Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY WIND STALKER (By : BKU)

Muasooookkk tok wessss
Hehehe juteknya pas banget suhu

Yesss!!!!! Koq bisa sama ya beroh feelingnya 😁
Chen Yu Qi dah saya siapin buat mulustrasi Cahaya pas beranjak dewasa... Cocok untuk karakter si jutek manja versi kolosal 🤭
Hahahaha pas nyari2 di gugel eh nemu poto yg jutek gitu Haha
Pas bgt dah

Mantep hu ceritanya. Izin nitip penuh dimari ah
Silahkan suhu

akhirnya bisa cumbek lagi di dunia semprot.. hahaaa

ditunggu hu lanjutannya, ceritanya mantap
Baik suhu
trims

Tambah seru nih cerita.........hehehe.....suhu.......lanjjjutttttttt
Siap suhu

Ajib suhu.
Cocok nih.
Hehehe cocok
Trims suhu
 
Wuiiihhhh..... mungkin seperti Gundam putra Pak Wir.....
Hahahaha
Suhu bisa aja

ijin ikut mainin Belia di sini :D
Haha silahkan suhu

Ditunggu chapter berikutnya...
Baik suhu

Mulustrasi 1









Sekedar buat pertimbangan Suhu :ampun: :beer:
Cocok buat cerita nubie yg lainnya ni suhu
Yg mulustrasi 1

Ijin bangun tenda hu...biar yusril usil n nakal asal tetap d jlan yg benar...
Silahkan suhu

Keree33nnn2😍😍😍
Trims suhu
 
CHAPTER 6

Baru berjalan melewati beberapa kampung/desa, tampak Yusrin sudah ngedumel beberapa kali. Bukannya ia telah lelah sejauh ini berjalan, melainkan dia dapat melakukan perjalanan yang membutuhkan waktu sebentar saja dengan cara terbang di udara. Namun hanya untuk dekat dengan dua gadis cantik yang saat ini sedang bersamanya, maka Yusrin memutuskan ikut berjalan kaki.

Selama perjalanan pun Yusrin yang paling banyak mengeluh pada kedua gadis itu. Cahaya yang paling sering merasa kesal pada omelan Yusrin. Jika tak di tahan oleh Belia, maka mungkin Cahaya akan memberikan sedikit pelajaran bagi pria itu. Yusrin berjalan paling belakang.

Beberapa saat kemudian Yusrin merasakan aura yang tidak baik di depan sana. Mungkin 10 kilo-an lagi letaknya. Tapi ia masih tetap diam saja, menurut Yusrin untuk melawan para penjahat sepertinya para gadis yang bersamanya saja sudah cukup.

“Aishhh sampai kapan nih kita jalan gini, kak ?” Yusrin melangkah cepat lalu berjalan di samping Belia.

Belia hanya menoleh sambil tersenyum.

“Hei sekali lagi kamu ngoceh gak jelas, kami bakal tinggalin kamu sendiri di sini.” Kata Cahaya.

“Kok berasa jauh banget ya desa kalian. Hehe”

“Cerewet.” Ujar Cahaya.

“Paling besok baru kita tiba.. kenapa, apa kamu benar-benar sudah lelah berjalan ?” tanya Belia yang sempat menghentikan langkah.

“Iya nih. Duhhh pegel deh ni kaki.” Yusrin beralasan, tubuhnya membungkuk dengan dua tangan memegang lutut. Padahal Yusrin hanya bercanda.

“Mending kita jalan lebih cepat, di depan sana adalah hutan Bonda.” Kata Belia.

“Apalagi ada dia tuh kak, duh bakal nyusain kalo pas ketemu ma pasukan Bat Hood”

“Bat Hood ? Apaan tuh ?” tanya Yusrin bingung.

Sambil melangkah kembali. Belia menjelaskan pada Yusrin. “Sebetulnya pas kemarin kami gak lewat sini, kami lewat daerah selatan sana. Cuma kebetulan kita jalannya memutar jadi ketemu dengan jalan ini. Di depan sana adalah markas Bat Hood. Konon mereka semua adalah kaum kanibal yang menghuni hutan Bonda. Mereka sangat hebat, selalu mengintai orang yang lewat dari atas pohon.”

“Terus apa yang salah ?”

Plak ! Cahaya yang sudah gak tahan lagi, menepuk kepala Yusrin. “Jelas salah lah kalo pas malam hari kita melewati hutan itu,”

“Benar Yus. Kabar yang beredar, mereka itu bukan manusia biasa. Manusia setengah iblis gitu lah, dan mereka akan semakin kuat jika malam hari. Makanya kita mesti melewati hutan itu sebelum malam tiba.” Ujar Belia. Sebenarnya bagi belia dengan kemampuan yang ia miliki mungkin dapat mudah melewati hutan itu, asal bukan di malam hari. Beredar kabar, belum ada sama sekali orang yang dapat melalui hutan itu dengan selamat. Bahkan pendekar hebat sekalipun jika lewat hutan di malam hari maka akan bernasib sial.

Yusrin memandang ke langit. Melihat letak matahari yang mulai bergeser.

“Sepertinya tengah siang sudah lewat.” Belia berkata setelah ikut melihat ke atas.

“Jadi bagaimana dong kak ?” Raut wajah Cahaya mulai tampak khawatir. Dia juga sering mendengar orang-orang bercerita tentang para penghuni Hutan Bonda. Cuma dia sempat mengatakan pada Belia sebelumnya, mengapa mereka memaksakan diri untuk lewat sini.

Alasan Belia karena adanya Yusrin. Apalagi Yusrin yang ia ketahui adalah pemuda yang lemah, dan jika mereka kembali berjalan melewati daerah selatan maka waktu perjalanan mereka bisa menjadi lebih dari 3 harian.

Seharusnya jika sesuai dengan perkiraan Belia, mereka sekarang ini sudah melewati hutan Bonda. Namun karena kebanyakan singgah, itupun karena keluhan Yusrin maka mereka jadi terlambat seperti sekarang ini.

“Andai Yusrin tidak ada, mungkin kita bisa menggunakan ilmu meringankan tubuh agar lebih cepat waktu buat kita melewati hutan.”

“Huhhhh ini gara-gara kamu.” Kata Cahaya sambil menunjuk wajah Yusrin. “Apa perlu kita istirahat aja dulu, kak ?”

“Jangan. Apa kamu tidak bisa melihat, posisi kita lagi di daerah pegunungan yang jauh dari letak desa pertama. Di tempat ini juga banyak binatang buasnya. Desa terdekat ada di depan sana, itu pun setelah kita berhasil melewati hutan” Belia menjelaskan.

“Aishhh kalian ini takut apaan si, ayo kita jalan lagi.” Yusrin ingin melangkah cepat, Cuma lengannya di tahan Belia.

“Cih dasar ! mulut aja yang di besarin, tapi aslinya cowok lemah.” Ujar Cahaya memandang lemah pada Yusrin.

“Cahaya. Seberapa banyak kamu sudah menguasai ilmu yang di ajarkan ayah kamu ?”

“Hmm sudah 8 jurus kak,”

“Baiklah... menurutku itu sudah cukup, tapi tugas kamu cukup melindungi Yusrin saja dari serangan para Bat Hood. Serahkan ke kakak untuk melawan mereka semua.” Ujar Belia.

“Yeah ! kak Belia emang hebat.” Kata Yusrin penuh girang.

“Jangan senang dulu, jujur aku juga gak yakin bisa mengalahkan mereka. Dengar-dengar jumlah mereka bisa ratusan.”

“Belum di coba, mana bisa ketahuan toh kak. Hehehe”

“Bodoh ! huhhh, masa iya nyawa kita harus jadi taruhan karena coba-coba yang kamu katakan tadi.” Ujar Cahaya.

“Hadehh terus masa iya kita jalannya lambat gini, kapan sampainya nih.” Keluh Yusrin.

“Ya sudah kita putuskan melewati hutan ini sekarang juga.”

“Nah gitu dong.” Ujar Yusrin kembali.

“Hufhhh semoga saja kita tidak bertemu dengan mereka, ya kak.”

“Aku juga berharap demikian.”

Mereka melanjutkan perjalanan dengan perasaan harap-harap cemas. Cuma itu tidak berlaku bagi Yusrin, karena menurutnya dengan kehebatannya dia akan dapat menghancurkan sebuah gunung. Jadi untuk melawan ratusan bahkan ribuan pasukan bukan masalah baginya.

Perjalanan menyusuri sungai panjang. Beberapa bebatuan yang berukuran besar di sisi kiri dan kanan. Semakin dekat posisi mereka dengan mulut hutan. Semakin kuat aura kegelapan yang mereka rasakan.

Suara burung gagak yang bertengger di atas pohon juga mulai di dengar oleh ketiganya.

Bukan hanya suara burung gagak. Suara-suara hewan kecil dan suara lainnya mulai mengganggu mereka. Kedua gadis mulai tak nyaman dengan perasaan ini. Maka Belia maupun Cahaya memasang kewaspadaan penuh.

Berjarak beberapa meter sudah terlihat asap yang menggumpal. Apa ada orang yang sedang membakar sampah ? Benak kedua gadis. Cuma semakin dekat, rupanya asap itu hanyalah kabut karena mereka sedang berada di daerah ketinggian.

Bulu kuduk mulai berdiri pada dua gadis itu.

“Tunggu dulu.” Ujar Belia tiba-tiba sambil menahan Cahaya dan Yusrin.

“Ke-kenapa kak ?”

“Sepertinya matahari sudah tak terlihat lagi,”

“Artinya udah sore, udah mau masuk malam... Hehehe” Masih sempat-sempatnya Yusrin mengajak kedua gadis itu untuk bercanda. Setelah mendapat tatapan melotot dari Belia, Yusrin nyengir seketika.

“Keluarkan pedang kamu, Cahaya.”

“Baik kak.” SRENGGG ! Cahaya mencabut pedang dari sarung. Lalu menggenggam di tangan kanan.

“Ayo jalan lagi.”

Mereka berjalan. Hutan Bonda adalah hutan pinus dengan batang pohonnya yang menjulang tinggi. Aura jahat semakin kuat mereka rasakan. Aroma bangkai hewan, dedaunan kering, dan lainya bercampur satu di hutan ini. Kabut semakin tebal, suara-suara cekikikan juga samar-samar mulai mereka dengar.

“Sepertinya kita salah prediksi.” Ujar Belia tiba-tiba.

“Ke-kenapa kak?”

“Mereka mengetahui kedatangan kita. Berhati-hatilah, ingat yang kakak bilang tadi. Kamu jagain Yusrin. Biar kakak yang akan melawan mereka.”

“Iya kak, Cahaya paham.”

Berjalan seratus meter ke depan, terdengar beberapa suara hewan yang sedang berterbangan di atas sana. Bukan ! ini bukan hewan, melainkan mereka yang sedang mengintai. Benak Belia.

“Kikikikikik !”

“Kikikikikik !”

Wushhhh ! Wushhhh !

“Kikikikikik !”

“Kikikikikik !”

Wushhhh ! Wushhhh !

“Ka-kak apa yang di atas itu ?” ujar Cahaya saat memberanikan diri menatap ke atas.

Cushhhh ! Beberapa bayangan hijau bergerak cepat melompat dari satu pohon ke pohon lainnya. Sayang pandangan Cahaya samar-samar saja karena terhalang oleh tebalnya kabut. Jadi dia tidak dapat melihat jelas sosok yang ada di atas sana.

“Jangan melihat ke atas. Kita tetap berjalan saja, mereka tidak akan bergerak sebelum mereka menganggap kita ancaman.”

“Kikikikikik ! Kikikikikik ! Kikikikikik !”

“Berisik amat mereka.” Kata Yusrin tanpa khawatir. Kedua gadis itu menoleh dan memandang Yusrin dengan kesal.

Ketika kedua gadis itu tak lagi memandangnya, Yusrin menyeringai lalu memandang ke atas. Dia menggerakkan jarinya, membuat sebuah angin untuk menghilangkan kabut di sekitar. Cushhhhhh !

“Apa itu tadi kak ?” ujar Cahaya.

“Jangan bergerak dulu, Cahaya... Yusrin.” Ujar Belia yang merasa sepertinya para penghuni hutan melakukan gerakan yang berbeda. Awalnya mereka melompat-lompat seperti monyet di atas pohon. Cuma sekarang mereka hanya bertengger di atas pohon sambil melindungi tubuh mereka agar tak terlihat. Di karenakan kabut berangsur menghilang, angin berhembus kuat di sekitar. Bahkan selendang, rambut kedua gadis itu menari-nari mengikuti angin berhembus.

Rupanya tindakan Yusrin tadi salah. Dia benar-benar telah mengganggu sarang para Bat Hood. Cuma Yusrin lagi-lagi hanya menyeringai, sejujurnya ia juga merasa penasaran apa yang akan mereka lakukan pada ketiganya.

“Hululala Hululala !” bukan suara cekikikan lagi yang terdengar. Ini suara menggunakan bahasa para penghuni hutan yang menandakan sesuatu.

Lalu –

Zech ! Zech ! Zech ! tiba-tiba dari atas beberapa pohon sebuah tombak mengarah pada mereka betiga di bawah.

“Awaaaasss !” Belia bergerak dengan mengibaskan selendangnya untuk menahan serangan 4 buah tombak. Tap Tap Tap ! tombak menancap di kejauhan setelah di hempaskan dengan selendang milik Belia.

Zech ! Zech ! Zech ! Serangan berikutnya datang. Bukan hanya Belia yang bergerak, Cahaya ikut bergerak dengan pedang agar tombak yang mengarah padanya dapat ia tebas, dan juga ia bertugas untuk melindungi Yusrin. Beberapa tombak lagi-lagi hanya menancap jauh dari mereka bertiga. Ada beberapa juga yang terbelah dua, karena kena tebasan pedang Cahaya.

Wush ! Wushhh ! Beberapa Bat Hood mulai turun dari pohon. Mereka mengelilingi ketiganya. Rupa mereka sangat mengerikan. Tubuh berwarna hijau, gigi taring yang panjang serupa dengan drakula, juga memiliki hidung dan telinga yang lancip. Di ujung telinga terdapat anting bulat yang besar. Memegang tombak, memakai kolor yang terbuat dari daun kering. Tubuh mereka juga tidak lebih tinggi dari Cahaya. Serupa dengan Goblin karena memiliki tubuh yang agak membungkuk.

Tanpa aba-aba, para Bat Hood mulai menyerang dengan ganas ketiganya.

“Jaga Yusrin, serahkan mereka ke kakak.” Kata Belia di sela-sela. Cahaya mengangguk lalu menarik mundur tubuh Yusrin agar terhindar dari serangan para Bat Hood.

Belia mengibaskan selendang sambil melayang di udara. Dengan ilmu meringankan tubuhnya, lumayan membantunya untuk melawan puluhan Bat Hood yang menyerang dari segala penjuru. Dua ujung selendang menari-nari begitu indahnya, hanya untuk menghajar satu persatu Bat Hood. Di hajar, terjatuh lalu bangkit lagi.

Sampai saat ini Belia belum berniat untuk melenyapkan nyawa para Bat Hood. Karena mengingat posisi mereka bertiga lah yang telah mengganggu sarang penghuni hutan Bondo. Jadi dengan cara melumpuhkan saja, menurut Belia lebih dari cukup agar mereka dapat dengan mudah melewati hutan ini.

Cahaya juga mulai mendapat serangan. Dengan kelihaiannya menggunakan pedang, justru lebih mudah untuk membunuh para penyerang. Zepp ! Crashhh !

“Awasss !” Yusrin bersuara ketika dua tombak datang ke arah Cahaya.

Dengan dua tebasan, dua tombak itu terbelah dua. Cahaya lalu melakukan lompatan dengan tendangan putar pada dua penyerang tadi. Bammm ! Bammm ! kepala menjadi sasaran dua tendangan Cahaya. Kedua Bat Hood tersungkur di tanah dengan mengeluarkan darah di mulut.

Belia sempat melihat posisi Cahaya dan Yusrin, ia menggeleng kepala karena Cahaya langsung membunuh tidak sepertinya yang hanya melumpuhkan saja. Untuk mengatakan pada Cahaya pun sepertinya sudah terlambat. Karena puluhan Bat Hood yang terkapar mulai bangkit lagi lalu melakukan serangan pada Belia.

Yusrin berjongkok sambil menyaksikan pertempuran dua gadis itu.

Ia tekekeh ketika Cahaya berhasil menebas beberapa lawan. “Hebat ! Hebat !”

Cahaya hanya menoleh sambil menyeringai.

Para Bat Hood yang menyadari jika Cahaya rupanya lebih kejam dari pada Belia, beberapa yang masih di atas pohon mulai turun ke bawah.

“APAAA ?” Cahaya terkejut ketika puluhan Bat Hood mulai mengepung mereka berdua. Posisi Belia juga sedang melawan puluhan Bat Hood, jadi mana mungkin dia bisa membantu Cahaya sekarang ini. “BAIKLAH ! SEPERTINYA HARI INI ADALAH HARI YANG MENYENANGKAN... HEAAAAHHHH !” teriak Cahaya, lalu ia pun mengeluarkan semua jurus yang ia punya.

Gerakannya lumayan cepat. Juga cara ia bertarung membuat Yusrin tersenyum. Rupanya kemampuan Cahaya tidak sesuai yang di pikirkan Yusrin sebelumnya. “Ahh gadis ini hebat juga.” Gumam Yusrin.

“NAGA MEMUKUL CAHAYA.” Dengan dua telapak tangan, Cahaya mulai mengeluarkan tenaga dalamnya untuk memukul jatuh 7 orang yang mulai mendesaknya. Cuma gelombang yang di hasilkan hanya dapat mendorong ke 7 Bat Hood beberapa meter ke belakang. Tapi bukan itu tujuan Cahaya sebenarnya, setelah melihat mereka mundur ke belakang, Cahaya lalu mengeluarkan jurus ke delapannya. “NAGA AMARAH MURKA !” Dari telapak tangan Cahaya, muncul kekuatan berwarna kemerahan. Cahaya itu membentuk gumpalan lalu Cahaya pun melakukan gerakan memutar di udara.

“HEAAAAAATTTTTT !” seperti baling-baling. Tubuh Cahaya berputar dan menghantam 10 para Bat Hood hingga terkapar di tanah.

Cuma ketika Cahaya selesai, tiba-tiba dari atas pohon turun 5 Bat Hood yang tubuhnya lebih tinggi dari sebelumnya. Cahaya sempat menoleh pada Belia, juga terjadi hal yang sama. Belia sudah di kepung lebih 50 orang Bat Hood yang lebih tinggi dari sebelumnya.

“KAK BELIA... BANYAK BENER MEREKA.”

“KAMU BAGAIMANA ? APA KAMU BAIK-BAIK SAJA ?”

“IYA KAK.”

“Heat !”

Wushhhhh ! Belia lalu menyerang lagi. Berkali-kali ia menangkis serangan dengan tangan, kaki maupun selendang. Ia menyerang berikutnya pada Bat Hood. Begitu seterusnya, namun lama kelamaan Belia pun merasa serangannya seperti tak berarti. Satu tumbang maka muncul 10.

“I-ini... sampai kapan ini akan selesai.” Gumam Belia yang mulai merasa khawatir. Sehebat apapun dia, jika di keroyok sampai puluhan dan takutnya makin lama hingga jumlah yang keluar menjadi ratusan maka Belia pun tidak akan mampu lagi.

Belia menoleh dan melihat Cahaya mulai terdesak juga. Puluhan orang mulai menyerang bersama pada Cahaya. “DEEEKKK AWASSSS !” Teriak Belia, BUGHHH ! BAMMM ! Cuma ketika dia selesai berteriak beberapa hantaman ia dapatkan di dada dan wajah, hingga membuatnya terhempas. Bughhhh !



“Ba-bagaimana ini,” ujar Cahaya yang mulai tak berdaya melawan Bat Hood. Ketika Cahaya mulai menyerang dengan pedang, tiba-tiba beberap tombak mengantam di lengannya hingga membuat pedangnya terjatuh.

Belum sadar, sebuah tendangan dua kaki tepat mengenai dada Cahaya. Bughhhhhh ! Tubuh Cahaya terlempar ke belakang, untung saja Yusrin dengan cepat beranjak lalu menahan tubuh Cahaya agar tidak terkena pada batang pohon.

“Ahhhhhhhh” Posisi Yusrin tidak bergeser. Dia berhasil menangkap tubuh Cahaya, namun kedua tangannya seperti merasakan sesuatu. “I-ini... i-ini.... Arghhhhh tangan kamu Yusrin...” ujar Cahaya ketika sadar, jika terdapat telapak tangan yang memegang dadanya.

“Ehhh maaf. Heheheh !” Yusrin lalu melepaskan tubuh Cahaya.

Para Bat Hood berlari ke arah Cahaya dan Yusrin.

“CAHAYAAAA AWAAAAASSSS !” Belia sempat teriak, tapi tak dapat membantu karena ia juga harus melindungi dirinya dari serangan.

“Yusrin... maafkan Cahaya jika tidak dapat menolongmu hari ini. Sepertinya kita akan mati berdua sekarang.”

“Jangan putus asa dulu... kita akan selamat. Percayalah !”

“HULU LALA.. HULU LALA.. HULU LALA...” Teriak para Bat Hood yang sudah dekat dari Cahaya dan Yusrin.

“Kamu di belakangku saja.” gumam Cahaya sesaat.

Selanjutnya Cahaya mulai memposisikan dirinya. Ini adalah kesempatan terakhir ia mengeluarkan semua kemampuannya. Jika gagal, maka mereka akan mati di hutan Bondo.

Belia lalu memejamkan mata.

“Ayah... Ibu... maafkan Cahaya. Ayah juga, maafkan Cahaya jika kali ini Cahaya gagal menggunakan ilmu yang ayah ajarkan selama ini.” Dari ujung mata gadis itu, menetes air mata.

Cahaya mulai memusatkan tenaga dalamnya.

Bahkan Yusrin dapat merasakan kekuatan Cahaya yang rupanya sudah sampai ke titik akhir. Yusrin pun melihat ada cela, jika ia hanya diam saja tanpa melakukan apapun maka dapat di pastikan kedua gadis ini akan mati.

“NAGA AMARAH MURKAAAAAAAAAA !” Setelah meneriakkan itu, kekuatannya mulai mengalir ke telapak tangan. Lalu dari telapak tangan mengeluarkan kekuatan gelombang penuh untuk menghantam lawan yang sudah sangat dekat. Hanya saja Cahaya juga tidak yakin apakah tenagannya ini akan mampu mengalahkan Bat Hood yang jumlahnya bahkan hampir seratus yang akan menyerangnya.

Sempat terlihat Yusrin menyeringai.

Detik berikutnya. BRRRRRR ! BRRRRRRR ! Gemuruh terdengar kuat. Angin berputar kencang mengelilingi tubuh Cahaya yang berdiri di depan Yusrin.

Belia yang menyadarinya, sempat menoleh dan membelalakkan mata melihat kejadian itu. “I-ini... ti-tidak mungkin.”

Benar-benar Belia tidak percaya bahwa Cahaya memiliki kekuatan sebesar ini. Gelombang tenaga yang menyerupai angin kencang berputar lalu menghantam para Bat Hood yang menyerang. Ratusan Bat Hood terbang menjauh, ada yang terlempar di udara. Ada yang terhantam di pohon, ada yang terhempas beratus meter. Bahkan beberapa pohon di sekitar mulai ikut roboh sampai ke akar. Belia lalu terbang untuk mencari tempat berlindung dari kekuatan yang super dahysat ini.

Selanjutnya angin putar yang besar itu menyapu bersih semua Bat Hood yang tersisa.

Hingga perlahan-lahan angin berangsur hilang begitu saja. Menyisahkan debu, asap dan beberapa benda kecil yang berterbangan di sekitar. Semua Bat Hood sudah terkapar dan tak sadarkan diri.

“Hosh ! Hosh ! Hosh !” Cahaya mengatur nafas, lalu mencoba membuka matanya.

“HAAAAAAA ?” ia membelalak melihat apa yang telah terjadi. “I-ini bagaimana mungkin ini bisa terjadi.” Lalu ia bergumam seakan tidak percaya dengan semua yang ada di depan matanya.

Belia berlari mendekat.

“Ka-kamu...”

“Kak apa yang sebenarnya terjadi ?” tanya Cahaya pada Belia.

Yusrin yang berada di belakang Cahaya hanya menggaruk kepala lalu berjalan mundur semeter dari kedua gadis itu. Ia berjongkok, seakan memperlihatkan dirinya sedang ketakutan padahal ia sengaja melakukannya.

“Kamu berhasil mengalahkan ratusah Bat Hood. I-ini bagaimana kamu bisa sehebat ini dek ?”

“Cahaya juga gak ngerti kak... apa benar Cahaya yang melakukannya ?”

“Iya dek... kamu yang melakukannya.” Kata Belia sambil mengusap lengan Cahaya. “Yusrin... kamu gak apa-apa dek ?”

Yusrin mengangkat wajah, ia menggeleng sambil tersenyum.

“Huhhhh syukurlah.”

“Eh iya... kamu ngapain di situ ?” Cahaya tersadar lalu menoleh dan melihat Yusrin masih berjongkok.

“Ngapain lagi kalo gak menghindar... hehehe” kata Yusrin sambil berjalan mendekat pada dua gadis itu.

“Maaf kalo tadi kamu kaget.” Ujar Cahaya.

“Hehehe kamu hebat juga...” kata Yusrin.

“Ini karena ilmu yang di ajarkan ayahku.”

“Ya sudah lebih baik kita segera pergi sebelu para Bat Hood yang lainnya pada datang.” kata Belia.

“Ya udah yuk kak.”

Ketiganya segera melanjutkan perjalanan. Menyisahkan tanda tanya besar dalam benak Belia, bagaimana mungkin Cahaya bisa memiliki tenaga sebesar tadi ? Padahal Belia tadi juga sudah kewalahan melawan para Bat Hood. Bahkan pernah dua atau tiga kali, Belia sempat mengadu kekuatan dengan ayah Cahaya, tapi hasilnya selalu imbang.
 
Bimabet
Terimakasih atas update ceritanya suhu @Black_kapatuli ..

Wah hebat Yusrin,

Bisa menyembunyikan kesaktiannya di depan pendekar sakti seperti Belia,

Kira2 kpn yak Yusrin akan memperlihatkan kemampun sebenarnya?

Udah dpt pegang Nenen Cahaya lg, hehe..

Ditunggu update cerita berikutnya suhu..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd