Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Tiga Putri

Duapuluh Dua




Sejak malam itu, kondisi ansel mulai membaik. Tetapi tidak untuk asma nya, yang sering muncul tiap malam.

Dan sekarang sudah tiga hari berlalu, asmanya tak seburuk hari-hari kemarin, walau kambuh tapi tak berangsur lama, ini di karenakan rebusan jahe yang ansel terus ia minum dan juga dekapan kedua wanita.

“kalau malam ini masih sesak, besok tante cari obat lain ya” ucap tante nessa selesai menyiapkan rebusan jahe terakhir, semua jahe sudah habis di pakai untuk ansel.

Ansel mengangguk mengiakan, karena tante dan anggit benar-benar peduli dengan dirinya sekarang. Tak di pungkiri ansel menyukai juga tante nessa, atau bisa di bilang ansel menyukai tante nessa dan juga anggit.

“lo tuh yah, lagi sakit masih mikirin mobil teruss” omel anggit pas ansel keluar dari gudang.

“hehee, gak sabar gue mau cobain,”

“emang udah bisa?” angguk yakin ansel, menjelaskan saat menyalakan mesin tak terlalu susah di awal, pertanda mendekati mobil bisa jalan.

“mama lo kemana?” tanya ansel melihat rumah agak sepi,

“ke rumah depan, minta obat buat lo” jawab anggit kembali masuk ke dalam melanjutkan menjemur pakaian, kali ini dengan senang hati anggit menyuci pakaian ansel sampai ansel sembuh. Setelah itu ansel kembali mencuci pakaiannya sendiri.

“brrruuummmmmmm” suara motor gede sejenis motor CBR tepat berhenti di depan rumah. Tante nessa turun dari motor dan orang itu langsung pergi lagi.

“hei kamu kok di sini ansel?” tanya tante nessa,

“anu tadi dari gudang mau cek kondisi mobil ajah hehe”

“tante darimana?”

“oh ini, minta obat ke rumah depan, buat kamu,” tante nessa langsung kasih bungkusan kecil, ansel yang penasaran langsung membukanya.

“ini apaa tante?”

“itu apa ya tadi namanya, pokoknya itu buat bantu pas asma kamu kambuh pakai gituan katanya”jelas tante.

“ohh nebulizer inhale, “

“nanti kamu pakai kamu sesak nafas, jadinya gak usah di kekepin lagi yah” senyum tante nessa, mengungkit kejadian beberapa hari yang lalu.

“hehe, padahal itu lebih mujarap dari alat ini tante”

“husss,” desis tante nessa tertawa malu kembali mengingat hari itu.

“oh ia, tadi yang naik motor siapa tante?” ansel penasaran orang yang membonceng ansel, perawakannya tak seperti pria melainkan cewek.

“tadi? Anaknya yang rumah depan, “

“ Cewek tante?” angguk tante nessa

“kenapa mau?” Sambung tante nessa mengerutkan dahinya.

“hehhe ngak lah.. Kan udah ada anggit.. Sama tante” tante nessa tetawa geli mendengar ucapan ansel, sekaligus wajahnya ikut memerah. Dan langsung masuk ke dalam membantu anggit yang sedang menjempur pakaian,

Saat makan malam tiba, tante nessa memberitahukan ke ansel soal alat bantu pernafasannya yang di dapat tak segampang itu.

Tante nessa harus memberitahukan siapa ansel berasal, dan secara jujur memberi tahu ansel bakal tinggal di desa entah sampai kapan,

“kamu harus keluar dari desa ini setelah sembuh” jelas tante nessa menarik anfas dalam-dalam.

“tapi kenapa?”

“madam erna memang begitu orangnya, setelah kehilangan suaminya, dia seperti antipati sama namanya laki-laki”

“trauma gitu?”

“ini sudah terjadi sudah lama, sebelum anggit lahir, semua yang desa ini punya pilihan, ada seseorang lelaki tinggal di sini, harus lapor ke madam erna”

“awalnya berjalan lancar, sampai seminggu, para lelaki itu seolah kabur, setelah bertemu mdam erna” jelas tante nessa.

“tante rasa, madam erna melakukannya sama seperti ke kamu,”

“tante gak jelasin soal apa yang ansel kerjain selama ini ke madam erna itu?” potong ansel dengan raut wajah serius, baginya ini benar-benar terlalu kejam, membiar kan semua wanita ini bekerja seperti lelaki, padahal karena dirinya lelaki disini tak bisa tinggal di desa.

“belum, tante takut, untuk minta obat aja udah bersyukur di kasih” senyum lirihnya, anggit pun tak bisa berkata apa-apa.

“ansel bakalan ketemu si madam, ansel yang bakal jelasin,”

“percuma ansel, dia tak akan dengar dari suara lelaki”

“ansel tetap mau kesana nanti, ini bukan demi tante dan anggit, tapi sekarang demi semua yang tinggal di desa” suara tegas ansel membuat tante nessa dan anggit terdiam. Tak lama asma ansel kembali kambuh, dengan cepat ansel memasangkan nebulizerya.

***

Berkat nebulizer yang di berikan tante nessa ansel bisa tidur tanpa harus di apit oleh tante nessa adan anggit. Tapi ada pikiran yang menganggunya yaitu

Sebelum terlelap ansel merasakan satu langkah keluar kamar, ia mengintip ternyata anggit berjalan kearahnya dan memeluknya kencang,

“gue gak mau lo keluar dari sini” bisiknya pelan, ansel pura-pura tak mendengarnya, ia hanya memeluknya erat.

“hmm lo belum tidur?” anggit mendongakan kepalanya,

“belum, masih kepikiran soal tadi, sama kayak lo, gue gak mau tinggalin desa ini” ansel langsung membuka kancing baju tidurnya satu persatu, merebahkan dan langsung melumat dari bibir sampai buah dadanya.

“ihh mama lagi di luar kamar” bisik anggit, ansel hanya tersenyum melebarkan selimutnya menutupi seluruh tubuhnya, menyisakan kepalanya.

“kalau gini gak curiga kan?” ansel menyinkap celana kolornya dan juga anggit, kini anggit telanjang bulat di dalam selimut. Saling mengesek satu salam lain.

“uhhmm,, “ desis anggit posisi terlentang pasrah saat penis ansel mulai masuk perlahahan, setelah itu ansel langsung menggerakan pinggulnya perlahan.

“uhhhhh” kedua kaki anggit kini melingkar erat di pinggangnya, tak lama ansel menghetikan gerakan pinggulnya saat mendengar suara langkah kaki masuk ke dalam kamar, dengan cepat ansel kembali menarik selimut yang tadi tersingkap.

“ssstt mama lo dateng” bisik ansel, sebelum tante nessa kembali ke kasurnya, ia melihat ansel dan anggit berpelukan,

Sekira aman, ansel memposisikan kembali tubuhnya seperti tadi, tepat menoleh ke kanan, ansel melihat tante nessa sedang duduk meperhatikannya dan anggit.

Hal yang tak terduka tante nessa mengisyaratkan untuk diam, ansel yang paham. langsung membuka selimutnya. Menunjukan anggit yang sudah siap di goyang perlahan.

“aman kok, mama lo dah bobo” bisik ansel, anggti benar-benar tak mengetahui mamanya sedang menyaksikan dirinya sedang di goyang.

Diam-diam tante nessa membuka baju tidurnya dan menyingkap celananya juga untuk melakukan manstrubasi. Ansel melihatnya semakin mempercepat tempo gerakannya.

“nggggggghhhhhh” lenguh anggit merangkul leher ansel, pertanda anggit sudah klimaks.

“ehh ngapain,” protes anggit saat kedua matanya di tutup dengan baju tidurrnya,

“ssstt” anggit langsung posisi menungging kearah tante nessa yang lagi manstrubasi, tak pakai lama ansel kembali menggenjotnya perlahan,

Dari kejauhan tante nessa semakin cepat memainkan vaginanya, di ikuti desahan anggit yang sulit ia tahan karena dua tangannya sedang di pegang ansel ke belakang.

“sssttt mama lo nanti bangun” bisik ansel sambil terus mengoyangkan pinggulnya, anggit pun langsung mencoba menutup mulutnya dengan menggigit bibirnya.

Tubuh anggit kembali bergetar dan terus menahan desah klimaksnya, ansel kali ini terus mempecepatan gerakannya saat melihat tante nessa yang sedang memainkan buah dadanya sambil memainkan vaginanya bersamaan.

“ohhhhhh shiitttt, ohhhh dikit lagi” ansel mencabut penisnya, di lanjutkan dengan mengocok penisnya sendiri, dan terus memandang tante nessa.

“crrooottttttssss” semburan kencang langsung membasahi punggu anggit yang terlungkup lemas, tak lama suara erangan tertahan keluar dari tante nessa, ia pun klimaks dengan meregangkan kedua pahanya lebar-lebar.

“udahan ah” ucap anggit perlahan bangun dan membuka bajunya yang terikat di matanya, tante nessa yang sadar akan hal itu langsuung mengelap cairan putihnya dengan celana dalamnya dan dengan cepat merapihkan pakaian tidurnya.

“issh,, doyan banget nantangin orang” omelnya gemas sambil merapihkan pakaiannya.

“hehee, tapi enak kan?”

“enak sih enakk, tapii”

“kalau mama bangun gimana?” bisik anggit menoleh ke mamanya yang posisi tertidur.

“yah, siapa tau ikutan main” jawab ansel sekenannya, waktu yang besaamaan cubitan cukup keras langsung menyambar di pinggangnya. Ansel meringis kesakitan terkena cubitan anggit.

“iah ngak ngomong macem-macem lagi, tapi masa rela bagi-bagi?”

“ihh, rela aja, weeee “ jawab anggit sekenanya sambil menujulurkan lidahnya langsung merangkak ke samping mamanya untuk tidur. Ansel hanya tersenyum kecil mendengarnya, dan membayangkan bagaimana bisa main dengan mereka berdua, tapi tetap saja ansel tetap setia dengan anggit.

***

Nebulizer untuk asma ansel benar-benar membantu, kondisinya sudah kembali normal. tapi tetap saja obat asma uapkan ke nebulizer itu tak murah, keculai memang pemilik rumah depan itu mempunyai penyakit yang sama.

“selesaii, oli pun sudah di gantiii” secara teknis ansel sudah melakukan semuanya, sekarang giliran mencobanya.

“grek grekk” suara operan gigi yang kasar dan susah, tapi masih bisa untuk di gerakan.

“brrruummmmmmmmmmm”

“brrruuummmmmmm” senyum merekah ansel saat mobil mulai berjalan perlahan keluar gudang, hal itu di perhatikan tante nessa yang baru pulang dari kebun,

“tin tin” panggil ansel dengan klakson, tante nessa hanya tersenyum memperhatikan mobil keluar berjalan keluar rumah. Tetapi ada yang aneh knalpot terus mengeluarkan asap putih saat ansel menginjak gas.

“mau ke bengkel ini, gak bisa benerin disini” ansel tak yakin sepenuhnya mobilnya bisa berjalan lancar keluar desa.

“gimana?” tanya anggit berlari keluar rumah, setelah mendengar suara mobil.

“kayaknya gue harus ke bengkel mobil,”

“gue rasa bakalan turun mesin ini mobil, liat aja asep yang keluar dari knalpotnya,” tunjuk ansel.

“gue bakalin gunain duit gue buat benerin ini mobi” lanjut ansel pegang kedua bahu anggit, dengan wajah penuh keyakinan ansel menatap dalam-dalam.

“jadinya habis berapa?”

“entah, hehe, semoga cukup duit gue,” lanjut ansel elus pipinya,

“eheeemm” dehem tante nessa yang sejak tadi berdiri tak jauh dari mereka berdua, anggit pun langsung salah tingkah,

“kamu yakin kalau ke bengkeel bisa?” tanya tante nessa,

“pasti bisa, tapi sekarang masalah mobilnya bisa jalan gak sampai kota” jelas ansel.

“sekalian ansel mau temuin pemilik rumah itu, ansel mau jelasin” sambungnya dengan yakin, tante nessa dan anggit terdiam sejenak.

“demi kalian berdua, “ senyum ansel mendekati mereka berdua dan memeluknya. Reflek tante nessa dan anggit memeluknya bersamaan.

“kamu mau kapan kesana?” tanya tante nessa melepas pelukannya, di ikuti anggit menatap tajam kearah ansel.

“besok,” jawab ansel yakin.

“tante temenin yah,” ansel melirik sedikit kearah anggit, ia mengangguk menyetujui mamanya ikut kesana.

Ansel kembali memasukan mobil, tapi kali ini di depan rumah. Ia langsung membersihkan bagian dalam nya,

Di mulai dari jok, dashboard, stir, dan lainnya sampai benar-benar bersih untuk di pakai besok.

***

Tepat jam empat sore, Ansel dan tante ness bersiap untuk pergi ke rumah madam erna. Karena memang sebelum kesana harus menelpon madam erna menggunakan saluran telepon tante sri, karena hanya ia yang berhak memegangnya. karena bertemu madam erna, seperti ketemu orang penting yang mempunyai jabatan.

“Dia berkuasa ya tante disni, sampai orang-orang nurut sama dia? “ anael membuka pembicaraan saat mobil berjalan sangat pelan. Padahal ansel sudah menginjak gasnya sudah setengah hampir gas pol.

“hmm.. Gimana yah.. “

“bisa di bilang, madam erna orang yang nyelamatin kita semua, madam ajak kita tinggal disini dan sebagai gantinya harus hidup mandiri disini”. tante nessa menjelaskan secara singkat karena ia masih ragu menceritakannya,

“terus kenapa rumah dia gede sendirian? “ tanya ansel semakin penasaran.

“madam erna ikut pindah kesini, setelah suaminya meninggal, menjual hartanya membangun rumah disini, sekaligus melindungi orang yang tinggal disini dari para hidung belang.”

“ Termasuk lindungin dari ansel yah” potong ansel menghela nafas panjang, tante nessa hanya tersenyum geli melihat ekpresi ansel, yang secara gak langsung memang benar.

“Sebenarnya..... “ ucap tante nessa ragu.

“ansel janji gak bilang anggit”.

“issh bukan itu... “ tante nessa tau apa yang di pikiran ansel. Pasti memikirkan soal ucapan tante nessa malam itu.

“kamu tau gak sopir taksi yang antar kita malam itu?” ansel mengganguk.

“Paginya itu mobil ada di dalam rumah madam erna,” ucapnya pelan..

“Hee serius? “ angguk tante nessa.

“Kamu tau kenapa sebenarnya para pria disini gak ada?”.bisiknya perlahan seolah takut ada yang mendengar.

“Enggak”

“karena para pria harus minta izin tinggal terlebih dahulu ke madam erna”

“gampang kan minta izin doang? “ sambung ansel,

“Iah, Tapi sebenarnya.. Izinnya dengan cara memuaskan madam sampai ia puas.. “ Raut wajah ansel kaget di ikuti senyum lebarnya menoleh kearah tante nessa.

“Awalnya kayak kamu, pasti bisa dan hal yang gampang dan nikmat”

“tapi entah kenapa, mereka langsung kabur setelah seharian disana” ansel terdiam sejenak.

“Kabur gimana?”

“karena mereka gak bisa puasin madam erna, yang ada mereka seperti di perkosa”

“yang tante dengar, saat sang pria sudah tak kuat lagi memuaskan madam erna”

“Mereka di kasih pil untuk tetap ekresi sampai madam klimaks,, dan tak ada yang bisa puasin selain suaminya dulu” jelas tante nessa, ansel kali ini benar-benar terkejut mendengarnya,

“Tante ragu kamu bakal bisa, walau kamu sering main tapi ini beda” lanjut tante nessa dengan raut wajah yang kwahtir ke arah ansel.

“jadi ansel harus puasin madam erna? “ angguk pelan dengan senyum tipis tante nessa.

“Kalau gagal. Kamu harus tingalin desa ini” lanjutnya.

“Wahh gilaa kejam juga yah.. Tapi kalau ansl berhasil gimana? “

“Entah, yang jelas kamu boleh tinggal didesa dann.... “

“apa tante? “

“kamu jangan panggil tante, panggil nama aja” senyumnya lebar.

“umur kita beda gak terlalu jauh,” lanutnya senyum lebar,

“uhm okeh. .” balas senyum ansel tepat berhenti di depan gerbang rumah madam erna.

“Satu lagi ansel, “ ansel terdiam sejenak.

“aku berharap kamu berhasil, “ Kecupan hangat tante nessa mendarat di bibirnya. Ansel pun membalas memepetlan kepala tante nessa ke jok dan melumatnnya.

“stopp.. “ pinta tante nessa mendorong tubuh ansel menjauh.

“hehee reflek tante” jawab ansel cengengesan,

“Ansel bakalan usahain buat kalian beruda, ansel janji” ucap ansel sebelum turun dari mobil. Wajah tante nessa agak memerah dengar ucapan ansel. Dan memegang tangan tante nessa erat.


Bersambung.....

#Note, update dikit ya hu..... semoga berkenan..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd