[Kedua]
[BUDI]
Sesampainya di rumah, ibu Halimah kaget melihat anaknya membawa 2 kantong yang terlihat mahal, “Ibu, budi punya kejutan buat ibu.” Ucap Budi sambil memberikan 2 kantong tersebut.
“Apa nih budi?” Bu Halimah pun mengeluarkan isi dalam kantong tersebut dan kaget melihat 2 gamis dan 2 kerudung mahal berharga ratusan ribu, “Budi, ini mahal banget, kamu dapat uang dari mana?? Kamu.. ga ngelakuin hal aneh aneh kan Bud??”
“Budi? Engga Bu, yang aneh temen temen budi, malah Budi masih ada sisa 400 ribu lagi, nih buat ibu.”
“Astaga, kalian ngapain nak?? Ibu tahu kita miskin tapi ga segininya Bud.” Lalu saat Budi menyodorkan uang itu, Bu Halimah dengan tegas mendorong tangan dan menolaknya.
“Bu ini halal koq eh tapi ga bisa dibilang halal juga sih, bingung jelasinnya.”
“Kamu jelasin yang jujur, sejujur jujurnya, kalau ga, ibu ga mau terima hadiah dan uang ini.”
Budi pun mengangguk dan duduk di hadapannya, “Bu, maaf kalau ini terlalu vulgar, tapi.. Tadi Budi ketemu sama temen temen masa sekolah Budi, terus mereka liatin foto pacarnya..”
“Iya terus gimana??”
“Budi ditawarin buat gituan bu dengan keduanya.. Disini.. Di kasur budi.”
“Astaga itu Dosa Bud, ga bisa ibu ga mau terima pemberian ini.” Jelas saja Halimah langsung protes pada anaknya.
“Tapi bu.. Aku.. aku juga udah tawarin ibu sama mereka, dan mereka semangat, ibu kan udah lama menjanda pasti butuh temen..”
Seketika Halimah melotot mendengarkannya, “APA APAAN KAMU BUDI!” teriaknya dengan lantang.
“Ma.. maaf bu.. Budi ga tau, kalau gitu Budi tolak deh.”
“Iya tolak aja! Kita memang miskin bud, tapi cari uang yang halal, masa kamu mau berbuat dosa dan serahin ibu kandung sendiri, emangnya siapa sih temen temen kamu itu!?” Tanya Halimah sambil mengerutkan keningnya dan menatap budi dengan tatapan tajam.
“Jonathan sama Samuel bu, nih fotonya, ibu masih kenal kan sama mereka.” Budi pun memperlihatkan story whatsapp Jo yang kebetulan sedang telanjang dada di kolam renang bersama dengan teman temannya.
Jo dan Sam memang pernah main ke rumah Budi saat Budi masih memiliki rumah sendiri dan masih berkecukupan, meski tua namun Halimah masih mengingat kedua temannya itu, matanya pun seketika melotot melihat lelaki ganteng dan gagah difotonya, “Hah? Ini ga salah?”
“Engga, kenapa bu??”
“Ga apa apa.” Seketika Halimah pun memejamkan mata dan mengatur nafasnya, yang tadinya emosi kini mendadak birahi melihat banyak lelaki ganteng dan gagah telanjang dada, “ibu mau tau dulu, pas kamu tawarin ibu, reaksi mereka kaya gimana.”
“Ya seneng bu, malah kata Jo dan Sam mereka semangat, kalau gitu Budi kirim pesan dulu sama keduanya ya.”
“Tunggu.” Halimah pun menahan tangan Budi, “Kamu sendiri gimana, masalah ga kalau ibu dipake sama temen temen kamu?”
“Selama bisa bikin ibu puas, kenapa harus masalah bu.”
“Ya sudah..” Wajah halimah pun seketika memerah, “Terus kapan rencananya?”
“Ga tau, tunggu mereka ngomong sama pacarnya dulu.”
Halimah pun mengangguk, “Kalau gitu kita tunggu kabar mereka aja. Ya udah ibu mau beres beres dulu, sini uangnya.” Budi pun tersenyum dan memberikan uangnya, halimah ikut tersenyum membayangkan dirinya akan bergumul dengan 2 lelaki ganteng setelah sekian lama menjanda karena ditinggal suaminya.
“Makasih ya ibu, kalau gitu, Budi beres beres rumah deh.” Budi pun merapikan rumahnya yang hanya 1 petak ruangan sangat besar saja berukuran 6x6 meter, maklum bangunan itu dulunya hanyalah gubuk saja, “Eh bu ibu masih ada dagangan ibu ga disini, Budi minta dong.”
“Tuh Bud di dalam lemari ibu, cari aja, pasti biar cewe cewe itu puas sama punya kamu kan Bud?”
Budi pun mengambil krim pembesar dari dalam lemari pakaian, “Yoi bu, Budi mau bikin kuat, tahan lama, panjang dan besar, biar mereka puas semua bu, tapi maaf ya kalau ibu dapet yang kecil hihihi.” Ucap budi menggoda ibunya sambil membuka penutup botol itu.
“Iya ga apa apa bud, yang penting ganteng, sini ibu bantuin.” Halimah pun mengambil botol krim itu dan segera meratakan pada kontol anaknya, matanya sayu melihat kontol Budi seolah ingin mencobanya juga, wajar saja karena Halimah sudah sangat lama sekali tidak ngentot
[Jo dan Sam]
Setelah dari mall, Jo dan Sam bertanya pada pacarnya, ternyata keduanya sedang bersamaan tidak jauh dari mall tersebut, akhirnya mereka berdua meminta kedua pacarnya untuk menghampirinya dan hanya dalam 20 menit saja keduanya tiba di mall itu.
“Aduh kalian lama banget sih, ayo cepet Sam keburu pergi.”
“Apaan sih.” Tanya Cherry merasa curiga.
“Kita bahas disana aja.”
Mereka berempat pun pergi ke tempat makan yang barusan dan sialnya ternyata Budi sudah pulang duluan dan meja itu terlihat sudah bersih, “Aduh telat kan.”
“Apaan sih tiba tiba ngajak kesini, ya udah kita makan aja deh, kebetulan laper.” Cherry dan Grace pun duduk di meja tempat mereka berdua ngobrol dengan Budi. Jo dan Sam berada di kursinya sedangkan Cherry dan Grace berada di kursi Budi, seketika mereka berdua langsung berpikir kotor.
Cherry dan Grace pun memesan makanan berat sementara Jo dan Sam memesan makanan ringan, setelah pesanan mereka tiba, Jo dan Sam kemudian menyampaikan maksud dan tujuannya, dan berkata sudah menemukan pasangan yang cocok.
“Kamu yakin sayang mau liat aku gituan sama Budi?”
“Iya nih, sama temen lama kita loh itu.”
Kedua perempuan itu nampak ragu karena Budi memang biasa saja, tidak ada hal istimewah darinya.
“Bentar gw minta dulu foto telanjangnya sama Budi.” Jo pun mengirim pesan pada Budi.
“Lah emang mau??”
“Coba aja.” Jawab Jo, dan beruntungnya 5 menit kemudian Budi langsung mengirimkan foto telanjangnya. Dan tidak jauh dari posisinya berdiri terlihat Halimah yang sedang mandi dengan posisi pintu kamar mandi terbuka, “Nih fotonya.” Jo pun menunjukan layar ponselnya dan langsung membuat Cherry dan Grace melotot.
“Hah? Ga salah? Panjang dan besar.”
“Uuhh kebayang gw kalau udah berdiri tegak segede apa.”
Kedua perempuan itu pun nampak antusias, apalagi kini Budi lebih kecoklatan dan lebih berotot ketimbang sebelumnya.
Grace lalu bertanya melihat perempuan tua yang sedang mandi di kejauhan, “Ini bu halimah? Koq dia bisa bisanya foto telanjang depan ibunya yang lagi mandi?” mereka pun baru tau kalau kamar mandi Budi hanyalah papan kayu setinggi 1 meter saja dengan pintu terbuat dari kayu yang dibuat sendiri.
Jo pun menceritakan semua kisah hidup Budi sesuai apa yang diceritakannya, kemudian menjelaskan, “Nanti kalian berdua ngentot sama Budi, nah kita sama emaknya disebelah kalian, nanti cuma ditutup kain tipis doang.”
“HAHAHAHA.” Tawa Cherry dan Grace pun pecah dan membuat sebagian pengunjung menatap ke arahnya, mereka langsung terdiam namun dengan menahan tawanya, apalagi saat Jo memperlihatkan foto Halimah yang hanya mengenakan pakaian dalam saja dan topless.
“Hahahaha kayanya seru ya sayang, kita dientot cowo jelek dan item, sedangkan kalian ngentot sama ibu ibu tua dan jelek, tapi bagusnya sih… tobrut hahaha.” Ucap Cherry sambil mengusap tangan Jo dan tertawa puas.
“Justru itu hahaha gimana? Kalian minat? Mau kapan nih?”
Grace lalu menyarankan, “Gimana kalau seminggu lagi?? Eh 2 minggu lagi denk.”
“Lama amat.” Jo dan Sam tentu protes.
“Soalnya kita mau luluran, ritus, sama aku mau bagusin lagi toket lagi, mungkin aku gedein lagi kali ya, kan aku pengen kasih yang terbaik buat cowo baru kita, iya ga Cher?”
“Betul banget, aku juga pengen operasi gedein toket ah, soalnya Budi pernah bilang waktu jaman sekolah dulu kalau seneng sama toket gede, kamu jangan ngiler ya sayang.”
“Kamu sampe mau operasi sayang? Wow.” Jo pun melotot mendengar ucapan Cherry.
“Hihihi kontolnya soalnya gede dan panjang sayang, apalagi udah berdiri tegak, aahh pasti bikin aku puas, makanya aku juga pengen kasih yang terbaik buat dia, ga apa apa kan?”
“Wah malah seneng banget sayang.”
“Tapi..” Grace lalu menatap nakal pada lelaki itu lalu terdiam.
“Apa?” Tanya Jo dan Sam bersamaan.
Grace menjawab, “Selama 2 minggu kalian ga boleh liat kita telanjang loh hahaha ga boleh sentuh kita juga hahaha gimana? Berani ga sama tantangannya?”
Cherry menambahkan, “Nah setuju banget, selama 2 minggu juga kita bakalan ngobrol dan video call sama Budi terus, pokoknya kalian berdua selama 2 minggu bakalan kita cuekin dan ga kan kami bales, gimana, berani ga? Hihihi.”
Jo dan Sam lalu saling tatapan dengan pandangan antusias, lalu dengan semangatnya mereka membalas, “BERANI!”
Grace pun membisikan sesuatu ditelinga Cherry dan langsung minta ponsel Jo dan Sam, di hadapan keduanya Cherry sibuk menghapus foto dan video bugil yang pernah mereka kirimkan, sedangkan Grace sibuk dengan ponselnya, tidak begitu lama Grace menunjukan ponselnya, “Nih aku udah buat grup khusus isinya cuma Budi dan kita berdua doang.”
“Wah langsung dibikin dong, terus kalian mau ngapain?” Tanya Sam penasaran.
“Pacaran, boleh kan sayang?” Tanya Grace sambil memegang Sam yang duduk di hadapannya.
“Terus status kita apa?”
“Ya calon suami, bener ga Cher?”
Lalu sambil memeriksa galeri, Cherry pun membalas, “iya, kalian masih calon suami kita koq, tapi kalau kalian emang mau cuck sama Budi ya kalian harus izinin kita pacaran selama 2 minggu, itung itung pendekatan sebelum kita ngelakuin, kan ga mau ya tiba tiba kita canggung, nah udah beres, udah ku periksa hp kalian berdua, dah ga ada lagi foto dan video nude kita.”
“Koq foto dan video yang kalian kasih dihapus semua sih? Terus yang di galeri hp kalian gimana?” Tanya Jo pada kedua perempuan cantik itu
Mereka pun saling tatapan kemudian tertawa bersamaan, “bentar..” mereka berdua lalu sibuk dengan ponsel masing masing, sampai 5 menit kemudian mereka tunjukan chat paling atas dan scroll terus sampai bawah memperlihatkan foto dan video bugil dan mesum keduanya sudah dikirim ke grup tersebut.
Diujung chat Grace bahkan berkata, “foto dan video bokep di hp jo sama sam udah kita hapus, kalau mereka minta jangan dikasih ya, kecuali kalau kamu mau kerjain hihihi.”
Dan Cherry pun menambahkan, “tapi kamu edit sensor dulu ya hahaha.”
Lalu terlihat tulisan ‘Budi Sedang Mengetik.’
“Ups ga boleh liat hahaha, pasti penasaran kan balesannya, ga boleh liat sayang, kita mau pacaran dulu.”
Grace dan Cherry sibuk dengan ponselnya masing masing dan tertawa sambil chat dengan grup barunya, mengabaikan kedua lelaki ganteng di hadapannya demi chatting dan bercanda dengan lelaki jelek, hitam, dan miskin di balik nomor itu.
“loh udahan nih?” tanya Jo ketika melihat keduanya menaruh ponselnya bersamaan.
“Ya gimana lagi, hp dia dah jadul dan lowbat bgt, katanya kalau di charge ga boleh sambil dipake.”
Sam lalu ada ide, “Gimana kalau kita kasih surprise ke rumahnya? Kebetulan gw tau tempat pemakaman, ga jauh koq.”
“Ide bagus, biar cewe cewe kita makin lama ya pacarannya.”
Mereka pun segera menghabiskan makanan dan pergi ke salah satu counter hp langganan mereka.
Diperjalanan menuju counter Cherry berkata pada mereka, “Kalian berdua patungan ya beliin hp paling mahal.”
Grace pun menambahkan, “Bener tuh, sekalian kalian jadi Piggy Bank juga hahaha.”
Jelas saja kedua lelaki cuckold itu semangat dan mengiyakan.
Singkat cerita mereka sudah membeli ponsel seharga 8 jutaan dari hasil patungan Jo dan Sam, kemudian mobil Jo melaju duluan diikuti mobil Cherry dari belakang hingga tibalah di pemakaman yang dimaksud, terlihat angker dan tidak ada penerangan sedikitpun, bahkan tidak terlihat penjagaan atau warga yang melayat, wajar saja karena itu pemakaman khusus gelandang dan orang gila liar.
“Angker banget, kebayang nanti malem kaya gimana.” Cherry sedikit bergidik melihat suasananya.
Mobil pun diparkirkan di tanah kosong tepat di depan gerbang yang sudah rusak, tidak ada tukang parkir, hanya segerombolan bapak bapak tua yang sedang berkumpul tidak jauh dari lahan kosong tersebut.
“Yakin disini Sam?” Tanya Grace sedikit ragu.
“Yakin koq, tuh disana ada 1 gubuk, kayanya yang itu.” Sam pun jalan duluan diikutin ketiga teman lainnya.
Pintu diketuk dan Sam pun mengucapkan salam sambil meneriaki nama Budi, pintu dibuka dan Budi kaget melihat keempat teman lamanya sudah hadir di depan pintu, “Kalian koq bisa tau?”
“Tau lah Sam yang arahin, dia kan tau seluk beluk kota ini, oh iya ini Cherry dan Grace, masih kenal kan?” Jo pun menyingkir dan memperlihatkan kedua perempuan yang berada di belakang tubuhnya.
Seketika mata Budi melotot, tidak menyangka melihat kedua teman perempuannya kini sangat cantik dan wangi, tidak terbayang kalau mereka sampai benar benar jatuh ke pelukan tubuh Budi yang bau matahari.
“Kayanya ada yang ga tahan tuh Cher hahaha.” Ucap Grace sambil menunjuk tonjolan besar di celana Budi.
“Wah iya nih ada yang berdiri tapi bukan tekad hahaha.”
Budi pun seketika malu dan menutup celana dengan keduanya, “eh sorry, sorry, udah yuk masuk, maaf rumahnya sederhana.”
Mereka berdua pun masuk dan kaget melihat isi rumahnya, beralaskan tanah dengan ditutupi terpal besar, diatasnya lagi terdapat karpet yang sudah usang, bahkan tidak jauh dari pintu masuk dekat dengan posisi mereka berdiri terdapat keranda mayat lengkap dengan kain berwarna hijau dan tali yang berserakan, lalu di pojok kanan bagian dalam terdapat 2 kasur kapuk yang terlihat sudah keras dan tidak nyaman dengan selembar kain putih membentang di tengahnya sebagai penghalang kedua kasur, lalu diseberang kasur terdapat kamar mandi kecil dengan papan kecil yang hanya setinggi 1 meter saja. Pantas saja Halimah dan Budi cuek mandi dan ganti baju barengan, karena kondisinya memang memaksa mereka seperti itu.
Halimah pun terlihat senang melihat kedatangan teman teman lama Budi, termasuk Jo dan Sam yang terlihat ganteng, gagah, tinggi, putih, dan berotot seperti artis mandarin namun lebih manly, seketika Halimah membayangkan bersetubuh dengan kedua lelaki ganteng itu sampai membuat kemaluannya basah seketika, “Silahkan duduk, maaf loh rumahnya berantakan.”
“Ga apa apa bu.” Mereka pun duduk di karpet di depan kasur yang berhadapan langsung dengan kompor, wastafel, dan lemari penyimpanan.
Air mineral pun disajikan pada mereka, “maaf cuma ada ini doang, ibu ga punya apa apa lagi.”
“Oh ga apa apa bu, kami juga cuma mau mampir sebentar koq sekalian mau kasih sesuatu sama anak ibu.” Grace pun memberikan kode pada pacarnya dan Sam langsung memberikan kantong itu pada Grace, “bud, diterima ya, itu sengaja patungan kita semua loh biar kita bisa kontakan terus.”
Budi pun mengeluarkan kotak dalam kantong tersebut dan bersorak kaget melihat ponsel keluaran terbaru seharga jutaan ini, “ini ga salah? Mahal banget loh, aku ga bisa terima ini, kalau ga ngasih apapun.”
“Ga apa apa Bud tolong diterima, kita sengaja koq patungan, supaya lu bisa lebih lama pacaran lagi, iya ga sayang?” Goda Jo pada pacarnya.
Mereka pun tertawa bersamaan, “tapi tetep aja aku ga enak kalau ga ngasih apapun.”
“Oh iya ibu punya ide, gimana kalau kamu ambilin krim itu buat mereka.”
“Betul juga, biar ibu puas ya.” Lalu Budi mengambil krim dari lemari penyimpanan itu.
“Wah banyak banget, ini apa aja?”
“Aduh ibu sebenarnya malu, tapi buat menyambung ekonomi ibu terpaksa kerja kaya ginian, jual keperluan rumah tangga, urusan ranjang.” Jawab Halimah sambil malu malu, “Nih sebagai ganti hp itu, ibu kasih ini ya buat kalian berdua.” Halimah pun memberikan krim pembesar kontol mujarab yang dipakai juga oleh Budi.
Namun Grace melihat sesuatu yang menarik perhatiannya, “Pengecil? Koq ada krim kaya gini bu?”
“Oh iya, itu buat cewe cewe yang itunya kegedean, kan suka ada tuh yang malu jadi pusat perhatian, makanya ada krim pengecil juga.”
“Buat burung bisa ga bu?”
“Harusnya sih bisa.”
Dengan semangatnya Grace berkata pada Sam, “ayo sekarang kamu pake ini.”
“Loh kenapa?”
“Ayo pake aja pokoknya hahaha.”
“Sayang, kamu juga pake ya.” Cherry pun meminta pada pacarnya.
“Wah ga mau, nanti punya aku kecil.”
“Hahaha ayo sayang pake, kamu kan mau jadi cuckold, masa punya kamu gede banget, ga boleh dong, cuma boleh Budi doang, iya ga Bud?”
“I.. iya.” Jawab Budi sambil tersipu malu.
Seketika Jo pun merasa kaget sambil mengambil botol krim berukuran besar itu, “Sam gimana?”
“Betul sih Bud, kalau mau jadi cuck harus kecil, tapi lu berani ga kecilin burung lu?”
Jo pun melihat ke tonjolan celananya, “Ok gw berani deh, tapi lu puasin cewe cewe kita ya Bud, janji loh?”
“Janji!”
“Terus pakenya dimana? Kamar mandi sana??” Tanya Jo sambil berdiri, diikuti dengan Sam.
Namun Grace malah membisikan di telinga Cherry, dengan semangat mereka berdua menjawab bersamaan, “Disini!” sambil jalan ke pacar masing masing dan memaksa keduanya untuk menurunkan celananya.
Jelas kedua lelaki itu menolak, namun kedua pacarnya terus memaksa sambil berkata, “Ngapain malu, nanti juga kita bugil barengan hahaha eh Bud kamu juga pake krim pembesar ya, supaya mereka bisa ditemenin.”
Dan saat celana Budi, Jo dan Sam turun terlihat kontol mereka yang sama sama berukuran besar dan panjang, Jo sepanjang 15 cm dengan lingkar 8-10 cm, sedangkan Sam berukuran 17 cm dengan lingkar 10-12 cm, dan Budi yang paling panjang diantara keduanya, 20 cm dengan lingkat lebih dari 12 cm.
“Ayo Cher kita kecilin kontol pacar kita hahaha bu ada lagi ga krimnya.”
“Masih ada nih.” Halimah pun memberikan botolnya pada Cherry.
Tidak lama Grace dan Cherry berlutut di samping pacarnya masing masing, mereka keluarkan krim sangat banyak ke seluruh batang kontol Jo dan Sam, Halimah pun membantu Budi dengan melakukan hal yang sama namun dengan krim pembesar, saat banyak sekali krim yang diolesi ke kontol Jo dan Sam, Halimah langsung berkata, “Eh itu kebanyakan, sedikit aja, itu bisa dipake buat banyak orang.”
“Ga apa bu, kita sengaja pengen kecilin kontol mereka berdua, ibu kalau bisa tambahin lagi krimnya ya, biar kontol Budi semakin jauh lebih besar.” Halimah pun menuruti perkataannya dan Grace membaca tulisan yang ada di botolnya, “oleskan 1 ruas jari dan ratakan untuk mengecilkan 1 cm emmh kayanya ini kurang banyak ya sayang, kita banyakin lagi ya.”
“Mau sekecil apa sayang?? ini terlalu banyak loh.” Ujar Sam sambil terkejut ketika melihat Grace terus menerus mengeluarkan krim tersebut sampai hampir menutupi kontolnya. Cherry pun melakukan hal yang sama dan Jo pun sama terkejutnya seperti Sam.
“Mau bikin kontol kamu kecil banget sayang, kamu seneng kan kalau ku bikin kontol kamu ga berguna lagi??”
Entah kenapa Sam merasa sangat antusias dan menganggukan kepalanya, Grace pun tersenyum melihatnya, “liat Cher, gw lagi kecilin kontol yang bikin gw puas selama bertahun tahun.” Ucap Grace sambil mulai mengocok kontol Sam, meratakan krim itu keseluruh kontolnya hingga bijinya.
Cherry pun mulai melakukan hal yang sama, “Aahh iya Grace, abis ini rasa kontol mereka pasti ga enak lagi ya, ini sih ga kan ada lagi cewe cewe yang bisa puas sama kontol mereka hahaha.”
Mereka tertawa bersamaan lalu Grace kembali membalas, “Bener Cher, aku aja ga mau lagi sama kontol kecil gini.”
“Aku juga Grace, ini kayanya terakhir kalinya aku sentuh kontol mereka hahaha.”
Jo dan Sam hanya bisa diam melihat kontol mereka yang terus tegak berdiri, perlahan mengecil, mereka berdua hanya bisa pasrah sambil menikmati kocokan tangan halus Cherry dan Grace untuk terakhir kalinya.
Sementara itu Halima yang terus mengolesi krim pembesar juga membantu sambil meratakan dengan mengocok kontol Budi sambil terus memperhatikan kedua perempuan itu yang kini sedang mengecilkan kontol yang selalu membuat mereka berdua puas orgasme, Cherry lalu berkata pada Halimah, “Maaf ya bu kalau ga puas sama kontol asli mereka, tapi aku punya solusinya koq, nanti aku belikan strapon.”
“Wah terima kasih ya nak, kalau buat strapon itu ga jual sih, tapi ibu ga masalah, asalkan kalian bisa puas sama anak ibu aja, lagian kenapa kalian ga bilang sih kalau kedua pacar kalian cuckold, nih ibu punya krim yang cocok lagi buat pacar kalian, beresin aja dulu itu, nanti ibu kasih.”
Mereka pun mengiyakan sambil terus mengocok kontol itu, Sam tiba tiba berkata, “Sayang boleh crot ga? Enak banget kocokan kamu, memang paling juara.”
Grace menggelengkan kepalanya, “Ga boleh sayang, tahan ya, kamu ga boleh orgasme lagi.” Jawab Grace sambil mendekati kantong biji Sam dan menjilatinya.
“Oohh sayang.. Ampun sayaang.. Aahh geli bangeet.. Ga tahaann..” Sam pun mengatur nafasnya sambil memejamkan mata menahan rasa nikmat yang semakin menjalar hebat.
“[sluurpp sluurpp] Tahan sayang, bentar lagi beres koq.”
“Sayang, kalau aku boleh crot ga?” Tanya Jo yang juga merasa tidak tahan.
“Mau apa sayang??” Tanya Cherry sambil meremas bijinya sekuat tenaganya..
“Aarghh ampun sayang.. Iya ga lagi lagi deh.” Walaupun badan Cherry kecil namun tetap saja remasannya terlalu kuat untuk biji Jo.
“Bodo amat!! Kamu harus dihukum sayang hahaha.” Cherry pun mengocok sambil terus meremas remas kantong biji Jonathan.
Selama 30 menit mereka berdua terus disiksa, Jo kesakitan dengan remasan dan gigitan di bijinya, sementara Sam yang dijilat dan dikulum pada bijinya, harus tersiksa dengan menahan kenikmatan yang diberikan, krim pengecil pun terus menerus mereka tambahkan
“Liat sayang, kontol kamu udah kecil banget, mau aku kecilin lagi ga?” Tanya Grace sambil menatap nakal Sam dan mengocok kontolnya.
“Uuhh sayang kontol aku makin ilang dong, ga apa apa deh, sekalian aja ilangin.” Jawab Sam.
“Kalau kamu gimana sayang? Mau aku tambah kecilin lagi ga?? Krimnya masih banyak loh.”
“Aahh ayo sayang ilangin aja kontol ga berguna aku, aku seneng koq.” Jo pun setuju.
Cherry dan Grace semakin menambahkan krim tersebut dan membuat kontol keduanya semakin kecil. Segera setelah sekian lama mereka melepaskan tangan masing masing, Jo dan Sam langsung terkejut dan antusias melihat ukuran baru kontol mereka, Jo yang tadinya sepanjang 15 cm dengan lingkar 8-10 cm kini hanya 5 cm saja dengan lingkar kecil, sedangkan Sam yang berukuran 17 cm dengan lingkar 10-12 cm, kini hanya 4 cm saja, tidak jauh beda dengan Jo.
“Uuhh aku yakin dengan kontol segede gitu ga kan ada cewe cewe yang mau, say.”
“Bener tuh kata Grace, dengan kontol sekecil ini kamu ga bisa lagi sayang bikin aku puas, jadi males liatnya hahaha.”
Grace lalu bertanya, “Tadi ibu mau kasih krim apa lagi?”
“Aduh ga enak sebenarnya ngasihnya, apalagi udah kecil banget, tapi ini ibu punya krim buat bikin lemes terus, hati hati ya pakenya, soalnya bahaya kalau pake kebanyakan, ibu ga tau efeknya bakalan sampai kapan.”
Dengan semangat Grace pun mengambil krim tersebut dan mengolesi pada kontol kecil Sam, begitu juga dengan Cherry, tentu mereka mengolesi sangat banyak sampai masing masing kontol habis setengah botol. Setelah dikocok sekian lama dan krim itu meresap ke kulitnya, kini kontol Jo dan Sam sudah sangat lemas dan hanya terlihat tinggal kepalanya saja dengan seluruh batang kontolnya benar benar sudah kecil, menciut, dan sangat lemas. Tidak sampai disitu Grace malah mengambil lagi krim pengecil dan mengolesi kembali kekontol Sam, “Kita bikin jadi klitoris mau ya sayang.” begitu juga Cherry yang semangat meratakan di kontol imut pacarnya, sehingga kini kontol mereka terlihat hanya kepala kontolnya saja, sangat kecil hampir terlihat tanpa batang
Namun Jo dan Sam bukannya protes malahan terlihat antusias melihat kontol perkasa mereka kini sudah tidak berguna lagi, wajar saja karena semenjak sekolah mereka sudah ada fetish cuckold dan lebih senang kalau ada laki laki lain yang lebih perkasa memuaskan pasangannya masing masing.
“Wah gila Sam, kita udah ga bisa puasin siapapun lagi.” Ucap Jo sambil mengusap kepala kontolnya dengan jarinya.
“Betul Jo, padahal baru kemaren kita enak enakan sama cewe kita sampe bikin mereka crot berkali kali, sekarang tinggal harapan doang.” Sam pun ikut mengusap kepala kontol dengan telapak tangannya.
Kemudian Grace dan Cherry menyuruh pacarnya masing masing untuk orgasme dengan cara menggesekan kepala kontol sendiri, dengan semangat keduanya menggesekan kepala kontol masing masing, Grace lalu meledek Sam, “selamat ya sayang sekarang kontol kamu udah bisa disebut klitoris, coli kamu sekarnag jadi colmek loh hahaha.”
“Kalau dipikir pikir lagi kayanya kamu yang lebih cocok pake ini.” Cherry lalu memasukan tangannya ke bawahan gaunnya dan menurunkan celana dalam merah muda, dengan pita dan renda, bentuknya sangat feminim dan transparan, setelah dipakaikan pada Jo, “Hahha tuh kan cocok banget, sekarang kamu colmek sayang, sampai crot ya kita tungguin hahaha.”
Meski malu malu namun Jo dan Sam terlihat sangat menikmati masturbasi cara baru mereka, bahkan Jo yang kepala kontolnya terhalang celana dalam tipis merasa keenakan.