Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

1. Rumah Kami Surga Kami 2. Petualangan Hot 3. Langkah Langkah Jalang (TAMAT)

Bagaimana aku takkan degdegan. Karena aku akan merasakan sesuatu yang sudah lama tidak kunikmati.

Ketika mulut Anton sudah menyentuh kemaluanku, desir birahiku mulai menjadi-jadi. Tapi sayang Anton belum berpengalaman tentang bagaimana caranya menjilati kemaluan perempuan. Karena itu terpaksa kuarahkan dulu mana saja yang harus dijilati olehnya, sambil menunjuk setiap bagian yang harus dijilatinya.

Hanya beberapa detik aku memberikan pengarahan, akhirnya Anton mulai menjilati kemaluanku secara benar dan terarah.

Aku memang paling suka memekku dijilati sebelum penetrasi.

“Itilnya juga jilatin Ton... ini nih yang ini, “ ucapku sambil menekankan ujung telunjukku ke kelentitku.

Anton mengikuti permintaanku. Lalu terasa kelentitku mulai dijilatinya dengan lahap.

“Iya Tooon... iyaaaaa... jilatin terus itilnya Tooon.... ini enak sekali Tooon.... oooooh.... “ rengekku sambil menggeliat-geliat, karena jilatan Anton mulai benar.

Cukup lama Anton menjilati kelentitku, sehingga terasa liang memekku mulai basah.

“Ton... kontol lu udah ngaceng bener kan ?” tanyaku.

“Iya, “ sahut Anton setelah menjauhkan mulutnya dari kemaluanku. .

“Ayo masukin aja kontol lu ke memek gua, “ kataku sambil mengelus kemaluanku yang sudah

Anton merayap ke atas perutku sambil memegangi batang kemaluannya. Langsung kutangkap penis ngaceng itu, sambil kucolek-colekkan ke mulut kemaluanku agar tidak salah jalan. Lalu kutusukkan moncong kontol Anton ke arah yang tepat menuju liang sanggamaku.

Lalu aku ngomong sendiri, karena Anton cuma hah-hoh-hah-hoh terus :

“Ayo dorong Ton... !”

“Iya... udah mulai masuk nih... dorong terus Ton... iyaaa...dorong... dorong.... iyaaa... “

“Nah sekarang entotin sedikit demi sedikit. Pelan aja dulu, usahakan jangan sampai terlepas dari memek gua ya. “

“Nah... gitu Ton... iyaaaaa... entot terus pelan-pelan dulu... yang penting jangan sampai lepas, biar gak sulit masukinnya lagi. “

“Nah... begitu... iyaaaa... boleh dicepatin dikit... iyaaaa... iyaaaa.... aaaah Toooon.... gua juga mulai keenakan niiiih.... iyaaaaaa... entot terusssss... entot terussssss.... iyaaaaa... enak Tooon... dududuuuuh... kontol lu enak banget Tooon.... entot terusssss.... iyaaaa... iyaaaaaaaa... iyaaaaaa.... aaaaaaa... aaaaaaahhhh.... entot terussssss.... aaaaaa..... aaaaaahhhh.... gak nyangka kontol lu enak banget Toooon.... entot terus Toooon.... entot terus kontol lu Toooon..... “

Akhirnya Anton bersuara juga, “Memek lu luar biasa enaknya Taaaa.... tau gini dari dulu ajakin gua ngentot gini Taaa.... memek lu enak Taaaa..... “

Aku tahu bahwa sebagai pemula, Anton jangan diajak yang aneh-aneh dulu. Nanti kalau jam terbangnya sudah agak tinggi, barulah akan kuajak bersetubuh dalam aneka posisi.

Tadinya kupikir Anton bakal cepat ejakulasi karena masih pemula. Tapi ternyata cukup lama dia bisa bertahan di atas perutku. Mungkin karena dia sering ngocok, sehingga membuatnya jadi tabah. Dan tetap mantap mengentotku.

Sebagai sambutan, aku pun merengkuh leher Anton ke dalam pelukanku, kemudian kucium bibirnya dengan lidah terjulur, yang lalu disedot-sedot oleh Anton.

Ini yang pertama kalinya aku berciuman dengan Anton. Seiring dengan maju mundurnya penis Anton di dalam liang sanggamaku.

Di tengah kenikmatan genjotan Anton yang sudah lancar, masih sempat aku mengingatkan, “Sambil remas toket gua... tapi... jangan terlalu keras Ton, oooo... ooo... oooooh...... “

Anton mengikuti permintaanku. Meremas toketku yang masih super kencang ini. Membuatku semakin merem melek menikmati enaknya entotan kontol Anton yang semakin mantap. Terlebih lagi setelah tangan kirinya meremas toket kananku sementara mulutnya mengemut pentil toket kiriku. Semakin melayang-layang batinku dibuatnya.

Aku pun mulai merintih-rintih histeris tanpa bisa dikendalikan lagi, “Makin lama entotan lu makin enak... oooo.... oooooh Tooon.... entot terus Tooon... iyaaaaaaa.... kontol lu memang enak Tooon... iyaaaaaaaaaaaaaa... iyaaaaaaaaaaaaaaa... iyaaaaaaaaaaaa.... aaaaaaaaaaaaaa.... aaaaahhhhh... Tooon.... enak Tooon..... Tooon..... aaaaaaaaa.... aaaaaahhhhh.... “

Sementara Anton cuma mendengus-dengus seperti dengus kerbau. Terkadang dengusannya berada di leherku ketika ia mulai menjilati keringatku yang sudah keringatan ini.

Dan akhirnya aku berkelojot-kelojot... lalu mengejang tegang di puncak orgasmeku. Aaaaah.... liang sanggamaku terasa berkedut-kedut di puncak kenikmatanku.

Aku terkulai lemas. Untungnya tak lama kemudian Anton pun mengelojot di atas perutku. Membenamkan penisnya sedalam mungkin. Lalu terasa penisnya mengejut-ngejut sambil memberondongkan “tambakan” air maninya di dalam liang kemaluanku.

Crooot... crooot... crooot... croooot... croooot... croooooooooot.... croooottttttttttttt.... !

Lalu Anton terkapar di dalam dekapanku.

Badai nafsu pun mulai reda. Tapi keringat Anton masih membasahi tubuhnya, sebagian berjatuhan padaku dan ke kain seprai...



“Lain kali gua mau ngajak Rima. Kalau ada ajak teman lu seorang, tapi jangan teman sekampus, “ kataku setelah Anton mencabut kontolnya dari liang memekku.

“Maksud lu mau bikin foursome seperti di bokep ?”

“Iya. Ada teman yang sebanding dengan lu gak ?”

“Sebanding apanya ?”

“Tampangnya. Jangan ngajak yang jelek. “

“Ada... gua punya temen... orang Chinese... Yong namanya. Duitnya banyak. Bisa andalin dia yang bayar hotel dan makan-makan. “

“Ya udah... lu ajak aja dia. Gua juga pengen nyobain kontol Chinese. Biar nambah pengalaman gua. “

“Kalau perlu, sekarang juga bisa gua panggil ke sini. “

“Haaa ? Boleh juga tuh. Biar kalian bisa giliran ngentot gua. Lu juga masih kepengen ngentot gua kan ?”

“Iya... tapi kalau si Yong joint sama kita bisa lebih seru lagi kayaknya. “

“Ya udah, call aja dia sekarang. “

Lalu Anton mengambil hape dari saku celana jeansnya. Dan :

“Hallo Yong ! Lagi di mana lu ?................ gua lagi sama cewek cantik neh......... ha ? Bukan..... ini teman kuliah gua... kalau mau joint ke sini aja.... iya di hotel.... emtar gua kirim alamat hotelnya lewat WA ya....... iya... tapi jangan kelamaan.... aaah gak ada limit waktu... santai aja... mau pulang besok juga bisa.... oke... gua tunggu ya... cepetan Yong... ”

Lalu Anton mengirim nama dan alamat hotel ini lewat WAnya, lengkap dengan nomor kamar yang sedang kami pakai.

“Gak salah kan gua ? Bahwa kita bisa nginap di sini dan pulang besok ?” tanya Anton padaku.

Aku mengangguk. Tapi diam-diam aku bertanya kepada diriku sendiri, benarkah langkahku ini ? Bahwa aku akan menyerahkan memekku kepada cowok yang sama sekali belum pernah kukenal ? Aku kan bukan perek, bukan cewek bispak. Kenapa kubiarkan saja Anton memanggil temannya yang belum kukenal itu ?.

“Kalau begitu Rima juga kita panggil aja sekarang, biar lebih seru, “ kataku.

“Emangnya Rima bisa dibegituin ?” tanya Anton dengan sorot ragu.

“Bisa lah. Gua sama Rima itu kan sealiran, “ sahutku sambil mengeluarkan hape dari transel kuliahku. Lalu kupijat nomor Rima.

Dan :

“Hallo Rim ! Lagi di mana ?”

“Di rumah. Emang kenapa ?”

“Gua lagi di hotel nih. Mau gabung gak ?”

“Ada cowok ?”

“Ada... si Anton. Tapi sebentar lagi temen Anton mau datang. Ayo gabung Rim, biar seru. “

“Hotel mana ?”

Lalu kusebutkan nama dan alamat hotel ini, sekaligus dengan nomor kamarnya.

“Oke, gua segera meluncur ke situ, “ kata Rima sebelum menutup hubungan seluler kami.

Lalu aku menoleh kepada Anton. “Tolong ambilin tas pakaian gua dong di mobil. “

Anton yang sudah berpakaian lengkap itu pun langsung menyambar remote control mobilku dari atas meja kecil yang dikitari sofa. Lalu keluar dari kamarku.

Ketika Anton masih di luar, tiba-tiba Rima muncul di ambang pintu yang tidak dikunci.

“Rima ?! Kok cepet banget lu nyampe di sini ?” tanyaku heran.

“Ini cuma roh Rima yang meluncur duluan ke sini Non Ita... !” sahut Rima sambil berlagak hantu di film-film horror.

“Aaah... gak lucu ah. Kenapa lu bisa secepat itu tiba di sini ?”

“Waktu lu nelepon tadi, gua emang gak jauh dari hotel ini. Abis nyari buah alpukat yang bagus-bagus. Persediaan di rumah udah habis. Makanya tadi gua ketawa sendiri waktu lu ngajak ke sini. Ohya... mana si Anton dan temannya itu ?”

“Lagi disuruh ngambil tas pakaian gua di mobil. “

“Lu udah dientot sama si Anton ?”

“Udah, “ aku mengangguk jujur, “Baru satu kali. “

“Nggak nyangka si Anton yang culun itu bisa juga dijadikan penyaluran ya ?”

“Iya, gua juga gak tau kenapa, tiba-tiba aja gua pengen ML sama si Anton. Kebetulan dia belum pernah nyobain ngentot cewek, tadinya cuma ngocok doang yang sering dia lakuin. “

“Kayak kita aja dulu kale. Awalnya cuma mainin dildo, lama-lama si Sam dijadiin sasaran. Hihihiii... “

Pembicaraan kami terputus, karena Anton sudah datang lagi, membawakan tas pakaianku.

Belakangan ini aku memang suka membekal tas berisi beberapa helai pakaian untuk ganti. Bukan meniru artis-artis yang suka membawa pakaian dan alat make up di dalam mobilnya. Aku cuma menyiapkan untuk keadaan darurat saja. Seperti kehujanan, baju ketumpahan sesuatu yang kotor atau keadaan “darurat” seperti sekarang ini.

Kusambut tas pakaianku dari tangan Anton. Kukeluarkan kimono, alat mandi dan parfum dari tas pakaianku, kemudian melangkah ke kamar mandi.

Aku memang ingin membersihkan keringat yang sudah membasahi tubuhku di sana-sini pada waktu bersetubuh dengan Anton tadi.

Prediksiku, nanti Anton akan menyetubuhi Rima yang belum pernah dirasakannya. Sementara aku akan meladeni teman Anton yang Chinese bernama Yong itu.

Dan aku tak mau Yong mencium bau keringatku, sehingga kelihatan sekali kalau aku ini bekas “dipakai” oleh Anton.

Karena itu aku ingin tubuhku benar-benar bersih dan “fresh”.

Setelah menyemprotkan parfum ke bagian-bagian “penting” di tubuhku, aku pun keluar dari kamar mandi.

Lalu apa yang kulihat ? Anton dan Rima sudah sama-sama telanjang. Bahkan Anton sudah menelungkup di antara sepasang kaki Rima yang direntangkan. Sudah siap untuk menjilati memek Rima... !

“Waduuuh... kalian sudah siap tempur nih ?” cetusku sambil tersenyum.

“Iya, “ sahut Rima, “aku udah kebelet nih... !”

Aku cuma tersenyum, lalu menyisir rambutku di depan cermin rias.

Kemudian terdengar rengekan-rengekan manja Rima, “Iya Ton... jilatannya fokus ke itil aja... biar memek gua cepet basah... !”

Pada saat yang nyaris berbarengan, terdengar ketukan di pintu. Yang disambut oleh suara Anton, “Masuk aja ! Gak dikunci !”

Aku cepat duduk di sofa sambil bertopang kaki. Sementara itu pintu terbuka dan seorang cowok putih bermata sipit masuk ke dalam. “Wow... udah maen nih filmnya ?!” ucap cowok itu sambil berdiri sejenak di dekat bed yang dipakai oleh Anton dan Rima. Sementara aku tetap duduk di sofa yang berdekatan dengan bed kosong, karena kamar hotel ini menyediakan dua bed yang lumayan besar ukurannya. Setelah teman Anton itu masuk, aku berdebar-debar juga dibuatnya. Karena cowok yang dibilang bernama Yong itu... tak berlebihan kalau aku melihatnya laksana aktor Korea... tampan sekali... !

Kemudian lelaki muda itu menghampiriku. Aku pun berdiri dan menyambut jabatan tangannya sambil menyuebutkan namaku, “Ita... “

“Yong, “ kata cowok Chinese itu sambil tersenyum.

“Pakaian kita seragam ya. Sama-sama putih, “ kata Yong lagi setelah jabatan tangan kami dilepaskan. Memang tak salah, Yong mengenakan baju kaus, celana panjang dan sepatu yang serba putih. Sementara aku sendiri mengenakan kimono dari bahan handuk yang putih pula.

Kemudian Yong duduk di sampingku.

“Lu kuliah di mana Yong ?” tanyaku.

Yong menyebutkan nama sebuah iniversitas swasta termahal di kotaku.

“Fakultas apa ?” tanyaku lagi.

“Ekonomi. Ita sendiri kuliah di fakultas yang sama dengan Anton ?

“Iya. Aku, Anton dan Rima itu sefakultas dan seangkatan. “

“Asyik dong, “ ucap Anton sambil merapatkan pipinya ke pipiku, “Kapan-kapan kita bisa ketemuan berdua aja di sini kan ?!”

“Bisa, “ aku mengangguk sambil tersenyum, “Asal mau bayarin aja kamarnya. Kalau gak mau pakai hotel, di rumah gua juga bisa. “

“Emangnya di rumah lu ada siapa aja ?”

“Cuma ada gua sama kakak gua. “

“Kakaknya cewek apa cowok ?”

“Tentu cewek lah. Kalau cowok nyebutnya abang dong, bukan kakak. “

“Owh gitu... berarti Ita ada darah Medannya dong. “

“Almarhum bokap orang Melayu Medan. Kalau nyokap sih orang Jawa. “

“Hmmm... kamu cantik dan putih gini... “ kata Yong sambil memegang pahaku yang tersembul lewat belahan kimonoku. Membuatku dagdigdug lagi. Karena tangan Yong itu adalah tangan manusia yang baru beberapa menit ini kukenal.

Terlebih lagi setelah tangan putih dan halus itu menyelinap ke balik kimonoku dan langsung menyentuh kemaluanku, karena aku tidak mengenakan celana dalam mau pun bra di balik kimono putih ini.
Terawanganku pun mulai melayang-layang....
 
lanjut terus mbak..... makin panas, makin seru. Tapi kalo boleh perbanyak pembicaraan. Jadi ada sense yang greget. Makasih updatenya btw
 
Wah jadi melebar banyak orang ya sis, tapi wajar juga, sam kewalahan sendirian. Sehat selalu sis biar bisa nulis sampe tamat..
 
Bagian 25



Sungguh aku tak mengira kalau teman Anton yang bernama Yong ini begini cakepnya, sehingga aku tak merasa berlebihan kalau membandingkan Yong dengan aktor-aktor tampan dalam film-film Korea. Sehingga wajar saja kalau aku merasa sangat kagum padanya.

Dan kini manusia yang kukagumi itu sedang duduk di lantai bertilamkan karpet abu-abu, sambil mengusap-usap kemaluanku yang masih duduk di sofa ini. Lalu ia menyerudukkan mulutnya ke kemaluanku. Membuatku terhenyak dalam gairah yang bergejolak.

Terlebih setelah Yong menjilati kemaluanku, sementara rintihan-rintihan Rima mulai berkumandang di kamar ini. “Antooon... ooo... oooohhh... entot terus Tooon... jangan brenti-brenti.... oooo... iyaaaaaaaaa... iyaaaaaaaaaa.... iyaaaaaaaaa.... ooooh... “

Mendengar rintihan Rima itu, aku jadi semakin horny. Sehingga aku bangkit dari sofa dan mengajak Yong pindah ke atas bed yang masih “nganggur” itu.

Bed itu berdampingan dengan bed yang sedang dipakai bersetubuh oleh Rima dan Anton, dibatasi oleh sebuah kulkas kecil merapat ke dinding yang tingginya tidak sampai 1 meter.

Di atas bed, kutanggalkan kimonoku, sementara Yong pun menelanjangi dirinya sendiri.

Begitu melihat penis Yong, aku semakin yakin bahwa dia bisa kujadikan sebagai pengganti Sam. Karena ukurannya kira-kira seimbang dengan punya Sam. Hanya saja penis Yong tidak disunat, sehingga puncaknya seperti bunga yang masih kuncup, belum mekar.

Waktu memegang penis Yong, aku degdegan karena baru sekali ini menyentuh penis yang tidak disunat. Tapi kutindas keraguanku dengan mengulum penis kuncup itu seperti yang pernah kulakukan kepada Sam dahulu.

Yong cuma menelentang dan membiarkanku menyelomoti sambil mengurut-urut penisnya yang mulai berlepotan dengan air liurku.

Tapi hanya beberapa menit aku menyelomoti kontol Yong. Setelah terasa ngaceng berat, aku pun menelentang di samping Yong sambil berkata tak sabar, “Masukin aja kontolnya Yong... !”

Yong pun tidak buang-buang waktu lagi. Dia langsung meletakkan moncong penisnya di mulut vaginaku yang sejak tadi sudah basah ini. Kemudian terasa moncong penis itu mendesak... ingin masuk ke dalam liang kenikmatanku.

Memang cukup sulit Yong membenamkan penisnya, karena ukuran penisnya jauh lebih gede daripada penis Anton.

Namun setelah beberapa kali berusaha masuk, akhirnya kurasakan penis Yong mulai membenam ke dalam liang kemaluanku...

“Su... sudah masuk Yong... ko... kontol lu gede banget... sampe susah gini masuknya... “ ucapku terengah, sambil merengkuh leher Yong ke dalam pelukanku. Sementara penis Yong makin jauh membenam ke dalam liang vaginaku.

Ketika aku melirik ke sebelah kiri, tampak Rima sedang asyik mengayun bokongnya naik turun dalam posisi WOT (woman on top), dengan mata terpejam-pejam. Mungkin sedang menikmati enaknya pergesekan dinding liang memeknya dengan kontol Anton yang tidak segede kontol Yong ini.

Tapi akhirnya aku tidak peduli lagi dengan apa yang sedang terjadi di bed sebelah kiriku itu. Karena aku pun mulai merasakan nikmatnya entotan penis Yong yang bermaju mundur terus di dalam liang memekku.

“Aduh Yong... Yong... ini enak sekali Yong... kontol lu gede banget sih Yong..... oooh.... Yooooong.... iyaaaaaaaa.... entot terus Yooong.... Yoooong.... “ rintihku berceplosan begitu saja dari mulutku, tanpa dapat dikendalikan lagi.

Sementara nafas Yong pun mulai terdengar berdengus-dengus seperti bunyi nafas kerbau. Tak cuma itu, mulut Yong pun sering bersarang di leherku. Menjilati leherku, terkadang disertai sedotan-sedotan kuat, sehingga aku yakin akan meninggalkan bekas merah menghitam nanti. Tapi kubiarkan saja ia berbuat sekehendak hatinya, karena memang enak dicupang sambil dientot begini.

Dan mulutku mencerocos terus di luar kesadaran normalku, “Enak Yong dientot sambil dicupang gini... oooo... oooooh..... pentil toket gua juga emut Yooong.... iiyaaaaaaaa... iyaaaaaa... enak Yoooong.... ooooh.... oooooh.... kontol lu gede banget Yooong.... luar biasa enaknya.... aaaaaa.... aaah.... entot terus Yooong.... iyaaa... iyaaaa.... iyaaaaaaaa.... sambil emut pentil toket gua lagi Yooong.... ooo... ooooh.... !“

Rintihan histerisku terdiam setelah mulutku disumpal oleh ciuman dan lumatan Yong. Ooo... betapa indahnya semua ini. Rasanya lebih indah daripada pengalaman-pengalamanku bersama Sam. Sehingga aku yakin, bahwa Yong bisa membuatku lupa kepada Sam kelak.

Karena itu aku ingin agar bisa mmenjalin hubungan rahasia dengan Yong kelak. Aku ingin membuatnya sebagai penawar rinduku kepada Sam.

Namun entotan Yong terlalu nikmat buatku. Sehingga beberapa saat kemudian aku mulai berkelojotan, lalu menggeliat dan mengejang di puncak orgasmeku. Ooooh... aku terkapar lemas... dengan sekujur tubuh serasa dilolosi tulang-tulangnya... membuatku benar-benar tepar.

Aku seolah tengah pingsan saking teparnya.

Dan baru tersadarkian lagi setelah merasakan entotan kontol di dalam liang memekku. Dan ketika aku membuka kelopak mataku, ternyata yang sedang mengentotku ini Anton... !

Ketika aku menolah ke samping kiriku, ternyata Yong sedang asyik mengentot Rima... !

Rupanya waktu aku tepar barusan, Anton bertukar tempat. Anton mengentotku, sementara Yong mengentot Rima... !

Tapi tak apalah. Memang aku dan Rima harus jadi sosok yang tidak membosankan. Dengan pertukaran pasangan begini, aku pun seolah mendapatkan gairah baru. Karena lain Yong lain pula Anton.

Meski penis Anton jauh lebih kecil daripada penis Yong, tak urung aku jadi bergairah kembali. Untuk menikmati entotan Anton yang terasa bisa brgerak cepat, karena liang kemaluanku jadi terasa longgar buat penis Anton. Maklum belum lama dientot oleh penis gede, lalu digenjot oleh penis kecil, jadi longgar deh... !

Namun tidak lama kemudian Anton menggelepar di atas periutku, karena penisnya sudah ejakulasi... crot...crottt... crooootttt... croooottttt.... crooootttt... crooootttt... !

Sedetik kemudian terdengar pula erangan Rima, “Duuuhhh... Yoooongggg... gua mau orga lagi neeeeh..... “

Aku tidak tahu pasti apa yang sedang terjadi di bed sebelah kiriku. Yang aku tahu, Yong kembali ke atas perutku, sementara Anton sudah tergeletak di samping kananku.

Aku senang merasakan kehadiran Yong kembali ini. Namun setelah Anton dan Rima pada masuk ke kamar mandi, masih sempat aku membisiki Yong, “Selasa malam lu datang ke rumah gua bisa nggak ?”

“Bisa aja. Mau bikin acara begini lagi ?”

“Iya... gua mau bujuk kakak gua biar bisa gabung sama kita berdua. Oke ?”

“Oke. Anton ajak jangan ?”

“Jangan ah. Lu aja sendiri. Syukur-syukur kalau lu bisa tahan melawan gua sama kakak gua... “

“Orang tua lu gak ada ?”

“Pokoknya di rumah cuma gua sama kakak yang ada. Mama gua kan punya rumah lain. “

“Oke deh. Selasa malam ya ? Jam berapa ?”

“Jangan kemalaman. Jam tujuh malam aja. “

“Anton gak diajak kasihan juga, “ bisiknya.

“Kontolnya kecil, “ jawabku berbisik juga, “Gak memuaskan. Kalau kontol lu kan panjang gede gini, mantep rasanya. “

“Kalau mau yang kontolnya panjang gede kayak kontol gua, nanti bisa gua ajak saudara sepupu gua. “

“Ganteng kayak lu nggak ?”

“Jujur, dia sedikit lebih ganteng daripada gua. Tapi kalau kontolnya sih sama panjang dan gedenya kayak kontol gua... “

“Ya udah... kalau gitu sekarang gak usah nginep ya. Siapkan aja mental dan fisik lu buat Selasa malam. “

“Oke. Selasa malam gua bakal bawa saudara sepupu gua. Kalau kakak lu gak mau, lu aja kami threesome nanti ya, “ sahut Yong sambil mengentotkan penis panjang gedenya di dalam liang kemaluanku.

Aku pun mengerahkan segala kemampuanku. Termasuk dalam hal menggoyang pinggulku seperti yang pernah diajarkan oleh Sam. Goyangan yang intinya agar kelentitku bisa terus-terusan bergesekan dengan penis Yong.

Yong memang jauh berbeda dengan Anton. Ukuran penisnya memang dahsyat. Sehingga aku bisa menikmati kembali apa yang tidak bisa kunikmati dari Anton tadi. Bahwa setiap kali penis Yong digerakkan, aku seperti kena strum, yang membuatkubergetar dalam nikmat yang luar biasa.

Padahal liang kemaluanku sudah becek oleh air mani Anton dan lendir libidoku sendiri. Tapi gilanya penis Yong ini tetap saja terasa seret pergerakannya di dalam liang kemaluanku.

Akibatnya, aku tak kuasa menahan lagi. Batinku serasa melesat ke langit, lalu tiba di puncak kenikmatanku yang lazim disebut puncak orgasme.

“Udah orgasme lagi ?” bisik Yong.

“Iya... kontol lu terlalu enak sih. Bener-bener bikin gua puas. Lu dari tadi belum ngecrot Yong ?”

“Belum. “

“Jangan-jangan pake obat kuat kali lu ya ? Masa udah ngentot dua memek belum ngecrot juga ?!”

“Amit-amit... masih muda sih dilarang pake obat kuat. Nanti setelah lansia, baru boleh minum obat kuat. “

“Berarti lu tuh bukan cuma ganteng, tapi juga perkasa di atas perut cewek, “ ucapku sambil mencubit pipi Yong, “Nanti kalau mau ngecrot, jangan dilepasin di memek gua ya. “

“Kenapa ? Takut hamil ?”

“Bukan takut hamil. Gua pengen nelan air mani lu sampai abissssss.... “

“Owh... boleh-boleh-boleh... ! Itu bakal lebih asyik. Kata orang, cewek yang menelan air mani seorang cowok, maka si cowok takkan pernah melupakan cewek itu sampai kapan pun. “

“Masa sih ?! Bagus deh kalau gitu, biar lu tetep inget sama gua. “

“Sebentar lagi juga gua mau ngecrot nih... “

“Ayo... gua siap telen air mani lu sampai abis... takkan kusisakan setetes pun. Soalnya gua bener-bener suka sama lu. “

Sesaat kemudian Yong memacu entotannya jadi cepat sekali... lalu tiba-tiba dia mencabut penisnya dari memekku. Dan bergegas mendekatkan moncong penisnya ke mulutku yang sudah kungangakan.

Kutangkap penis panjang gede itu, kemudian kumasukkan ke dalam mulutku sambil menyedotnya sekuat tenagaku.

Dan... penis lelaki Chinese itu mengejut-ngejut di dalam mulutku sambil memancar-mancarkan air maninya... crottt... crooooot... croooot...crooot...crotttcrott ... crot... crot.. crooooooottttttttt... !

Kusedot terus kontol Yong sampai benar-benar berhenti memuntahkan air maninya. Kutelan semuanya tanpa kusisakan setetes pun.

“Haaah... “ desahku sambil mengangakan mulut dan menjulurkan lidahku, untuk bukti bahwa air mani Yong yang begitu banyaknya sudah kutelan sampai habis.

Yong mencium bibirku sambil berkata setengah berbisik, “Terima kasih Ita. Gua akan ingat kamu terus sampai kapan pun. “

AKu mengangguk sambil tersenyum manis.

“Si Anton sama Rima lama betul di kamar mandi ya ?” cetus Yong.

“Mungkin mereka ngentot lagi di kamar mandi. Biarin aja... biar mereka puas, “ sahutku.

Kami memang tak peduli pada apa pun yang dilakukan oleh Anton dan Rima di kamar mandi. Aku dan Yong malah tukaran nomor hape, untuk komunikasi di hari-hari berikutnya.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd