Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Work is work, sex is sex [Tamat]

Saya ingin meng-explore cerita tentang rekan-rekan kerja Ted dan Nita, apakah tertarik?

  • Ya

  • Tidak


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
Bimabet
Tanks hu walau sedikit tapi dapat juga untuk mengobati rindu kita para reader semoga sehat selalu
 
TS kayaknya masih ngilang bareng Teddy,,, semoga segera balik karena sudah ditunggu fans nya...
 
Good is temporary, Class is Permanent!
Thankies suhu untuk ceritanya, edankeun pisan!
 
Bimabet
Epilog

Sudah sejak Selasa 7 Juli Tedy menghilang, tidak ada kabar, baik dari polisi atau dari manapun, Nita telah beberapakali mengunjungi apartement Tedy namun tetap saja kosong tidak ada tanda apapun. Bahkan sepertinya apartement itu tidak ditinggali, pakaian, dan perlengakapn di apartement itu mengilang begitu saja.

Nita berusaha menahan rasa kawatirnya, rasa sedihnya, mengapa disaat pertikaian mereka itu dia harus kehilangan Tedy, di makah pria itu, apakah dia baik-baik saja, atau ada hal buruk yang terjadi padanya. Perasaan sedit itu bercampur dalam hatinya, rasa takut dan kawatir itu membuatnya tidak tenang beberapa hari ini, rasasanya sedih.

Tidurpun tidak beberapa malam ini, matanya sudah mulai sembab, dan kerjanya mulai tidak karuan. Rasanya mungkin dia ingin mencari seseorang atau seseuatu yang bisa menemukan Tedy, tapi dia juga tidak tahu harus berbbuat apa.

Hari Minggu, 12 Juli 2015, Sebuah artikel kecil dikoran lokal.
“Seorang karyawan bank swasta, berinisial T.A.T. meninggal dunia akibat kecelakaan lalulintas, setelah beberapa hari dalam keadaan koma dirumah sakit, sabtu malam meninggal dunia. Jenasah telah di ambil keluarga kembali ke kota xxxx”, kutipan kecil dari koran loka itu serasa menghantam Nita, rasa bergejolak, rasa pedih, dan sedih itu.

Rasa sakitnya ketika dia tidak bisa lagi bertemu dengan Tedy, pria itu telah pergi untuk selamanya. Walau perjalanan cinta mereka sesaat, dia sadar dihatinya selalu akan ada Tedy, apakah bisa digantikan, ataukah tidak, tapi rasa sakit ini. Kehilangan yang menggitu mendalam. Dalam hatinya dia membayangkan betapa sakitnya hati ibunya ketika sang ayah meninggal, tapi yang membuatnya lebih sakit, perpisahannya dengan Tedy ketika hubungan mereka sedang buruknya, ketika hubungan mereka dengan pertikaian itu. Tapi sudah terlambat untuk memperbaiki semuanya.

Melihat wajah putrinya Meili sadar, rasa sakit yang dialami putirnya sama ketika dia kehilangan suaminya, rasa cinta gadisnya ini begitu dalam pada Tedy, seandainya dia melihatnya sebelumnya mungkin tidak akan dia melarang hubungan putrinya ini, tapi…

Dalam kesedihan itu, hanya Tuhan yang mungkin bisa menghibur perasaannya saat ini, walau guntai, Nita dan Ibunya menuju Ger*ja, mengikuti misa pagi itu. Tapi rasanya jiwa Nita tidak di sana, perasannya pikirannya, semua berantakan. Apa yang bisa diharapkan dari sosok semu yang tidak pernah ada wujudnya ini. Takdir yang mempertemukannya dengan Tedy, tapi takdir pula yang memisahkannya. Rasanya dunia ini tidak adil padanya, rasanya ingin mengutuk semuanya.

Misa itu berlalu bagaikan tak ada di dalam benak Nita, langkahnya kembali menyusuri aula besar itu, berusaha meninggalkan hiruk pikuk hari minggu itu dengan segera, meninggalkan tempat itu, dia ingin mencari tahu apakah dia bisa menemui keluarga Tedy di kota asalnya, dia memutuskan untuk membeli tiket dan segera berangkat, mungkin masih sempat dia hadiri pemakaman pria yang dia cintai itu.

“jie..jie…” seorang gadis kecil menghampiri Nita, dan menarik bajunya, memberikannya sesuatu, sebuah kotak kecil berwarna hitam, terdapat sebuah note terselim di antaranya.
“Apa ini?”, nita berusaha tersenyum kepada gadis kecil itu dan meraih kotak itu.
“Buat jie jie, dari koko di sana”, sambil menunjuk kerumunan, dan Nita berusaha melihatnya, tapi penuh hiruk pikuk aula itu, tidak terlihat siapa yang ditunjuk gadis kecil itu. Berpaling sejenak dan gadis kecil itupun telah menghilang meninggalkan Nita menuju ke orang tuanya.
Nita mengambil secarik kertas yang terselip dalam kotak itu, dan menyadari tulisan itu, tulisan tangan milik Tedy.

Nita, I’m sorry…
Aku tahu kamu pasti telah membaca berita di koran pagi ini, aku sekarang baik-baik saja…
Ada yang harusku selesaikan, mungkin sementara aku akan menghilang…
Simpanlah dulu, dan aku pasti akan kembali untuk mengambilnya…
Aku akan kembali padamu…
Theodore Alexander Tjahjadi

Tangan Nita bergetar membaca pesan Tedy itu, air matanya mengalir seketika, rasa senang, rasa sedih, entah rasa apa dalam dadanya. Perlahan tangannya membuka kotak itu, sebuah jam tangan, jam tangan pemberiannya dulu kepada Tedy, tertata dengan rapi dalam kotak itu.

Sekali lagi Nita mengangkat wajahnya berusaha mencari sosok Tedy diantara kerumunan orang itu. Begitu banyak orang yang berlalu lalang, begitu banyak pria, baju apa yang dia kenakkan, dimana Tedy. Nita berusaha berlari menuju pintu keluar, berharap bertemu dengan Tedy di ujung pintu itu, berusaha dengan segera menuju pintu itu.

Di halaman depan yang masih hiruk pikuk dengan orang yang berhamburan Nita terus mencari dalam kerumunan, mencari sosok kekasihnya itu. hingga akhirnya, pandangan mereka bertemu, dia menemukan Tedy. Mereka terpisah banyaknya orang, dia berada di ujung sana, tersenyum padanya dengan kemeja putih, yang terlihat serupa dengan banyak orang yang berseliweran, pantas saja sulit untuk terlihat. Nita berusaha melewati orang-orang yang berdiri ditengah dia dan Tedy, namun sekejap saat pandangannya teralih, sosok Tedy kembali menghilang dalam kerumunan itu.

*
Kadang kita akan tahu siapa teman kita ketika kita bisa melihat wajah mana yang benar besedih ketika nyawa tak ada lagi di raga. Kita tahu siapa yang dapat dipercaya dan tidak. Tapi rasanya langkah ini menjadi ringan ketika kita tahu siapa kawan dan siapa lawan. Tapi terasa sesak ketikah melihat yang dicintai meneskan air mata, tapi perpisahan ini adalah sebuah jalan yang harus dilalui.

Pertemuan yang singkat ataupun lama, tapi kita tidak akan tahu kapan cinta itu akan datang, dan cinta itu akan pergi. Pertemuan dan Perpisahan itu hanya untuk sementara, karena tidak akan ada yang bertahan untuk selamanya.

Walau waktu hanya sejenak bersamamu, aku ingin menghabiskan sisa detik dan nafas ini bersama yang dicintai, ya dicintai, karena dengan ini semua akan sadar apakah ini cinta atau bukan, atau hanya perasaan yang datang dan berlalu. Cinta harus diperjuangkan, dengan perjuangan dan pengorbanan.

Kadang perjalanan hidup ada naik dan turun, indah dan sedih. Seperti detak jantung dalam monitor EKG, naik dan turun, karena kalau sudah datar artinya kita sudah mati. Tapi kadang ketika dalam sunyi dan gelap kita bisa berpikir lebih jelas dan tenang. Dalam sendiri dan gelap bisa berpikir dan bertindak tanpa beban lagi bisa mencari jalan yang terbaik walau mempertaruhakn nyawa itu sendiri.
*
END
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd