Rezzo
Pendekar Semprot
Hahaha... Duh, Bray, tolonglah, kalau mau sewot itu diperhatikan lagi.Tergantung dari kacamata siapa ngomongnya?
Soalnya bahasa ilmuwan sama bahasa umum suka beda. Padahal merujuk pada hal yg sama.
Kan saya udah bilang, FAKTA itu BERBEDA dengan HUKUM. Lihatlah dulu tabel yang dikau copas itu. Kan udah jelas2 fakta itu tidak sama dengan hukum. Bahkan tabelnya dibatasi dengan garis hitam tebal kan? Itu karena hukum itu ada di ranah tersendiri karena dia sudah final. Sementara, yang dimaksud dengan FAKTA itu adalah "kebenarannya", bukan apa yang terkandung di dalamnya. Mengerti kira2? Istilahnya, fakta itu adalah "status"-nya saja, sementara isi statusnya itu ada di dalam teori. Kan Anda sendiri bisa lihat di tabel Anda di atas, bahwa elemen penting dari fakta adalah "true"-nya, bukan "jeroan" yang ada di dalamnya.
Kita ini sedang membahas satu masalah dalam sudut pandang yang sama supaya nyambung kan? Itu artinya Anda harus melingkari tabel yang masuk dalam satu sudut pandang, bukan malah melingkari di konteks yang tidak dalam satu sudut pandang. Lingkari dari atas ke bawah, bukan malah ke samping. Di situlah letak kesalahan Anda yang mendahulukan sewot daripada topik. Lagi pula, jika Anda ngotot bahwa kita justru sedang membahas tentang bahasa dan penyebutan ala-ala saintis dan umum, kapan kita bisa nyambungnya? Entar pas Anda bilang fakta, terus saya bilang teori, kan jatohnya jadi "Jaka Sembung bawa golok"?
Lagipula, kebetulan kan Anda juga sudah menjelaskan sendiri di atas tentang teori dan hukum yang sejalan? Bahkan sampai pakai flowchart segala. Nih lihat sendiri deh:
Ini diagram utk om cermati sekali lagi alur dari observasi sampai jadi teori atau hukum.
Nah, sekarang saya tanya: Anda ini sekarang sedang membahas apa?
Dari komentar Anda sejak awal, saya nggak bisa meraba ada di mana Anda saat ini. Di awal, Anda seperti tidak setuju dengan apa yang disajikan TS, tapi waktu ditanya "apakah Anda sedang membantah evolusi", Anda bilang "tidak". Jadi Anda di sini lagi ngapain?