Part 41
Anarchy
by: Floral_Fleur
Beneran aja, tepat di Hari Pahlawan, jam 12 siang pengumuman dari dewan juri udah keluar. Kanjeng Distro juara 3, Trickst∆r juara 2, dan gue nggak nyangka kalau juara 1 bakal didapetin sama Jeng Eliz, penulis generasi baru, yang akhir-akhir ini baru mulai nulis cerbung. Kontestan Terakhir, cerpan bergenre
Political Thriller yang diusung si kuda hitam berhasil keluar sebagai jawara yang berhak berdiri di podium pertama dengan selisih poin 0,01 dengan '
Masquarade', ceritanya Trix. A-J sendiri nggak dapet juara, bahkan masuk 10 besar aja enggak. Waduh. Penasaran campur prihatin, gue telepon dia...
Berperang tanpa pasukan. Kesaktian tanpa ajian. Menang tanpa merendahkan. elu pernah denger itu, Flo? jawab A-J, begitu gue kasih tahu perihal pemenang lomba
Summit War! 2015.
Uh... Lirik lagunya
Jogja Hip Hop Foundation?
Hampir bener, tapi itu benernya sabdanya Sri Sultan Hamengkubhuwono IX.
Oke, kalau elu setress gara-gara kalah lomba, sekaranglah saatnya...
let it go... let it go...whoosaah.... whoooshah....
A-J mengekeh pelan di seberang telepon.
Beda sama jaman kita dulu aktif nulis, sekarang orang-orang lebih banyak koar-koar daripada membuktikan diri lewat karya. Sekarang, yang diserang nggak lagi tulisan, tapi pribadi penulisnya.
Flamming di lounge. Ngerusuh di trit sendiri. Jadiin trit ajang O.O.T buat ngegenjot jumlah komen. Pakai bot buat ningkatin jumlah
view. Bikin klon buat nyerang lawan. Elu harus tahu, secara demografis, faksi
Loyalist kebanyakan diisi oleh anak-anak alay labil dan sok antimainstream. A-J berdehem, dan gue dengan sabar mendengarkan.
Menang tanpa merendahkan... kekayaan tanpa kemewahan... anak-anak sekarang nggak banyak lagi yang ngerti artinya prinsip itu...
K-O-R-E-L-A-S-I,
o wise one...
Elu udah lihat, kan yang terjadi kalau cerita gue sampe kalah sama Trix? Anak-anak alay
loyalist pemuja Trix bakal koar-koar saking girangnya bisa ngalahin gue. Terdengar tawa berderai di seberang telepon. Trix emang cerdas, tapi secerdas-cerdasnya dia, orang itu nggak bakal punya kendali penuh terhadap massa.
Ah,
play the victim... so cunning...
Dan gue juga masih punya banyak penggemar yang nungguin karya gue pasca
Divina Comedia... sama kaya Trix... gue juga berkembang dari nol,
darling..
Divina Comedia gue tulis dengan bantuan anak-anak Valhalla dan pembaca... gue juga tumbuh bersama mereka.... dan... gue harus ingetin elu, apa yang bakal terjadi cerita lomba gue dihina sama pendukungnya Trix... A-J sengaja berhenti, membiarkan gue yang mengambil konklusi.
Anarki, desis gue nggak percaya, dan segera ditimpali oleh suara mengekeh A-J.
= = = = = = = = = = = = = = = =
A-J ternyata bener, nggak harus nunggu sehari sampai terjadi eskalasi gede-gedean pasca pengumuman lomba
Summit War!
Nanasberduri: gilaaaaa... gue tahu gue emang jahat... tapi ini udah beyond my wildest imagination, xixixixixixixixi....
Gue langsung di-BBM sama Nanas begitu melihat perkembangan yang semakin tidak terkendali di trit pengumuman juara
Summit War! 2015. Pendukungnya Trix jelek-jelekin ceritanya A-J yang dipecundangi dengan sukses. Anak-anak Valhalla pendukungnya A-J nggak terima. Pendukungnya Trix ngamuk-ngamuk di tritnya Jeng Eliz si juara 1, ngata-ngatain cerita cacat hukum dan sebagainya. Anak-anak LXW Pendukungnya Jeng Eliz nggak terima. Mendadak semua jadi faksi-faksi yang semakin terbelah, nggak semata-mata
Loyalist dan
Conformist aja. Gilaaaa, udah berasa battle royal aja!
Me: huhuhu... gue jadi ngeri sendiri, bok....
Nanasberduri: biar! Biar semua orang tahu kalau Trix itu nggak sesuci kelihatannya. Biar semua orang tahu kalau Trix itu orang yang haus pujian, sampai rela fitnah Iko!
Me: Setuju!
Euforia. A-J pernah bilang bahwa dalam kerumunan massa, manusia kehilangan jati dirinya dan menjadi massa, bukan lagi individu yang berpikiran waras. Jangan kau pernah sekali-kali berpikiran untuk melempar batu ke arah kerumunan massa, karena yang marah bukan lagi orang per orang, tapi sekumpulan massa yang siap balas menghancurkan orang yang menodai bendera yang dipuja. Agama, Calon Presiden, Tim Sepakbola, Idol Grup. Manusia mendadak menjadi makhluk yang berbeda ketika mereka mulai mengidentifikasikan diri di bawah panji-panji dan kelompok-kelompok.
Gue nggak nyangka kalau Trix sampai ngeluarin pasukan kloningannya buat ngerusuh ceritanya Jeng Eliz. Meiji udah ngasih tahu yang mana-mana aja kloningannya Trix, gue tinggal ngasih tahu ke Nanas, buat diterusin ke anak-anak LXW. Gue jahat ya? Emang.
It is fame that corrupt people. Ketika seorang yang bukan siapa-siapa dihadapkan pada ketenaran yang luar biasa, tak ada yang bisa memprediksi sejauh mana eksesnya pada kehidupan nyata. Pujian lama-lama menjelma seperti candu, apalagi untuk orang yang di dunia nyata nggak pernah menerima pujian, bahkan cenderung direndahkan seperti Trix. Gue tahu, meski anak itu senantiasa berusaha agar nampak merendah, tapi dari balik matanya, gue bisa melihat betapa ia menikmati setiap kata-kata pujian yang dilontarkan pembaca kepadanya.
Trix adalah legenda, semua orang tahu itu. Tanpa jadi juara 1
Summit War pun ia sudah jadi penulis ternama yang dulu pernah gue hormatin (dan gue sayangin). Tapi gue tahu, di dalam hatinya dia nggak akan puas dengan satu pujian. Dia bakal ngelakuin apapun buat dipuji, memanipulasi pikiran anak-anak Valhalla, bahkan termasuk ngorbanin Iko bila perlu!
Gue tahu. Di dalam hati Trix, seperti ada ruang kosong yang selalu minta diisi pujian. Ruang kosong yang sampai kapanpun nggak bakal bisa penuh.
Greed.
Elu emang gila yah... cuma demi ini, elu sampai rela cerita elu kalah dari Trix dan Kanjeng Distro..., kata gue sedikit menyindir A-J, waktu dia gue telepon lagi.
Kyaaaaa...
Realy? Lihat yang lebih teliti lagi,
darling... hihihihi... terdengar suara terkikik sebelum akhirnya telepon ditutup.
End of Season2
thx to:
Teman-teman di Kantor Redaksi Trix
Little Crot dan Badboy Classic
Baroncong
Dan suhu2 yang udah dipake namanya tanpa ijin