Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Tiga Putri

Duapuluh Enam




Nessa bangun lebih pagi dari sebelumnya, senyum tipis melihat wajah ansel yang sedang tidur.

Diam-diam juga nessa membuka ponsel yang tergeletak di sampingnya, tatapannya tak berkedip sedikit pun saat melihat foto ansel dan anggit yang sedang bersetubuh dengan berbagai posisi di dapur.

Itu bearti setelah nessa tertidur anggit dan ansel diam-diam melakukannya di dapur, tanpa sepengetauannya. Nessa pun ikut memfoto dirinya sambil menujukan tubuhnya setengah telanjangan dengan daster tersingkap.

Nessa pun keluar kamar melakukan kegiatanan sehari-hari seperti biasanya.

“jamm sepuluh, nggghh” gumamnya melihat jam di ponselnya, dan saat di buka, ansel terkejut melihat ada foto nessa berpose seperti itu.

“udah bangun, kecapean yah?” ledek nessa yang sedang mengelap meja makan,

“hehhee” ansel hanya tertawa pelan berjalan di belakangnya, dan langsung meremas kedua buah dadanya. Nessa memakai tangtop putih, tentunya dengan bra,.

“ihh,, anggit liat loh” bisiknya tanpa men stop remasan ansel.

“biarin, anggit izinin kok” jawab ansel memasukan tangannya dari bawah tangtopnya.

“uuhhhh,,, nanti aja ah, hari ini kita ke rumah madam erna lagi” potong nessa melepaskan remasan tangan ansel.

“ngapain lagi?”

“ada yang di omongin, jadinya harus ikut”

“uhhmm, paling soal taruhan kemarin yah?” angguknya pelan,

“okeh, anggit kemana?”

“anggit di ajak cecil jalan-jalan naik motor gedenya, nanti sore kemungkinan pulang” jelas nessa. Ansel sedikit membayangkan cecil tak pakaian dalam saat memakai setelan ridernya,

“eitzzz mau apa? “ cegah nessa saat ansel kembali mencoba mendekat.

“Bukannya udah di kasih jatah sama anggit semalam? “lanjunya menyilangkan tangan. Itu membuat buah dada nessa semakin menonjol.

“hee?”

“gak usah pura-pura kaget, tadi gak sengaja liat ponsel kamu, “ senyumnya menepuk pundak ansel,

“ohh, itu.. fotonya juga bagus” balas ansel tertawa geli, ia juga melihat foto tante nessa di ponselnya.

“ya dong, masih langsing kan? “ sahut nessa dengan senyum genit meninggalkan ansel yang masih berdiri di dapur.

Satu jam kemudian, ansel sudah berpenampilan rapih. Kali ini memakai celana panjang, dan kemeja. Karena ini permintaan madam erna. ansel tak banyak komentar menuruti apa yang ia minta

Nessa pun demikian, penampilanya lebih feminim, karena memakai rok kali ini. penampilannya sanget berbeda. Membuat sedikit ansel kagum. Karena nessa memang cocok memakai rok.

“kenapa liatin terus? Aneh gituu pakai rok?”

“atau jangan-jangan” ucap nessa seolah tau apa yang di otak ansel sekarang.

“cantik, lebih feminim” jawab ansel,wajah nessa langsung memerah mendengar ucapan ansel, tanganya pun berusaha memegang bongkahan pantat nessa, tapi tangannya di tepis.

“kalau anggit?”

“sama kok, bedanya satu bukit satunya udah gunung” balas ansel langsung menampar pantatnya dan bergegas mengeluarkan mobil dari gudang. nessa hanya menyeringai melangkah keluar rumah menyusul ansel.

Tepat jam satu siang, ansel dan nessa sudah sampai, pintunya depan agak terbuka, jadi tak perlu repot-repot mengetuknya. sebelum masuk, ansel dan nessa saling merapihkan pakaiannya. karena kemungkinan akan ada makan bersama.

“madaammm, selamat siang” panggil nessa dari luar.

“masuuk,” suaranya menggema dari dalam sampai depan pintu/

Madam erna turun dari lantai atas, tampilannya berbeda, kali ini lebih tak terbuka seperti kemarin. Ia memakai jumpsuit, tetapi tetap saja bulatan buah dadanya terasa menggoda.

“kita bicara di belakang” ajaknya ke belakang rumah, tepatnya di dekat kolam renang, dan di sekitarnya banyak pepohoan rindang.

“kalian tau kenapa saya panggil?” tanyanya dengan raut wajah tak seperti biasanya.

“tau kok, soal kemarin, “ jawab ansel dengan percaya diri. Madam erna langsung tersenyum sinis melihat ansel.

“bukan itu, haaaa" lengunhan nafasnya panjang..

“saya mau tanya, darimana kamu dapat kalung ini” tanyanya menunjukan kalung yang biasa ansel.

“kalung?” ansel langsung memeriksa lehernya dan benar kalung yang dari kecil tak ada di lehernya. Dan kini ada di depan matanya.

“itu kalung dari ansel kecil,” dengan sigap ansel langsung mengambilnya memakainya.

“oh ya?”

“iah, kalung itu udah nempel dari ansel bayi,” jawabnya.

“apa kamu dari panti asuhan?” ansel terdiam sejenak, dan mengangguk, nessa terdiam tak bisa berkata apa-apa.

“apa kamu di adopsi di usia empat tahunan? Dan hampir buat kebakaran di panti asuhan?” ansel langsung terdiam dan terkejut. Ucapan madam benar.

“tapi.. tapi madam tau darimana?” wajahnya begitu terkejut..

“ternyata benar, kalung itu, gak salah, kamu orangnya, dua fakta yang kamu sebutkan kamu adalah orangnya!!” ucapnya menjadi terharu, madam erna berdiri dan memeluk ansel.

“akhirnya puluhan tahun akhirnya-akhirnya” ucapnya benar-benar terharu, hal itu membuat ansel bingung, dan nessa pun juga.

“maksudnya madam?”

“kalau begitu, biar saya jelaskan ke kamu,” madam setengah berlari ke kamarnya dan mengambil sesuatu.

“pertama ini akte lahir kamu, dengan nama Nelson michel wijaya”

“ini orang tua kamu, dan ini foto kamu masih umur satu minggu,” ansel melihat kalungnya benar-benar sama yang ia pakai.

“dan untuk buktikan coba kalung kamu arahin ke matahari, bakal ada huruf N, “

“itu awal nama kamu,” ansel penasaran langsung menerawangnya ke matahari, dan benar ada huruf N di dalamnya.

“tapi ansel gak punya orang tua, jangan bilang madam orang tua ansel?” ucap ansel dengan tatapan tajam,

“haaa~~~"

"Orang tua kamu meninggal karena kecelakaan, dan kemudian kamu dititipin ke panti asuhan”

“suami saya, yang menyenbuyikannya di sana”.

“kenapa?”

“karena..”

“KENAPA madam dan suami madam masukin ansel ke panti asuhaan???” nada ansel mulai meninggi.

“itu sangat panjang ceritanya,”

“Tapi kenapaaa...”

“Kenapa biarin ansel di adopsti di umur empat tahun???, apa karena hampir bakar panti ???’” madam terdiam sejenak, tak tahu harus memulainya darimana.

“madam tau??”

“Umur enam tahun, ansel di didik jadi kurir narkoba,!!!”

“delapan tahun ansel ketauan, jadi kurir, dan suruh menunjukan lokasi bandar, dan akhirnya ansel di bebasin karena masih di bawah umur”

“umur dua belas tahun!!, ansel jadi kurir narkoba lagi,!!!”

“umur enam belas tahun, ansel kasih info ke polisi, dan masuk ke tahanan anak, karena bunuh itu bandar,”

“setelah satu tahun bebas dari penjara. selama enam tahun, ansel makan nasi bekas, lebih mirip hewan di jalan, di kasih makan seadanya!!” matanya memerah.

“ umur dua puluh tahun, cari kerjaan, dan dapat tawaran jadi pelayan sebuah bar”

“pemilik bar, mulai suka sama ansel, karena tubuh ansel tinggi, dan proposional dari cowok asia kebanyakan”

“dan umur segitu ansel pertama kalinya namanya making love,”

“umur dua puluh dua, ansel terima tawaran jadi gigolo, karena duitnya gede,”

“Madam tau?”

“mulai dari sana, ansel merasa bukan jadi diri sendiri, ansel lakuin yang ansel suka, karena duit dari harus bayaran itu”

“Dan terkahir umur dua puluh tiga sampai sekarang, ansel jadi hadiah arisan tante-tante orang kaya”

“madam gak tau apa yang ansel rasain selama itu.. rasa sakitt!!, tumbuh dari anak-anak sampai sekarang, tak seperti anak yang hidup layak!”

“haaaa/... haaaaa.. haaa” ucapan ansel membuat suasana menjadi hening, secara gak langsung ansel mengeluarkan unek-uneknya selama ini. tapi nafasnya menjadi pendek sekarang. Emosinya tak terkontrol sekarang, membuat asma menjadi kumat lagi.

“ma,, dam.. haaaaaa’ nafasnya benar-benar pendek, ansel yang tadi berdiri duduk sambil memegang dadanya. Pandangnya seketika menjadi buram,

***

Ansel pingsan seketika, madam erna langsung masuk kedalam mengambil nebulizer yang ia milik untuk ansel,

“pegangin nessa,” pinta madam langsung pasang nebulizernya, nafas ansel yang pendek kembali normal sekarang.

“haaa,... pasti menderita banget selama ini” elusan tangan pipi ansel yang masih pingsan.

“jadi, ansel orang yang madam cari selama ini?” angguknya pelan sambil tersenyum tipis. Mengelus terus wajah ansel yang belum sadar dari pingsannya.

"kamu tau kalau selama ini saya mencari seseorang"

"maaf madam, itu gak sengaja pas pertama pindah kesini, maaf" ucap nessa menundukan kepalanya.

"sudah lupakan, sekaarng bantu saya bawa ansel ke dalam" angguk nessa.

Dengan susah payah, nessa dan madam erna memindahkan ansel ke kamar cecil yang tak jauh dari kolam renang.

Hampir lima belas menit, ansel mulai tersadar. Matanya menerawang sekitarnya, dan langsung bangun. Perlahan ansel menarik nafasna dalam-dalam.

“apa tadi mimpi?” gumamnya mengingat kerjadian tadi, ia berjalan keluar kamar, dan tak sengaja melihat madam erna dan nessa sedang mengobrol di tempat yang sama.

“ansel, kamu udah baikan?” tanya nessa dengan raut wajah yang khwatir. Ansel hanya mengangguk pelan, emosinya kini lebih tenang.

“kamu pulang aja istirahat, lain waktu nanti lanjut” senyum madam.

“gak usah, ansel mau tau kenapa orang tua ansel meninggal, dan madam siapanya dari orang tua ansel” ucapnya dengan yakin.

“ansel udah baikan kok, jadi gak usah kwahtir” lanjutnya duduk di antara mereka berdua. Madam erna terdiam sejenak.

“kamu benar-benar mirip dengan mama kamu, keras kepala dan penasaran sampai di jelaskan detail” tawanya pelan.

“kalau begitu saya ceritain,”

“orang tua kamu meninggal karena kecelakaan mobil, tapi itu kecelakaan yang di buat orang saudara papa kamu sendiri, yang tak lain adalah adiknya” ansel dengan serius mendengarnya.

“kenapa dia tega lakuin itu?”

“karena, papa dan mama kamu mempunyai bayi lelaki, yang di harapkan kakekmu, otomatis papa kamu menjadi ahli warisnya”

“tetapi, adik papa tidak senang karena terlalu membanggakan papa kamu, padahal ia sendiri sebentar lagi mempunya bayi lelaki, tapi kakek kamu lebih suka cucu nya dari papa kamu”

“terus?”

“mereka menyabotasi rem mobil saat perjalan pulang ke rumah sakit, saat itu bersama suami saya, sang sopir dan merasakan hal yang aneh, ternyata rem nya blong, dan gas yang terus tertekan.

“orang tua kamu menitipkan kamu,dengan suami saya, yang berencana mencemburkan mobil ke dalam sungai” madam erna langsung kasih selembar koran yang berisi insiden tersebut.

“orang tua kamu meninggal, karena tenggelam dan terjebak dalam mobil, pintunya tak bisa di buka,”

“bearti suami madam?”

“dia selamat bersama sopir, pintunya tak macet saat mobil terjun ke sungai, dan berhasil membawa kamu ke tempat aman.”

"tapi saat suami saya, dan sopir berusaha menyelamatkan papa dan mama kamu, semua sudah terlambat, mobil hampir masuk ke dasar sungai."

"andai tak ada sungai, semua yang ada di mobil kemungkinan sudah meninggal sekarang" lenguh nafasnya dalam-dalam.

“setelah itu, kami merasakan tak aman, kami menitipkan kamu ke panti asuhan, karena orang suruhan adik papa kamu mencari kamu”

“tak hanya kamu, tetapi suami madam juga terlibat, dan mengetahui semua kerjaan adik papa kamu, “

“suami madam, meninggal?” angguknya pelan.

“sebelum meninggal, suami saya mencari aset yang di tinggalkan orang tua kamu, dan berhasil ia dapatkan.”

“tapi mereka mengetahuinya, dan mengambil alih satu persatu,”

“ada alasan kenapa kamu di biarkan di adopsi oleh orang yang sebenarnya memang bandar narkoba,?”

“kenapa?”

“karena agar kamu aman, mereka tau kamu ada di panti asuhan ini, mau tak mau kepala panti dan madam merelakan kamu di adopsi,”

“dan sebenarnya mereka yang sengaja membuat panti kebakaran, saat kamu bermain korek api di tong sampah.”

“haaaaaa, ” matanya terpejam sejenak dengan lenguh nafas yang panjang.

“setelah itu, mereka tak menemukan kamu disana, dan mencabut donasi yang selalu orang tua kamu beri setiap bulan,”

“panti asuhan semakin kekurangan uang, makanan, dan lain-lain, terpaksa kepala panti, merelakan panti asuhanya di gusur,”

“sesuai dengan aset yang di tinggal orang tua kamu, kami pindah ke kalimantan, mengajak semua anak panti yang mau ikut, karena sebagian pindah ke panti asuhan lainnya.

“jadi orang-orang di desa itu??”

“benar, itu semua anak panti asuhan, dan termasuk pengurus panti asuhan yang ikut, totalnya dua puluh orang, termasuk nessa, dan paling kecil anggit”

“kamu tau, desa itu satu-satunya yang tak bisa di sentuh mereka, karena sebelumnya PT tambang punya papa kamu, di ambil paksa, memecat karyawan tak senang keputusan adik papa kamu.”

“dan mereka semua membawa semua kendaaran untuk di titipan disini untuk membangun tempat hunian yang layak"

"tapi sayang, mereka semua mengkhianati saya, mereka memilih bekerja lagi ke adik papa kamu,"

"dan sebenarnya rumah ini adalah villa keluarga kamu " lanjutnya sambil menyeka air matanya yang menetes sedikit.

“dan satu lagi, madam adalah adik dari mama kamu, yang tak lain adalah bibi kamu” senyumnya.

“bibi?”

“iah, harusnya kamu panggil saya bibi, “ senyumnya.

“haahhhaaa, gilaa... gilaaa... “ gumamnya merasakan pusing, ia tak percaya akan hal ini,

"penyakit asma pun genetik dari mama kamu, dan saya juga" jelasnya lagi, menjelaskan kenapa ansel mempunyai penyakit asma.

“lebih baik sekarang kamu pulang, kondisi kamu kurang sehat sekarang, takutnya penyakit asma kamu kambuh karena hal ini" lanjut madam memilih menyudahinya.

“kita bicarakan selanjutnya, yang terpenting kamu udah tau yang sebenarnya” madam erna pun berdiri memeluk erat ansel..

Ansel tak berbicara sepatah kata pun setelah itu,

***

“yuk pulang” ajak nessa saat melihat ansel melamun, ansel mengangguk. Pikiran kembali terbayang semua ucapan madam erna, yang tak lain sekarang adalah bibi nya sendiri. Ansel belum percaya seratus persen,

"kamu masih belum percaya semuanya?" angguk ansel.

“kamu mau tau?? anggit bukan anak aku kok” ucap nessa saat mobil sudah keluar dari rumah madam erna, dan berjalan beberapa meter. Ansel langsung menoleh kearahnya dengan tatapan penasaran.

“saat pindah kesini, anggit masih kecil, aku meminta ke madam untuk merawatnya,”

“anggit sendiri di temuin di tong sampah tak jauh dari panti asuhan yang sudah roboh, kondisi saat itu kedinginan dan kelaparan” senyumnya,

“anggit gak tau hal itu?”

“ngak, pasti ini menyakitkan buatnya, jadi kamu jangan bilang yah” ansel langsung menghentikan mobilnya.

“haaaa...”

"ansel benar-benar bingung, " gumamnya.

“ansel sayang kalian berdua, apa salah?” tanyanya tiba-tiba.

“ngak kok, selama kamu sama anggit juga saling menyayangi juga.”

“aku gak masalah, anggit juga bilang begitu kan?” ansel menghela nafas panjang. Tiba-tiba nessa langsung mencium bibir ansel pelan.

“ha.. ha.. hahahaahaa” ansel tertawa lepas sambil menutup wajahnya dengan dua tangannya.

“ini gila,,, beneran gilaaa” racaunya.

“kenapa?”

“ansel lakuin itu ke orang panti yang ansel tinggalin dulu, termasuk udah lakuin ke madam erna, yang tak lain sekarang, bibi ansel” gumanya menatap ke arah nessa.

“mereka juga menikmatinya kok, jadi gak usah merasa bersalah, “ nessa mencoba menenangkan ansel dengan memegang kedua pipinya,

“aku sayang kamu” ucap nessa, mencium bibirnya lagi, tapi kali ini lebih lama, sampai tangan ansel memeluk pinggangnya. Dan tangan nessa merangkul leher ansel. Tak lama ansel menarik tubuh nessa ke pangkuannya. ansel memeluknya erat sampai beberapa menit, ia melakukannya sampai emosinya stabil berusaha bersikap biasanya mungkin.

“uhhmm,,,” desah nessa merasakan remasan di pantatnya.

“katanya pusing,” ledek nessa.

“hehehe, udah gak pusing” tangan ansel meremas buah dadanya dari depan,

“nggghhh, bentar” nessa melepaskan kaitan branya tanpa membuka bajunya,

“ini yang kamu mau kan?” senyumnya menunjuka bra yang sudah terlepas. Ansel langsung melumat buah dada nessa dari luar bajunya.

“ssssshhhhhhh” desah pelannya menikmati setiap lumatan ansel.

“kamu mau sekarang?” tanya manja nessa meremas penis ansel dari celana panjangnya.

“hmm, boleh di mobil?” angguknya, nessa pun kembali ke joknya, ia membuka perlahan celana panjang ansel sampai lutut, di kocoknya perlahan sambil di lumatnya. Tak tinggal diam, tangan ansel pun ikut mengelus vagina dari luar celana dalam dengan mudah,

“nggghh,, aahhh udha basah” desis nessa menghentikan lumatanya,, dan membuka celana dalamnya.

“ini liat” tunjuknya, merangkak ke pangkuan ansel, tapi sambil menepatkan kepala penisnya ke vaginanya.

“uh..,, masih kayak perawan, sempit” goda ansel merasakan kepala penisnya agak susah masuk.

“kontol kamu kegedean beb” ucap nessa terus menekan pinggulnya kebawah.

“aaaggghhhhhhh” jerit panjangnya saat penis ansel sudah setengah.

“anggit aja muatt kok” ansel menyingkap bajunya untuk melumat buah dadanya. Membantu vagina nessa agak semakin basah,

Hal itu membantu, penis ansel yang berhenti setengahnya mulai perlahan masuk lagi, centi demi centi masuk, membuat nessa meringis, dan mendongakan kepalanya. Ansel tau ini karena kurangnya foreplay kepada nessa. tapi tak masalah untuk sekarang bisa melupakan sejenak apa yang terjadi di madam erna.

“di rumah lebih enak beb” ucap ansel.

“hihi. Udah terlanjur, gngggghhhh” hentakan agak kasar pinggul nessa membuat penis ansel masuk seutuhnya.

“haaa.. hhaaaa” lengu nafasnya lega setelah penis ansel masuk semua.. Ness la merasakan kepala penisnya tepat di bawah perutnya. Yang jelas ini lebih besar dan panjang dari pada timun.

“enakan timun apa iini?” goda ansel meremas memilin putingnya.

“ini dong.. Terus enakan mana serabi aku sama anggit? “

“sama-sama jepit.. Paling beda di durasi” bisik ansel memeluk tubuh nessa. Tanganya mengelus pungungnya dan meremas bongkahan pantatnya yang lebih bulat di banding anggit.

“Ohh.. Baiklah.. Sekarang berangkat.. “

“kalau aku keluar sebelum sampai rumah, kamu boleh crotin di dalam” tantangnya dengan raut wajah menggoda.

“Nanti hamil? “

“gak masalah, kamu kan papanya nanti” senyumnya.

“kalau gak berhasil?” tanya ansel.

“yah.. Cari waktu berdua lagi dan sudahi sampai disitu” nessa menjulurkan lidahnya.

“okeh.. “ nessa megangguk langsung menaik turunkan pinggulnya dengan bersamaan mobil berjalan pelan.

Ansel tak tahu kalau sekitar sepuluh menit lagi mereka akan sampai di rumah.

“Ahh... Janda memang liar” goda ansel, sesekali ia pun menghentakan pinggulnya ke atas.

“Issh.. Ahh.. Aku gak janda yah.. Uhhh”.

“hehe.. Seenggaknya udah nikah kan? “

“siapa bilang, aku rawat anggit belum tentut aku nikahh ngggghhhhhhh” desahnya sedikit menahan klimaks.

“ouh.. Terus di bobol. Siapa? “ ansel memperlambat laju mobilnya. Tanganya memegang pinggang nessa. Dan dengan cepat ia menghentakan pinggulnya cepat.

“aahh aahh ahh... Ahhh“

“sama timunnnnnn uhhhhh aahhh.. Sial.. Aahh jangan gituuh uhhh.. “ racaunya, ansel bisa melihat dengan jelas, raut wajah nessa menahan klimaks.

“ohh gitu.. “ ansel kembali memegang stir, membiar kan nessa melanjutkannya. Tapi nessa terdiam.

“kenapa? Takut klimaks? “ ledek ansel, ia pum memaju mundurkan pinggulnya.

“ Ngghhnghhh “ dan benar nessa tak menggerakan pinggulnya karena menahan klimaks. Mobil sudah memasuki desa.

“hehee.. Aku menang? “ nessa terdiam sejenak. Dan mengangguk.

“tapi aku mau pipisnya dah sampai rumah” bisiknya., ansel pun menambah kecepatan mobilnya.

“disini ajah,aku mau pipisnya” pinta nessa pas mobil masuk halaman rumah. Ansel pun merebahkan jok nya.

“ aku yang gerak sayang” ucapnya dengan wajah hornynya. Nessa pun mengikat rambutnya samil memaju mundurkan pinggulnya.

“ouhh yeahh” racau ansel merasakan penisnya berputar-putar.

“aggggggghhhhhhhhhh” desah panjang nessa menekan pinggul dalam-dalam, tuubuhnya beberapa kali bergetar, pertanda ia sudah klimaks. Tak lama nessa merebahkan tubuhnya di atas ansel, dengan penuh kehangatan ansel memeluknya dengan erat.

Bersambung....

#Note, update dikit ya hu..... terima kasih, semoga terhibur.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd