Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT VIRDA

Part 3


Pov Virda



Haaaa, akhirnya selesai juga semuanya. Badan yang sejak tadi agak tegang, kepala ikutan cenat-cenut kini segar kembali.

Setelah sepulang dari kantor, aku memilih untuk segera mandi. Menyiram seluruh tubuhku dengan air dalam kamar mandi.

Setelah selesai mandi, aku kini memilih duduk di beranda rumahku sambil menatap ke depan.

Tapi ketika aku berdiam diri tiba-tiba pikiranku melayang dan mulai teringat kembali satu kejadian dimana Anta datang menyelamatkanku dari gangguan tiga preman yang tidak jelas.

Waktu itu, ketika aku pulang sekolah langkahku terhenti karena adanya tiga preman gak jelas yang mencegat dijalan dan mulai menggangguku.

Disaat itu aku berusaha melawan ketiganya, mereka mulai menunjukan sikap kasar mereka bahkan salah satu dari mereka telah berhasil merampas tas sekolahku.

Ketiga preman itu mulai berdiri mengelilingi aku sehingga aku mulai kebinggungan mencari cara untuk melawan ketiganya.

“Lu gak bisa kemana-mana sekarang neng." Kata salah satu dari mereka yang membuatku sedikit merasa takut.

Keringat dinginku mulai mengalir keluar dan posisiku saat ini benar-benar sudah terpojok. Bahkan kulihat ketiga preman itu mulai tertawa dan tersenyum licik kepadaku.

“Sudahlah neng ikut saja dengan kami,” Kata salah satu dari mereka sambil memegang lenganku dan mencoba menarik aku.

“Gak....!!!” Dengan penuh emosi aku menepiskan langsung tangannya dari lenganku.

“Hahahaha ngelawan dia coy..!!”

"Hahaha udah tarik aja dia."

"Cewek model kaya gini yang gue suka..!!”

"Hahaha betul ayo tarik aja nih cewek sekalian kita ajarin kesenangan duniawi!!” Ucap mereka bertiga yang membuat aku merinding ketakutan membayangkan apa yang akan terjadi padaku nanti.

"Ayo ikuut....!!!” Mereka pun mencoba meraih lenganku namun dengan cepat aku selalu menepiskan tangan-tangan mereka semua.

"Gak..!! Gue gak mau ikut..!!” Bentakku menolaknya dengan tegas.

Disaat aku terus melawan tiba-tiba.

"Woi berhenti kalian semua..!!!” Terdengar suara keras hingga membuat ketiga preman ini melihat ke arah suara tersebut.

“Minggir kalian pada...!! Atau..!!” Katanya.

"Anta,” lirihku ketika melihat Anta sedang berusahan mendorong ketiga preman yang menggangguku.

"Kau nggak apa-apa kan Vir?” Tanyanya setelah berhasil menjauhkan ketiga preman yang menggangguku tadi.

“Gak apa-apa Anta makasih ya udah nolongin gue,” Jawabku yang merasa senang dia datang tepat waktu.

“Santai aja Vir," belum Anta selesai berbicara padaku, kulihat ketiga preman itu tanpa banyak bicara mulai berjalan dan berusaha menyerang Anta.

“Antaaaa awaaasss...” Teriakku langsung memperingatkan Anta yang terlihat dengan cepat menghindari dan menangkis serangan ketiga preman tersebut.

Sett..sett..setttt

Aku sedikit tegang ketika melihat Anta sedang meladeni serangan-serangan brutal dari ketiga preman itu. Bahkan ketika melihat Anta terkena pukulan salah satu dari mereka, aku segera reflek memanggil namanya Anta kembali.

Bughhh

"Antaaaaaaaaaa..!!!!” Teriakku.

"Hahahahahahah rasain lu..!!” Tawa salah preman itu yang puas telah berhasil melancarkan pukulan telak yang mengenai pipi Anta.

"Arggghhh...” Anta terlihat terjatuh dan mengerang kesakitan sambil memegang pipinya.

"Antaaa..!!” Panggilku lirih sambil mencoba berjalan menghampirinya.

Namun saat aku mencoba menghampirinya, ia segera melarangku.

"Jangan kesini Vir..!!” Katanya melarangku sambil berusaha bangun kembali.

"Tapi An..."

"Sudah aku bilang jangan kesini..!!” Bentak Anta yang membuatku terkaget dan sedikit ketakutan.

“Hahaha masih bisa bangun lu..?”

“Anjing...!!! Bangsat...!!!” Teriak Anta yang langsung menyerang membabi buta ketiganya.

Bugh...bugh...bugh...bugh...

Saat Anta mulai menyerang ketiga preman itu, aku hanya dapat berdiam diri sambil berharap tidak akan terjadi apa-apa dengan dirinya.

Dan sejak waktu itulah aku mulai menyukai Anta secara diam-diam, aku pun mulai memberikan perhatian-perhatian kecil kepadanya.

Namun sayangnya Anta seakan-akan cuek dan tak membalas perhatianku kepadanya.

Yah, walaupun kami bertiga adalah sahabat tapi hanya Anta yang membatasi dirinya denganku dan juga Deqwo.

Bahkan ketika aku mencoba mendekatinya lebih dekat lagi, aku mulai merasakan adanya dinding tebal tak kasat mata yang membatasi dirinya.

Walaupun aku sedih merasakan sikap Anta kepadaku namun aku juga sedikit terhibur akan hadirnya Deqwo yang tak pernah lelah memberikan perhatian dan menghiburku dikala aku merasa sedih.

Tiga tahun lamanya aku memedam perasaan pada Anta.

Tanpa berani mengutarakannya.

Perih.....

Sangat perih saat melihatmu berada dekat di sampingku namun terasa sangat jauh bagiku.

Namun sedikit demi sedikit aku memberanikan diri untuk menemui Anta dan ingin menyatakan perasaanku.

Tapi kenyataan yang kudapatkan sangat lah pahit.

Ketika aku tak sengaja melihatnya bersama dengan seorang wanita dewasa.

Lalu sejak saat itulah aku mulai meyakinkan diriku sendiri untuk menghilangkan dan membuang semua rasa cinta ini kepadanya.

Cintaku.....

Penyelamatku sekarang ini hanya aku hanya mengganggapmu sebagai sahabatku.

Ketika aku sedang melamun masa-masa dulu tiba-tiba...

Nit Nit

Ponselku berbunyi dan langsung membuyarkan lamunanku.

Kubuka pesan singkat seseorang yang tertera dilayar hpku.

Lalu sambil tersenyum aku membacanya lalu membalas pesan singkat itu.



Ruang Meeting

Jakarta, 9 Januari 2017

Pagi ini aku bersama Bu Sasha mengikuti sebuah meeting untuk memperkenalkan aku sebagai karyawan baru.

Bahkan didalam meeting aku hanya berdiam diri sambil mengikuti jalannya rapat kali ini, sesuai dengan perintah Bu Sasha yang kuterima sebelumnya.

Selama jalannya rapat aku melihat beberapa teman sekantorku saling berbisik-bisik sambil menatap ke arahku.

Huhf.. Entah apa yang mereka pikirkan dan bicarakan tentang aku.

Satu jam kemudian.

Setelah menghadiri meeting pagi ini, beberapa orang yang mengikuti meeting terlihat masih terus menantapku.

Dan entah mengapa perasaanku mulai merasa tak nyaman.

Ketika aku tahu pandangan mata mereka semua seakan-akan menunjukkan ketidaksukaan mereka atas keberadaanku saat ini.

"Come on Vir... It's only a moment, I have to keep my spirit."(Ayolah Vir ... Hanya sebentar, aku harus tetap semangat) Batinku yang menyemangati diriku sendiri tanpa mempedulikan lagi tatapan mereka yang kudapatkan tadi.

Tok Tok Tok

"Masuk," ucapku.

"Selamat siang Bu Virda, saya Naya dari bagian marketing. Ditugaskan oleh Bu Sasha sebagai asisten Bu Virda." Kata seorang wanita kurus berkuncir kuda yang memperkenalkan dirinya bernama Naya di hadapanku, sambil mengulurkan tangannya.

"Siang, saya Virda," jawabku dengan senyum dan menggapai uluran tangan Naya. "Silahkan duduk Nay."

"Ini Bu, data perusahaan dan arsip lama dari Bu Sasha." Ucap Naya, dengan menyerahkan sebuah flashdisc dan map kertas.

"Panggil Virda aja Nay, biar lebih akrab. Gak perlu ada embel-embel Ibu." Jawabku sambil mengambil flashdisc dan map itu.

"Maaf Bu, ta-"

"Ini perintah Nay," sergahku dengan senyum. "Kalau tidak ada siapapun panggil saja namaku ya Nay," ucapku menghilangkan kegugupan Naya.

"Baik Bu, eh.. Virda hehe.." Jawabnya. "Ternyata kamu orang yang ramah beda dengan gosip di luar ups.." Kata Naya keceplosan.

"Memang di luar ada gosip apa tentang aku?" Tanyaku.

"Eh.. Itu Vir emm...." Gugup Naya.

"Gak apa-apa Nay, aku gak akan marah kok."

"Em... Katanya kamu adalah orang yang sombong dan masuk ke perusahaan dengan referensi tanpa skill,"

"What.... Siapa yang bilang?" Tanyaku.

Sungguh berita yang sangat mengagetkanku. "Oh God, Nay ceritakan semuanya?"

"Ta..tadi pagi Dona..." Ucap Naya masih tampak ketakutan.

"Stop aku tahu apa yang pasti dikatakan Dona." Sergahku. "I am so sorry Nay, hanya masalah sepele jangan takut padaku."

"Shit" ucapku dalam hati. Selalu Dona dan Dona. Aku menghela nafas dalam, mengapa takdir mempertemukan kami kembali. 'Dona apa salah gue? sehingga lo benci banget sama gue.'

"Vir.. Virda.." Ucap Naya, membuyarkan lamunanku.

"Kamu gakpapa kan?"

"Gak, gakpapa kok Nay." Jawabku.

"Baiklah Vir, aku permisi dulu kalau perlu sesuatu aku berada di line 69." Ucap Naya.

"Oke kamu boleh kembali ke ruangan, jika ada suatu hal yang penting aku akan menghubungimu. Makasih ya Nay?"

"Sama-sama Vir, permisi." Ucap Naya dengan melangkahkan keluar. Aku hanya mengangguk dan tersenyum.

Setelah Naya keluar aku kembali termenung. Mengingat kembali saat SMA dulu, Dona adalah teman sebangku-ku di kelas 10. Saat itu kami adalah teman akrab, tapi entah mengapa sikapnya jadi berubah kepadaku.

Terkadang Dona membully-ku saat Anta dan Deqwo tak bersamaku. Apalagi sejak berteman dengan Selly dan Yvonne. Tingkahnya sungguh di luar nalar. Dona juga sering membolos, merokok, menjadi sangat liar.

Nilainya Dona pun turun, ia menjadi pemarah dan selalu menatapku tajam. Kebencian kepadaku semakin menjadi saat Anta dan Deqwo selalu membelaku.

Kring...Kring...

Ponselku berdering, tertera satu nama seseorang yang sangat aku rindukan. Seseorang yang selalu memberikan semangat, menjaga, dan memperhatikanku.

"Hi Honey?"(Hai Sayang?) Tanyaku riang.

............

"I miss you too."(Aku juga merindukanmu)

.............

"Yeah, allways." (Iya, selalu)

.............

"Oke, see you..."
(Oke, sampai jumpa)

Kututup ponselku, dan kuletakan di meja. Sekejap saja hilang rasa lelahku jika berbicara dengannya.


oOo

Pov Anta


Ini masih belum terlambat untuk memperkenalkan diriku lebih jauh lagi kepada pembaca. Walau sebenarnya aku sangat enggan untuk bercerita tentang siapa diriku, siapa keluargaku, bagaimana kehidupanku sehari-hari, dan bagaimana.... Bagaimana.... Bagaimana... Dan seterusnya.

Tapi...! Sesuai kontrak kerjasama yang telah kutanda tangani dengan ketiga pemilik cerita ini. Yaitu Gadissoyu sang produser. Deqwo sang sutradara dan jodoaNg sang Astrada. Mau tidak mau, aku harus menceritakan tentang diriku yang sebenarnya tidak penting.

Aku... ! Santanu Braja Angga Perdana Wahyu Dirga Pinem. Biasa di panggil Anta. Lahir dalam keluarga yang sangat mampu memberikan apapun yang aku inginkan dari segi materi. Kecuali perhatian dan kasih sayang dalam artian yang sebenarnya dalam sebuah keluarga yang terdiri dari anak dan orang tua.

Aku anak dari pasangan Prof. Dr.H. Aziz Gagap Mpd. Spd.SH. dan Nunung Mumud. Pasangan suami istri yang memiliki kesibukan melebihi sorang Presiden dan Perdana Mentri.

Bisa di bilang, sejak aku duduk di kelas 1 SMP. Orang tuaku semakin sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Bahkan saat aku bangun pagi, aku hanya melihat wajah Mbok Suarti yang duduk disisi tempat tidurku sambil mengusap kepalaku dengan senyumnya yang penuh kasih sayang. Sedangkan mereka, kedua orang tuaku, sudah berangkat kerja mendahului ayam yang berkokok, atau sebaliknya, mereka belum pulang.

Inilah sepenggal kehidupanku. Kisah seorang anak tunggal yang hanya mendapatkan kasih sayang dari seorang pengasuh. Kisah seorang anak tunggal yang hidup dengan sangat berkecukupan dari segi materi, tapi kekurangan perhatian dan juga kasih sayang dalam artian yang sebenarnya.
Dan itu membuatku tumbuh menjadi seorang anak yang tidak terkendali.

Tapi aku bersukur, aku masih bisa merasakan arti sebuah ikatan hati. Ikatan itu aku dapatkan saat aku duduk di bangku SMA. Sebuah ikatan persahabatan yang membuat hidupku lebih berwarna, di mana solidaritas kebersamaan dalam kesedihan dan senang kami lalui. Mereka menjadi guru saat aku tidak memahami sesuatu, mereka menjadi orang tuaku saat aku melakukan kesalahan, mereka menjadi keluargaku saat aku kesepian, mereka adalah sahabatku.

Hana Yuanita Virda. Dia lebih suka dipanggil Virda. Gadis yang super cerewet, dan juga cerdas. Dan yang paling utama, dia adalah keturunan dari bapak dan ibunya.

Aku juga punya seorang sahabat yang menjadi pelengkap warna hidupku. Jika satu hari saja aku tidak bertengkar dengannya, maka duniaku seakan kehilangan rasa. Dia adalah Al-Deqwo Mubazir Sia Sia. tapi tetangganya lebih sering memanggilnya Deqwo, dan itu di aminin oleh kedua orang tuanya.

Duka mereka dan dukaku telah menyatu dalam kehidupan ini, begitu juga dengan suka. Kami melewati masa - masa manis dan pahitnya kehidupan remaja dengan saling suport dan juga saling bully.

Kurasa cukup sampai di sini dulu kisah singkatku yang tak berarti ini. Tapi ingat...! Aku harap pembaca menjaga satu rahasia yang ingin ku berikan pada kalian. Dan jangan sekali- kali kalian memberi tau kepada Virda dan juga deqwo kalau aku sangat menyangi dan mencintai mereka melebihi dari hidupku sendiri. Takutnya kuping ama kepala mereka membesar.

Baiklah..! Kita lanjutkan kisah ini. Masih Pov Anta.

Di dalam kamar, aku sedang duduk menikmati siaran Tv sambil membolak balik sebuah album foto kenangan masa-masa SMA. Dan tanganku berhenti saat mataku melihat foto kami bertiga. Sebuah foto dengan seragam SMS yang penuh dengan coretan, didalam foto itu kamai saling berpelukan layaknya Teletubies.

Tok....tok....tok....

"Antaaaa....!" Suara Mbok Suarti terdengar dari luar kamarku.

"Iya Mbok... Pintu nggak di kunci."
Mbok Suarti masuk dengan sebuah gelas kaca transparan ditangannya. Dia tersenyum padaku penuh dengan kasih sayang.

"Ini susunya.!" Mbok Suarti meletakkan gelas yang berisi susu tersebut di meja yang ada di samping tempar tidurku.
"Jangan lupa diminum sebelum tidur.!"

"Iya Mbok..!"

"Jangan kelamaan nonton.!" Ujar si Mbok sambil melangkah keluar kamar. Tiba-tiba dia berhenti tepat di depan pintu, dan memutar tubuhnya menghadap kearahku. "Si Mbok hampir lupa...! Tadi Tuan sama Nyonya nelfon. Mereka udah ngirim uang belanja bulanan kamu. Nyonya nransfer 20 juta kalau Tuan 25 juta.!"

"Hmmmm...!" Aku hanya menggumam.

"Mereka juga nanyain kabar kamu. Dan juga pesan, kalau mereka nelfon... Hp nya diangkat.!"

"Selalu diangkat kok Mbok... Nih... Aku lagi ngangkat HP!" Ujarku berkilah sambil mengankat Hpku tinggi-tinggi.
Si Mbok hanya menggeleng sambil berjalan meninggalkan kamarku dengan membiarkan pintu terbuka.

Aku tau kalau dia tau tentang perasaanku. Bukannya dia tidak perduli tentang hubunganku dengan kedua orang tuaku. Si Mbok sudah cukup sering menasehatiku agar aku selalu menjawab panggilan telfon dari mereka. Tapi memang dasarnya aku yang ngeyel.

Dan hanya satu alasanku kenapa aku tidak pernah mengangkat telfon dari orang tuaku. Aku ingin mereka hadir di hadapanku dan memelukku sambil bertanya. "Bagai mana kabarmu Nak...?" Hanya itu, dan sangat simple.


oOo

Pov Deqwo


Pagi sebelumnya
Tepat pukul 07.00 WIB


Tok...tok...tok..tok..tok...


“Nak kamu gak bangun? Kamu gak kerja? Ini udah jam berapa nanti kamu telat loh..!!!”

Ketika aku sedang tertidur lelap tiba-tiba saja terdengar suara ibuku yang seperti biasa beliau selalu membangunkanku di pagi hari ini.

"Hoammm........, iya buk ini Deqwo udah bangun,” Jawabku yang langsung mengumpulkan semua nyawaku kembali.

“Ya udah cepetan nak..!! Ini udah jam berapa? Katanya kemaren mau meeting jam setengah 8,” Ibuku kembali berteriak menginggatkanku lagi.

“Ya Bu..,,” jawabku yang masih merasa malas turun dari tempat tidurku dan malah aku kembali merebahkan tubuhku kembali.

Brugh

“Huft...!! Meeting?” Batinku yang entah kenapa aku menjadi malas untuk berkerja hari ini. Aktifitas perkerjaanku di perusahaan sebuah leasing ternama memang sedikitnya telah banyak menyita waktuku untuk nongkrong bersama dengan salah satu sahabatku Anta.

Aku, Anta, dan Virda memang sudah menjadi sahabat sejak kami sekolah di SMA Bahtera dulu, Bahkan keduanya adalah sahabat yang ku punya sampai saat sekarang ini.

Huft, aku memang bisa dibilang tipikal orang lebih banyak diam menjadi kan ku susah mencari teman lain selain mereka berdua.

Anta memang selalu mengerjai atu menjahiliku tapi ia juga menunjukkan kebaikan dan rasa setia kawan pada aku dan Virda.

Sedangkan Virda....

Huft, entah kenapa aku bisa menyukai dirinya sampak saat ini.

Perhatian Virda yang diberikan sedikit padaku mungkin menjadi salah satu alasan kenapa sampai saat ini aku masih menyukainya...!!!

“Deqwoooo kamu gak mandi....!!!” Teriakan yang ku kenal adalah teriakan dari ibuku yang kelihatan ia sudah kembali dari berbelanja.

“Ya bu ini Deqwoo mau mandi...!!” Balasku dan langsung bergegas untuk mandi.


CV. Adira Quantum

Pukul, 07.45 wib

"Selamat pagi Pak Deqwo." Sapa Adminku ketika melihatku telah sampai dan duduk di meja kerjaku.

“Pagi Deb, hari ini ada surat PK (Persetujuan kredit) keluar gak? Terus Invoice (Jumlah keseluruhaan nominal barang yang telah diambil konsumen) hari ini berapa?” Tanyaku.

“Invoice hari ini 30 juta kayanya Pak, ini sudah ada surat PK 2 Pak.” Kata adminku ini sambil menyerahkan surat PK-nya padaku.

“Hmm, ini ada 12 juta tok loh Deb..!! Kalau cair semua apa kemaren ada konsumen yang belum ngambil barang di toko?” Tanyaku.

“Ada 3 kok Pak yang punya Lany, Eka, sama Sherly,” Jawabnya.

“Ooh berarti pembiayaan Invoice hari ini rata-rata 6 juta ya?”

“Ya Pak."

“Okay deh suruh mereka semua masuk, kita meeting sebentar barusan saya dapat e-mail dari pusat hari ini bakal ada promo bunga." Perintahku yang langsung dilaksanakan oleh Adminku itu.

Selama menunggu para marketing kumpul semua, aku pun sedikit melihat dan mempelajari promo bunga yang diberikan oleh pusat.

“Hmm.. Promo bunga 0,99% untuk TV toh,” batinku yang merasa senang ketika mendapatkan promo bunga ini.

Dan setelah semua marketing telah berkumpul. Aku pun segera menjelaskan secara detail syarat-syarat promo bunga 0,99% yang diberikan oleh pusat barusan.

“Oke kalian ada pertanyaan?” Tanyaku setelah menjelaskan semua kepada seluruh marketingku.

“Ada apa saya misalkan TV dibawah 2,5 juta gimana Pak?" Tanya salah satu marketingku bernama Yudi.

“Oke pertanyaan bagus Yud, jadi kalau ada konsumen memilih TV yang harga di bawah 2,5 juta kalian bisa arahkan konsumen ke TV yang harganya sama dengan atau lebih dari 2,5 juta."

"Jadi gini simpelnya saya tahu harga TV yang 24 inch pasti ada harganya dibawah 2,5 juta. Nah disitu kalian arahkan konsumen ke TV 32 inch dengan harga 3 juta dengan cara tunjukan brosur angsuran bunga normal dengan angsuran bunga promo." Kataku yang menjelaskan kepada semua marketingku yang sudah mengerti promo yang ada.

Setelah 15 menit kemudian aku telah selesai membrifing para marketingku, mereka pun mulai pergi berkelana mencari konsumen kreditur hari ini.

“Semoga hari ini ada Aplikasi masuk,” bathinku sambil berharap dan berdoa kepada-Nya

Satu hari kerja ini hampir berakhir, aku pun sudah puas dengan pencapaian para marketingku hari ini yang cukup banyak. “Huft, syukurlah,” batinku sambil menghitung kembali kekurangan target marketing yang di tugaskan pusat padaku.

“Hari ini invoice berapa Pak?” Tanya adminku.

“Lumayanlah Deb, ada 40 juta invoice hari ini dan invoice pending 10 juta." Balasku yang sumringah dan yakin target yang di tugaskan pusat padaku akan terpenuhi.

“Wah bagus donk Pak, target kita bakal tembus nih."

“Yups, nanti kalau tembus target kita syukuran Deb."

“Beneran Pak Deqwo?” Tanya Adminku yang bernama Deby masih tak percaya.

“Iya... Hmm oh ya bisa minta tolong kamu kirim invoice hari ini, terus kalau sudah kamu hitung juga jumlah Invoice hari ini dan kekurangannya target kita ya.” Perintahku.

“Siap Pak, loh memang Pak Deqwo mau kemana?”

"Saya ada urusan mendadak tolong ya Deb.”

“Ok Pak."

“Thanks Deb, kalau sudah kirim ke WA saya.” Kataku yang langsung berjalan keluar kantor menunju tempat parkiran motorku. Dan sesampainya di atas motorku aku berdiam sejenak sambil mengirimkan pesan WA kepada Virda lalu menunggu balasan darinya.

Tingg

Suara pesan WA kuterima dari HP-ku.

“Ooh dia kerja disana. Hmm.. Virda udah pulang belum ya,” batinku yang akhirnya memilih langsung menunju ke tempat kerja Virda.

Dengan perasaan senang dan semangat aku pun segera menarik gas motor yang kutunggangi ini.

“Udah lama aku gak ngomong berdua dengan Virda,” Batinku selama masih dalam perjalanan menunju tempat kerja Virda.

10 menit berlalu.

“Maaf Pak, Bapak mau menemui siapa?” tanya seorang satpam yang menyambut diriku didepan perusahaan tempat Virda berkerja.

“Oh, ya Pak saya ingin bertemu dengan Virda, apa beliau bekerja disini?” Tanyaku.

“Bu Virda Pak? Bentar saya telepon dulu ke dalam Bapak tunggu sini,” Kata Satpam ini yang menyuruhku untuk menunggu sejenak diluar pagar yang menjadi batas perusahaan tempat Virda bekerja.

Tik..tik..tik...

Dan setelah menunggu tak lama satpam tersebut telah kembali menghampiriku.

“Maaf pak menunggu lama,”

"Iya gakpapa Pak, jadi Virda betul kerja disini?”

"Betul Pak, Bapak masuk aja kedalam kebetulan ini sudah jam pulang.”

"Oke Pak, makasih ya.” Jawabku yang langsung menghidupkan kembali motorku.

Namun disaat bersamaan ketika aku baru mau menjalankan motorku tiba-tiba saja ada sebuah mobil yang keluar dari dalam dan berhenti tepat disampingku.

“Deqwoooo..!!” Suara seorang yang kukenal memanggil namaku..

"Virda..!!” Balasku yang terkejut ketika melihat orang yang memanggilku itu.

Deg

Aku pun terkejut ketika melihat seseorang yang berada tepat disampingnya.

“Loh lu mau kemana Wo?” Tanya Virda kembali.

Deg..deg..deg...

Detak jantung kurasakan sangat cepat dan dengan menghela nafas sebentar aku mencoba menjawabnya.

“Aku.....


Bersambung...
 
Terakhir diubah:
Sadiiisssssss..... up nya jam segini cobaaaaa......

Mbaaakkkkkkkkkkkkkkkkk...... hizzzzzzz....

Ijin baca besok pagi deh mbak.... lagi ada tugas negara 46 di sf sebelah :lol:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd