Haii suhu semua, saya coba membuat cerita baru lagi.
Jika ada yang bertanya tentang cerita sebelah. Jangan tanyakan kapan diup.
Karena ada sesuatu yang tidak bisa dijelaskan secara rinci disini. Mohon di maafken, ane masih nuwbie...
Saya akan mencoba menuangkan ide cerita baru dan fresh yang dimana belum banyak ada di forum tercinta ini. Sedikit bumbu drama Korea. Semoga menyukainya, minim seks scene-nya, mudah-mudahan bisa sampai tamat.
Terimakasih
Selamat membaca
By BRUNO234
" Akhir dari sebuah perjalanan hati "
___________________________________________
Indek cerita:
Part One ................................... Part two
Part Three .............................. Part Four
Part five ....................…............ Part six
Part Seven ................................ Part Eight
Part Nine ................................. Part Ten
Part Eleven .............................. Part Twelve
Part Thirteen ......................... Part Fourteen
Part Fiveteen ......................... Part Sixteen
Part Seventeen
---------------------------------------------------------------
Hyun in
Shin Eun
Part One
Cuaca yg cerah , hari yg indah untuk memulai aktivitas. Sinar matahari terpancar penuh pesona, sementara barisan awan dengan malu- malu bergeser seakan tersipu memandang gagahnya sang Surya, berpadu dengan desir angin yang menari indah di antara gedung- gedung pencakar langit, menjadikan kota ini sedemikian mempesona. Penuh gairah, hasrat dan cinta.
Inilah Seoul, dimana setiap tetes embun paginya bernafaskan cinta. Inilah Seoul, dimana setiap langkah adalah puisi dan setiap detiknya adalah melodi yg melantunkan syair penuh gairah dan hasrat untuk saling mengasihi serta berbagi dalam sebuah kebersamaan, untuk saling mengisi dan memahami dalam sebuah perbedaan.
Seoul tempat terindah bagi setiap insan untuk memulai perjalanan hati dan menembus dinding pembatas dalam sebuah persahabatan.
Hyun in , gadis cantik yang berasal dari Daejeon itu terus melangkah menyusururi jalan di sebuah kompleks perkantoran yang berada di pusat kota Seoul. Dengan senyum menghiasi wajahnya, gadis cantik bertubuh ramping itu terus berjalan menuju sebuah gedung besar berlantai tiga belas yang terbentang gagah di hadapannya. Dua petugas security di depan pintu utama memasang sikap sempurna memandang ke datangan Hyun in. Blazer dan rok pendek yang ia kenakan menyajikan pesona keanggunan seorang profesional.
"Selamat pagi, nona Hyun...!" Sapa ramah salah satu diantara mereka sembari mempersilakan nya masuk dan di jawab dengan senyum ramah khas Hyun in.
Udara segar di dalam gedung juga tak kalah dengan di luar sana. Kolam besar berbentuk prisma kaca transparan dengan air mancur di setiap sisinya menjadi pemandangan pertama yang menyambut siapa pun yang memasuki gedung tersebut. Dua kalimat penuh makna terukir melingkar di sebuah bola dunia yang terbuat dari marmer pilihan dan menjadi pusat sirkulasi air di kolam itu.
HUNG-GYEKO GROUP. The art of fashion.
HUNG-GYEKO GROUP adalah salah satu perusahaan besar asal Korea Selatan yang bergerak di bidang fashion. Di tempat itu lah Hyun in mencurahkan segenap kemampuan dan pikirannya sebagai salah satu profesional muda yang usianya menginjak 24 tahun di divisi pemasaran.
Lantai tiga divisi pemasaran.
Ruang divisi pemasaran tampak sedemikian tertata dengan di lengkapi berbagai peralatan komputer terbaru yang terhubung langsung dengan jaringan internet. Masing masing karyawan memiliki meja dan sarana prasarana sendiri yang di desain secara modern untuk menunjang kenyamanan saat bekerja. Tidak ada ketegangan terasa di ruangan itu. Beratnya beban pekerjaan di sambut dengan senyum penuh semangat dan kebersamaan. Inilah hari- hari yang biasa mereka jalani di perusahaan.
"Sebelum akhir tahun ini , beberapa produk baru harus sudah di luncurkan , tetapi sepertinya masih ada sedikit kendala di Divisi produksi" ucap seorang gadis dengan bluse putih yang mendadak datang dan duduk di hadapan Hyun in.
"Iya kau benar, selain itu beberapa kompetitor kita juga akan melakukan hal yang sama . Beberapa bulan ke depan , pekerjaan kita lebih berat" jawab Hyun in dengan senyum di bibir , sambil meraih beberapa lembar file di mejanya.
"Kalau lebih berat kenapa kau tersenyum?"
"Entahlah , semakin tertantang mungkin. Rasanya semakin menarik?" Goda Hyun in pada kawannya.
"Dasar kau ini!" Sahut Shin Eun sembari mencubit lengan Hyun in.
Kedua gadis cantik itu sudah bersahabat sejak mereka pertama kali bekerja di HUNG-GYEKO GROUP. Keduanya sama-sama memiliki mata yang indah dengan kulit putih bersih dan sama-sama menjadi pusat perhatian pemuda di kantor itu. Yang membedakan mereka adalah rambut Shin Eun yang sedikit bergelombang . Sedangkan Hyun in lurus dan lebih panjang sedikit melewati bahu. Dibanding kan dengan karyawan lain , mereka berdua memang tergolong cerdas dan terampil. Itulah sebabnya manajer Choi menjadikan mereka sebagai asisten kepercayaan.
"Hei lihat ! Itu manajer Kim Lee dari divisi HRD! Waah , keren banget pagi ini?"
Kalimat Shin Eun tidak serta merta membuat perhatian Hyun in teralihkan. Tanpa memperdulikan Shin Eun yang mendadak beranjak dari kursinya , Hyun in tetap mencurahkan perhatiannya pada lembaran berkas yang sedang ia baca.
Memang manajer Kim Lee berbeda dengan manajer lainnya di perusahaan itu. Selain usia nya yang masih muda dan tampan, ia merupakan putra bungsu direktur keuangan, tuan Park young woo atau biasa di panggil tuan Woo. Melihat prestasinya itu, tidak tertutup kemungkinan bahwa di masa mendatang, ia akan menduduki jabatan direktur keuangan untuk menggantikan sang ayah.
Shin Eun dan gadis gadis lain di perusahaan itu mungkin mengagumi sosok Manajer Kim Lee. Lain halnya dengan Hyun in, ia kurang menaruh simpati pada manajer muda itu. Gadis lulusan Cheonan University itu telah bersusah payah melalui berbagai seleksi untuk dapat di terima bekerja di HUNG-GYEKO Group. Ketika melihat sosok Manajer Kim Lee yang terlintas dalam benak nya adalah sosok pemuda kaya yang hanya memanfaatkan pengaruh orang tuanya untuk mendapatkan kedudukan, sosok sepertinya sosok yang mendapat kan harta dan kekuasaan tanpa harus bersusah payah. Terlepas dari benar tidaknya, itulah gambaran sosok Manajer Kim Lee yang selama ini tertanam di dalam benak Hyun in.
"Heiii... Hyun in lihat!" Bisik Shin Eun.
"Apa? " Jawabnya singkat tanpa mengalihkan pandangan.
"Hyun in!"
"Sudahlah aku sedang bekerja"
"Ta- tapii... Diaa...! " Suara Shin Eun semakin merendah dan sedikit gugup. Namun tangan kirinya menarik kertas yang sedang di baca Hyun in, seni membuat gadis itu cukup merasa terganggu.
"Kau ini!! Sudah kubilang aku sedang bekerja. Daripada mengurusi manajer yang hanya mementingkan penampilan dan terlalu banyak senyum itu, lebih baik kau siapkan bahan untuk rapat siang nanti" suara Hyun in memang pelan , tapi dengan nada penekanan kurang senang dan cukup terdengar jelas di telinga Shin Eun yang berdiri di hadapannya.
Shin Eun memandangi wajah Hyun in dengan tatapan aneh , perpaduan antara terkejut dengan cemas. Mimik wajahnya seakan berusaha menyisaratkan sesuatu pada Hyun in yang masih tetap duduk di tempatnya.
"Apa lagi!" Tanya Hyun in yang masih belum paham dengan perubahan sikap sahabatnya itu.
"Maaf...." Tiba-tiba, Shin Eun membungkuk memberikan hormat , kemudian berlalu dengan gugup, kembali ke meja nya.
Hyun in terkesiap melihat sikap Shin Eun. Aliran darahnya serasa terhenti dan jantungnya berdegup kencang. Hyun in menyadari bahwa penghormatan Shin Eun bukan di tujukan pada dirinya. Dengan wajah pias, perlahan ia menoleh kebelakang.
"Manajer yang hanya mementingkan penampilan dan terlalu banyak senyum, ya? Pemikiran yang menarik sekali, nona Hyun in" suara manajer Kim Lee terdengar lembut.
Bumi seakan berguncang hebat dan nyaris meruntuhkan lantai tempatnya berpijak. Hyun in seketika berdiri dengan lutut gemetar , sementara seluruh tubuhnya menjadi lemas. Dadanya berdebar kencang manakala seisi ruangan mendadak menjadi sunyi dan seluruh perhatian mata tertuju pada dirinya.
*******
Jika ada yang bertanya tentang cerita sebelah. Jangan tanyakan kapan diup.
Karena ada sesuatu yang tidak bisa dijelaskan secara rinci disini. Mohon di maafken, ane masih nuwbie...
Saya akan mencoba menuangkan ide cerita baru dan fresh yang dimana belum banyak ada di forum tercinta ini. Sedikit bumbu drama Korea. Semoga menyukainya, minim seks scene-nya, mudah-mudahan bisa sampai tamat.
Terimakasih
Selamat membaca
By BRUNO234
" Akhir dari sebuah perjalanan hati "
Indek cerita:
Part One ................................... Part two
Part Three .............................. Part Four
Part five ....................…............ Part six
Part Seven ................................ Part Eight
Part Nine ................................. Part Ten
Part Eleven .............................. Part Twelve
Part Thirteen ......................... Part Fourteen
Part Fiveteen ......................... Part Sixteen
Part Seventeen
---------------------------------------------------------------
Hyun in
Shin Eun
Cuaca yg cerah , hari yg indah untuk memulai aktivitas. Sinar matahari terpancar penuh pesona, sementara barisan awan dengan malu- malu bergeser seakan tersipu memandang gagahnya sang Surya, berpadu dengan desir angin yang menari indah di antara gedung- gedung pencakar langit, menjadikan kota ini sedemikian mempesona. Penuh gairah, hasrat dan cinta.
Inilah Seoul, dimana setiap tetes embun paginya bernafaskan cinta. Inilah Seoul, dimana setiap langkah adalah puisi dan setiap detiknya adalah melodi yg melantunkan syair penuh gairah dan hasrat untuk saling mengasihi serta berbagi dalam sebuah kebersamaan, untuk saling mengisi dan memahami dalam sebuah perbedaan.
Seoul tempat terindah bagi setiap insan untuk memulai perjalanan hati dan menembus dinding pembatas dalam sebuah persahabatan.
Hyun in , gadis cantik yang berasal dari Daejeon itu terus melangkah menyusururi jalan di sebuah kompleks perkantoran yang berada di pusat kota Seoul. Dengan senyum menghiasi wajahnya, gadis cantik bertubuh ramping itu terus berjalan menuju sebuah gedung besar berlantai tiga belas yang terbentang gagah di hadapannya. Dua petugas security di depan pintu utama memasang sikap sempurna memandang ke datangan Hyun in. Blazer dan rok pendek yang ia kenakan menyajikan pesona keanggunan seorang profesional.
"Selamat pagi, nona Hyun...!" Sapa ramah salah satu diantara mereka sembari mempersilakan nya masuk dan di jawab dengan senyum ramah khas Hyun in.
Udara segar di dalam gedung juga tak kalah dengan di luar sana. Kolam besar berbentuk prisma kaca transparan dengan air mancur di setiap sisinya menjadi pemandangan pertama yang menyambut siapa pun yang memasuki gedung tersebut. Dua kalimat penuh makna terukir melingkar di sebuah bola dunia yang terbuat dari marmer pilihan dan menjadi pusat sirkulasi air di kolam itu.
HUNG-GYEKO GROUP. The art of fashion.
HUNG-GYEKO GROUP adalah salah satu perusahaan besar asal Korea Selatan yang bergerak di bidang fashion. Di tempat itu lah Hyun in mencurahkan segenap kemampuan dan pikirannya sebagai salah satu profesional muda yang usianya menginjak 24 tahun di divisi pemasaran.
Lantai tiga divisi pemasaran.
Ruang divisi pemasaran tampak sedemikian tertata dengan di lengkapi berbagai peralatan komputer terbaru yang terhubung langsung dengan jaringan internet. Masing masing karyawan memiliki meja dan sarana prasarana sendiri yang di desain secara modern untuk menunjang kenyamanan saat bekerja. Tidak ada ketegangan terasa di ruangan itu. Beratnya beban pekerjaan di sambut dengan senyum penuh semangat dan kebersamaan. Inilah hari- hari yang biasa mereka jalani di perusahaan.
"Sebelum akhir tahun ini , beberapa produk baru harus sudah di luncurkan , tetapi sepertinya masih ada sedikit kendala di Divisi produksi" ucap seorang gadis dengan bluse putih yang mendadak datang dan duduk di hadapan Hyun in.
"Iya kau benar, selain itu beberapa kompetitor kita juga akan melakukan hal yang sama . Beberapa bulan ke depan , pekerjaan kita lebih berat" jawab Hyun in dengan senyum di bibir , sambil meraih beberapa lembar file di mejanya.
"Kalau lebih berat kenapa kau tersenyum?"
"Entahlah , semakin tertantang mungkin. Rasanya semakin menarik?" Goda Hyun in pada kawannya.
"Dasar kau ini!" Sahut Shin Eun sembari mencubit lengan Hyun in.
Kedua gadis cantik itu sudah bersahabat sejak mereka pertama kali bekerja di HUNG-GYEKO GROUP. Keduanya sama-sama memiliki mata yang indah dengan kulit putih bersih dan sama-sama menjadi pusat perhatian pemuda di kantor itu. Yang membedakan mereka adalah rambut Shin Eun yang sedikit bergelombang . Sedangkan Hyun in lurus dan lebih panjang sedikit melewati bahu. Dibanding kan dengan karyawan lain , mereka berdua memang tergolong cerdas dan terampil. Itulah sebabnya manajer Choi menjadikan mereka sebagai asisten kepercayaan.
"Hei lihat ! Itu manajer Kim Lee dari divisi HRD! Waah , keren banget pagi ini?"
Kalimat Shin Eun tidak serta merta membuat perhatian Hyun in teralihkan. Tanpa memperdulikan Shin Eun yang mendadak beranjak dari kursinya , Hyun in tetap mencurahkan perhatiannya pada lembaran berkas yang sedang ia baca.
Memang manajer Kim Lee berbeda dengan manajer lainnya di perusahaan itu. Selain usia nya yang masih muda dan tampan, ia merupakan putra bungsu direktur keuangan, tuan Park young woo atau biasa di panggil tuan Woo. Melihat prestasinya itu, tidak tertutup kemungkinan bahwa di masa mendatang, ia akan menduduki jabatan direktur keuangan untuk menggantikan sang ayah.
Shin Eun dan gadis gadis lain di perusahaan itu mungkin mengagumi sosok Manajer Kim Lee. Lain halnya dengan Hyun in, ia kurang menaruh simpati pada manajer muda itu. Gadis lulusan Cheonan University itu telah bersusah payah melalui berbagai seleksi untuk dapat di terima bekerja di HUNG-GYEKO Group. Ketika melihat sosok Manajer Kim Lee yang terlintas dalam benak nya adalah sosok pemuda kaya yang hanya memanfaatkan pengaruh orang tuanya untuk mendapatkan kedudukan, sosok sepertinya sosok yang mendapat kan harta dan kekuasaan tanpa harus bersusah payah. Terlepas dari benar tidaknya, itulah gambaran sosok Manajer Kim Lee yang selama ini tertanam di dalam benak Hyun in.
"Heiii... Hyun in lihat!" Bisik Shin Eun.
"Apa? " Jawabnya singkat tanpa mengalihkan pandangan.
"Hyun in!"
"Sudahlah aku sedang bekerja"
"Ta- tapii... Diaa...! " Suara Shin Eun semakin merendah dan sedikit gugup. Namun tangan kirinya menarik kertas yang sedang di baca Hyun in, seni membuat gadis itu cukup merasa terganggu.
"Kau ini!! Sudah kubilang aku sedang bekerja. Daripada mengurusi manajer yang hanya mementingkan penampilan dan terlalu banyak senyum itu, lebih baik kau siapkan bahan untuk rapat siang nanti" suara Hyun in memang pelan , tapi dengan nada penekanan kurang senang dan cukup terdengar jelas di telinga Shin Eun yang berdiri di hadapannya.
Shin Eun memandangi wajah Hyun in dengan tatapan aneh , perpaduan antara terkejut dengan cemas. Mimik wajahnya seakan berusaha menyisaratkan sesuatu pada Hyun in yang masih tetap duduk di tempatnya.
"Apa lagi!" Tanya Hyun in yang masih belum paham dengan perubahan sikap sahabatnya itu.
"Maaf...." Tiba-tiba, Shin Eun membungkuk memberikan hormat , kemudian berlalu dengan gugup, kembali ke meja nya.
Hyun in terkesiap melihat sikap Shin Eun. Aliran darahnya serasa terhenti dan jantungnya berdegup kencang. Hyun in menyadari bahwa penghormatan Shin Eun bukan di tujukan pada dirinya. Dengan wajah pias, perlahan ia menoleh kebelakang.
"Manajer yang hanya mementingkan penampilan dan terlalu banyak senyum, ya? Pemikiran yang menarik sekali, nona Hyun in" suara manajer Kim Lee terdengar lembut.
Bumi seakan berguncang hebat dan nyaris meruntuhkan lantai tempatnya berpijak. Hyun in seketika berdiri dengan lutut gemetar , sementara seluruh tubuhnya menjadi lemas. Dadanya berdebar kencang manakala seisi ruangan mendadak menjadi sunyi dan seluruh perhatian mata tertuju pada dirinya.
*******
Terakhir diubah: