Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

1. Rumah Kami Surga Kami 2. Petualangan Hot 3. Langkah Langkah Jalang (TAMAT)

kayaknya malam ini akan update lagi ya..
 
Bagian 24



Namun sejak peristiwa yang teramat indah dan sangat mengesankan itu, Sam tak pernah datang lagi dalam waktu yang lama... sangat lama. Sehingga aku laksana layang-layang putus benangnya... melayang-layang tanpa arah... dalam perasaan kehilangan yang teramat memilukan.

Beberapa bulan kemudian kudengar dari Mama bahwa Sam sudah diwisuda, jauh lebih cepat dari teman-teman seangkatannya. Bahkan aku dan Mbak Ayu pun dilewati oleh Sam.

Mungkin tekad Sam demikian kuatnya, sehingga dia mampu mengejar kami semua yang sama-sama sedang menuntut ilmu di perguruan tinggi yang berbeda. Tapi aku sangat salut pada prestasi Sam di kampus, sehingga bisa secepat itu mengejar S1, lulus dengan cum laude pula.

Aku juga mendengar dari Mama, bahwa Sam sudah memimpin sebuah hotel. Itu pun prestasi yang membanggakan.

Tapi yang membuatku terpukul adalah berita dari Mama tentang yang satu itu... bahwa Sam telah menikah dengan keponakan istri muda Papa.

Inilah yang membuatku laksana layang-layang putus benangnya. Karena sebenarnya ada sesuatu yang kusembunyikan selama ini.

Bahwa diam-diam aku sudah mencintai Sam... !

Aku tak peduli meski Sam pernah menggauli Mama dan Mbak Ayu serta perempuan mana pun, tapi aku tetap akan mencintainya dengan sepenuh hatiku.

Karena biar bagaimana pun Sam adalah cowok pertama yang pernah menggauliku. Memang sebelum Sam menggauliku, keperawananku telah hilang. Tapi keperawananku “direnggut” oleh dildo. Bukan oleh manusia. Dan manusia pertama yang kubiarkan menikmati sekujur tubuhku adalah Sam... !

Lalu mungkinkah aku masih bisa memilikinya kelak ?

Entahlah.

Yang jelas, aku merasa patah hati, meski di zaman now nyaris tak dikenal lagi istilah brokenheart atau patah hati itu.

Lalu kepada siapa aku harus menggantungkan cintaku ini ?

Kepada dosen yang nyebelin dan selalu berusaha mendekatiku itu ?

Ya... Pak Bas yang nama lengkapnya Baskoro itu memang sering berusaha mendekatiku dengan segala cara. Tapi aku selalu bersikap dingin pada lelaki 30 tahunan itu. Karena hatiku seolah hanya boleh dimiliki oleh Sam seorang.

Lalu setelah Sam membuatku hopeless, apakah aku harus menerima “tembakan” dosenku lewat WA yang kesimpulannya ingin jadi pacarku itu ?

Ah, persetan dengan Pak Baskoro. Dia takkan mampu mengobati kepiluanku. Karena “bentuk”nya jauh kalau dibandingkan dengan Sam. Usianya pun jauh lebih tua.

Aku memang jadi pemurung. Jarang bicara dan sering melamun.

Rima sering bertanya padaku, kenapa aku jadi pendiam dan pemurung begini ? Tapi aku selalu menjawabnya “Gak ada apa-apa”.

Bahkan pada suatu hari Rima berkata, “Daripada bermurung-murungan, mending cari aktivitas di luar kampus. “

“Aktivitas apa ?”

“Kalau lu mau jadi gadis model, gua bisa mempertemukan lu dengan kakak sepupu gua. Dia itu seorang perancang busana terkenal. Gue yakin kalau lu mau, pasti diterima jadi gadis modelnya. Soalnya badan lu tuh cocok sekali buat jadi seorang gadis model. Tinggi semampai. Apalagi kalau melihat wajah lu yang cantik dan kulit lu yang putih mulus... pasti diterima deh. “

“Gak ah. Gua mau konsen kuliah aja. Biar cepet selesai. Soalnya gua udah kesalip sama Sam. Dia udah diwisuda delapan bulan yang lalu. “

“Haaa ?! Dia kan angkatan di bawah kita. “

“Iya. Tapi dia udah duluan selesai. Lulus dengan cum laude pula. “

“Hebat juga Sam ya ? Terus sekarang kerja di mana dia ?”

“Katanya sih udah mimpin sebuah hotel. Dan tau gak ? Dia udah kawin sebulan setelah diwisuda. “

“Ohya ?! Terus dia tinggal di mana sekarang ?”

“Gak tau. Udah lama gua gak komunikasi sama dia. Padahal gua merasa kehilangan sekali Rim. “

“Jadi gara-gara Sam kawin dan menghilang itu yang membuat lu murung terus ?” Rima menatapku dengan sorot mata menyelidik.

Aku mengangguk. Karena sudah bosan ditanya kenapa aku jadi pemurung terus.

“Mau lu gimana ? Ingin Sam nikah sama lu ?”

“Nggak juga. Cuma jangan menghilang tanpa jejak begitu. “

“Kalau Sam belum kawin, lu boleh punya keinginan seperti itu. Tapi kalau dia sudah punya istri, ikhlaskan dong. Jangan lantas jadi penyakit di hati lu. “

“Iya sih. Mendingan kita cari mangsa baru kan ?” ucapku dengan senyum dingin.

“Nah mending juga gitu. Jangan semangat lu seperti mati, sementara adik tiri lu sedang happy-happy. Nanti diketawain sama rumput-rumput yang bergoyang. “

Aku cuma tersenyum dingin lagi.

“Orang bilang, kalau lelaki sakit sama perempuan, harus perempuan lagi obatnya. Nah, kenapa lu juga gak bisa kayak gitu ? Kalau lu sakit sama cowok, harus cowok lagi obatnya, “ kata Rima sambil menepuk bahuku, “Kan banyak yang naksir lu. Sampai Ricky juga sering nanyain lu ke gua. “

“Ricky ? Ricky mana ?”

“Ricky yang anak teknik industri itu. “

“Yang sering bawa sedan sport itu ?”

“Iya. Dia itu anak orang tajir, pasti. “

“Hihihiii... gak ah. “

“Kenapa ?”

“Kalau raybannya dibuka kelihatan kan matanya. “

“Emang ada apa dengan matanya ?”

“Juling. Amit-amit gua gak berani menghina ciptaan Tuhan. Tapi kalau berhadapan di kantin, gua suka bingung sendiri. Mata yang satu memandang ke mana, yang satu lagi memandang ke arah lain. “

“Cuma karena itu ?”

“Jerawatnya juga, segede-gede kacang kedelai ! Memang dia kaya, tapi bentuknya... ah sudahlah. Gue gak mau menghina orang lain. Pokoknya sangat jauh kalau dibandingin sama Sam sih. “

Rima tersenyum sambil mengangguk-angguk kecil.

Lalu dia tidak membahas masalah cowok lagi.

Rima memang salah seorang sahabat yang baik bagiku. Tapi sahabtku bukan cuma seorang. Sonya dan Anton juga sahabatku.

Ya, di antara cewek-cewek yang menjadi sahabatku, ada seorang cowok yang menjadi sahabatku juga., ya Anton itu.

Yang kusukai pada diri Anton adalah sifat penyabar dan tidak banyak bicara itu.

Setelah Papa tiriku bercerai dengan Mama, aku dan Mbak Ayu mendapat hadiah yang sama. Masing-masing mendapatkan sebuah mobil SUV yang sama, hanya warnanya yang berbeda. Aku memilih mobil yang berwarna orange, sementara Mbak Ayu memilih yang putih solid.

Setelah aku punya mobil itu, Antonlah yang sering nyetirin mobilku untuk urusan kuliah dan urusan pribadiku juga.

Anton memang lebih bagus nyetirnya daripada aku. Dan dia selalu siap kalau aku minta disetirin olehnya.

Bahkan aku pernah bertanya padanya, “Apa yang lu sukai pada mobil gua ini Ton ?”

“Karena mobil lu ini sudah keyless. Switch ACnya gak seperti knop kompor gas, bahkan diatur dari setir juga bisa. Ada sensor rain juga. Audionya tajam dan bersih. Pokoknya seneng deh gua nyetir mobil ini, “ sahut Anton.

Tentu aja aku senang mendengar ucapannya itu.

Dan yang paling menyenangkan, pandangan Anton lurus-lurus saja. Tidak pernah bersikap yang lain daripada sikap seorang sahabat. Bahkan ketika aku curhat padanya, tentang dosen bernama Baskoro itu, Anton menanggapi, “Sebenarnya gak salah kalau lu terima aja tembakannya itu. Biar nilai lu bisa bagus terus. Lagian Pak Bas itu kan nggak jelek. Umurnya juga baru tigapuluhan. Sementara dosen-dosen lain kebanyakan sudah kepala empat umurnya. Bahkan yang kepala lima juga ada beberapa. “

Itulah Anton. Sikapnya yang selalu lurus, membuatnya tak mau menjelek-jelekkan Pak Bas. Bahkan seolah mendukungku untuk menyambut hasrat Pak Bas yang menginginkanku jadi pacarnya.

“Pacaran kan nggak selalu berlanjut ke pelaminan. Apa salahnya kalau lu jadi pacar Pak Bas ? Setelah lu diwisuda, tinggalin aja dia. Jadi... lu pakai azas manfaat aja. “

Aku cuma ketawa kecil mendengar celotehan Anton itu.

Memang setiap kali bersama Anton, ada saja hal yang membuatku ketawa, lalu membuatku nyaman. Tak lagi memikirkan Sam yang telah beristri dan menghilang dari pandanganku.

Sementara Anton tetap lurus-lurus saja. Tetap bersikap sebagaimana layaknya sikap seorang sahabat sejati.



Tapi kenapa pada hari-hari berikutnya justru aku yang punya perasaan lain pada Anton ? Kenapa aku mulai memikirkannya sebagai tempat penyaluran hasrat birahiku yang tak terpuasi ini ? Ya... aku mulai menginginkan Anton sebagai tempat penyaluran belaka. Bukan untuk saling mencintai.

Maka pada suatu sore, ketika aku sedang berada di dalam mobilku yang dikemudikan oleh Anton, aku mulai keceplosan bertanya, “Ton... elu udah punya pengalaman ML sama cewek ?”

“Belum pernah tuh. “

“Masa sih ?! Hari gini masih ada cowok dewasa yang belum merasakan ML... “
“Disumpah apa pun gua mau. Gua bener-bener belum pernah gituan. “

“Nonton bokep sih pernah kan ?”

“Nonton bokep sih sering.”

“Elu suka nafsu gak kalau nonton bokep ?”

“Ya jelaslah. Gua kan cowok normal. “

“Terus disalurkan ke mana nafsu lu itu ?”

“Manual aja... heheheee.... “

“Ngocok maksud lu ?”

“Iya. Daripada ketularan penyakit kotor, mendingan ngocok. “

“Bener juga sih. Mmm... dengan cewek sama sekali gak punya pengalaman ?”

“Gak pernah. Sumpah mati juga gua mau, “ ucap Anton sambil mengacungkan dua jari tangan kirinya.

“Gua ajarin mau gak ?”

“Haaa ?! Diajarin apa ?”

“ML... !”

“Sama siapa ?”

“Sama gua lah. “

“Lu becanda kali ya ?”

“Kagak. Gua bener-bener serius. “

“Kapan ?”

“Sekarang juga gua mau ajarin lu. Mumpung gua lagi horny neh. “

“Di mana ?”

“Cari hotel aja, tapi yang rada di luar kota gitu. “

“Oke. Gua tau hotel yang terletak di luar kota. Tapi lu yang bayarin ya. Gua kan transfer dari ortu terbatas. “

“Ya iyalah. Emang kapan gua minta dibayarin sama lu ?”

“Hihihiii... emang begitulah keadaan gua yang sebenarnya Ta. Gak pernah punya sisa duit. Gak seperti lu yang banyak duit terus. “

Apa yang Anton katakan itu memang betul. Sejak Mama pacaran sama lelaki bule itu, Mama selalu mentransfer duit ke rekening tabunganku, dalam jumlah yang cukup besar. Alasannya, untuk beli pertamax dan perawatan mobil.

Mbak Ayu juga begitu. Rekening tabungannya selalu ditransfer duit dalam jumlah yang sama dengan transfer ke rekening tabunganku.



Hari mulai remang-remang menjelang malam ketika mobilku sudah dihentikan di parkiran sebuah hotel yang terletak di luar kotaku. Aku tidak langsung turun. Menunggu Anton booking kamar dulu di hotel itu.

Setelah Anton muncul kembali, dengan jempol diacungkan, barulah aku turun dari mobilku. Udara terasa lebih dingin dari AC di dalam mobilku, karena berada di ketinggian yang temperaturnya lebih dingin dari kotaku.

Meski di luar kota, hotel itu berbintang empat, karena berdekatan dengan beberapa titik daerah wisata.

Kami tidak langsung masuk ke kamar yang sudah dibooking, karena perutku terasa lapar. Kami makan dulu di resto hotel itu. Lalu menurunkan dulu isi perut belasan menit di resto. Barulah kemudian kami masuk ke dalam lift menuju lantai empat. Dan masuk ke dalam kamar bernomor 408.

“Elu udah pengalaman ya ?” cetus Anton setelah berada di dalam kamar itu.

Aku mengangguk jujur, “Udah... tapi baru dengan satu orang... dengan mantanku yang sekarang udah kawin dengan orang lain. Elu sekarang jadi orang kedua. “

“Untuk lu nggak hamil ya ?”

“Nggak dong. Udah gua protect dengan suntikan anti hamil. Kalau hamil sebelum nikah kan gak lucu. Ayo lepasin celana lu. Pengen liat kontol sahabat gua... hihihiii... “ ucapku sambil melepaskan blouse dan rokku.

Anton melepaskan celana panjang dan celana dalamnya sambil memperhatikan tubuhku yang tinggal mengenakan bra dan CD saja.

“Wow... tubuh lu putih mulus gitu... seksi banget Ta, “ ucap Anton sambil menutupi penisnya. Masih malu-malu di depanku.

“Kenapa kontol lu ditutupin ?” tanyaku sambil menepiskan kedua tangan Anton yang menutupi penisnya. Ternyata penis Anton tidak segagah penis Sam. Tapi lumayan lah. Tak ada rotan akar pun jadi.

Kuremas-remas penis Anton yang mulai menegang ini.

“Kita akan tetap bersahabat kan ?” ucap Anton canggung.

“Ya iyalah. Mungkin istilahnya TTM. Teman tapi ML. Hihihiii... “ sahutku sambil melepaskan bra dan celana dalamku. Kemudian meraih tangan Anton ke atas bed.

“Mmm... kita udah sahabatan bertahun-tahun... tapi baru sekali ini gua bisa lihat memek elu Ta... “ ucap Anton sambil mengelus-elus memekku yang selalu dicukur plontos.

“Sebentar... gua mau pipis dulu, “ kataku sambil turun dari bed dan melangkah ke dalam kamar mandi. Di situ aku berjongkok sambil kencing. Lalu kubasuh memekku sebersih mungkin. Jangan sampai ada aroma yang kurang enak di penciuman Anton nanti.

Ketika keluar dari kamar mandi, ternyata Anton sudah mau masuk ke kamar mandi juga. “Gua juga pengen pipis Ta... dingin banget sih udaranya, “ katanya sambil menyerbu masuk ke dalam kamar mandi.

Aku cuma tersenyum. Lalu meneguk air mineral yang tersedia di atas meja kecil.

Tak lama kemudian Anton muncul lagi dalam keadaan yang sudah telanjang bulat. Lalu menghampiriku yang baru naik ke atas bed lagi.

“Kalau langsung dimasukin, memek gua bisa kesakitan nanti. Jilatin dulu ya memek gua, “ ucapku sambil menelentang dan mengelus-elus memekku.

“Siaaap ! Gua malah paling seneng nonton bokep yang ada jilat memeknya, “ sahut Anton sambil mengelus paha putih mulusku.

Lalu ia menelungkup di antara sepasang pahaku yang sudah direnggangkan, dengan wajah sudah berhadapan dengan kemaluanku.

Diam-diam aku mulai degdegan....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd