Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

vivi : pacarku yang cantik, tapi....

Apakah akhirnya kevin bisa merasakan tubuh vivi?

  • Iya, kasihan kevin

    Votes: 78 34,5%
  • Jangan, biar kevin sengsara

    Votes: 152 67,3%

  • Total voters
    226
Ini mah bagus tp sayang adegan cowoknya kek pengecut , coba lah dibikin tokoh cowoknya bersifat real di kehidupan nyata pasti gak bakal begini .. kek Cemen aja sih liat lelaki begini dan gak mungkin juga kan lelaki hanya diam saja jika orang yg di cintai dirusak .. masukin unsur logika logis pasti malah bagus , fiksinya terlalu dibikin pengecut tokoh cowoknya pdhl di kehidupan nyata gak bakal ada sifat begini .
 
Toilet sekolah

Keesokan harinya, di sekolah, aku dan vivi bertemu di lorong yang sepi. Vivi melihatku dengan tatapan yang penuh penyesalan.

"sayang, aku minta maaf. kemarin aku ketiduran jadi gak sempat balas wa kamu sayang" ucap Vivi dengan suara yang rendah.

aku menatap Vivi dengan ekspresi campuran antara kasih sayang dan kekecewaan. Meskipun aku tahu cerita sebenarnya tentang kejadian semalam, aku memilih untuk memaafkan Vivi.

"Tidak apa-apa, sayang. Aku mengerti bahwa kamu mungkin lelah dan ketiduran."

Vivi merasa lega mendengar kata-kata pengampunan dariku. kami berpisah dan masuk ke kelas masing-masing.

aku duduk di dalam kelas dengan pikiranku yang terus melayang ke kejadian semalam. Meskipun aku mencoba untuk fokus pada pelajaran yang sedang diajarkan oleh guru, tetapi bayangan adegan yang melibatkan pacarnya dengan mamat terus menghantuiku.

Di satu sisi, aku merasa sakit hati dan terluka karena aku tidak bisa menghilangkan gambaran itu dari pikiranku. Rasa cemburu dan kekecewaan melanda hatinya, membuatku merasa seperti seorang "cuckold" yang menonton pacarnya dengan orang lain.

Namun, di sisi lain, ada keanehan dalam perasaannya. Ada bagian kecil dari diriku yang merasakan kegembiraan dan kegairahan saat melihat adegan itu. Meskipun aku enggan mengakui, ada sesuatu yang memikat dan membangkitkan hasratku dalam adegan tersebut.

aku merasa terjebak dalam pertentangan batinnya yang rumit. aku tidak tahu bagaimana cara menangani perasaan ini. Apakah aku harus memaafkan Vivi sepenuhnya atau mencari tahu lebih lanjut tentang hubungan mereka? Pertanyaan-pertanyaan itu menghantui pikiranku, membuatku merasa bingung dan tidak fokus pada pelajaran di depanku.

Aku duduk di dalam kelas, terdiam dan bengong. Pikiranku melayang ke adegan-adegan yang memenuhi imajinasiku. Tiba-tiba,aku melihat Vivi lewat di depan kelasku, tampaknya menuju ke toilet. Hatiku berdebar kencang saat aku menyadari bahwa mamat mengikutinya dari belakang.

aku merasa terpana dan tidak bisa mengalihkan pandanganku dari adegan yang terjadi di hadapanku. Keingintahuan yang tak terkendali melanda diriku, menciptakan perasaan campuran antara sakit hati, cemburu, dan ketertarikan yang rumit.

Tanpa berpikir panjang, aku merasa dia harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. aku memutuskan untuk mengikuti mereka, meminta izin kepada guru untuk pergi ke toilet dengan alasan yang tidak aku ungkapkan.

Dalam hati, aku berharap aku bisa menemukan keberanian untuk menghadapi kenyataan yang mungkin ada di toilet. aku tahu bahwa apa pun yang dia temukan di sana akan mengubah segalanya, tetapi rasa ingin tahu ku yang kuat tidak bisa ku tahan.

aku keluar dari kelas dengan hati yang berdebar-debar. aku berjalan dengan cepat menuju toilet, mengikuti jejak Vivi dan mamat. Pikiranku dipenuhi dengan pertanyaan dan kecemasan tentang apa yang mungkin sedang terjadi di dalam sana.

aku tiba di toilet sekolah, tanpa disadari oleh Vivi dan mamat yang sedang asyik berbincang di dalamnya. aku diam-diam mendengarkan suara mereka, mengenalinya sebagai suara pacar ku dan mamat. aku merasa hatiku semakin berdegup kencang saat menyadari obrolan mereka.

Tanpa ragu, aku mulai mencari tempat untuk mengintip dan mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di dalam toilet tersebut. Mataku tertarik pada sebuah lubang kecil di pintu toilet. Tanpa berpikir panjang, aku mengintip melalui lubang tersebut.

Detak jantung ku semakin cepat saat aku melihat pemandangan yang terbuka di hadapan ku. aku melihat Vivi dan mamat sedang berada dalam posisi berciuman.

aku merasa campuran antara sakit hati dan terangsang saat melihat Vivi dan mamat berciuman di dalam toilet. Rasa cemburu dan kekecewaan yang mendalam melanda hatinku, tetapi ada juga sensasi menggelora yang menghampiri ku saat melihat adegan tersebut.

Perasaan terlarang dan terlarut dalam hasrat merasuki diriku, membuatku terkoyak antara rasa sakit dan keinginan yang tak terbendung. aku tahu bahwa ini adalah pengkhianatan terhadap hubungan kami, tapi ada bagian kecil dari diriku yang merasakan gairah melihat pacarku dengan orang lain.

Vivi dan mamat tetap asyik berbincang dan berciuman mesra di dalam toilet, tanpa menyadari kehadiran Kevin yang terus mengintip. Mereka terlibat dalam dialog yang kasar dan panas, membahas kejadian semalam dengan nada yang menggoda dan liar.

mamat dengan penuh nafsu bertanya kepada Vivi, "Kamu berani memberitahu Kevin tentang apa yang kita lakukan semalam, Vivi? Apakah dia tahu bahwa kita berdua saling menikmati?"

Vivi dengan suara yang terengah-engah menjawab, "Tidak, mamat. Aku belum memberitahunya tentang kita. Aku takut dia akan marah dan pergi meninggalkanku. Tapi, aku tidak bisa menahan diri. Aku lebih sange dengan mu di banding dengan kevin."

mamat tersenyum dengan penuh kepuasan. "Bagus. Aku senang kamu memilihku daripada Kevin. Kita berdua memiliki rahasia yang liar dan tak terduga."

Perkataan mereka yang kasar dan penuh gairah itu semakin membuat aku merasa sakit hati. aku merasakan kekhawatiran dan amarah memuncak di dalam diriku. Namun, sensasi terlarang dari obrolan mereka juga membangkitkan hasratku yang terpendam.

mamat dengan penuh keberanian membuka satu persatu kancing baju Vivi, mengungkapkan perlahan tubuh indahnya yang tersembunyi di balik kain. Kedua tangan mamat bergerak dengan lihai, melepaskan baju Vivi yang akhirnya terjatuh ke lantai.

Sekarang, Vivi berdiri di depan mamat hanya dengan bra yang tertinggal. mamat dengan penuh nafsu dan penuh keinginan, memainkan toket Vivi dengan lembut dan liar. Dia meremas-remas dan mengelus-elus toket itu, membuat Vivi gemetar dan menggelinjang dalam kenikmatan.

Vivi merasa campuran antara kesenangan dan rasa bersalah melanda dirinya. Dia menikmati sentuhan mamat yang penuh gairah, tetapi juga merasa terkhianati terhadap Kevin. Segala kebingungan dan ketegangan emosional semakin memperdalam sensasi yang mereka rasakan.

mamat dengan penuh nafsu melepaskan bra Vivi, membebaskan toket sempurna yang tersembunyi di baliknya. Dia meraih kedua toket itu dengan tangan yang kuat, memainkannya dengan penuh keahlian dan gairah.

toket Vivi yang indah dan menggoda tergoyang-goyang di telapak tangan mamat. Dia meremas-remas dan mengelus-elus dengan lembut, memperhatikan bagaimana puting Vivi merespons sentuhan-sentuhan itu. Vivi menggigit bibirnya untuk menahan desahan kenikmatan yang ingin keluar dari bibirnya.

mamat semakin terbuai oleh keindahan dan kelembutan toket Vivi. Dia memutar-putar puting itu dengan jari-jarinya, menciptakan sensasi yang menggelinjangkan tubuh Vivi. Mereka berdua terjebak dalam dunia penuh nafsu dan keinginan yang liar, melupakan segalanya di sekitar mereka.

Kedua tubuh mereka saling berpadu, menggoda dan menari dalam irama gairah yang semakin memuncak. Mereka melupakan segala rasa bersalah dan kesetiaan, hanya fokus pada kenikmatan yang saling mereka berikan.

mamat dengan penuh nafsu membawa bibirnya mendekati puting Vivi yang mengeras. Tanpa ragu, dia menghisap puting itu dengan penuh nafsu, menciptakan sensasi yang tak terlukiskan dalam tubuh Vivi.

Vivi merasakan kehangatan dan gelombang kenikmatan yang melanda seluruh tubuhnya saat mamat menghisap dan menjilati putingnya dengan gemas. Setiap hisapan dan gerakan lidah mamat menimbulkan getaran nikmat yang menjalar ke seluruh tubuhnya.

Sensasi hisapan yang penuh gairah membuat Vivi gemetar dan mendesah dengan penuh kepuasan. Dia merasakan hasratnya semakin berkobar-kobar, menguasai dirinya dengan sepenuhnya. Mereka berdua terjebak dalam dunia penuh nafsu dan keinginan yang tak terbendung.

mamat terus menghisap dan merayapi puting Vivi dengan semakin intens. Dia ingin memberikan kenikmatan yang tak terlupakan pada Vivi, dan Vivi menikmati setiap momen gairah yang diciptakan oleh mamat.

Mereka berdua terikat dalam permainan yang liar dan penuh gairah, saling memberikan dan menerima kenikmatan yang tak terbatas. Di dalam toilet yang penuh dengan keinginan terlarang, mereka melupakan segala batasan dan menikmati momen-momen intim ini dengan sepenuh hati.

Vivi tak bisa menahan desahan kenikmatan saat mamat menghisap putingnya dengan penuh nafsu. Bibirnya terbuka, dan suara desahan erotis keluar dari mulutnya.

"Ohh... mamat... lebih keras... hisap putingku... ahh... begitu... itu terasa sangat nikmat..." Vivi mendesah dengan suara yang penuh gairah, meminta mamat untuk terus memanjakan putingnya.

mamat, yang terbuai oleh kenikmatan yang dia berikan, meneruskan hisapannya dengan semakin intens. Dia menangkap desahan Vivi dan memompa semangatnya sendiri.

"Kamu suka, ya, Vivi? Kamu suka saat aku menghisap putingmu yang indah ini?" mamat bertanya dengan suara serak, penuh gairah.

Vivi hanya bisa mengangguk dengan bibir yang tergigit, tak mampu mengeluarkan kata-kata karena puas dan terkoyak oleh sensasi yang memenuhi tubuhnya. Dia hanya bisa menyerahkan diri pada kenikmatan yang mamat berikan, membiarkan desahan erotisnya mengisi ruangan toilet yang penuh gairah.

Mereka berdua saling memberikan kenikmatan yang tak terbatas, terjebak dalam hasrat yang membara. Tubuh mereka bergetar dalam gelombang kenikmatan, dan mereka tahu bahwa permainan ini baru saja dimulai.

mamat dengan penuh nafsu melepaskan rok Vivi beserta CD-nya yang tergantung di pinggangnya. Mereka berdua berdiri di dalam toilet, terikat dalam gairah yang semakin membara.

mamat menghampiri Vivi, bibirnya merayapi lembah di antara paha Vivi, menciptakan sensasi yang menggelinjangkan. Dia dengan penuh nafsu mencium memek Vivi, menjilatinya dengan gemas dan penuh hasrat.

Vivi merasakan kenikmatan yang tak terkatakan saat mamat merayapi dan menjilati memeknya dengan lidah yang penuh nafsu. Desahan erotis terus keluar dari bibirnya, mencerminkan perasaan kenikmatan yang melanda seluruh tubuhnya.

Tak hanya itu, mamat juga meremas pantat Vivi dengan tangan yang kuat. Dia merasakan lekukan pantat Vivi dan menggenggamnya dengan penuh gairah, menambahkan sensasi yang menggila dalam permainan mereka.

Dalam posisi berdiri, mereka berdua terus mengejar kenikmatan yang menghantui pikiran mereka. Mereka saling memenuhi hasrat dan keinginan,Vivi tak bisa lagi menahan desahan kenikmatan yang semakin memuncak. Dia merasakan sensasi yang tak terlukiskan saat mamat menjilati memek dan meremas pantatnya dengan penuh nafsu.

"Ohh... mamat... jangan berhenti... terus... terus lakukan itu... ahh... aku hampir... hampir mencapai orgasme..." Vivi mendesah dengan suara yang penuh gairah, merasakan desiran kenikmatan yang semakin memenuhi tubuhnya.

mamat, yang terdengar semakin terangsang oleh desahan Vivi, semakin bersemangat dalam menjilati dan meremas. Dia ingin melihat Vivi mencapai puncak kenikmatan.

"Ya, Vivi... teruslah... aku ingin melihatmu mencapai orgasme... nikmatilah sensasi yang aku berikan padamu..." mamat menggoda dengan suara serak, menambahkan kegairahan pada momen yang mereka bagikan.

Vivi merasakan kehangatan yang semakin memuncak di dalam tubuhnya. Desahan-desahan erotis semakin intens, dan akhirnya, dia mencapai orgasme yang memenuhi seluruh tubuhnya. Tubuhnya bergetar dalam gelombang kenikmatan yang melanda dirinya, membuatnya hampir tak mampu berdiri tegak.

Mereka berdua terhanyut dalam momen puncak kenikmatan, terikat oleh gairah yang tak terbendung. Vivi menyerahkan dirinya pada nikmat yang mamat berikan, dan mamat merasa puas melihat Vivi dengan tubuh yang terkoyak oleh kenikmatan yang mereka bagikan.
Vivi merasakan gelombang kenikmatan yang semakin memuncak saat dia mencapai orgasme yang tak terlukiskan. Tubuhnya bergetar dengan hebat, dan sebuah kilatan nikmat melintas di matanya saat dia merasakan kenikmatan terbesar.

Dalam momen itu, Vivi merasakan memeknya menyemprotkan cairan kenikmatan yang tak terbendung. Aliran hangat yang memancar dari dalam tubuhnya mengenai wajah mamat yang berada di antara pahanya. Jilatan mamat yang penuh nafsu terhempas oleh semburan cairan kenikmatan Vivi yang tak terkendali.

mamat tersenyum puas, melihat wajahnya yang kini terkena oleh semburan cairan kenikmatan Vivi. Dia merasa bangga bisa membuat Vivi mencapai orgasme yang begitu intens. Senyumannya penuh dengan kepuasan dan kebanggaan atas kemampuannya memuaskan Vivi.

Mereka berdua terhanyut dalam momen tersebut, terikat oleh kenikmatan yang mereka bagikan. Vivi merasa lega dan puas setelah mencapai puncak kenikmatan, sementara mamat merasa bangga dengan kemampuannya membuat Vivi orgasme dengan begitu hebat. Mereka sama-sama menikmati momen intim ini, terus berharap akan petualangan gairah yang lebih liar di masa depan.

mamat berdiri dengan penuh gairah, mengisyaratkan apa yang dia inginkan dari Vivi. Vivi dengan cepat memahami dan dengan penuh nafsu, dia melepaskan celana dan CD milik mamat.

Dalam sekejap, mamat terbebas dari pakaian yang membatasi hasratnya. kontolnya yang tegang dan mengeras terpampang di hadapan Vivi, mengundang rasa ingin tahu dan keinginan yang liar.

Vivi tak ragu untuk memegang kontol mamat yang mengeras dengan tangannya yang lembut. Dia merasakan kehangatan dan kekerasan yang padat dalam genggaman tangannya, membangkitkan gairah yang semakin membara di dalam dirinya.

Mereka saling memandang dengan mata yang penuh nafsu, mengetahui bahwa gairah mereka tidak akan dapat dipadamkan. Kedua tubuh mereka berdesakan di dalam toilet yang sempit, siap untuk menjalani petualangan gairah yang tak terbatas.
Vivi dengan penuh nafsu dan keinginan, membungkuk di hadapan mamat yang berdiri tegak. Dengan gemas, dia menggenggam kontol mamat yang mengeras dengan tangannya yang lembut, memasukkannya ke dalam mulutnya yang basah.

Dengan gerakan kepala yang lincah, Vivi mulai melakukan blowjob yang penuh gairah. Bibirnya meluncur naik turun di sepanjang batang kontol mamat, menimbulkan sensasi yang tak terlukiskan. Dia menghisap dengan semakin intens, menggoda dan memuaskan hasrat yang menggelora.

mamat merasakan kenikmatan yang melanda tubuhnya saat kontolnya tenggelam dalam mulut Vivi. Dia merasakan tekanan dan gesekan nikmat yang diciptakan oleh gerakan bibir dan lidah Vivi. Sensasi ini membuatnya semakin terangsang, keinginannya semakin membara.

Vivi melanjutkan blowjob-nya dengan semakin bersemangat, memberikan kenikmatan yang tak terbatas pada mamat. Dia melibatkan lidahnya dengan gemas, memutar-mutar dan menjilati ujung kontol mamat yang sensitif. Mereka berdua terikat dalam permainan gairah yang semakin memanas, saling memberikan dan menerima kenikmatan yang tak terbendung.
Vivi terus melanjutkan blowjob-nya dengan semangat yang membara. Dia merasakan kepuasan melihat mamat menikmati setiap gerakan lidah dan bibirnya.

"Ohh... Vivi... kamu hebat... hisap lebih dalam... ahh... begitu... terus...," mamat mendesah dengan suara penuh nafsu, memberikan instruksi pada Vivi yang semakin meningkatkan gairah mereka berdua.

Vivi mendengarkan dengan seksama dan memenuhi permintaan mamat. Dia menghisap lebih dalam, membenamkan kontol mamat ke dalam tenggorokannya, memperlihatkan keahliannya dalam memberikan kenikmatan.

mamat tidak bisa menahan desahan kenikmatan yang semakin memuncak. Dia merasakan sensasi yang tak terlukiskan saat kontolnya diliputi oleh rasa nikmat yang memenuhi seluruh tubuhnya.

mamat dengan cepat melepas kontolnya dari dalam mulut Vivi, merasa bahwa dia hampir mencapai titik puncak. Dia tidak ingin terlalu cepat mengeluarkan sperma-nya.

"Vivi, berdirilah dan menungging di depanku," pinta mamat dengan suara serak yang penuh nafsu.

"Aku ingin merasakan memekmu sekarang juga."

Vivi, yang penuh dengan keinginan dan gairah, dengan patuh mengikuti permintaan mamat. Dia berdiri dan menungging di depan mamat, menampilkan pantatnya yang menggoda.

mamat dengan tangan yang penuh dengan keinginan, merasakan kelembutan dan kekenyalan memek Vivi yang mulus dan tembem. Dia menusukkan jari-jarinya dengan penuh nafsu, memutar-mutar dan memijat dinding-dinding memeknya yang sensitif.

Vivi merasakan sensasi yang menggelinjangkan saat jari-jari mamat memasuki dan menjelajahi lubang memeknya. Dia mendesah dengan suara erotis, mengisyaratkan kepuasannya.

Tak lama kemudian, mamat tidak bisa menahan diri lagi. Dia mengarahkan kontolnya yang tegang dan mengeras ke pintu masuk memek Vivi yang basah. Dengan satu dorongan yang kuat, mamat melakukan penetrasi, memasukkan seluruh panjang kontolnya ke dalam lubang yang menggigit milik Vivi.

Vivi merasakan penuhnya penetrasi mamat di dalam dirinya, mengisi setiap sudut yang ada. Dia merasakan sensasi yang tak terlukiskan saat mamat mulai bergerak, memompa ke dalam dan ke luar tubuh Vivi dengan irama yang semakin cepat dan semakin membara.

Mereka berdua terhanyut dalam ekstasi kepuasan yang semakin memuncak. Gairah mereka saling terjalin, menyatu dalam serangkaian gerakan yang liar dan penuh nafsu. Mereka terus mengejar kenikmatan yang tak terbatas, terikat dalam permainan yang tak terlupakan.

"Ohh... mamat... kamu begitu... ahh... dalam dan keras... nikmatilah memekku...," Vivi mendesah dengan suara penuh gairah saat merasakan mamat memompa dengan semakin cepat.

"Kamu... sangat... sempit... Vivi... ahh... aku tak bisa... menahan diri...," mamat menjawab dengan suara serak, terengah-engah karena kenikmatan yang melanda tubuhnya.

Vivi menatap mamat dengan mata yang penuh nafsu, merasakan penuhnya penetrasi dan gerakan mamat yang semakin mempercepat. "Teruslah, mamat... berikan padaku... ahh... lebih dalam... lebih cepat... aku ingin... mencapai orgasme..."

mamat tersenyum penuh kepuasan, semakin memompa dengan semangat yang membara. "Aku akan membuatmu... orgasme yang tak terlupakan, Vivi... nikmatilah setiap detiknya... ahh...," ucapnya dengan suara yang penuh nafsu, menambah intensitas permainan gairah yang mereka bagikan.

Mereka terus berbaur dalam sentuhan dan gerakan yang semakin liar, saling berkomunikasi dengan bahasa tubuh yang penuh gairah dan keinginan. Dialog mereka hanya terdengar dalam desahan dan desiran kenikmatan yang semakin memuncak, menghiasi ruangan dengan keintiman yang tak tergambarkan dengan kata-kata.

aku yang masih mengintip dari balik pintu, terpaku oleh pemandangan erotis di hadapanku. aku memegang erat kontolnya yang sudah tegang dan mengeras.aku mulai memainkan kontolku dengan gerakan naik turun yang cepat dan kuat, merasakan gesekan yang meningkatkan sensasi kenikmatan. aku memvisualisasikan adegan yang terjadi di dalam ruangan, membiarkan imajinasi ku menghantar diri ku ke puncak kenikmatan yang tak terbendung.

aku menutup mata dan membiarkan keinginan dan fantasi mengalir bebas. Meskipun aku hanya bisa melihat dan tidak bisa beraksi, aku merasakan kenikmatan yang memenuhi tubuhku saat aku memanjakan diri sendiri di saat yang sama dengan mamat dan Vivi.dalam momen kepuasan yang melanda tubuh ku, menyadari bahwa aku benar-benar menikmati adegan cuckolding yang sedang terjadi di hadapan ku. Sensasi melihat pasangan lain menikmati keintiman seksual, sambil aku hanya bisa melihat dan memuaskan diri sendiri, membawa kepuasan tersendiri bagi diriku.

aku merasakan kegairahan yang tak terlukiskan saat menyadari bahwa aku menikmati peran sebagai pengamat yang terangsang, tanpa terlibat secara langsung. Fantasi cuckolding menggelora dalam pikiranku, dan aku menyadari bahwa ini adalah sesuatu yang memenuhi hasrat seksualku.

Dengan pengakuan diri yang jujur, aku merasa lega dan merasakan kebebasan dalam menerima preferensiku yang unik ini. aku menyadari bahwa seksualitas adalah spektrum yang luas, dan apa pun yang membawa kenikmatan dan kepuasan tanpa melukai orang lain adalah hal yang dapat diterima.

Dengan pikiran yang terbuka dan hati yang terbuka, aku memutuskan untuk menjelajahi lebih dalam fantasi cuckolding-nya, mungkin dengan membaginya dengan pasangan masa depan yang dapat memahami dan menerima keinginan dan kebutuhanku.

Vivi: "Ohh... mamat... aku hampir... aku mau keluar... ahhh... sialan!"

mamat: "Ya, sayang... keluarkan semuanya untukku... teriak namaku, kamu pelacur yang kotor!"

Vivi: "Fuck... mamat... aku akan keluar... jangan berhenti... lebih keras... lebih cepat... ahh... sialan!"

mamat: "Itu dia, kamu pelacur kecil yang menjijikkan... keluarlah untukku... biarkan aku merasakan memekmu yang mengencang di sekitar kontolku... ahh... sialan!"

Vivi: "Ohh... mamat... aku keluar... fuck... fuck... fuuuckkk! Oh Tuhan, iya!"

mamat: "Sial... Vivi... aku juga akan keluar... siapkan dirimu untuk beban panasku... ahh... sialan!"

Vivi: "Keluarlah di dalamku, mamat... isi aku... biarkan aku merasakan kehangatanmu... ahh... iya!"

(Keduanya mencapai puncak bersama-sama, mendesah dan merintih dalam kenikmatan, tenggelam dalam intensitas nafsu kasar dan mendalam.)
Vivi: "Ahh... aku keluar... oh Tuhan... iya... iya... fuuuckkk!"

mamat: "Sialan... aku juga... aku juga keluar... ahh... di dalam memekmu, Vivi..."

Vivi merasakan ledakan kenikmatan yang melanda tubuhnya saat orgasme mencapai puncaknya. Tubuhnya bergetar dengan hebat, dan memeknya berkontraksi dengan kuat menggenggam kontol mamat yang masih berada di dalamnya.

"Crooooot!" menyertai semburan sperma yang melimpah dari ujung kontolnya ke dalam memek Vivi. Setiap tetes sperma memenuhi rongga memeknya, menciptakan sensasi yang memuaskan dan penuh dengan keintiman.

Tanpa menyadari bahwa Kevin sedang mengintip, mamat menghela nafas dalam-dalam dan mengucapkan umpatan dengan penuh nafsu, "Enak bangek memek cewek mu, Vin... Kasihan banget kamu belum pernah ngerasain..." Umpatannya penuh dengan kepuasan yang kasar, tanpa tahu bahwa kehadiran Kevin di belakang pintu telah menjadi saksi bisu dari adegan intim mereka.

Tidak mau kalah, Vivi mengejek mamat dengan suara nafsu yang tinggi, "Iya, kasihan banget cowokku... belum pernah merasakan memekku... Justru kamu yang beruntung bisa ngerasain memekku dan juga mengambil perawanku..." Umpatan Vivi penuh dengan kepuasan dan kebanggaan, menunjukkan dominasinya dalam hubungan intim ini.

Tidak puas dengan kepuasannya sendiri, mamat meraih kontolnya yang masih tegang, dan dengan gerakan tangan yang liar, ia menariknya keluar dari memek Vivi. Dalam momen yang penuh gairah, spermanya meluber ke paha Vivi, meninggalkan jejak putih yang menggoda.

Vivi terkejut oleh aksi mamat, tetapi sensasi sperma yang mengalir di pahanya membuatnya semakin terangsang. Dia merasa kehangatan dan kelembutan sperma mamat yang menempel di kulitnya, memicu sensasi yang tak terlupakan.

Keduanya terengah-engah, terjebak dalam momen yang penuh dengan kenikmatan dan keintiman yang tak terlupakan. Tubuh mereka merasakan kelelahan dan kepuasan yang membuat mereka terasa begitu dekat dan terikat satu sama lain.

Dalam keheningan yang diisi dengan napas terengah-engah, mereka merayakan momen puncak kepuasan bersama-sama, menikmati kenikmatan yang mereka bagikan dan menikmati kehangatan yang terus menyelimuti tubuh mereka.

aku yang terkejut mendengar obrolan tersebut, merasakan kemarahan dan rangsangan yang memuncak di dalam diriku. Tanpa dapat menahan hasratku, aku mulai mengocok kontol ku dengan cepat, membayangkan adegan intim yang sedang terjadi di dalam kamar mandi.

Dengan gerakan tangan yang semakin cepat, aku merasakan sensasi yang memabukkan membangun di seluruh tubuh ku. aku merasakan kehangatan dan tekanan yang semakin intens di pangkal kontolku, menandakan bahwa orgasme sedang mendekat dengan cepat.

Tiba-tiba, dengan erangan yang ku tahan, aku mencapai puncak kenikmatanku. Sperma yang panas dan lengket memancar dari ujung kontolku, melayang di udara sejenak sebelum akhirnya mendarat di pintu toilet dengan kekuatan yang menandakan kepuasanku.

aku yang masih terengah-engah dan dipenuhi oleh perasaan campuran marah dan kepuasan, menyadari bahwa aku telah menjadi bagian dari momen intim yang aku saksikan secara diam-diam. Rasa bersalah dan kegembiraan menggelora di dalam diriku, membuatnya terjebak dalam perasaan yang rumit.

setelah melihat Vivi dan mamat berpakaian kembali, aku menyadari bahwa saatnya untuk meninggalkan kamar mandi. aku tahu bahwa mereka akan segera kembali ke kelas

Dengan hati yang berdebar-debar dan campuran perasaan penyesalan dan kepuasan yang masih menghantui ku, aku keluar dari toilet dengan hati-hati.

Dalam keheningan yang tegang, aku melangkah dengan cepat menuju pintu keluar. aku berusaha menenangkan diriku sendiri dan mengatasi perasaan yang campur aduk di dalam diriku.

aku meninggalkan toilet dengan langkah yang cepat dan berusaha melupakan adegan yang baru saja dia saksikan.


***
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd