Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI Alamak, tuyul! (Bagian 11 dst)

Status
Please reply by conversation.
Bagian 13

"DOK DOK DOK DOK!"

"BUKA PINTUNYA! Uhuk uhuk", dengan terbatuk-batuk dan sempoyongan, Yono pulang dan menggedor pintu rumahnya,"BUNEEE... CEPETAN BUKA!"

"Cklek"

"Darimana saja kowe mas?!", sambut istri Yono dengan mata sembab seperti habis menangis.

"Uhuk, uhuk...", tidak menjawab, Yono langsung meng-ambrukan diri di kursinya.

Istri Yono yang melihat suaminya dengan kondisi kotor penuh lumpur, juga babak belur dengan muka lebam-lebam menjadi bingung dan khawatir.

"Astaga... kenapa kowe mas? kok bisa ngene... darimana kowe?"

"Cepet ambilke aku air buat bersihin ini... uhuk..."

"Jawab dulu mas darimana kowe?"

Yono menjadi kaget karena tidak biasanya si istri sengeyel itu. Biasanya apapun perintah Yono akan segera dilaksanakan. Setelah diperhatikan ia juga heran istrinya nampak sedang marah. Apalagi penampilanya awut-awutan seperti sehabis menerima petaka. Ia jadi cemas istrinya mengetahui apa yang dilakukanya. Diliputi perasaan tidak nyaman, apalagi masih terbawa kemarahan atas apa yang dialaminya, emosi Yono naik lagi.

"NDAK USAH TANYA-TANYA, CEPET AMBILKAN AIR!"

Merasa dibentak seperti itu, si istri yang biasanya kalem,entah kenapa juga ikut naik pitam.

"MAS! AKU TANYA BAIK-BAIK DARIMANA KOWE?! SUDAH DUA HARI NDAK PULANG! NDAK NGASIH KABAR!"

"AGH, OPO URUSANMU TANYA-TANYA?! MAU NDAK PULANG DUA HARI, DUA TAUN KEK, URUSANKU DEWE!"

"AKU INI BOJOMU MAS! AKU BERHAK TAU!"

"BOJO OPO?! WIS TUO, PEYOT, AKU NDAK BUTUH BOJO KAYAK KOWE!"

Bagaikan geledek di siang bolong, istri Yono shock mendengar suaminya berkata seperti itu. Belasan tahun bersama baru kali ini Yono mengatakan sesuatu yang menyakiti hatinya.

"Opo kowe ngomong mas...?"

"IYO, Kowe wis tuek, jelek, ndak menarik lagi kanggoku. Aku wis ndak tresno padamu!"

"...hh...hh... TARIK OMONGANMU MAS!", suara istri Yono meninggi seiring napasnya yang mulai bersungut-sungut

"NDAK AKAN! AKU WIS YAKIN, AKU NDAK BUTUH KOWE MANEH! AKU MAU CARI ISTRI MUDA! TERSERAH KOWE MAU MASIH IKUT AKU APA NDAK, POKOKNYA AKU BAKAL CARI BOJO MANEH!"

"PLAK!", satu tamparan keras melayang dari tangan seorang ibu ke pipi seorang bapak.

"DUA HARI PERGI, SEKARANG KOWE PULANG KAYAK BEGINI MAS!"

"PLAK!", tak disangka Yono melayangkan tamparan balasan kepada istrinya. Sungguh ironis melihat pria memukul wanita seperti itu.

"DENGER, justru 2 hari aku pergi aku sadar bahwa kenikmatan dunia masih luas, masih ada wanita-wanita diluar sana yang bisa memuaskan kontolku, yang ndak kudapatkan dari kowe lagi, ngerti?!"

"Edan kowe mas!"

"Asal kowe ngerti wae yo, aku wis menemukan kenikmatan ngentot bersama wanita lain, dan pancen beberapa hari ini aku mengarungi kepuasan ngentot bersama wanita itu!
Tapi wanita itu wis direbut orang, ya, orang yang bikin aku bonyok begini!
Padahal aku wis berniat menjadikan dia bojoku!
ASUUUU!"

"BAJINGAN KOWE MAS!", seketika itu juga amarah istri Yono meledak dan tangisnya tak terbendung, "...kowe enak-enakan ngurusi selangkanganmu, kowe ngerti ndak... ANAKMU, ANAK PERAWANMU SUDAH DIPERKOSA DUKUN!!
HUUUUUUUUUUUUUUAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA...."

"Mi, mi, MINUL...?!", mendengar itu, rasanya jantung Yono seakan mau meloncat keluar dari rongga paru-parunya.

Pandangan Yono seketika kabur, kepalanya yang pening menjadi kosong. Seiring dengan jeritan pilu istrinya, tubuh Yono lemas dan ambruk tak sadarkan diri. Subuh itu, di rumah sepasang suami istri pengojek dan penjahit, hanya jerit tangis yang terdengar.

------------------

Tuyul...
adalah makhluk yang berasal dari golongan ghaib yang memiliki kemampuan khusus untuk mencuri uang. Konon, ia adalah makhluk yang diciptakan oleh Azazil si putra Iblis. Di era modern, mau secanggih apapun zaman berkembang, ketamakan dan kebutuhan hidup manusia masih menjadi momok permasalahan kehidupan. Persekutuan antara manusia dengan bangsa ghaib pun kerap terjalin, seperti yang dilakukan Susi.

Kini 3 bulan berlalu sejak ia mengalami kegagalan dalam niatnya melaksanakan pesugihan tuyul akibat ulah 3 orang pengojek kampung di salah satu sudut dusun gunung kidul ini. Namun begitu, tidak membuat niat Susi surut.

Berkat bantuan Mbah Jenggot, prosesi ritual kembali dilakukan dalam 90 hari terakhir ini. Meski memulai dari awal lagi, dari mensterilkan jiwa dan raga di sendang Toyowengi, menanamkan benih tuyul oleh mbah Jenggot, hingga merawat janin yang terkandung dalam rahimnya. Semua sudah dilakukan dengan lancar tanpa gangguan. Hingga akan tiba hari dimana prosesi panjang ini akan usai...

"Besok nggih Mbah?"

"Yo Nduk, besok"

Susi menunjukan raut bahagia yang tenang sambil mengelus perutnya yang membuncit. Meski bukan hamil besar seperti bayi manusia pada umumnya, Susi amat sangat menyayangi calon 'anaknya'.

"Janin si jabang Tuyul kwi wis siap digugurke dan dibangkitke kembali sebagai tuyul sejatine, yang siap menjalankan tugas memenuhi keinginanmu meraup kekayaan"

"Nggih Mbah, semua persiapan wis tersedia, tinggal nunggu besok harinya"

"Hmm, tapi sebelum kwi ada hal yang perlu kupastikan dulu nduk..."

"Opo kwi Mbah?"

"Susumu, khekhekhe... air susu yang kowe pakai nyusui tuyulmu, itu harus diproduksi secara melimpah. Bejo kowe ndueni susu yang ukurane guedi, jadi biso nampung air susu yang banyak, khekhe", kata Mbah Jenggot mesum sambil menatap nanar payudara Susi.

"Kan wis biso keluar air susune buat nyusui, ya wis to Mbah berarti?"

"Khekhe, ndak bisa gitu. Kowe ngerti ndak kalo yang dihisap tuyul itu sebenernya darahmu, cairan kehidupanmu, yang lama-kelamaan akan mengikis kehidupanmu dewe..."

"Aiih, kok jadi serem gini..."

"Khekhekhe, tapi ojo kuwatir cah ayu, dengan ilmuku akan kubuat saripati darahmu menjadi air susu yang melimpah, sehingga kowe selalu sehat dan bugar"

"Waah... piye caranya Mbah?"

"Makanya rene-rene, aku pengen kenyot susumu, biar aliran darah pada urat-urat dagingmu mengalir lancar menjadi air susu, khekhekhe"

Susi pun mendekat dan membuka jaritnya tanpa tahu itu hanya modus cabul Mbah Jenggot untuk menikmati buah dada montoknya. Sebenarnya Mbah jenggot sejak ritual awal di sendang toyowengi sudah menanamkan ajian agar Susi tidak perlu mengorbankan darahnya, murni air susunya saja yang dihisapkan pada tuyulnya nanti. Tapi memang dasar dukun cabul, ada-ada saja kelakuan bejatnya. Padahal sudah setiap hari ia menikmati kemolekan tubuh Susi.

Maka dengan memangku tubuh kerdil Mbah Jenggot, Susi menyodorkan gumpalan payudaranya untuk dihisap. Tanpa babibu Mbah Jenggot langsung mencaplok areola Susi.

"HAMPyh!"

"Aiih, kayak bayi wae minta mimik, hihihi"

"Nymmh, nymmh, nyumh....", dengan mulutnya yang monyong-monyong, Mbah Jenggot nampak menikmati mengenyot payudara Susi.

"Eh lho lho Mbah, kontolnya ngaceng itu lho, hihihi", canda Susi sambil menowel gundukan di celana komprang Mbah Jenggot.

"Enggh..." Mbah Jenggot seakan tak peduli dan terus mengenyot, kali ini tangan kirinya malah sambil meremas-remas bulatan dada Susi yang sebelah. Matanya merem-merem menikmati muncratan air susu yang menyembur di dalam mulutnya.

Melihat ekspresi Mbah Jenggot yang intens menyedot-nyedot, Susi jadi iseng memelorotkan celana Mbah Jenggot hingga terpampanglah kontol hitam tegak berkepala merah. Penis berukuran besar berurat yang selalu mengisi memeknya, tampak berkedut-kedut. Tangan lembut dan hangat Susipun mulai mengelusnya.

"slep... slep... slep..."

"Aiiih, ini kontol kok nakal... kowe ya tol yang selalu beringas mengobrak-abrik memekku?", ucap Susi seolah berbicara pada penis yang di elusnya, "Hmm kontol bandel ya, dielus kok malah ndak bobo malah makin ngaceng, hihihi..."

"Slep... slep... slep..."

"Nih, nih rasain... tuh... hmh... ayo... kalo berani nyembur, hihihi"

Sambil terus mengocok, kontol itu semakin tegang. Mbah Jenggotpun meringis sementara pinggulnya ia sodor-sodorkan keatas seakan minta terus dikocok. Sedangkan Susi sendiri semakin gemas meremasi dan mengurut daging tebal di genggamanya. Lama-lama suhu kontol Mbah Jenggot panas terasa di telapak Susi. Dan muncratlah lahar panas putih kental itu ke muka dan tangan Susi.

"CROOOOOTTTT CROTTT"

-------------------------------

Kemudian...
Esok hari yang dinantipun tiba.
Sedari pagi, siang, hingga sore, segala kebutuhan untuk ritual kelahiran jabang tuyul dipersiapkan dengan seksama. Mbah Jenggot dan Susi mencari pelataran yang cukup luas dikelilingi pohon rimbun dengan satu sudut jelas menghadap langit. Menurut perhitungan Mbah Jenggot, malam ini adalah malam bulan sabit. Bulan tersebut akan menandakan bahwa sesuatu akan dimulai. Obor bambu setinggi manusia ditata melingkar yang berujung pada batu besar yang diatasnya tertata berbagai macam kembang dan sesajen. Dibawahnya digelar dengan lebar sebuah kain merah.

Ketika senja menjelang, Mbah Jenggot dan Susi mulai menyalakan obor sehingga ditengah sebuah pelataran hutan belantara itu menjadi terang benderang. Kini, ritual siap dimulai...

Di tengah cahaya api yang menyala-nyala, Susi membuka satu-satunya kain yang melekat di tubuhnya. Terpampanglah tubuh indah itu, payudara besar nan sekal dan pantat montok itu. Ia berjalan menuju kain yang digelar, ia duduk bersila memejamkan mata dengan rambut yang dibiarkan terurai. Sementara Mbah Jenggot berjaga dengan jarak tak kurang dari 5 meter. Di depan Susi ada gentong berisi air yang sengaja dilubangi agar air terus mengucur membasahi kain merah itu. Di dalam gentong itu sudah diisi seekor "yuyu" (kepiting sawah). Tersedia pula 3 helai janur kuning dan 9 helai rambut Susi yang diikat menjadi satu.

Ketika bulan sabit terlihat sangat benderang dan suara hutan menjadi sunyi, Susi mulai berucap...,

"Tak cepakke dolananmu...
Tak sogati pekarepanmu...
Mreneo dadi anakku...
Ojo nesu, ojo mlayu yen ora podo karo kekarepanmu...
Iki aku sing arep dadi Simbokmu..."

Lalu Susi membuka mata, bersamaan dengan itu tiba-tiba suara riuh memenuhi penjuru hutan di Gunung Kidul. Suara binatang bersahut-sahutan, dari lolongan hewan buas hingga burung-burung, bahkan suara para lelembut terdengar seolah bersorak-sorai.

Susi merasakan perutnya menjadi sakit karena ada sesuatu yang memberontak ingin keluar. Lalu ia merebahkan diri sambil mengangkang.

Ia berteriak,"NNNNGGKAAAAAAAHHHH....", meringis kesakitan.

Kulitnya memerah dan mengeluarkan peluh, payudaranya mengencang dan membulat penuh dengan putingnya yang mengacung tegak keatas. Sementara lobang memeknya berdenyut dan mulai menyeruak dengan sendirinya.

Mbah Jenggot diam saja tidak berbuat apa-apa, tepatnya tidak boleh berbuat apa-apa. Ia turut menyaksikan dan menjaga barrier. Dari apa? tak lain dari ribuan makhluk gaib yang datang mengerumuni di sekeliling obor.

Dari memek Susi keluarlah perlahan cairan menggumpal merah yang membuat Susi kesakitan teramat sangat. Sedikit demi sedikit bersaman dengan keluarnya itu, perut Susi yang semula membusung kini menyusut. Ia hanya memekik tertahan, sekujur tubuhnya bergetar hebat mengejat-ngejat. Butuh waktu untuk akhirnya tergolek lemas dan menyisakan tenaganya untuk membuka mata melihat apa yang terjadi berikutnya.

Seonggok gumpalan merah tadi yang menjadi basah terkena air pancuran kini berubah wujud menjadi padat dan membentuk sebuah entitas. Dengan masih berkedut-kedut, itu tampak membentuk kepala, lalu tubuh, diikuti sepasang kaki tangannya. Kulitnya pucat, ketika mata, hidung, mulut, telinga dan bagian tubuh lainya bermunculan, makhluk itu semakin menyerupai bayi manusia... bukan, tapi manusia kerdil.

Mbah Jenggot dan Susi saling berpandangan dan melempar senyum puas. Tuyul itu telah hadir ke dunia.

"Cepet susui nduk, supaya energi kalian berdua langsung saling terhubung"

Dengan sisa tenaganya, Susi merangkak, tepatnya mengesot, perlahan mendekati tuyul yang ia lahirkan. Ketika dekat, tanpa rasa risih Susi mendekapnya dalam pelukan lalu langsung menyodorkan puting susunya yang merah pucat untuk dikenyot si jabang tuyul.

Si tuyul membuka mata, apa yang dilihatnya pertama kali adalah wajah induknya, dan sebongkah payudara kanan yang padat dan penuh. Mulutnya meraih puting itu.
Seketika tersalurkanlah ikatan antar keduanya. Si Tuyul merasakan sumber energi kehidupanya, sementara Susi merasakan sebuah ikatan batin seolah itu adalah bagian lain dari dirinya sendiri.

Kenyotan demi kenyotan mengisi rongga mulut si tuyul, mengalirkan derasnya air susu melewati kerongkonganya, membasahi gigi-giginya, menghubungkan energi kehidupan dari raga Susi. Tubuh kerdil tuyul itu menggeliat-geliat, sementara raut wajah Susi nampak memerah. Jujur saja sekalipun ini adalah sebuah penyusuan, bagaimanapun pentil susu Susi meruppakan titik rangsang utamanya, ada sedikit gejolak birahi di dalam dirinya. Namun rasa bahagia dan kasih sayang mengalahkan itu semua. Ia terus dan terus menyusui si tuyul dengan keibuan.

Melihat Susi menyusui tuyulnya dengan sumringah, Mbah Jenggot yang masih berjaga di kejauhan turut senang.

Beragam bangsa lelembut yang merupakan sekutu Mbah Jenggot turut membantu menjaga wilayah itu dari lelembut lain yang secara goib tertarik dengan ritual ini. Karena makhluk-makhluk pemelihara nafsu seperti Gendruwo dan semacamnya sangat mendambakan bisa mendapatkan sosok manusia wanita semolek Susi. Tak kalah jenis-jenis lain yang tertarik untuk memakan atau melahap janin subur Susi yang kini menjelma sebagai tuyul. Karena sejatinya mereka tau, tuyul baru sebelum terikat sepenuhnya dengan sang induk adalah makanan yang dipenuhi nutrisi goib. Namun tiada satupun yang sanggup menembusnya karena kekuatan spiritual Mbah Jenggot luar biasa besar.

Tanpa sadar mata Susi terpejam, namun sekilas masih nampak sekelabat sosok Mbah Jenggot mendekatinya. Wajah Mbah Jenggot terlihat puas dan lega, ia membelai rambut Susi. Malam itu dihabiskan untuk hanya menyusui tuyul hingga semburat merah muncul di ufuk timur. Fajar menyingsing menandakan ritual pesugihan tuyul Susi, telah selesai.

----------------------------------------------------

2 hari kemudian.

"Nduk..."

"Nggih Mbah?", jawab Susi sambil memeriksa gembolannya sebelum beranjak. Dengan berpakaian lengkap, Susi siap untuk pergi.

"Ojo lali kadang-kadang nengokin aku kesini yo! Jujur wae cuma kowe sing sanggup nggawe aku puas ngentot, khekhekhe..."

"Aih aih... simbah iki lho...", Susi tersipu malu.

"Lho tenan kok, susumu kuwi ora ono tandingane, kowe pancen jos gandos, khekhekhe.
O iyo, salam juga kanggo Karto lan Siti"

"Nggih Mbah, nanti Susi sampaikan salamnya"

Sejenak Mbah Jenggot terdiam, ia termenung, sebelum kemudian menggumam sendiri sambil menatap atap pepohonan didepan gubuknya.

"Aku bakal kesepian tanpo kowe nduk...", ada nada sedih pada suaranya.

Susi yang memahami itu mendekatinya lalu memeluk Mbah Jenggot dari belakang. Menempatkan kepala pria tua itu tepat bersandar di payudaranya yang empuk.

"Maaf Mbah, tapi Susi harus kembali untuk menyelesaikan segala masalah Susi".

"Yo Nduk, aku paham....", setelah keduanya diam sebentar Mbah Jenggot memutar dirinya, "...karena kuwi aku wis nyiapke penggantimu..."

Dari balik tirai dalam gubuk Mbah Jenggot, muncul sosok gadis muda berparas manis hanya mengenakan kemben batik dengan simpul terikat didadanya yang separuh menyembul. Gadis ini tidak semontok Susi namun tubuhnya nampak cukup menggairahkan, kulitnya mulus dan tanpa dijelaskanpun sudah pasti ia tidak mengenakan pakaian apapun dibalik jarit itu. Rambutnya sedikit acak-acakan dengan peluh membasahi lengan, kaki dan lehernya yang bersih.

"Ayo Mbah, Minul pengen lagi....", ajak gadis itu.

Susi dan Mbah Jenggot tersenyum bersama memandang gadis itu.

"Aih aih..."



-SELESAI-







(?)
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Anak e Yono dadi korban e Mbah jenggot juga.. dendam berlanjut kenikmatan mengalir terus buat Mbah jenggot
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd