Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Tiana Tirta [Season I - Selimut Merah] [Full Pic Mulustrasi]

Siapa gadis favoritmu?


  • Total voters
    231
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
waduh... mantap nih... ari vs tante evi...
mantap suhuuu... ditunggu updatenya
 
Bab 5 - Ayah Pujaan

Actor Cast:
Ari Susanto
Pak Cipto
Mutia Sekar Ningrum
Dimas
Yudhistira
Mirnawati
Rani Puspita Sari


[HIDE]
Trit di hapus karena yang like sampai ribuan tapi yang reply cuma segelintir orang aja.


Bersambung ke Bab 6 - Tiana Tirta Membara
sambungannya klik disini

[/HIDE]
 
Terakhir diubah:
Ari - Ria .. Satu Ibu Evi
Ari - Rani .. Satu Ayah Yudi

Kalo mereka berakhir trisam sepertinya seru juga .. asal jngan sampe bunting Aja .. hahaha
 
tambah seru nih... ternyata masih saudaraan pd.... sipppp sippp


semangat suhuuu....
thank utk updatenya
 
mantap suhu lanjutkann
Ari - Ria .. Satu Ibu Evi
Ari - Rani .. Satu Ayah Yudi
Kalo mereka berakhir trisam sepertinya seru juga .. asal jngan sampe bunting Aja .. hahaha
tambah seru nih... ternyata masih saudaraan pd.... sipppp sippp
semangat suhuuu....
thank utk updatenya
Kayak inception nih :adek:

Jangan cuma liatin picnya aja ya gan, pic itu hanya pemanis sebagai bumbu cerita, baca nya juga jangan lompat-lompat, baca dari awal Bab 1, bab 2, dst. Karena setiap bab itu berkaitan, dan ada kunci untuk menuju ke bab berikutnya.
 
Bab 5 - Ayah Pujaan

Actor Cast:
Ari Susanto
Pak Cipto
Mutia Sekar Ningrum
Dimas
Yudhistira
Mirnawati
Rani Puspita Sari




Pagi itu Ari sedang memegang dan mengotak-atik handphone barunya yang merupakan pemberian dari kekasihnya Ria. Ria sampai sekarang masih belum bisa dihubungi, Ari sudah berkali-kali mengirim pesan chat kepadanya untuk menanyakan kabarnya namun pesan itu tidak pernah terbalaskan. Kemudian dia mengirim pesan kepada Rani sahabatnya yang berbunyi, "Bagaimana Ran? Apakah Gita sampai sekarang masih marah sama kamu?" Tanya Ari. Ternyata pesannya juga tidak dibalas oleh Rani, Ari lalu merenung sambil menyirami tanaman di area taman kolam renang Tiana Tirta. "Aku memang salah, aku telah berhubungan seks dengan sahabatnya. Tapi..? Rani memang cantik, lebih cantik daripada Ria." Gumam Ari.


Sementara itu kegiatan pembangunan Tiana Tirta sudah di mulai, sebuah tanah kosong yang berada di samping Tiana Tirta sudah tampak di tempati oleh berbagai alat berat seperti traktor, besi beton dan lainnya. Tiba-tiba saja terdengar suara keras Mutia dari megafon yang terdapat di area kolam renang Tiana Tirta. "Kepada semua karyawan, di harap untuk kumpul di kantor segera..!!" Sahut Mutia lewat pengeras suara.


Seluruh karyawan Tiana Tirta termasuk juga Ari langsung menuju ke kantor. Di kantor, Pak Cipto sang pemilik Tiana Tirta sedang membuat pengumuman, "untuk 1 minggu ini segala aktivitas di kolam renang akan di liburkan, karena nanti siang mesin pile driver atau alat pancang untuk memasang pondasi akan datang dan alat itu akan menutupi sebagian besar jalan menuju kolam renang. Namun hal ini tidak berlaku bagi karyawan bagian penata ruang dan clean service, kalian akan tetap masuk seperti biasanya." Sahut Pak Cipto dan karyawan bagian kantin tampak gembira.


Kemudian pagi itu hampir semua karyawan Tiana Tirta telah meninggalkan tempat kerjanya kecuali Ari dan Dimas yang memang termasuk ke dalam bagian penata ruang dan cleaning service. Dimas terus saja mendumel, "Enak banget ya Ri bagian kantin itu, mereka bisa santai-santai di rumahnya selama 1 Minggu, sementara kita harus bersih-bersih disini." Sahut Dimas sambil memandangi kolam renang yang sepi tanpa penghuni. Ari yang duduk disampingnya itu lalu berdiri dan mengambil sapu untuk membersihkan daun-daun kering yang berguguran, "Kan kita memang berada di bagian cleaning service Mas, lagipula kamu harus bisa memasak untuk berada di bagian kantin Mas." Jawab Ari sambil menyapu dedaunan.


"Ah lebih baik pulang saja, daripada disini? Iya kan? Lagipula Bos juga sudah pulang. Nggak bakal ada yang tahu kok Ri." Ajak Dimas dengan wajah yang menyeringai. "Eh? Nggak boleh Mas, kita harus melakukan kewajiban kita. Nanti kalau Bos tahu aku bisa di pecat." Jawab Ari. "Alaah..!! Nggak mungkin di pecat Ri, lihat saja Tiana Tirta, sekarang Tiana Tirta akan menjadi semakin besar Ri, mau di bangun hotel, spa, cafe. Malah Tiana Tirta akan membutuhkan karyawan yang lebih banyak lagi." Sahut Dimas.


"Hmm, ya kalau kamu mau membolos, itu sih terserah kamu." Jawab Ari dengan jengkel. Dimas tersenyum senang, "oke deh kalau kamu memang nggak mau ikut. Aku duluan ya Ri, semoga kamu nanti bisa di naikin gajinya sama Bos karena kerajinan kamu, tapi gajinya di naikin ke atas pohon kelapa. Hahahaha." Sahut Dimas dengan tertawa terbahak-bahak. "Huu..!!" Balas Ari dengan jengkel sambil memperhatikan Dimas yang meninggalkan kolam renang Tiana Tirta.


Sementara itu pada waktu yang sama, di sebuah rumah ada sepasang orang laki-laki dan perempuan yang berumur setengah baya sedang mengobrol dengan serius. "Jadi dia akan melaporkan aku ke pengadilan Mir?" Tanya laki-laki tersebut. "Iya Yud, sepertinya Evi sudah mempunyai bukti-bukti yang kuat." Sahut wanita tersebut. "Ternyata selama ini dia masih mendendam saja, bukannya dia dulu sudah membuang bayinya dan melupakan kejadian yang dulu itu?" Sahut laki-laki yang sudah berumur 40 tahun itu namun penampilannya perlente.


"Iya Yud, tapi dia masih belum puas kalau belum melihatmu jatuh terpuruk." Jawab wanita yang mungkin berumur sekitar 35 tahunan itu. "Hmm, biarlah sudah, terserah dia mau berbuat apa, lebih baik aku mencari seorang pengacara yang bagus untuk menghadapinya." Sahut lelaki tersebut. "Oh iya? bagaimana kabarnya Rani? Sekolahnya bagaimana?" Tanya laki-laki tersebut. "Ah anakmu sekarang sudah menjadi seorang gadis Yud, dia sekarang sudah mulai pintar berdandan." Jawab wanita tersebut. "Hmm, hati-hatilah mengawasinya, sekarang itu zamannya sudah semakin bebas, apalagi nanti kalau Rani sudah mulai mengenal seorang lelaki, kamu harus mulai semakin ketat dalam mengawasinya." Sahut laki-laki tersebut.


Laki-laki itu adalah Pak Dokter Yudhistira alias Yudi dan wanita yang sedang berbicara dengannya adalah Mirna yang juga ibu kandung dari Rani sahabat Ria. Yudi dan Mirna ternyata masih menjalin hubungan mereka hingga saat ini, semenjak kejadian kehamilan Evi, Mirna diam-diam tetap menjalin hubungan dengan Yudi tanpa sepengetahuan Evi. Hal ini karena pada dasarnya Mirna adalah seorang yang haus akan seks dan dirinya menemukan lawan yang seimbang yaitu Yudi yang siap kapanpun untuk memberikan kepuasan kepadanya.


Rupanya Mirna cukup pintar dalam menyembunyikan perbuatannya itu dari sahabat dekatnya Evi. Selama bertahun-tahun Mirna menjalani hubungan bersama dengan Yudi, Mirna pun juga selalu rajin untuk meminum pil pencegah kehamilan supaya dirinya tidak menjadi hamil. Akan tetapi yang namanya manusia, pasti suatu saat akan lupa. Lima tahun semenjak kejadian sahabatnya Evi hamil, Mirna pun hamil pula gara-gara lupa meminum pil nya.


Namun Mirna tidak memberitahukan kehamilannya kepada Yudi, dia berniat untuk menyembunyikannya darinya dan membesarkan bayinya sendirian meskipun keluarganya menentangnya. Mirna rupanya lebih tegar dan kuat daripada Evi dalam menghadapi persoalan ini, meskipun keluarganya menentang dan ingin tahu siapa orang yang telah menghamilinya, Mirna tetap bungkam dan mengeraskan hatinya untuk memelihara calon bayinya.


Dia tidak ingin membuangnya seperti Evi, dan akhirnya keluarganya pun harus menyerah kepada kekerasan hati Mirna dan membiarkan saja Mirna untuk berbuat sesuka hatinya terhadap hidupnya. Lagipula pada saat itu Mirna sudah lulus sekolah dan sudah bekerja, jadi dia bertanggung jawab kepada dirinya sendiri, pikir orang tuanya.


Kemudian sahabatnya Evi mendengar tentang kabar kehamilan Mirna, Evi yang sudah mengetahui kalau sahabatnya itu adalah seorang yang haus seks seperti dirinya menjadi maklum, "mungkin Mirna kelupaan meminum pil kbnya." Pikir Evi yang menebak dengan tepat. Ketika Evi menanyakan tentang siapa ayah dari bayi yang dikandung oleh Mirna, Mirna pun tetap tidak mengungkapkannya. Malah Mirna menjadi terkejut melihat tubuh Evi yang tampaknya tengah hamil pula bahkan perutnya sudah sangat besar.


Kala itu memang Evi sedang mengandung putrinya yang kedua yaitu Ria Nagita, sedangkan Mirna masih hamil muda. "Wah kamu sudah hamil lagi ya Vi? Selamat ya? Kalau nggak salah perasaan baru kemarin deh kamu melahirkan Devi, eh sekarang sudah mau muncul lagi deh adiknya." Sahut Mirna dengan senang. "Ini yang doyan Papanya atau Mamanya nih?" Goda Mirna. "Ah kamu ini Mir, sepertinya kali ini kita akan melahirkan bareng-bareng ya?" Sahut Evi. "Iya Vi bareng, tapi bulannya beda. Soalnya kan perut kamu sudah seperti balon tuh, tinggal menunggu meletus. Hahaha." Jawab Mirna sambil bercanda.


Dua bulan kemudian Evi melahirkan putrinya yang kedua yaitu Ria Nagita Setyaningrum, Mirna pun melahirkan bayinya sekitar 3 bulan kemudian yang ternyata juga berjenis kelamin wanita. Mirna kemudian menamakan bayi tersebut Rani Puspita Sari yang kemudian menjadi sahabat akrab Ria Nagita dan bahkan sekarang Rani pun sekelas bersamanya di sekolah.


Lama-kelamaan Yudi akhirnya mengetahui kalau Mirna ternyata mempunyai seorang anak hasil dari hubungan mereka. Namun Yudi bersikap cuek saja, lagipula Mirna memang tidak mendesaknya untuk menikahinya. Lima tahun kemudian Yudi menemukan wanita pujaan hatinya, dan akhirnya Yudi pun menikah. Sedangkan Mirna yang telah mengetahui kalau Yudi telah memiliki seorang istri itu masih saja tetap menjalani hubungan gelap mereka.


Bahkan Yudi mengajaknya untuk bekerja di Rumah Sakit miliknya sebagai seorang perawat, dan Mirna sekolah kembali di Sekolah Akademi Keperawatan dengan di biayai oleh Yudi sampai Mirna lulus dan bekerja sebagai sebagai perawat di Rumah Sakit Yudi.


Sementara itu Yudi tetap belum merasa puas dengan rumah tangganya, dia sangat menginginkan kehadiran seorang anak wanita dari rahim istrinya yang sangat dicintainya. Ketika istrinya kemudian hamil, Yudi merasa sangat bahagia sekali. Namun kebahagiaan itu menjadi hilang tanpa bekas, karena istrinya ternyata melahirkan seorang bayi laki-laki yang kemudian di beri nama Jodi Setiawan. Yudi takut kalau dia mempunyai keturunan seorang laki-laki, maka laki-laki itu akan meneruskan jejaknya sebagai penggoda wanita.


Kemudian Yudi mulai menelusuri satu persatu wanita-wanita yang pernah di setubuhinya sampai hamil. Ada 3 orang wanita yang mempunyai anak hasil dari hubungan seks dengannya, dan semuanya melahirkan anak laki-laki. Hanya Mirna lah yang mempunyai seorang putri, namun Yudi sebenarnya merasa kurang yakin juga dengan Mirna, karena dia tahu kalau Mirna itu adalah wanita yang haus seks, bahkan Mirna sering mengajak temannya sesama perawat untuk berpesta seks bersama Yudi. Bisa jadi kalau putrinya Rani itu bukan hasil dari perbuatannya.


Akan tetapi lama-kelamaan Yudi sepertinya mulai mempercayai bahwa putri Mirna itu adalah anaknya juga. Dia mulai memberikan sejumlah uang kepada Mirna untuk biaya sekolah Rani putrinya. Selain itu dia pun diam-diam sering memperhatikan Rani saat hendak pergi ke sekolah, dan juga saat Rani sedang sakit, Yudi merawatnya dengan penuh kasih sayang dan Yudi semakin lama menjadi semakin mencintai putrinya itu. Yudi menjadi takut kalau Rani akan bertemu seorang lelaki penggoda seperti dirinya. Oleh karena itu dia selalu bilang kepada Mirna untuk mengawasi Rani lebih ketat lagi karena umurnya sudah semakin beranjak dewasa.


"Rani pulang jam berapa Mir?" Tanya Yudi sambil memandangi tubuh Mirna yang terlihat menggairahkan. Meskipun sekarang Mirna sudah berumur kepala empat dan tubuhnya sekarang menjadi sedikit agak gemuk, namun Yudi tetap saja menjadi terangsang kepadanya. "Sejam lagi mungkin dia baru pulang." Jawab Mirna. "Kalau begitu kita masih sempat dong?" Tanya Yudi sambil tersenyum penuh arti kepada Mirna. "Lagi kepengen ya Yud? Kita ke kamar saja yuk." Jawab Mirna dengan tersenyum pula.


Mirna langsung berjalan dengan cepat menuju ke kamarnya sementara Yudi mengikutinya dari belakang. "Aku sudah lama nggak main lagi sama kamu Mir, maaf ya." Sahut Yudi sambil melepaskan pakaiannya satu-persatu. "Nggak apa-apa kok Yud, aku tahu kalau kamu lagi banyak urusan. Katanya kamu jadi mau mengambil alih kolam renang Tiana Tirta?" Tanya Mirna diatas ranjang sambil melepaskan seluruh pakaiannya.


"Jadi Mir, cuma sepertinya untuk sekarang ini lebih baik aku stop dulu daripada nanti kena masalah yang dibuat oleh Evi." Sahut Yudi sambil berjalan mendekati Mirna dengan hanya memakai celana dalam saja dan membiarkan pintu kamar terbuka karena Yudi tahu kalau tidak ada siapa-siapa di rumah itu.


“Wah kalau begitu kolam renangnya Nina jadi milikmu dong?” sahut Mirna. Yudi tersenyum, “Doa kan saja Mir, sebenarnya aku tidak berniat untuk membelinya, tapi aku kasihan kepada Cipto yang sedang kesulitan uang saat ini.” Sahut Yudi. Yudi dan Cipto sebenarnya adalah sahabat akrab, apalagi dengan istrinya Nina yang dulu merupakan seorang perawat di Rumah Sakit milik Yudi.

add.jpg


adg.jpg


"Iya Yud, nanti bisa menimbulkan kecurigaan." Sahut Mirna sambil mengelus-elus kontol Yudi yang masih dilapisi oleh celana dalamnya. "Wah? Kontolmu sudah keras nih Yud? Hehehe." Sahut Mirna sambil menurunkan celana dalam Yudi. Yudi pun tersenyum sambil berkata, "sepertinya dia sudah kangen berat sama kamu Mir." Jawab Yudi sambil memperhatikan Mirna yang mulai menggenggam kontol Yudi dan mulai menjilati, mengemut dan juga menghisapnya.

bj.jpg


bj3.jpg


bj7.jpg


"Ogghh..!! Mir..!! Kamu memang luar biasa Mir, aku sudah nggak kuat lagi Mir. Ayo kita lakukan sekarang Mir." Sahut Yudi sambil merem melek merasakan kenikmatan yang dahsyat dari permainan blowjob Mirna yang sangat hebat. "Ya sudah kamu tiduran disini ya? Biar aku saja yang diatas." Jawab Mirna sambil tersenyum. Yudi kini terlentang di atas ranjang dengan Mirna yang menaiki tubuhnya. Mirna langsung mengarahkan kontol Yudi ke dalam memeknya yang sudah basah.


Memek Mirna memang cepat sekali menjadi basah, bahkan sepertinya memeknya selalu basah setiap saat karena Mirna memang seorang wanita yang selalu merasa kehausan akan seks. Dan hal ini sangat disukai oleh Yudi karena dirinya bisa melampiaskan nafsunya kapanpun dia mau kepada Mirna dan Mirna pun juga sangat senang. "Sleeebb..!! Oouwwhh..!! Kontolmu masih saja enak Yud..!! Sepertinya kontolmu semakin bertambah enak deh." Goda Mirna dengan tersenyum sambil mulai menggenjot kontol Yudi naik turun di atas tubuhnya.

ddb.jpg


ddbd.jpg


"Memekmu juga sangat enak Mir, setelah bertahun-tahun ternyata memekmu masih saja kencang Mir." Jawab Yudi sambil tersenyum. "Iya dong Yud, kan aku merawatnya." Sahut Mirna kembali sambil memutar pantatnya seperti gerakan Inul yang sedang bergoyang dangdut gaya ngebor. Setelah beberapa lama memijat kontol Yudi dengan memeknya, kini Mirna membalikkan tubuhnya membelakangi Yudi seakan-akan ingin menggoda Yudi dengan meperlihatkan pantatnya yang semok itu bergerak naik turun di atas tubuhnya untuk menggenjot batang kontol Yudi yang semakin keras. Yudi pun menjadi senang, tangannya kini mulai meremas pantat Mirna. "Kamu suka pantatku ya Yud? Hehehe." Tanya Mirna dengan tersenyum nakal. "Suka sekali Mir, aku tergila-gila dengan pantatmu, montok sekali." Jawab Yudi sambil membantu gerakan pantat Mirna yang naik turun untuk mengocok batang kontolnya keluar masuk liang persenggamaannya.

ddj3d.jpg


ddj3db.jpg


"Agghh..!! Sudah Mir, sudah cukup. Sekarang aku mau membuat kamu merasakan bagaimana hebatnya kontolku." Sahut Yudi sambil mendorong tubuh Mirna sehingga Mirna kini jatuh tengkurap di hadapannya. Mirna merasa sedikit kesal akan sikap Yudi yang agak kasar tersebut, akan tetapi kemudian rasa kesal itu berubah menjadi rasa nikmat yang luar biasa karena tiba-tiba saja Yudi memasukkan kontolnya kembali lagi ke dalam memek Mirna yang masih tengkurap dengan agak sedikit menungging. ""Sleeebb..!! Oouwwhh..!!! Sayang..!!" Desah Mirna yang merasa keenakan saat kontol Yudi mulai menggenjot memeknya dari arah belakang.

ddj5d.jpg


ddjb.jpg


Selama hampir setengah jam Yudi menggasak Mirna. Berbagai posisi telah di lakukan mereka berdua, hingga akhirnya posisi mereka kembali ke gaya paling sederhana yaitu posisi misionaris dengan Mirna terlentang sambil membuka kedua kakinya lebar-lebar sementara Yudi duduk sambil menggenjot kontolnya keluar-masuk liang memek Mirna. "Ogghh..!! Mir..!! Memekmu semakin bertambah peret saja Mir. Ogghh..!! Nikmat sekali Mir..!!" Sahut Yudi yang sepertinya sudah hampir mencapai puncak orgasmenya. Sementara itu Mirna pun sepertinya juga akan segera mencapai puncak orgasmenya. "Lebih cepat sedikit Yud..!! Aku..!! Aagghh..!! Creett..!! Creett..!! Creett..!!" Rupanya Mirna lah yang lebih dulu mencapai puncak orgasmenya.

ddk.jpg


ddkd.jpg


Yudi merasakan semprotan kecil cairan hangat yang membasahi kontolnya, "wah kamu nggak nungguin aku Mir." Sahut Yudi sambil mempercepat gerakan kontolnya keluar-masuk liang memek Mirna yang semakin licin karena cairan yang terus-menerus keluar. "Maaf Yud, soalnya aku sudah nggak tahan lagi Yud, kontolmu terlalu enak." Jawab Mirna sambil memegangi perutnya yang kini mulai terasa sakit karena kontol Yudi masuk terlalu dalam ke lubang memeknya. "Ya sudah, sebentar lagi sepertinya aku mau keluar juga Mir..!! Ogghh..!!" Sahut Yudi sambil mempercepat genjotannya. "Keluarin di dalam aja ya Yud..? Soalnya spreinya baru ku cuci nih." Sahut Mirna.

kd.jpg


Beberapa saat kemudian kontol Yudi mulai berdenyut-denyut dan akhirnya Yudi pun mencapai puncak kenikmatannya, "Ooghh..!! Croott..!! Croott..!! Croott..!!" Air peju Yudi langsung menyemprot keluar membasahi rahim Mirna. Lalu Yudi mencabut kontolnya dan langsung pergi ke kamar mandi meninggalkan Mirna yang masih mengangkang dengan memek yang penuh dengan air peju. Kemudian Mirna mendengar langkah kaki, dan dia terkejut.

md.jpg



Putrinya Rani sedang berdiri menatapnya dari seberang kamar yang tidak tertutup pintunya. "Eh? Rani? Kok kamu sudah pulang?" Tanya Mirna dengan gugup. Rani terkejut dan juga merasa heran melihat ibunya telanjang dan Rani semakin menjadi terkejut ketika melihat Pak Dokter Yudi yang keluar dari kamar mandi yang berada di dalam kamar Mamanya dengan telanjang bulat pula. Dengan tanpa berkata sepatah katapun, Rani langsung berbalik dan berlari menuju kamarnya lalu membanting pintunya.


"Wah kita ketahuan Yud..!!" Sahut Mirna sambil berdiri dan berjalan menuju ke kamar Mirna dengan kalut. Yudi pun merasa serba salah, seharusnya putrinya tidak melihat perbuatannya itu kepada Mamanya. Apalagi putrinya tidak mengetahui kalau dirinya sebenarnya adalah ayah kandungnya. Kemudian Yudi memakai pakaiannya dan menunggu Mirna dengan perasaan khawatir.


Mirna mengetuk pintu kamar Rani dan memanggilnya, namun Rani tidak menjawabnya. Lalu Mirna kembali lagi ke kamarnya untuk menemui Yudi. "Rani sepertinya marah Yud, tapi nanti pasti reda kok. Aku bisa mengatasinya, aku akan mencari-cari alasan tentang kejadian ini." Sahut Mirna sambil meraih sebuah sisir untuk membereskan rambutnya yang berantakan. "Eh? Kok kamu belum berpakaian sih?" Tanya Yudi dengan nada sedikit marah. "Eh? Iya ya?! Aku lupa Yud..!! Hehehehe. Soalnya tadi panik ditambah malu Yud. Jadinya spontan aja deh. Hehehe." Jawab Mirna sambil tertawa menyadari kesalahannya.

nd.jpg


Yudi menghela nafasnya, dia sebenarnya merasa malu dan juga marah kepada Mirna. Bisa-bisanya dia merasa tenang seperti itu saat putrinya sendiri memergokinya sedang telanjang bulat sehabis berhubungan seks dengannya. "Begini saja Mir, lebih baik kita beritahu dia yang sesungguhnya. Kita beritahu dia kalau aku sebenarnya adalah ayah kandungnya, itu supaya dia tahu kalau Mamanya tidak melakukan hubungan yang tidak sah." Sahut Yudi. "Aku takut akibat dari kejadian ini Rani bisa berbuat yang tidak-tidak, termasuk mencontoh apa yang baru saja kita lakukan." Sahut Yudi kembali dengan cemas. "Terserah kamu saja Yud." Jawab Mirna asal saja.


Sementara itu di dalam kamarnya, Rani merasa marah kepada Mamanya yang ternyata telah melakukan hal yang tidak pantas kepada Pak Dokter Yudi yang sangat di hormatinya. Pak Dokter Yudi memang sering berkunjung ke rumahnya, bahkan ketika dirinya sakit, Pak Dokter Yudi lah yang merawatnya dengan perasaan sayang seperti seorang ayah kepada putrinya. Hal ini lah yang membuat Rani telah menganggap Pak Dokter Yudi sebagai ayahnya sendiri meskipun dirinya tidak mengetahui kalau ternyata Pak Dokter Yudi adalah memang benar ayah kandungnya.


Kemudian terdengar pintu kamarnya diketuk dari luar, ada suara lelaki yang sudah dikenal oleh Rani. "Ran? Ini aku Pak Dokter, aku mau berbicara sesuatu kepadamu. Dibuka ya pintunya?" Sahut Yudi. Ternyata Rani menjadi agak lunak setelah mendengar suara laki-laki tersebut, Rani kemudian membuka pintu kamarnya dan membiarkan Yudi masuk ke kamarnya. "Begini Ran...," Sahut Yudi sambil duduk di atas ranjang Rani. "Sebenarnya aku.. aku ingin memberi-tahukan sesuatu." Sahut Yudi dengan terbata-bata. Rani memandangnya dengan heran, lalu Yudi melanjutkan kata-katanya, "sebenarnya kamu adalah putriku Ran, aku sudah menjalin hubungan dengan Mamamu sejak dulu kala." Sahut Yudi.


Mendadak Rani merasa kegirangan karena sebenarnya dia pun sudah lama mendambakan sosok seorang ayah yang tidak pernah dimilikinya, namun disamping itu dia juga bertanya-tanya kenapa baru sekarang Pak Dokter memberitahukan hal ini? Apakah karena dia tadi telah melihat Mamanya dan Pak Dokter telanjang bulat di kamar Mamanya?


"Maafkan aku Ran yang tidak bisa memberitahukan kepadamu hal ini sebelumnya. Kita tidak bisa bersama karena karena sebenarnya dulu aku sudah menikah dengan orang lain dan tidak ingin rumah tanggaku menjadi berantakan. Dan sekarang karena kamu sudah beranjak dewasa, maka ku pikir lebih baik kamu mengetahuinya." Sahut Yudi dengan perasaan bersalah. Rupanya Rani sedikit paham akan maksud dari ayahnya itu yang tidak ingin rumah tangganya berantakan, dirinya juga telah berbuat sesuatu yang telah merusak persahabatannya dengan Ria yaitu berhubungan seks dengan kekasihnya, Ari. Namun Rani sebenarnya tidak ingin merusak persahabatannya dengan Ria yang sudah dikenalnya sejak kecil, dan dia pun tidak ingin merusak rumah tangga ayahnya yang langgeng hingga sekarang.


Lagipula Rani memang telah mendambakan hadirnya sosok seorang ayah di kehidupannya. Oleh karena itu Rani hanya bisa diam saja saat ayahnya itu mengungkapkan perasaan bersalahnya kepadanya. "Maafkan aku Ran, sekarang kamu sudah tahu tentang keadaan yang sesungguhnya." Sahut Yudi yang kemudian di lanjutkan oleh Mirna yang berjalan masuk ke kamar Rani, "Semua itu benar Ran." Sahut Mirna. "Dia adalah Papamu..," lanjut Mirna dengan tersenyum.


Hati Rani melonjak kegirangan, Rani merasa telah mendapatkan sebuah hadiah yang sangat menggembirakan hatinya, yaitu dia telah mendapatkan seorang ayah yang telah di idam-idamkannya. Pak Dokter Yudi adalah seorang ayah pujaan baginya.


Apakah ini artinya bahwa Rani juga merupakan saudara Ari? ahh...!! makin rumit aja kayak benang kusut..!! pantengin terus di trit Tintaputih.

Bersambung ke Bab 6 - Tiana Tirta Membara
Ada apakah di Tiana Tirta yang membuat membara? apa kolam renang Tiana Tirta kebakaran? wkwkwkwk, stay tuned terus ya gan..!!
:mantap:
Benangnya makin seruh ne hu..
Ari vs tante EVI nya jadi kapan ini hu...
Biar makin hot hot gimana gitu..
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd