Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Yaelah

Bimabet
Side story

2​


Di kamar mandi, lantai 2.

Tiara sedang berdiri di bawah shower, meratakan air membasahi tubuh telanjangnya. Sementara aku? Aku masih berdiri mematung menatap tubuh tiara yang nampak mulus tak bergores itu.


Kak Tiara​


"Sini nin, malah bengong" ucap tiara menyuruhku untuk mendekatinya.

"Eh.. iya ra" jawabku gugup.

Perlahan, aku mulai melangkah ke depan, ikut meletakan tubuh telanjangku di bawah siraman shower.

"Kamu ga pernah mandi bareng yah nin?" Tanya tiara.

"Pernah kok" jawabku jujur, saat sma dulu aku memang sering mandi bersama teman - teman wanitaku selesai latihan kickboxing.

"Oh, kirain" balas tiara sambil meraih sabun dari kotak peralatan mandi yang menempel pada tembok.

Tiara mulai menyabuni sekujur tubuhnya, aku mulai memberanikan diri untuk meratakan siraman shower pada seluruh tubuhku.

"Gantian nin" ucap tiara sambil memberikan sabun di genggaman tangannya kepadaku.

Aku meraih sabun darinya dan melangkah menggeser tubuhku dari bawah siraman shower.

"Kamu lagi ada pacar ga sih nin?" Tanya tiara.

Tiara mengambil selangkah maju memposisikan dirinya di bawah shower.

"Engga ra" jawabku singkat karena sedang berkonsentrasi menyabuni tubuhku.

"Kalo yang lagi deketin ada dong?" Tanya tiara lagi.

"Hmm kepo banget sih"

"Daud ya?" Tebak tiara tersenyum.

"Engga lah, dia sih udah kayak abangku ra" balasku.

Aku melangkah ke samping tiara, meletakan sabun di kotak peralatan mandi. Tiara yang sudah selesai membilas sabun dari badannya, menyingkir dari bawah shower, digantikan olehku.

Kami melanjutkan aktivitas mandi..

"Duh, aku gendutan ya" ucap tiara di depan cermin saat ia baru saja selesai gosok gigi.

"Mangkanya olahraga bu" balasku yang baru saja selesai membilas tubuhku.

"Iyasih, kamu mah enak badannya bagus banget"

Tiara melihat ke arahku

"Apasih"

"Serius, badan kamu kurus tapi payudara kamu bagus, tuh mana sekel banget lagi" ucapnya sambil meletakan tangannya menyentuh dadaku.

Dadakku seakan tersetrum saat di sentuh olehnya, mungkin ini adalah pertama kalinya ada orang yang menyentuh dadaku setelah beberapa tahun ini.

"Ih ra" protesku sambil menjauhkan tangannya tiara dari dadaku.

"Hihi, kamu gelian ya?" Tanya tiara.

Tiara dengan santai kembali meletakan tangannya menggenggam payudaraku.

"Ra, ehm.. udah kek" pintaku.

Namun entah mengapa, kali ini aku tak menyingkirkan tangannya, membuat tiara semakin semangat memegang - megang payudaraku.
Entah sejak kapan, nafasku mulai berat, aku merasakan sensasi aneh di daerah selangkanganku.

Entah kerasukan setan apa, aku dengan cepat menangkap tangan tiara yang sedang memainkan payudaraku, namun bukan untuk ku singkirkan, aku justru menarik tangannya sehingga tiara sontak mendekat.

Tiara belum sempat melakukan apa - apa saat aku memajukan kepalaku mendekati wajahnya, menempelkan bibirku dengan bibirnya..

"Emhhh" ucapan tiara tertahan ciumanku.

Tiara meletakan kedua tangannya di dadakku, aku tak menyangka tiara justru mendorong tubuhku kuat, sehingga aku melangkah mundur dan ciuman kami terlepas.

"APA - APAAN SIH NIN?!" Teriak tiara kencang, suaranya terdengar bergema di dalam ruangan kamar mandi ini.

"Eh, maaf, maaf ra" ucapku panik mendengar teriakan tiara.

"GUA NORMAL YAH NIN!" Teriak tiara lagi.

Kini aku hanya bisa terdiam, menyesali perbuatanku mencium bibirnya.

"KELUAR LU!" Teriak tiara.

"Ra?" Ucapku tak percaya bahwa tiara akan semarah ini.

"KELUAR!"

Aku segera meraih pakaianku dari gantungan pintu, aku segera memakainya, tubuhku yang masih basah ini membuat pakaianku ikut basah.

"CEPETAN KELUAR!" Teriak tiara lagi.

Aku sama sekali tak berani melihat ke arahnya, setelah selesai mengenakan pakaianku, aku langsung membuka pintu dan melangkah menuju tangga.

"Kenapa sih kak?" Tanya reza yang ternyata sudah berada di tangga bersama daud di belakangnya.

Aku tak menjawab, terus melangkah melewatinya, daud juga menatapku dengan wajah penuh pertanyaan.

"Maaf bang" ucapku saat melewati daud yang hanya terdiam kebingungan.

"Nin?" Panggil daud saat aku sudah menuruni anak tangga terakhir.

Aku tak peduli, terus melangkah menuju pintu rumah untuk segera pergi dengan rasa malu yang saat ini ku rasakan.

Ya, aku malu terhadap diriku sendiri yang tak bisa menyimpan perasaanku kepada tiara, aku terus melangkah melewati gerbang rumah tiara, dengan air mata yang mulai menetes di pipikku.

________

Di lantai dua.

POV orang ketiga.

Tiara sedang duduk menangis di sofa bersama reza yang dengan mesra merangkul dan mengusap kepalanya, sementara daud masih berdiri, bersender pada pegangan tangga.

"Ud, nindy gimana dah" ucap reza mengungkapkan rasa kekecawannya terhadap nindy.

Daud hanya terdiam menunduk dan beberapa kali menggarukan kepala.

"Kalo gini mending gausah diajak dah bro" lanjut reza sambil terus menenangkan tiara.

Daud mengambil nafas panjang, ia terlihat segan untuk berbicara.

"Yaudah deh bro, gua mau ceritain sesuatu, tapi gua mohon banget jangan sampe ada yang tau ya"
Ucap daud dengan ekspresi wajah keberatan.

Reza hanya terdiam, menunggu penjelasan dari daud.

"Lu tau kan dia belajar kickboxing pas sma? Nah jadi dulu tuh.....

_______

3 tahun yang lalu, di dalam gedung serbaguna sebuah sma.

Seorang gadis cantik berumur 18 tahun bersama teman - temannya terlihat serius mendengarkan ucapan dari pelatihnya.

Nindy, siswi kelas 3 sma yang menjabat sebagai ketua ekstrakurikuler kickboxing di sekolah ini berdiri pada barisan paling depan.

"Mungkin segitu dulu ya, jadi buat yang kelas 3 lebih baik fokus dulu menghadapi ujian, buat kelas 1 dan dua harus lebih semangat latihannya" ucap pelatih mereka.

"Yaudah, kalian boleh pulang" lanjutnya menyudahi latihan hari ini.

Belasan muridnya sontak ramai mempersiapkan diri untuk pulang.

"Eh nin, om gua meninggal, gua pulang duluan gapapa kan?" Ucap salah teman nindy yang sebenarnya mendapatkan tugas piket hari ini.

"Oh, gapapa kok ris, duluan aja" balas nindy sambil mengusap keringat di lehernya menggunakan handuk kecil.

"Maaf banget yah nin, gua duluan ya"

"Iya ris, gua turut berduka ya"

Temannya nindy tersenyum, kemudian memutarkan arah badan dan mulai melangkah keluar ruangan.

Dengan izinnya teman nindy, berarti hari ini nindy harus melaksanakan tugas piket merapihkan alat - alat latihan sendirian.

Beberapa saat kemudian..

Belasan siswa sudah pergi meninggalkan ruangan, sementara nindy masih sibuk mengangkat sebuah matras dan membawanya ke dalam ruang penyimpanan.

Nindy baru saja selesai meletakan matras pertama, kini ia melangkah menuju ke matras kedua.

"Loh, belum pulang nin?"

Nindy melihat ke arah suara, ternyata pak dodi yang merupakan guru olahraganya sekaligus pelatih kickboxingnya baru saja masuk ke dalam ruangan.

"Oh bapak, iya pak saya piket, kok bapak balik lagi?" Tanya nindy sambil mengangkat matras kedua.

"Itu satpam udah pada pulang, saya di titipin buat ngunci ruangan, kamu kok piket sendirian?"

"Si fariz izin pak, omnya meninggal" jawab nindy saat ia sedang melangkah menuju ke ruang penyimpanan.

Nindy meletakan matras kedua, kemudian kembali untuk mengambil matras ketiga.

"Loh, ngapain pak?" Tanya nindy saat melihat pak dodi mengangkat matras ketiga.

"Gapapa, biar cepet" jawab pak doddy kemudian melangkah menuju ruang penyimpanan.

Nindy hanya tersenyum sebagai ucapan terimakasihnya lalu mengangkat matras terakhir.

Nindy membalikan badan untuk segera berjalan ke arah ruang penyimpanan, pak dodi yang sudah selesai menaruh matras ketiga kini sedang berdiri di samping pintu.

Nindy melewati pak dodi, masuk ke dalam ruangan dan meletakan matras terakhir.

"Ah, udah selesai pak" ucap nindy sambil mengusap keringat di keningnya kemudian hendak melangkah keluar dari dalam ruang penyimpanan.

Namun, pak dodi dengan cepat mengger tubuhnya menghalangi nindy, nindy hanya menatap pak dodi dengan wajah bingung.

"Pak?" Panggil nindy kebingungan.

"Udah lama saya ingin nikmatin tubuh kamu nin" ucap pak dodi tersenyum.

Bulu kuduk nindy sontak berdiri saat mendengar ucapan pak dodi, belum sempat nindi melakukan apa - apa, pak dodi dengan sangat kuat mendorong tubuh nindy hingga ia jatuh terbaring di atas tumpukan matras.

"Pak? Apa - apaan sih pak?" Tanya nindy sambil mencoba mengangkat tubuhnya.

Namun pak dodi dengan cepat menghempaskan tubuhnya menindih nindy.

"Pak jangan! TOLONGG!!" Ucap nindy lalu berteriak.

Dengan sekuat tenaga dan semua teknik bela diri yang ia bisa, nindy berusaha keluar dari tindihan tubuh pak dodi.

"Jangan berisik!" Bentak pak dodi.

Pak dodi, yang merupakan seorang petarung kickboxing dan sudah sering mengikuti perlombaan berkala nasional maupun internasional, dengan mudah menahan rontaan nindy dan meletakan tangan kirinya menutup mulut nindy.

"Emphhhhhhhhhh" teriakan nindy kini tertahan dekapan tangan pak dodi.

Pak dodi dengan kasar meletakan tangan kanannya di atas payudara nindy, meremasnya sangat kuat membuat nindy kembali menjerit.

Namun jeritan nindy sama sekali tak bersuara, kini hanya air matanya yang dapat menggambarkan ketakutannya.

"Payudara kamu empuk sekali manis" ucap pak dodi sambil terus meremas payudara nindy.

Nindy masih melawan, dengan sekuat tenaga nindy melayangkan pukulannya ke arah wajah pak dodi.

Wajah pak dodi sempat terdorong kebelakang akibat pukulan nindy namun tubuhnya masih berada di atas tubuh nindy, padahal pukulan nindy barusan sangkatlah cukup untuk menumbangkan seorang pria normal.

Pak dodi kembali melihat ke arah nindy, kini wajahnya terlihat sangat emosi, bulu kuduk nindy semakin merinding menyadari kesalahannya.


"EEMMMPHHHHHHH!!!!" Pekik nindy kencang saat pak dodi dengan sangat kuat meremas payudaranya, nindy meraih tangan pak dodi dengan dua tangan, berusaha untuk melepaskan payudaranya dari genggaman pak dodi.

Namun tenaga kedua tangan nindy bahkan tak kuat untuk melawan satu tangan pak dodi.

"Berani kamu mukul saya lagi, saya bunuh kamu sekarang juga" ancam pak dodi lalu kembali meremas payudara nindy kuat

"EMMPPHH EMMPHHH!" Teriak nindy sambil memukul - mukul tangan pak dodi, air mata nindi kini sudah membanjiri matras di dekat wajahnya.

Pak dodi masih sibuk meremas payudara nindy, walaupun perlahan ia mulai mengurangi tenaganya.

Setelah beberapa saat, pak dodi melepaskan payudara nindi.

Menggunakan teknik beladirinya, pak dodi dengan mudah membalikan tubuh nindy menjadi tengkurap menghadap matras.

"TOLONG!! PAK AMPHH"

Nindy sempat berteriak saat pak dodi membalikan tubuhnya, namun dengan cepaf pak dodi kembali mendekap mulut gadis malang itu.
Kini pak dodi menindih tubuh nindi dari belakang, nindi hanya bisa meronta dengan menggelengkan kepala.

"Udah lah nin, lebih baik kamu gausah melawan jadi saya ga perlu nyakitin kamu" ucap pak dodi berbisik di kuping tiara.

"Atau jangan - jangan kamu masih perawan?" Lanjut pak dodi.

Mendengar kata 'perawan' nindy semakin panik, ia menggerakan tangannya ke belakang berusaha untuk menjambak pak dodi.

Namun pak dodi dengan santai memundurkan kepalanya untuk menghindari jambakan nindy.

"Ternyata benar kamu masih perawan yah?" Tanya pak dodi lagi.

Pak dodi sedikit mengangkat pinggulnya, lalu tangan kanannya meraih bagian atas celana yoga pants hitam yang nindy gunakan.

Dengan satu tarikan kuat, celana yoga pants nindy berserta celana dalamnya tertarik hingga berada percis di bawah lubang vaginannya.

Nindi semakin meronta histeris.

Pak dodi kemudian dengan cepat meraih bagian atas celana trainingnya sendiri, menarik celana beserta celana dalammya ke bawah hingga penisnya menjulang keluar.

Terbesit sebuah ide di dalam kepala nindy, ia meraih lengan pak dodi lalu menekannya keras menggunakan kukunya.

Tangan pak dodi sedikit bergerak merasakan sakit, namun dengan cepat ia kembali menindih tubuh nindy lalu sedikit menaikan tubuhnya sehingga bagian belakang kepala nindi berada di bawah dadanya.

Ia melepaskan dekapan di mulut nindy, lalu mendorong kepala nindy kuat menggunakan dadanya sehingga wajah nindy terbenam di matras.

"MPPPPHH" nindy mencoba berteriak keras karena kini ia sangat sulist bernafas bisa, nindy melepas tangan pak dodi lalu berusaha untuk mendorong tubuhnya keatas menggunakan tumpuan tangan dengan matras.

"Jangan ngelawan kalo kamu masih mau hidup" ucap pak dodi sambil terus menahan wajah nindy terbenam di matras menggunakan dadanya.

Dada nindy semakin terasa sesak, keinginan untuk melawannya perlahan sirna, kalah dengan keinginannya untuk bernafas.

Nindy menjatuhkan tangannya tak lagi berusaha untuk melawan dorongan dada pak dodi, nindy mulai pasrah.

Mengetahui nindy mulai tak melawan, pak dodi mengangkat dadanya melepaskan kepala nindy.

Nindy dengan cepat menaikan kepalanya untuk menarik nafas, bahkan bagian matras yang tadi membenam wajahnya sudah terlihat sangat basah dengan air mata nindy..

"Ampun pak" mohon nindy sambil terus menangis.

"Sudah lah nin, suatu saat nanti juga keperawananmu pasti akan hilang di ambil pacarmu" ucap pak dodi.

Pak dodi menurunkan tubuhnya sehingga kini penisnya berada di atas selangkangan nindy.

"Pak tolong janmphhh" permintaan nindy terpotong saat pak dodi kembali mendekap mulutnya.

Namun kali ini nindy tak berani untuk kembali menusuk lengan pak dodi dengan kukunya.

Pak dodi meletakan kepala penisnya tepat di depan bibir vagina nindy.

"EMPHHHHHHH" Teriak nindy saat merasakan kepala penis pak dodi mulai berusaha membuka lubang vaginanya.

Saat kepala penis pak dodi berhasil masuk ke dalam vagina nindy, pak dodi dengan cepat mendekap mulut nindy menggunakan kedua tangan.

"Tahan yah cantik, bapak cuman ingin buat kamu jadi wanita seutuhnya kok" bisik pak dodi.

Nindy menggelengkan kepala, kedua tangannya menggenggam matras dengan kuat menahan rasa perih saat penis pak dodi mulai terdorong masuk ke dalam vaginanya.

Hingga nindy merasakan kepala penis pak dodi menyundul selaput daranya, nindi semakin menggelengkan kepalanya secara histeris, air matanya berlinang deras.

"Mulai sekarang kamu udah ga perawan lagi!!" Ucap pak dodi tegas sambil mendorong pinggulnya keras.

"EMPPPPPPPPPHHHHHHH" Teriak nindy keras saat merasakan sakit akibat selaput daranya di sobek secara kuat oleh pak dodi.

Nindy masih terus menjerit sambil meremas matras. Pak dodi sebentar mendiamkan penisnya di dalam vagina nindy, menikmati keberhasilannya merebut keperawanan nindi, menikmati cairan darah yang kini mengalir dari dalam vagina nindi.

Setelah beberapa saat, pak dodi mulai menarik pinggulnya ke belakang lalu mendorongnya lagi ke depan, ia mulai mengenjot nindy.

Teriakan nindy semakin melemah, ia kini hanya meremas matras menahan rasa sakit di vaginanya.

Menyadari bahwa ia tak akan bisa lolos dari pemerkosaan ini, kini nindy sama sekali tak melawan, bahkan remasan tangannya sudah terbuka, hanya air matanya yang terus mengalir menggambarkan kesedihan yang kini ia rasakan.

Pak dodi mempercepat tempo gerakannya, menyadari nindy sudah tak melawan, ia melepaskan kedua tangannya yang mempekap mulut nindi.

Pak dodi semakin semangat mengejot vagina nindi, kini ia mulai menciumi leher mulus nindi.

Sedangkan nindy hanya terdiam, ia bahkan meletakan kepalanya di martras, menatap kosong ke sudut ruangan meratapi nasibnya.

Pak dodi tiba - tiba menarik wajah nindy ke samping, ia menempelkan bibirnya dengan bibir nindy sambil terus mengenjot nindy.

Nindy masih terdiam, ia bahkan tak merespon ciuman pak dodi sedikitpun, pasrah membiarkan pak dodi menikmati bibir tipisnya..

Setelah cukup lama pak dodi menikmati lubang vagina nindy, pak dodi mulai mempercepat gerakannya.

"Kalo nanti kamu hamil hubungi bapak yah sayang, bapak siap kok bertanggung jawab menjadi suami kamu" ucap pak dodi.

Lagi - lagi nindy terdiam, ia hanya memejamkan mata mengingat orang - orang yang menyayanginya.

Ibunya, ayahnya, dan bori.

______

Di lantai 2 rumah kak tiara.

"Dia kehilangan keperawan dan pacarnya di tahun yang sama, sejak itu emang dia ga pernah lagi deket sama cowok" ucap daud menutup cerita.

Tiara yang awalnya menangis, kini hanya terdiam menatap daud, begitu juga reza.

"Gua ngewakilin dia cuman bisa minta maaf, sekarang terserah lu bro dia mau dikeluarin atau gimana" lanjut daud.

"Nindy mantannya bori?" Tanya reza memastikan kebenaran.

"Iye, sebelum kuliah abang gua ngajar kickboxing di sekolah gua, nindy muridnya, sampe akhirnya abang gua berhasil ngumpulin duit dan kuliah di sini, itulah kenapa gua bisa deket sama nindy, dia adek tingkat gua dan juga ceweknya abang gua" jawab daud.

"Jujur gua udah nganggep dia sebagai adek gua sendiri, gua yakin dia lebih kehilangan bori dari pada gua, jadi gua mohon kalo bisa tolong maafin adek gua bro, kak" lanjut daud.

Terlihat air mata mulai berlinang di mata daud, membuat ia sempat beberapa kali berkedip untuk mecegah tangisannya menetes keluar.

Tiara dan reza masih terdiam, mengetahui musibah yang pernah menimpa nindy.

"Kostan nindy dimana ud?" Tanya tiara kembali meneteskan air mata di pipinya, bukan karena kemarahannya kepada nindy, justru karena penyesalannya telah marah kepada nindy.

___________


POV Nindy.

Aku sedang berbaring memeluk guling di dalam kamar kostanku, menyesali perbuatanku yang mungkin membuatku tak bisa lagi membantu daud untuk membongkar pembunuhan bori.

"Maafin aku yang"
Ucapku menatap foto bori yang terpajang di atas meja kostanku.

"NIN, ADA YANG NYARI TUH!"
Teriak seorang teman kostanku.

Aku masih sejenak terdiam, hingga akhirnya mengangkat tubuhku berdiri dan berjalan pelan keluar kamar.

"Siapa?" Tanyaku kepada teman kostanku.

"Gatau, ga kenal" jawab teman kostanku dari dalam kamarnya.

Aku melangkah malas menuruni tangga, jantungku kembali berdebar saat melihat tiara sedang berdiri di depan gerbang.

"Nin, boleh ngobrol sebentar?" Tanya tiara dengan senyuman pilu.

Aku tak menjawab, hanya melangkah mendekatinya dan membuka selot pagar.

"Maafin gua ra"
Ucapku pelan ketika tiara berada di hadapanku, air mata lagi - lagi kembali menetes di pipiku..

"Shhh.. udah sini naik dulu" balas tiara sambil menggegam tanganku dan menariku masuk ke bagian belakang mobilnya.

"Gini nin, kita akui kalo yang kamu lakuin ke aku salah, tapi kita harus akui juga kalo sikap aku ke kamu juga salah" ucap tiara.

"Karena aku yakin kok, kamu pasti punya alasan ngelakuin itu, jadi ga seharusnya aku langsung ngusir kamu begitu aja.. apa lagi tadi kamu baru selesai mandi dan belum handukan, aku liat kok tadi baju kamu jadi basah semua" lanjut tiara, nadanya mulai goyang.

"Aku ngerti kok nin perasaan kamu atau bahkan aku ga ngerti karena aku ga pernah ngerasa sesakit perasaan kamu, daud udah cerita kalo kamu mantannya bori...." Ucapan tiara terhenti saat matanya menteskan air mata.

"Maaf yah nin, maaf banget" lanjutnya.

Tiara semakin menangis, ia dengan cepat memajukan tubuhnya dan memeluk ku.

"Aku siap kok nin buat bantuin kamu, kalo emang kamu mau ngelakuin hal - hal itu, aku siap kok" ucap tiara tersedu - sedu.

Aku menaikan tanganku yang masih berada di samping ke atas pundak tiara, lalu mendorongnya lembut membuat tiara melepaskan pelukannya.

"Engga ra, gausah. Mungkin emang udah saatnya aku ngebuka hati buat orang lain, udah jangan nangis lagi dong bu" bujukku sambil terus menggenggam pundaknya.



Aku sedang berdiri di depan kelas, mengobrol dengan teman - temanku sembari menunggu kedatangan dosen.

Hingga aku melihat dua orang wanita cantik sedang berjalan ke arahku. Entah mengapa mereka berdua terus menatapku, aku memberanikan diri untuk membalas tatapannya.

"Kenapa yah?" Tanyaku saat mereka bedua hendak melewatiku.

"Oh, engga, gapapa kok, tadi kirain temen" balas salah seorang dari mereka yang menggunakan jaket jeans.

Aku terdiam sejenak mengamati jaket jeansnya, aku yakin jaketnya sama dengan jaket yang digunakan anto karena terdapat tulisan 'tendes' dibagian lengannya.

"Geri" balasku cepat sambil tersenyum dan menjulurkan tangan ke arah wanita yang menggunakan jaket serupa dengan jaket anto.

Ia membalas senyumanku, ikut menjulurkan tangan untuk berjabatan sambil mengucapkan namanya....

"...."
 
Terakhir diubah:
trimakasih om update nya, kisah tragis dari nindy, walaupun ane skip bacanya pas adegan dia di perkosa, jujur ake kurang suka kalau baca adegan perkosaan selalu ane skip, karena kebutuhan alur cerita lanjutkan suhu, di tunggu update selanjutnya

di rumah saja
jaga kesehatan
 
mantap nih, makin josss ceritanya
apakah geri bakalan bisa dapetin nindy ? atau deketin tiara ?
wtf, jangan sampe tiara dong suhu... tiara cukup sama reza aja, sampe hamil hahahahha
dan sepertinya tiara dan nindy akan menjadi pasangan dikasur nih

kira kira update di percepat ga ya, penasaran bet
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd