Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Aku Lelaki Mu ~ (No Sara)

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Mantap gan ceritanya.
 
Mantap! Mulustrasinya juga bagus nih haha lancar lancar lah suhu semoga update nya lancar dan sampe tamat ahahah
 
Sebagai alumni kota pelajar & melakukan hal yang sama sampai dptin prewi gf, ane cuma bisa bilang...

LANJUTKAN Uus....
Hajar blehhh...
 
Halo agan-agan, selamat menikmati
UPDATE

PART V

Hujan Pembawa Nikmat


Tidak terasa sudah 4 bulan aku berpacaran dengan Dilla. Sejauh ini tidak ada hal-hal diluar batas kewajaran yang terjadi dalam kehidupan percintaan kami. Sesesuai dengan yang kujanjikan ke Dilla pada saat di pantai, pacaran yang sehat. Kesibukan kami masing-masing memang membatasi kami untuk bisa melakukan hal-hal yang kuinginkan hehe. Selama 4 bulan bersama Dilla, hal terjauh yang kami lakukan hanyalah pegangan tangan dan dipeluk dari belakang saat motoran. Walaupun nafsu sudah di ubun-ubun, tapi sejauh ini rasa cintaku ke Dilla masih lebih besar untuk bisa menahan berontakan otong yang ingin segera melepas segelnya.


Hari ini pagi yang sendu di kota pelajar, mengelilingi alun-alun selatan sambil berolahraga sudah menjadi rutinitas.

“Pagi cantik, jangan lupa kuliah jam 7 yes !.” aku mengirimkan pesan kepada Dilla. Tidak butuh waktu lama, Dilla membalas pesan yang kukirim.

“Iyaa mas, ini mau mandi. Mas lagi ngapain ? jogging di alun-alun lagi ?.” Balasnya.

“Iya dong, biar kurusan dan kamu makin nempel hehehe.” Balasku.

“Ndut aja juga lucu kok mas, empuk dan bikin nyaman hihihi..” Balas Dilla.

“Yaa udah, mandi sana, nanti mas langsung otw ke tempat kamu yaa, mas bawain donat nih dari alun-alun.” Balasku.

“Okee mas uus sayang hihi *sticker kiss*.” Balas Dilla.

Rutinitas lainnya, setiap pagi setelah jogging sekitar 5 putaran aku pergi ke kos Dilla untuk mengantarnya ke kampus. Dilla memang belum bisa mengendarai sepeda motor, kasian juga kalau setiap hari harus pakai GeJek. Tapi yang lebih ku khawatirkan kalau dia nebeng dengan temen cowoknya hehehe. Dilla ini polos banget, jadi jarang berpikir hal-hal yang negatif, orangnya positif thinking banget, disisi lain sebagai lebah yang menjaga bunganya, aku sangat defensive terhadap teman-teman cowok Dilla.Bukannya posesif, aku Cuma gamau ada orang-orang yang memanfaatkan kepolosan Dilla, karena Dilla Cuma buat aku hehehe.

Dilla orangnya supel, di jalan suka cerita-cerita, saat cerita-cerita tentunya dia sering ga sadar kalau dadanya yang besar dan lembut itu nyentuh punggung temannya. Kekhawatiran ku ini timbul karena waktu itu Dilla pernah cerita kalau dia diantar mas-mas di kosannya karena aku ketiduran, saat kutanya Dilla bilang tidak ada apa-apa. Kemudian aku iseng bertanya, tas mas-mas yang nganter kamu di belakang atau didepan. Dengan polos Dilla bilang di depan, soalnya kata masnya takut ngeganggu Dilla yang ada di belakang. Agan-agan semua yang mungkin punya teman cewek pasti tau taktik ini kan hehehe. Sengaja meletakkan tas di depan untuk ngerasain kekenyalan dada Dilla. Semenjak itulah aku jadi rajin untuk mengantar Dilla. Selain ngebantu dia, juga untuk me-recharge tubuhku yang capek dengan kekenyalan dadanya hehehehe.

Saat akan menyelesaikan putaran terakhirku, ada pesan masuk ke dalam hpku. Ternyata pesan itu dari Sarah.

“Uuuuus, ntar kelas jam 9 masukkan ?” pesan masuk dari Sarah.

“Iya sar, piye ?.” jawabku.

“Okeyy deh, ntar habis kelas jam 9 aku mau ngajak kamu ikut sesuatu.” Jawab Sarah.

“Hoo okay deh sar.” Balasku.

“See ya *Sticker bye*.” Balas Sarah.

Sarah mau ngajak apa ya ? hmm ya udah liat nanti aja. Akupun langsung ke tempat donat kesukaan Dilla yang ada di Alun-alun selatan. Bukan donat special, Cuma donat yang ditaburi gula putih yang harganya pun hanya 1000 rupiah hehe. Setelah membeli donat aku langsung memacu motorku ke kosan Dilla. Sesampainya di kosan Dilla, aku melihat Dilla sedang duduk di depan kosannya sambil ngobrol dengan seorang mas-mas yang aku ga tau itu siapa. Melihat kedatanganku, Dilla pun seperti pamit dengan mas-mas itu dan datang menghampiriku.

“Halo mas uus.” Sapa Dilla.

“Halo Dilla, yuk naik ntar kamu telat, nih donat sama aqua buat kamu.” Ujarku memberikan donat dan aqua kepada Dilla.

“Okeyy bos.” Dilla pun naik keatas motorku.

Saat akan berangkat mas-mas itu masih ada didepan, kami pun berangkat sambil memberikan klakson kepada mas-mas itu.

“Dil, tadi itu siapa ?.” tanyaku penasaran.

“Itu mas Roni, anak kosan samping kamarku.” Jawab Dilla.

“Yang nganterin kamu waktu itu ?.” tanyaku.

“Iyaa mas uus, kenapa ?.” tanya Dilla.

“Hmm gapapa, kamu ga ada rencana mau pindah ke kosan cewek gitu Dil ?.” tanyaku.

“ Yaa ada sih mas, tapi nanggung udah bayar 1 tahun disana, nanti kalau udah mau habis aja mas uus bantu aku cariin yaa.” Jawab Dilla sambil memelukku dari belakang.

“Iyaa tembem, mas risih aja, masa di samping kamar kamu pas malah kamar cowok. Kalau dia ngapa-ngapain kamu gimana.” Ujarku.

“ hihihi nggak kok mas uus sayangg, baik kok mas roni , dia juga udah punya pacar, aku juga kenal sama pacarnya. Pacarnya suka main ke kosan.” Jawab Dilla.

“Sering ke kosan ? emang ngapain aja pacarnya ke kosan Dil ?” Tanyaku.

“Yaa aku gatau, pulang kampus udah capek, aku langsung tidur mas uus. Lagian di kosan aku paling Cuma buat tidur sama mandi.” Jawab Dilla.

“Hmm iya sih ya, tapi yaa mas takut aja, nanti pacar mas yang cantik digodain.” Jawabku.

“Hihihi, jangan takut mas uus sayang, hati dan seluruh yang Dilla punya Cuma baut mas uus kok.” Jawab Dilla.

Mendengar jawaban dari Dilla membuatku tenang, syukurlah Dilla memang benar-benar cinta juga ke aku hehehe. Tak terasa kami pun sampai didepan kampus Dilla.

“Makasih ya mas uus, jangan mikir aneh-aneh yaa. Dilla sayang mas uus.” Ujar Dilla sambil melambaikan tangannya dan bergerak masuk ke kampusnya.

“Nanti kabar-kabarin yaa Dilla, byee.” Jawabku.

“Iyaa mas, byee.” Jawab Dilla.

Setelah mengantar Dilla, aku langsung memacu motorku ke kontrakan untuk mandi dan siap-siap berangkat ke kampus. Sesampainya di kontrakan aku langsung menyiapkan seluruh peralatan yang kubutuhkan untuk kuliah. Saat sedang bersiap-siap, pesan masuk ke dalam hpku.

“Uuus, jangan lupa bawa laptop yaa.” Pesan dari Sarah.

“Yaa oke sar, ini udah kumasukkin kedalam tas.” Balasku.

“Sama hardisk juga bawa yaa, aku mau pinjem wkwk.” Jawab Sarah.

“Iyee, udah kubawa juga.” Balasku.

“Okayy makasih ganteng *sticker kiss*.” Balasan dari Sarah.

Sarah-sarah, walaupun tau kalau aku sudah punya pacar, kamu emang ga pernah berubah hehehe. Aku tak membalas pesan terakhir dari sarah dan langsung berangkat menuju kampus. Jam menunjukkan pukul 08.50, saat memasuki kelas Sarah melambaikan tanganya dan mengajakkku untuk duduk di sampingya. Sarah ini anaknya pintar, tapi sering milih duduk dibelakang Karena menurutnya posisi duduk tidak mempengaruhi prestasi di kampus haha.

“Oit Sar.” Sapaku sambil mencoleknya.

“Cie yang sekarang udah punya pacar tapi ga cerita-cerita.” Goda Sarah.

“Lah, udah 4 bulan kali sar, aku pikir kamu juga udah tau hahaha.” Jawabku.

“Hahaha, iye iye. Sekarang kesibukannya pacaran ya.” Ejek Sarah.

“Ga juga keles sar, masih normal lah, aku masih ada buat kamu hahaha.” Jawabku.

“Heuu dasar pentil bola, bisanya ngegombal.” Balas Sarah.

“Masa pentil bola, pentil kamu dong sar.” Godaku.

“Kan udah ngerasain wee, sana udah minta sama pacarnya wee.” Ejek Sarah.

Saat ingin mau membalas lagi, dosen pun telah masuk kelas. Tidak ada pembicaraan lagi didalam kelas, karena dosen ini terkenal killer jadi semua fokus untuk memperhatikan materi yang diajarkan. Jam menunjukkan pukul 10.40 , kelas pun berakhir.

“Us, masih ada kelas ?.” Tanya sarah.

“Ga ada kok sar. Kamu mau ngajak apa sih tadi.” Tanyaku.

“Ayo kujelasin di kantin aja. Aku lapar nih.” Jawab Sarah.

“Yaa oke, ayo deh.”

Kami pun berjalan menuju kantin. Sesampainya di kantin kami memili tempat yang enak untuk ngobrol. Kemudian aku memesan makanan sedangkan Sarah menungguku di meja. Sarah paling suka yang namanya mie ayam, aku pun memesan 2 mie ayam dan 2 es teh manis kemudian membawanya kepada sarah.

“Kok beli 2 ?.” Tanya sarah.

“Aku tau, kamu kalau kesini makannya juga ini mie kan, jadi biar sekalian.” Jawabku.

“uus sok sweet deh hahaha, makasih uus. Emang best deh kamu.” Jawab Sarah sambil tersenyum manis.

“Iyee, dah ayo makan sambil cerita. Kamu mau ngajak apa ?” tanyaku.

“Pinjem hp kamu sini us.” Sarah meminta hpku. Aku pun memberikan hpku kepada sarah.

Sesaat kemudian sarah kemudian menunjukkan sesuatu ke aku.

“Ini loh us, ada lomba karya tulis ilmiah, hadiahnya lumayan 10 juta lohh.” Ujar Sarah menjelaskan.

“yaa kamu emang pinter sar, aku mah biasa-biasa aja haha.” Jelasku.

“Ihh, yaa kita belajar bareng-bareng, masih ada waktu 2 bulan untuk ngebuat ini.” Jelas Sarah.

“Itu lombanya dimana ?.” Tanyaku.

“Ini baca loh us, di Bali, lumayankan kalau masuk final kita bisa ke bali hahaha. Gratis lagi.” Balas Sarah.

“Kita berdua gitu ke Bali ? ntar bakal sekamar ?.” Tanyaku lagi.

“Yaa namanya juga 1 tim, tentu sekamar dong us.” Jawab Sarah.

“Kamu gapapa tuh ? kalau aku sih malah senang, sekamar sama cewek manis jilbaban yang ternyata montok ehehehe.” Balasku menggoda.

“Dasar yaa, baru dikasih dikitkan, makanya ayo kalau mau lebih.” Jawab Sarah menggoda.

“Seriusan sar ? boleh deh bolehh.” Jawabku terpancing.

“Yee dasar, ingat tuh pacar. Udah punya pacar yang cantik dan bohay masih aja mau sama yang lain hahaha.” Jawab Sarah.

“O iya udah ada Dilla ya hehehe.” Saking semangatnya, aku jadi melupakan Dilla. Maaf ya sayang hehehe.

“Kamu tuh yang gimana, boleh ga sama pacar kamu. Yaa tujuan kita kan untuk mengharumkan almamater plus jalan-jalan gratis sih hihihi.” Jawab Sarah.

“Gapapa sih kalau Dilla, ntar ku bilang aja. Emang karena lombakan hehehe, kalau emang dapat yang lain ya bonus hehehe.” Jawabku.

“Dasar, motivasinya jangan yang lain-lain us, tadi aku bercanda doang week. Motivasinya harus masuk final dan juara terus dapat uang deh hahaha.”Jawab Sarah.

“Yahh bercanda, yaa gapapa. Oke deh sar, terus gimana nih selanjutnya ?.” tanyaku.

“Sepengalamanku, tahap awal yang harus kita lakukan cari subtema yang pas dan permasalahan yang up to date us. Ntar malem kamu ke kosku aja gimana ? kita kerjain bareng disana, di kosku ada wifinya kenceng juga.” Jelas Sarah.

“Gapapa emang cowok masuk sar ?” tanyaku.

“Kosku itu kos bebas us haha, anak-anak kosan malah sering ngurung cowok itu dikamar.” Sarah menjelaskan.

“Wah seriusan ? kamu juga udah pasti ya ? wkwkw.” Godaku.

“Belom sih, tapi ntar kamu yang aku kurung di kandang kucing hahaha.” Jawab Sarah dengan manisnya.

“ya udah, ntar sore jam 5 aku ke kosmu ya sar, ku bawain makanan deh haha.” Jawabku.

“Iyaa, jangan lupa tuh kabarin pacarmu, kita mau lomba bukan enaena hahaha.” Jawab Sarah.

“Ya dibarengin juga gapapa sar wkwk.” Godaku.

“Dasarr, udah punya pacar makin mesum ya.” Ujar sarah sambil nyubit lenganku.

Kami pun menghabiskan makanan dari kantin kemudian berpisah. Aku sudah tidak ada kelas, sedangkan sarah ada kelas full sampai jam 3. Karena tidak ada kerjaan lagi, aku pun pulang ke kontrakan, tidur sampai sore nanti. Saat sampai diparkiran, sebuah pesan masuk ke hpku.

“Mas uus, ada kelas ga ?.” sebuah pesan dari Dilla.

“Ga ada nih beb, udah kelar, kenapa ? kamu bukannya full sampai jam 5 ?.” tanyaku.

“Iya, tapi ini kelas jam 11 kosong, masuk lagi jam 3 nanti. Mas uus mau temanin Dilla ?.” Tanya Dilla.

“Mauu banget dong, masa pacar sendiri minta temanin gamau haha. Tunggu di kampus ya, mas otw kesana dari kampus mas.” Balasku.

“Hihihi, okee mas uus sayang *Sticker kiss*.” Balas Dilla.

Aku pun langsung menuju ke tempat biasa aku menjemput Dilla. Disana sudah menunggu seorang gadis cantik, memakai jilbab merah, baju putih dan celana jeans ketat. Ya, gadis itu pacarku Dilla.

“Udah lama nunggunya cantik ?” sapaku kepada Dilla.

“Belom kok mas, yuk langsung berangkat.” Dilla pun langsung mengenakan helm dan naik keatas motor.

“Mau kemana nih kita ? ada waktu sekitar 3 jam an. Kamu belom makan kan ?” Tanyaku.

“Iyaa beli makan aja mas uus, tapi aku lagi pengen spaghetti. Kalau beli spaghetti di IndeMeret terus masaknya di kontrakan mas uus boleh ga ? kan kontrakan mas uus ga jauh dari kampus Dilla.” Tanya Dilla.

“Hoo boleh sekali Dilla cantik, langsung ke IndeMeret ya ini.” Jawabku.

“Iyaa sayang.” Jawab Dilla sambil memeluk erat tubuhku dari belakang. Seperti biasa kekenyalan dan kehangatan yang sudah sangat sering punggungku rasakan selama 4 bulan ini. Tidak beberapa lama kami pun sampai di IndeMeret, kemudian kami membeli spaghetti lafente beserta saus spicy tuna, ditambah dengan telur, keju, sosis dan kornet. Banyak juga ya wkkw, gapapa demi pacar tersayang. Setelah membayar semua belanjaan, kami langsung menuju kontrakan.

Di tengah jalan, tiba-tiba langit menjadi gelap dan hujan deras pun membasahi kami.

“Aduuh, hujan Dil, pakai mantel dulu ga ?.” Tanyaku.

“Terobos aja deh mas uus, udah terlanjur basah juga.”jawab Dilla.

“Okee deh sayang, kamu peluk mas yang erat ya, ini mas ngebut biar ga terlalu basah.” Jawabku. Aku pun memacu sepeda motorku dibawah derasnya hujan. Tidak sampai 10 menit kami sudah sampai kontrakan. Aku pun dengan segera membuka pintu kontrakan dan mengajak Dilla masuk.

“Ayo masuk Dil, sepatunya masukkin kedalam aja. Mas mau nutup pagarnya dulu.” Jawabku.

“Gapapa sepatunya didalam mas ? maaf ya mas ini basah-basah juga” tanya Dilla.

“Iyaa gapapa cantik.” Jawabku menyakinkan. Jadi alasan kenapa aku meminta sepatu dimasukkan, supaya tetangga yang lewat ga tau kalau ada cewek didalam rumah wkwk.

“Maaf yaa mas uus, uangnya jadi banyak habis buat beli ini segala macem. Terus jadi basah kuyup gini deh” Ujar Dilla sambil cemberut.

“Gapapa cantik. Kamu tuh jadi basah semu...a.” jawabku tergagap. Pemandangan yang tidak pernah kusaksikan secara langsung. Hujan memang membawa keberuntungan, terutama bagiku hari ini. Saat ini didepanku, terpampang seorang wanita cantik berjilbab yang memakai baju putih. Baju putih yang basah akibat guyuran hujan, tidak dapat menyembunyikan bra hitam Dilla yang tercetak dengan sangat jelas. Baju itu seakan cetakan yang mencetak setiap leukan tubuh Dilla.

“Iya nih mas uus, semuanya basah. Bra sama dalemanku juga basah.” Jawab Dilla dengan polos.

Baru kali ini Dilla mengatakan hal yang demikian kepadaku, dinginnya cuaca tidak dapat mendinginkan pikiranku yang sudah mulai mendidih. Pikiran liarku semakin memaksa tubuhku untuk bergerak sesuai keinginan nafsu, tapi untung saja pikiranku masih jernih.

“Wah bisa sakit kamu ntar, mas ada baju mungkin agak kebesaran, tapi bisa kamu pake dulu, bra sama daleman kamu bisa kamu gantung di kipas kamar baca mas.” Jawabku.

“Aku ga pake bra sama daleman dong ntar mas uus.” Jawab Dilla bingung.

“Nggg, yaa terserah kamu juga sih Dilla. Mas ga maksud apa-apa, Cuma kasian ntar malah masuk angin.” Jelasku menyakinkan. Dilla cukup bingung, tapi sepertinya dia berpikir bakalan ga nyaman juga kalau pakai bra dan dalaman yang basah.

“Ya udah boleh deh, aku pijam baju sama celana mas uus ya. Sama handuk juga yaa.” Jawab Dilla.

“Iyaa sayang, kamu tunggu aja didalam wc, ntar mas kasih.” Jawabku.

Akupun langsung masuk kedalam kamar dan mencari celana panjang serta baju. Celana panjang satu-staunya yang tersisa tinggal celana training. Aku mengambil celana panjang dan baju paling kecil yang aku punya. Kemudian mengambil handuk bersih fresh dari laundryan.

“Dilla sayang, adanya celana training sama baju tapi lengannya lengan pendek. Gimana ?.” teriakku dari luar wc.

“Iyaa gapapa mas uus.” Dilla pun membuka sedikit pintu wc dan mengambil pakaian yang sudah kusediakan.

Aku yang berada disisi kanan pintu wc, tanpa sengaja dapat melihat pantulan dari kaca wc, sebuah gundukan yang biasanya hanya terasa di punggung. Sekarang terlihat polos didepan mataku. Kejadian yang sangat singkat namun membangkitkan otong yang sedang kedinginan. Selang beberapa lama Dilla pun keluar dari wc.

“Mas uus maaf ya aku lepas jilbab juga, jilbab ku basah banget. Jadi mau kukeringin semua.” Jawab Dilla polos.

Aku yang terkesima melihatnya benar-benar tidak bisa berkata apa-apa. Rambutnya yang panjang lurus, lehernya yang putih jenjang, lengan yang putih mulus. Pokoknya semua mulus. Ini pertama kalinya aku melihat Dilla tanpa mengenakan jilbab.

“heyy mas uus, kok malah bengong, Dilla jelek ya kalau lepas jilbab ?.” Tanya Dilla polos.

“ng ng ng, kamu cantik banget Dilla. Mas ga nyangka ternyata kamu cantik banget.” Jawabku.

“emang biasanya dilla jelek ya mas uus ?.” tanya Dilla cemberut sambil mengusap-usap rambutnya dengan handuk.

“Biasanya kamu cantik, sekarang kamu cantik banget. Mas uus jadi makin sayang hehehe.” Jawabku menggoda.

“Ihh dasar, ini jilbab, dalaman sama bra Dilla keringin dimana ?.” Tanya Dilla.

“Di kamar itu Dilla, ada AC nya, jadi bisa kamu gantung, gantungannya udah mas letakin di atas meja belajar itu.” Jawabku menjelaskan.

“Okee mas uus, sebentar yaah.” Dilla pun berjalan menuju kamar baca. Aku mengikuti Dilla dari belakang.

“Bisa kamu gantung disini Dil.” Jelasku.

“Tinggi mas, mas bisa gantungin disitu ?.” Tanya Dilla.

“Bisa, sini mas gantungin.” Aku pun menggantung bra dan dalam Dilla. Saat akan menggantung, telihat tulisan 36 di bra tersebut.tapi kok ga ada a b c atau d nya ya ? hehe.

“Dah, kita tunggu aja, paling nanti kering.” Ujarku.

“Okee mas, eh mas uus kok masih basah ? buruan ganti sana !.” Ujar Dilla.

“Oh iya, hehehe, habis ngeliat kamu cantik gini jadi ga konsen, mas ganti baju dulu ya cantik.” Aku pun pergi ke kamar untuk mengganti baju. Saat keluar dari kamar, Dilla terlihat cantik dengan baju abu-abu dan celana training biru milikku. Dilla melilitkan handukku di kepalanya yang biasa dilakukan oleh wanita-wanita sehabis mandi.

“Bajunya kegedan ya ?.” tanyaku.

“Iya sih mas, tapi gapapa, nyaman kok hihi.” Jawab Dilla dengan manis sambil memainkan hpnya.

Aku pun duduk dibelakang Dilla.

“Lagi baca-baca apa cantik ?.” tanyaku.

“Lagi cari resep spaghetti hihi,biar enak ntar makannya.” Jawab Dilla manis.

Saat sedang mencari-cari resep di hpnya, posisi dilla yang sedikit menunduk dan bajuku yang memang longgar di tubuhnya, menunjukkan gundukan putih mulus. Dari dalam bajunya secara samar-samar terlihat putting yang warnanya seperti merah muda. Tapi tidak jelas karena memang gelap didalam sana hehe. Melihat pemandangan itu, otong tidak bisa menahan, baru kali ini otongku tegang sejadi-jadinya. Karena stok kolor pun sudah habis, aku juga tidak menggunakan dalaman seperti Dilla hehe. Otongku bergelantung bebas di celana bola yang kupakai.

“Okeey deh, Dilla masak dulu yaa. Mas uus tunggu disini.” Jawab Dilla dengan manis sambil berdiri mengambil belanjaan.

“Dapur disana ya dil, semua lengkap ada disana.” Jelasku.

“Iyaa mas uus sayang.” Jawab Dilla. Aku menunggu Dilla memasak sambil menonton tv. Tapi karena bosan, akupun mengikuti Dilla ke dapur.

“Masak apa nih cantik.” Tanyaku kepada Dilla.

“Spagheti spicy tuna ala Dilla hihihi.” Jawab Dila sambil mengaduk kuah spaghetti yang ia racik. Akupun berjalan kebelakang Dilla. Kemudian aku memeluk Dilla dari belakang. Dilla sempat kaget, tapi tidak ada reaksi dari Dilla setelah kupeluk dia dari belakang.

“Mas sayang sama kamu Dil.” Ujarku sambil memeluk Dilla.

“Dilla sayaaang banget sama mas uus.” Sambil tersenyum melihatku yang memelunya dari belakang.

Aku memeluk Dilla dengan erat, hal yang tidak dapat dihindarkan adalah otongku yang sangat tegang kini menempel di pantat Dilla yang tidak menggunakan celana dalam. Lembut dan hangat. Itulah sensasi yang kurasakan saat menempelkan otongku di pantat Dilla yang gede. Sambil memperhatikan DIlla yang memasak, aku menghembuskan udara dari mulutku ke tengkuk dan telinga Dilla. Saat ku hembus dengan pelan untuk yang pertama kali, terasa tubuh Dilla seperti bergetar. Tapi lagi-lagi Dilla tetap fokus memasak tanpa memperdulikanku yang memeluknya sambil menggesekkan otongku dan meniup lembut leher dan telinganya. Tanganku yang sebelumnya memeluk pada bagian perutnya, perlahan naik keatas sehingga tanganku sekarang tepat berada di bawah payudara Dilla. Bersentuhan langsung dibawah payudara Dilla yang besar. Pelan-pelan tapi pasti ku naikkan pelukkanku keatas tubuh Dilla sampai sekarang aku benar-benar memeluk payudaranya. Merasakan payudaranya yang sudah tersentuh olehku, Dilla kemudian mendorong tanganku kembali ke perutnya. Melihat respon Dilla yang demikian, aku membiarkan tanganku diperutnya.

“Mas uuus nghnn, ntar jatuh loh ini makanannya.” Jawab Dilla dengan sedikit mendesah.

“Mas kan Cuma peluk kamu, ga bakal jatuh kok.” Jawabku.

Dila melanjutkan memasak spaghetti. Sekarang aku menciumi leher leher Dilla. Mulai dari tengkuknya hingga ke leher kiri dan kanannya. Saat menciumi Dilla, otongku di bagian bawah tetap menggesek-gesekkan dirinya ke pantat Dilla.

“hmmm nghhh. Geli mas uus, manja banget siih” Dilla mendesah.

“Habis kamu cantik banget Dilla, mas beruntung bisa miliki kamu.” Jawabku.

Dilla pun kemudian membalikan badannya dan sekarang muka kami bertatap-tatapan.

“Ingat mas uus, katanya pacaran yang sehat.” Dilla tersenyum kemudian mencium keningku dan melepaskan dirinya dari pelukanku. Kemudian Dilla mengambil piring dan memindahkan spaghetti yang telah jadi dibuat ke piring.

“Ayo mas uus kita makan, ga enak kalau dingin.” Jawab Dilla.

“Iya sayang hehe.” Aku pun mengikuti Dilla ke ruang tengah.

Kami pun memakan spaghetti yang dimasak oleh Dilla. Kami tetap bercanda seperti biasa seakan-akan tidak terjadi apa-apa di dapur tadi. Dilla melepaskan handuk yang ada di kepalanya. Rambutya pun tergerai dengan indah dihadapanku. Ia kemudian mengikat rambut yang tergerai itu. Banyak orang bilang cewek kecantikannya bertambah kalau sedang mengikat rambut, omongan itu benar. Dilla terlihat sangat cantik dan menggairahkan hehe. Setelah spaghetti habis kami makan, Dilla meletakkan piring ke dapur dan langsung mencuci piring-piring dan peralatan yang ia gunakan.

“Loh kok di cucu ay, gapapa kok ntar mas aja yang cuciin.” Jawabku.

“Hihihi gapapa mas uus sayang , sekalian kok.” Jawab Dilla manis.

Aku menunggu Dilla di ruang tengah sambil memainkan laptopku. Setelah mencuci piring, Dilla pun mendatangi di ruang tengah.

“Mas uus, Dilla mau nanya. Tapi jangan marah ya.” Tanya Dilla dengan wajah sedikit serius.

“Iya kenapa Dilla ?.” tanyaku.

“Mas uus didapur tadi itu ngapain Dilla ?” tanya dilla.

Jleb.. seakan di intogerasi oleh seorang polisi. aku mencoba mencari alasan yang bisa diterima oleh Dilla.

“Maaf Dilla, mas khilaf.. mas baru pertama kali ngeliat cewek secantik Dilla. Ini pertama kali juga mas pacaran. Mas kebayang-bayang film-film bokep yang sering mas tonton. Jadinya mas tadi meluk kamu kayak tadi Dila. Sekali lagi mas minta maaf.” Jawabku menyakinkan Dilla.

Mendengar jawabanku Dilla terdiam sejenak. “Mas uus sayang kan sama Dilla ?.” Tanya Dilla.

“Iya Dilla, kamu wanita yang paling mas sayang, Cuma kamu yang selalu ada dipikiran mas.” Jawabku.

“Mas, aku takut kalau pacaran kita berlarut terlalu jauh sampai ngelakuin hubungan seks. Aku takut kalau sampai hamil mas.” Jawab Dilla sedikit menangis.

Anak ini benar-benar polos..

“Iya dilla maafin mas, mas ga bakal ngebuat kamu hamil kok Dilla. Tadi mas benar-benar khilaf.” Jawbku. Dilla pun menangis. Aku yang ga tau harus bagaimana secara reflek memeluk Dilla. Dilla pun menangis di dadaku.

“Maafin mas ya.” Ujarku sambil mengusap kepalanya.

Dilla pun mengangkat kepalanya dan melihatku. Lagi-lagi secara reflek aku mencium kening Dilla. Kemudian kami pun berpelukan dalam posisi duduk. Dilla memelukku dengan erat, begitupun juga aku.

“Dah, maaf ya mas uus. Dilla Cuma pengen cerita aja. Mungkin terlalu cepat untuk kita ngelakuin hal kayak tadi. Dilla sayaang banget sama mas uus.” Jawab Dilla yang kemudian memelukku lagi.

“Mas juga sayang sama Dilla. Jangan bosan-bosan dan tinggalin mas ya.” Ujarku.


Setelah itu kami pun bersikap seperti biasa. Sambil menunggu jam 3, kami berdua nonton runningman di laptopku sampai kami berdua ketiduran. Siang itu benar-benar siang yang bersejarah. Mungkin terlalu cepat kalau aku meminta yang aneh-aneh ke Dilla sekarang, mungkin nanti, ketika tidak ada paksaan dan ketika Dilla bisa menerima ku untuk menikmati keindahan yang ada didalam tubuhnya. Tidak terasa jam menunjukkan pukul 14.30, hujan pun juga sudah reda. Kami berdua sama-sama tertidur di sofa sambil menonton runningman. Melihat wajah Dilla yang cantik dan polos saat tertidur, benar-benar membuatku menjadi pria paling beruntung di dunia ini. Aku pun mengecup lembut kening Dilla. Saat mau membangunkannya, tiba-tiba setan merasuki pikiranku. Aku mengambil HP milikku kemudian pergi ke ruang baca. Di ruang baca aku meletakkan hpku di tempat yang bisa melihat seluruh ruangan namun tidak terlihat oleh orang yang ada didalamnya. Setelah meletakkan hpku, aku menghidupkan fitur video sehingga hpku mulai merekam.

Setelah itu aku pun menghampiri Dilla dan membangunkanya.

“Dilla sayang, udah hampir jam 3, yuk siap-siap.” Ujarku sambil membelai lembut rambutnya.

“Nghhnn, iya mas uus.” Dilla pun terbangun dari tidurnya.

“baju kamu udah kering semua tuh, buruan gih ganti di ruang baca.” Ujarku.

“Iyaa mas uus, sebentar ya.” Dilla pun masuk ke ruang baca dan kemudian mengunci pintu dari dalam.

Yes.. maaf Dilla, mas uus memang sayang sama kamu, tapi mas pengen bisa melihat tubuh kamu. Mungkin sekarang aku belum bisa nyentuh kamu, tapi izinkan aku bisa membayangkan menyentuhmu dalam lamunanku. Sekitar 10 menit Dilla pun keluar dari kamar dengan pakaian yang sudah terpakai.

“Udah ga basah kan ?.” tanyaku.

“Iyaa udah nggak mas, yuk kita berangkat.” Kata Dilla.

“Okee bentar Dilla, aku mau ambil buku sebentar, kamu tunggu dulu yaa.” Jawabku. Aku pun masuk ke ruang baca dan mengambil hpku. Ku tekan tombol stop merekam video. Karena penasaran sepintas kulihat isi dari videoku itu. Indah.... didepan mataku terpampang sebuah keindahan... tubuh seorang wanita tanpa benang sedikutpun. Payudara Dilla yang besar dan kencang, pinggangnya yang langsing. Pinggulnya yang besar dan pantatnya yang gede terlihat dengan jelas dilayar hpku. Tidak ada sedikitpun cacat ditubuhnya, tubuh Dilla sangat mulus dari ujung kepala sampai ujung kaki. Bagian terindah dari tubuhnya adalah payudaranya... Bulat, besar mungkin kalau digambarkan payudaranya mirip seperti payudara Mia Khalifa. Hanya saja kulit dalam Dilla sangat putih berbeda dengan mia yang aga kecoklatan. Payudara dengan puting berwarna merah jambu bergantung bebas dengan indahnya.. Oh Dillaa, tunggu aja, suatu hari nanti otongku pasti akan berada diantara payudaramu.

“Mas uus, kok lama banget siih, ayoo buruaan.” Teriak Dilla.

“eh eh iyaa sayang, tunggu sebentar, ini baru ketemu bukunya.” Aku pun mematikan hpku dan mengambil satu buah buku. Sebelum pergi aku kembali memeluk Dilla sekali lagi.

“Makasih ya Dilla, mas sayang banget sama Dilla.” Ujarku sambil memeluknya.

“Dillaa juga sayaaang banget sama mas uus.” Jawab Dilla sambil memelukku dengan sangat kuat.

Aku pun kemudian kembali mencium keningnya, namun tidak hanya kening kali ini kucium juga pipi kiri dan kanannya.

“ih mas uus, cium-cium pipi Dilla. Emangnya Dilla anak kecil hihi. Dah ayuk mass.” Ujar dilla sambil cemberut dengan manis.

“Iyaa sayang haha, yuk deh.”

Kami pun keluar dari kontrakan dan langsung pergi ke kampus Dilla. Kurang dari 10 menit, kami sampai di kampus Dilla.

“Bye mas uus, nanti Dilla pulangnya sama Dina aja. Mau ngerjain tugas bareng juga.” Jawab Dilla.

“Okee sayang, hati-hati yaa. Love you.” Jawabku

“Love you too.” Dilla pun pergi meninggalkanku.

Saat mau berangkat, sebuah pesan masuk ke hpku.

“Uuus jangan lupa nanti jam 5 ye, ini aku kelas jam 3 kosong, jadi bisa stay di kosan.” Sebuah pesan masuk dari sarah.

Hampir saja aku lupa kalau hari ini ada janijan dengan sarah hehehe. Aku pun membalas pesan dari sarah.

“Okeyy bos, ditunggu yaa.” Jawabku. Aku pun langsung tancap gas pulang kekontrakan untuk mengeluarkan yang harus dikeluarkan sambil melihat tubuh dilla yang terekam dengan Indah di handphone ku hehehe.


Bersambung.....
 
Dilla, Uus juga Sarah .. kira-kira siapa yg duluan dpt pengalaman pertama
 
Roman romannya bakalan ada adegan NTR antara Dek Dilla dan Mas Roni nh :D
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd