Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY WIND STALKER (By : BKU)

Ndak update bang bulan ini..?
.
.hiks hiks ., kangen sama anaknya kades
.
.😁
 
CHAPTER 8



Kukuruyukkk!!!

Langit masih gelap, udara di desa Cahaya lumayan dingin. Ayam berkokok menandakan sudah waktunya untuk penduduk desa bangun dari tidur panjangnya untuk memulai aktivitasnya. Meski matahari belum terbit, namun setelah melihat dari letak bulan yang mulai tenggelam itu, menandakan waktu subuh telah tiba.

Satu persatu para perempuan, baik yang muda maupun yang tua mulai memaksa tubuh mereka untuk beranjak dari tempat tidurnya. Sama seperti yang di lakukan gadis pemilik wajah cantik nan ayu ini, adalah Belia. Sambil meregangkan kedua lengannya ke atas, kemudian menguap sambil memakai telapak tangannya untuk menutup mulutnya, Belia mulai mengedip-ngedipkan kedua matanya, benar-benar memaksa agar semua indra dalam tubuhnya harus bekerja untuk sekarang. Sudah bukan waktunya lagi untuk bermalas-malasan.

Belia lalu beranjak dari ranjang dan sempat tersadar posisi kain atau sarung yang ia gunakan untuk menutup tubuhnya sebelumnya agak terlepas, hingga payudara sebelah kirinya mengintip dari sela kain yang tersingkap. Belia lalu terkekeh sendiri menyadari penampilannya yang akan membuat mata para pria akan membelalak jika saja ia keluar dari rumahnya tanpa memperbaiki posisi kain tersebut. Cuma itu hanyalah khayalan Belia saja, karena memang amat sangat tidak pantas dia keluar dengan kondisi urak-urakan seperti itu.

Setelah kain telah membungkus tubuhnya dengan baik, Belia kemudian keluar dari kamar.

Samar-samar berbagai suara di luar rumah mulai terdengar, di mulai dari suara para warga yang mulai melakukan aktivitas, suara ayam berkokok yang tak henti-hentinya, pula suara hewan ternak lainnya, serta suara dercikan air di beberapa rumah yang menandakan pemilik rumah tengah mandi di kamar mandi berbentuk bilik yang terbuat dari kayu dan hanya tertutup dengan kain. Tak ada rumah batu di desa ini, karena memang keterbatasan bahan dan juga letak desa Cahaya cukup jauh dari desa lainnya yang cukup maju dan banyak menyedakan bahan bangunan.

Belia kemudian melangkahkan kaki menuju ke luar.

Ia terkejut melihat Yusrin tertidur di teras depan.

Senyum tipis pada wajah cantik gadis itu terlihat, ketika menatap beberapa saat wajah Yusrin yang tengah tertidur nyenyak, wajah yang damai, meski ngeselin tapi keberadaan Yusrin tinggal di rumahnya sekarang sedikit banyaknya dapat menghibur Belia di saat dia sedang berada di desa ini. Yap! Tak terasa genap sebulan Yusrin tinggal di desa ini, dan selama sebulan itu pula Belia belum lagi berkelana di luar sana.

“Halus banget nafasnya yak, hehe... gak ngorok kayak cowok-cowok lain, apalagi si Albani tuh. Hehe!” gumam Belia di saat ia menyadari nafas Yusrin yang halus di saat ia sedang tidur. Berbeda dari cowok biasanya yang tentu akan mendengkur di saat tidur, apalagi jika tidurnya sangat nyenyak.

Tanpa Belia sadari, di saat ia pertama kali tiba Yusrin sudah terjaga dari tidurnya dan sengaja belum membuka matanya.

Selama sebulan ini, Yusrin benar-benar menjaga agar ia tak iseng kepada gadis yang di anggapnya sebagai kakak sendiri, bagaimana tidak perhatian dan kebaikan Belia selalu saja bikin Yusrin tersentuh.

Meski demikian, Yusrin tetaplah Yusrin yang otaknya di penuhi dengan pikiran yang mengarah ke negatif. Keinginan yang selalu ingin melihat tubuh lawan jenisnya selama ini, sebisa mungkin ia tahan.

Meski di umur yang relatif muda ini, Yusrin sangat memahami apa yang menyebabkan selangkangannya kerap kali bereaksi. Tentu saja tubuh para wanita di desa ini yang hanya terbungkus dengan kain atau sarung saja. kecuali para wanita di desa ini ingin keluar desa baru mereka akan memakai pakaian yang selayaknya. Pun hanya memakai selendang sesuai pakaian-pakaian yang memang di pakai di jaman ini.

Belia yang belum juga beranjak dari posisinya, sedikit timbul rasa keinginan untuk menjahili Yusrin. Maka dia yang telah menahan senyumnya sesaat, pun membungkukkan badannya.

Dia lalu meniup-niup wajah Yusrin sambil cekikikan.

“Hehehe... dasar kebo, nyenyak banget tidurnya” gumam Belia pelan, namun tentu saja Yusrin mendengarnya.

Di saat Belia ingin kembali mengusilin Yusirn, terdengar langkah kaki mendekati rumah.

“Kak... ngapain?” ternyata Cahaya berniat ingin mengajak Belia untuk mandi di kali, karena kebetulan kamar mandinya tengah di pakai ayah lalu setelah itu sang ibu pun sudah mengantri.

Belia menoleh, kemudian mendekatkan jarinya di tengah-tengah bibirnya. “Stttttsss... jangan berisik, ehehe, kakak lagi ngerjain Yusrin.”

Mendengar itu, wajah Cahaya langsung sumringah. Mengusilin Yusrin memang sesuatu yang menyenangkan baginya, dan selama sebulan ini juga, selain dia yang terus-terusan ngusilin Yusrin, kadang juga kesal karena pria yang di anggapnya lemah itu masih saja terus mengganggunya.

“Hahaha. Rasain” gumamnya dan gak sabar akhirnya ia melangkah naik ke atas teras yang terbuat dari kayu itu.

“Dek... ambilin itu donk” ujar Belia sambil menunjuk ke ranting pohon yang telah patah dan terjatuh di tanah yang kebetulan dekat dari jangkauan Cahaya.

“Sipp! Hihi!” Cahaya mengambilnya kemudian memberikan kepada Belia.

Akhirnya, rencana mereka untuk ngusilin Yusrin yang entah kesekian kalinya ini terlaksana juga. Ranting pohon yang masih ada dedaunannya itu pun mulai di gelitikin di hidup serta beberapa bagian pada wajah Yusrin.

Tapi Yusrin untuk saat ini menahan agar dia tidak bereaksi sama sekali.

Kali ini Yusrin benar-benar akan membalas keusilan kedua gadis cantik yang selama sebulan ini pun cukup menghiburnya. Keberadaan kedua gadis itu, sungguh mampu membuat Yusrin menjalani hari-harinya dengan perasaan senang dan bahagia, serta kesusahan menahan keinginannya untuk tidak melakukan sesuatu pada kedua gadis itu yang justru dapat merusak hubungan mereka itu. Meski Yusrin yakin, jika Yusrin melakukan yang sama seperti di dalam gua, di saat hari pertama mereka bertemu, kedua gadis itu tidak akan mampu menyadari jika Yusrin lah pelakunya.

Oke lah...

Mungkin salah satu tujuan Yusrin menahan untuk tidak membalas keusilan keduanya selama ini, adalah agar ia dapat mengukur sejauh mana hasrat kelelakiannya sebagai pemuda yang beranjak dewasa ini dapat ia tahan dan tidak bertindak yang aneh-aneh.

Di saat keduanya sudah berdiri sangat dekat dengannya, barulah tangan yang kebetulan berada di samping dan tidak terlihat oleh kedua gadis itu yang memang posisi mereka berdua berdiri sejajar di sisi lainnya, mulai ia gerakkan jari telunjuk dan tengah untuk menggunakan sedikit kekuatannya membalas keusilan kedua gadis ini. Dan satu hal bagi Yusrin yang akan menguntungkan dirinya, adalah jika ia berhasil melakukannya maka ‘Sesuatu’ yang selama ini membuatnya penasaran akan tepat dan jelas berada di depan wajahnya.

Yusrin menunggu momen yang tepat...

Belia dan Cahaya yang makin menggelitik Yusrin malah merasa makin semangat. Dan lupa, jika mereka berdua akan menjadi sasaran kenakalan dan kemesuman Yusrin.

Lalu...

Di saat ranting pohon kembali menggelitik hidung Yusrin, maka saat itulah Yusrin langsung beraksi. Bersamaan ia memanggil angin untuk mendekat, ia pun sengaja bersin dengan sangat keras.

“HATCHIIIIIIII!!!”

Wushhhhhhhhh!

Wushhhhhhhhh!


DAMN!

WOW!

Sarung kedua gadis itu langsung terlepas ketika angin kencang tiba-tiba datang dan menerpa mereka berdua. Dan lucunya angin hanya berputar di sekeliling mereka, bersamaan pula Yusrin langsung duduk dan payudara kanan Belia serta payudara kiri Cahaya tepat berada di depan wajahnya.

Belia dan Cahaya terpaku sesaat, kemudian mereka perlahan-lahan mulai menyadari keadaan mereka berdua yang setengah telanjang ini.

Mata Belia dan Cahaya membelalak seketika.

“KYAAAAAAAAAA!”

“KYAAAAAAAAAA!”

Kedua nya langsung teriak dan segera menarik sarung untuk menutup tubuhnya yang sempat terbuka, dan menjadi tontonan gratis bagi Yusrin beberapa saat lamanya.

“Hehehehe... kalian sedang apa?” tanya Yusrin sambil garuk-garuk kepala. “Ta-tapi... kenapa kalian memperlihatkan tetek kalian di depanku?”

“KYAAAAAAAAAA!”

“KYAAAAAAAAAA!”

Lagi-lagi kedua gadis itu mengerang, dan spontan keduanya langsung menggebukin Yusrin yang sudah berlari masuk ke dalam rumah. Yusrin jadi bulan-bulanan kekesalan kedua gadis itu yang telah menganggapnya sebagai cowok mesum yang telah berhasil untuk pertamakalinya melihat payudara mereka berdua, pun sekaligus pula sekali menepuk dua lalat langsung ia dapatin.

“Cowok mesum... ihihhhhhh... cowok mesum. Kenapaaa kamu liatin tetek kakak ihhhhhh!” kata Belia yang masih kesal sambil gebukin Yusrin yang hanya bisa menunduk menahan serangan mereka berdua.

“Iya... Yusrin nakal... ihhhhhh, Kamu... awas yah,” balas Cahaya.

Sedangkan Yusrin yang masih berada di bawah itu masih saja terkekeh. Yang kebetulan kedua gadis itu pun memukulnya cukup pelan. Meski pun mereka memukulnya dengan kekuatan pada dasarnya Yusrin masih dapat menahannya.

.

.

Setelah puas gebukin Yusrin, mereka pun duduk di kursi kayu sambil masih memandang kesal pada pemuda yang juga duduk berselonjor di lantai.

“Kalian... kenapa malah gebukin aku hmm?”

“Karena kamu itu nakal” balas Belia.

“Iya... mata gak bisa di jaga”

“Loh... kalian yang berdiri di dekatku, dan sengaja menunjukkan tetek kalian, kok malah aku yang di salahin sih? Fufufufufu... dasar kalian berdua itu memang aneh”

“Diem ihhh... malu tau” ujar Belia. “Pokoknya kakak gak bakal maafin kamu, kalo sekali lagi kamu melihatnya”

“Iya betul itu kak” timpal Cahaya.

Yusrin hanya geleng-geleng kepala saja melihat kedua gadis itu yang masih saja merasakan kesal terhadapnya. namun dalam hati, tentu tengah bersorak gembira, bagaimana ia untuk pertamakalinya bisa menyaksikan di depan matanya bentuk payudara kedua gadis itu yang keduanya mempunyai bentuk yang berbeda. Semua sesuai yang selama ini Yusrin pikirkan. Belia memiliki payudara yang ranum, bulat sekal dan mempunyai puting yang berwarna kemerahan. Ukurannya lebih besar dari pada milik Cahaya yang sedang mekar-mekarnya. Cuma payudara milik kedua gadis itu, sukses membuat selangkangan Yusrin makin sulit untuk di tidurkan untuk waktu yang cepat.

“Yuk dek... mending kita tinggalin aja dia,”

“Iya kak, karena Cahaya tadi rencananya mau ngajakin kaka mandi di sungai.”

“Ya udah yuk...”

“Dasar cowok nakal”

“Hehehehe!” mendengar itu Yusrin hanya terkekeh sambil garuk-garuk kepala.

Selanjutnya, Yusrin hanya diam menatap kepergian kedua gadis itu dari belakang. Serta perlahan-lahan ia mulai menyusun rencana. Sudah cukup baginya untuk menahan selama sebulan ini untuk tidak melakukan apapun kepada mereka berdua. Tapi jelas Yusrin hanya ingin melakukan keisengannya di saat tak ada orang lain di dekat mereka.

Karena bagi Yusrin, kedua gadis itu tentu terspecial baginya. Dan tak boleh ada cowok lain yang berani untuk mengganggu keduanya. Jika tidak ingin bernasib sial bahkan akan hancur di tangan Yusrin sendiri.

Pada intinya...

Rencana Yusrin selanjutnya, adalah bagaimana dia bisa menyentuh secara langsung payudara kedua gadis itu secara bersamaan. Dan tanpa ada penghalang apapun.

“Hehehe... tunggu saja tanggal mainnya, kakakku Belia dan Cahaya si usil, akan aku balas keusilan kalian selama sebulan ini.”



Bersambung...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd