UPDATE !
Mohon maaf atas keterlambatannya
Without further ado please enjoy !
Seminggu sudah waktu berlalu .
Sejak kejadian itu caraku memandang Yona tak lagi sama . Meski kini diriku sedang berada di antara barisan penonton , melihat Yona menari di atas panggung yang terlihat olehku adalah kemolekan tubuhnya yang tanpa busana . Masih teringat jelas di pikiran ku betapa mulusnya tubuh mungil Yona .
Betapa menggemaskan kedua payudaranya yang membulat sempurna dan sensasi saat meremasnya itu masih bisa kurasakan di kedua tanganku .
Saat dia melakukan gerakan memutar dan memamerkan lekukan pinggul nya , pikiran ini kembali terbayang ke moment dimana ku tengah membenamkan wajahku di bongkahan pantatnya yang sekal kemudian meremasnya dengan kasar . Gerak tari nya di atas panggung terlihat begitu erotis bagiku , seakan goyangan tubuhnya itu disebabkan oleh ku yang tengah memompa lubang kenikmatannya.
Astaga , caraku menikmati show teater benar benar berubah . Kugelengkan kepala berharap bisa menyingkirkan pikiran pikiran kotor itu jauh jauh .
Pertunjukan teater telah selesai dan berakhir dengan aku yang gagal menonton dengan khidmat . Saat akan mengantri hi-touch , Della selaku shime-ana malam itu mengumumkan bahwa Yona tak dapat mengikuti sesi hi-touch karena kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan .
Beberapa penonton yang tengah berbaris nampak kecewa termasuk aku , jadi kuputuskan untuk mengantri paling belakangan .
"Ngapain buru buru deh , selow ajah kuy"
Padahal sudah jauh jauh datang tapi tak diantar kepulangannya . Lagian pesan yang kukirim kan ke dia pun tak dibalas . Yah setidaknya dia jadi tau nomer ku sih .
"Makasih kak"
Plok
"Datang lagi ya kak !"
Plok
Sesi hi-touch pun ku lalui dengan tidak bersemangat . Langkah kaki pun gontay , rasanya malas pulang buru buru . Saat melewati pintu booth ticketing tiba tiba saja tubuhku didorong kesamping menabrak pintu yang ternyata dalam keadaan sedikit terbuka sehingga aku terjerembab masuk kedalam karena tidak tertahan oleh pintu .
Kucoba untuk menguasai diri dan mencoba melihat siapa yang telah mendorong ku , namun terlambat pintu itu ditutup dan dikunci dari luar , blam! , gelap gulita.
Aku yang hendak bangkit dan mencoba menggedor pintu tiba tiba mulutku dibekap oleh tangan dari arah punggungku .
"Ssttt... Sini!"
Tangan itu tetap menutup mulutku saat kucoba memutar kearahnya , percuma , ruangan ini terlalu gelap untuk melihat siapa yang kini ada dihadapan ku .
Sampai sebuah cahaya dari layar Handphone yang dinyalakan memantul di wajahnya .
Aku memekik tertahan menyebut namanya , tapi gagal suaraku tak dapat keluar .
"Sssstttt !" Sosok dihadapan ku itu meyakiniku untuk tak mengeluarkan suara keras keras . Saat dia yakin aku dapat bekerja sama barulah tangannya dilepas .
"Yona ! , ngapain ? " aku berbisik dan memastikan bahwa suara yang kukeluarkan cukup kecil .
Yona terkekeh , meletakkan handphonenya diatas meja penukaran tiket dalam keadaan menyala dan menjadi satu satunya sumber cahaya saat itu. Cahaya itu cukup , mengingat betapa sempitnya ruangan ini . Di atas meja terdapat dua set monitor , alat scan barcode dan beberapa benda lain . Di depan meja terdapat dua kursi , kini Yona duduk di salah satu kursi yang terdekat dengan pintu loket tempat aku berdiri .
"Sini .." Ajak Yona seraya memposisikan kursi nya menghadap ke arah ku berdiri .
Aku menerima ajakannya , kini berdiri di hadapannya . Wajahnya sejajar dengan pinggang ku , sejurus kemudian dia meraih kaitan celana jeans pendek selutut yang ku kenakan .
Menurunkan resletingnya lalu meloloskan celanaku hingga terjatuh ke lantai .
"Wait .. Disini ? " sergah ku tak yakin . Di balik loket ini masih banyak orang , beberapa mengantri di merchandise beberapa lagi mungkin mengantri giliran two-shot .
Yona tak menggubris pertanyaan ku kini jemarinya tengah mencoba melepas celana dalam ku .
Sentuhannya lembut tapi pasti , sekali gerakan saja celana dalam ku telah turun selutut . Kini penis ku mengacung tegak tepat di depan wajah nya yang sumringah .
"Excited ? " ledek Yona matanya mendelik ke arah ku .
Aku tak bisa membantah . Kupalingkan wajah ku menghindari tatapannya .
Sebentar saja .
Saat pandangan ku kembali ,Yona tengah melepas kaos merah JKT48 yang biasa dipakai untuk event event outdoor atau event non performing .
Dia melipatnya lalu menaruh kaos itu di atas meja .
Dengan sigap tangan kanannya menggenggam batang penis ku , diusapnya perlahan dari pangkal hingga ke ujung kepalanya .
Shit ! Tangan nya yang halus itu terasa nikmat sekali untuk ku .
Yona melanjutkannya dengan gerakan mengocok , air mukanya berubah sensual , pandangannya terkunci pada penis ku yang mulai bersemu merah.
Aku mencoba menahan diri untuk tidak mendesah , khawatir orang orang di luar mendengarnya . Hampir gagal , saat Yona mempercepat kocokannya dan memvariasikannya dengan gerakan memilin kemudian memutar batang penis ku .
Aku mengutuk diriku sendiri saat desahan kecil keluar dari mulutku .
"Yon..pelan..hnn"
Tersungging senyuman dari bibirnya saat mendengar itu . Yona mengecup ujung penisku . Aku hampir teriak , kugagalkan dengan menggigit tanganku yang terkepal .
Tak berhenti , Yona membuka sedikit mulutnya kemudian menyedot lubang kencingku . Sejurus kemudian Yona membuka mulutnya , tak ayal penisku masuk kedalam mulut mungilnya . Meski baru kepalanya saja , aku hampir kewalahan . Karena mulutnya mungil , penisku jadi terasa memenuhi mulutnya . Dan sensasi hangat dan basah dari lidahnya membuat penisku berkedut kedut .
"Hwnagh kha ?"
"Jangan ngomong kalo kontol gue lagi diemut !"
Kepalanya kini mulai bergerak maju mundur mengulum penisku , gerakannya lambat tapi hisapannya kuat . Lidahnya menggelitik batang penisku yang hampir tenggelam penuh di mulutnya.
Aku mengigit tangan ku keras keras menahan diri agar tak mendesah dari kenikmatan yang diberikannya .
Yona melepas kulumannya , mengocok penisku kemudian menghisapnya lagi . Kesetanan aku dibuatnya .
Lima menit berlalu servis mulut Yona masih berlanjut dan semakin liar . Kini gerakan maju mundurnya dipercepat , setengah batang penisku dikocok dengan tangannya.
Kurasa penis ku akan muntah sebentar lagi . Secara reflek , ku pegangi kepala Yona kemudian dengan tak sabar kugerakkan pinggulku maju mundur menghujamkan penis ku di mulutnya .
Yona tak tampak kewalahan , bahkan sempat sempatnya melemparkan senyuman mesum . Aku yang kalah , batang penisku membesar di mulutnya sejurus kemudian semprotan demi semprotan sperma mengalir deras membanjiri mulutnya .
Aku mengerang nikmat
"Hnhhh ... Hahhh..."
kubiarkan penisku tenggelam di mulut Yona dalam dalam hingga semprotan terakhir. Kepalaku mendongak meresapi kenikmatan orgasme yang baru saja terjadi .
Yona sedikit terbatuk , barulah aku melepaskan penisku dari mulutnya.
Sperma ku pun luber , mengalir dari sudut bibirnya . Sebagian berhasil dia tahan dimulutnya kemudian , gulp , dia menelannya .
Sungguh pemandangan yang erotis meski dalam remang remang cahaya .
Yona tersenyum , bangga pada apa yang baru saja dia perbuat .
"Kamu ya , berani beraninya muntahin sperma di mulut aku "
"Di balik dinding ini ada fans aku tau"
Yona tertawa geli , mengusap ngusap sebagian sperma ku yang luber di dagunya .
Aku pun menghampirinya , ku cium bibir Yona dengan mesra . Yona menyambut ciuman ku dipersilahkannya lidah ku untuk masuk menyapa lidahnya yang menanti untuk dihisap .
Yona mengalungkan lengannya di leherku mengajak untuk menciumnya lebih dalam .
Kami berpagutan cukup lama sampai akhirnya Yona menarik rangkulannya pada leher ku sehingga kini wajah ku tenggelam di antara belahan payudara nya.
Aku sedikit mendongak , ku tatap wajahnya yang tak berhenti menampilkan senyuman manis .
"Gue kangen yon"
Yona mencubit pipiku sambil tertawa kecil .
"Kamu mah bukan kangen "
Yona menuntun tangan ku kebalik punggungnya untuk melepas kaitan bra yang masih dikenakannya .
Kini kedua payudara nya menggantung bebas tepat di depan kedua mataku .
Tanganku kembali di arahkannya menuju kedua payudara indah miliknya .
"Kamu pengen ini kan ?"
"Kongan kangen.. Wlee" Yona memeletkan lidahnya ke arah ku .
Kesempatan yang diberikan Yona tentu saja tak kusia siakan . Tangan ku mulai aktif menjamah payudaranya yang sedikit basah oleh keringat membuat permukaannya menjadi agak licin . Ku lihat Yona mulai menggigit bibir bawahnya saat jemari ku mencubit puting kirinya yang mencuat
"Ahhnn.. Disitu ka.." Desah Yona lembut .
Aku semakin bersemangat , tak hanya ku remas kini pelan pelan kutuntun mulut ku untuk mulai melahap payudara bulat miliknya itu .
Kumulai dari sisi luar menyusuri setiap senti kulit dengan lidah yang terus aktif menjilat hingga ke tengah menuju puncak gunungnya.
Ku tatap Yona yang menutup matanya meresapi permainan lidah ku yang kini telah sampai di titik paling sensitif payudaranya .
Putingnya itu kusedot dengan kuat, sesekali ku sentil sentil dengan lidah ku .
Yona nampak terengah engah tubuhnya mulai menggigil .
Kukatup kedua bibir ku menggigit putingnya kemudian kutarik sedikit , melepas nya , kemudian dengan cepat melahapnya kembali bulat bulat .
Tubuh Yona bergetar hebat , dengan tangan kirinya dia mencoba menahan lenguhan yang keluar dari mulutnya .
"Hhhmpphhhhh ..kak.." hanya itu yang dapat ku dengar .
Kubiarkan Yona meresapi gelombang orgasme pertamanya , sementara aku mencoba melepas hotpants yang dia kenakan .
Menyadari tindakan ku Yona sedikit mengangkat pantatnya agar memudahkan aku meloloskan bawahannya itu .
Agar adil akupun melepas kaos ramones yang masih melekat di tubuh ku . Tak butuh waktu lama kini Yona dan aku telah telanjang seutuhnya . Aku kembali berjongkok di hadapan kursi tempat Yona terduduk .
Aku terkesima melihat pemandangan yang waktu itu tak sempat aku lihat .
Meski di temaram cahaya , tak mengurangi keindahan gundukan vagina Yona yang berbulu tipis . Bibir vaginanya memantulkan kilauan cahaya , ah Yona sudah basah sekali .
Aku mendekatkan wajahku . Aroma khas dari vaginanya menyeruak masuk tanpa permisi kedalam indra penciumanku dan langsung di respon oleh anggukan penis ku yang kembali tegang .
Ku tatap Yona seakan meminta izin untuk melahap vaginanya , Yona menggeleng .
Aku mengernyitkan kening .
Yona kemudian bangkit dari kursinya .
Dengan tangan tangannya dia menuntun ku berdiri . Kini kami berdiri berhadapan , Yona memeluk ku .
Dia merapatkan tubuhnya dengan tubuh ku , Yona mungil sekali ... Keningnya tepat sejajar dengan dagu ku . Dapat kurasakan penis ku terjepit oleh perutnya yang rata , rasanya hangat sekali di bawah sana .
"Habis ini aku ada latihan" katanya berbisik
Aku mengerti , rupanya waktu kita memang tak banyak .
Yona melepas pelukannya , memposisikan diri di atas meja ticketing kemudian menarik ku mendekat . Yona melebarkan kakinya , menggenggam batang penis ku seraya menuntunnya mendekat bibir vaginanya .
"Aku butuh ini sekarang.." Yona berbisik , suaranya nyaris tak terdengar .
Ku dekatkan wajah ku di samping wajahnya , ku cium pipinya lembut
"Gue juga yon"
Aku merespon nya dengan memajukan pinggulku , perlahan , sedikit demi sedikit penisku membelah bibir vaginanya yang becek sehingga dengan mudahnya penisku tenggelam dalam liang vaginanya .
Merasakan batang penisku menembus tubuhnya , Yona melenguh pelan .
Tangannya yang bertumpu pada sisi meja terkepal . Kumulai memaju mundurkan pinggul ku dengan rpm rendah , membiarkan isi vaginanya terbiasa dulu dengan kehadiran batang penis ku . Sensasi pijat yang datang dari dinding dinding vaginanya kembali kurasakan . Sungguh kenikmatan yang luar biasa .
Saat kurasakan gerakan penisku di dalam mulai leluasa aku mempercepat genjotan ku . Sepuluh menit berlalu t
ubuh kami berdua mulai dibanjiri peluh , tentu ini membuatku malah semakin bernafsu menyetubuhi Yona .
"Ka.. Pelan dikit.. Nhhh"
"Eh .. Gak bisa Yon , sorry "
Tubuh bagian bawah ku sudah bagai bergerak dengan sendirinya . Terus mengaduk surga dunia milik Yona , si pemilik sudah pasrah tenggelam dalam kenikmatan yang penis ku berikan .
Payudara Yona terguncang naik turun menciptakan pemandangan yang erotis .
Sesekali Yona menangkap kemudian meremasnya sendiri menggoda ku .
Aku mendekat melumat bibirnya , memintanya mengeluarkan lidahnya kemudian menghisapnya kuat kuat . Yona gelagapan berusaha mengimbangi .
Tanpa mencabut batang penisku , kuposisikan Yona sedikit miring ke kanan . Pantat nya yang membulat kini dapat kumainkan , tentu saja tanpa berhenti menggenjot vaginanya .
"Mesum kamu kak..hnn.." rintih Yona disela sela desahannya .
Dibilang begitu aku cuma bisa nyengir bego .
"Tapi elu suka kan ? "
Yona hanya mengangguk mengiyakan .
"Ayo kak... Aku hnnn.. Dikit lagi"
Aku juga merasakan desakan yang sama . Servis dari vagina Yona terlalu juara untuk ditahan berlama lama . Semakin lama malah semakin sempit , semakin kuat pula sedotannya . Dan sensasi pijatannya yang mengharuskan ku berkonsentrasi penuh agar tak mendadak muntah si Adick .
Tapi kini aku tak menahan diri lagi , kubiarkan penisku menikmati penuh sensasi pijatan vagina Yona . Rasa gatal langsung menyebar diseluruh pori pori penisku .
Aku bertumpu tangan pada meja tempat Yona berbaring .
Yona merangkul tangan kananku , menyerbunya dengan kecupan mencoba menyemangati .
Penis ku menyeruak masuk semakin dalam . Dapat kurasakan beberapa kali kepala penis ku mencium bibir rahim milik Yona .
"Auhhhnn.. Ka.. sampai mentok"
Racau Yona keenakan .
Kini rasa gatal itu telah berkumpul di ujung kepala penisku , maka kupercepat genjotan ku di vagina Yona yang juga semakin terasa panas .
Yona menarik pinggulku sebagai isyarat .
Tentu saja kuturuti , di detik detik terakhir tak dapat ku tahan lagi .
Kuhujamkan penisku dalam dalam dengan satu dorongan kuat ,Yona melenguh hingga tubuhnya membusur.
Sejurus kemudian meledaklah kenikmatan itu di liang kenikmatan Yona . Satu .. Dua semprotan kuat sperma ku ditembakkan , tiga empat.. Meluncur lagi dengan deras memenuhi vagina Yona yang tengah sesak dijejali batang penis ku .
"Anghhh ku sampe kak.. Hahhh..."
Yona mendesah heboh , seheboh tubuhnya yang bergetar hebat terlena oleh gelombang deras bernama orgasme .
Melihat itu , nafsuku mendadak bangkit kembali .
Sambil kupegangi pinggul dan bokong Yona ku genjot lagi vagina Yona langsung ke rpm tertinggi .
Yona terkejut mendelik ke arah ku
"Tung..tunggu kak , memek aku masih sens..ngahhh...ahhh"
Racauan darinya itu tak kupedulikan
Yang kini kupedulikan adalah memuaskan lagi desakan yang tiba tiba muncul ini .
"Tahan bentar yon... Ga lama ini kok.. "
Benar saja , rasa gatal itu langsung berkumpul di puncak setelah beberapa kali genjotan saja .
Kubenamkan lagi penisku dalam dalam , dan meledaklah desakan tiba tiba itu.
Lima..enam.. Sperma ku yang tersisa meluncur deras menyusul klimaks yang sebelumnya . Tubuh Yona semakin mengejang , rupanya dia juga mendapat orgasme susulan yang tak kalah nikmatnya dari yang sebelumnya.
Kubiarkan penisku tertanam sambil mencoba mengatur nafasku yang terengah engah akibat pergumulan dengan Yona tadi .
Bugh !
"Aww.. Apaan sih yon mukul mukul!?" Ku usap usap dadaku yang barusan ditinju Yona tiba tiba.
"Mulai songong ya kontol kaka ! Aku lagi nyampe main digenjot aja .. Huuu"
Mimik mukanya tak tampak marah , meski cemberut dan pipinya digembungkan . Malah terlihat lucu bagiku ehe .
"Abis gimana , ekspresi lu tadi bikin naik sih " aku beralasan .
Sambil berkata demikian ku cabut penisku dari pelukan vagina Yona .
Yona lalu turun dari meja kemudian berlutut dihadapan penisku .
Dengan cekatan dilahapnya penis ku masuk ke mulut mungilnya . Yona menyapu lidahnya ke sekujur batang penisku dalam mulutnya .
Menghisapnya dengan kuat kemudian melepasnya .
"Katanya songong ?" Ledek ku pada Yona sambil mengelus penisku yang masih basah terkena liur Yona .
Yona hanya tertawa , bangkit kemudian menggeleng malu malu .
"Udah yuk beres beres sih"
Kami berdua pun mulai berbenah. Mengenakan pakaian masing masing .
Booth ticketing yang telah kami berdua salah gunakan mulai terasa pengap . Aku yakin setelah ini menukar verifikasi tiket akan terasa berbeda .
Di kursi , Yona yang terduduk tampak mengetik sesuatu di Handphone-nya .
Aku berdiri menyandar di pintu tak jauh dari Yona . Memperhatikan wajahnya yang terpapar cahaya redup.
Yona di hadapanku tidak lagi sama , dia baru saja memasrahkan tubuhnya untuk digauli .
Yona tetap cantik , aura idolanya tak lekas luntur begitu saja .
Meski begitu , Yona di hadapan ku bukan Yona yang sama . Dia Yona yang hanya milik ku seorang . Sisi koin yang hanya akan terlihat oleh ku seorang .
Klik !
Terdengar suara kunci berputar membuka pintu yang tengah ku sandari . Kemudian juga terdengar suara orang berlari menjauh .
"Kayanya udah dibuka ini yon , keluar sekarang ?"
"Bentar kak " Yona bangkit dan mendekatiku .
Dia berjingkat , mengecup bibirku tiba tiba.
Aku tersipu malu dibuatnya .
"Aku yang keluar duluan ya , makasih untuk hari ini kak"
Yona tersenyum ceria , kemudian bergegas membuka pintu yang sudah tak terkunci .
Saat hendak melangkah keluar , dia menengok lagi ke arah ku .
"Nanti nanti mungkin ngga di sini lagi yah kayanya "
Yona nyengir seraya melemparkan kerlipan sebelah matanya kemudian buru buru lari meninggalkan aku yang terheran heran menerka maksud ucapannya barusan .
Kebiasaan Yona memang , pasti selalu meninggalkan pertanyaan saat mengakhiri sesuatu . Aku pun turun lift dengan pikiran yang penuh dengan kata kata Yona tadi .
Saking seriusnya berpikir aku jadi tak memperhatikan sekitarku.
Saat pintu lift terbuka aku langsung melangkah begitu saja tak melihat seseorang yang terburu buru hendak masuk ke dalam lift dan bruakk orang itu menabrak ku lumayan keras . Karena limbung aku terdorong jatuh ke dalam lift , orang yang menabrak ku juga tak dapat menjaga keseimbangannya dan jatuh menimpaku .
Pintu lift tertutup .
Pandanganku menjadi gelap karena terhalang tubuh orang yang menimpaku .
Aku berusaha mendorong orang di atasku ini . Ku tekankan kedua tangan ku ke atas .
Loh , kok bulet , kenyal pula .
"Ih aa ! Ga sopan !" Orang itu menjerit kemudian menjauh ke sudut lift yang mulai beranjak naik.
"Eh.. Neng ratih ?" Tanyaku saat akhirnya pandanganku kembali
"Ratih ratih... Natalia aku tuh !" Dia mendengus kesal .
Natalia , orang yang menabrakku barusan rupanya Natalia .
Member tim K3 yang terkenal karena bodynya yang hot dan spicy.
Wait .... Berarti yang tadi ga sengaja aku pegang tuh ? Astaga !
"Iya Nat maksudnya , duhh.. Maaf ga sengaja itu tadi kepegang"
"Apa itu itu , pegang apa barusan aa hih !" Natalia masih terlihat kesal , tapi pipinya nampak bersemu merah .
"Kan ga sengaja. Neng rat... Eh Nat nya yang nabrak duluan . Pas mau bangunin malah kepegang tok.. Ehh itunya " aku mencoba membela diri.
"Mana bulet , gede lagi" batinku dalam hati .
Natalia terkejut.
Aku heran .
Aku pun ikut terkejut.
Shit!
"Gue ga lagi ngebatin ya ? Kedengeran ya ? " aku mencoba tertawa mengusir malu , gagal , malah jadi kelihatan dongo , pervert dongo pula .
Natalia tak lagi terlihat kesal . Mukanya merah padam .
"Emang bener gede a ?"
Ting !
Lift sudah sampai rupanya di lantai 4.
Menyadari hal itu Natalia buru buru bangun dan langsung berlari keluar lift .
"Ah , oke . Ditinggal lagi .
Tapi ..
Puja Lift ajaib !"
Lift pun turun
setelah ku tekan tombolnya .
Dibawah cahaya lampu lift ku tatap kedua telapak tanganku .
"Puja toket Natalia!" .