Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA A dance with misery

Bimabet
Setelah ini loe harus bisa berfikir dewasa ben, gak cuma bisa gedeiin nafsu doang
 
buset plot twistnya. sekalinya update langsung baper :")
btw klo bisa nextupdate adegan ena enanya dri awal foreplay dong suhu,biar makin "menegangkan" hehehehe
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
A broken hearted man

Setelah semua yang terjadi, aku merasa seperti hidup di dalam sebuah telenovela yang buruk. Aku tahu, aku cukup beruntung bisa tidur dengan para member jeketi setelah sekian lama membayangkannya, tapi Ayahku telah kembali ke dalam hidupku setelah aku membuang semua memoriku tentangnya. Untuk semua keberuntungan yang kudapat, ada sebuah kesialan yang menunggu di ujung jalan. Apa aku harus bersyukur? Tentu saja, tapi jika aku bisa menukar keberuntunganku bisa tidur dengan member jeketi, dengan hidup tanpa kehadiran Ayahku lagi. Aku lebih memilih hidupku tanpa kehadiran pria tua sialan itu. Aku tak tahu tentangmu, tapi tak ada cukup memek di dunia ini yang cukup untuk mengantikan rasa sakit hatiku padanya.

Oh ya, kau tak peduli tentang hal itu. kalau begitu, aku akan menceritakan apa yang terjadi setelah kemarin malam. Setelah mengantarkan Dhike dan Yona ke FX Sudirman, aku mengantar Shania pulang. Dia tak ada jadwal di FX hari ini, karena itu dia memintaku untuk mengantarkannya pulang. Awalnya aku merasa cukup aneh karena dia begitu santai berada di dekatku, seakan aku adalah teman yang sudah dikenalnya cukup lama.

“Eh bang Benji, lo beneran pacaran sama Kak Melody?” tanya Shania yang mengalihkan perhatiannya dari layar handphonenya kepadaku.

“Kenapa emang?” ucapku, dia terlihat canggung saat aku yang balik bertanya kepadanya.

“Ya, dulu kan lo naksir berat sama Kak Dhike, ya gue bingung aja gitu, tiba tiba lo nya pacaran sama Kak Melody.”

Aku ingin tertawa mendengar perkataanya itu, karena aku sendiri tak tahu kenapa Melody memutuskan status hubungan kami secara sepihak. Apa dia jatuh cinta padaku? Mungkin saja, tapi kenapa? itu lah yang menjadi pertanyaannya. Karena kau tahu, lelaki bangsat sepertiku bukanlah lelaki yang seharusnya dia cintai.

“Dhike kan udah punya cowok Shan, bentar lagi juga mau nikah. Ya karena gue sadar kalo cinta gue bertepuk sebelah tangan, ya gue move on,” itu adalah kebohongan pertamaku pagi ini, dan aku yakin akan ada lebih banyak lagi.

“Oh....tapi minimal lu udah pernah ngentot sama dia ya bang?”

Fuck, Shania sudah begitu vulgar pagi ini. Aku harap itu tak menjadi kebiasaan barunya. Bayangkan reaksi orang orang jika Shania sevulgar itu di theater, atau di sebuah acara televisi.

“Lemes banget itu mulut, lu itu cewek Shan,”

“Udah nggak usah sok,” balasnya.

“Ntar jadi kebiasaan,”

“Iya, iya, udah ah nggak usah diterusin, ntar gue jadi badmood sama lo bang,”

Ya sudahlah, setidaknya aku sudah memperingatkannya, lagipula aku tak mau dia badmood dan marah padaku, masih terlalu pagi untuk itu semua. Kami pun melanjutkan perjalanan itu dengan atmosfir aneh yang mengelayut diantara kami berdua, aku merasa kalau aku harusnya memulai percakapan dengannya, menghilangkan suasana aneh yang ada diantara kami berdua.

“Bang,”

Ah thank fuck.

“Ya Shan?”

“Lo udah berapa kali ngentot sama Kak Melody?”

Sepertinya dia tak lagi canggung dan malu membicarakan hal itu denganku, dan aku tak akan mau capek capek memberitahunya untuk tak bicara sevulgar itu. Aku sudah mencoba itu sebelumnya, dan itu tak terlalu berhasil.

“Sekali,”

“Seriusan? Kok gue nggak percaya ya bang, lu aja kuat ngentot sama lima cewek semaleman. Kok sama pacar sendiri baru sekali, apalagi pacar lu itu secantik Kak Melody,”

Tentu aku ingin melakukannya lebih dari sekali, aku akan berhubungan badan dengan Melody sebanyak yang aku bisa. Tapi mengingat hubungan kami yang bahkan belum satu minggu, jika memang hubungan kami berdua itu dimulai saat aku merasakan hangat tubuhnya beberapa hari yang lalu, aku rasa aku akan bisa merasakan lagi hangat tubuhnya nanti. Untuk sekarang, aku harus memastikan Shania merasa senang bersamaku.

“Nggak apa apa Shan, gue kan suka sama Melody bukan karena memeknya doang,”

“Sok romantis lo buaya,” ucapnya yang ditemani oleh senyum kecil diwajahnya.

“Buaya buaya juga lu mau,”

“Nggak, gila, najis gue.”

Kami berdua pun tertawa, Shania bahkan memukul lenganku. Sejalan dengan tawa itu, suasana aneh yang tadi kami rasakan pun perlahan menghilang. Aku merasa itu lebih baik, karena aku tak suka suasana sebelumnya. Kami melanjutkan perjalanan itu dengan bincang dan tawa hangat, Shania punya banyak topik pembicaraan tentang Skye, anjing kecilnya, hingga Saktia yang mulai dekat dengannya, semua itu membuat perjalanan kami menyenangkan. Saat akhirnya kami sampai, aku merasa sedikit kecewa.

“Mau masuk dulu?” ajaknya.

Sebenarnya aku ingin berkata iya dan melanjutkan perbincangan kami didalam, tapi ada perasaan canggung yang menahanku. Aku bukanlah teman atau lelaki yang menjalin hubungan apapun dengannya, hingga aku merasa aneh jika tiba-tiba aku berkunjung ke rumahnya.

“Nggak ada siapa siapa loh kayaknya.” Ucap Shania yang diucapkannya dengan mengedipkan sebelah matanya.

Well, itu menambah alasan bagiku untuk tak masuk kedalam, tapi aku takut aku tak sengaja memperkosanya. Ya, tidak sengaja.

“Nggak usahlah, takut gue ngapa ngapain lu ntar,”

Dan Shania tak sanggup menahan tawanya, sepertinya dia tak lagi khawatir jika aku mungkin saja memperkosanya. Fakta bahwa semalam dia mendesah penuh kenikmatan, mungkin menjadi alasannya.

“Ya kalo lo pengen tinggal minta aja bang, gue juga suka kok bang sama rasa kontol lo.”

Aku yang tak tahu harus menjawab apa, hanya diam dan mengangguk. Aku tak pernah menyangka bahwa seorang gadis akan mengucapkan itu padaku, dan kau bisa membayangkan betapa senangnya aku mendengar hal itu. Aku pun mengikutinya masuk kedalam, aku tak akan berbohong dan mengatakan bahwa aku mengharapkan rasa manis bibirnya.

Ah

Ah

Ah

“Fuck.....Yes.”

“Fuck....terus....”

“Ah...Shan..memek lu...fuck....”

Aku angkat sebelah kakinya keatas meja agar aku lebih gampang mengenjot memeknya dari belakang, memeknya itu yang begitu dalam menelan batang kontolku.

Prak..

Prak..

“Sakit...******,” protes Shania saat kutampar kedua bongkahan pantatnya yang putih itu, tapi aku yang tak ingin mendengar protesnya pun mendorong kontolku dalam dalam.”AKH...anjing...ah....ah..gila...”

Kugigit pelan daun telinganya, sambil terus mengenjot memeknya yang terasa begitu nikmat itu.

AHHHH....

AHHHHH.....

AHHHHHHH.....

Saat kami berdua sibuk mengadu napsu, saling berciuman dan mendesah penuh kenikmatan, ponsel Shania yang ada diatas meja pun berdering.

“Stop...dulu...ah...ah..HP gue bunyi.”

“Nanggung.” Balasku yang tak ingin momen menyenangkan ini terganggu.

“Lepas dulu.”

PRAKKKK

Shania memukul keras pahaku lalu melepaskan dirinya dari pelukanku, aku yang sibuk mengelus-elus pahaku tak bisa berbuat apa apa saat melihat Shania berjalan menghampiri ponselnya.

“Biru Shan.”

“Mampus, makanya nurut kalo dibilangin.” Balas Shania yang kemudian memanyunkan bibirnya.

Shania nampaknya masih mampu memakai akal sehatnya meski ditengah candu kenikmatan dunia. Berbeda denganku yang bahkan tak mampu menahan diriku untuk tak menyemburkan sperma kedalam rahim seorang wanita dan hampir membuatnya hamil. Mungkin aku harus bertanya bagaimana dia bisa melakukannya nanti, terutama karena aku lebih sering mendengarkan batang kontolku dibandingkan dengan otakku.

Setelah mengelus-elus pahaku mencoba menghilangkan rasa sakitnya, aku pun menghampiri Shania karena ingin tahu siapa yang menelponnya. Shania mencoba mendorongku menjauh saat aku memeluknya dari belakang, tapi aku tak peduli karena aku ingin merasakan hangat tubuhnya.

“Jangan.” Ucap Shania saat aku mengecup pipinya.

"Jangan apa Shan?” tanya sebuah suara dari ujung telepon, sepertinya dia mengira penolakan Shania itu ditujukan padanya.

“Nggak itu tadi si Skye naik keatas sofa, baru mandi dia nanti basah sofanya.” Jawab Shania yang masih berusaha mendorongku menjauh.

“Oooo...kirain.” ucap seseorang itu, aku belum tahu siapa dia, tapi dari suaranya nampaknya dia seorang wanita.

Aku ciumi dan kugigiti daun telinganya yang membuat Shania tak dapat fokus mendengarkan siapapun yang berada disisi lain telepon itu. kuremas remas kedua payudaranya, dan kumainkan puting merah jambu miliknya, dan itu membuat Shania berusaha keras menahan desahan tak keluar dari bibirnya. Untung saja seseorang yang berada disisi lain telepon ini terus saja berbicara, sehingga Shania tak harus mengucapkan apapun.

“AKGG........” desah Shania cukup keras yang langsung ditahannya saat kontolku tiba tiba menusuk kembali memeknya.

“Shan!!! Shan!!! Lo nggak apa apa?” teriak seseorang itu yang tiba-tiba terdengar panik.

“Ngga apa apa kok Sak, tapi Skye tiba-tiba lompat, kaget gue.”

Sak? Saktia? Sedekat apa dia dengan Shania yang membuatnya menelpon sepagi ini? tapi biarlah, mengerjai Shania seperti ini menyenangkan. Sengaja kudiamkan batang kontolku di memek Shania, aku dia merasakan batang kontolku hingga dia tak bisa fokus dengan teleponnya. Wajah Shania mulai berubah, tatapannya menjadi sayu dan ekspresi wajahnya memelas seperti mengatakan kepadaku untuk mengerakan batang kontolku.

“Please.” Bisiknya kepadaku. Aku gelengkan kepalaku, semata karena aku ingin mengerjainya.

“Tadi katanya nggak mau.” Bisikku padanya.

“Ben....please.” Bisiknya sekali lagi, kali ini dia mengerakan pantatnya maju mundur dan aku berusaha keras untuk tidak mengerakan pantatku karena sensasi dari memeknya itu begitu luar biasa.

Aku cium pipinya dan kali ini dia tidak menolak, Shania goyangkan lagi pantatnya maju mundur tetapi aku tetap diam.

“Ben.....” ucap Shania sekali lagi.

Tidak, aku tidak dendam kepada Shania karena menolak dan memukul pahaku tadi, aku melakukannya karena alasan yang lebih sederhana. Selain karena aku suka melihat ekspresi wajahnya yang begitu menginginkan batang kontolku menusuk memeknya dalam dalam, aku juga melakukannya karena aku ingin salah satu keinginanku. Kau tahu, untuk bisa merasakan memeknya saat dia dalam balutan seifuku, karena itu aku akan melakukan sedikit negosiasi.

“Gue pengen ngentotin lo waktu lagi pake seifuku Shan.” Bisikku sambil sedikit mengigit daun telinga.

“Hah.” Balas Shania yang nampak bingung mendengar perkataanku.

“Iya, gue pengen kita ngentot tapi lo nya pake salah satu seifuku theater.” Bisikku sekali lagi menjelaskan keinginanku padanya.

Shania tak langsung menjawab, dia diam, dia memandangku sebentar, lalu tersenyum dan tertawa kecil. Entahlah apa yang membuatnya bisa tersenyum dan tertawa kecil seperti itu, yang ingin kutahu adalah jawabannya.

“Ya ampun Sak, kayaknya nanti siang gue nggak bisa deh. Besok aja gimana?”

“Ya udah mau gimana lagi, besok ya.”

“Iya besok.”

Setelah itu Shania mengakhiri panggilan telepon itu dan meletakan ponselnya diatas meja, dia lalu mengalihkan perhatiannya kepadaku.

“Jadi gue harus setuju dulu nih, baru lo mau lanjut ngentotin gue?”

“Ya....”

“Padahal banyak loh yang mau ngentot sama gue, lo tinggal ngentot aja susah amat.” Ucap Shania yang masih memasang senyum kecil diujung bibirnya.

Aku tahu dia hanya bercanda, tapi lucu juga memikirkan bahwa dua minggu yang lalu aku masih berharap bisa berhubungan badan dengan salah satu member jeketi, dan sekarang aku diam meski kontolku sedang menusuk memek dari member jeketi yang sering membuat sempit celana banyak pria.

“Ya pengen aja gitu.”

“Dasar.”

“Jadi?”

“Ya udah, udah sange banget nih gue bangsat. Tanggung jawab lo, sekarang lo kentot gue sampe memek gue perih.”

“Nah gitu dong.”

Aku pegang pinggangnya dan mengenjot memeknya kuat kuat.

“Akhhhh Fuck!!!”

Tak hanya Shania, aku juga sudah tak kuat lagi menahan napsuku. Kau pikir itu mudah menahan diriku untuk tak mengenjot memek Shania yang memeluk kontolku dengan begitu erat ? memek yang begitu hangat, yang terasa seperti nikmat Tuhan.

AHHH.....

AH...........

AHHH.....FUCK......

Hanya ada suara desahan Shania dan genjotanku pada memeknya, aku tak akan pernah bosan menikmati sensasi memek yang begitu hangat di kontolku. Setiap genjotan kontolku pada memek Shania akan disambut oleh pelukan yang seakan ingin melepas kontolku, dan aku bersyukur atas nikmat itu.

“Terus....kentot gue yang keras anjing....” ucap Shania ditengah desahannya.

PRAKK

PRAKK

“Nakal banget lo jadi idol.”

“Berisik anjing...untung kontol lo enak.”

Aku hujamkan terus batang kontolku ke memeknya sekuat dan secepat yang aku bisa, sensasi memeknya yang memberiku perasaan nikmat, dan desahannya itu terus memacuku, desahan dari gadis idola yang terus memintaku untuk mengenjot memeknya.

Kugenjot memeknya itu cukup lama, hingga aku merasa bosan dengan gaya bercinta yang kami lakukan. Aku cabut batang kontolku dari memek Shania dan kubaringkan diatas meja, lalu kubuka kedua kakinya dan kembali kudorong batangku masuk kedalam memek Shania.

“AKH.....” desah Shania.

“Tenang aja, gue bakal buat lu keenakan kok Shan, kayak semalam.” Ucapku.

“Buat gue melayang Ben.”

Melayang? Aku tak tahu, tapi aku tahu pasti bahwa aku bisa membuatnya mendesah keras penuh kenikmatan. Kugenjot lagi batang kontolku maju mundur kedalam memeknya, kali ini dengan tempo yang lebih cepat.

AHHHHH.......FUCK....KONTOL ENAK......

Tak hanya mengenjot memek Shania, aku juga bisa memainkan kedua payudara indah miliknya. Aku menikmati waktuku memainkan payudara milik Shania, itu terasa lembut dan aku menyukainya. Aku remas perlahan lahan karena aku ingin menikmatinya, perasaan lembut yang memenuhi telapak tanganku, saat aku meremas kedua payudara indah itu.

Bibirnya yang nakal itu, bibir yang terus mendesah keras penuh kenikmatan itu pun kupertemukan dengan bibirku. Dan rasanya masih sama, manis, basah, dan hangat. Aku perlambat gerak pantatku, kurubah genjotanku menjadi lambat dan dalam. Aku genjot memeknya itu sembari bergulat dengan bibir manisnya itu, hingga akhirnya...

AKHHHHHHHHHHHH.....

Shania melentingkan badannya, memeknya menekan kontolku kuat kuat sebelum itu dipenuhi oleh hangat orgasme milik Shania. Aku cabut batang kontolku dan kubiarkan dia menikmati orgasmenya itu, Shania menatapku dan kupasangkan senyum di bibirku.

“Lo jadi pacar gue aja mau nggak? Gue pengen ngentot tiap hari sama lo.”

“Hah?” itulah responku, aku sungguh tak menyangka dia akan berkata seperti itu.

“Iya gue pengen pacaran sama lo, trus gue pengen kita ngentot tiap hari, kalo sampe hamil gue tinggal kawin sama lo”

“Hah?”

“Hah...hah...terus, mau nggak?”

Aku letakan telapak tanganku di dahinya, karena mungkin saja Shania kelelahan dan itu menjelaskan kenapa dia mulai bicara hal-hal aneh.

“Gue nggak apa-apa.”

“Trus kenapa ngomong lo ngaco?” tanyaku.

“Emang nggak boleh cewek nembak cowok?” ucap Shania yang balik bertanya kepadaku, dia terdengar serius meski belum yakin akan hal itu.

“Ya nggak masalah sih, tapi omongan lo tuh soal ngentot tiap hari sama kalo hamil tinggal kawin. Lo kuliah aja belum lulus udah ngomongin kawin.”

“Ya gue kan cuma...

Sebelum Shania bisa menyelesaikan perkataannya ponselku berbunyi dengan keras, kuambil ponselku dari dalam jaket dan tebak siapa yang menelponku? Viny. Aku tahu, aku tak bisa menolak panggilan ini, karena itu lah aku berjalan menjauh agar Shania tak bisa mendengar pembicaraan kami berdua.

“Ke rumah gue sekarang.” Hanya itu yang diucapkan oleh Viny, aku bahkan belum sempat membalas perkataannya dan dia telah menutup teleponnya. Itu terdengar buruk, aku tak tahu alasan Viny menginginkanku datang ke rumahnya, tapi itu terdengar buruk. Kau berdo’a saja Viny tak membunuhku, agar cerita ini dapat terus berlanjut.

“Siapa?” tanya Shania saat aku kembali menghampirinya.

“Dosbing, gue disuruh ke kampus.”

“Serius? Gue kan baru keluar sekali, kontol lo juga masih tegang.”

Ya itu benar, tapi aku tak ingin membuat Viny menunggu dan memperburuk keadaan yang aku belum tahu pasti apa yang sebenarnya terjadi. jadi ya, seingin apapun aku menjamah dan menikmati tiap lekuk tubuh Shania, aku harus pergi.

“Ngentot bisa besok-besok Shan, ini dosbing gue datang ke kampus setahun sekali, kalo nggak gue temuin sekarang bisa gagal skripsi.” Ucapku sambil memakai kembali pakaianku, yang Shania sempat coba tahan.

“Lebay.”

“Lo aja belum pernah ketemu dosbing gaje Shan, udah ah gue pergi dulu.”

Setelah memakai kembali pakaianku, aku pun pergi meninggalkan Shania yang nampak tak terlalu suka akan hal itu. aku juga tak pernah menyangka akan pergi saat Shania masih ingin aku menghujamkan batang kontolku kedalam liang memeknya.

Aku berusaha untuk sampai ke rumah Viny secepat mungkin, sepanjang perjalanan aku mencoba memikirkan alasan kenapa Viny ingin aku datang. Banyak yang terpikir olehku, seperti mungkin saja Viny ingin aku membantunya mengerjakan salah satu tugasnya. Jika memang benar itu alasannya, aku akan dengan senang hati membantunya. Alasan lain yang sempat terpikir olehku adalah Viny tahu apa yang terjadi semalam antara aku, Yona dan yang lainnya, mungkin salah satu dari mereka iseng bertanya apakah Viny adalah gadis pertama yang berhubungan badan denganku, jika itu terjadi maka ini akan menjadi update terakhir dari cerita ini, karena aku tak tahu apa yang akan Viny lakukan jika memang itu terjadi.

Kau tahu ada satu alasan yang tak terpikir olehku, dan itu mungkin saja alasan kenapa Viny memanggilku. Jadi saat aku datang, ada mobil Ali disana dan mungkin saja dia tahu apa yang terjadi antara aku dan kekasihnya. Aku tak tahu bagaimana Ali bisa tahu, tapi aku mulai berharap dia tak pernah tahu, setidaknya hingga aku berhasil mendapatkan Viny.

“Gue udah diluar.” Itu adalah bunyi pesan singkat yang kukirimkan kepada Viny.

Pesanku dibacanya tapi tak ada balasan yang kudapat, beberapa detik kemudian Viny keluar dan menyambutku dengan lambaian tangan dan sebuah senyuman.

“Lama amat.” Sambut Viny.

“Jakarta Vin.”

“Ya udah masuk, Ali udah nungguin.”

“Ali?”

“Iya Sujali Firmansyah, calon suami gue, sahabat lo.” Jawab Viny yang belum melunturkan senyum manis itu dari wajahnya.

“Calon suami?”

“Iya makanya masuk dulu, biar gue sama Ali jelasin.”

“OK.”

Ini bukanlah sesuatu yang kuharapkan, mendengar Viny mengatakan calon suami dengan begitu riangnya meninggalkan rasa aneh di mulutku. Setelah semua yang terjadi anatara aku dan dirinya, apakah Viny akan berpura-pura bahwa semua itu tak pernah ada? Setelah semua....Fuck, apakah Viny benar hamil dan dia menikah dengan Ali agar anak itu punya nama Ayah di akte kelahirannya nanti? Jika benar begitu kenapa tidak namaku saja yang tertulis disana? Karena dia anakku, darah dagingku.

“Vin...apa lo...”

“Iya, dan lo boleh ikut ngasih nama nanti tapi tetap nama Sujali Firmansyah yang bakalan jadi nama Bapaknya.”

“Tapi dia kan...”

Cepat-cepat Viny letakan jari telunjuknya di bibirku, kata-kataku berhenti saat melihat sedikit air mata turun di pipinya.

“Sejujurnya lo udah berhasil ngambil hati gue Ben, tapi lo bukan sosok Ayah. Lo labil, lo nggak pernah bisa ngontrol emosi dan napsu lo. Bukan cuma Manda, gue udah tau soal Yona, Shania, Frieska, Naomi, Dhike, Melody. Ben, lo bukan orang jahat dan gue ngelakuin ini bukan karena gue benci sama lo, tapi anak gue butuh sosok Ayah yang bisa ngejaga gue dan anak gue nanti. Lo bukan sosok itu Ben, lo orang baik kok tapi bukan sosok yang gue butuhin.”

“Vin...” ucapku yang mengenggam kedua tangannya.

“Ben please.”

“Biarin gue jadi orang pertama yang ngasih selamat buat lo, gue juga mau minta maaf soal waktu itu. Maaf gue nggak bisa jadi sosok yang lo butuhin, maaf karena lo yang harus tanggung jawab buat atas kesalahan gue. Dan sebelum terlambat, gue mau bilang kalo sebenarnya yang lebih dari sekedar napus buat lo, perasaan bodoh yang harus gue kubur dalam-dalam sekarang. Sekali lagi, selamatnya.

.

Lhah? Bukannya viny abis keluar di dalem itu minum afterpills? Kok bunting sih?
Jd khawatir ga ada kisah ena-enanya viny lg di thread ini. Semoga masih ada.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Yang ditunggu-tunggu akhirnya apded juga sebenernya dari kemaren pengen baca, Fix ini mantep parah gila, dari awal cerita sampe tengah semangat semangat pas sampe dirumah pini kok gw juga jadi ikutan melow sedih² gimana wkwkwk, udh gitu makin penasaran gw dan gk percaya kalo si benji cuman ngasih selamat tanpa ada aksi bego kebiasaannya dia kwowkwk, gamau tau kudu lanjut ini huu paten pisan dah..:sendiri::tidak:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Wkwkwk, masa baca stensilan mellow. Ya masa Benji bego terus, jadi judul podcast dong bego ya bego aja.
Kebawa gw ama suasananya jago bat dah lu huu. Siapa tau kan si benj akan melakukan hal hal diluar nalar wkwkwkk..
 
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd