Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Lonely Adventure Story 4 - NEXT GENERATION

Belum ada update ya....
Apakah Putra dkk masih sibuk dan belum balik dr Tugasnya di Papua menumpas KKB.

Hayo dong tunjukkan kembali kegaharan dari satuan SARGULTOR 81, yang mana Satuan Anti Teror yang sangat Rahasia keberadaannya. Mampi membereskan segala masalah Teror dari luar dalam hitungan detik, bukan hari/jam.
 
Selamat sore semua. Untuk momod, submod, pertapa, guru besar, suhu master, sesepuh, ahli cerita, senior, pendekar, master, senpai, tukang, lover, addict, holic, kakak, adik dan para suhu semprot semua yang terhormat dan berbahagia..

Izinkan nubie yang hijau masih merah dan kuncup ini memberanikan diri melanjutkan cerita ndeso nubie, yang masih sangat jauh dari bagus di banding cerita para suhu terhormat di forum ini.

Mohon maaf jika update cerita nubie agak lama, di karenakan kesibukan nubie di kehidupan nyata yang menyita perhatian dan konsentrasi nubie.

Mudah-mudahan cerita fiksi nan ndeso ini bisa sedikiiit saja memperkaya cerita di forum tercinta

Mohon di lontarkan kritik dan saran nya untuk nubie.

Semoga semua sukses dan bahagia..
 
Selamat sore semua. Untuk momod, submod, pertapa, guru besar, suhu master, sesepuh, ahli cerita, senior, pendekar, master, senpai, tukang, lover, addict, holic, kakak, adik dan para suhu semprot semua yang terhormat dan berbahagia..

Izinkan nubie yang hijau masih merah dan kuncup ini memberanikan diri melanjutkan cerita ndeso nubie, yang masih sangat jauh dari bagus di banding cerita para suhu terhormat di forum ini.

Mohon maaf jika update cerita nubie agak lama, di karenakan kesibukan nubie di kehidupan nyata yang menyita perhatian dan konsentrasi nubie.

Mudah-mudahan cerita fiksi nan ndeso ini bisa sedikiiit saja memperkaya cerita di forum tercinta

Mohon di lontarkan kritik dan saran nya untuk nubie.

Semoga semua sukses dan bahagia..
Sukses dan sehat selalu buat suhu dan keluarga... Semangat suhu,,, akhir tahun banyak laporan ooy...
 
Selamat sore semua. Untuk momod, submod, pertapa, guru besar, suhu master, sesepuh, ahli cerita, senior, pendekar, master, senpai, tukang, lover, addict, holic, kakak, adik dan para suhu semprot semua yang terhormat dan berbahagia..

Izinkan nubie yang hijau masih merah dan kuncup ini memberanikan diri melanjutkan cerita ndeso nubie, yang masih sangat jauh dari bagus di banding cerita para suhu terhormat di forum ini.

Mohon maaf jika update cerita nubie agak lama, di karenakan kesibukan nubie di kehidupan nyata yang menyita perhatian dan konsentrasi nubie.

Mudah-mudahan cerita fiksi nan ndeso ini bisa sedikiiit saja memperkaya cerita di forum tercinta

Mohon di lontarkan kritik dan saran nya untuk nubie.

Semoga semua sukses dan bahagia..
,

RL jangan sampe terganggu om,....
Update lama gak masalah, yang penting ceritanya jangan mogok aja
Sukses selalu buat om @Balak 6
 
Mulustrasi....

Aiko Hatorangan



Deandra Hatorangan



Anna Julia



Ayu Astuti



PLTU Banten 2


Mobil khusus bawa uang




Sebelumnya....

Mershal Saut Al Botani, seorang letnan AU Arab specialist senjata rahasia, menghajar Dea dengan cara membokong saat melihat dr. Salam di desak hebat oleh Dea. Tiga senjata rahasia mendesis ke arah nya, Aiko yang melihat hal itu, menggereng murka..

"Pengeecuutt... Makan shuriken ku..."

swiingg...

swiingg...

swiing...

swiing...


Empat pisau kecil melesat secepat suara memburu arah Mershal. Melihat kelakuannya ketahuan, dengan panik ia membuang tubuh nya menghindari serangan, tapi... Sambil melompat ia masih sempat melempar dua senjata nya, berupa lempengan baja putih tipis dan berujung tajam sepanjang 7 cm.

Aiko melihat datang nya serangan, menunduk rata tanah, lalu berguling cepat ke kanan. Sedetik kemudian, Aiko membuang diri ke kiri sambil melepas lagi tiga pisau menyerang ke tiga arah sekitar Marshal.

Mershal mencoba bergerak ke kiri, tapi sebuah pisau mengarah ke kiri. Kalang kabut laksana jenggot nya terbakar, dengan sekuat tenaga dia melempar tubuhnya ke belakang dan terjatuh terjengkang tapi itu membuat shuriken Aiko melesat sangat tipis di atas nya. Saat ini dia sadar, dia menemukan lawan yang sangat cadas dan itu seorang emak-emak yang sudah paruh baya. Dia sampai harus berguru ke Jepang untuk mempelajari tekhnik senjata rahasia.

Tapi...

Saat ini...

Dia terbentur benar dengan seorang Jepang tulen, yang memang empunya ilmu shuriken. Keringat dingin mengucur deras sekujur tubuh nya.


Sementara itu, diatas tongkang, sepuluh menit sebelumnya..


Anna menggereng...

Anna menyerang sebat, tangan kiri menghantam tapi langsung di susul tangan kanan mengincar kepala Stevan. Stevan miringkan kepala ke kiri dan tangan kanan menangkis pukulan Anna dengan tapak setengah membuka.

Tappp..

Sreettt...

Bruuughh...


Stevan menangkap tangan Anna, menarik ke kanan dan tangan kiri nya maju mendorong punggung Anna yang tertarik sehingga Anna terlempar ke tumpukan batu bara. Sebuah jurud Jiu Jitsu yang sederhana tapi efektif dan bertenaga.

Anna tersuruk..

Secepat nya dia loncat berdiri...

Hiiaatt...

Anna berteriak menendang ke arah kepala topeng hitam. Stevan geser kaki kiri ke kanan dan badan miring ke belakang. Tendangan dengan tenaga penuh dan dilapisi amarah itu, lewat di samping topeng hitam.

Melihat serangan nya luput, Anna yang telah mendarat kembali sapukan kaki kiri ke dada Stevan. Stevan menangkis dengan tangan kanan. Anna terus menerjang, sebuah pukulan kanan menyasar dada, Stevan mundur selangkah, pukulan luput lagi. Tapi Anna terus menyerang kali ini menyergap dengan dua tangan ingin merengkuh baju topeng hitam. Lalu dengan cepat membanting topeng hitam dengan gerakan khayang.

Stevan mendarat dengan tengkuk lebih dulu dan berjungkir balik ke depan lalu kembali berdiri. Tanpa ada akibat apapun.

"Perpaduan Jiu Jitsu dan Sambo yang sangat baik. Membalas lemparan ku tadi yah.. sayang aku bisa baca pikiran mu, Miss White Rose.."

"Ka.. mu.. tau.. akuuu..??"

"Ya.. aku tau siapa kamu sebenarnya. Pembunuh bayaran Kazakstan yang ditakuti. Sampai kamu harus menyamar masuk negara ku.. dan membuat kekacauan. Tapi sayang, kamu menyasar orang yang salah..."


"Stevannn... akuuu... "

Anna mundur selangkah, dua tangan nya menutup muka nya dan menunduk..





Lanjutannya...

Anna tertunduk... Sedang Stevan bersiap. Dia tak mau lengah. Apalagi dia tau kalau Anna itu siapa.

Saat diam tak bergerak...

Pelan.. Anna membuka tangan nya dan mengangkat kepala nya

"Stevan.. kamu hebat.. aku sungguh terkejut. Kamu sangat membuat aku terkejut. Kebaikan mu, keramahan mu, ketampanan mu dan ternyata kehebatanmu sungguh membuat aku takhluk pada mu Van.. "

Anna bicara sambil melangkah maju selangkah dan selangkah lagi makin mendekati Stevan..

Stevan memandang sendu, dan mata nya tak lepas pada Anna. Pandangan nya sayu, mulut sedikit membuka, nafas sedikit sesak..

"Stevan ku.. aku saat ini memilih mu. Aku mau jadi milik mu.. lihat aku.. aku ada disini untuk mu.. ayo sayang.. kita pergi dari sini.. hanya kita berdua... Aku milik mu.. rengkuh lah aku.. gumuli aku... Ayoo.."

Anna maju sambil membuka kedua tangan nya... Mengajak Stevan masuk dalam pelukannya...

Bagai di kerbau di cucuk hidung nya, Stevan melangkah maju..

"Stevan... Kekasih ku..."

Anna memeluk Stevan dengan hangat. Stevan pun membalas dengan sama erat nya. Kedua saling merapat. Bibir bertemu dan beradu dengan ganas nya.

Tapi tiba-tiba

"Jangan disini sayang.. kita tak bisa lama-lama disini. Biar saja yang lain bertempur sampai mampus, aku hanya ingin dirimu saat ini. Eehh... tunggu..."

Anna melihat kesekelilingnya. Matanya tertuju pada seutas tambang..

"Sayang... Ikat aku dengan tambang ini. Ikat tangan dan tubuhku.. ini akan membuat kita bisa lepas dari sini..."

Anna meminta Stevan mengikat ia dengan tambang yang tidak terlalu besar itu. Tangan nya juga badan Anna dia ikat juga hanya menyisakan pinggang ke bawah yang di biarkan tak terikat sesuai arahan dari Anna.


Setelah terikat tambang, Anna mengajak Stevan ke ujung tongkang bagian belakang yang gelap.

Anna mengajak Stevan naik ke pinggir tongkang, terlihat ada sebuah perahu nelayan yang melintas. Sepertinya seorang nelayan lokal yang hanya ingin tahu..

Anna meminta Stevan sembunyi. Lalu Anna memanggil..

"Pak.. pak.. kesini pak.. "

Si nelayan yang melihat dirinya di panggil dan melihat yang memanggil adalah seorang wanita muda yang terikat, membuat si nelayan segera memutar perahu mendekati Anna.

Perahu mendekat dan tak lama merapat tongkang. Saat setelah melempar tali ke arah tongkang..

wwuuttt...

Tak terlihat mata.. sebuah pisau menancap telak di dada si nelayan.. dan tanpa sempat bersuara..

byuurrr...

Tubuh si nelayan jatuh ke air dan langsung tenggelam.

"Stevan... Ayo..."

dengan sangat ringan Anna melompat naik ke perahu, tanpa suara bahkan perahu hanya bergoyang sedikit. Ini menandakan tingkat kemampuan dari Anna.

Lalu Stevan juga muncul dan segera melompat naik ke perahu. Dan perahu itu tak bergoyang sedikit pun. Hal ini tidak luput dari pandangan Anna.

Terlihat sedikit keterkejutan di wajah nya. Tapi segera hilang..

Tak lama, Stevan dengan menggunakan dayung si nelayan, mendayung perahu muncul menghilang di gelap nya malam.



~~~°•°~~~

Sementara itu di dermaga..


Pertempuran pecah. Para pengawal Al Mahmud Almafi bertempur sebat dengan Anto, Putra, Edwin, Joko, Aiko dan Dea.

Di bibir dermaga, Yudhi dan Ivan merintih kesakitan.

Putra dengan dua gebrakan telah berhasil menotok Yudhi dan membuat Ivan tersungkur akibat luka dalam. Yang paling parah kondisi nya jelas Ivan. Kemampuan nya telah di lumpuhkan oleh Putra. Akibat dia berani beradu pukulan dengan Putra. Terasa perut nya ambrol organ nya. Panas dan sakit yang terus menerus.

Yudhi masih lebih beruntung, tapi ia belum berhasil menebaskan totokan pada tubuhnya. Sehingga tubuh nya lemas tak bertenaga.

Anto mengamuk pada Murteby. Serangan terbaik nya dia keluarkan. Makin gencar, tapi makin senyap.

Murteby juga bukan sembarangan. Ilmu berkelahinya sudah sampai tingkat sangat tinggi. Murteby bertahan dengan karate menyerang dengan Tae Kwon do. Kombinasi yang sangat baik, dan tidak sembarang orang dapat melakukannya bersamaan dan saling menyatu sama baik nya.

Anto melompat tinggi...


Dua tendangan beruntun mengejar Murteby. Murteby menghindar sambil menangkis dengan sangat cepat dan bertenaga. Lalu membalas dengan tendangan putar kaki kanan mengarah kepala Anto.

Anto bukan mundur, dia bersiap mengadu kan. Tendangan lawan tendangan. Anto angkat kaki kanan nya lurus mengincar dada Murteby.

Tendangan ke kepala melawan tendangan ke dada.

Murteby yang menyadari lawan nya nekat mengadu kuat, sepersekian detik, dia merubah pikiran. Kaki kanan nya turun badan condong ke kanan dan tersuruk 2 langkah.

Benturan gagal, kaki Anto melesat di sebelah kiri dadanya.

Anto yang melihat serangan nya gagal akibat lawan mundur, dengan ganas maju menghantam tangan kanan ke muka dan dengkul kiri menyasar ke perut Murteby. Murteby mundur cepat, dia juga bukan anak kemarin sore. Sambil mundur kaki kiri terlontar ke rusuk Anto.

Anto tak sempat menghindar... dann..


buugghh...

Anto menerima tendangan Murteby di rusuk tapi dengan tujuan menangkap kaki Murteby dengan lengan kanan nya...

Dan..

buukk...

bukkk...


Kaki kiri Anto terlontar ke perut lalu langsung merayap ke kepala. Perut di tangkis, tapi kepala terhantam. Kaki kiri Murteby di lepas, Murteby mencoba berdiri seimbang kan diri, Anto sambut dengan tendangan memutar kaki kanan...

dugghh...

Murteby terlempar ke belakang dan tersungkur. Darah mengucur dari pelipis kanan nya yang robek terhajar kaki Anto..

Anto melihat lawan nya terpukul jatuh segera hendak melanjutkan serangan nya, tapi.. dari samping melayang sebuah pukulan lurus mengarah rahang kanan Anto.

Anto mundur terpaksa menunda serangan nya ke Murteby. Turky Musserref menyerang Anto. Terlihat senyum sinis di wajah Anto. Anto tarik kaki kanan ke belakang, badan mundur, tangan Turky lewat. Tapi tangan kanan Anto menyusul menghantam, menyasar kepala kiri. Disusul tendangan kaki kiri ke dada Turky. Turky terdesak mundur sambil menangkis dengan susah payah.

Anto menggeram marah..

"Hanya begini kemampuan Agent kelas wahid nya Arab?? Jago keroyokan dan main bokong...?? Saya gak takut. Maju kalian semua.... FUUUCCKK YOOUU DOGG ASS HOLEE. !!!...."

Teriakan menggelegar.. gendang telinga sakit laksana tertusuk puluhan jarum.

Joko dan Edwin menyeringai kesakitan juga. Agent Arab itu mundur beberapa langkah dan menutup telinga sebentar. Hal ini sebenarnya adalah santapan mudah buat lawan. Tapi.... Para ksatria adalah ksatria.. pantang menyerang musuh yang tidak siap, apalagi keroyokan dan membokong laksana tikus pengecut yang mencuri makanan secara sembunyi. Padahal gigi nya sangat tajam dan berbahaya. Tapi dasar nyali nya kerdil dan pengecut, tetap saja berani nya keroyokan.. lagak nya aja laksana pahlawan.. hahh.. padahal.. gertak sambal semua...

Para agent Arab itu menoleh ke Anto sesaat.. sesaat kemudian kembali sibuk di serang Aiko dan Dea saat sudah kembali ke posisi nya.

Anto berkelebat...

Tiga pukulan beruntun mengejar Turky.. dua tendangan berputar menyongsong kemudian..

Turky terus mundur... Susah payah dan banjir keringat dingin. Dia tau, musuh saat ini sungguh ingin memusnahkan nya. Bukan sekedar membunuh, tapi membunuh dan memusnahkan.

Murteby kembali berdiri. Wajah telah berlumuran darah. Dia cabut pistol nya. Sebuah pistol canggih buatan USA. Seukuran dengan revolver. Dia mencoba membokong Anto.

Anto yang menyadari situasi. Berhenti menerjang Turky. Lalu berbalik arah.. menghadap ke Murteby..

Anto berdiri tegak, mata tajam menatap ke Murteby.

Murteby mulai mengangkat pistol nya mengarah kan ke Anto.

Anto diam tak bergerak. Tatapan nya sangat tajam laksana elang yang akan mencabik seekor kelinci. Dia menantang senjata itu dengan dada terbuka...

Murteby mulai membidik.. tapi.. tapi.. tiba-tiba tubuh nya basah oleh keringat nya. Dia sadar, musuh dengan jantan menantang senjata nya dengan tangan kosong, tanpa membawa apapun juga. Tapi lelaki itu sedikitpun tak dilihat nya ada rasa takut atau gentar.. sedikit pun tak dia lihat. Yang ada adalah tatapan tajam dan naluri membunuh yang sangat membuat dia takut.

Baru kali ini dalam hidup nya, menemukan musuh yang tak takut sedikit pun pada senjata api. Selama ini semua musuh yang dia hadapi, akan melompat dan kocar-kacir kabur terkencing-kencing saat di todong oleh senjata api. Tapi kali ini... Apa-apaan ini.. apa dia tak takut mati..? Pikirnya... Apa dia tak takut senjata ku..? Murteby menodongkan pistolnya.. Anto pun menantang dengan tegak. Kepala sedikit tertunduk, tapi mata menghujam dengan telak ke mata Murteby.

Dan Murteby juga melihat, rekan-rekan musuh nya ini tak ada satu pun yang mau ikut campur walau tau dia sedang menodongkan pistol pada Anto. Sekali dia tarik pelatuk ini, maka pistol dengan daya tembus dashyat ini akan melobangi jantung lelaki di depannya ini, dan mengirimnya ke akhirat.

Tank baja pun tembus, apalagi hanya kulit seorang lelaki yang terlihat lemah ini. Mana mungkin dia mempunyai tekhnologi melawan tajam nya peluru ini. Ini negara berkembang, masih banyak miskin nya.. dari mana dia dapat membiayai tekhnologi itu..? Gak akan mungkin.. dia hanya pasrah saat ku todong karena gak ada kemungkinan lolos.

Seringai tipis muncul di wajah Murteby. Dia mulai menguatkan dirinya. Akhirnya dia berkesimpulan yang membuat nya senyum dan yakin...

Tiba-tiba Anto pun tersenyum tipis. Seakan bisa membaca pikiran Murteby. Dan... Tetap tak ada kegentaran sedikitpun juga...

Sedetik... Dua detik... Tiga detik... Tetap tak ada letusan.

Damn you...

DORR...


Pistol menyalak...

Tiba-tiba....

Aakkhhh...

Pistol di lempar... Tangan nya melepuh.. iya.. tangan Murteby merah dan sedikit ber asap. Tanpa dia bisa mengerti, bagaimana bisa peluru yang meletus tidak terlontar keluar tapi meletus di dalam. Sehingga badan pistol tiba-tiba panas membakar.

Anto dengan kekuatan pikiran nya, bisa membuat peluru tidak terlontar dan meletus di dalam. Ini adalah kemampuan Anto yang dilatih dalam beberapa tahun terakhir, kemampuan pikiran untuk merubah sifat dasar benda.

Murteby terkejut, mundur cepat.

Melihat Anto lolos dengan baik dari todongan dan tembakan, Aiko kembali teriak..

Waled dan Badr, kembali harus menghadapi amukan seorang emak-emak. Waled mencoba menyerang dari jauh, tapi beberapa kali batal akibat Aiko tak memberi kesempatan dia untuk menjauh.

Di sebelah timur, Dea yang menggunakan celana kain dan kaos lengan panjang. Juga menyerang tak kenal ampun.

Dea menghadapi langsung tiga orang Agent terbaik Arab. Dua anggota militer, satu pembunuh bayaran profesional.

Thohir, Mansour dan Saif yang mengeroyok Dea. Walau di kepung tiga lelaki Arab, dan dengan kemampuan yang tidak mainan dan pilihan, tapi sedikit pun ketiga nya ya tak bisa menekan Dea.

Dia mengamuk dengan sangat cepat, tapi tanpa suara. Sungguh malah senyap. Terjangan dan pukulan beruntun menghantam. Dua Agent militer terpilih Arab itu, harus terus mundur, akibat tak dapat menebak arah dari jurus yang di keluarkan oleh Dea. Sedang sang pembunuh bayaran mencari akal untuk membokong Dea. Jelas dia ingin hadiah nya bila bisa membunuh Dea, keselamatan teman nya nomor sekian.

Ya jelas.. Dea menghantam dengan jurus pencak silat murni. Sedang para Agent itu hanya paham beladiri buatan Jepang atau Korea. Sehingga tiap sodokan, sapuan kaki, tendangan sabit atau hajaran siku, adalah suatu yang gagal dipahami oleh mereka. Belum lagi jika tangan mereka tertangkap, dengan cepat dan penuh tenaga, Dea membanting atau melempar mereka dengan gerakan sangat cepat.

Sementara itu, Al Mahmud Almafi yang berlari menuju mobil tadi, tanpa di duga di kejar sesosok bayangan yang melesat sangat cepat tak tertangkap mata.

Ahmafi berhasil masuk mobil. Tampak kelegaan di wajah nya.

Iya, dia merasa aman... Ini adalah mobil anti peluru... Tidak mungkin ada yang bisa mengejar nya

Tapi bayangan itu tiba dan dengan cepat menghantam pintu mobil...


Duugghhh...


Pintu mobil sedikit melesak. Tapi tetap tak tembus. Si bayangan diam.. dia memandang tak berkedip. Sesaat kemudian, bayangan itu kembali melesat, dan...

daaarrr....

psssshhh...


Ternyata si bayangan menghantam ban mobil itu dengan sebilah golok nya. Kembali dia menghantam ban yang lain sehingga ke empat ban itu sudah kandas tak ada angin..

Almafi terkejut, tak menyangka, musuh menghajar ban nya.

"Keluar maneh.. berani lari dari tanggung jawab..?"

Kek Saiman menghadang dengan jantan di depan mobil itu, sebilah golok putih bergagang hitam di genggam di tangan kanan nya.

Tiba-tiba

Pintu depan terbuka.. dan..

DORRR....

DORRR...

DORRR...


Tiga tembakan terlontar. Tapi yang di sasar menghilang dari pandangan nya.

Kebingungan.. supir Arab itu celingak-celinguk kehilangan sasaran nya.

Saat dia melihat sekeliling..

Sebuah bayangan berkelebat dari arah belakang mobii...

BUUGGHHH....

AAAHHHHHH....


Sebuah tendangan menghantam telak rahang kanan si supir Arab.

Badan nya terlempar keras dan membentur mobil. Tampak kepalanya pecah dan darah membasahi kaca samping depan mobil sedan itu. Lalu tubuh itu teronggok disamping kanan mobil.

Kek Saiman, menghampiri mobil. Pintu depan yang sempat di buka si supir Arab, dibuka kek Saiman.

Di dalam mobil, Ahmafi terlihat menggenggam erat pistol nya yang tadi dia tembakkan ke Ayu. Tapi... Terlihat tubuh nya gemetar, ketakutan yang amat sangat menghantui dirinya. Dia yang selama ini dengan sombong nya selalu di amankan oleh orang-orang terpilih, saat ini hidup nya dia merasa sangat di ujung tanduk.

Ahmafi mengarahkan pistol ke Kek Saiman. Kek Saiman dengan tenang menghampiri dari arah samping. Dengan tatapan tajam dan golok di tangan, berjalan ke arah Ahmafi. Selangkah lagi akan sampai di depan Ahmafi.

Ahmafi makin gemetar, mukanya terlihat ingin menangis, jelas kengerian yanga amat sangat saat ini dia rasakan.

Pistol terarah lurus ke Kek Saiman.. dan...


DORRR...

EGGHHH...



Sesosok tubuh tergeletak dengan kepala berlobang. Dan dengan cepat darah mengucur keluar.

Ahmafi tewas...

Dia tewas tertembak peluru nya sendiri. Dia menembak kek Saiman, tapi dia lupa, kaca anti peluru nya belum di buka. Dan kaca itu sangat baik sekali kwalitas nya. Peluru menghantam kaca, kaca kebal peluru dan memantulkan kembali... Kembali ke si empunya peluru...

Kek Saiman hanya mendelik, seakan bingung. Tapi akhirnya dia sadar, kebodohan dan kepanikan yang membunuh dirinya sendiri.

Edwin dan Joko menghadapi masing-masing satu musuh. Edwin bertarung dengan gagah. Dia sangat serius, sebab dia sadar saat ini dia beraksi lagi dengan atasan sekaligus panutan nya.

Edwin menyerang tanpa segan. Membuktikan diri bahwa Agent Indonesia tak akan kalah oleh agent asing. Joko bertarung dengan menggunakan belati komando, sama seperti Agent Arab musuh nya itu. Tak ada kompromi sama sekali. Lengah... Game over...

Anto masih mengamuk. Murteby, Turky dan Walid harus mati-matian menghindari serangan membabi buta dan sekuat tenaga.

Putra menghadapi langsung lima Agent. Tapi hanya beberapa gebrak, satu sudah terkapar kepala pecah terhantam kaki Putra. Empat lainnya, menyeringai ngeri. Dan mencabut senjata. Sebilah pedang dan pistol otomatis buatan USA. Hal ini membuat Putra makin panas. Gerakan makin cepat. Si Agent bingung ingin menembak, sasaran bergerak sangat cepat. Hanya bayangan yang tampak.

Putra menyerang Hasan yang memegang pistol. Hasan mundur sambil membidik.


DOORR...

DORRR...


Dua tembakan meletus.

Tapi..

Yang di bidik menghilang dari pandangan.

Dan...

Akkkhhh...

Sebuah pukulan menghantam dada di Hasan. Tubuh terlempar dan diam tak bergerak lagi...

Aaarrhh....

Murteby berteriak murka.. Anto jadi sasarannya. Anto melayani dengan senang. Ini membuat pertahanan musuh terbuka.

Tendangan beruntun menghantam, Anto mundur selangkah. Balas tangan kanan menghajar lurus ke dagu, kaki kiri ke rusuk. Murteby buang badan ke kanan, balas tendangan kiri ke kepala, Anto menunduk. Tendangan luput. Murteby lompat meninju dua kali pukulan lurus khas karate, Anto tangkis dengan tangan kiri dan menepis ke kiri sehingga tubuh Murteby terhuyung ke kanan nya.

Lalu..

Dua pukulan beruntun Anto harus dia terima di perut dan dagu nya.

Murteby tersungkur...

Tiba-tiba ada yang teriak..

"Almafi tewasss..."

Murteby melihat yang teriak anak buah nya.. secepat kilat bangkit dan meloloskan pistol Baretta otomastis

"Ahhh... Orang primitif... Makan senjata ku..."

DORRR... DOORR... DOORR... DORRR ...

Empat letusan peluru menyasar Anto, Anto melompat berguling ke kanan dan peluru tetap mengejar nya.

Memang Murteby bukan orang sembarangan. Sergapan tembakan nya sungguh mantap. Anto harus membuang lagi tubuh nya ke belakang dan berlindung di balik tiang pengikat tali. Kembali luput..

Tapi..

Sejenak Murteby menunggu...

Anto sekejap...

Melompat ke kiri keluar dari balik tiang, dan..

SETT... SETT...

DORR... DOORR....

Akkhhh...

Uggghh...


Dua buah potongan besi bekas potongan sepanjang 10cm terlontar secepat kilat, dibalas dua tembakan pistol Baretta menyasar padanya.

Besi menancap tepat di dada kanan dan satu menancap di paha kiri Murteby. Tapi Anto pun harus menerima peluru menghantam perut dan lengan atas kanan nya.

Murteby tersungkur bersujud, Anto berguling dan kembali berdiri perlahan. Darah mengucur dari perut dan lengan nya..

"Papah... Bertahan pah..."

Dea yang melihat Anto terluka segera menolong. Tapi tiga orang Agent yang mengeroyok menghalangi.

Dea teriak nyaring...

HIIAAAATTTTT...

Besi pendek sepasang mengamuk. Berkelebat tak terkangkap mata. Menerjang ke arah agen yang di kiri. Mansour.. di serang membabi buta, mundur terus sambil mengayunkan pedang nya.

TRANGG..

TRANGG...

Aakkhhh...


Dua sabetan besi menghantam badan pedang sehingga patah dua, satu sabetan lagi menghantam dari samping arah kepala, pedang patah di angsurkan lagi menangkis, pedang terpental, dan satu tusukan besi menyusul menusuk ulu hati.. dan masuk..

Tubuh Mansour ditendang Dea dan terpental nafas nya putus.

Thohir yang mengetahui hal itu, nyali nya jadi gentar. Cepat dia membidik Dea dengan pistol nya. Tapi baru saja diangkat pistolnya..

TRANGG...

Besi baja putih itu telah berkelebat menghantam badan pistol dan...

DUGGHH...

Ouugghhh...


Sebuah tendangan menghantam perut Thohir. Darah seketika terpancar dari mulut nya. Jelas, organ dalam nya hancur di hajar tendangan Dea. Nyawa nya melayang..

Sementara itu, si boss tangan kanan Dimitry Khaliyev, yang membaca situasi.. mencari jalan selamat. Matanya menangkap sosok Yudhi Pratomo yang meringkuk lemah. Segera dia datangi...

Sebetulnya si boss ini juga bukan orang sembarangan. Kemampuannya pun masuk kelas Wahid. Hanya akal sehat nya mengatakan, dia tak mau mati konyol dengan bertempur melawan para agen TNI dan keluarga nya. Satupun belum tentu bisa ia kalahkan.

"Boss... Iihh... Aku di totok boss... Aku gak ada tenaga..."

"Diam... Biar ku periksa..."


Si boss memeriksa badan Yudhi yang masih tergeletak. Lalu ia memencet suatu titik di bawah ketiak kanan, dan satu titik di bawah ketiak kiri.

Seketika Yudhi bebas dari totokan itu

"Oke kamu bebas.. amankan saya, saya mau pergi.."

Yudhi melirik ke Ivan yang meringkuk kesakitan...

"Heh... Jangan urusin dia.. cepat.. amankan saya ******..."

"Iya boss.."



Yudhi dan si boss berjalan mengendap menjauhi pertempuran. Berjalan menuju ke luar. Saat sampai setengah jalan, mereka menjumpai Ayu yang tergeletak luka parah.

Yudhi segera membopong Ayu..

"Heh.. ngapain kamu..."

"Maaf boss.. dia harus aku bawa buat sandera. Lagian dia sumber uang saya boss.."

"Alasan.. di otak Lo cuman ada memek doang..."


"Ya.. boss... Sayang kan... "

"Cepetan.. keburu ketahuan... Bego amat sih.."


Yudhi yang membopong Ayu dan si boss melesat ke pintu keluar. Menuju mobil Pajero hitam milik si boss...

Saat tiba di mobil, si boss masuk di kemudi. Tapi saat Yudhi ingin masuk...

"Yudhi.. udah lo disini.. jangan ikut gue.. biar gue pergi sendiri... "

"Eh boss... Kok gitu..."

"Banyak bacot.. gue gak mau barengan lo ama lonte lo itu..."


Si boss langsung menutup pintu dan menguncinya.. lalu secepat nya dia hidupkan dan larikan mobil itu.

Yudhi tidak berani membantah, sebab dia tau kalau dia sudah di tolong boss nya itu dan tugas nya hanya mengawal sampai si boss selamat.

Yudhi bingung, dia melihat kiri kanan. Tepat matanya melihat sebuah gudang kecil menepel disisi pos keamanan. Bergegas dia masuk gudang itu dengan Ayu di gendongan nya.

Joko yang melihat Pajero meluncur kabur, segera menyadari bahwa ada yang melarikan diri. Matanya melihat sekeliling.

"Bang Edwin.. si boss itu kabur juga sama si Yudhi nya..."

"Bangsaaattt.. dia lolos.. kita harus segera beresin agen Arab ini... Pak Surya, tolong cegah Mobil Pajero itu..


Mobil Pajero tepat ingin berbelok keluar area PLTU.

Surya segera memerintahkan anak buahnya mengejar dan meminta koordinasi tapi di urungkan sebab pasti polisi sana sudah pro si boss cs..

Sedan patroli segera meluncur mengejar Pajero hitam. Dengan dua anggota di dalam nya..

Surya dan tiga orang anggota lain tetap mengawasi Jon dan orang nya.

Aiko yang melihat Pajero hitam, juga geram. Melihat suami nya juga bersimbah darah membuat nya makin marah. Dia melihat sekeliling, Putra masih mengejar dan membantai satu demi satu agen Arab itu. Beberapa menit lagi pasti selesai. Dea pun pada tahap akhir menghabisi dua Agent Arab dan satu masih mencoba membidik. Aiko segera lontarkan dua pisau shuriken dengan sebat. Tak di ketahui sang pembohong. Dan menancap indah di leher kiri dan punggung nya. Seketika tubuh nya tumbang dan nyawa nya lepas.

Dua Agent yang melihat tindakan Aiko, menyerang dengan pisau. Aiko mundur selangkah, dan dua tendangan meluncur, tendangan sabit di susul tendangan memutar cepat. Tendangan pertama dia mundur tapi tendangan ke dua menghantam telak dada di Agent. Tubuh terlempar kepala nya menghantam tiang besi pengikat tambang. Darah mengucur deras dari kedua telinga nya.

Seorang lagi, si ahli senjata rahasia, membuang asap ke udara..

Pssshhh....

pandangan Aiko tertutup.. tiba-tiba sebuah tendangan melompat terlontar ke arah kepalanya.

Swuuttt....

Aiko mempunyai refleks dan insting yang sangat baik, sebab sebagai ahli senjata rahasia, itu suatu yang mutlak harus bagus. Aiko menunduk dan bergeser ke kanan, tendangan lewat. Tapi Aiko susul dengan tendangan kanan mengincar punggung di ahli senjata rahasia.

BUUGGHHH...

HEEKKHH...


Tendangan mendarat dengan sangat baik.. Si Agent hanya sempat mengeluarkan suara tertahan. Tapi tubuh nya terguling dua kali dan diam. Aiko langsung mendatangi dan menginjak tengkuk si Agent yang sudah senior itu..

KREEKKHH...

Nyawa nya lepas dari raga..

Aiko melihat sekeliling. Instingnya berkata ada yang tidak beres .

Anto kembali bertempur. Pengeroyok nya awal nya tiga, sudah tewas dua, tinggal satu, tiba-tiba menyerbu lagi satu sehingga Anto tetap di kepung dua orang..

Dea manghajar dua pengeroyok nya dan bergelimpangan dengan dada remuk dan perut ambrol.

Lalu maju lagi dua orang yang memakai pistol. Tapi Dea dengan lincah bergerak secepat kilat, sehingga hendak membidik pun nyaris tak bisa.

DOORR...

tembakan meletus lagi, tapi nihil. Malah, suatu gerakan kilat, besi menghantam dari kiri menyobek pipi kanan si penembak disusul dengan pukulan menghantam kepala kiri. Kepala rengkah, tubuh nya ternhempas dan jatuh tertekuk. Satu nya di terlempar ke belakang 3m, tendangan Dea mengajar dadanya.

Aiko mendekati Dea..

"Dek.. aku belum melihat Stevan.. dia gak ada dari tadi..."

Putra yang baru selesai menghabisi dua pengeroyok nya mendengar pertanyaan mama nya..

"Stevan diatas tongkang mah..."

"Oh.. kok gak muncul... ??"


"Tadi aku sempat lihat ada satu topeng hijau kabur ke tongkang kak... "

jawab Dea

Putra melihat sekeliling, dia lihat papa nya sedikit lagi menghabisi dua terakhir. Lalu matanya menangkap Ivan yang meringkuk kesakitan.. dan mendatangi nya..

"Hei... Mana saudari mu .. jawab kalo ingin selamat..."

"Oookkkhh.. bangsat kau Putra... Pergi jangan dekati saya.. atau.. bunuh saja saya.. saya gak... tahaann..."

"Jawab.. dimana Anna...??"


Ivan mengerang kesakitan.. dia menatap Putra ..

"Jangan kau sentuh dia, atau jika saya selamat, aku pasti mencari mu..."

Putra maju dan menginjak perut Ivan..

"Jawab.. aku janji menolongmu langsung..."

"Oke.. tapi janji padaku.."

"Ya.. cepat... keputusan ada padamu..."


"Anna lari ke tongkang... Dia bilang akan menghabisi kalian dari jauh... hukk.. hukk.."

darah segar keluar mengalir dari mulut Ivan..

Putra menunduk...

Dua totokan dia lancarkan ke dada dan satu totokan ke punggung..

Darah berhenti keluar, tapi Ivan sekejap langsung pingsan.

Anto telah selesai, segera bergabung. Dea menghampiri, tapi Anto melambai tanda tidak masalah.

"Gak apa mah.. gak bahaya.. cuma sampe daging... Ada apa..?

Edwin dan Joko juga telah selesai, dan langsung meringkus para polisi Jon dan anak buah nya dibawah todongan Surya dan orang nya.

"Gimana nak..? Kenapa kamu tanya saudara nya dia...?"

"Mereka berdua inilah adik kakak orang Kazakhstan pembunuh bayaran. White Ross dan Red Wolf. Mereka menyamar jadi siswa di sekolah kami demi memata-matai kami. Aku dan Stevan..."


Bersambung....
Mohon kritik dan saran nya ya suhu...

Salam semprot...
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd