Bagian V : Torture Time
"Selamat pagi Kamerad ! Selamat berjumpa pada hari pertama uji fisik untuk mencari volunteer pertama yang bakal menjadi saksi sejarah, yaitu menguji Time Machine yang baru dikembangkan oleh institusi kita," ujar Tania El Hariri pagi itu.
Perempuan berdarah Persia itu terlihat berwibawa namun sexy. Menggunakan seragam militernya ia berdiri menyampaikan kata pembuka pada hari pertama di ruangan konseling psikologi.
"Tidak ada paksaan untuk mengikuti ujian ini. Bagi yang merasa ragu-ragu saya berikan waktu 1 menit untuk mempertimbangkan kembali niatnya bergabung pada tes ini,"
Suasana hening sejenak terjadi dalam masa 1 menit itu.
"Ok. Karena tidak ada yang keluar dari ruangan ini, saya anggap kalian sudah siap mengikuti tes fisik yang tentunya sangat tidak nyaman. Keputusan ada ditangan kalian,"
"Bila ada yang merasa tidak sanggup saat menjalani masa tes fisik, dengan senang hati kami persilakan untuk keluar,"
"Saya rasa, kalian sudah membaca bentuk tes yang bakal dijalani seperti yang sudah saya transferkan pada personal chip kalian. Apakah ada pertanyaan?"
Suasana kembali hening dan sedikit tegang
"Ok. Prosesi tes fisik dimulai dari sekarang. Usai dari ruangan ini, kalian ditunggu di Operation Base. 30 menit lagi sesi pertama tes akan dimulai. Dismiss!"
Tania berbalik dan para agen rahasia segera bergegas menuju Operation Base.
Rey menghitung ada 12 rekannya yang ikut dalam volunteer recruitment ini.
Untuk mengakses Operation Base, para agen memasuki lift khusus yang hanya bisa dimasuki para agen dan boss di WSS.
Sebelum memasuki lift itu para agen harus bergiliran melakukan scan mata untuk mendapatkan izin akses.
Lokasinya berada di underground kawasan markas WSS. Setelah semuanya masuk kedalam lift yang memiliki ruangan cukup besar ini, salah satu agen memencet satu tombol yang ada di dekat pintu lift.
Sesampainya di bawah tanah, pintu lift terbuka dan para agen masuk ke dalam ruangan Operation Base yang megah.
Winda Yavorsky, Tania El Hariri dan Pak Harry pimpinan WSS sudah menunggu mereka.
"Ok, guys. Hari ini tes pertama akan dimulai. Saya lihat ada 7 agen laki-laki dan 5 perempuan yang nekad mengikuti tes ini. Apakah kalian siap!" ujar Winda.
"Yes. Maam !!!" seru para agen rahasia bersemangat.
"Tes pertama kali ini kalian harus mengikuti tes fisik lari siang hari bawa beban 50 kilogram di ransel. Kalian nantinya harus mengelilingi kawasan WSS ini sebanyak 2 kali. Tekanan darah sebelum dan sesudah tes akan dipantau,"
"Guys.. kalo kalian pikir lari keliling kawasan WSS ini, layaknya tes recruitment cadet yang pernah kalian jalani dulu, saya rasa pikiran itu salah. Karena kalian harus lari dengan telanjang bulat pukul 12 siang. Silakan nikmati siksaan fisik pertama ini," ujar Winda tersenyum.
Keruan para agen menggumam lirih.
Tania kemudian mengambil alih memberikan instruksi.
"Sekarang, akan dilakukan akses chip yang ada di tangan kalian. Untuk memantau tekanan darah saat tes. Silakan beri akses bagi operator untuk mengakses chip,"
Selang 20 detik, operator kemudian memgangkat jempolnya usai mengakses chip para agen.
"Sillakan buka seluruh pakaian kalian dan segera masuki lift logistik yang mengarah langsung kebagian luar kantor. Kondisi kalian akan kami pantau di control room Operation Base. Jangan sekali-kali protes dengan apa yang dilakukan petugas penguji pada kalian. Sekali lagi, tidak sanggup, silakan keluar dari tes ini," ujar Winda sambil berlalu diikuti Tania dan Pak Harry.
Para agen yang sudah dalam kondisi bugil tersebut kemudian memasuki lift.
Sesampainya diluar ruangan, matahari bersinar sangat terik.
Diluar kantor, sudah menunggu Boss 008 a.k.a Cobra bersama 3 anak buahnya. Nama aslinya tidak diketahui. Cobra merupakan anggota special force berpangkat Mayor yang direkrut WSS.
Tiga anak buahnya adalah para perwira muda yaitu Letnan Satu Maya Arifin, Kapten Reinhard Zulhadi dan Letnan Satu Arif Jayadi.
Sebenarnya para agen merupakan anggota militer, namun dalam keseharian mereka diinstruksikan untuk bersikap seperti layaknya masyarakat sipil.
Reynold Abimanyu Kaiser sendiri berpangkat Kapten.
"Ok, Guys.. Segera ambil ransel yang sudah disediakan dan segera menuju garis start. Selamat lari berbugil ria siang-siang yah..hahahaha," ujar Lettu Maya menggoda para recruiter.
"Ayo cepat! Jangan lama -lama, eh ini kontol gede dikondisikan jangan sampai ngaceng pas lari yah... Ntar sakit lho. Kenapa elo mau sih jadi agen. Mending jadi gigolo gue.. hahahaha ,Anjing!" kembali Lettu Maya sambil memgelus kontol Rey dan kontol agen lainnya.
"Eh.. toket Lo ditahan ya.. Pasti ribet lari dengan toket gundal gandul gitu.. hahahhaa," ujar Lettu Arif sambil menowel toket-toket agen perempuan.
Wajah para agen yang berdiri di garis start, saat matahari terik dan dilecehkan seperti itu bertambah merah. Tapi sesuai aturan, mereka tidak bisa protes.
Kapten Reinhard, Lettu Maya dan Lettu Arif memang ditugaskan untuk menjatuhkan mental mereka saat tes rekrutmen tester mesin waktu.
"LARI!!!," seru Kapten Reinhard dan para agen pun memulai lari bugil disiang terik dengan membawa beban ransel militer seberat 50 kg dipunggungnya.
Keruan proses tes pertama ini menarik perhatian para staf WSS yang berada di kawasan markas tersebut. Karena saat itu merupakan jam makan siang.
Sorakan da suitan mengggoda dari staf cewek dan cowok yang menikmati makan siang santai diberbagai gazebo yang tersedia di kawasan markas, riuh rendah terdengar.
"Ayoo.. Mas Rakaaa... Jangan kalah dengan Rey. Doi agak susah lari gegara keberatan kontol.. Hahahahahah..." seru beberapa staf cewek.
"Aaahhh... Elena....Toket elo bikin kontol gue ngaceng..," terdengar lagi suara staf cowok yang melihat para agen perempuan lari bugil.
"Woooyyy.. kenapa lari.. Elo pada, lagi ke gep ngentot yah... Ehhh.. tu memek keringatan pasti... hahahahaha"
Sambil menahan kesal ditambah beratnya ransel serta suasana terik matahari siang para agen terus berlari menyusuri jalan yang mengelilingi kawasan markas seluas 50 hektar itu.
Selang 30 menit kemudian dengan nafas tersengal, para agen berhasil mencapai finish.
"Ok.. guys.. Get ready to the next party... Cepat letakkkan ransel di truk dan segera menuju Operation Base, " seru Lettu Maya.
Usai meletakkan ransel, para agen kemudian memasuki lift logistik dan kembali menuju Operation Base.
"Baiklah. Tes pertama sudah selesai. Catatan waktu kalian semuanya bagus. Kenaikan tekanan darah minim, detak jantung normal. Fisik kalian semuanya sangat baik. Great !" ujar Tania kepada para agen.
"Sekarang, dilanjutkan dengan tes kedua yaitu Pain Test. Tes ini untuk mengetahui berapa kuat individu menahan rasa sakit yang dilakukan pada kursi khusus" ujar Tania sambil menunjuk kursi yang mirip alat eksekusi hukuman mati.
Sesaat para agen duduk di kursi itu, beberapa petugas kemudian memasang ikatan berupa leather strap pada kedua tangan, kaki, perut, dada dan kepala.
Setelah itu hampir di seluruh bagian tubuh para agen juga dipasangi kabel dengan perekat khusus. Bagian kontol, memek, anus, puting payudara dan puting cowok setiap agen juga terpasang kabel-kabel itu.
"Ok.. sekarang. Bersiap untuk merasakan kesakitan luar biasa. Yang merasa tidak sanggup dengan tes ini, kami persilakan,"
Ternyata ada 2 agen yaitu seorang laki-laki dan perempuan yang menyatakan mundur.
"Sip. Mantap. Tindakan bijaksana. Silakan pakai kembali baju dan celana. Kemudian keluar! Dissmiss," ujar Tania dengan nada dingin.
"Ok. Masih ada 10 orang yang sarap dan mau ikutan tes ini. Siap-siap...." seru Tania menginstruksikan kepada operator.
Beberapa petugas kemudian memasukkan pelindung lidah kedalam mulut peserta tes agar tidak tergigit saat menahan sakit.
Tidak lama kemudian, operator memencet satu tombol pada panel yang terdapat diatas meja dihadapannya.
"Rasakan. Ini adalah siksaan kuno yang biasa digunakan pendahulu kita untuk menginterogasi tahanan. Rasakan siksaanya,"..
"EEEEKKKKK...HHHOOOOKHHHHH !!!!," seru para agen menahan sakitnya sengatan listrik yang mendera sekujur tubuhnya.
Siksaan itu kemudian divariasikan, ada yang bagian puting dada saja, kombinasi antara sengatan listrik di kepala dan kontol atau memek para agen.
Tidak ketinggalan, kabel yang terpasang pada anus mereka turut berpartisipasi memberikan siksaan.
Beberapa agen perempuan dan laki-laki sampai terkencing-kencing lantaran menahan sakit di tubuhnya.
Bahkan beberapa sampai mengeluarkan feses dari lubang anusnya. Air liur juga meleleh deras dari sela pelindung lidah saat menahan sakit.
"Hahaha.. Masih mau lanjut?" kata Tania setelah 30 menit penyiksaan sengatan listrik.
Empat Agen yang terdiri dari 2 perempuan dan 1 laki-laki menyatakan mundur.
Yang menyatakan mundur adalah agen Elena, Mira dan Yoshi.
Petugas kemudian melepaskan ikatan leather strap pada kursi siksaan itu. Kondisi mereka sangat lemah. Petugas kebersihan yang disiapkan ditempat tersebut juga segera membersihkan feses yang keluar dari anus Agen Elena dan Agen Yoshi dan berserakan disekitar kursi siksa.
Sedangkan Agen Mira langsung ditangani petugas medis, lantaran ia pingsan dengan hidung mengeliarkan darah.
"Ok.. Tinggal 8 orang agen yang masih bertahan. Enam laki-laki dan 2 perempuan. Sekarang nikmati 30 menit berikutnya.
Kembali teriakan histeris dengan suara tertahan akibat pelindung lidah terdengar di ruangan itu.
Semua agen termasuk Rey akhirnya terkencing-kencing dan mengeluarkan feses akibat menahan sakitnya sengatan listrik yang voltasenya semakin ditambah pada sesi kedua ini.
Dari control room, Winda tampak sedikit cemas melihat Rey, agen kesayangannya yang tampak menggeliat menahan rasa sakit.
"Ayo.. Rey.. Kamu bisa.." ucap Winda dalam hati.
Selang 30 menit, siksaan dihentikan. Delapan orang agen rahasia itu terlihat lemas dengan tubuh berbau akibat air kencing dan feses mereka.
Petugas medis dan kebersihan yang bertugas menggunakan pakaian hazmat kemudian membantu melepaskan tubuh para agen dari belitan leather strap.
Tubuh lemas para agen dibersihkan dan mereka dipapah menuju bagian tengah ruangan Operation Base.
Tania yang sudah berdiri ditempat itu langsung menyambut para agen yang terduduk lemas.
"Siksaan masih belum usai. Tidak ada waktu istrirahat Beberapa menit lagi kalian bakal mengikuti tes selanjutnya," kata Tania sambil memberi kode dengan mengangkat tangannya pada petugas yang ada ditempat itu.
Petugas kemudian menyiapkan 8 tabung besar. Bagian belakang tabung terbuat dari baja dan didepannya dari kaca tebal.
Petugas membuka bagian depan, tabung dan memapah para agen untuk masuk kedalamnya.
"Welcome to pressure test. Tes ini dilakukan untuk mengetahui ketahanan individu dalam ruangan dekompresi. Tekanan udara kompresi tinggi, akan sangat menyakitkan. Resiko pendarahan bagian dalam tubuh akan kalian alami. Bagi yang merasa tidak kuat kami persilakan untuk keluar," kata Tania.
"Dalam tes ini, petugas medis secara ketat akan memantau kalian dari control room. Bila indikator yang menunjukkan tingkat cidera pada tubuh kalian mencapai level bahaya, maka siksaan langsung dihentikan dan yang bersangkutan dianggap tidak lulus,"
"Ok. Tutup tabung kompresi dan selamat berjuang," ujar Tania.
"Huuftttt... apalagi ini..." keluh Rey dalam hati.
Awalnya Rey tidak merasakan apapun pada menit-menit pertama.
Namun semakin lama tekanan udara semakin kuat..
"AAARRRHGGGGHHH..." teriak Rey lantaran nafasnya terasa sesak akibat banyaknya tekanan oksigen yang dimasukkan dalam tabung.
Kepalanya langsung pusing, darah mengucur dari hidung. Tekanan udara dengan kompresi tinggi, menyebabkan detak jantungnya semakin kuat memompa darah.Akibat tekanan darah yang kuat, kontol Rey langsung berdiri tegak.
Walau demikian bukan rasa kenikmatan dan horny yang dialaminya. Tapi kesakitan luar biasa pada batang kontol dan bijinya.
"AAAGGGRHHHHHHH..."
Agen perempuan yang juga berada dalam tabung kompresi mengalami nasib serupa. Tekanan darah akibat kompresi udara yang tinggi membuat payudaranya mengeras dengan puting tegang.
Bahkan Agen Nina salah seorang agen perempuan puting susunya mengeluarkan sedikit darah. Menghindari cidera parah, petugas medis memghentikan kompresi pada tabungnya.
Beberapa menit setelah dinetralkan dengan tekanan udara normal, Agen Nina dikeluarkan dari tabung dan langsung dilarikan ke klinik gawat darurat.
Satu persatu para agen terpaksa dihentikan tekanan udaranya. Hampir sama seperti Agen Nina, Agen Norman juga mengeluarkan sedikit darah dibagian kepala kontolnya yang menegang.
Hingga 3 agen yang berhasil mencapai batas akhir pressure test yaitu Agen Rey, Agen Raka dan Agen Natasha satu-satunya agen perempuan yang berhasil selamat.
"Nahh.. Sekarang adalah tes puncak. Tersisa 3 agen yang masih bertahan. Rey, Raka dan Natasha. Sekarang kalian segera menuju kursi tes akhir," ucap Tania.
Kursi tes akhir ini terlihat aneh. Dibantu petugas, 3 agen kemudian didudukan dengan posisi terlentang dan kaki mengangkang. Kembali tubuh mereka diikat dengan leather strap hingga bagian kaki dan tangan.
"Ini adalah kursi untuk melahirkan pada jaman dulu.. hahahaha. Sekarang ini akan menjadi alat bantu tes akhir kalian. Apakah masih sanggup...!!!" seru Tania.
Ketiga Agen mengangguk lemah.
"Ok, boys pasang peralatannya,"ujar Tania.
Petugas laki-laki memasangkan dildo pada memek dan anus Agen Natasha. Dildo tersebut terhubung pada batang besi yang bisa bergerak maju mundur. Bagian payudaranya juga terpasang jepitan kabel dan ditutupi dengan vakum yang tersambung dengan selang.
Kabel-kabel lain juga terpasang disekujur tubuh Agen Natasha.
Demikian halnya dengan Agen Rey dan Agen Raka. Dibagian kontol mereka terpasang alat pengocok dan anusnya terpasang prostate massager.
Pada puting didada mereka juga terpasang jepitan yang terhubung dengan kabel. Kabel-kabel lainnya juga terpasang disekujur tubuh agen laki-laki ini.
Pada mulut masing-masing agen juga dipasangi ball gag.
"Yup Guys... Selamat mengikuti Psychology Test. Ini dilakukan untk mengetahui kecepatan berpikir individu memecahkan masalah dalam kondisi yang horny dan sakit,"
"Kalian siap. Get ready to the rumble.... hahaha," kata Tania.
Kemudian operator memencet beberapa tombol pada panel dihadapannya.
Dildo pada anus dan memek Agen Natasha bergetar.
"Aaahhhhhhh...." ujar Natasha.
Hal yang sama juga dialami Rey dan Raka. Pengocok kontolnyang terpasang langsung bergerak. Kontol mereka terasa disedot dan dipilin nikmat. Prostate massager pada anus mereka juga turut bergetar merangsang prostate mereka.
"Anjrittt.. aarrggghhhhhhh nikmatt..shit kaya hombreng dah gue... anjingg.. " ujar Rey dalam hati.
"Bangsaattt... enak banget... ehhh...gue bukan homo....gue bukan homo...." ujar Raka.
"Oohhhhhh... gawddd... enakkk banget.. Aaarrrhhghh..." ujar Natasha menggumam tak jelas lantaran mulutnya tersumpal ball gag.
Hingga ketiga agen mencapai orgasme.. tiba-tiba...
"ctassss ! Sengatan listrik langsung terasa dibagian kontol, anus dan puting mereka bersamaan.
"AAHHHHGGGHHHHHHH...." ketiganya menggeliat kesakitan
Air liur mengucur dari mulut yang tetsumpal ball gag.
"Hahahahaha.Nah sekarang sambil nikmati kocokan di memek, kontol dan anus plus dengan sengatan listrik pada sex toy khusus ini. Nanti sengatan listrik ini disetting pada waktu random tiap individu. Selain itu, kalian juga wajib mengerjakan soal yang baru saja saya transferkan pada chip," ujar Tania.
Soal tersebut sebenarnya sederhana. Mereka harus menuliskan deret kelipatan angka. Ada yang kelipatan 2, kelipatan 5 dan seterusnya.
Ada 20 soal yang harus dikerjakan selama 1 jam tes tersebut. Namun saat mengerjakan soal, alat vital masing-masing akan dirangsang dengan rasa nikmat birahi dan sakitnya sengatan listrik voltase tinggi yang menyakitkan.
"2, 4, 6, 8, q0..ahhgghhh..." jari Natasha yang dipasangi perekat khusus menjadi keyboard virtual mengetikkan angka-angka deret bilangan.
Deretan bilangan itu terlihat dari layar virtual yang hanya bisa dilihat mereka dan dipantau oleh para boss di control room.
Memek Agen Natasha semakin basah oleh cairan bening yang membanjir akibat getaran dan kocokan dildo mundur maju oleh sex machine.
Puting payudaranya juga diberikan rangsangan nikmat oleh jepitan yang tersambung dengan kabel. Begitu juga vakum yang juga dipasang pada payudara itu.
""Aaahhhgghhhh.... aaahhhgghhhh.." mulut Natasha hanya bisa mengeluarkan lenguhan dan air liur yang semakin deras membanjir keluar.
Walau demikian otaknya tetap harus berpikir mengerjakan soal matematika sederhana itu.
Rek dan Raka juga memgalami nasib serupa. Mereka tenggelam dengan rasa nikmat akibat kocokan pada kontol dan getaran prostate pada alat yang terpasang di anus mereka.
Hingga pada menit ke 15 lenguhan Natasha terdengar keras. Memeknya yang membanjir akibat kocokan dildo pada memek dan anus kemudian membuatnya orgasme.
"AAAHHHHHHH.. AAARRRHHGHH..HHGGHHH.."
Srrrrrrrrrttttttt.. Natasha squirt..Namun..
Crrrtttttzzz.. kembali sengatan listrik pada sex toy miliknya yang menancap pada anus dan memeknya
"AAARRRHHGHH... ARRHHHHH... " tubuh Natasha kelojotan lantaran mendapatkan orgasme sekaligus siksaan sengatan listrik pada alat vitalnya. Biji mata agen bertubuh langsing itu tampak melotot kesakitan setelah sebelumnya terbeliak nikmat hingga bagian putih dimatanya tetlihat jelas.
Agen Raka juga mengalami nasib yang tidak kalah menggenaskan. Secara tiba tiba alat yang menancap pada anusnya langsung memberikan sengatan listrik.
"ARRGGHHHH..AAAANNJHGINGG.." teriaknya kesakitan dengan mulut vyang juga tersumpal ball gag.
Ketiga agen yang sedang mengerjakan soal ditingkahi rasa nikmat dan sakit mendadak bersahutan mengeluarkan suara kenikmatan dan kesakitan.
Hingga saat menit akhir, operator mengatur timing agar ketiganya bisa orgasme .
"AAARRGGHHH... Croott..." kontol Rey mengeluarkan peju yang memancar hingga ke lantai.. disela rasa nikmat itu tiba-tiba.
crrrtttttzzz..
Sengatan listrik jahanam itu lanngsung menyambar saat ia orgasme
"AAAAARRGGHHH..BBAAABBIII.. BHAANGSAATH.." ujar Rey tertahan ball gag disela rasa nikmat orgasme sekaligus kesakitan luar biasa.
Natasha dan Raka juga mengalami hal serupa. Saat nikmatnya orgasme terasa, sekaligus diberikan brasa sakit sengatan listrik.
Setelah itu peralatan sex yang terpasang pada para agen berhenti beroperasi. Petugas kemudian melepaskan alat sex tersebut bersama kabel-kabel yang terpasang pada tubuh mereka.
Ketiga agen pingsan usai kelelahan dan kesakitan yang bertubi-tubi menerpa tubuh mereka seharian.
Setelah dilepaskan pada kursi melahirkan jaman dulu, petugas medis mengangkat para agen pada tandu yang melayang lantaran dibawahnya ada alat khusus yang diatur melawan medan magnet.
Ketiganya lalu dibawa ke klinik emergency.
bersambung