Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Yaelah 2

1​


Sekitar jam 10.

"bu, pecel ayamnya satu dong"
Ucapku pada salah satu pedagang kantin yang berjualan pecel ayam. Ya, setelah aku di usir oleh kak nindy karena mengerjainya di kelas. Aku memilih untuk pergi ke kantin melakukan makan siang yang kepagian.

"Ohiya mas, nasinya biasa atau uduk?"
Balasnya

"Biasa aja bu, tapi kolnya di goreng yah"

Ia mengangguk tersenyum kemudian segera mempersiapkan pesananku.

"Bu, di sini ada kamar mandi ga?"
Tanyaku, menyadari ingin membuang air kecil.

"Ada kok mas, di ujung"
Jawab ibu penjaga kantin sembari menyalakan kompor untuk menggoreng ayam pesananku.

"Oh di ujung, yaudah saya tinggal dulu ya bu"
Tak ingin lama - lama menahan air kencingku, aku segera melangkah menuju area ujung kantin.

Aku terus melangkah melewati seorang wanita yang sedang duduk bersampingan di meja paling ujung, hingga akhirnya aku menemukan sebuah pintu bertuliskan 'toilet' pada bagian tengahnya.

Gagang pintu ku putar, namun pintunya tidak terbuka.

"Ehmm....maaf kak...di dalem lagi ada orang yah?"
Tanyaku kepada wanita yang ku lewati.

"Iya"
Balasnya singkat

Mendengar jawabannya, aku hanya terdiam menunggu pengguna kamar mandi berharap ia segera selesai.

Setelah beberapa menit.

"Kak....dia masuknya udah lama belum sih?"
Tanyaku lagi, mulai gelisah karena air kencingku sudah terasa di ujung tanduk.

"Kalo gamau nunggu mending cari kamar mandi lain aja deh"
Jawabnya ketus, sama sekali tak melihat ke arahku.

Lagi - lagi aku terdiam setelah mendapat jawaban jutek darinya.

*Krek*
Suara pintu terbuka.

Aku melihat ke arah kamar mandi dan reflek mengambil satu langkah ke belakang saat menemukan sosok yang keluar dari dalam kamar mandi merupakan seorang wanita.

"Eh...maaf...nunggu lama yah?"
Ucapnya manis.

"Loh...ini..

"Umum kok"
Potongnya menembak pertanyaanku.

"Oh"
Jawabku singkat, lebih tepatnya bingung.

Ia mengambil satu langkah ke samping seakan memberikanku ruang untuk berjalan masuk ke kamar mandi.

"Cepetan gih, dari pada di pegangin terus"
Ucapnya tersenyum, namun terkesan seperti sedang menahan tawa.

Melihat ekspresinya, aku sontak tersadar bahwa aku sedang menekan penisku menggunakan jari tangan untuk menahan laju air kencing

"Iya...makasih"
Jawabku entah mengapa panik dan segera melepaskan penisku, kemudian melangkah masuk ke dalam kamar mandi.

Dengan posisi badan masih menghadap ke dalam kamar mandi, aku menutup pintu lalu menarik selot untuk menguncinya.

"Bikin malu aja lu ki"
Gerutuku memarahi diri sendiri menyadari kesan pertama yang telah ku berikan kepada wanita tadi.

Aku kemudian segera melangkah
mendekati wc dan membuang air kencing. Saat aku sedang mencuci tangan, aku menyempatkan diri untuk bercermin sembari mempersiapkan mental bila mana harus bertemu dengan wanita tadi.

Mentalku siap, pintu ku buka, aku dengan mantap melangkah keluar.

Di luar kamar mandi. Aku menemukan wanita tersebut sedang duduk bersama wanita jutek yang duduk di meja paling ujung kantin.

Menahan malu, aku memilih untuk menunduk lalu melangkah melewati mereka.

"Udah lega nih ceritanya?"
Tanya wanita yang tadi menggunakan kamar mandi saat aku tepat berada di belakangnya.

"Iya.....udah"
Jawabku gugup dan mempercepat langkah untuk segera meninggalkan mereka.

"Iseng banget sih kamu za"

"Hihi...biarin, abis culun banget"
Obrolan mereka yang masih sempat ku dengar sebelum aku melangkah jauh hingga akhirnya tiba di depan pedagang pecel ayam

"Ini mas makanannya"
Ucap ibu pedagang kantin saat melihat kehadiranku sembari menyodorkan piring.

"Ohiya bu, makasih"
Aku meraih piring yang ia berikan, lalu duduk di kursi makan untuk mulai menyantap makanan.

Selama makan, entah mengapa aku sama sekali tak berani untuk melihat ke arah dua orang wanita tadi. Waktu berlalu, aku sudah menghabiskan makananku. Tak ingin berlama - lama berada dalam pengelihatan 2 orang wanita tersebut, aku segera berdiri membayar makananku kemudian melangkah keluar meninggalkan area kantin.

"Kenapa gua ga tanya namanya ya?"
Sesalku dalam hati memikirkan kejadian di kantin tadi sambil terus berjalan menuju gedung perkuliahanku.

Setibanya di depan gedung kuliah. Aku memilih untuk duduk di depan gedung dan membakar sebatang rokok untuk menghilangkan rasa asam di mulutku.

3 batang rokok sudah ku hisap, namun suasana gedung perkuliahan belum nampak memberikan tanda bahwa jam istirahat. Aku hanya sibuk memainkan hpku hingga akhirnya aku merasakan sebuah tangan menepuk pundakku.

"Oi! Kalo ****** kira - kira napa"

Aku melihat ke sumber suara, ternyata hasan atau yang lebih sering di panggil acan yang merupakan teman satu angkatanku sudah berada di sampingku.

"Ah, gua kirain siapa can. ****** gimana sih njir, gua niatnya cuman iseng doang"
Jawabku kembali menatap ke depan.

"Ya berarti iseng lu yang terlalu ****** haha"

Acan kini berjalan ke depanku.

"Udah makan belum lu?"
Tanya acan

Karena posisiku masih terduduk sedangkan acan sedang berdiri, aku harus menaikan pandanganku untuk menatap wajahnya.

"Udah, baru aja selesai"
Jawabku.

"Yah, kaga nungguin gua lu mah"

"Males banget gua nungguin lu. Lu mah enak kuliah di kelas, lah gua bengong sendirian di sini"

Acan tersenyum.

"Mangkanya ayo temenin gua makan, ntar gua kenalin sama orang dah lu"
Ucapnya.

"Ah kaga jelas lu mah"
Balasku malas.

"Yeh serius....biar kalo besok - besok lu di usir dari kelas lagi lu ada temen"

"Nyumpahin gua di usir lagi lu?"

"Ya kan kalo coy, ayoklah"

"Kaga dah"

"Yaelah ki... Gini dah, gua yakin lu pasti kaget kalo ngeliat ini orang"

Aku hanya diam menatap wajah hasan yang sedang berusaha meyakinkanku.

"Asli ki, lu pasti kaget. Soalnya lu kenal sama ini orang"
Ucap hasan terus berusaha menghasutku

"Siapa dah?"
Tanyaku, penasaran.

"Mangkanya udah ayo temenin gua"
Hasan menarik lenganku.

"Tapi kalo ga jelas gua langsung cabut yeh"
Balasku akhirnya berdiri untuk menuruti permintaan hasan

"Iye, kalo lu sampe ga kaget gua rela dah lu ngewe sama kak nindy"
Ucap hasan, ngasal.

"Apaansih lu tolol"
Balasku tersenyum dan mendorong lengan hasan menjauh.

Hasan hanya tertawa sebelum akhirnya kami berdua mulai melangkah menuju kantin.

Di area depan kantin

"Can, makannya jangan di dalem ya"
Ucapku mengingat dua orang wanita tadi.

"Yaelah temenin bentar doang sih ki astaga"
Balas hasan segera menarik pundakku.

Sudah kepala tanggung, aku hanya bisa pasrah mengikuti hasan hingga akhirnya kami masuk dalam kantin. Di area tengah kantin, aku sontak melihat ke ujung mencari keberadaan dua wanita tadi.

"Lah?"
Ucapku bingung saat melihat seseorang sedang duduk di ujung kantin.

Hasan, bersama dua orang wanita tadi.

"Kok tolol sih?"
Keluhku bingung sembari melihat hasan yang sedang berjalan di sampingku.

Hasan justru tersenyum.

"Itu kembaran gua bego"
Jawab hasan.

"Hah?"

"Itu husen kembaran gua, dia setahun di atas kita"

Aku terdiam, sama sekali tak mengerti dengan ucapannya.

"Lulus sma gua nganggur dulu setahun, dia langsung kuliah. Mangkanya lu harusnya manggil gua abang"
Lanjutnya.

Aku masih terdiam.

"Udah si ayo. Ohiye, gausah manggil gua abang haha"
Hasan kali ini kembali menarik pundakku untuk mengajakku lanjut berjalan..

"Ah....kaga dah can kalo di sana mah"
Jawabku sembari menyingkirkan tangan hasan dari pundakku.

"Yaelah kenapa sih? Takut lu sama kembaran gua?"

"Kaga lah anjing, males aja gua"

Hasan sesaat terdiam.

"Takut sama cewek cakep lu ya?"
Tanya hasan tersenyum kecil.

"Engga..udah ah balik aja gua"

Aku hendak melangkah mundur namun hasan dengan cepat kembali meraih lenganku.

"Anjing, sama kak nindy berani lu"
Ucap hasan menarikku.

"Ya beda lah coy, dia mah kaga ngegodain"
Jawabku mencoba melepaskan tangan hasan.

Lagi - lagi hasan sejenak terdiam.

"Lu di godain?"
Tanya hasan tersenyum mesum.

"Kaga....yagitu dah pokoknya"

Hasan justru semakin tersenyum lembar, lalu ia dengan kuat menarik lenganku hingga aku terpaksa berjalan mengikutinya. Jantungku berdebar, langkahku terasa berat untuk menghadapi dua orang wanita ini. Hingga akhirnya aku sudah berada di samping mereka.

"Woi! Lagi ngomongin gua lu ya?"
Ucap hasan kepada husen dan dua orang wanita itu.

Mereka bertiga sontak melihat ke arah aku dan hasan.

"Yeh si anjing"
Balas husen.

Dua orang wanita tersebut justru menatapku.

"Loh kok.."
Ucap wanita yang tadi menggunakan kamar mandi.

"Eh tadi lu godain temen gua ya?"
Tanya hasan kepada wanita tersebut.

"Ah?..engga kok"
Jawabnya, wajahnya terlihat panik.

"Haha, parah cen, cewek lu godain temen gua"
Kini hasan berbicara kepada kembarannya.

"Apaansih lu tot"
Balas husen dengan wajah kesal.

"Haha....ohiya, semuanya kenalin nih temen gua rizki.. Ki kenalin, ini semuanya"
Hasan memperkenalkanku kepada mereka bertiga dengan gayanya.

"Husen bro, panggil ucen aja"
Ucap husen kepadaku sambil menjulurkan tangan

"Ohiya bang, gua rizki"
Balasku menjabat tangannya sesaat.

"Yaelah gausah manggil bang kali"
Saut hasan mendengar panggilanku kepada kembarannya.

"Iya, kalem aja ki"
Tambah husen.

Aku hanya mengangguk.

"Finza"
Ucap wanita yang tadi menggunakan kamar mandi memperkenalkan namanya, sambil menjulurkan tangan.

"Rizki"
Jawabku singkat, menjabat tangan halusnya.

Kini mataku beralih pada seorang wanita yang tadi memberikanku jawaban jutek saat bertanya mengenai kamar mandi.

"Sifa"
Ucapnya, tanpa melihat ke arahku apalagi menjulurkan tangan.

"Rizki"
Balasku segera memalingkan pandangan darinya.

"Nah.. kalo gini kan misalnya lu diusir dari kelas lagi lu bisa kemari ki...... Bu, nasi goreng satu"
Ucap hasan lalu memesan makanan dan duduk di samping finza.

Aku terdiam, mataku bergerak mencari kursi kosong dan menemukan satu - satunya di sebelah sifa. Perlahan aku melangkah ke sampingnya.

Saat aku hendak duduk.

"Jangan di sini"
Ucap sifa ketus.

Aku menghentikan gerakan pinggulku tak jadi duduk.

"Trus dimana?"
Tanyaku.

"Dimana kek"

"Ga ada tempat duduk lagi"

"Yaudah gausah duduk"
Balas sifa masih tak melihat ke arahku.

Mendengar ucapannya, aku tersenyum kesal.

"Can, gua balik ke gedung aja ya"
Ucapku kepada hasan.

"Yaelah sif, lebay banget sih lu"
Bela hasan berbicara kepada sifa.

"Bodo amat.. duduk gih tuh, gua males"
Jawab sifa kemudian berdiri dari tempat duduknya.

"Gausah can, gua cabut aja"
Ucapku kepada hasan kemudian mulai melangkah.

"Gua aja yang cabut"
Saut sifa.

"Udah sih sif, astaga"
Kini husen mencoba melerai.

Aku dan sifa beberapa saat terdiam. Sifa kembali menurunkan pinggulnya duduk. Aku melangkah mundur ke samping sifa.

"Siapa yang nyuruh lu duduk?"
Tanya sifa kini menatapku, wajahnya benar - benar terlihat kesal.

"Lah kan katanya.....

"Gua cabut aja deh"
Sifa memotong ucapanku dan kembali berdiri.

Aku dengan cepat melangkah melewati sifa.

"Udah gua aja yang cabut"
Ucapku.

"Ih ribet banget sih, udah lu duduk aja"
Saut sifa.

"Engga, lu aja yang duduk"
Balasku berhenti melangkah.

"Yaudah cabut sana"
Jawab sifa menurunkan pinggulnya kembali duduk di atas kursi.

"Iyaiya, gua cabut!"
Ucapku kesal.

Saat aku baru jalan beberapa langkah...

"Lain kali kalo ngomong sama cewek jangan sambil megang titit"
Ucap sifa tak segan mengucapkan kata 'titit' saat kondisi kantin seramai ini.

Langkahku terhenti. Aku sontak mengingat saat aku bertanya padanya mengenai kamar mandi tadi.

"Emh! Temen lu can!"
Gerutuku kesal sambil sejenak melihat ke arah acan..

"Kenapa? Berani sama cewek?!"
Saut sifa melotot kepadaku dan hendak ingin berdiri

"Engga! Udah ampun, ampun! Duduk aja lu duduk! Gua yang cabut! Oke? Lu duduk aja udah"
Balasku cepat kemudian segera melangkah meninggalkan mereka.

Beberapa saat kemudian...

"Kok bisa ada ya cewek model begitu"
Ucapku dalam hati saat aku sudah berada di luar kantin.

**

Di kelas jam 1 siang..

"Oi, bete banget lu kayaknya"
Ucap hasan saat ia baru saja duduk di sebelahku.

"Temen lu itu otaknya kenapa dah"
Balasku.

"Haha...lagian elu juga ngomong sama dia sambil megang burung"

"Itu gua lagi kebelet kencing njir, lu tau kan rasanya nahan kencing sampe keluar dikit - dikit?"

"Iya tau gua haha. Tadi finza udah cerita"

"Emang itu cewek aje yang sok ke cakepan, di kira gua mikir yang aneh - aneh kali mangkanya gua ngeliat dia sambil megangin gituan"

"Lah, emang dia ga cakep ki?"
Tanya hasan justru tersenyum.

"Ah makasih dah gua kalo sifatnya begitu mah"
Balasku malas.

"Tapi cakep ga?"

Aku terdiam.

"Oi, di tanyain juga"
Hasan menepuk pundakku.

"Ya cakep lah ******"
Balasku jujur.

"Haha...awas suka lu ki"

"Ogah amat gua sama nenek lampir begitu"

"Yeh...disitu serunya ki.. namanya tuh menjinakan sifa si kuman nakal"

Aku tersenyum.

"Kenapa harus kuman sih can?'
Tanyaku.

"Au, sekenanya aja gua mah"

"Haha..dongo"
Balasku tertawa.

Hasan memalingkan pandangannya ke sekitar kelas.

"Kenapa lu pada ngeliatin gua?"
Tanya hasan galak kepada teman - teman sekelas yang rupanya sedang melihat ke arahku dan dia.

"Buset dah can, galak amat. Abis makan garaga lu?"
Jawab teman sekelasku.

"Orang tua lu sini gua makan, mau?"
Balas hasan.

"Stress lu can"

"Et galak amat lu"
Ucapku dan teman sekelas kompak mendengar balasan hasan.

Hasan justru tersenyum.

"Canda coy haha"
Balas hasan tertawa.

Aku dan teman - teman sekelasku hanya tersenyum dan menggelengkan kepala. Tak lama, dosenpun akhirnya tiba di dalam kelas, perkuliahan di mulai. Sekitar jam 3 sore, dosen menyudahi perkuliahaan. Aku dan hasan kompak berjalan meninggalkan kelas.

Di depan gedung.

"Kantin lagi ga lu ki?"
Tanya hasan.

"Ah kaga dah, makasih. Emang lu mau ngapain si?"

"Ya nongkrong aja lah coy, tripunar."

"Lah, bukannya udah bubar?"
Tanyaku yang sedikit mengetahui masalah tongkrongan di kampus ini.

"Orang lamanya mah udah, tapi anak - anak barunya masih sering nongkrong di situ"
Jawab hasan.

"Ucen sempet jadi anak tripunar?"

"Yoi, ikut ribut sama tendes tuh"

"Oh"
Aku mengangguk.

"Jadi nongkrong ga lu?"
Tanya hasan lagi.

"Engga dah can, yang ada malah ribut sama nenek lampir lagi gua"
Tolakku.

"Yaelah lebat amat si, lu tinggal minta maaf aja paling juga kelar"

"Engga dah, lain kali aja gua"

"Yaudah dah, hati - hati lu"
Ucap hasan sebelum memutarkan arah badan dan mulai melangkah menuju kantin.

"Yoiyoi"
Balasku ikut memutarkan arah badan dan mulai berjalan menuju parkiran.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd