Part 7 ( Awal mula kegelapan menyelimuti )
" Krek krek krek krek " suara ranjang persenggamahan antara dua insan yg tak muda lagi. Sungguh pemandangan yang luar biasa melihat senior2 dalam hal bercinta melakukan aksinya. Lampu kamar yang dibiarkan menyala terang serta jendela yang terbuka.
" Ssssshhhhh Memek Ibu masih tetep enak, udah berapa lama gk disodok bapak ? " celoteh kang karta kepada majikannya itu.
" Udah lama banget kang, makanya masukin lebih dalem kang ooooohhhhhh " ceracau mama Dina, badannya bergoyang tak karuan mengimbangi goyangan badannya kang karta.
Sial penisku langsung tegang karna tadi belum tuntas bersama Dina. Mana Dina tidur pules banget lagi. Huft
Terlihat kang Karta bangkit dari tempat tidur lalu menuntun mamanya Dina ke jendela. Langsung saja wanita paruh baya itu menungging berpegang pada jendela yang terbuka. Seperti sudah saling memahami kang Karta langsung menghujami vagina wanita itu yang sangat basah dengan penisnya yang berurat dan basah pula terkena lendir vagina.
Ditariknya rambut wanita itu dengan tangan kirinya dan tangan kanan kang karta meremas payudara dengan sangat kasar. Lidah kang karta menjilati leher Ibu binal itu, mereka saling bergoyang sangat teratur. Sepertinya mereka ber2 sering main.
" Oooooohhhhh Lebih kenceng lagi kang, katanya 1 minggu gk dapet jatah dari istrimu " pinta wanita itu dengan mempercepat goyangan pinggulnya.
" Saya teh pegel bu kakinya " ucap kang Karta, keringat mereka bercucuran dicuaca sedingin ini.
Wanita itu pun langsung membalikan badannya dan mendorong kang Karta ke tempat tidur, sampai kang Karta telentang di atas ranjang. Langsung saja wanita yg sudah sangat haus akan penis lelaki itu menindih kang Karta.
Dengan sangat cepat wanita itu menggoyangkan pinggulnya. Kang Karta hanya diem menikmati permainan binal sang majikan.
" Aahhhh Goyang tuh kayak gini kang baru greget " ceracau wanita itu menikmati penis yang merogoh-rogoh vaginanya.
" Ooouugghhh Ibu emang hebat bener, jauh lah sama istri saja " tangan kang Karta mulai meremas kembali kedua payudara yang sudah turun tapi lumayan besar itu dengan putting yang menghitam
" Kamu juga hebat kang, suami saja mah 15 menit udah crot lemes deh " bagai kuda liar wanita itu makin mempercepat goyangannya.
" Selamat tinggal kasih
sampai kita berjumpa lagi
Aku pergi takkan lama"
Terdengar dering suara ponsel Dina, sepertinya ada yang menelepon Dina. Sial aku harus menyudahi aksi mengintipku karna jika Dina bangun dan keluar kamar mencariku pasti dia memergokiku sedang mengintip.
Ku kembalikan kursi pijakan mengintipku ke posisi semula dan kembali ke kamar tempat Dina berada, ponselnya masih saja terus berdering di atas meja karna tidak ada yang mengangkat, Dina masih saja pulas tidurnya. Saat ku lihat siapa yang menelepon, oh ternyata mantannya Bagas, ada apa dia telpon malam2.
Tak lama suara deringpun berhenti. Ku penasaran ku lihat kembali ponsel Dina, 10 panggilan tak terjawab dan 3 sms yang belum terbaca. Ku lihat ternyata semua itu dari Bagas. Ku penasaran dengan isi smsnya ku coba lihat......
Haaahhh isinya kok seperti ini, gawat ini aku harus mensetting agar status sms ini belum terbaca. Dina harus baca dan aku tidak mau Dina tau jika aku sudah membacanya, aku tidak mau mencampuri urusan mereka berdua.
Huh bosen nih belum ngantuk. Ku ambil makanan ringan dan ku buka laptopku yang ku bawa sejak dari kampus. Ku pasang usb modem untuk berselancar di dunia maya. Ku buka YM ku dari laptop dan ada pesan offline dari Vika
" Vika : Dra lagi pain lo
Buzz
Dra kok lo offline mulu
Mana hp lo gk aktif
Buzz
Buzz"
Oh Vika sedang mencariku rupanya. Dan kulihat status akun Vika masih online
" Andra : Sorry Vik gw lagi di kampung
gw gk ada sinyal jadi gk bisa OL dari hp
ini aja gw pake sim card sodara gw
Vika : OOohhh pantesan
Ngapain lo pulang kampung Dra
Andra : Sodara gw ada yang nikahan
Lo sendiri ngapain nyari gw
Vika : Mau bahas tugas
Andra : ada masalah dimananya Vik
Vika : Udahlah gw udah gk mood
Lo sih kelamaan
Andra : Sorry dah
Ya udah senin kita bahas
Besok gw udah balik ke Jakarta kok
Lo gk malmingan Vik
Vika : Gk Dra cwok gw sibuk sama tugasnya
Gw juga sibuk jadi sama2 ngerti aja
Kita udah sepakat untuk jaga jarak dan fokus dulu sama tugas
Andra :Lo putus Vik "
Hoooooorrrrrrrreeeeeeee jeder jeder jeder suara kembang api hatiku menyamput perpisahan Vika dan si artis gagal itu. Akhirnya ada peluang terbuka untukku. Ha ha ha ha ha
" Vika : Kagak pe'a
Gw masih pacaran sama dia tapi untuk saat ini
Kita Cuma gk kencan aja selama ngerjain tugas
Hubungan sih tetep lanjut
Andra : Oh "
Kembang api yang menyala warna warni di hatiku langsung hilang seketika terterjang hujan badai. Ternyata salah duga.
" Vika : Dra video call yuk "
Sialan ini kesempatan langka dan aku bingung harus menghadap mana laptopku. Dan pasti ada suaranya jika video call, bisa2 Dina bangun dan tau apa yg ku lakukan. Jika Dina bangun aku langsung menutup laptopku pasti Vika curiga ada apa aku tiba-tiba menutup laptop.
" Andra : Wah Vik jaringan gw di sini edge
Jadi klo video call susah banget
Vika : Oh ya udah "
Sial kenapa dari tadi aku berbohong mulu pada Vika, mulai dari aku pulang kampung, sinyal gk ada pinjem sim card sodara, padahal sengaja ku matikan ponselku sampai ku jaringan edge untuk menghindari video call.
Ku sign out dari YM, aku sudah tidak bisa berfikir lagi. Aku menyia-nyia kan kesempatan langka ini. Ku alihkan pikiranku kepada browsing2 gk jelas.
" Hhmm Dra " suara Dina lirih. Ke tengok kebelakang Dina sudah duduk dengan mata masih terpejam.
Langsung saja Dina mendorongku hingga ku terbaring. Dibukanya celanaku dan juga cdku. Langsung dilahapnya batangku yang masih layu tiba2 menjadi keras sekeras-kerasnya.
Tanpa basa-basi Dina menaik turunkan mulutnya yang mengulum penisku, sangat cepat sekali. Membuatku meronta-ronta tak karuan menahan rasa nikmat campur ngilu yang menjalar keseluruh tubuhku.
Jemarinya aktif memainkan kedua telurku, menggelitik seperti anak kecil bermain lonceng. Ku coba meraik kedua bukit indahnya itu tapi tanganku terhempas oleh tangan Dina. Sepertinya dia hanya ingin memuaskanku karna tadi aku belum orgasme.
" Oouuuggghhh Din tunggu sebentar Din gw gk tahan nih ngilu banget " badanku mengejang bergerak ke kanan, ke kiri dan ke segala arah.
Tanpa mempedulikan ucapanku Dina terus saja menaik turunkan mulutnya itu, sesekali Dina mengemut bijiku sampai ditarik2nya. Ku perhatikan wajah Dina ternyata matanya masih terpejam. Apa dia sedang mengigau atau setengah sadar.
" Aaakkhhh hhhhhmmmm " ku ikut menggoyangkan pinggulku mengimbangi permainan mulutnya. Untung saja ku menolak video call dengan Vika. Aku gk akan sempat menutup laptop dengan serangan mendadak Dina
Sekitar 20 menit Dina mengulum penisku dengan rpm sangat cepat dan akhirnya.....
" AAAAAAkkhhhhhhhhh " Ku muntahkan spermaku di mulut Dina, dihisapnya sampai habis. Setelah habis masih saja mulut Dina mengocok2 penisku seolah berusaha menghisap tetes2 terakhir spermaku.
Hingga penisku mengecil di dalam mulutnya barulah Dina berhenti tapi tetap penisku berada dalam mulutnya. Dina pun tertidur di perutku dengan mulut masih tersumpal penisku. Ku belai rambut Dina hinggaku tertidur pulas.
......
Pagi hari. " Aaaaahhhh " rasa geli menjalari penisku membangunkanku dari tidur pulasku. Ku buka mataku dan ku lihat penisku ternyata sedang di kulum Dina.
" Ade lo udah bangun duluan tuh, bangunin gw " ucap Dina. " Udah ah makan yuk Dra nanti dilanjut lagi " ajak Dina bangkit dari tempat tidurnya lalu memakai pakaiannya.
" Ayuk gw udah laper banget nih " ku pakai pakaianku lalu menuju meja makan dengan semangat.
Di meja makan sudah ada mamanya Dina, kang Karta dan teh Arni.
" Hei Din yuk makan " sapa mamanya Dina
" Siapa ini, pacar kamu ya Din, ko gk dikenalin sama mama ? " tanya mamanya Dina itu dengan senyum menghiasi bibirnya
" Saya Andra bude " ku sodorkan tanganku untuk bersalaman dengan mamanya Dina itu
" Saya Listi " tersenyum menyambut uluran tanganku
" Dia temen Dina mam, satu2nya temen Dina saat ini " dengan nada ketus seolah Dina menunjukan bahwa saat ini tidak ada orang yang ingin menjadi temannya. Hanya aku saja.
" Ya semua ini karna Papamu Din, mama juga malu kalo ketemu sodara " ucap bu Listi dengan nada lirih.
" Sudahlah yuk kita mulai ma..... " ucapan bu Listi terhenti saat melihatku sudah memulai duluan acara sarapan pagi itu.
" Pantesan temenmu bisa bikin kamu kelojotan, makannya banyak " celoteh Bu Listi keheranan melihatku makan.
" Hooiii kwalian gak mwakan nantwi mwati lhow " tanyaku pada kedua wanita birahi itu.
" Berisik lo makan aja sana" emosi Dina nampak memuncak, tangannya langsung menekan kepalaku ke bawah. Hampir saja mukaku menghantap piring yang terisi makanan.
" Ha ha ha ha, temenmu kocak juga Din " tawa Bu Listi sangat lepas sekali seolah tanpa beban, padahal keluarganya sedang tertipa masalah. Apa karna hujaman penis kang Karta tadi malam.
" Oh iya Din mama seminggu ini di sini mau cek perusahaan di Bandung " ucap Bu Listi
" Iya mam, hari ini aku pulang ke Jakarta " ucap Dina
" Ya sudah ya mama tinggal dulu, mama mau belanja. Kasih makan yang banyak tuh temen kamu Din, jangan maunya kamu pake doang " ejek Bu Listi lalu beranjang dari meja makan dan pergi meninggalkan kami berdua.
" Heh kudanil cepet amat lo makan " Dina melotot kearahku masih saja keheranan dengan tingkahku.
Setelah selesai makan kami berdua menonton tv sejenak.
" Lo sama nyokap lo bocor juga ya Din, nyokap lo orangnya riang, sepertinya keluarga lo bahagia ya " ucapku membuka pembicaraan.
Dina menyandarkan ke kursi " Dulu memang kami keluarga yang bahagia "
Dengan membuka snack kentang " Dulu bokap gw tuh orangnya bener, dia pengusaha yg lumayan sukses, bokap gw usaha kontraktor gitu, tapi dia gk mau terlibat proyek pemerintah. Jadi bokap gw tuh Cuma ngerjain proyek swasta aja. Semua jadi berubah saat bokap gw ketemu temen SMA nya sekitar tahun 2008 menjelang pemilu 2009 "
Flash back 2008
Di sebuah restoran seafod, sebuah keluarga kecil bahagia sedang makan malam bersama. Sepasang suami istri dengan 3 anak, 2 perempuan dan 1 laki-laki. Yup mereka adalah keluarga Dina.
" Ini kado buat ulang tahun pernikahan mama " Dina anak pertama mendapat urutan pertama memberi kado untuk orang tuanya lalu di ikuti oleh kedua adiknya.
" Makasih ya sayang, mama sayang kalian semua " Ibu Listi menciumi kening anaknya satu per satu.
" Din gimana sekolah kamu, sebentar lagi UAN lho, kamu harus belajar yg giat. Nanti papa akan libur kerja selama sebulan sebelum kamu UAN sampai selesai UAN " Ucap Bapak Dirta ayah Dina.
" Udahlah pa gk usah repot kan ada mama yang ngajarin aku " jawab Dina dengan tersenyum manis "
( Nyokap gw waktu itu masih sebagai ibu rumah tangga karna bokap gw pengen nyokap gw fokus sama anak2nya. Untuk urusan uang biar bokap gw yang mikirin )
" Janji ya kamu belajar yang bener, jangan manja sama mama kamu. Mam kamu jangan manjain Dina ya " tegas Pak Dirta mengarahkan Dina.
Ketika keluarga itu sedang asik bercengkraman tiba-tiba sesosok lelaki paruh baya datang menghampiri keluarga itu.
" Hei kamu Dirta kan, masih ingat denganku tidak ? " seru lelaki itu sambil menepuk pundak Pa Dirta.
" Ohh ya ya ya aku ingat, kamu Roni kan " Pak Dirta berdiri dan kedua pria itu berpelukan. Seorang sahabat yang lama tidak jumpa secara kebetulan bertemu di restoran.
" Kamu mau makan di sini juga ? " tanya Pak Dirta
" Ya tapi aku sudah selesai makan dengan kolegaku, sekarang mereka sudah pulang duluan " jawab Pak Roni.
" Ya sudah kamu gabung saja dengan kami di sini " Ajak Pak Dirta mempersilakan sobat lamanya itu duduk di kursi yang masih kosong.
" Mau pesan apa kamu Ron ? " tanya Pak Dirta
" Tidak perlu aku sudah kenyang " Pak Roni kembali menepuk pundak Pak Dirta
Mereka berbicang-bincang tentang banyak hal, mulai dari kenakalan waktu SMA, rebutan gadis pujaan sampai kepada bisnis yang mereka jalani saat ini. Pak Dirta seorang kontraktor di Jakarta walau skalanya tidak terlalu besar namun termasuk sangat sukses dengan beberapa cabang perusahaan yang ada di Bandung dan Jogja. Pak Dirta juga menjalankan bisnis bahan bangunan secara eceran. Dari yang teri sampai kakap di garap semua, begitu pula Pak Roni
Sedangkan Pak Roni adalah pengusaha otomotif, dia memiliki beberapa showroom di Jakarta, Tangerang dan Bogor. Mulai dari showroom motor, mobil untuk angkutan umum, mobil untuk pribadi sampai kendaraan besar seperti bus dan truk.
" Wah kenapa kamu jadi terjun ke dunia politik Ron, apalagi kamu juga ngeluarin uang sampai milyaran begitu ? " tanya Pak Dirta.
" Ya memang sangat besar, bahkan showroom mobilku yang di Bogor aku jual untuk dana kampanye. Sedangkan gaji anggota DPR berapa sih, setahun tuh gk nyampe 1 milyar, masa bakti 5 tahun, gk bakal balik modal. Tapi Gung kamu pikir deh, yang buat usaha kamu maju tuh siap ? kamu buat mall dari yang biasa2 saja sampai yang lumayan elit, buat perumahan dari yang murah sampai yang mahal. Klo gk ada rakyat yang suka berkunjung ke mall, beli rumah mana bisa bisnismu maju. " dengan meyakinkan Pak Roni menjelaskan alasan dia terjun ke duania politik.
Pak Roni memajukan badannya dengan tangan bertumpu pada meja makan " Sama kayak aku tanpa rakyat yang mau beli produk yang aku jual dari mana bisnisku bisa maju. Aku terjun ke dunia politik jadi anggota DPR dan mengeluarkan dana yang besar untuk kampanye semata-mata hanya untuk membalas budi masyarakat yang sudah turut memajukan bisnisku " omongan Pak Roni nampak sangat meyakinkan di mata Pak Dirta.
Kembali ke masa kini
Dina menyandarkan kepalanya di bahuku, menghela nafas panjang " Huft setelah pertemuan di restoran itu, Pak Roni jadi sering ke rumah gw membawa anak istrinya. Bagas itu anaknya Pak Roni, hubungan keluarga gw sama dia semakin dekat. Bokap gw akhirnya mutusin untuk mengikuti jejak Pal Roni bernaung di partai yang sama dengan Pak Roni " Dina kembali bercerita tentang ayahnya.
" Pemilu 2009 secara mengejutkan bokap gw terpilih jadi anggota DPR sedangkan Pak Roni tidak terpilih. Dari sinilah awal mula bokap gw terjerumus untuk korupsi. Pak Roni yang tadinya berniat baik karna kecewa tidak terpilih akhirnya Pak Roni memiliki rencana yang licik. Dia menunggu kesempatan saat bokap gw ada proyek di komisi DPR nya "
" Oohh bokapnya Bagas tuh bukan pejabat, gw kira kemaren pas nonton tv dia juga pejabat, pejabat gagal ternyata " ucapku.
" Yup dia sakit hati karna bokap gw yang terpilih padahal dia yang ngajakin jadi gitu lah kelakuannya " Lanjut Dina
" Pengadaan kendaraan Dinas untuk instansi2 pemerintahan yang perlu peremajaan kendaraan, tugas bokap gw sebagai anggota DPR, jumlahnya gak sedikit. Inilah kesempatan yang di tunggu Pak Roni, dengan segala hasutannya bokap gw yang tidak enak dengan Pak Roni karna Pak Roni tidak terpilih akhirnya mengikuti rencana Pak Roni "
" Dengan rekan2 kerja bokap gw di DPR, mereka sering mengadakan pertemuan dengan Pak Roni di rumah gw. Membahas pengadaan kendaraan dinas, dengan Pak Roni sebagai distributornya. Harga yang ditawarkan adalah harga kendaraan dengan fitur yang maksimal tetapi kondisi kendaraan dengan fitur yang minimum. Harga max barang min, sudah pasti keuntungan yang diraih pihak distributor yang dipegang Pak Roni jadi sangat besar "
" Dan pastinya juga keuntungan yang besar itu di bagi2kan kepada masing2 anggota. Mulai saat itu hampir 70 % aset kekayaan keluarga gw dialihkan atas nama kang Karta. Nyokap gw udah menyadari semua ini dari awal, sejak Pak Roni makin sering berkunjung ke rumah gw setelah pemilu 2009 "
" Nyokap gw masang alat penyadap di seluruh ruangan di rumah gw kecuali kamar tidur dan kamar mandi saat bokap gk ada di rumah. Juga kamera CCTV di berbagai sudut dengan alasan keamanan. Nyokap gw yang mulai sibuk dengan bisnis keluarga karna bokap gw yang udah gk sempet ngurusin. Walaupun begitu nyokap gw masih sempet ngawasin pergerakan bokap gw beserta teman2 kerjanya "
" Bokap gw semakin asik dengan korupsinya, segala macam pengadaan kendaraan dinas pemerintah di berbagai daerah selalu bekerja sama dengan Pak Roni, sampai2 membuat perusahaan palsu agar lebih leluasa menjalankan praktek korupsinya "
" Saat itulah gw jadi kesepian lalu Bagas sering ikut datang dengan bokapnya. Akhirnya kami sering ngobrol lalu curhat masalah ortu yang makin sibuk dengan kerjaannya. Merasa mempunyai nasib yang sama kami jadi semakin dekat dan akhirnya pacaran. Kami berdua jadi anak yang broken home karna ortu kami yang sudah tak peduli lagi walaupun begitu gw bangga dengan status keluarga gw. Free sex, kehidupan malam, dugem, bir jadi menu sehari-hari gw dan Bagas. Ketenaran karna anak pejabat yang gw raih jadi membuat gw semakin bangga akan kehidupan gw itu "
" Ketika gw sedang asik menikmati kehidupan gw yang menurut gw sempurna itu tiba2 hal yang sudah di prediksi nyokap gw terjadi. Yup bokap gw ketangkep KPK, sebagian besar harta gw di sita KPK kecuali harta yang udah di atas namakan kang Karta. Harta atas nama keluarga gw yang gk disita Cuma rumah sama mobil yang gw pake sekarang, karna menurut KPK harta itu didapat sebelum bokap gw jadi pejabat "
" Gw benci sama ortu gw, ge benci dilahirkan dikeluarga ini " Tampak air mata membasahi pipi Dina
" Krauk krauk krauk Oowwww sunggwuh trwagis ya " ku elus pipinya yg basah terkena air mata.
Tiba-tiba Dina mencengkram leher ku lalu menggoyang-goyangkannya seolah mau melepaskan kepalaku " Lo tuh ya gk bisa apa serius dengerin cerita gw, lo tuh kan cwok dasar kudanillllll " kemarahan Dina nampak memuncak
" Tangan lo tuh kotor kena cikhi pake elus2 pipi gw segala, ikutan kotor bodoohh pipi gw " Dina masih sama mencekek leherku.
" Din Din Din gw gk bi bi bisa makan nih lo cekek " ucapku terbata.
Dina melepas cengkramannya dan menangis, nampak kesedihan di wajah cantiknya itu. Ku peluk erat Dina, kusandar kan kepalanya di bahuku.
" Jangan biarkan diri lo kalah pada kehidupan ini. Seorang perempuan harus kuat, apapun yang terjadi jangan pernah membenci saat lo dilahirkan. Tak masalah jika tidak ada yang memuji lo, selama lo terus tersenyum, hal2 yang membahagiakan akan lo dapati " bisikku coba menenangkan Dina.
" Jangan membenci orang tua lo karna seburuk apapun mereka tetap orang yang paling berjasa buat lo. Sekuat apapun usaha lo membalas jasa mereka, tetap saja lo gk akan bisa " ucapku kembali.
Ku hapus air mata di pipinya, kali ini tanganku sudah ku lap. Ku belai rambutnya, ke kecup keningnya. Lala ku kecup keningnya sampai tangisannya reda. Ku angkat wajahnya lalu ke kecup bibirnya.
" Dra thanks ya " ucap Dina lirih, kembali Dina merangkulku erat dan bibir kami mulai berpagut.
Ku pererat rangkulan kami, sambil ku belai rambutnya yang wangi. Tanpa sadar lidah kami sudah saling bermain dalam pagutan. Ku rasakan nafas Dina makin tersengal, ku pejamkan mataku, ku nikmati tiap detik permainan lidah kami.
Dina melepas pagutan kami, kepalanya mendongak memberi isyarat padaku untuk menikmati lehernya itu. Aku pun sudah paham dan langsung ku jilati leher Dina dari pangkal leher sampai sela-sela telinganya. Terlihat olehku bulu2 halus kulit Dina berdiri, merinding menerima rangsangan lidahku.
Dina mulai menekan kepalaku turun ke bawah menuju payudaranya. Ku keluarkan payudara indahnya sebelah kanan yang masih terbungkus kaos dan bra nya. Ku keluarkan dari atas pakaiannya, sehingga membuat pakaiannya melar. Nampak lebih kencang payudaranya karna tertekan pakaiannya.
Ku remas-remas dengan lembut lalu ke emut putingnya yang sudah mengeras. Dina makin menekan kepalaku menjambaki rambutku tak karuan.
" OOOuuuggghhh Dra enak banget, trs Dra nyot tetek gw yang kenceng " keliaran Dina kembali muncul, Dina memang selalu liar seperti biasanya.
" HHHHmmmmm " sulit untukku bernafas karna wajahku tertekan payudaranya. Ku lepaskan tekanan Dina pada kepalaku. Kini kami saling memandang berhadapan dengan nafas tersengal.
Pandangan penuh birahi terpancar dari kami berdua. Ku ambil nafas dalam2 lalu ku rebahkan tubuh Dina di sofa. Ku lepaskan kaos dan branya dan ku lempar entah kemana. Dengan kasar ku remas kedua payudara yang menjulang menantangku, dan ku hisap kedua putingnya bergiliran.
Dina hanya bisa menggelinjang tak karuan sambil menjambaki rambutku.
" Ooouuuggghhh terus Dra, lebih liar lagi Dra " Dina semakin hanyut dalam birahinya, menekan dan menjabaki ku.
Ku buka celana dan cdnya nampak vagina Dina sudah terlumasi lendirnya sendiri. Langsung saja ku masukan jari tengahku kedalam vaginanya. Tanganku yang satunya lagi masih bermain meremasi payudaranya dan mulutku memilin-milin putingnya itu.
" AAAAAAkkkkhhhhh sial lo Dra enak banget " Dina menaikkan tubuhnya saat jariku masuk seluruhnya ke dalam vaginanya. Ku kocok jariku itu membuat Dina makin tak karuan.
" Ya ya ya begitu Dra, hhhhmmmm enak bgt sssssshhhhhhhh " desah Dina menerima rangsangan di tempat2 sensitifnya itu.
Tangan Dina mulai mencari-cari penisku tapi ku hindari. Ku angkat tubuh Dina lalu ku posisikan Dina duduk mengangkang. Nampak vagina yang sudah sangat basah memanggil penisku.
Langsung kusapu vaginanya dengan lidahku, tak ada ku biarkan setiap mili vaginanya terlewatkan oleh lidahku.
" Ooooohhhhh terus Dra " Dina hanya bisa menengadahkan kepalanya dengan tangan memegangi rambutnya. Nampak seksi sekali dengan pose yang seperti itu. Tanganku merayap kembali menuju putingnya. Ku plintir2 mencari gelombang kenikmatan.
" HHHmmmmm aaaahhhhh uuuuuuuuuhhhhhhhhhh " Desahan Dina makin keras, pinggulnya mulai bergoyang menikmati sapuan lidahku di vaginanya. Tubuhnya mengejang tak karuan dan
" Crott crott croottt " cairan orgasme Dina menyemprot deras membasahi mulutku.
" HHhhhhhmmmmmm Dra kontol lo mana " pinta Dina yang sudah sangat ingin menikmati penis kerasku ini.
Ku berdiri di hadapan Dina dan Dina langsung memposisikan mulutnya ke penisku. Tanpa aba2 langsung melahap batang keras milikku. Seolah ingin membalas perbuatanku terhadap tubuhnya tadi. Dina memaju mundurkan mulutnya dengan sangat cepat, lebih cepat dari semalam. tangannya meremasi pantatku dan menekannya hingga penisku masuk lebih dalam di mulutnya itu.
Suara decik air liur Dina melumasi kuluman bibirnya di penisku mebuat Dina semakin menjadi-jadi. Kakiku sudah sangat gemetar hingga sulit untukku berdiri.
" Plup " suara mulut Dina melepaskan kulumannya.
Dina kembali bersandar pada sofa dan membuka kedua pahanya. Ku arahkan penisku menuju lubang kenikmatan yang terus menerus memanggil sedari tadi.
Slleeeeppppp dengan mudahnya penisku menerobos vagina yang sangat licin itu. Dina kembali mengadahkan kepalanya ketas dan mengangkat tangannya. Membuka akses lidahku menikmati area kegeliannya.
Ku jilati kembali lehernya dengan penis yang terus menerus memompa vaginanya makin kencang. Ku arahkan lidahku menuju sela-sela telinganya lalu turun menuju ketiaknya. Ku jilati ketiak halus tanpa bulu beraroma wangi menggugah rasa birahiku semakin tinggi.
" Dra " panggil Dina mesra menyebut namak. Ku hentikan sejenak dari aktifitas lidahku, ku tatap matanya yang berbinar penuh arti. Bibir kami saling mendekat, kami pejamkan mata kami hingga bibir kami bertemu. Kurasakan hembusan nafasnya yang begitu lembut.
Ku teringat dengan permainan Bu Listi dengan kang Karta semalam. Ku coba praktekan dengan Dina. Ku balikkan posisi Dina hingga Dina menungging dengan tangan bertumpu pada sandara kursi. Ku masukan penisku ke dalam vaginanya dari belakang. Kembali ku pompa vaginanya dengan RPM yang tinggi, ku tarik rambutnya ku angkat tubuhnya, kuremas payudaranya dengan kasar. Ku jilati tengkuk hingga lehernya.
" SSSSSShhhhhhhhhhhhh oooooouuuuuggghhhhhhh Hhhmmmmmm aaaaaaaaakkkkggggg" Dina hanya bisa mendesah-desah tak jelas. Sepertinya Dina sudah tak berdaya menikmati hujaman kenikmatan yang ku beri.
Tubuhnya kembali menegang, vaginanya makin mencengkram erat penisku. " AAAhhhhhhhhhhhhhhhhhh Dra gw keluar lagi oooooooouuuuuuuuuuuugggggghhhhhh " terasa cairan orgasme Dina menyemprotkan penisku.
Tubuh Dina yang sudah melepas ku tahan dengan kedua tanganku, ku masih asik memompa vaginanya. Tampa Dina sudah kelelahan meladeni permainanku.
" Dra cape banget gw Dra " ucap Dina lirih, seperti memohon padaku untuk menyudahi permainan ini.
" Memek gw udah gk kuat Dra, pake mulut gw aja ya " ku yang tak tega langsung mencabut penisku pada vaginanya. Ku baringkan tubuh Dina di sofa tapi Dina langsung bangkit dan membaringkanku ke sofa.
Dina pergi kedapur dan kembali dengan membawa botol dingin kulkas " Siap sayang " ucap Dina tersenyum.
Dina meminum air tapi tak ditelannya dan langsung mengulum penisku. " Hhhhhhhmmmmmmm gila enak banget Din " sensasi yang diberikan Dina sungguh luar biasa, air dingin yang mengalir membasahi penisku membuat rasa dingin campur nikmat yang baru ini ku rasakan.
Dina memaju mundurkan mulutnya sambil menghisap-hisap penisku dan tangannya ikut mengocoki penisku. Saat rasa dingin di penisku menghilang Dina kembali meminum air dingin dan kembali mengulum penisku.
15 menit Dina mengulum penisku dengan RPM yang tinggi, terasa penisku mulai mengejang, carian spermaku sudah berada di ujung, dan crot crot crot crot crotttttt semburan spermaku masuk menuju rongga2 mulut Dina. Tak mau berhenti Dina masih saja mengulum penisku sampai mengecil dan " Plup " Dina melepas penisku agar penisku bisa tidur dengan nyenyak.
Dina merebahkan tubuhnya di atas tubuhku, nafas kami ngos2an mengakhiri permainan yang semakin liar saja.
" Lo makin hebat aja Dra " puji Dina padaku.
" Kan lo yang ajarin Din " ucapku membalikan pujiannya.
Kamipun tertawa bersama dan tertidur sejenak melepas lelah di tubuh kami. Saat bangun kami baru sadar kalau pintu dan jendela dalam keadaan terbuka. Waduh kalo ada yang liat gimana nih tapi ku lihat tak ada ke kwatiran di wajah Dina. Yah dia memang gitu sih.