Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

TUBUHKU!!! DINIKMATI & SALING MENIKMATI BERSAMA KAKAK IPARKU.

Lanjutan...


Pov iva.

Pagi hari setelah aku diantar oleh mas Rudi kakak iparku menuju tempat aku akan melaksanakan sosialisasi. Ternyata kegiatan lapangan yang menjadi tujuan utamanya baru akan dilaksanakan esok hari, pertemuan hari ini dilakukan hanya sebatas perkenalan singkat dan saling sapa saja. Sehingga sesuai dengan apa yang telah aku sepakati bersama mas Rudi sebelumnya, aku memberikan kabar kepadanya untuk menjemput aku kembali disini.

Entah perasaan apa yang kini ada pada diriku, sehingga aku kini benar-benar mengabarkan kepada dirinya. Bahkan aku mencoba mengabarkan langsung kepadanya tanpa ragu-ragu melalui sambungan telepon.

"Seyakin inikah aku??"

Tetapi mas Rudi tidak menjawab panggilan telpon ku tersebut, seharusnya ini menjadi pertanda bahwa ini tidak boleh aku lakukan lebih jauh lagi. Karena sejujurnya aku sudah bisa menebak kearah mana ini semua akan berlanjut.

"Kami ini sama laki-laki dan perempuan dewasa"

Aku mencoba menimbang semua yang telah aku mulai.

Namun lagi-lagi entah kenapa, aku seakan tidak mempertimbangkan hal yang lain-lain. Mala kini aku mengirimkan chat kepadanya, yang tentu hal tersebut nyatanya akan membawa aku kearah yang tidak seharusnya.

"Entahlah"

Aku cukup bimbang saat ini.

Cukup lama juga mas Rudi baru membalas chat dariku tersebut, sampai beberapa saat kemudian barulah aku melihat ia membalas chat dariku. Mas Rudi membalas bahwa ia akan segera menuju kemari lagi, hingga tidak berapa lama kemudian ia telah tiba kemari lagi. Namun setelah tibanya mas Rudi disini, malah aku mulai merasakan keraguan bahkan ketakutan akan perkataan yang telah aku lantaran padanya sebelum ini.

"Emang kalian aja yang boleh aneh-aneh"

kata-kata tersebut aku ucapkan kepadanya, bahkan semakin aku perjelas sesaat sebelum ia meninggalkan tempat ini tadinya.

"Senekat itu kah aku tadinya??"

Aku seakan tidak yakin dengan apa yang tadinya aku ucapkan.

Singkat cerita kini aku telah berada di dalam mobil bersama mas Rudi, awalnya suasana cukup tegang terjadi diantara kami. Namun situasi itu tidak berlangsung lama, setelah kendaraan kami melaju tak seberapa jauh. Bukanlah sebuah hal yang ane terjadi tentunya, seperti yang aku ceritakan diawali dahulu. Mas Rudi adalah sosok yang benar-benar menyenangkan dan mampu cair dalam suasana apapun bersama siapapun.

Awalnya karena rasa kekhawatiran yang kini aku rasakan, aku hanya memulai pembicaraan normal saja dengan mas Rudi.

"Ngerepotin banget nih jadinya aku mas"

Aku berucap padanya.

Tetapi kini malah mas Rudi yang kini membawa pembicaraan kami menuju kearah awal sebelum kami berpisah.

"Bukannya tadi udah janji ya kita??"

Ia berujar dengan lantang kepadaku.

Tetapi bukan itu yang aku tangkap dari maksud kalimat tersebut, kini ia seakan menunjukkan bahwa ia benar-benar telah siap dengan keadaan ini. Tidak tampak padanya kini rasa canggung seperti saat tadi pagi ia mengantarku untuk bekerja.

"Duhhh...kok jadi gini sihh??"

Aku mulai gelisah dalam diriku.

Sepertinya hal ini disadari oleh mas Rudi juga. Dengan mempertimbangkan hal tersebut, maka kini aku berusaha untuk bersikap biasa saja agar tidak terkesan menampakan kecemasanku.

"Janji apasihh?? Kayak penasaran banget gitu deh"

Ucapku dengan lantang dan berusaha menguatkan diriku.

Semua itu aku lakukan dengan masih menampakan caraku sejak awal tadi kepadanya, aku berpura-pura bersikap genit kepadanya. Bahkan kata-kata tersebut aku ucapkan dengan nada sedikit menggoda. Tujuanku saat ini agar mas Rudi kembali seperti awal tadi.

"Semoga ia kembali canggung seperti tadi pagi!! Tolonglah"

Ucapku penuh harap dalam hatiku.

Namun ternyata dugaanku sangat tepat sekali, mas Rudi benar-benar telah siap dengan keadaan ini.

"Maksudnya kamu bilang mbak mu aneh-aneh tu gimana sih??"

Ucap Mas Rudi yang benar-benar kembali membawa pembicaraan kami mengarah kesana.

Ucapannya ini tentu membuat aku benar-benar merasa bingung harus memberikan jawaban yang seperti apa.

"Karena dildo itu yang kamu temukan dilemari tadi pagi??"

Kembali ia melanjutkan kalimatnya, kali ini ia ucapkan dengan sangat jelas.

Tentu hal ini membuat aku sangat berdebar-debar karenanya, terlebih dengan ia memperjelas kalimatnya barusan. hal tersebut seakan itu membuat aku benar-benar tidak tau harus bagaimana lagi. Seketika aku merasa wajahku memanas dan jantung berdebar-debar.

"Harus gimana nihh?? Aku jawab apa??"

Ucapku dalam hati.

Seakan ia sadar dengan semua kegelisahanku saat ini, Ucapan mas Rudi selanjutnya membuat aku sedikit tenang.

"Itu cuman variasi aja kali dek"

Ucap Mas Rudi dengan nada bercanda sambil ia menampakan senyum simpulnya.

Tentu hal tersebut membuat aku sedikit tenang dari sebelumnya, karena kini mas Rudi sudah tampak tersenyum santai dengan ucapan yang barusan ia lontarkan padaku.

"Lagian kamu kan juga punya,, hahaha"

Lanjutnya kepadaku.

Kali ini ia mengucapkan itu dengan nada seperti terkesan mengejek dan menggoda aku. Tak ayal hal tersebut membuat akuikut tertawa geli karenanya.

"Kakak sama adik,, sama-sama nakal"

Ucapku dalam hati.

Setelah merasa sedikit tenang saat ini, barulah aku mulai berani sedikit membalas ucapannya kepadaku sejak tadi.

"Pokoknya aku tau kalian nakal dehh,,, dan lebih dari itu,, hahaha"


Ucapku membalasnya.

Sebuah kesalahan tentu saja yang aku lakukan.

"Lebih dari itu"

Kalimat itu seakan menjadi sebuah awalnya baru lagi baginya saat ini.

"Maksunya"

Ucap mas Rudi kembali dengan nada serius dan tampak seperti sangat ingin mengetahui maksud dari perkataanku tersebut.

Hal tersebut tentu saja membuat aku kembali menjadi kebingungan sendiri karenanya.

"Kok aku ceroboh sihh??"

Dalam hati mempertanyakan ucapan yang aku lontarkan sendiri.

Tetapi karena merasa tidak ingin kembali menampakan keraguan dan kecemasan dalam diriku sendiri. Aku berusaha membungku semua kecemasanku dengan berpura-pura tenang dan seolah kembali menggodanya.


"Emmhhh...semalam tuh...kalian abis ngapain sihh?? hahaha,,, Tapi aku gak sengaja lhoo ini mass"

Ucapku dengan sok tenang dan berusaha sesantai mungkin.


Saat ini mas Rudi hanya terdiam saja ketika mendengar aku mengucapkan hal tersebut kepadanya. Ia hanya menatapku dengan wajahnya kali ini benar-benar menunjukan kebingungannya.

"Kamu ngomong apa sih??"

Ekspresi mas Rudi seolah ingin mempertanyakan hal tersebut kepadaku.

Entah kenapa aku merasa gemas dengan sikapnya saat itu kepadaku, dan entah kenapa aku bisa sampai berani mengucapkan hal yang lebih jauh kepadanya.

"Aku dengar kalian lagi ngewe"

Seakan tanpa sadar aku mengucapkan hal tersebut kepadanya.

Tentu aku sadar dengan konsekuensi apa yang telah aku ucapkan padanya, hal ini akan semakin membuat ia bertanya lebih jauh kepadaku.

"Lahh kok bisa??""

Balas mas Rudi benar-benar tampak semakin kebingungan.

Aku hanya terdiam tidak tau harus memberikan jawaban Seperti apa kepadanya saat ini,tetapi tidak berapa lama kemudian ia kembali melanjutkan kalimatnya yang seakan membuat aku yang kini menjadi berbalik penasaran karenanya.

"Dikamar apa pas dikamar mandi??"

Ucapnya yang selanjutnya membuat aku merasa tergelitik karenanya.

Entah karena ia merasa benar ingin tau atau apa, yang jelas pernyataan mas Rudi barusan membuat aku mengetahui sebuah fakta baru.

"Dikamar mandi setelah mereka ketemu aku tadi malam, ternyata ngewe lagi,,hahaha"

"Nakal banget sihh"

Hatiku seolah ingin mengatakan hal tersebut kepadanya.

Tetapi tentu saja aku tidak berani mengucapkanannya. Tetapi lagi-lagi aku melihat ekspresi wajahnya yang benar-benar membuat aku merasa gemas olehnya. Kali ini aku bertekad kembali ingin menggodanya.

"Dikamar mandi ngewe lagi tohh,, hahaha"

Aku berucap menggodanya.

Mas Rudi tampak merasa sepeti mengucapkan sebuah kesalahan kepadaku karena pertanyaan tadi. Kini aku melihat wajahnya tampak mulai canggung sendiri karena ucapannya.

"Anehnya dimana sih dek?? Hal yang wajar dong suami istri"

Ucap berusaha untuk tenang.

"Bukan hal yang aneh dong"

Lanjutnya seakan mulai berusaha menganggap aku yang berlebihan.

"Bukan itu sih persoalannya mas,,,hihiii"

Ucapku membalasnya.

Sejujurnya aku merasa sedikit ragu untuk menyampaikan hal ini kepadanya, tetapi karena saat ini aku melihat ia menganggap aku seperti melakukan sesuatu yang berlebihan. Aku kini bertekad untuk kembali memojokkan dirinya.

"Terus apa dong"

Ucap Mas Rudi kembali melanjutkan pertanyaannya.

"Obrolan kalian itu lhoo"

Dengan sedikit ragu aku merasa ingin mengucapkannya.

"Duuuhhh ngomong nggak ya??"

Ucapku kini mulai ragu.

Namun tampaknya hal tersebut seperti membuat mas Rudi menjadi semakin penasaran karenanya.

"Obrolan apa sih dek?"

Ucap Mas Rudi dengan ekspresi dan nada bicaranya yang seolah mendesak aku saat ini.

Saat itu aku merasa antara bimbang dan seperti berkeinginan untuk mengucapkan secara langsung kepadanya. Jelas aku ragu mengucapkannya, karena ini merupakan hal yang sangat serius tentunya.

"Ingat iva!!! Ini persoalan intim rumah tangga orang"

Aku berusaha mengingat diriku sendiri.

Tetapi disuatu sisi dalam diriku, entah kenapa aku merasa ingin benar membuktikan apa yang aku ucapkan padanya tadi. Sekaligus untuk menumbangkan sikap angkuhnya tadi, serta ia menganggap aku lah yang terlalu berlebihan membahas hal tersebut.

"Suami istri kan wajar aja dong Dek kayak gitu"

Ucapan dari mas Rudi yang tadinya seakan menunjukkan aku lah yang bersalah, dan aku lah yang melebihkan sesuatu akan hal itu.


Sehingga kini untuk mengucapkan hal tersebut secara langsung kepadanya, aku berpura-pura untuk untuk mulai merasa terdesak olehnya,

"Duuhh paling gak bisa nihh,, aku kalau dipaksa harus jujur gini"

Ucapku yang terkesan tengah tertekan olehnya saat ini.

"Yaudah jujur aja sih dek"

Balas mas Rudi selanjutnya, seakan ia sangat yakin aku benar-benar mengatakan apa yang seharusnya tidak aku katakan.

Secara terus terang, sebenarnya aku tidak terlalu asing dengan apa yang nantinya akan aku ucapkan padanya. Hal yang akan aku katakan padanya hanya soal fantasi yang mereka lakukan tadi malam, tetapi yang membuat aku ragu adalah ini merupakan hal yang sangat pribadi. Tentunya tidak pantas hal ini aku ucapkan padanya, tetapi dengan menimbang alasan awal yang telah aku mulai. Saat ini aku berusaha meyakinkan diriku untuk mengucapkan hal ini.

"Tohhh,,, suamiku juga memiliki fantasi yang sama sepertinya"


Aku seakan mencari alasan untuk meyakinkan diriku.

"Fantasi kalian itu lhoo mas liar banget sihh???"

Ucapku penuh keraguan.

Aku mengucapkan hal tersebut antara yakin dengan tidak, tetapu nyatanya aku benar-benar telah mengucapkannya saat ini. Saat ini aku melihat ekspresi wajah mas Rudi yang semakin dipenuhi dengan banyak pertanyaan dari raut wajahnya.

"Masa mbak Rani disuruh bayangin ngewe sama laki-laki lain, padahal kan mas Rudi yang lagi genjotin mbak Rani"

Entah benar atau tidak aku telah melanjutkan kalimatku kembali dan entah apa kini yang akan terjadi setelah aku mengucapkan ini kepadanya.

Tetapi karena aku melihat mas Rudi menampakkan ekspresi kebingungannya, dan juga saat ini aku menganggap bisa saja ia akan kembali mencari alasan untuk menyanggkal pernyataanku saat ini. Bahkan bisa saja ia akan kembali mencerca aku dengan pertanyaan, sehingga aku kembali akan disalahkan olehnya. Maka dengan cepat aku kembali mengucapkan sesuatu yang aku harapkan bisa membuat ia tidak bisa berkata lebih banyak lagi kepadaku.

"Pake udah diwujudkan beneran lagi"

Dengan sangat yakin aku mengucapkan itu kepadanya.

Setelah mendengar kalimat selanjutnya dari diriku saat ini, tampak mas Rudi benar-benar tidak tau harus menjawab apa. Aku menilai saat ini ia benar-benar telah terpojok dan tidak tau harus beralasan apalagi. Sampai tiba-tiba kini aku merasa mobil yang ia kemudikan berhenti dan ia kini menatapku dengan tajam dan serius.

Setelah mobil tersebut berhenti, kini mas Rudi hanya diam dengan ekspresi wajahnya yang tampak penuh dengan banyak pertanyaan. Mungkin ia menyadari bahwa apa yang aku ucapkan tadi kepadanya, benar-benar aku ketahui secara utuh.

"Bukan hanya menduga-duga"

Mungkin begitulah pikiran mas Rudi saat ini.

Sampai kini aku mendengar ia mulai berani memulai pembicaraan denganku. Saat itu mas Rudi meminta kepadaku agar benar-benar menjaga apa yang telah aku ketahui, mas Rudi meminta aku agar jangan pernah membahas persoalan ini dengan mbak Rani.

"Mas memang memiliki fantasi seksual yang agak berbeda dek,, dan dengan susah payah mas berusaha meyakinkan mbak kamu untuk mewujudkan semua ini"

Mas Rudi berucap dengan sangat serius.

"Pasti mbak kamu akan sangat malu jika ia mengetahui persoalan ini kamu ketahui juga"

Lanjutnya seolah memohon kepadaku.

Saat itu aku hanya bisa terdiam dan mendengarkan dengan serius apa yang kini ia ucapkan padaku.

Aku melihat ia benar-benar mengharapkan agar aku memenuhi keinginannya itu. Melihat hal tersebut aku merasa sedikit lucu, karena tidak bisanya mas Rudi sangat serius seperti saat ini. Sehingga dari perasaan tersebut aku sampai sedikit tersenyum karenanya. Ternyata ekspresi dariku tersebut membuat ia merasa tertekan dan kini berusaha menyerang aku dengan pertanyaan yang ia ucapkan padaku.

"Jangan-jangan kalian sama kayak kamiya?? Kok punya dildo juga??"

Ucapnya benar-benar membuat aku kaget.

Hal itu naasnya tidak bisa aku sembunyikan darinya. Ekspresiku yang tampak sangat terkejut membuat mas Rud merasa mempunyai celah untuk melanjutkan usahanya tersebut. Malah kini aku merasa ia mulai membawa aku kearah yang tidak seharusnya.

"Kenapa harus pakai dildo juga?? Pengen ngerasain yang lain kayak mbak kamu juga??"

"Atau apa??"

Ucap mas Rudi sangat yakin dengan ucapannya, bahkan kini ia mulai merapatkan posisi duduknya kepadaku.

Aku benar-benar merasa ia telah berhasil membuat aku tidak berkutik dengan pertanyaan yang ia ucapkan padaku tersebut. Sebenarnya ini bukanlah hal yang sulit, tentu dengan mudah aki dapat membantah apa yang ia ucapkan padaku.

"Toh dia tidak tau faktanya"

Aku berusaha menguatkan diriku untuk membantah ucapannya.

Tetapi dengan sangat pandai mas Rudi kembali membuat aku benar-benar tidak bisa berkata apapun.

"Kalau kayak kamu dibawah ke fantasi kayak gitu, kayaknya gak sulit deh dek!! Kan kamu udah biasa dulu sama mantan-mantan kamu"


Lanjut mas Rudi kembali menyerang aku dengan kalimatnya.

Kalimat tersebut seakan menjadi ancaman bagiku saat ini. Dengan nada bicaranya yang sedikit mengancam dan seakan menegaskan kepadaku. Aku merasa benar-benar tidak tau berbuat apa saat ini. Hingga ia mengenggam tanganku dan dengan tiba-tiba ia membawa tanganku mendarat di depan celananya.

"Kamu bisa wujudkan dengan apa yang kamu bilang gede tadi malam"

Ucap mas Rudi sambil berbisik kepadaku.

Lagi-lagi aku hanya terdiam karena perbuatannya tersebut kepadaku. Bahkan aku tidak menarik kembali tanganku darisana. Kini aku merasakan sesuatu yang mulai mengeras dibalik celana yang kini ia kenakan.

"Kita jelasin dirumah aja, jangan disini"

Ucap mas Rudi seakan menghipnotis diriku.

Setelah itu ia kembali mengendarai mobilnya kembali menuju rumah meraka. Kali ini ia memacu mobil dengan kecepatan cukup kencang. Tidak begitu lama, kami telah tiba dirumah meraka lagi.

"Udah jangan tegang gitu kenapa sih"

Ucap mas Rudi berusaha membuat aku tenang.

Tetapi nyatanya tetap saja aku merasa tertekan saat ini, terlebih saat ia langsung merangkul tubuhku ketika kami telah masuk kedalam rumah. Bahkan aku hanya pasrah saja saat ia membawa aku masuk kedalam kamar, dan didalam kamar tersebut terjadilah sesuatu yang kali ini benar-benar membuat aku sangat terkejut.

Mas Rudi membaringakan diriku diatas Ranjang kamar tersebut. Ia mulai menggerayangi tubuhku, bahkan dengan sedikit memaksa ia melakukan itu kepadaku. Di mulai dengan ia mencium bibirku, aku yang saat itu merasa sedikit tertekan saat ini tidak berani memberikan perlawanan lebih kepadanya. Sampai tiba saatnya aku membalas ciuman darinya tersebut.

Dan terjadilah hal yang saat ini tidak aku inginkan terjadi diantara kami, tetapi secara jujur perlakuan darinya seperti ini sudah sangat lama sering aku khayalkan datangnya.

*Cerita lengkap akan ada di pos Rudi.

Hingga persetubuhan antara kami sudah hampir terjadi dan sepertinya tidak akan terlelakkan lagi. Kini tubuhku sudah hampir telanjang dihadapannya, satu persatu pakaian yang aku kenakan telah ia lepaskan. Tetapi sesuatu hal yang membuat aku benar-benar terkejut sekaligus merasa benar-benar terangsang karenanya, ketika mas Rudi melangkah meninggalkan aku dan mengambil dildo milik Mbak Rani untuk ia pergunakan denganku.

Aku sempat sedikit menolak keinginan darinya tersebut, tetapi entah kenapa kini aku bisa merasa sangat pasrah padanya. Sampai aku merasa mas Rudi mulai memainkan dildo tersebut dipermukaan dan selanjutnya memasukkannya kedalam vaginaku.

*Berlanjut di video.

Sembari ia memasukkan kontolnya juga kedalam vaginaku. Tentu ini merupakan kenikmatan yang begitu berbeda aku rasakan. Aku begitu merasakan nikmat dari sodokan kontol beserta dildo yang dimasukkan oleh mas Rudi kedalam vaginaku secara bersamaan. Sampai-sampai pada malam harinya, setelah persetubuhan siang itu kami lakukan dirumah meraka. Kami mengulanginya lagi ketika mas Rudi dan mbak Rani menginap kembali dirumah ibuk.

Mas Rudi kembali menyelinap masuk kedalam kamarku, setelah sebelumnya ia mengabarkan padaku. Merasa lebih nakal dari apa yang mbak Rani lakukan, malam itu aku kembali dientot oleh mas Rudi.

*Berlanjut di video.

Dalam persetubuhan yang kami lakukan, aku benar-benar merasakan kembali kenikmatan dari kontol mas Rudi yang lebih besar dari milik suamiku.

Bersambung....
 
Bimabet
Wahhh... Akhirnya Iva bisa ngerasain langsung konti nya Rudi ya. Tapi ceritanya jadi bikin kentang ini...

Ditunggu yang POV nya Rudi, Hu.
Jadi bikin penasaran ama adegan lengkapnya yg di kamar itu....

Makasih updatenya suhu @Bomir
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd