Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Aku Lelaki Mu ~ (No Sara)

Status
Please reply by conversation.
Mantap gan, ceritanya mengalir.. jangan putus di tengah jalan, ane tunggu updatenya.
Kita satu kota gan, ane sambil ngebayangin tempat2nya:mantap:
 
MAAF BANGET AGAN AGAN. ya ngerti dong ya masih hari raya kedua, ane udah rencanain mau nulis kemarin, tapi lagi-lagi diajak main dan kamar penuh ponakan. malam ini ane lemburin deh part selanjutnya, sambil menunggu, ane share yang udah jadi dulu yaaa. selamat menikmati.


PART IV

Be Mine Please ?


Setelah merasakan payudara Sarah yang ternyata cukup besar, aku langsung memacu motorku ke daerah Kotabaru. Sesuai dengan rencanaku sebelumnya, ya. Aku berniat untuk menembak Dilla sambil melihat sunset di pantai selatan nanti bersama Dilla. Di daerah kotabaru aku membeli 1 tangkai bunga mawar seharga 5 rb rupiah saja. Aku memilih bunga mawar berwarna pink, karena kebetulan yang paling cantik warna itu sih hehe. Setelah membeli bunga, aku langsung menuju kontrakan dan bersiap-siap untuk bertemu Dilla nanti.

Jam menunjukkan pukul 13.20, aku pun langsung mengirim pesan melalui line kepada Dilla untuk mengingatkannya agenda hari ini.

“Siang Dilla, jadikan jam 2 hari ini ?.” aku menunggu namun belum ada balasan dari Dilla. 10 menit kemudian Dilla membalas pesan yang kukirim.

“Iyaa jadi dong mas uus, Dilla mandi dan siap-siap yaa, mas uus otw aja dari kontrakan.” Balas Dilla.

Setelah membaca pesan dari Dilla, langsung ku pacu motorku dan tidak lupa bunga yang kubeli tadi kuletakkan dijok motorku yang memang cukup besar dan muat untuk meletakkan bunga.

Pukul 13.50 aku sampai di depan kosan Dilla, namun belum Dilla sepertinya masih didalam kosannya. Aku pun menunggu Dilla keluar dari kosan, sekitar 5 menit kemudian Dilla pun keluar dengan mengenakan jilbab hijau baju putih dan celana kulots berwarna hijau.

“Hai mas uus, maap ya lama.” Sapa dilla

“Hallo dilla, udah siap ? eh dil bentar, aku mau ngomong, ini terserah kamu sih mau percaya atau nggak.” Aku teringat suatu mitos yang banyak dipercayai oleh orang-orang di kota ini.

“kenapa mas uus ? iyaa bilang aja kenapa ?” tanya Dilla penasaran.

“Jadi gini, ada mitos kalau kita ke pantai itu, ga boleh pakai baju hijau, katanya ntar bakal ditarik sama nyi roro kidul ke laut..” jawabku menjelaskan.

“Ini seriusan mas uus ? becanda kannn.” Jawab Dilla.

“Seriusan Dillaa, dulu aku pernah pake sandal ijo, terus pas lagi main-main di pinggir pantai sendalku ketarik dan ga balik. Sendal temanku warna merah ketarik juga, tapi malah balik.” Jawabku menyakinkan.

“Hmmm ya udah dehh, tunggu bentar dehh, aku ganti jilbab sama kulotsnya, percaya ga percaya sih, tapi lebih baik antisipasi ya mas hihihi. Bentar yaa.” Dilla pun kembali masuk kedalam kosannya. Tidak lama sekitar 5 menitan, Dilla pun keluar dari kosannya.

“Gimana mas uus ? kalau gini ditarik nyi roro kidul juga ga ?” tanya dilla dengan manisnya mengenakan jilbab biru dongker dan celana kulots berwarna krem (abu-abu gitu).

“Kalau sekarang mah mas uus yang bakal narik kamu Dil. Hehehe.” Jawabku menggoda.

“Mas uus emang paling jago kalau ngegombal, ya udah yuk berangkat.” Ajak Dilla.

“Ayoo letsgo.” Aku pun menstarter motorku dan langsung meluncur menuju arah pantai selatan.

Dalam perjalanan kali ini Dilla tidak memelukku hiks, kami berbicara dengan jarak diantara dada dan punggung. Walaupun terkadang setiap lampu merah, aku selalu mengerem mendadak agar dapat merasakan sentuhan kelembutan payudara Dilla. Perjalanan dari kosan Dilla ke pantai selatan memakan waktu sekitar 1,5 jam atau jika macet bisa sampai 2 jam dan jika disengajakan untuk membawa kendaraan dengan pelan bisa mencapai 3 jam hehehehe. Dalam perjalanan kali ini ntah kenapa kami tidak banyak bicara, antara canggung atau memang tidak ada bahan untuk dibicarakan hehehe. Saat masih ½ perjalanan, tiba tiba helm Dilla membentur helmku dengan keras.

“aduh, eh kenapa Dil ?” tanyaku terkaget.

“Nggg maaf mas uus, karena diem-diem aja, Dilaa jadi ngantuk hihihi.” Jawab DIlla.

“Oalah kamu ngantuk, ya udah tidur aja, ini mas cepetin bawa motornya biar cepat sampai.” Jawabku.

“beneran gapapa mas uus ? tapi gimana tidurnya, nanti Dilla jatuh kebelakang lagi hihihi.” Tanya DIlla.

“Kalau kamu mau, kamu bisa peluk mas uus, nanti kalau kamu miring-miring, mas uus lurusih haha.” Jawabku.

“Hoo iya ya, oke deh, aku peluk ya mas uus, jangan keenakan hihihi.” Dilla pun memelukku... yeahhhhhhh !!!! yahoo !!!

“Iya Dilla, tidur aja, bentar lagi nyampe ini.” Jawabku.

Dilla pun menutup matanya, aku bisa melihat wajahnya yang cantik dari kaca spion motorku. Tangannya memeluk perutku dengan erat, dan yang paling ku tunggu-tunggu, payudaranya lagi-lagi bisa kurasakan !!! andai aku memiliki kekuatan untuk memindahkan muka ke punggung, puas aing (dalam bahasa sunda artinya saya) mah hehehe.

Perjalanan kurang lebih tinggal ¼ perjalanan lagi, Dilla pun sepertinya sudah semakin jauh berada di dalam alam bawah sadarnya hehehe. Kehangatan dan kekenyalan yang tidak bisa dituliskan dengan kata dan kalimat. Hanya syaraf-syaraf dari punggung ke otak, dan dari otak ke otong yang bisa menjelasknya. Sensasi panas dingin yang dialami oleh setiap pria sange yang ingin segera mengeluarkan peju dari dalam tubuhnya hehehe. Saat sedang tegang-tegangnya, hal yang semakin membuat darah semakin mengalir dan menegangkan otong terjadi. Ya, tanpa sadar tangan Dilla tidak memeluk perutku dengan erat, tangan itu kini telah bergerak turun ke bagian dibawah perut. Otong gan !!!, tangan kiri Dilla sekarang tepat berada diatas otong ane yang sedang tegang-tegangnya. Tak ingin melewatkan kesempatan ini, dengan lemah lembut dan hati-hati dan menggunakan tangan kiri ane (karena tangan kanan lagi ngegas gan hehe). Dalam hitungan satu, dua dan tiga yak, sekarang tangan kanan Dilla ada di atas biji otong ane, dan tangan katan tepat berada di puncak tertegang dari otong ane (di tulisan sebelumnya ane pake kata jhonny, Cuma lebih gampang otong, jadi kedepannya diganti otong aja ye hahaha).

Double Kill, ya rasanya seperti mendapat double kill eh triple kill deh. Dada kenyal di punggung dapat, geli di biji dapet, genggaman di otong dapet. Yahoo. Sumpah gan, seumur hidup baru 3 orangyang megang otong ane. Bapak dan mamak ane buat bantu cebokin jaman bocah dulu, sama mantri sunat waktu sunatin ane. Sensasi kali ini luar biasa deh, sebuah keberuntungan hari ini ane pake celana training (olahraga) dan pakai dalaman yang tipis. Jadi tangan Dilla beneran terasa seperti sedang akan mengocok otong ane. Selain itu, jalanan yang tidak rata juga menambah sensasi gan. Jadi posisi tangan Dilla ane buat seperti megang eskrim, membuat bulatan. Otong ane yang lagi tegang-tegangnya ada di bawah itu tangan. Jalanan yang tidak rata membuat tangan Dilla mengikuti gerakan motor. Taukan gerakan motor di jalan berlubang atau bertanggul seperti apa ? keatas dan kebawah. Tangan Dilla yang tertidur bergerak keatas kebawah seakan mengocok otong ane. Lagi-lagi ane jelaskan, tidak ada sensasi senikmat ini yang pernah ane rasakan. Gesekan di guling kalah jauh dengan cengkraman lembut tangan Dilla.

Sambil menikmati kocokan secara tidak langsung itu, ane ga sadar ternyata sudah hampir sampai didekat pintu gerbang tiket. Ane pun langsung membangunkan DIlla. Dan hal bodoh yang lupa ane lakukan adalah.... NGAPA ITU TANGAN GA DI MINGGIRIN DULU DARI OTONG LO US !!. Dilla pun terbangun dan secara reflek tangan kirinya meremas telor ane..... pedih... sakit...

“Eh maaf mas uus, Dilla lama ya ketidurannya hihihi.” Dilla yang terbangun seperti tidak merasakan apa yang telah terjadi.

“Ngg ngg iya DIl, udah sampai.” Jawabku kesakitan, perut tiba-tiba mules. Mungkin ini yang disebut instant karma, saat enak-enaknya dikocok, tiba-tiba biji pun diremas seperti telor puyuh yang mau pecah rasa nyilu dan sakit perut tiba-tiba datang.

“Hihihi, yeayyy pantai.” Dilla kesenangan karena sudah bisa melihat pantai dari jauh. Melihat DIlla yang kesenangan, rasa mules pun menghilang.

Aku pun membayar uang tiket kepada petugas yang ada disana dan memperoleh 2 tiket masuk ke pantai. Kemudian kami pun memarkirkan motor di tempat parkiran yang telah disediakan.Saat itu jam telah menunjukkan pukul 15.50. waktu sunset berarti tinggal sekitar 1,5 jam lagi.

“Ayo Dill, kita langsung ke tempat seafoodnya.” Ajakku.

“Tempat seafoodnya dimana mas ? kok disini malah kayak pasar ikan ya.” Tanya Dilla heran.

“Memang disini ada pasar ikannya Dilla, ayo ikut aku, tempat makannya ada di depan, pas didepan pantai. Jadi kita bisa makan sambil minum air kelapa.” Jawabku.

“Hoo okay hihi, ayooo, udah ga sabar pengen liat pantai.”

Kami pun berjalan menuju bagian depan pantai, sepanjang perjalanan ya layaknya sebuah pasar kami ditawari oleh penduduk yang ada disini untuk memesan makanan di tempat mereka. Tapi maaf pak bu, saya sudah ada tempat pilihan heheh. Kami pun sampai di tempat makan. Tempatnya benar-benar didepan pantai, didepannya ada bapak-bapak yang menjual buah dan menjual cilok.

“Ayo Dil masuk, tempat makannya emang lesehan, gapapa ya.” Jelasku.

“Iyaa gapapa mas uus, yang kayak gini justru enak hihihi.” Jawab Dilla dengan cantiknya.

Kami pun masuk kedalam tempat makan itu.

“Pesan apa mase mbake? Ini menunya.” Tanya mbak-mbak yang punya rumah makan.

“Dilla mau apa ?” tanyaku.

“Terserah mas uus aja, tapi minumnya kelapa muda ya hihi.” Jawab Dilla.

“Okee deh, kalau gitu pesan kerang hijaunya ¼ kg sama udahg goreng tepung ¼ kg, air kelapanya 2 ya mbak.” Jawabku.

“Ga kebanyakan ¼ kg mas ?” tanya Dilla.

“Dikit kok Dilla, kita makan ga pakai nasi, di cemilin aja hahaha. Atau Dilla mau nasi ?” tanyaku.

“Nggak deh bang, iya bener di cemilini aja hihi. Kan mau nikmatin suasana pantainya.” Jawab Dilla.

Mbak-mbak rumah makannya pun mencatat pesanan dan membawa menu yang ia bawa.

“Hah.. enak ga dil suasanya ?” tanyaku.

“Pasir pantainya hitam sih, tapi gimanapun yang namanya pantai emang selalu best escape mas uus hihi.” Jawab Dilla.

“emang kamu escape dari siapa ?” tanyaku.

“Tugas –tugas ~ mas uus tau sendirikan kedokteran seperti apa hihi.” Jawab Dilla.

“Iya sih, yang penting kita hepi-hepi ya Dilla haha.” Jawabku

“Mas uus fotoin aku dong, sambil nunggu pesanannya sampai, aku mau foto di atas kapal pak nelayan yang disana hihihi.” Minta Dilla.

“Okee cantik, ayo kita kesana.”

Kami pun berjalan menuju kapal nelayan. Jadi di pantai ini sepertinya memang tempat nelayan menangkap ikan. Disepanjang pantai ini banyak kapal-kapal nelayan yang bersiap untuk berlayar.


“Mas, mas dikapal yang ini.” Ucap Dilla sambil menunjuk sebuah kapal biru yang ada di tepi pantai.

“Siapp nona, ayo mana gayanya, senyumnya mana senyumnya.” Godaku.

“Iih mas uus, emangnya aku anak-anak.” Jawab Dilla cemberut, tapi tetep lucu.

“Kamu kan big baby, hahaha.” Jawabku.

“Iyaa deh, om-om genit hihihi. Dah ayo fotoin Dilla yang bagus yang syantik.” Jawab Dilla.

Aku pun memotret Dilla, yak sama seperti sebelumnya mulai dari latar pantai, foto diatas kapal dan sebagai macamnya. Emang dasarnya udah cantik ya, mukanya dijelek-jelekin pun tetap cantik.

“Mas uus ayo kita selfie ! kayaknya kita belom pernah ada foto berdua deh hihi.” Ajak Dilla.

Wah gan, ini mungkin ga pertama kali ane selfie sama cewek cantik, karena teman-teman kampus ane emang terkenal cantik seuniversitas hehehe tapi foto bareng gebetan itu.. sesuatu hehehe.

“Ayoo, ini yang ku tunggu-tunggu hehehe, foto bareng nelayan cantik pantai selatan.” Godaku.

“Ihhh emang, jago banget ngegombal yuk ahh.” Dilla pun mengambil hpku dan mengajakku selfie.

“Jangan kaku dong mas uus, lemesin aja hihihi, ntar juga biasa foto sama aqyuu hihihi.” Goda Dilla.

“Iya nih, mas jadi tegang kalau dekat-dekat kamu.” Jawabku, tegang beneran dil hehehe.

“Jelek selfienya kalau jauh-jauhan, sini rapatin.” Ajak Dilla.

“Oke dilla.” Dari awal mah emang pengen Dil rapat-rapatan sama kamu hehehe

Kami pun selfie dengan latar indah pantai selatan, ya lagi-lagi sama seperti foto sebelumya, disetiap kerapatan pasti ada kekenyalan. Setiap ada kekenyalan, pasti ada ke “Tegangan” hehehe. Setelah selfie-selfie sekitar setengah jam, kami kembali ketempat makan dan ternyata makanan kami sudah siap ~~

“Wihii, enak nih keliatannya mas. Nyammm.” Ujar Dilla dengan wajah yang menggemaskan.

“Jangan Cuma dilihat Dil, ayo di makan, abis makan kita bisa liat sunset, aku tau spot yang bagus dan instagramablle deeeh.” Ajakku.

“Wahh okeokee.” Jawab Dilla.

Kami pun memakan makanan yang telah dihidangkan sambil ngobrol-ngobrol santai.

“Dil, kamu berapa bersaudara ?” Tanyaku.

“Aku Cuma berdua mas uus.” Jawab Dilla.

“Kamu anak keberapa ?.” tanyaku lagi.

“Anak pertama mas uus, adikku masih sma kelas 3, tahun depan kuliah, pengennya dia nyusul aku disini sih haha. Kalau mas uus berapa bersaudara dan anak keberapa ?.” Tanya Dilla.

“Wah kalau aku anak tunggal Dil, anak pertama dari 1 anak hehe.” Jawabku.

“Wahh, sepi dong, kasian mas uus yaa.” Jawab Dilla.

“Makanya temenin dong Dilla hehehe.” Jawabku menggoda.

“Iyaa siap, ntar Dilla temenin hihi.” Jawab Dilla.

Wah bagaikan angin segar, semoga tidak php sih ya. Dan semoga acara penembakanku nanti berhasil sesuai dengan rencana dan keinginanku.

“Kamu beneran belum pernah pacaran Dil ?” tanyaku.

“Iyaa mas uus, orang tua Dilla itu protektif banget, awalnya Dilla ga boleh kuliah diluar kota gini. Tapi karena Dilla yakinin Dilla bisa jaga diri, yaa boleh deh jadinya.” Jawab Dilla

“Ya gimana ga protektif ya, gadis cantik satu-satunya.”Godaku.

“Yee kata siapa, adikku cewek loh mas uus, cantik juga hihihi.” Jawab Dilla.

“Yaa ga heran, kakaknya aja mirip bidadari. Hehehe.” Godaku lagi. Ya kita semua pasti tau dan pernah merasakan, awal dari sebuah hubungan pacaran ada seorang pria yang akan selalu menjadi tukang puji yang juga merangkap jadi wartawan yang kerjaannya nanya-nanya molo J))

“Dah buruan habisin mas uus, biar kita langsung liat sunset !.” Jawab Dilla.

Kami pun segera menghabiskan makanan sambil menceritakan daerah asal kami masing-masing. Jadi Dilla ini asli Aceh sedangkan aku dari Palembang tapi besar di Jakarta hehe. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 17.00, setelah membayar makanan kami langsung ke spot yang telah kujanjikan kepada Dilla.

“Dimana spot yang bagus mas uus ?” tanya Dilla.

“Kamu tunggu sebentar disini ya, mas mau ambil powerbank di motor.” Sebenarnya Cuma alasan, karena aku ke motor untuk mengambil bunga yang telah kusiapkan sebelumnya. Kurang dari 5 menit, aku sudah kembali ke tempat Dilla dengan menyembunyikan bunga di punggungku.

“Ayo Dilla, ikut mas.” Secara reflek aku menarik tangan Dilla yang lembut. Tidak ada perlawanan darinya, sebuah penerimaan yang tulus dari Dilla hehe.

“Nah disini Dilla, diatas tumpukan pasir ini. Ayo sini mas foto dulu.” Ajakku.

“Okee mas, foto yang cantik ya.” Jawab Dilla. Kamu memang cantik dilla, lucu dan polos lagi. Akupastikan hari ini kamu harus jadi milikku Dilla. Setelah mengambil beberapa foto,akupun mengajak Dilla untuk duduk menyaksikan sunset.

“Dil udah mau sunset, ayo duduk sini kita liat bareng-bareng.” Ajakku.

“Iyaa mas, perlu direkam ?.” Tanya Dilla.

“Untuk yang sekarang, kita liat aja dulu Dil, hilang momennya kalau sambil di rekam.” Jawabku.

“Okee mas.” Jawab Dilla sambil tersenyum melihat sunset.

Kami berdua termenung menyaksikan sebuah keindahan alam yang bisa diperoleh siapapun di dunia ini. Sebuah keindahan yang sederhana namun menghangatkan.

“Dilla, mas mau ngomong ke kamu.” Ujarku.

“Iyaa kenapa mas ?” tanya Dilla.

Akupun mengeluarkan bunga yang kusimpan di punggungku dan menyerahkan bunga itu ke DIlla.

“Mungkin ini terlalu cepat, tapi mas ga bisa nahan rasa ini, dan mas takut keduluan dari yang lain. Maukah kamu jadi yang pertama dan terakhir untuk mas ?.” Jawabku.

Dilla termenung dan berpikir. “Mas uus yakin dengan aku ? aku manja loh mas aslinya, moodyan juga, kita baru kenal kurang dari 1 bulan.” Jawab Dilla.

“Dilla, kamu tau kenapa mas kasih kamu bunga berwarna pink ? pink itu campuran merah dan putih. Merah melambangkan keyakinan mas dan putih ketulusan mas. Dan bunga pink ini, menggambarkan keduanya, rasa yang mas rasakan ke kamu.” Ujarku menjelaskan.

“Tapi Dilla ga pernah pacaran.” Jawab Dilla lagi.

“Mas juga belum pernah pacaran, ayo kita belajar bersama-sama. Pacaran yang sehat, karena di masa kuliah ini mas ingin punya pasangan yang serius sama kita tamat nanti.” Jelasku.

“Mas yakin ?.” Tanya Dilla ragu.

“Sangat yakin Dilla, Cuma kamu wanita yang bisa membangkitkan keberanian mas. Dan ketakutan mas terhadap kehilangan akan sesuatu. Mas ingin kamu temanin mas, kita sama-sama sukses dari hari ini, bersama membangun mimpi.” Jelasku.

“Kalau boleh jujur, Dilla juga ngerasain hal yang sama, Dilla juga ngerasa cocok dengan mas uus. Kalau mas uus yakin, Dilla juga yakin.” Ujar Dilla.

Sebuah jawaban yang sangat membahagiakan. Jadi begini ya rasanya menembak dan diterima. Yeahhhhhh.

“Dilla, would you like to be mine ?.” jawabku menegaskan.

“Yes, I would.” Jawab Dilla.

Aku pun langsung menggenggam tangan Dilla, dan disaat bersamaan matahari mulai tenggelam di ufuk barat, hari ini, ditempat ini, awal dari segalanya. Awal dari kehidupanku dan petualanganku selanjutnya.



Bersambung....
 
Cerita menarik tapi tolong huruf huruf jgn di singkat suhu kaya kata u bisa di ganti katanya jadi kue atau yg lain

iyaa gan, sebenarnya banyak teman-teman mahasiswa kalau ngomong emang menurut U . jadi U beneran disebut U. Tujuannya nulis gitu biar bisa menggambarkan gimana sih mahasiswa-mahasiswa di kota saya menimba ilmu bercengkrama hahaha. Tapi makasih sarannya gan
 
Dan petualangan pun dimulai ... Kira-kira uus bakal dapat jackpot ngga yaa
 
thx sudah di sempatkan meluangkan waktu buat update nya

mantep bakalan makin seru nih klo udah jadian
 
wow so sweet nih nembak cewek di pantai sambil lihat keindahan matahari tenggelam di ufuk.

Gimana kelanjutan asmara mereka berdua (uus dan dilla)?

Apakah pertemanan dengan sarah makin menjauh atau semakin intim dan akrab secara sarah sudah kasih kode tapi uus nya masih bego aja.

Jadi penasaran nih menantikan kelanjutan cerita suhu...
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd