingin di mejaku agar bisa menenangkan diriku.

"Maafin gue ya, Kim. Please jangan marah sama gue."

"Gak kok, Hen. Gue aja yang baperan."

"Gue janji deh bakal traktir lu nanti sebagai permintaan maaf gue."

"Makasih, Hen. Lu memang sahabat gue yang paling baik."

"Thanks, Kimi, udah mau ngemaafin gue."

"Santai aja, Hen."

Kami pun melanjutkan sesi nongkrong kami dengan canda tawa dan gibah yang sensasional. Semuanya kami bicarakan, dari kecantikan, artis favorit, musik, hingga ke cowok-cowok di kampus. Tapi sering kali Henny mengutarakan kalau ia sudah gak suka lagi sama cowok di kampus. Ia sekarang menyukai adikku yang rupawan itu.

Setelah 2 jam penuh kebersamaaan itu, Henny pun pamit untuk pulang. Selepas ia meluncur pergi dari rumahku, aku pun menutup semua pagar dan pintu rumah agar tak kelupaan.

Ternyata aku sampai lupa mandi gara-gara nongkrong dengan Henny. Maka aku pun berencana untuk mengambil peralatan mandi. Namun di kamar Ricky yang setengah terbuka, aku melihat dirinya yang nampak berbaring dengan gelisah di atas ranjangnya. Maka aku membuka pintunya dan masuk ke dalam kamarnya.

"Kamu kenapa, Ricky?" tanyaku.

"Eh ada Kakak di sini," katanya yang langsung bertingkah seolah tak ada apa-apa.

"Aku lihat kamu kayak cacing keracunan di kasur. Ada masalah apa sih kamu?"

"Gak kok, aman aja."

Aku pun duduk di pinggiran ranjangnya. Aku memandangi wajah Ricky yang super ganteng namun tampak gelisah tersebut. Aku mengelus rambutnya perlahan dan mengecup keningnya.

"Cerita aja ke aku. Aku bakal ngedengerin sampai habis kok."

"Gak perlu kok, Kak. Aku bisa ngatasin sendiri," ujarnya dengan suara yang berat.

"Kalau kamu bisa ngatasin sendiri, kamu gak mungkin lagi gelisah sekarang."

"Tenang aja deh, Kak. Semua pasti beres."

Aku menggenggam tangannya itu dengan penuh kasih sayang. "Ingat gak janji kita waktu itu? Kita udah janji buat menghadapi masalah sama-sama dan kita akan selalu saling support."

"Hmm." Hanya itu yang keluar dari mulut Ricky

"Kamu udah banyak ngebantu aku pas masalah kemarin. Sekarang giliran aku yang akan memapah tubuhmu melewati semua ini."

"Beneran, Kak. Ini cuma masalah kecil dan gak perlu dibahas."

"Sebelum masalah kecil jadi besar, kenapa kamu gak mau cerita dulu?"

Ricky terhenyak. Ia pun terlihat menimbang-nimbang perkataanku. Mungkin karena merasa perkataanku ada benarnya, maka ia pun mulai membuka mulutnya.

"Aku mikirin Maria terus, Kak."

Hatiku rasanya teriris begitu mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Ricky. Tapi aku harus bersikap tegar sekarang. Kalau aku menunjukkan kecemburuanku, bisa-bisa masalah menjadi lebih runyam nantinya.

"Ya, lalu?"

"Aku bisa ngebayangin gimana sedihnya Maria di saat melihat ibunya yang tak berdaya. Mungkin saat ini dia hanya ingin ibunya sembuh dan bersedia mengorbankan apapun."

"Lalu?"

"Satu hal yang membuat aku bertanya-tanya. Kayaknya Maria nyembunyiin sesuatu dariku."

"Apa katanya?"

"Dia bilang mungkin aku gak akan duduk sebangku lagi dengannya nanti."

"Aku tak tahu juga maksudnya. Tapi berharap aja kalau Maria ngatain itu cuma karena sedang sedih."

"Aku takut kalau pacarku bakal pergi lagi. Cukup Rachel saja yang berbuat demikian."

"Percaya aja sama sesuatu yang positif, Ricky. Maria gak bakal ninggalin kamu, dia kan sayang sama kamu."

"Apa yang bisa kuperbuat kalau keadaan yang memaksanya untuk pergi?"

Air mata Ricky mulai menitik. Melihat hal itu, aku juga menjadi tak tega. Hatiku tersentuh dengan yang dirasakan Ricky. Aku kembali memeluk dirinya dan ikut meneteskan air mataku.

"Aku ngerti perasaan kamu, Ricky."

Ricky hanya menangis sesenggukan. Ia terus meneteskan air matanya. Tak lama kemudian, ia sudah melepaskan pelukanku dan mengelap air matanya sendiri.

"Makasih, Kak. Udah mau dengerin aku."

"Iya, Ricky. Aku jadi ikut nangis nih."

"Aku harap dia gak bakal ninggalin aku seperti Rachel. Karena kalau dia pergi, aku gak tau harus ngapain lagi."

"Jangan putus asa dong, Ricky. Akan ada banyak gadis yang menantimu di luar sana." Sebenarnya gak harus di luar sana juga sih, karena kalau kamu tahu, aku juga menunggumu di sini.

"Aku tahu, Kak. Tapi Maria berarti banyak bagiku. Ia bagaikan nafas hidupku."

Aku hanya bisa memaklumi perkataannya. Wajar, karena umur pacarannya belum lama. Api cinta masih membara dalam dirinya. Jika ia bisa berkata seperti ini 3 tahun lagi, maka aku benar-benar mengakui kalau adikku ini orang yang hebat.

"Aku tahu, Ricky. Mari kita berharap yang terbaik aja," ujarku sembari menggenggam tangannya.

"Kak… satu lagi," katanya sambil menatap dalam ke mataku.

"Apaan, Ricky?"

"Aku harap Kakak jangan pernah ninggalin diriku juga."

Aku tersenyum mendengar perkataannya. Ternyata dibalik cintanya yang mendalam pada Maria, ia tak serta merta melupakan diriku begitu saja. Hatiku melunjak-lunjak karena akhirnya Ricky memberiku secuil cintanya padaku.

"Aku gak bakal pergi kok. Kan kamu adikku yang paling aku sayang." Saat aku mengucapkan kalimat ini, perasaanku menjadi tak menentu. Mirip sekali keadaannya saat aku berbicara dengan cinta pertamaku saat SMP dulu.

"Aku juga sayang kok sama Kakak yang udah nemanin aku dari kecil."

Ia mendekat ke wajahku. Lalu ia mencium lembut keningku dengan waktu yang cukup lama. Kira-kira sekitar 2-3 detik, bukan hanya sekilas begitu. Mendapat ciuman setulus dan sedalam itu, air mataku mulai menetes perlahan.

"Makasih banyak, Ricky," ujarku setelah ia melepaskan ciumannya.

Ia mengusap pelan tetesan air mataku. Ia memandangku dengan senyumannya yang sudah secerah fajar menyingsing. Kemudian ia memeluk erat diriku.

"Hanya Kakak yang bisa menemani aku selama Maria pergi. Kakak mau kan nemanin aku biar gak hampa?"

"Tentu aja aku mau."

"Makasih. Kakak memang yang terbaik."

Kini ia tak lagi mengecup kening atau pipiku. Ia langsung menyosor ke bibirku. Awalnya aku sedikit kaget, namun akhirnya aku dapat mengikuti alur permainan bibir dan lidah milik Ricky. Cukup lama kami berpagutan hingga akhirnya ia melepaskan bibirnya dari punyaku.

"Kakak gak kangen sama aku?"
 
wah si ricky bener2 dapat jatah dari maria kimi dilupain, giliran ga ada maria langsung nyosor kimi lagi

hmmm ada apa sama maria ya, jangan 2 ibunya ga sakit di singapura tapi dia mau dijodohkan disana
 
Terimakasih suhu @Ichbineinbuch atas updatenya...
Jangan2 yg sakit parah Maria, bukan ibinya..
Enak ya si Ricky, ga ada Maria, ada Kak Kimmy yg bisa ''menemani''..
Ditunggu update berikutnya suhu..
 
Waahh kayaknya Maria mau pergi jauh nih.. apakah akan ada ronde kedua antara kak Kimi dengan Ricky??

Makasih updatenya suhu, tetap semangat dan sehat selalu:beer:
 
Makasih gan atas up-nya mantab walaupun masih kentang hehehe
 
baru nemu cerita ini dan langsung maraton 18 chapter. keren memang ceritanya.


alurnya memang lambat tapi gak bikin bosan.

oh iya suhu, apakah cerita ini dah dibuat kerangkanya sampai tamat atau dibuat mengalir sedapatnya inspirasi?
 
PART 19
POV 3rd

"Kakak gak kangen sama aku?" tanya Ricky sambil terseringai kecil.

"Jujur aja, aku kangen banget sama kamu," jawab Kimi sambil melingkarkan lengannya ke leher Ricky.

"Aku juga udah kangen sama ininya Kakak," kata Ricky sembari meremas-remas payudara Kimi dari luar kaosnya.

"Hihihi… bilang dong, Ricky. Nih aku bukain buat kamu."

Kimi langsung melepaskan kaosnya yang berwarna kuning cerah tersebut. Tampaklah kedua payudara Kimi yang berukuran 34b terbungkus oleh bra berwarna abu-abu. Kimi lalu mencopot branya tersebut sehingga tampaklah kedua bukit kembarnya yang tidak terlalu besar namun cukup montok dan menggoda di mata Ricky.

Walaupun Ricky sudah pernah menyaksikan payudara Kimi sebelumnya, ia tetap menahan rasa kagum akan keindahan payudara kakak kandungnya itu. Sebagai bentuk apresiasi atas mahakarya Sang Pencipta atas tubuh kakaknya, Ricky langsung mengemut puting payudara milik kakaknya secara bergantian.

"Ahh! Ricky, enak banget ahh!"

Kimi terus mendesah pelan saat Ricky bergantian mengemut dan meremas payudaranya itu. Ricky terus melakukan hal itu hingga 5 menit lamanya. Bahkan sekarang Ricky sudah berani membuat cupangan di kedua buah dada kakaknya itu.

"Ihh Ricky, kok nenen aku digituin sih?"

"Kenang-kenangan dong, Kak."

Selesai berbisnis dengan payudara Kimi, Ricky pun membaringkan kakaknya secara perlahan di ranjangnya. Tangannya memegang celana jeans biru yang sedang dikenakan Kimi. Ia lalu mencari kaitan jeans tersebut dan membukanya. Secara perlahan-lahan, ia menurunkan celana jeans tersebut hingga nampaklah celana dalam milik Kimi yang berwarna pink. Ricky terus menurunkan celana kakaknya dan kemudian mencampakkannya di lantai begitu sudah lepas dari kedua kaki Kimi.

GLEK! Ricky menelan ludah saat melihat kaki jenjang kakaknya yang begitu luar biasa indahnya tersebut. Ia menatap kaki jenjang Kimi yang seperti kaki seorang model tersebut seolah ini adalah pertama kalinya. Pahanya yang putih kinclong bak porselen mewah ditambah dengan daerah pusaka yang masih ditutupi oleh celana dalam pink berenda tersebut.

Seolah tak ingin buru-buru, Ricky mengelus pelan kaki Kimi yang sempurna itu dari pergelangan kakinya. Tangannya terus naik hingga sampai ke daerah paha. Ia meraba-raba paha tersebut dengan lembut sehingga Kimi merasa geli oleh perbuatan Ricky.

Ricky kemudian menanggalkan seluruh pakaiannya hingga ia sudah telanjang bulat. Ia kembali menyentuh paha kakaknya tersebut. Kemudian ia membuka lebar kaki kakaknya sehingga nampak selangkangan kakaknya yang sangat bersih terawat tersebut.

Uhh! Ahh! Diusap-usapnya lembut daerah selangkangan kakaknya. Ia melihat celana dalam kakaknya tersebut sudah basah. Maka tanpa membuang waktu, ia menarik turun celana dalam kakaknya itu. Kimi ikut membantunya dengan sedikit mengangkat pantatnya sehingga celana dalam pink tersebut dapat mudah dilepas oleh Ricky.

Kini Kimi sudah telanjang seutuhnya. Ricky kembali menelan ludah melihat vagina kakaknya yang bersih tanpa bulu. Ia lalu menjilati bagian vagina kakaknya yang sudah sangat basah itu selama 2 menitan. Ahh! Ahh! Ahh! Kimi terus mendesah karena mendapat serangan kenikmatan dari lidah Ricky.

Vagina Kimi sekarang sudah sangat basah. Maka Ricky pun mulai mengarahkan penisnya ke lubang vagina kakaknya. BLES! Ahhhh! Kimi menjerit begitu keras ketika vaginanya sudah ditusuk penuh oleh penis adiknya. Ricky merasakan jika vagina kakaknya masih sangat sempit walaupun sudah tidak perawan lagi.

Ricky memajukan-mundurkan penisnya secara perlahan di dalam lubang vagina Kimi. Ahh! Kimi terus mendesah setiap kali Ricky menusuk-nusukkan penisnya ke dalam liang. Semakin lama, Ricky mempercepat genjotannya tersebut. Pinggul Kimi ikut bergoyang indah sesuai dengan irama genjotan Ricky.

"Ahh! Ricky! Ahh! Tusuk terus Ahh!"

Ricky semakin semangat menggenjot kakaknya tersebut. Suara desahan Kimi begitu lembut dan seksi di telinga Ricky. Dari kualitas suara desahan, bisa dibilang suara Kimi lebih lemah lembut dan lebih menggairahkan dibandingkan suara desahan Maria yang lebih sedikit berat.

"Ahh! Ricky, genjot terus punyanya aku ahh!"

Payudara Kimi ikut naik turun saat digenjot oleh Ricky. Mata Kimi merem melek karena rasa enak yang melebihi makanan apapun di dunia. Lenguhan-lenguhan lembut secara spontan terus keluar dari mulut Kimi.

Sudah sekitar 20 menit mereka bermain. Kimi sudah mendapat orgasme setidaknya 2 kali. Vaginanya sudah banjir oleh cairan cintanya hingga turut membasahi penis Ricky. Namun Ricky belum ada tanda-tanda akan keluar.

"Ahh Ricky, aku udah gak kuat. Ahh! Uhh! Ahh!"

Ricky tak peduli dengan kata-kata kakaknya. Yang ia pedulikan hanya kenikmatan yang akan dicapai dirinya. Oleh karena itu, ia tak memberhentikan atau sekadar memelankan tusukan-tusukan penis ke liang kewanitaan kakaknya.

Kimi yang sudah lemas dipaksa terus berjuang selama 5 menit. Namun rasa nikmat itu juga membuat Kimi tetap ingin merasakan genjotan dari adik kandungnya. Akhirnya, penantian Kimi telah tiba. Ricky mengatakan kalau ia akan keluar. Kimi pun memberikan izin pada Ricky untuk menyemprotkan spermanya ke dalam liang rahimnya.

CROT! CROT! CROT!

Ricky melenguh puas setelah berhasil mengeluarkan semua isi kemaluannya. Hal itu membuat vagina Kimi menjadi semakin hangat dalamnya. Ricky lalu mencabut penisnya yang sudah mengecil dari liang sempit milik kakaknya. Setelah itu, ia mengecup pipi kanan kakaknya yang sudah berbaring lemas.

"Maafkan aku, Kak. Aku gak bermaksud nyiksa kakak."

Kimi yang mendengar hal itu hanya tersenyum. Ia merasakan kenikmatan yang hangat karena sperma Ricky yang sudah bercampur dengan cairan miliknya meluber keluar dari liang sucinya. Ricky pun kembali mencium payudara milik Kimi dan meremas-remasnya.

Sekitar 10 menit kemudian, Ricky pun mengajak kakaknya untuk membersihkan diri bersama. Karena tubuh kakaknya sudah lelah, maka Ricky membantu Kimi untuk berjalan ke kamar mandi. Ia memapah kakaknya dan berjalan perlahan.

Di dalam kamar mandi, Ricky membantu kakaknya untuk membersihkan liang vaginanya. Ricky menyemprot selang air itu ke dalam liangnya Kimi. Sontak, Kimi pun menggelinjang karena geli oleh semburan air yang kencang itu.

"Ihh Ricky, geli tau," keluh Kimi.

"Hehe… sorry, Kak. Aku gak tahu."

Mereka membersihkan tubuh mereka masing-masing yang lengket akibat keringat mereka. Saat sesi menyabuni, Ricky menawarkan diri untuk menyabuni tubuh Kimi. Tentu saja ia melakukan itu sambil mencuri-curi kesempatan untuk meraba-raba payudara maupun vagina Kimi.

"Nakal banget ah kamu."

"Habis Kakak seksi banget sih."

"Gombal kamu ah, kan punya Maria lebih seksi dari punya aku."

"Tapi punya Kakak lebih nikmat loh daripada punya dia."

"Dasar adik mesum. Semua cewek aja diembat."

Selesai mandi, Kimi dan Ricky pun menuju ke kamar mereka masing-masing. Setelah berpakaian lengkap, Ricky membereskan kamarnya yang berantakan sehabis permainan dengan kakaknya. Tak lupa ia mengembalikan seluruh pakaian milik Kimi, termasuk bra dan celana dalamnya. Namun Kimi malah memberikan celana dalam tersebut kepada adiknya.

"Pakai aja buat kamu ngocok nanti."

"Ngapain ah, Kak. Kan aku bisa colok punya Kakak."

"Iya deh, dasar mesum."

Selesai membereskan urusan mereka, Kimi dan Ricky pun ingin mengisi perut mereka. Namun karena mereka memilih untuk melampiaskan nafsunya, akhirnya mereka menjadi lupa untuk memasak makan malam. Maka Kimi dan Ricky sepakat untuk makan malam saja di luar.

"Pakai motor kamu aja ya," kata Kimi kepada Ricky.

"Kenapa gak pakai mobil Kakak aja?"

"Aku pengen ngerasain boncengan sama kamu, Ricky."
 
Thanx upnya Hu ... :baca:
Yoi gan, sama-sama
Emang dasar si Rick cowok mellow-an. Melow2 nyosoran..:p

Matur tenkyu upnya hu @Ichbineinbuch :mabuk:
Namanya juga cowok, mau semellow apapun kalau ada kesempatan ya nyosor
wah si ricky bener2 dapat jatah dari maria kimi dilupain, giliran ga ada maria langsung nyosor kimi lagi

hmmm ada apa sama maria ya, jangan 2 ibunya ga sakit di singapura tapi dia mau dijodohkan disana
Itulah enaknya punya dua cewek cantik yang selalu ada buat Ricky, kalau ada apa nanti di singapura ane juga gak tahu
waaaaaaaw kereeeeen ..
Makasih atas support agan
Gaya bahasanya berubah ubah ya suhu? Apa perasaan saya aja? Hehehe
Gak tau tuh, ane asal nulis aja gan yang penting dapet hehe...
Mantap

Thanks update nya om
Yoi gan
Terimakasih suhu @Ichbineinbuch atas updatenya...
Jangan2 yg sakit parah Maria, bukan ibinya..
Enak ya si Ricky, ga ada Maria, ada Kak Kimmy yg bisa ''menemani''..
Ditunggu update berikutnya suhu..
Ricky mah orangnya pandai memanfaatkan apa yang ada di sekeliling
Waahh kayaknya Maria mau pergi jauh nih.. apakah akan ada ronde kedua antara kak Kimi dengan Ricky??

Makasih updatenya suhu, tetap semangat dan sehat selalu:beer:
Ane juga gak tahu tuh Maria bakal kemana, ditunggu aja keberadaan Maria di update-update selanjutnya
Makasih gan atas up-nya mantab walaupun masih kentang hehehe
Kentang itu bergizi banget karena mengandung potassium, karbohidrat, dan sebagainya *sok pinter nih
baru nemu cerita ini dan langsung maraton 18 chapter. keren memang ceritanya.


alurnya memang lambat tapi gak bikin bosan.

oh iya suhu, apakah cerita ini dah dibuat kerangkanya sampai tamat atau dibuat mengalir sedapatnya inspirasi?
Kalau ane sih orangnya malah susah buat kerangka cerita, gak kepikiran kadang idenya. Tapi pas nulis ane biarkan aja semua yang di imajinasi ngalir lewat kata-kata
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd