Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Afterglow

similimi

Semprot Holic
UG-FR
Daftar
24 Jul 2014
Post
301
Like diterima
1.029
Bimabet
Afterglow

Perkenalkan saya Revan. Seorang freelancer yang berjuang di masa pandemi saat ini. Cerita kali ini berkisah seputaran pengalaman saya menerjang paceklik yang saya hadapi. Saya tidak punya banyak ruang bergaul karena sejatinya saya adalah seorang introvert.

Mei 2021.

"Diberitakan bahwa varian Cov-1diot semakin menyebar keseantero bumi, manusia dipukul mundur oleh serangan virus yang katanya berasal dari china, entah mengapa bisa menyerbu jagat bumi kita, bahkan negeri kita sendiri harus bertekuk lutut melawan ganasnya virus tersebut"

Sebuah berita yang terkesan hiperbola dan melebih-lebihkan, namun semua terasa nyata saat sebuah surat elektronik dari perusahaan tempat saya bekerja mengabarkan bahwa saya menerima pemutusan kontrak, segala fasilitas ditarik dan diuangkan karena perusahaan sedang pailit.

Sayapun harus merelakan sebagian inventaris kantor yang tadinya akan menjadi aset pribadi saya, tapi saya tidak sendirian, nyaris 80% karyawan kena phk besar-besaran. Tak terkecuali satu tim divisi kami yang berisi 9 orang, yang mendapat fasilitas apartemen siap huni, mobil dinas, gadget operasional harus direlakan begitu saja.

Dari kami ber 9 sayangnya yang siap menghadapi kondisi seperti ini hanya 3 orang saja. Yaitu Pak Agus, saya dan Pak Hendra. Sedangkan Mbak Yuni, Mbak Ratna, Mbak Cacha, Helmi, Wiya, dan Jarwo tidak.

Bahkan Jarwo dan Helmi harus rela pulang kampung, daripada tidak selamat di kota besar. Kondisi inilah yang membuat segala pikiran saya dan petualangan yang tak pernah disangka dimulai.

Bermula dari Wiya, seorang fresh graduate berusia 23 tahun, seorang akuntan muda yang sedikit kaget mendapatkab gaji 2 digit diawal karirnya, hidupnya pun cenderung mewah, sehingga ia tak memiliki tabungan saat terjadi PHK.

Karena rentang usia kami tak berbeda jauh, Wiya sedikit banyak mengandalkan saya dalam urusan non pekerjaan, karena kami cukup nyambung diluar dari bidang pekerjaan kami masing-masing.

W: "Van, gua ga ada tabungan lagi, gimana kalo kita patungan kost biar bisa hemat?"

Sebuah ide dari Wiya yang cukup ekstrim, karena kami adalah lawan jenis, dan sedikit terlalu berlebihan rasanya bila harus berbagi kamar dengan perempuan.

R: "Gila lu iiy (panggilan saya kepada Wiya), kita kan bukan muhrim, kenapa ga sama yg cewe-cewe di divisi kita aja lu ngekostnya? Lagian gua udah ada kostan pribadi sebelum tinggal di apart"

W: "kok lu bisa punya kostan padahal tinggal di apart?"

R: "lu tau sendiri kita seapart sama karyawan semua, vibesnya kerja banget, mangkanya gua sewa buat me time"

W: "Gua nitip barang deh Van, gimana? Sambil gua cari kost murah, tiba tiba banget anjir, ga siap gue"

R: "Yaudah boleh"

Obrolan berlanjut membahas banyak hal, hingga membahas masalah kedepan akan seperti apa. Masing masing dari kami memiliki keahlian dan jalan karir yang berbeda, namun satu-satunya langkah praktis saat ini ialah kerja serabutan.

Wiya yang memiliki paras cantik, mudah mendapatkan beberapa kerja sampingan, seperti menjadi Brand Ambassador aksesoris penunjang pandemi yaitu tali masker, ia pun mendapatkan berbagai tawaran untuk photoshoot, terlihat sederhana hingga Wiya memberikan sebuah screenshot percakapan yang mengejutkan. Sebagai informasi Wiya saat ini tinggal bersama Retno, tapi sebagian barangnya masih ada di kost saya.

W: "masa gua ditawar 1.5 juta buat ngewe Van sama yang ngajakin foto" ucap Wiya seakan tidak percaya.

R: "sama gua 2 juta deh" candaku saat itu.

W: "750rb ayo hahaha" balasnya bercanda.

R: "mau kapan? Ucapku padanya.

W: "ayo sekarang kalo berani" tantangnya padaku.

Sebagai seorang lelaki akupun tertantang, langsung saja ku transfer 5 juta ke rekeningnya sambil menunjukan bukti transfer pada Wiya. Iapun kaget.

W: "ini seriusan Van?"

R: "kalo lo mau ayo, daripada lu sama orang lain. Kalo lo gamau tinggal transfer balik, apa susahnya"

W: "iya sih, tapi ini cukup banget buat gua hidup 2-3 bulan" diambang ragu, Wiya menimbang keputusan apa yang akan dia ambil

R: "take your time iiy, sambil aku mengelus pipinya lembut, dan mengecup keningnya"

W: "aku pikir-pikir dulu deh Van" tiba-tiba ia menggunakan aku kamu.

R: "Can I get a kiss?, ucapku sambil memegang dagunya.

W: "Sure"

Hmmmh, sebuah ciuman lembut kudaratkan pada bibirnya yang tipis dan manis itu, ia merapatkan tubuhnya padaku dan mulai memagutku perlahan.

Cukup lama kami saling menjamah bibir masing-masing, dan Wiya pun memberi jeda sambil menanyakan sesuatu.

W: "uang segitu untuk berapa kali?" ucapnya sedikit merona di pipi. Tanda nafsunya sudah bangkit.

R: "dua kali cukup" ucapku menerjangnya.

Entah bagaimana kami sudah saling bertelanjang ria, jamahan pada dadanya tak henti henti kuberikan, entah berapa banyak tanda yang kubuat disana, tanganku mulai merabai punggung dan turun secara pasti menuju bokongnya yang menggemaskan, Wiya kembali mengecupku dengan penuh gairah.

Tanganku sudah berada di vaginanya yang mulai basah dan cenderung becek, saat jemariku bermain disana Wiya menjadi tidak fokus dengan ciuman kami dan mulai mendesah lirih "geli Van, hhhhh" ucapnya disertai geliat pada sekujur tubuhnya, bulu halusnya bergidik menerima rangsangan yang kuberikan.

Tak berlama-lama, permainan panas ini kami lanjutkan, tangan Wiya sudah menjamah penisku, ia mulai mengocok penisku secara kasar, karena jemariku sudah menari-nari di vaginanya, membuat ia melelehkan banyak sekali cairan, "ayo Van aku ga kuat" lirihnya memintaku untuk menyetubuhinya.

Persetubuhanpun terjadi. Sudah sepuluh menit penisku memompa vaginanya yang mungil nan rapat, entah sudah berapa kali remasan yang ia berikan pada rambut dan juga penisku, ia terlihat menikmatinya namun juga sedikit kewalahan.

"Hhhh van, aku udah nyampe 3x, ahhhh pelanin dulu" ucapnya tersengal saat aku memompa vaginanya dengan tempo yang cepat, dan akupun kembali menurunkan tempo pompaanku agar Wiya bisa tetap menikmati persetubuhan ini.

Desah dan resah darinya tercurah banyak hari ini, wajahnya merah merona, matanya memutih, tanda ia akan segera mendapatkan orgasme besarnya hari ini.

"hhhhh Van, cepetin dikit" komando dari Wiya saat ia sedang mengejar orgasme pamungkasnya.

"iya disitu van, tusuk agak lebih dalam" pintanya

Dengan sisa-sisa tenaga pertempuran kali ini akupun menggenjotnya dengan penuh semangat, ia pun semakin tak karuan.

"Ahhh Van aku dapet, udah hhhhh udaah pelanin dulu" sprei kasurku pun dia remas kuat-kuat, hanya satu gaya, 30 menit saja 4 orgasme sudah ia dapatkan, akupun mencabut penisku dari vaginanya dan mulai menjejali mulutnya.

Wiya yang sudah kehabisan tenaga hanya pasrah saat aku mulai menyetubuhi mulutnya dengan intens, 3 menit berlalu, ada gejolak besar yang akan meledak sebentar lagi, akupun melepas penisku dari mulutnya dan mulai mengocok sendiri, tidak lama semburan hangat memenuhi Wajah manis Wiya, tak ada perlawanan, ia sudah terlanjur lelah, seluruh bagian wajahnya terkena spermaku.

R: "Jatah 1 done" ucapku padanya yang tak berkutik saat aku meratakan spermaku pada wajahnya dan menjejaliku pada mulutnya untuk dibersihkan, tidak lupa akupun menjejali mulutnya sekali lagi untuk membersihkan penisku, mungkin karena sudah lama tidak dikeluarkan, spermaku kembali menyembur, kali ini didalam mulut Wiya.

W: "ih asin, udah muka aku dipejuin, mulut juga" ucapnya yang mebuatku tertawa.

R: "masih ada satu kali lagi ya hahaha"

W: "enak aja, ini mah harus 10 kali lagi" ucapnya sebelum memejamkan mata dan terlelap di kamar kostku.

Bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd