Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
-
Alamat alternatif sudah baru gan.
Bookmark alamat ini gan : https://bit.ly/ceksemprot
Atau buka dengan VPNIkuti alamat terbaru dari forum di : Follow Twitter @SemprotCom
CERBUNG - TAMAT Unfaithfull
- Thread starter juvon
- Start date
juvon
Guru Semprot
Bentar dulu suhu... santai aja dulu jangan terlalu terbawa dengan cerita.
serius ane gak nyangkah kalau bakal ada comment kayak gini...
Sampai saat ini, belum ada satu pun tebakan dari suhu-suhu disini yang bisa menebak dengan tepat ending dari cerita session 3..
jadi, santai aja karena semua masih bisa terjadi... ane gak sekejam itu kok.
Bentar dulu suhu... santai aja dulu jangan terlalu terbawa dengan cerita.
serius ane gak nyangkah kalau bakal ada comment kayak gini...
Sampai saat ini, belum ada satu pun tebakan dari suhu-suhu disini yang bisa menebak dengan tepat ending dari cerita session 3..
jadi, santai aja karena semua masih bisa terjadi... ane gak sekejam itu kok.
Waduh tebakan ane salah...
SUKA MEMEK 50TH
Kakak Semprot
- Daftar
- 17 Nov 2013
- Post
- 195
- Like diterima
- 27
Cak juvon memang jos mantep, ternyata banyak pembaca yang terbawa arus cerita ini, termsuk aku cak
MorningFrost
Semprot Kecil
- Daftar
- 9 Sep 2015
- Post
- 67
- Like diterima
- 1
Ini kayak nya bkn sad ending nathan sm lina wktu season tiga. Bisa jadi nathan yg minta pisah sm lina karena gk mau lina menanggung malu karena berhubungan dgn nathan yang notabene keluarganya punya sisi gelap yang amat gelap. Bisa jadi pula nathan msh sama lina. yang jeas ane yakin ending season tiga gk seburuk yg suhu suhu sini kira
musimpanas
Kakak Semprot
- Daftar
- 23 Apr 2016
- Post
- 188
- Like diterima
- 8
Ati" yg banyak dosa,yg musuhin nathan ntar pada kebakar
seolah-olah memedi
yang dibacain matera gituchh yaa??
yang dibacain matera gituchh yaa??
[size=+2]koq saya yang di bawa-bawa sechh mass!?[/size]
ati-ati lho, Cak!
bila sudah berurusan sama emak-emak..
ma-lat-i
lho, Cak!bila sudah berurusan sama emak-emak..
ma-lat-i
Terakhir diubah:
juvon
Guru Semprot
Chapter 16
Kalah Taruhan
Selasa, 06 Desember
09:30, Kampus
Ini adalah hari kedua aku mengikuti ujian semester, semua nampak baik-baik saja dan aku bisa mengerjakan semua soal dengan sangat baik, aku yakin sekali bisa mendapatkan hasil yang memuaskan dan bisa memenangkan pertaruhanku dengan anggun. setengah jam lagi ujian akan segera di mulai dan sekarang aku menunggu dosen untuk masuk ke dalam ruangan kelasku, semoga saja ujian kali ini juga bisa berjalan dengan lancar.
"Nath.. !", sapa seseorang dengan menepuk bahuku.
"Ohh.. lu, kemana aja lu ?", ucapku dengan bertanya kepada adrian setelah aku menoleh ke arahnya.
"Gak kemana-mana.. sorry yaa nath soal waktu itu !", ucap dari adrian.
"Santai aja gak apa-apa !", ucapku pada adrian.
"Nath.. bisa bantu gue gak ?", tanya dari adrian.
"Bantu apaan ?", tanyaku balik.
"Biasa.. contekan, hehehe.. !", ucap adrian malu-malu.
"Duduk lu jangan jauh-jauh dari gue !", ucapku pada adrian.
"Gue bener-bener ngerasa gak enak nih ama lu !", ucap lagi adrian.
"Sebenernya waktu itu juga gue gak ada niatan buat bersaing ama lu !", ucapku pada adrian.
"Masa kita berantem gara-gara cewek, kan gak lucu banget !", ucap dari adrian.
Dia adalah adrian seorang teman baikku yang beberapa bulan kemarin aku dan dia sempat bersih tegang karena ingin rebutan anggun, namun kali ini dia kembali dan meminta maaf kepadaku. walaupun rada aneh kedengarnya tapi ya sudahlah namanya juga manusia khilaf jadi bisa aja dia ngelakuin kesalahan dan untuk kali ini dia mungkin sadar akan perbuatannya terdahulu.
"Kemarin lu kemana kok gak kelihatan ?", tanyaku pada adrian.
"Gue ujian gelombang kedua setelah lu !", jawab dari adrian.
"Gimana taruhan lu ?", tanya dari adrian.
"Masih berlanjut kayaknya !", ucapku pada adrian.
"Kok kayaknya ?", tanya lagi adrian.
"Gue gak tau kenapa tiba-tiba si anggun jadi baik ama gue !", jawabku.
"Ada maksudnya kali dia !", saut dari adrian.
"Gue juga ngerasa aneh ama sikapnya, tapi ya sudahlah gak penting banget buat gue !", ucapku pada adrian.
"Lu sendiri selama ini kemana aja ?", tanyaku pada adrian.
"Topo !", jawab dari adrian.
(Bertapa).
"Hahaha.. golek wangsit ta ?", tanyaku pada adrian dengan menyindirnya.
(Hahaha.. nyari wangsit apa ?).
"Golek nomor togel !", saut dari adrian ketus.
(Nyari nomor togel).
Tidak berselang lama kemudia jam sudah menunjukan pukul 10:00 dan dosen pun telah tiba lalu memasuki ruang kelas, aku dan adrian pun masuk kedalam ruang kelas tersebut dan memilih bangku, dimana adrian duduk tepat di belakangku. aku sudah berjanji dulu kalau akan membantu adrian mendapatkan nilai bagus, beginilah caraku membantunya yaitu dengan memberikan contekan karena sangat tidak mungkin bagiku untuk memberikan private padanya.
Pak dosen terlihat sibuk membagikan kertas-kertas ujian pada setiap mahasiswanya, dalam ruangan ini terdapat 20 mahasiswa yang mengikuti ujian semester dan ada aku serta adrian di dalamnya yang mengikuti ujian semester ini. setelah mendapatkan kertas-kertas ujian aku pun mengisi kertas tersebut dengan biodataku, dan kemudian soal demi soal aku kerjakan dengan seriusnya.
Satu persatu soal pertanyaan aku baca dengan sangat teliti dan cermat untuk menghindari kesalahan dalam memilih, semua soal-soal ini adalah pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban. detik detik waktu terus saja berjalan tanpa henti hingga akhirnya tanpa aku sadari waktu kurang dari 15 menit lagi untuk menyelesaikan soal ujian ini. namun untungnya semua soal telah aku selesaikan dan tak lupa aku juga telah menulis semua jawabanku di sebuah lembar kertas kecil yang sudah aku siapkan sebelumnya.
Setelah itu aku berikan kertas tersebut pada adrian yang duduk tepat di belakangku, secara diam-diam aku memberikan kertas jawaban tersebut agar tidak di ketahui oleh dosen yang menjaga ujian ini. semoga saja adrian bisa memanfaatkan waktu yang tersisa dengan mengisi seluruh jawabannya sesuai dengan jawaban yang aku kasih.
"Teeettt.... teeett... ", suara bel tanda ujian telah berakhir.
"Ok, sekarang kumpulkan semua soal dan lembar jawaban kalian !", ucap dari dosen tersebut.
Aku pun melihat adrian dengan sangat cepatnya mengisi jawabannya, untuk menghindari pak dosen melihat tingkah adrian aku terpaksa duduk tegap untuk menutupi aksi adrian. mahasiswa yang lainnya pun terlihat begitu rebutan untuk mengumpulkan semua soal dan lembar ujiannya sedangkan aku masih saja menunggu adrian untuk menyelesaikan pekerjaannya.
"Udah nath !", saut dari adrian dengan menepuk pundakku.
"Yuk kumpulin !", ucapku.
Akhirnya ujian kali ini bisa berlangsung dengan lancar juga, aku dan adrian pun berjalan keluar dari kelas menuju ke kantin, dengan senyum penuh kelegaan karena mampu melewati hari kedua aku pun merasa bebanku sedikit demi sedikit terkurangi. sesaat kemudian aku dan adrian pun sampai di sebuah kantin dan kita pun duduk di sebuah bangku yang masih kosong, hanya tersisa satu saja bangku kosong karena kantin ini sangat penuh sekali.
"Anjrit... deg-deg'an gue tadi !", ucap dari adrian.
"Santai aja !", sautku.
"Lu ngasihnya telat banget, 15 menit baru lu kasih ke gue jawabannya !", ucap dari adrian.
"Kan lu tinggal nambahin doank dari sisa-sisa jawaban yang belum lu isi !",ucapku pada adrian.
"Sisa jawaban apaan... orang gue belum isi semua tuh jawabanya !", saut dari adrian.
"Bego lu makin subur aja tuh di kepala !", sindirku pada adrian.
"Kampret lu !", saut adrian.
"Ehh.. pesen nath, lu mau pesen apaan ?", tanya adrian.
"Gue teh hangat aja dah !", jawabku.
"OK, lu tunggu yee... nih bangku jangan sampai ada yang dudukin, soalnya kantin pada penuh, bisa-bisa tar ada orang lain yang nebeng duduk di sebelah kita, tar kita ngobrolnya jadi gak asyik !", ucap dari adrian.
"Iyee.. buruan pesen sono !", suruhku.
Adrian segera pergi untuk memesan minuman untukku dan untuk dirinya, karena kantin sangat rame jadi tidak mungkin bagi kita untuk menunggu pelayan menghampiri kita berdua, jadi terpaksa salah satu dari kita harus datang sendiri memesan minuman dan membawanya. tak berselang lama adrin pun terlihat kembali dengan membawa dua minuman yang kita pesan.
"Dah kayak pelayan aja gue !", gerutu dari adrian.
"Emang !", sautku.
"Asuu lu.. !", ucap adrian.
"Ehh.. lu ada ujian lagi apa gak habis ini ?", tanya adrian padaku.
"Nanti jam 13:15 !", jawabku.
"Sama donk ama gue, di ruang berapa ?", tanya adrian.
"Ruang yang tadi kita ujian !", jawabku.
"Waahh.. sama juga, pas banget dah kalau gitu !", ucap dari adrian.
"Nyontek mlulu.. tambah subur dah tuh bego !", sindirku pada adrian.
"Sekarang udah jam 12:00, mau belajar juga percuma gak bakal cukup waktunya jadi yaa terpaksa lu harus tolong gue lagi !", ucap adrian.
"Alasan mlulu lu !", sautku.
Kuambil segelas teh hangat yang di beli oleh adrian, sesaat sebelum aku teguk teh itu aku mencium bau yang tidak biasa dari teh hangat tersebut, lalu ku perhatikan teh tersebut ada serbuk-serbuk kecil yang belum larut dalam cairan teh ini dan serbuk itu pun sebagian berada di bawah gelas bercampur dengan gula yang masih mengendap di bawah gelas.
Untuk menghindari kecurigaan dari adrian aku pun berpura-pura untuk meminum teh tersebut, dengan begini aku juga menjaga perasaan adrian yang telah repot-repot membawakan teh tersebut untukku. kalau aku tidak berpura-pura minum teh tersebut dia bisa saja ngambek dan ngomel-ngomel gak jelas kepadaku.
Kulihat reaksi dan juga ekspresi dari adrian saat aku mencoba berpura-pura minum lagi, dia dengan sengaja melirik ke arahku, aku pun sudah bisa memastikan jika ada yang tidak beres dengan minuman ini serta kelakuan dari adrian. tapi ada baiknya jika aku tidak membongkar hal ini padanya karena dia bisa ngeles dengan membalikan tuduhan kepada si pembuat minuman ini.
"Panas banget nih teh !", ucapku pada adrian.
"Gue minta'in es batu yee !", saut dari adrian.
"Tolong yaa !", pintaku pada adrian.
Disaat adrian akan berdiri, aku sengaja menaruh gelas teh hangat ini di pinggiran meja lalu saat adrian melangkahkan kakinya untuk melangkahi bangkunya, aku pun dengan sengaja menyenggol meja kantin agar gelas teh ku terjatuh ke lantai.
"Pyaaaarrr.... ", suara gelas yang terjatuh.
"Yaaa... !", ucapku melihat gelas tehku jatuh dan pecah.
"Walah... sory nath !", ucap dari adrian.
"Yaa udahlah gak apa-apa !", ucapku pada adrian.
"Mending lu panggilin pelayan buat bantu bersihin nih pecahan gelas dan ngepel tumpahan teh !", ucapku pada adrian.
"Bentar yaa.. !", ucap adrian.
Adrian pun pergi memanggil pelayan, rencanaku berhasil juga ternyata dari pada terjadi apa-apa denganku lebih baik seperti ini saja. tapi jika benar adrian menaruh sesuatu pada minumanku ini, sebenarnya apa yang dia taruh di minumanku ini lalu untuk apa dia berbuat seperti itu kepadaku, lebih baik aku harus berhati-hati dengannya karena dia memiliki niatan yang tidak baik kepadaku.
"Nih tissue buat bersihin meja mu yang kotor itu !", ucap dari seseorang yang berada di sampingku dengan menyodorkan beberapa tissu.
Mendengar suara wanita yang menegurku aku pun menoleh ke arah wanita tersebut dan ternyata dia adalah anggun yang menyapaku dan menawariku sebuah tissue untuk membersihkan mejaku yang kotor karena tumpahan dari teh tadi. aku pun mengambil tissu tersebut lalu kemudian aku membersihkan semua tumpahan teh yang ada sampai bersih.
"Makasih yaa !", ucapku pada anggun.
"Sama-sama !", ucap dari anggun dengan senyuman manisnya.
Kemudian adrian pun datang kembali dengan seorang pelayan, lalu pelayan tersebut pun membersihkan semuanya dengan sangat bersih sampai tak berbekas. kulihat ekspresi adrian begitu tenang-tenang saja saat ada anggun di sampingku, sepertinya adrian telah melupakan semuanya tentang anggun dan menganggap anggun hanyalah wanita biasa saja, itu semua baru perkiraanku karena aku tidak tau apa yang sebenarnya adrian rasakan. setelah semua bersih dan bisa untuk di duduki lagi aku dan adrian pun kembali duduk di bangku tersebut.
"Boleh aku bergabung dengan kalian, soalnya gak ada lagi bangku kosong !", ucap dari anggun dengan santunnya.
"Silahkan !", saut dari adrian.
"Terima kasih !", ucap dari anggun dan dia pun duduk di sebelahku.
"Apa kabar ?", tanya aggun padaku.
"Baik !", jawabku.
"Bagaimana ujiannya ?", tanya lagi anggun padaku.
"Lumayan susah !", jawabku lagi dengan singkat untuk menjaga perasaan adrian.
Kulihat ekspresi adrian begitu sangat cuek dan dingin sekali, begitu tenang tapi sangat memendam sesuatu. sepertinya ada yang aneh dengannya dan juga dengan anggun, kedua orang ini benar-benar menunjukan gelagat yang aneh akhir-akhir ini, apa mungkin mereka berdua bekerja sama untuk menjatuhkanku terutama karena sekarang adalah saat-saat ujian semester, lebih baik tetap waspada terhadap sesuatu yang bakal terjadi.
"Kamu ada jam ujian lagi atau gak habis ini ?", tanya anggun padaku.
"13:15, sebentar lagi !", jawabku.
"Sama donk, aku juga jam segitu tapi kamu ruangan berapa ?", tanya anggun.
"E4 !", jawabku tanpa memandang anggun.
"Sama juga, kalau gitu bareng yaa nanti masuk kelasnya !", ucap dari anggun.
"Boleh !", ucapku pada anggun.
"Ngomong-ngomong mana kedua temanmu itu !", ucapku pada anggun.
"Mereka beda jam ujian denganku !", jawab dari anggun.
"Temenmu yang doyan makan tuh siapa seh namanya ?", tanyaku pada anggun.
"Ehm... ada apa nih ?", tanya balik anggun.
"Kenalin donk !", ucapku pada anggun.
"Kenalan aja sendiri !", saut dari anggun.
Inilah cara agar adrian tidak cemburu kepadaku, dengan mengalihkan pembicaraan pada orang lain dan melihatkan kalau aku tidak tertarik dengan anggun. tapi disamping itu juga aku harus menjaga dri dari sifat adrian yang begitu mencurigakan, disisi lain juga ada anggun yang gak tau kenapa sifat dia bisa berubah 180 derajat kepadaku.
16:30, Kediaman Tante Bella
Selepas ujian di kampus aku pun segera menuju ke rumah tante bella karena sudah ada janji sebelum, setelah kejadian yang membuatku seperti budak sex waktu itu, menjadikanku selalu waspada teradap tante ini karena semua tindakannya benar-benar sangat mencurigakan dan penuh dengan tipu muslihat. walaupun saat itu ada enaknya juga tapi tetap saja jika pikiranku waras aku tidak terima diperlakukan seperti itu.
Kali ini aku disuruh datang ke tempat tante bella karena akan di perkenalkan dengan pengacaranya yang mengurus sidang perceraiannya dengan suaminya, sedangkan posisiku sampai sama seperti dulu yaitu sebagai saksi kunci atas perselingkuhan dari yohan suami dari tante bella ini. dan saat ini aku sedang berada di ruang tamu tante bella dengan seorang pria paruh baya yang mungkin saja dia iilah pengacara itu.
Aku dan pria ini hanya diam membisu tanpa ada kata-kata yang keluar dari mulut kita berdua, pria itu terlihat sibuk sendiri dengan berkas-berkas yang dia bawanya. kita berdua sedang menunggu tante bella yang katanya sedang mandi, beberapa waktu kemudian muncullah tante bella dengan pakaiannya yang ala-ala wanita modis.
"Aduh.. maaf yaa menunggu lama !", ucap dari tante bella.
"Tidak apa-apa !", saut dari pria itu.
"Ohh ya nathael.. kenalkan ini adalah pengacara tante !", ucap dari tante bella mengenalkanku dengan pria tersebut.
"Nathael !", ucapku pada pria itu dengan menyodorkan tangaku untuk berjabat tangan.
"Sugeng wahyudi !", ucap dari pria itu dengan menjabat tanganku.
"Jadi dialah yang akan mengurus semua perceraianku dengan yohan !", ucap dari tante bella kepadaku.
"Jadi dia ini yang bakal jadi saksi kunci di sidang perceraian nanti !", ucap sugeng.
"Iya.. dia inilah saksi kuncinya !", ucap dari tante bella pada sugeng.
"Ohh aku kira siapa dia ini, maaf yaa !", ucap dari sugeng padaku.
"Tidak apa-apa pak !", jawabku atas permintaan maafnya.
Beberapa berkas di berikan kepadaku, lau aku pun membacanya dengan teliti berkas-berkas tersebut. setelah itu sugeng pun membacakan sesuatu untuk aku dengarkan, semua ini tentang bagaimana nanti saat di sidang perceraian, tentang prosedur-prosedur yang berlaku disana dan bagaimana aku harus bersikap disana.
"Jadi begini mas nathael !", ucap dari sugeng.
"Mas nathael ini nantinya bersaksi saja sesuai dengan yang sebenarnya, toh mas nathael juga punya videonya kan yaa.. jadi gak usah takut kalau nanti saat sidang mas nathael di intimidasi atau di intervensi oleh pihak lawan, karena bukti mas nathael ini sudah kuat lho !", tutur dari sugeng.
"Iya pak !", ucapku.
"Nanti di belakang mas nathael itu ada saya, kalau nanti saya lihat mas nathael terpojok atau tersudut, nanti saya pasti bantu kok pokoknya mas nathael harus tenang dan santai aja !", tutur lagi dari pak sugeng.
"Iya pak !", ucapku lagi.
"Jadi seperti itu, pokoknya tenang saja.. selama di pengadilan saya yang akan bertanggung jawab atas keselamatan mas nathael, intinya disana nanti kita itu cuma adu mulut saja !", ucap dari pak sugeng ini.
"Iya pak !", jawabku.
"Naahh.. jadi besok itu adalah acara sidangnya, jadi... saya harapkan mas nathael datang tepat waktu atau.... mas nathael bisa bareng dengan kita... begitu mas !", ucap dari sugeng.
"Iya pak !", ucapku.
"Bagu kalau begitu.. sekarang mas nathael bisa pulang lalu besok jam 09:00 pagi kita bisa ke pengadilan untuk sidang cerai !", ujar dari sugeng.
"Walah... jam 09:00 pagi !", ucap terkaget mendengar omongan dari sugeng.
"Lhooo.... kenapa ?", tanya sugeng dengan terkaget juga.
"Jam 10:00 saya ada ujian semester lhoo... !", ucapku pada sugeng.
"Waduuuhhh... sampeyan iki piye toh, ngunu yoo ora ngomong !", ucap dari sugeng.
(Waduuuhhh... kamu ini gimana seh, gitu yaa gak ngomong !).
"Lhooo... gimana mau ngomong, orang situ ngomong mlulu dari tadi !", ucapku pada sugeng dengan meniru gaya bicaranya.
"Haduuhh... udah gini aja, kamu gak usah ikut ujiannya nyusul bisakan !", ucap dari tante bella.
"Lhooo... yoo emoh !", ucapku dengan aksen ala-ala sugeng.
(Lhooo... ya gak mau).
"Tolong tante lah nath.. please !", rayu tante padaku.
"Bukannya gak mau nolong tapi kan ini sudah jadi kesepakatan kita dulu, kalau jadwal kuliahku apa lagi ujianku gak boleh di ganggu gugat !", ucapku pada tante.
"Kalau gak ujian seh.. aku bisa bolos kuliah, ini ujian semester lho !", ucapku lagi pada tante bella.
"Ya udah gini aja, mas nathael nyusul aja gimana ?", ucap dari sugeng.
"Nyusul gimana ?", tanyaku balik.
"Yaa mas nathael nyusul kita ke persidangan setelah ujiannya selesai !", ucap dari sugeng.
"Lhooo.... aku ujiannya selesai jam 15:00 sore, masih keburu emangnya ?", ucapku dengan bertanya pada sugeng.
"Lhooo.... sampeyan iki garai sirah mumet ae, gak tepak blass !", gerutu dari pak sugeng.
(Lhooo.... kamu ini bikin kepala pusing aja, gak tepat sama sekali).
"Lah congor'e sampeyan asal jeplak ae, dikiro aku iki nganggur ta piye !", gerutuku pada sugeng.
(Lah mulut situ asal ngucap aja, dikira aku ini nganggur apa gimana).
"Udah.. udah.. ini ada miss komunikasi sampai-sampai jadwalnya pada bentrok kayak gini, bagaimana kalau sidang besok gak pakai saksi cuma bukti saja ?", tanya dari tante bella pada sugeng.
"Bisa saja tapi yang jadi masalah bukti tanpa saksi itu kurang kuat !", ucap dari sugeng.
"Kalau saksi tapa bukti kuat gak ?", tanyaku pada sugeng.
"Sama aja !", jawab dari sugeng.
"Kuatan mana bukti tanpa saksi atau saksi tanpa bukti ?", tanyaku pada pengacara tersebut.
"Sama aja... !", jawab pak sugeng dengan emosinya.
"Yaa udah kalau gitu !", ucapku.
"Yaa udah apa ?", tanya tante bella.
"Yaa udah berarti aku gak bisa bantu besok, lain waktu aja kalau gitu !", ucapku pada tante bella.
"Besok situ nyusul saja kalau bisa secepat mungkin, biar nanti aku yang mengulur-ulur waktu sampai mas nya datang !", ucap dari sugeng.
"Yaa udah !", ucapku.
"Resiko kalau berurusan dengan bocah, jadinya yaa kayak gini nih !", gerutu dari sugeng.
"Yaa udah !", ucapku meledek sugeng.
"Yaa udah apa ?", tanya sugeng.
"Yaa udah, aku pulang dulu !", ucapku.
"Yaa udah sana !", ucap sugeng dengan keselnya.
"Yaa udah, aku pamit !", ucapku pada mereka berdua.
"Yaa Allah gusti... !", ucap sugeng dengan mengelus-elus dadanya.
Hahaha... dalam hati aku pun tertawa riang melihat kekonyolan pengacara tante bella ini, aku pun berpamitan dengan mereka berdua lalu pulang ke kontrakanku, dan besok sehabis dari ujian aku harus segera menyusul mereka ke sidang perceraian tante bella dan yohan, untuk sebagai saksi kunci.
Rabu, 07 Desember
07:30, Kampus
Hari ini aku akan berangkat lebih awal ke kampus karena ingin meminjam buku di perpustakaan, untuk ku belajar pelajaran yang akan di ujikan besoknya. kini aku sudah siap untuk berangkatnamun sesaat sebelum aku keluar kontrakan dan berangkat ke kampus, tiba-tiba teleponku berdering saat kulihat itu adalah panggilan dari adrian, aku pun mengangkatnya.
"Hallo nath !", ucap adrian.
"Iya.. ada apa ?", tanyaku.
"Nath bareng yuk ke kampusnya, gue bawa mobil nih !", ajak dari adrian.
"Mama lu gak gawe ?", tanyaku pada adrian.
"Dia lagi keluar kota makanya mobilnya bisa gue bawa !", jawab adrian.
"Gue udah mau berangkat, lu dimana emang sekarang ?", ucapku dengan bertanya pada adrian.
"Masih dirumah, lu tunggu gue bentar lah yaa !", ucap dari adrian.
"Jam 08:30 lu gak dateng, gue tinggal yaa !", ucapku.
"Ok !", saut dari adrian lalu menutup teleponnya.
Aku pun mengurungkan niatanku untuk pergi ke kampus lebih awal karena ajakan adrian, dan sekarang aku pun keluar kontrakan dan menunggu adrian di pinggir jalan raya saja biar tidak membuang-buang waktu nantinya. setelah hampir 30 menit aku menunggu di pinggir jalan akhirnya adrian pun datang dengan menggunakan mobil mamanya tersebut.
"Yukk.. nath naik !", ucap adrian.
Adrian menawariku tumpangan, aku pun langsung menaiki mobil adrian dan kemudian adrian langsung memaju mobilnya tersebut untuk segera ke kampus, aku duduk di depan di samping adrian. obrolan ringan pun terjadi di antara kita berdua.
"Mau gue aja yang nyetir !", ucapku.
"Udah ga usah, lu duduk manis aja disitu !", ucap dari adrian.
"Gue sekarang dah lihai nyetirnya dari pada lu !", sambungnya.
"Weehh... boleh nih adu go kart !", tantangku pada adrian.
"Waahh.. nantang nih, boleh juga nih !", ucap dari adrian.
"Lihat nih skill gue !", ucap dari adrian dengan menancap gasnya.
"Woi.. udah, jangan ngebut di jalanan !", ucapku panik karena ulah ugal-ugalan adrian.
"Yaa elah santai aja... !", ucap dari adrian.
"Udah begoo.. di tilang mampus lu, gak punya SIM juga lu !", ucapku pada adrian.
"Iyee.. gue pelan-pelan !", ucap dari adrian.
Dan benar saja sebelum adrian menurunkan kecepatannya, mobil polisi pun mengejar kami dari belakang dan suara klakson pun di keluarkan dari mobil tersebut sebagai tanda agar kita mau menepi. aku pun memerintahkan adrian untuk menepi agar urusan tidak menjadi semakin ribet, tapi adrian malah kabur dari kejaran polisi.
"Woi.. berhenti, jangan menghindar !", ucapku pada adrian.
"Gue ga ada SIM, nath !", ucap dari adrian dengan menyetir ngebut.
"Yaa udah santai aja paling cuma di tilang doank !", ucapku pada adrian agar mau berhenti.
"Mana bisa gue santai, gue bisa di omelin ama yokap gue !", ucap dari adrian.
"Mending di omelin dari pada lu kayak gini, hukuman lu bisa berat !", ucapku.
"Udah lu diem aja gue punya rencana !", ucap dari adrian.
"Rencana apaan ?", tanyaku dengan geramnya.
"Gue bawa tuh polisi ke daerah gue tar gue minta bantuan ama orang-orang kampung gue !", ucap dari adrian.
"Kita bentar lagi ujian begoo... !", ucapku memaki adrian.
Spertinya adrian benar-benar sangat panik sampai-sampai dia tidak mengindahkanku yang telah memperingatinya, kalau aku biarkan kayak gini terus aku bisa terlambat mengikuti ujian dan juga resiko kecelakaan akan semakin besar karena ulah kebut-kebutan dari adrian. kulihat jam tanganku sudah menunjukan pukul 09:15, 45 menit lagi ujianku akan segera di mulai jadi tidak ada pilihan lain selain menghentikan ulah konyol dari adrian sekarang juga.
"Berhenti atau gue tarik nih hand rem lu !", teriakku pada adrian.
"Begoo lu, jangan... udah diem aja lu !", ucap dari adrian.
"Ciiiiiittttt.... ", suara mobil yang mengerem mendadak, terpaksa aku harus menarik hand rem mobil adrian agar mobil ini bisa berhenti, ini juga demi kebaikan dari adrian agar tidak tertimpa musibah yang lebih parah lagi. tapi tidak lama setelah hand rem mobil ini aku tarik tiba-tiba dari belakang terdengar suara dentuman yang keras sekali.
"Bruuuuaaaaakkk... ", mobil yang berada di belakang mobil adrian tidak bisa menghindari mobil adrian yang berhenti mendadak, hentak keras terjadi pada tubuhku tapi untuk saja aku menggunakan safety belt sehingga aku tidak sampai membentur sesuatu. ku tengaok ke arah belakang ternyata sebuah mobil minibus menabrak mobil adrian. dan akhirnya mobil polisi pun berhenti memotong jalan kami agar tidak bisa kabur lagi, beberapa orang polisi pun menghampiri kita berdua dan menyuruh untuk keluar mobil.
"Keluar !", teriak polisi tersebut dengan menggedor jendela mobil.
"Baik pak !", ucap adrian.
"Tai lu nath.. !", maki adrian padaku dengan emosinya.
"Ini demi kebaikan lu juga !", ucapku pada adrian.
"Kebaikan tai.. anjing lu emang !", ucap dari adrian begitu marahnya padaku.
"Keluaaarrr... !", teriak dari polisi tersebut dengan menggedor keras sekali jendela mobil.
"Iyaaaa.... !", ucap dari adrian.
Adrian pun keluar dari mobil begitu juga pula aku, ternyata ada 6 polisi yang sudah berada di sekitar kami tanpa kami sadari, dimana salah satu polisi tersebut terlihat berbicara kepada orang yang mengendari mobil yang menabrak mobil adrian, sedangkan polisi lainnya memeriksa kita berdua.
Aku di dorong oleh polisi tersebut untuk menghadap ke kap mobil lalu di geladah sekujur tubuhku, bagian dalam mobil juga tak lepas dari penggeledahan dan tas kuliahku juga di bongkarnya. namun setelah penggeledahan selesai mereka tidak menemukan apa-apa, kemudian kita berdua di check apakah kita sedang mabuk atau tidak, namun kita juga bisa lolos dari pengecekan tersebut.
"Alasan kalian kenapa ugal-ugalan di jalan raya ?", tanya polisi tersebut dengan tegasnya.
"Kita mau ujian pak, takut telat !", jawab dari adrian.
"Berangkat lebih awal kan bisa !", sangkal dari polisi tersebut.
"Terus kenapa kalian di suruh berhenti kok malah ngebut ?", tanya lagi polisi tersebut dengan tegasnya.
"Panik pak !", jawab adrian.
"Panik... panik... kalau udah kayak gini mau gimana ?", tanya polisi tersebut dengan membentak.
"Kita bakal tanggung jawab kok pak !", sautku.
"Kamu teman bukannya ingetin tapi malah belain teman yang salah !", ucap dari polisi tersebut kepadaku.
"Udah saya inget tapi dia masih ngeyel, makanya saya tarik hand remnya biar berhenti !", sangkalku.
"Diem kamu, banyak alasan !", ucap dari polisi tersebut.
"Saya gak alasan emang kenyataannya kayak gitu !", ucapku membantah pernyataan dari polisi tersebut.
"Udah diem !", ucap dari polisi itu membentakku.
"Mana surat-surat kelengkapannya ?", tanya polisi tersebut pada adrian.
"Ada STNK saja pak, saya gak punya SIM !", ucap dari adrian dengan memberikan STNK mobilnya.
"Kamu punya SIM apa gak ?", tanya polisi tersebut kepadaku.
"Buat apa SIM, wong salah gak punya kendaraan !", jawabku dengan nyolotnya.
"Kalian berdua ikut ke kantor polisi !", ucap dari polisi tersebut.
"Pak kita mau ujian, kita bakal tanggung jawab tapi setelah kita selesai ujian !", ucapku pada polisi itu.
"Kamu itu udah salah masih aja ngeyel !", ucap dari polisi itu.
"Pak bawa mereka ke kantor !", perintah polisi itu pada rekannya.
Kulihat adrian hanya bisa pasrah dan diam saja tanpa ada upaya untuk membela dirinya, memang benar kalau kita salah tapi masalahnya jika kita ke kantor polisi pasti urusannya bakal lama dan bisa di pasti'in kita gak bakal bisa ikut ujian, jika aku tidak ikut ujian maka resikonya aku bakal kalah taruhan dari anggun dan terpaksa aku harus mengembalikan uang anggun serta yang lebih parahnya lagi aku mau gak mau harus keluar dari kampus itu.
Aku harus mencari cara agar bisa lolos dari kemelut ini, sebenarnya sangat pantang sekali aku menyebut namanya atau menggunakan powernya untuk hal semacam ini, benar-benar akan sangat memalukan tapi aku tidak punya pilihan lain. aku pun mengajak salah satu dari polisi tersebut untuk mau mendengarkan omonganku di tempat yang sepi agar adrian tidak mendengar ucapanku ini.
"Pak ini serius dengarin omonganku dulu sebelum bawa kita ke kantor polisi !", ucapku pada polisi itu.
"Mau ngomong apa lagi ?", tanya polisi tersebut.
"Gini, jam sampai temanku tau. sebenarnya aku hanya ingin dibebaskan sementara saja, nanti setelah kelar ujian saya bakal balik lagi kok ke kantor polisi untuk ngasih keterangan !", ucapku pada polisi tersebut.
"Gak bisa, harus ikut ke kantor polisi sekarang !", ucap dari pak polisi itu.
"Tolonglah pak, saya minta dispensasinya, soalnya ini ujian semester pak !", ucapku memohon pada polisi ini.
"Ngomongnya nanti saja di kantor !", ucap dari polisi itu.
"Saya keponakannya Komjend Teguh Suryadharma !", ucapku pada polisi tersebut dengan terpaksa.
Mendengar ucapanku tadi polisi tersebut pun melepaskan tangannya yang memegang tanganku, lalu polisi itu memanggil rekannya yang lain untuk datang menghampirinya. kulihat ada dua orang datang mendekatiku lalu sekarang mereka bertiga mulai mengkonfrontirku dengan beberapa pertanyaan atas keteranganku tadi.
"Siapa namamu ?", tanya dari salah satu polisi tersebut.
"Nathael Suryadharma !", jawabku.
"Keluarin Identitasmu !", ucap dari polisi itu.
"Nih KTP saya !", ucapku pada polisi itu dengan menyodorkan KTP ku.
"Kartu mahasiswa !", ucap dari polisi itu.
"Ini kartu mahasiswa saya !", ucapku dengan memberikan kartu mahasiswaku.
"Lhoo... ini namanya kok beda !", ucap dari polisi itu dengan memperhatikan kedua identitasku.
"Yang KTP namanya nathael suryadharma tapi yang kartu mahasiswa namanya nathael wirabrata !", ucap dari polisi itu lagi.
"Yang bener yang KTP pak !", sautku.
"Kamu beneran keponakan dari pak teguh ?", tanya polisi itu dengan menatapku curiga.
"Iya pak beneran !", jawabku.
"Coba kamu yakinkan kita jika kamu emang benaran keponakan dari pak teguh !", ucap dari polisi itu.
"Dari nama belakang saya kan udah ketahuan pak, kalau saya berasal dari keluarga suryadharma !", ucapku pada polisi itu.
"Namamu aja ada dua disini, mana kita tau yang bener yang mana !", ucap dari polisi itu.
"Coba kamu telepon pak teguh !", suruh dari polisi tersebut.
Sialan... ternyata polisi ini tidak gampang percaya hanya dengan menunjukan identitasku saja dan sekarang aku disuruh untuk menelepon om teguh, kalau menelepon dan melaporkan kejadian seperti ini akan membuatku malu di depannya tapi kalau gak di telepon aku bakal telat ke kampus dan gak bisa mengikuti ujian, tidak ada pilihan lagi ternyata. kuambil handphoneku dan aku pun menelepon seseorang.
"Hallo pak !", ucapku pada seseorang tersebut.
"Iya.. ada apa nath ?", tanyanya.
"Pak saya dan teman saya sedang terkena kasus nih dan harus berurusan dengan polisi, bisa bantu saya gak pak ?", ceritaku padanya.
"Waduuhh.. kok bisa-bisanya gitu, ya sekarang ada di kantor polisi mana biar nanti bapak yang kesana !", ucapnya.
"Kalau sekarang bapak lagi repot banget !", sambungnya.
"Bapak ngobrol aja dengan polisinya coba bapak yakinkan dia kalau saya adalah keluarga dari suryadharma !", ucapku padanya.
"Waahh... kalau soal itu di luar kewenangan saya, jadi maaf untuk hal tersebut saya gak bisa bantu !", ucapnya.
"Makasih pak !", ucapku padanya.
Benar-benar tidak ada harapan lagi, bahkan dia pun tidak mau membantuku untuk menyakinkan polisi ini. aku harus memutar otakku agar bisa menemukan solusi yang tepat akan hal ini, salah satunya jalan keluar adalah dengan mengalah dan membiarkan anggun memenangkan pertaruhan ini.
"Bawa saja saya ke kantor polisi !", ucapku pasrah.
"Tapi tolong jangan pembicaraan ini jangan sampai temanku yang disana tau !", ucapku lagi pada polisi tersebut.
"Dasar bocah, berani-beraninya bawa nama penggede buat gertak polisi !", ucap dari polisi tersebut.
"Saya ngomong apa adanya, nanti di kantor polisi akan ada orang yang akan menjelaskan semua ini !", ucapku pada polisi tersebut.
"Bocah jaman sekarang kelakuannya benar-benar gak pakai otak !", ucap salah satu polisi.
Aku dan adrian pun di gelandang ke kantor polisi beserta orang yang menabrak mobil adrian, sepertinya orang itu akan meminta ganti rugi pada adrian. aku pun terpaksa melepaskan ujianku dan kalah taruhan dengan anggun, berdoa semoga anggun tidak mengikuti ujian sama saja dengan mengharapkan sesuatu yang mustahil, sudah pasti nilaiku akan di kalahkan oleh anggun.
Tapi tenang saja karena walaupun aku kalah dari anggun aku masih memiliki rencana lain untuk mensiasati kekalahanku ini, mungkin setelah ini aku akan memfokuskan diriku untuk mencari pekerjaan !.
Kalah Taruhan
Selasa, 06 Desember
09:30, Kampus
Ini adalah hari kedua aku mengikuti ujian semester, semua nampak baik-baik saja dan aku bisa mengerjakan semua soal dengan sangat baik, aku yakin sekali bisa mendapatkan hasil yang memuaskan dan bisa memenangkan pertaruhanku dengan anggun. setengah jam lagi ujian akan segera di mulai dan sekarang aku menunggu dosen untuk masuk ke dalam ruangan kelasku, semoga saja ujian kali ini juga bisa berjalan dengan lancar.
"Nath.. !", sapa seseorang dengan menepuk bahuku.
"Ohh.. lu, kemana aja lu ?", ucapku dengan bertanya kepada adrian setelah aku menoleh ke arahnya.
"Gak kemana-mana.. sorry yaa nath soal waktu itu !", ucap dari adrian.
"Santai aja gak apa-apa !", ucapku pada adrian.
"Nath.. bisa bantu gue gak ?", tanya dari adrian.
"Bantu apaan ?", tanyaku balik.
"Biasa.. contekan, hehehe.. !", ucap adrian malu-malu.
"Duduk lu jangan jauh-jauh dari gue !", ucapku pada adrian.
"Gue bener-bener ngerasa gak enak nih ama lu !", ucap lagi adrian.
"Sebenernya waktu itu juga gue gak ada niatan buat bersaing ama lu !", ucapku pada adrian.
"Masa kita berantem gara-gara cewek, kan gak lucu banget !", ucap dari adrian.
Dia adalah adrian seorang teman baikku yang beberapa bulan kemarin aku dan dia sempat bersih tegang karena ingin rebutan anggun, namun kali ini dia kembali dan meminta maaf kepadaku. walaupun rada aneh kedengarnya tapi ya sudahlah namanya juga manusia khilaf jadi bisa aja dia ngelakuin kesalahan dan untuk kali ini dia mungkin sadar akan perbuatannya terdahulu.
"Kemarin lu kemana kok gak kelihatan ?", tanyaku pada adrian.
"Gue ujian gelombang kedua setelah lu !", jawab dari adrian.
"Gimana taruhan lu ?", tanya dari adrian.
"Masih berlanjut kayaknya !", ucapku pada adrian.
"Kok kayaknya ?", tanya lagi adrian.
"Gue gak tau kenapa tiba-tiba si anggun jadi baik ama gue !", jawabku.
"Ada maksudnya kali dia !", saut dari adrian.
"Gue juga ngerasa aneh ama sikapnya, tapi ya sudahlah gak penting banget buat gue !", ucapku pada adrian.
"Lu sendiri selama ini kemana aja ?", tanyaku pada adrian.
"Topo !", jawab dari adrian.
(Bertapa).
"Hahaha.. golek wangsit ta ?", tanyaku pada adrian dengan menyindirnya.
(Hahaha.. nyari wangsit apa ?).
"Golek nomor togel !", saut dari adrian ketus.
(Nyari nomor togel).
Tidak berselang lama kemudia jam sudah menunjukan pukul 10:00 dan dosen pun telah tiba lalu memasuki ruang kelas, aku dan adrian pun masuk kedalam ruang kelas tersebut dan memilih bangku, dimana adrian duduk tepat di belakangku. aku sudah berjanji dulu kalau akan membantu adrian mendapatkan nilai bagus, beginilah caraku membantunya yaitu dengan memberikan contekan karena sangat tidak mungkin bagiku untuk memberikan private padanya.
Pak dosen terlihat sibuk membagikan kertas-kertas ujian pada setiap mahasiswanya, dalam ruangan ini terdapat 20 mahasiswa yang mengikuti ujian semester dan ada aku serta adrian di dalamnya yang mengikuti ujian semester ini. setelah mendapatkan kertas-kertas ujian aku pun mengisi kertas tersebut dengan biodataku, dan kemudian soal demi soal aku kerjakan dengan seriusnya.
Satu persatu soal pertanyaan aku baca dengan sangat teliti dan cermat untuk menghindari kesalahan dalam memilih, semua soal-soal ini adalah pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban. detik detik waktu terus saja berjalan tanpa henti hingga akhirnya tanpa aku sadari waktu kurang dari 15 menit lagi untuk menyelesaikan soal ujian ini. namun untungnya semua soal telah aku selesaikan dan tak lupa aku juga telah menulis semua jawabanku di sebuah lembar kertas kecil yang sudah aku siapkan sebelumnya.
Setelah itu aku berikan kertas tersebut pada adrian yang duduk tepat di belakangku, secara diam-diam aku memberikan kertas jawaban tersebut agar tidak di ketahui oleh dosen yang menjaga ujian ini. semoga saja adrian bisa memanfaatkan waktu yang tersisa dengan mengisi seluruh jawabannya sesuai dengan jawaban yang aku kasih.
"Teeettt.... teeett... ", suara bel tanda ujian telah berakhir.
"Ok, sekarang kumpulkan semua soal dan lembar jawaban kalian !", ucap dari dosen tersebut.
Aku pun melihat adrian dengan sangat cepatnya mengisi jawabannya, untuk menghindari pak dosen melihat tingkah adrian aku terpaksa duduk tegap untuk menutupi aksi adrian. mahasiswa yang lainnya pun terlihat begitu rebutan untuk mengumpulkan semua soal dan lembar ujiannya sedangkan aku masih saja menunggu adrian untuk menyelesaikan pekerjaannya.
"Udah nath !", saut dari adrian dengan menepuk pundakku.
"Yuk kumpulin !", ucapku.
Akhirnya ujian kali ini bisa berlangsung dengan lancar juga, aku dan adrian pun berjalan keluar dari kelas menuju ke kantin, dengan senyum penuh kelegaan karena mampu melewati hari kedua aku pun merasa bebanku sedikit demi sedikit terkurangi. sesaat kemudian aku dan adrian pun sampai di sebuah kantin dan kita pun duduk di sebuah bangku yang masih kosong, hanya tersisa satu saja bangku kosong karena kantin ini sangat penuh sekali.
"Anjrit... deg-deg'an gue tadi !", ucap dari adrian.
"Santai aja !", sautku.
"Lu ngasihnya telat banget, 15 menit baru lu kasih ke gue jawabannya !", ucap dari adrian.
"Kan lu tinggal nambahin doank dari sisa-sisa jawaban yang belum lu isi !",ucapku pada adrian.
"Sisa jawaban apaan... orang gue belum isi semua tuh jawabanya !", saut dari adrian.
"Bego lu makin subur aja tuh di kepala !", sindirku pada adrian.
"Kampret lu !", saut adrian.
"Ehh.. pesen nath, lu mau pesen apaan ?", tanya adrian.
"Gue teh hangat aja dah !", jawabku.
"OK, lu tunggu yee... nih bangku jangan sampai ada yang dudukin, soalnya kantin pada penuh, bisa-bisa tar ada orang lain yang nebeng duduk di sebelah kita, tar kita ngobrolnya jadi gak asyik !", ucap dari adrian.
"Iyee.. buruan pesen sono !", suruhku.
Adrian segera pergi untuk memesan minuman untukku dan untuk dirinya, karena kantin sangat rame jadi tidak mungkin bagi kita untuk menunggu pelayan menghampiri kita berdua, jadi terpaksa salah satu dari kita harus datang sendiri memesan minuman dan membawanya. tak berselang lama adrin pun terlihat kembali dengan membawa dua minuman yang kita pesan.
"Dah kayak pelayan aja gue !", gerutu dari adrian.
"Emang !", sautku.
"Asuu lu.. !", ucap adrian.
"Ehh.. lu ada ujian lagi apa gak habis ini ?", tanya adrian padaku.
"Nanti jam 13:15 !", jawabku.
"Sama donk ama gue, di ruang berapa ?", tanya adrian.
"Ruang yang tadi kita ujian !", jawabku.
"Waahh.. sama juga, pas banget dah kalau gitu !", ucap dari adrian.
"Nyontek mlulu.. tambah subur dah tuh bego !", sindirku pada adrian.
"Sekarang udah jam 12:00, mau belajar juga percuma gak bakal cukup waktunya jadi yaa terpaksa lu harus tolong gue lagi !", ucap adrian.
"Alasan mlulu lu !", sautku.
Kuambil segelas teh hangat yang di beli oleh adrian, sesaat sebelum aku teguk teh itu aku mencium bau yang tidak biasa dari teh hangat tersebut, lalu ku perhatikan teh tersebut ada serbuk-serbuk kecil yang belum larut dalam cairan teh ini dan serbuk itu pun sebagian berada di bawah gelas bercampur dengan gula yang masih mengendap di bawah gelas.
Untuk menghindari kecurigaan dari adrian aku pun berpura-pura untuk meminum teh tersebut, dengan begini aku juga menjaga perasaan adrian yang telah repot-repot membawakan teh tersebut untukku. kalau aku tidak berpura-pura minum teh tersebut dia bisa saja ngambek dan ngomel-ngomel gak jelas kepadaku.
Kulihat reaksi dan juga ekspresi dari adrian saat aku mencoba berpura-pura minum lagi, dia dengan sengaja melirik ke arahku, aku pun sudah bisa memastikan jika ada yang tidak beres dengan minuman ini serta kelakuan dari adrian. tapi ada baiknya jika aku tidak membongkar hal ini padanya karena dia bisa ngeles dengan membalikan tuduhan kepada si pembuat minuman ini.
"Panas banget nih teh !", ucapku pada adrian.
"Gue minta'in es batu yee !", saut dari adrian.
"Tolong yaa !", pintaku pada adrian.
Disaat adrian akan berdiri, aku sengaja menaruh gelas teh hangat ini di pinggiran meja lalu saat adrian melangkahkan kakinya untuk melangkahi bangkunya, aku pun dengan sengaja menyenggol meja kantin agar gelas teh ku terjatuh ke lantai.
"Pyaaaarrr.... ", suara gelas yang terjatuh.
"Yaaa... !", ucapku melihat gelas tehku jatuh dan pecah.
"Walah... sory nath !", ucap dari adrian.
"Yaa udahlah gak apa-apa !", ucapku pada adrian.
"Mending lu panggilin pelayan buat bantu bersihin nih pecahan gelas dan ngepel tumpahan teh !", ucapku pada adrian.
"Bentar yaa.. !", ucap adrian.
Adrian pun pergi memanggil pelayan, rencanaku berhasil juga ternyata dari pada terjadi apa-apa denganku lebih baik seperti ini saja. tapi jika benar adrian menaruh sesuatu pada minumanku ini, sebenarnya apa yang dia taruh di minumanku ini lalu untuk apa dia berbuat seperti itu kepadaku, lebih baik aku harus berhati-hati dengannya karena dia memiliki niatan yang tidak baik kepadaku.
"Nih tissue buat bersihin meja mu yang kotor itu !", ucap dari seseorang yang berada di sampingku dengan menyodorkan beberapa tissu.
Mendengar suara wanita yang menegurku aku pun menoleh ke arah wanita tersebut dan ternyata dia adalah anggun yang menyapaku dan menawariku sebuah tissue untuk membersihkan mejaku yang kotor karena tumpahan dari teh tadi. aku pun mengambil tissu tersebut lalu kemudian aku membersihkan semua tumpahan teh yang ada sampai bersih.
"Makasih yaa !", ucapku pada anggun.
"Sama-sama !", ucap dari anggun dengan senyuman manisnya.
Kemudian adrian pun datang kembali dengan seorang pelayan, lalu pelayan tersebut pun membersihkan semuanya dengan sangat bersih sampai tak berbekas. kulihat ekspresi adrian begitu tenang-tenang saja saat ada anggun di sampingku, sepertinya adrian telah melupakan semuanya tentang anggun dan menganggap anggun hanyalah wanita biasa saja, itu semua baru perkiraanku karena aku tidak tau apa yang sebenarnya adrian rasakan. setelah semua bersih dan bisa untuk di duduki lagi aku dan adrian pun kembali duduk di bangku tersebut.
"Boleh aku bergabung dengan kalian, soalnya gak ada lagi bangku kosong !", ucap dari anggun dengan santunnya.
"Silahkan !", saut dari adrian.
"Terima kasih !", ucap dari anggun dan dia pun duduk di sebelahku.
"Apa kabar ?", tanya aggun padaku.
"Baik !", jawabku.
"Bagaimana ujiannya ?", tanya lagi anggun padaku.
"Lumayan susah !", jawabku lagi dengan singkat untuk menjaga perasaan adrian.
Kulihat ekspresi adrian begitu sangat cuek dan dingin sekali, begitu tenang tapi sangat memendam sesuatu. sepertinya ada yang aneh dengannya dan juga dengan anggun, kedua orang ini benar-benar menunjukan gelagat yang aneh akhir-akhir ini, apa mungkin mereka berdua bekerja sama untuk menjatuhkanku terutama karena sekarang adalah saat-saat ujian semester, lebih baik tetap waspada terhadap sesuatu yang bakal terjadi.
"Kamu ada jam ujian lagi atau gak habis ini ?", tanya anggun padaku.
"13:15, sebentar lagi !", jawabku.
"Sama donk, aku juga jam segitu tapi kamu ruangan berapa ?", tanya anggun.
"E4 !", jawabku tanpa memandang anggun.
"Sama juga, kalau gitu bareng yaa nanti masuk kelasnya !", ucap dari anggun.
"Boleh !", ucapku pada anggun.
"Ngomong-ngomong mana kedua temanmu itu !", ucapku pada anggun.
"Mereka beda jam ujian denganku !", jawab dari anggun.
"Temenmu yang doyan makan tuh siapa seh namanya ?", tanyaku pada anggun.
"Ehm... ada apa nih ?", tanya balik anggun.
"Kenalin donk !", ucapku pada anggun.
"Kenalan aja sendiri !", saut dari anggun.
Inilah cara agar adrian tidak cemburu kepadaku, dengan mengalihkan pembicaraan pada orang lain dan melihatkan kalau aku tidak tertarik dengan anggun. tapi disamping itu juga aku harus menjaga dri dari sifat adrian yang begitu mencurigakan, disisi lain juga ada anggun yang gak tau kenapa sifat dia bisa berubah 180 derajat kepadaku.
16:30, Kediaman Tante Bella
Selepas ujian di kampus aku pun segera menuju ke rumah tante bella karena sudah ada janji sebelum, setelah kejadian yang membuatku seperti budak sex waktu itu, menjadikanku selalu waspada teradap tante ini karena semua tindakannya benar-benar sangat mencurigakan dan penuh dengan tipu muslihat. walaupun saat itu ada enaknya juga tapi tetap saja jika pikiranku waras aku tidak terima diperlakukan seperti itu.
Kali ini aku disuruh datang ke tempat tante bella karena akan di perkenalkan dengan pengacaranya yang mengurus sidang perceraiannya dengan suaminya, sedangkan posisiku sampai sama seperti dulu yaitu sebagai saksi kunci atas perselingkuhan dari yohan suami dari tante bella ini. dan saat ini aku sedang berada di ruang tamu tante bella dengan seorang pria paruh baya yang mungkin saja dia iilah pengacara itu.
Aku dan pria ini hanya diam membisu tanpa ada kata-kata yang keluar dari mulut kita berdua, pria itu terlihat sibuk sendiri dengan berkas-berkas yang dia bawanya. kita berdua sedang menunggu tante bella yang katanya sedang mandi, beberapa waktu kemudian muncullah tante bella dengan pakaiannya yang ala-ala wanita modis.
"Aduh.. maaf yaa menunggu lama !", ucap dari tante bella.
"Tidak apa-apa !", saut dari pria itu.
"Ohh ya nathael.. kenalkan ini adalah pengacara tante !", ucap dari tante bella mengenalkanku dengan pria tersebut.
"Nathael !", ucapku pada pria itu dengan menyodorkan tangaku untuk berjabat tangan.
"Sugeng wahyudi !", ucap dari pria itu dengan menjabat tanganku.
"Jadi dialah yang akan mengurus semua perceraianku dengan yohan !", ucap dari tante bella kepadaku.
"Jadi dia ini yang bakal jadi saksi kunci di sidang perceraian nanti !", ucap sugeng.
"Iya.. dia inilah saksi kuncinya !", ucap dari tante bella pada sugeng.
"Ohh aku kira siapa dia ini, maaf yaa !", ucap dari sugeng padaku.
"Tidak apa-apa pak !", jawabku atas permintaan maafnya.
Beberapa berkas di berikan kepadaku, lau aku pun membacanya dengan teliti berkas-berkas tersebut. setelah itu sugeng pun membacakan sesuatu untuk aku dengarkan, semua ini tentang bagaimana nanti saat di sidang perceraian, tentang prosedur-prosedur yang berlaku disana dan bagaimana aku harus bersikap disana.
"Jadi begini mas nathael !", ucap dari sugeng.
"Mas nathael ini nantinya bersaksi saja sesuai dengan yang sebenarnya, toh mas nathael juga punya videonya kan yaa.. jadi gak usah takut kalau nanti saat sidang mas nathael di intimidasi atau di intervensi oleh pihak lawan, karena bukti mas nathael ini sudah kuat lho !", tutur dari sugeng.
"Iya pak !", ucapku.
"Nanti di belakang mas nathael itu ada saya, kalau nanti saya lihat mas nathael terpojok atau tersudut, nanti saya pasti bantu kok pokoknya mas nathael harus tenang dan santai aja !", tutur lagi dari pak sugeng.
"Iya pak !", ucapku lagi.
"Jadi seperti itu, pokoknya tenang saja.. selama di pengadilan saya yang akan bertanggung jawab atas keselamatan mas nathael, intinya disana nanti kita itu cuma adu mulut saja !", ucap dari pak sugeng ini.
"Iya pak !", jawabku.
"Naahh.. jadi besok itu adalah acara sidangnya, jadi... saya harapkan mas nathael datang tepat waktu atau.... mas nathael bisa bareng dengan kita... begitu mas !", ucap dari sugeng.
"Iya pak !", ucapku.
"Bagu kalau begitu.. sekarang mas nathael bisa pulang lalu besok jam 09:00 pagi kita bisa ke pengadilan untuk sidang cerai !", ujar dari sugeng.
"Walah... jam 09:00 pagi !", ucap terkaget mendengar omongan dari sugeng.
"Lhooo.... kenapa ?", tanya sugeng dengan terkaget juga.
"Jam 10:00 saya ada ujian semester lhoo... !", ucapku pada sugeng.
"Waduuuhhh... sampeyan iki piye toh, ngunu yoo ora ngomong !", ucap dari sugeng.
(Waduuuhhh... kamu ini gimana seh, gitu yaa gak ngomong !).
"Lhooo... gimana mau ngomong, orang situ ngomong mlulu dari tadi !", ucapku pada sugeng dengan meniru gaya bicaranya.
"Haduuhh... udah gini aja, kamu gak usah ikut ujiannya nyusul bisakan !", ucap dari tante bella.
"Lhooo... yoo emoh !", ucapku dengan aksen ala-ala sugeng.
(Lhooo... ya gak mau).
"Tolong tante lah nath.. please !", rayu tante padaku.
"Bukannya gak mau nolong tapi kan ini sudah jadi kesepakatan kita dulu, kalau jadwal kuliahku apa lagi ujianku gak boleh di ganggu gugat !", ucapku pada tante.
"Kalau gak ujian seh.. aku bisa bolos kuliah, ini ujian semester lho !", ucapku lagi pada tante bella.
"Ya udah gini aja, mas nathael nyusul aja gimana ?", ucap dari sugeng.
"Nyusul gimana ?", tanyaku balik.
"Yaa mas nathael nyusul kita ke persidangan setelah ujiannya selesai !", ucap dari sugeng.
"Lhooo.... aku ujiannya selesai jam 15:00 sore, masih keburu emangnya ?", ucapku dengan bertanya pada sugeng.
"Lhooo.... sampeyan iki garai sirah mumet ae, gak tepak blass !", gerutu dari pak sugeng.
(Lhooo.... kamu ini bikin kepala pusing aja, gak tepat sama sekali).
"Lah congor'e sampeyan asal jeplak ae, dikiro aku iki nganggur ta piye !", gerutuku pada sugeng.
(Lah mulut situ asal ngucap aja, dikira aku ini nganggur apa gimana).
"Udah.. udah.. ini ada miss komunikasi sampai-sampai jadwalnya pada bentrok kayak gini, bagaimana kalau sidang besok gak pakai saksi cuma bukti saja ?", tanya dari tante bella pada sugeng.
"Bisa saja tapi yang jadi masalah bukti tanpa saksi itu kurang kuat !", ucap dari sugeng.
"Kalau saksi tapa bukti kuat gak ?", tanyaku pada sugeng.
"Sama aja !", jawab dari sugeng.
"Kuatan mana bukti tanpa saksi atau saksi tanpa bukti ?", tanyaku pada pengacara tersebut.
"Sama aja... !", jawab pak sugeng dengan emosinya.
"Yaa udah kalau gitu !", ucapku.
"Yaa udah apa ?", tanya tante bella.
"Yaa udah berarti aku gak bisa bantu besok, lain waktu aja kalau gitu !", ucapku pada tante bella.
"Besok situ nyusul saja kalau bisa secepat mungkin, biar nanti aku yang mengulur-ulur waktu sampai mas nya datang !", ucap dari sugeng.
"Yaa udah !", ucapku.
"Resiko kalau berurusan dengan bocah, jadinya yaa kayak gini nih !", gerutu dari sugeng.
"Yaa udah !", ucapku meledek sugeng.
"Yaa udah apa ?", tanya sugeng.
"Yaa udah, aku pulang dulu !", ucapku.
"Yaa udah sana !", ucap sugeng dengan keselnya.
"Yaa udah, aku pamit !", ucapku pada mereka berdua.
"Yaa Allah gusti... !", ucap sugeng dengan mengelus-elus dadanya.
Hahaha... dalam hati aku pun tertawa riang melihat kekonyolan pengacara tante bella ini, aku pun berpamitan dengan mereka berdua lalu pulang ke kontrakanku, dan besok sehabis dari ujian aku harus segera menyusul mereka ke sidang perceraian tante bella dan yohan, untuk sebagai saksi kunci.
--- --- --- --- --- --- ---
--- --- --- --- ---
--- --- --- --- ---
Rabu, 07 Desember
07:30, Kampus
Hari ini aku akan berangkat lebih awal ke kampus karena ingin meminjam buku di perpustakaan, untuk ku belajar pelajaran yang akan di ujikan besoknya. kini aku sudah siap untuk berangkatnamun sesaat sebelum aku keluar kontrakan dan berangkat ke kampus, tiba-tiba teleponku berdering saat kulihat itu adalah panggilan dari adrian, aku pun mengangkatnya.
"Hallo nath !", ucap adrian.
"Iya.. ada apa ?", tanyaku.
"Nath bareng yuk ke kampusnya, gue bawa mobil nih !", ajak dari adrian.
"Mama lu gak gawe ?", tanyaku pada adrian.
"Dia lagi keluar kota makanya mobilnya bisa gue bawa !", jawab adrian.
"Gue udah mau berangkat, lu dimana emang sekarang ?", ucapku dengan bertanya pada adrian.
"Masih dirumah, lu tunggu gue bentar lah yaa !", ucap dari adrian.
"Jam 08:30 lu gak dateng, gue tinggal yaa !", ucapku.
"Ok !", saut dari adrian lalu menutup teleponnya.
Aku pun mengurungkan niatanku untuk pergi ke kampus lebih awal karena ajakan adrian, dan sekarang aku pun keluar kontrakan dan menunggu adrian di pinggir jalan raya saja biar tidak membuang-buang waktu nantinya. setelah hampir 30 menit aku menunggu di pinggir jalan akhirnya adrian pun datang dengan menggunakan mobil mamanya tersebut.
"Yukk.. nath naik !", ucap adrian.
Adrian menawariku tumpangan, aku pun langsung menaiki mobil adrian dan kemudian adrian langsung memaju mobilnya tersebut untuk segera ke kampus, aku duduk di depan di samping adrian. obrolan ringan pun terjadi di antara kita berdua.
"Mau gue aja yang nyetir !", ucapku.
"Udah ga usah, lu duduk manis aja disitu !", ucap dari adrian.
"Gue sekarang dah lihai nyetirnya dari pada lu !", sambungnya.
"Weehh... boleh nih adu go kart !", tantangku pada adrian.
"Waahh.. nantang nih, boleh juga nih !", ucap dari adrian.
"Lihat nih skill gue !", ucap dari adrian dengan menancap gasnya.
"Woi.. udah, jangan ngebut di jalanan !", ucapku panik karena ulah ugal-ugalan adrian.
"Yaa elah santai aja... !", ucap dari adrian.
"Udah begoo.. di tilang mampus lu, gak punya SIM juga lu !", ucapku pada adrian.
"Iyee.. gue pelan-pelan !", ucap dari adrian.
Dan benar saja sebelum adrian menurunkan kecepatannya, mobil polisi pun mengejar kami dari belakang dan suara klakson pun di keluarkan dari mobil tersebut sebagai tanda agar kita mau menepi. aku pun memerintahkan adrian untuk menepi agar urusan tidak menjadi semakin ribet, tapi adrian malah kabur dari kejaran polisi.
"Woi.. berhenti, jangan menghindar !", ucapku pada adrian.
"Gue ga ada SIM, nath !", ucap dari adrian dengan menyetir ngebut.
"Yaa udah santai aja paling cuma di tilang doank !", ucapku pada adrian agar mau berhenti.
"Mana bisa gue santai, gue bisa di omelin ama yokap gue !", ucap dari adrian.
"Mending di omelin dari pada lu kayak gini, hukuman lu bisa berat !", ucapku.
"Udah lu diem aja gue punya rencana !", ucap dari adrian.
"Rencana apaan ?", tanyaku dengan geramnya.
"Gue bawa tuh polisi ke daerah gue tar gue minta bantuan ama orang-orang kampung gue !", ucap dari adrian.
"Kita bentar lagi ujian begoo... !", ucapku memaki adrian.
Spertinya adrian benar-benar sangat panik sampai-sampai dia tidak mengindahkanku yang telah memperingatinya, kalau aku biarkan kayak gini terus aku bisa terlambat mengikuti ujian dan juga resiko kecelakaan akan semakin besar karena ulah kebut-kebutan dari adrian. kulihat jam tanganku sudah menunjukan pukul 09:15, 45 menit lagi ujianku akan segera di mulai jadi tidak ada pilihan lain selain menghentikan ulah konyol dari adrian sekarang juga.
"Berhenti atau gue tarik nih hand rem lu !", teriakku pada adrian.
"Begoo lu, jangan... udah diem aja lu !", ucap dari adrian.
"Ciiiiiittttt.... ", suara mobil yang mengerem mendadak, terpaksa aku harus menarik hand rem mobil adrian agar mobil ini bisa berhenti, ini juga demi kebaikan dari adrian agar tidak tertimpa musibah yang lebih parah lagi. tapi tidak lama setelah hand rem mobil ini aku tarik tiba-tiba dari belakang terdengar suara dentuman yang keras sekali.
"Bruuuuaaaaakkk... ", mobil yang berada di belakang mobil adrian tidak bisa menghindari mobil adrian yang berhenti mendadak, hentak keras terjadi pada tubuhku tapi untuk saja aku menggunakan safety belt sehingga aku tidak sampai membentur sesuatu. ku tengaok ke arah belakang ternyata sebuah mobil minibus menabrak mobil adrian. dan akhirnya mobil polisi pun berhenti memotong jalan kami agar tidak bisa kabur lagi, beberapa orang polisi pun menghampiri kita berdua dan menyuruh untuk keluar mobil.
"Keluar !", teriak polisi tersebut dengan menggedor jendela mobil.
"Baik pak !", ucap adrian.
"Tai lu nath.. !", maki adrian padaku dengan emosinya.
"Ini demi kebaikan lu juga !", ucapku pada adrian.
"Kebaikan tai.. anjing lu emang !", ucap dari adrian begitu marahnya padaku.
"Keluaaarrr... !", teriak dari polisi tersebut dengan menggedor keras sekali jendela mobil.
"Iyaaaa.... !", ucap dari adrian.
Adrian pun keluar dari mobil begitu juga pula aku, ternyata ada 6 polisi yang sudah berada di sekitar kami tanpa kami sadari, dimana salah satu polisi tersebut terlihat berbicara kepada orang yang mengendari mobil yang menabrak mobil adrian, sedangkan polisi lainnya memeriksa kita berdua.
Aku di dorong oleh polisi tersebut untuk menghadap ke kap mobil lalu di geladah sekujur tubuhku, bagian dalam mobil juga tak lepas dari penggeledahan dan tas kuliahku juga di bongkarnya. namun setelah penggeledahan selesai mereka tidak menemukan apa-apa, kemudian kita berdua di check apakah kita sedang mabuk atau tidak, namun kita juga bisa lolos dari pengecekan tersebut.
"Alasan kalian kenapa ugal-ugalan di jalan raya ?", tanya polisi tersebut dengan tegasnya.
"Kita mau ujian pak, takut telat !", jawab dari adrian.
"Berangkat lebih awal kan bisa !", sangkal dari polisi tersebut.
"Terus kenapa kalian di suruh berhenti kok malah ngebut ?", tanya lagi polisi tersebut dengan tegasnya.
"Panik pak !", jawab adrian.
"Panik... panik... kalau udah kayak gini mau gimana ?", tanya polisi tersebut dengan membentak.
"Kita bakal tanggung jawab kok pak !", sautku.
"Kamu teman bukannya ingetin tapi malah belain teman yang salah !", ucap dari polisi tersebut kepadaku.
"Udah saya inget tapi dia masih ngeyel, makanya saya tarik hand remnya biar berhenti !", sangkalku.
"Diem kamu, banyak alasan !", ucap dari polisi tersebut.
"Saya gak alasan emang kenyataannya kayak gitu !", ucapku membantah pernyataan dari polisi tersebut.
"Udah diem !", ucap dari polisi itu membentakku.
"Mana surat-surat kelengkapannya ?", tanya polisi tersebut pada adrian.
"Ada STNK saja pak, saya gak punya SIM !", ucap dari adrian dengan memberikan STNK mobilnya.
"Kamu punya SIM apa gak ?", tanya polisi tersebut kepadaku.
"Buat apa SIM, wong salah gak punya kendaraan !", jawabku dengan nyolotnya.
"Kalian berdua ikut ke kantor polisi !", ucap dari polisi tersebut.
"Pak kita mau ujian, kita bakal tanggung jawab tapi setelah kita selesai ujian !", ucapku pada polisi itu.
"Kamu itu udah salah masih aja ngeyel !", ucap dari polisi itu.
"Pak bawa mereka ke kantor !", perintah polisi itu pada rekannya.
Kulihat adrian hanya bisa pasrah dan diam saja tanpa ada upaya untuk membela dirinya, memang benar kalau kita salah tapi masalahnya jika kita ke kantor polisi pasti urusannya bakal lama dan bisa di pasti'in kita gak bakal bisa ikut ujian, jika aku tidak ikut ujian maka resikonya aku bakal kalah taruhan dari anggun dan terpaksa aku harus mengembalikan uang anggun serta yang lebih parahnya lagi aku mau gak mau harus keluar dari kampus itu.
Aku harus mencari cara agar bisa lolos dari kemelut ini, sebenarnya sangat pantang sekali aku menyebut namanya atau menggunakan powernya untuk hal semacam ini, benar-benar akan sangat memalukan tapi aku tidak punya pilihan lain. aku pun mengajak salah satu dari polisi tersebut untuk mau mendengarkan omonganku di tempat yang sepi agar adrian tidak mendengar ucapanku ini.
"Pak ini serius dengarin omonganku dulu sebelum bawa kita ke kantor polisi !", ucapku pada polisi itu.
"Mau ngomong apa lagi ?", tanya polisi tersebut.
"Gini, jam sampai temanku tau. sebenarnya aku hanya ingin dibebaskan sementara saja, nanti setelah kelar ujian saya bakal balik lagi kok ke kantor polisi untuk ngasih keterangan !", ucapku pada polisi tersebut.
"Gak bisa, harus ikut ke kantor polisi sekarang !", ucap dari pak polisi itu.
"Tolonglah pak, saya minta dispensasinya, soalnya ini ujian semester pak !", ucapku memohon pada polisi ini.
"Ngomongnya nanti saja di kantor !", ucap dari polisi itu.
"Saya keponakannya Komjend Teguh Suryadharma !", ucapku pada polisi tersebut dengan terpaksa.
Mendengar ucapanku tadi polisi tersebut pun melepaskan tangannya yang memegang tanganku, lalu polisi itu memanggil rekannya yang lain untuk datang menghampirinya. kulihat ada dua orang datang mendekatiku lalu sekarang mereka bertiga mulai mengkonfrontirku dengan beberapa pertanyaan atas keteranganku tadi.
"Siapa namamu ?", tanya dari salah satu polisi tersebut.
"Nathael Suryadharma !", jawabku.
"Keluarin Identitasmu !", ucap dari polisi itu.
"Nih KTP saya !", ucapku pada polisi itu dengan menyodorkan KTP ku.
"Kartu mahasiswa !", ucap dari polisi itu.
"Ini kartu mahasiswa saya !", ucapku dengan memberikan kartu mahasiswaku.
"Lhoo... ini namanya kok beda !", ucap dari polisi itu dengan memperhatikan kedua identitasku.
"Yang KTP namanya nathael suryadharma tapi yang kartu mahasiswa namanya nathael wirabrata !", ucap dari polisi itu lagi.
"Yang bener yang KTP pak !", sautku.
"Kamu beneran keponakan dari pak teguh ?", tanya polisi itu dengan menatapku curiga.
"Iya pak beneran !", jawabku.
"Coba kamu yakinkan kita jika kamu emang benaran keponakan dari pak teguh !", ucap dari polisi itu.
"Dari nama belakang saya kan udah ketahuan pak, kalau saya berasal dari keluarga suryadharma !", ucapku pada polisi itu.
"Namamu aja ada dua disini, mana kita tau yang bener yang mana !", ucap dari polisi itu.
"Coba kamu telepon pak teguh !", suruh dari polisi tersebut.
Sialan... ternyata polisi ini tidak gampang percaya hanya dengan menunjukan identitasku saja dan sekarang aku disuruh untuk menelepon om teguh, kalau menelepon dan melaporkan kejadian seperti ini akan membuatku malu di depannya tapi kalau gak di telepon aku bakal telat ke kampus dan gak bisa mengikuti ujian, tidak ada pilihan lagi ternyata. kuambil handphoneku dan aku pun menelepon seseorang.
"Hallo pak !", ucapku pada seseorang tersebut.
"Iya.. ada apa nath ?", tanyanya.
"Pak saya dan teman saya sedang terkena kasus nih dan harus berurusan dengan polisi, bisa bantu saya gak pak ?", ceritaku padanya.
"Waduuhh.. kok bisa-bisanya gitu, ya sekarang ada di kantor polisi mana biar nanti bapak yang kesana !", ucapnya.
"Kalau sekarang bapak lagi repot banget !", sambungnya.
"Bapak ngobrol aja dengan polisinya coba bapak yakinkan dia kalau saya adalah keluarga dari suryadharma !", ucapku padanya.
"Waahh... kalau soal itu di luar kewenangan saya, jadi maaf untuk hal tersebut saya gak bisa bantu !", ucapnya.
"Makasih pak !", ucapku padanya.
Benar-benar tidak ada harapan lagi, bahkan dia pun tidak mau membantuku untuk menyakinkan polisi ini. aku harus memutar otakku agar bisa menemukan solusi yang tepat akan hal ini, salah satunya jalan keluar adalah dengan mengalah dan membiarkan anggun memenangkan pertaruhan ini.
"Bawa saja saya ke kantor polisi !", ucapku pasrah.
"Tapi tolong jangan pembicaraan ini jangan sampai temanku yang disana tau !", ucapku lagi pada polisi tersebut.
"Dasar bocah, berani-beraninya bawa nama penggede buat gertak polisi !", ucap dari polisi tersebut.
"Saya ngomong apa adanya, nanti di kantor polisi akan ada orang yang akan menjelaskan semua ini !", ucapku pada polisi tersebut.
"Bocah jaman sekarang kelakuannya benar-benar gak pakai otak !", ucap salah satu polisi.
Aku dan adrian pun di gelandang ke kantor polisi beserta orang yang menabrak mobil adrian, sepertinya orang itu akan meminta ganti rugi pada adrian. aku pun terpaksa melepaskan ujianku dan kalah taruhan dengan anggun, berdoa semoga anggun tidak mengikuti ujian sama saja dengan mengharapkan sesuatu yang mustahil, sudah pasti nilaiku akan di kalahkan oleh anggun.
Tapi tenang saja karena walaupun aku kalah dari anggun aku masih memiliki rencana lain untuk mensiasati kekalahanku ini, mungkin setelah ini aku akan memfokuskan diriku untuk mencari pekerjaan !.
suhu- Daftar
- 22 Apr 2016
- Post
- 16
- Like diterima
- 0
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
User is banned, content is deleted automatically.
- Daftar
- 22 Apr 2016
- Post
- 16
- Like diterima
- 0
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
User is banned, content is deleted automatically.
jurick212
Semprot Holic
ane gk isa komen boz ....
cmn bisa bilang
LANjoET.....ken...
cmn bisa bilang
LANjoET.....ken...
khensin123
Suka Semprot
- Daftar
- 22 Apr 2013
- Post
- 13
- Like diterima
- 0
SR akhirnya komen karena gakbisa tidur gara2 baca update nya suhu Juvon, gak bisa tidur karena rasanya hati ini begitu terkoyak ( halah ), hahaha
baper aneh suhu kenapa si Nathan selalu berada dalam situasi seperti itu, gue beneran kesel dan emosi bener ama si Adrian, mending si nathan ga usah punya temen aja sekalian,
toh dia tujuannya kan mau cari damai dan kehidupan tenang aja, hahaha ( tapi kalau kayak gitu ceritanya selesai kali ya )
tapi ane jadi gabisa tidur gini gara2 baper nih gara2 si adrian , kesel bener dah
)
keep update buat suhu juvon. ini cerita yang selalu ane nanti update-an nya pagi siang sore malem selalu ane cek HP buat ngecek update ini cerita.
#NathaelLovers
baper aneh suhu kenapa si Nathan selalu berada dalam situasi seperti itu, gue beneran kesel dan emosi bener ama si Adrian, mending si nathan ga usah punya temen aja sekalian,
toh dia tujuannya kan mau cari damai dan kehidupan tenang aja, hahaha ( tapi kalau kayak gitu ceritanya selesai kali ya )
tapi ane jadi gabisa tidur gini gara2 baper nih gara2 si adrian , kesel bener dah
)keep update buat suhu juvon. ini cerita yang selalu ane nanti update-an nya pagi siang sore malem selalu ane cek HP buat ngecek update ini cerita.
#NathaelLovers
Similar threads
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
